Anda di halaman 1dari 13

Critical book review CRITICAL BOOK REVIEW

MK. KETERAMPILAN PENDIDIKAN


KONSEP PAUD

PRODI S1 PGSD-FIP

Skor nilai :

PENDIDIKAN KARAKTER USIA DINI

Disusun Oleh :

Nama : Dinda Rezki Amalia Hasibuan

Nim : (1201111053)

Kelas : PGSD REG B 2020

Dosen Pengampu : Sri Nahyanti, S.Pd., M.Pd

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

OKTOBER 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga saya masih diberikan kesempatan dan kesehatan untuk dapat menyelesaikan
Critical Book Review ini Dengan demikian judul Pendidikan Karakter Anak Usia Dini”. Critical
Book Review ini saya buat guna memenuhi penyelesaian tugas pada mata kuliah
“Keterampilan Pendidikan Konsep Paud”, semoga Critical Book Review ini dapat menambah
wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca.

Dalam penulisan Critical Book Review ini, saya tentu saja tidak dapat
menyelesaikannya sendiri tanpa bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu, saya mengucapkan
terimakasih kepada:

1. Kedua orang tua saya yang selalu mendoakan

2. Kepada Ibu dosen pengampu, Sri Nahyanti, S.Pd., M.Pd

Saya menyadari bahwa Critical Book Review ini masih jauh dari kata sempurna
karena masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya dengan segala kerendahan hati
meminta maaf dan mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna perbaikan dan
penyempurnaan ke depannya.

Akhir kata saya mengucapkan selamat membaca dan semoga materi yang ada dalam
Critical Book Review yang berbentuk makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya
bagi para pembaca.

Medan, 02 0ktober 2020

Dinda Rezki Amalia Hasibuan

1201111053
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan anak untuk
memperoleh proses pendidikan. Periode ini adalah tahun-tahun berharga bagi seorang anak
untuk mengenali berbagai macam fakta di lingkungannya sebagai stimulans terhadap
perkembangan kepribadian, psikomotor, kognitif maupun sosialnya.

Rentang usia dini merupakan saat yang tepat dalam mengembangkan potensi
kecerdasan anak. Pengembangan potensi anak secara terarah pada rentang usia tersebut
akan berdampak pada kehidupan masa depannya. Sebaliknya pengembangan potensi anak
yang asal-asalan, akan berakibat pada potensi anak yang jauh dari harapan. PAUD juga
dapat dijadikan cermin untuk melihat keberhasilan anak di masa yang akan datang. Anak
yang mendapatkan layanan yang baik semenjak usia 0-6 tahun memiliki harapan lebih besar
untuk meraih keberhasilan di masa mendatang. Sebaliknya anak yang tidak mendapatkan
pelayanan pendidikan yang memadai membutuhkan perjuangan cukup berat untuk
mengembangkan kehidupan selanjutnya.

Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 4


ayat 5 menyatakan bahwa pendidikan diselenggarakan untuk mengembangkan budaya
membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat. Hal ini menunjukkan
bahwa pemerintah menyadari tentang pentingnya budaya membaca, menulis dan berhitung
bagi masyarakat. Budaya membaca dapat dikembangkan kepada anak sejak mereka masih
berusia dini dengan memperkenalkan buku kepada mereka terlebih dahulu.

Penerapan pendidikan karakter pada anak usia dini dapat dituangkan dalam program
harian, yaitu tentang kepribadian anak, kemandirian, kedisiplinan, dan tanggung jawab
sehingga anak siap mengikuti pada jenjang pendidikan selanjutnya dan masa dewasanya.

B.Tujuan Penulisan CBR

• Mengulas isi sebuah buku

• Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam buku

• Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh setiap bab
dari buku.
C.Manfaat CBR

• Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran

• Untuk menambah pengetahuan para pembaca

• Memudahkan pembaca dalam memahami isi dari buku

• Menambah wawasan penulis

• Melatih penulis berpikir kritis

D.Identitas Buku Yang Di Review

Judul Buku : Pendidikan Karakter Anak Usia Dini

Edisi : Cetakan I

Pengarang : Agus Wibowo, M.Pd

Penerbit : Pustaka Pelajar

Tahun Terbit : 2012

Kota Terbit : Yogyakarta

Tebal Buku : 149 halaman

ISBN : 978-602-229-069-8

BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

Bab 1 ( Pendahuluan )

A. Usia Dini; Momentum Penting Bagi Anak


Sejatinya jika para orang tua mengerti, usia dini itu merupakan momentum yang sangat
penting bagi tumbuh kembang anak. Baik secara fisik, psikis atau psikologi terbentuk mulai
dari usia dini tersebut menurut para pakar psikologi anak sejak usia 0 sampai 1 tahun
pertama, sel-sel otak anak atau yang disebut neuron berkembang sangat pesat.
Menurut Don Campbell (2002:18-19), pada tahun-tahun awal perkembangan, otak
anak dipengaruhi oleh keadaan atau situasi di sekelilingnya. Apa yang anak dengar, lihat,
sentuh, rasakan, dan berbagai hal atau keadaan yang dialaminya, akan berpengaruh pada
proses pembentukan jejaring neuron otak. Pada waktu anak lahir, kata Campbell keadaan
perkembangan neuron otak anak masih jauh dari sempurna. Sebagian besar di antara
ratusan miliar neuronnya belum terhubung dalam jejaring yang baik. Itulah mengapa
kesibukan anak khususnya pada awal kanak-kanak adalah mencari aneka macam interaksi
yang akan membantu serta memperkuat koneksi antar jejaring dalam otak.
Sewaktu anak mulai menjalin keakraban dengan orang tua atau dengan anggota
keluarga lainnya, dan sempurna memberikan kasih sayang yang tulus, tulis Campbel, maka
titik-titik koneksi antar jaringan neuron membentuk sinaps yang jumlahnya mencapai
ribuan.
Agar pertumbuhan dan pertautan jejaring sinaps dalam otak anak bisa optimal,
Campbel memberikan rekomendasi kepada para orangtua untuk menstimulasi anak dengan
memperdengarkan alunan musik. Dengan memperdengarkan musik, lanjut Campbel
tumbuh kembang anak beserta aneka fisiologinya akan sempurna di samping tumbuh
kembang kecerdasan anak menjadi optimal.
Berdasarkan pendapat Don Campbell tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa
stimulai pada anak sejak dalam kandungan,baik dalam wujud kasih sayang, perhatian, atau
dengan memperdengarkan alunan musik, akan berkontribusi positif bagi pertumbuhan otak,
kepribadian dan karakter anak. Jenis musik tertentu juga memberikan efek relaksasi bagi
anak.

Bab 2 ( Usia Dini Dan Pendidikan Usia Dini )

A. Apa Itu Usia Dini ?

Menurut J. Black (1995), usia dini itu dimulai sejak anak masih dalam kandungan atau
sebelum dilahirkan (pranatal) sampai dengan usia 6 tahun. Ketika masih dalam kandungan
ini, otak anak sebagai pusat kecerdasan, mengalami perkembangan yang sangat pesat
sekali. Setelah anak lahir, sel-sel otak ini sebagian mengalami eliminasi, sementara yang
lainnya membentuk jalinan yang sangat kompleks. Hal inilah yang menyebabkan anak bisa
berpikir logis dan rasional.

Menurut Suryani (2007), usia dini adalah fase yang dimulai dari usia 0 tahun sampai
anak berusia sekitar 6 tahun.Hal yang sama dikemukakan oleh Direktorat Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD, 2004), bahwa usia dini itu dimulai dari usia 0 sampai 6 tahun.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa usia dini itu dimulai ketika
bayi berumur 0 - 6 tahun. Usia dini merupakan momen yang penting bagi tumbuh kembang
anak yang sering disebut sebagai golden age atau usia keemasan.
B. Fase-Fase Perkembangan Anak Usia Dini

Menurut Elizabeth hurlock anak akan mengalami perkembangan moral dalam dua
fase yaitu

1. Perkembangan tingkah laku susila yang dipilih oleh anak dalam suasana khusus. pada fase
ini anak senantiasa belajar menyesuaikan diri dengan tingkah laku di lingkungannya

2.Perkembangan pengertian kesusilaan. Tingkat perkembangan ini sejalan dengan


perkembangan kecerdasan anak dan perkembangan sosial dari lingkungan peradaban di
masa ia hidup.

C. Pendidikan Usia Dini

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan
dasar, yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai
dengan usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal,
nonformal, dan informal (Wuri Wuryandani, 2010: 7).

Menurut Undang-Undang (UU) nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional,khususnya pasal 1 butir 14, disebutkan bahwa PAUD adalah suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang
dilakukan melalui pengasuhan, pembimbingan dan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan anak agar memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
lebih lanjut.

D. Model Pembelajaran Di Paud

Model pembelajaran yang sebagian besar dikembangkan PAUD di Indonesia


menurut Ika Budi Maryatun & Nurhayati adalah berdasarkan minat yaitu model
pembelajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk memilih atau melakukan
kegiatan sendiri sesuai dengan minatnya. Pembelajaran g minat ini pada dasarnya
dirancang untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan spesifik anak.

E. Nilai-nilai pendidikan karakter untuk usia dini

Pendidikan karakter adalah pendidikan yang menanamkan dan mengembangkan


karakter karakter luhur kepada anak didik, sehingga mereka memiliki karakter luhur itu,
menerapkan dan mempraktikkan dalam kehidupannya. Menurut Edy Waluyo (2011), para
orang tua dan guru sebaiknya mulai membangun karakter sejak anak usia dini. Pada uraian
bab sebelumnya telah di jelaskan bagaimana pentingnya usia dini, khususnya bagi proses
tumbuh kembang anak secara jasmani dan rohani. Jika sejak usia dini karakter anak sudah
dibangun, diharapkan mereka sudah memiliki fondasi atau dasar karakter yang kuat,
sehingga pada perkembangan selanjutnya tinggal memupuk serta memperkaya perspektif
karakter anak.

Bab 3 ( Orangtua Dan Pendidikan Karakter Usia Dini )

A. Pola Asuh Dan Karakter Anak

Menurut Agus Wibowo (2007), saat ini hampir sebagian besar orang tua memiliki pola
asuh yang unik, di mana mereka berkecenderungan agar anaknya menjadi "be special"
daripada "be average or normal." Mereka merasa malu jika anaknya hanya memiliki
kecerdasan yang pas-pasan. Keinginan ini sejatinya tidak salah. Hanya saja kita mesti ingat
bahwa setiap anak itu dilahirkan dengan kelebihan, kekurangan, sifat dan keunikan
berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Sehingga tidak bijak jika orangtua
menginginkan semua anaknya seragam; baik karakter, sifat, maupun kecerdasannya.

Menurut Hurlock, Hardy & Heyes ada 3 jenis pola asuh yaitu pola asuh otoriter,
demokratis, dan permisif. (1) Pola asuh otoriter merupakan pola asuh dimana kekuasaan
ada pada diri orangtua, anak tidak diakui sebagai pribadi ; (2) Pola asuh demokratis
merupakan pola asuh yang bertolak belakang dengan pola asuh otoriter, dimana orang tua
memberikan kebebasan kepada anaknya untuk berpendapat dan menentukan masa
depannya; (3) Pola asuh permisif merupakan pola asuh dimana orang tua memberikan
kebebasan penuh pada anak untuk menentukan apa yang mereka inginkan namun kontrol
dan perhatian orangtua terhadap anak sangat kurang.

B. Teladan Orangtua

Menurut Juliana Langowuyo (2011), pendidikan karakter sebaiknya harus dimulai


sejak anak usia dini. Adapun pihak yang paling bertanggung jawab untuk mendidik,
mengasuh dan membesarkan anak-anak menjadi generasi yang tangguh adalah orang tua.
Mereka merupakan orang yang paling dekat dengan anak sehingga kebiasaan dan segala
tingkah laku yang terbentuk dalam keluarga menjadi contoh dan dengan mudah ditiru anak.

C. Strategi Internalisasi Pendidikan Karakter Usia Dini

Agar pendidikan karakter pada anak dalam keluarga berhasil, selain pola asuh yang
tepat, orang tua juga harus memilih strategi yang tepat pula.

Menurut Irwanto (2002), masa-masa dominan dalam pembentukan karakter dan


kepribadian anak itu di dalam keluarga. Fase tersebut mulai dari periode kanak-kanak akhir
(late childhood), hingga periode dewasa awal (early adulthood). Pada fase ini, anak memiliki
kecenderungan untuk mengikuti atau meniru tata-nilai dan perilaku di sekitarnya,
pengambilan pola prilaku dan nilai-nilai baru,serta tumbuhnya idialisme untuk pemantapan
identitas diri. Jika pada fase itu dilakukan proses penanaman nilai-nilai moralitas-yang
terangkum dalam pendidikan karakter-secara sempurna, maka akan menjadi pondasi dasar
sekaligus warna kepribadian anak ketika dewasa kelak.

D. Mendidik Anak Tanpa Emosi

Tindakan membentak akan membawa efek psikologis jangka panjang bagi sang anak,
meskipun secara hukum perilaku membentak ini belum bisa disebut kekerasan terhadap
anak. Dengan kata lain, membentak anak dampaknya tidak langsung kelihatan dan biasanya
baru ketahuan setelah mereka semakin dewasa.

Dampak lain dari membentak anak adalah membuat mereka sulit beradaptasi atau
bahkan berperilaku buruk. Hal yang paling dikhawatirkan adalah ketika mereka melakukan
hal yang sama terhadap anak mereka kelak.

E. Ajari Anak Kebaikan Dan Kesopanan

Mengajarkan pendidikan karakter pada anak usia dini itu tidak gampang. Akan tetapi,
orangtua dan guru paud harus tetap melaksanakan, demi kokohnya pondasi karakter anak
di kelak kemudian hari. Ada beberapa kiat yang bisa dipraktikkan guna mengajari anak
tentang kesopanan yaitu :

 Berilah contoh sopan santun pada anak


 Hindari pemaksaan & berikan motivasi
 Ajarkan anak tentang bagaimana menghormati orang

F. Seni Mendisiplinkan Anak

Disiplin adalah salah satu karakter yang utama, yang harus diinternalisasikan pada
anak sejak dini. Sayangnya, sebagian besar orangtua sering salah persepsi mengenai disiplin.
Mereka menyamakan disiplin itu dengan hukuman, dan anak yang melanggar harus
dihukum secara fisik. Ada beberapa seni mendisiplinkan anak, diantaranya :

 Berikan aturan pada anak, tetapi imbangi dengan curahan kasih sayang yang lebih
besar lagi
 Disiplin sebagai bagian dari pengajaran dan pembelajaran
 Tanamkan persepsi bahwa disiplin itu sebagai sesuatu yang penting

Bab 4 ( Guru Paud Dan Pendidikan Karakter )

A. Sosok Guru Paud Ideal

Mengingat begitu pentingnya peran guru di PAUD, maka tidak sembarang orang bisa
menjalankannya. Bahwa tidak semua guru bisa menjadi guru PAUD. Menurut Udin S. Sa'ud
(2004: 2), guru PAUD adalah orang yang melaksanakan berbagai paket upaya peningkatan
mutu dan inovasi pendidikan, yang bertanggungjawab langsung dalam penyelenggaraan
PAUD. Guru PAUD dituntut untuk berperan tidak saja sebagai orang tua kedua bagi
anak,tetapi juga sebagai pekerjaan sosial pengasuh, pemelihara kesehatan anak, bahkan
sebagai psikolog yang harus menyelesaikan persoalan-persoalan psikis anak.

Adapun guru PAUD yang profesional secara umum memiliki tugas utama untuk: (1)
mendidik; (2) membimbing; (3) mengarahkan; (4) melatih; (5) menilai, dan (6) mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.

Menurut Heck dan Williams (1984), guru PAUD mengembangkan peran mulia. Tidak
saja sebagai tenaga kependidikan, tetapi juga mengembangkan beberapa peranan,
diantaranya: 1) sebagai fasilitator belajar; 2) profesional-leader, dan 3) sebagai agen
pengembangan sosial kemasyarakatan. Dengan melaksanakan tiga peran itu, guru PAUD
juga diharapkan mampu bekerja secara profesional, dan dapat menjadi agen perubahan
sosial, baik di sekolah maupun di masyarakat. (Agus Wibowo:108).

B. Guru Paud Sebagai Figur Teladan

Mengulang pendapat Lina Erliana (2011) anak adalah sang peniru ulang. Maka semua
aktivitas atau perilaku di sekelilingnya baik dari orang tua, teman dan guru nya selalu
dipantau yang nantinya akan dijadikan model. Bahkan semua perilaku yang di hati itu baik
atau buruk akan dengan mudah ditiru oleh anak. Dengan demikian, sosok guru PAUD harus
mampu menjadi figur teladan yang akan ditiru dan diikuti segenap perilakunya oleh anak.

C. Guru Paud Sebagai Teman Bermain

Adapun cara yang efektif dalam mendidik anak usia dini menurut Dirjen Dikti (2010)
adalah melalui pendidikan saat anak bermain. Dalam hal ini orangtua maupun guru paud
bisa menjadi teman bermain, mengarahkan serta mengajak anak berfikir menggunakan
logika dan membedakan mana yang baik dan yang tidak baik.

D. Guru Paud Sebagai Pengasuh Yang Baik

Karena PAUD memiliki karakteristik yang berbeda dengan jenjang pendidikan


diatasnya, maka seorang guru PAUD dituntut memiliki kemampuan utama yaitu mengasuh
anak. Istilah pengasuhan berasal dari kata asuh yang berarti upaya untuk mewujudkan
kepribadian dan jati diri agar anak memiliki berbagai karakter utama. Adapun karakter
utama bagi anak didik menurut dirjen PAUD diantaranya : (1) integritas, iman dan takwa; (2)
nasionalisme; (3) rasa tanggung jawab; ( 4) jiwa kebersamaan; dan (5) jiwa tanggap.
BAB III

PEMBAHASAN

A. Kelebihan dan Kekurangan Buku


1. Kelebihan
 Cover atau sampul dari buku cukup menarik perhatian pembaca sehingga pembaca
memiliki rasa gairah yang tinggi untuk membaca buku ini.
 Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
 Sistematika penulisan buku bagus
 Penjelasan setiap bab jelas
 Setiap bab penulis membuat satu kesimpulannya yang dapat dimengerti.
 Buku ini dapat dibaca dari berbagai kalangan seperti orang tua, pendidik,dan juga
mahasiswa.
2. Kekurangan
 Pembahasan satu materi terlalu dalam dan luas
 Terlalu banyak sub-sub topik sehingga untuk kalangan awam dapat merasa bingung
akan hal itu
 Terkadang ada kata-kata yang menggunakan istilah yang sulit untuk dipahami.
 Pengulangan informasi sering kali terjadi pada bab-bab berikutnya.
 Tidak ada satu pun gambar dalam buku ini

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dalam setiap bab,dapat disimpulkan bahwa usia dini itu dimulai
ketika bayi berumur 0 tahun sampai 6 tahun. UsiaUsia dini merupakan momen yang penting
bagi tumbuh kembang anak-yang sering disebut sebagai golden age atau usia keemasan.
Banyak pakar psikologi yang merekomendasikan optimalisasi usia dini, karena hanya terjadi
satu kali dalam perkembangan kehidupan anak. Usia dini juga disebut sebagai
perkembangan kehidupan anak. Usia dini juga disebut sebagai masa yang kritis bagi
perkembangan anak. Sebab, jika dalam masa ini anak kurang mendapat perhatian dalam hal
pendidikan, perawatan, pengasuhan, dan pelayanan kesehatan serta kebutuhan gizinya
dikhawatirkan anak tidak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.

Oleh karena itu, kebijakan pendidikan karakter sejak usia dini harus tetap
berlangsung. Ini perlu diperhatikan dan menjadi permenungan bagi pemerintah dan para
pemangku kebijakan pendidikan bangsa.

Kesimpulan juga penulis uraikan berdasarkan kekurangan dan kelebihan buku. Dii
dalam buku pendidikan karakter usia dini ini mengenai kekurangan dalam penulisan dan
pembahasan yaitu dalam penulisan buku masih ada penulisan EYD yang kurang
tepat,sehingga pembaca merasa kurang puas dalam buku ini, selanjutnya dalam
pembahasan buku ini masih ada kata atau istilah yang kurang berkenan dalam
pembahasan,sehingga pembaca merasakan beberapa subab yang masih pembaca kurang
pahami.

Kelebihan dalam buku ini yaitu dalam pembahasan mampu membuat pembaca
merasa paham dan jelas dari subab yang telah dipaparkan. Selain itu dalam bahasa buku ini
sangat sederhana sehingga membuat pembaca merasa paham dengan isi buku pendidikan
karakter usia dini dan bahasa buku ini tidak baku dalam pemaparan isi buku sehingga
pembaca tidak merasa kesulitan dalam membaca.

B. Saran

Pendidikan karakter di PAUD perlu dilakukan dengan sangat hati-hati karena anak
usia dini adalah anak yang sedang dalam tahap perkembangan pra operasional konkrit,
sementara nilai-nilai karakter atau moral merupakan konsep-konsep yang abstrak, sehingga
dalam hal ini anak belum bisa dengan serta merta menerima apa yang diajarkan guru atau
orang tua yang sifatnya abstrak. Maka orang tua & guru harus cerdas memilih dan
menentukan metode yang akan digunakan. Singkatnya orang tua & guru harus memilih
metode yang tepat dan efektif untuk menanamkan nilai moral kepada anak agar apa yang
disampaikan itu benar-benar sampai dan dipahami oleh anak untuk bekal kehidupannya
kelak.

DAFTAR PUSTAKA

Wibowo, Agus. 2017.Pendidikan Karakter Usia Dini. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai