Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN OBSERVASI

“MANAJEMEN KESISWAAN MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH


AWALIYAH (MDTA) MASJID NURUL FALAH KOTO BENTO ”

Disusun oleh : Kelompok 3

1. Andra Lakzamana (2110206025)


2. Elya Zuliya (2110206046)
3. Noor Shoevika (2110206054)
4. Tomi Juanda Saputra (2110206036)

Dosen pengampu :

Rini Syevylni Wisda, M.pd

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIAH DAN ILMU KEGURUAN

IAIN KERINCI
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah
kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang mengajarkan kepada umat manusia,
menuntun pada kebenaran dan membawa kita dari kegelapan menuju jalan yang
terang benderang seperti saat sekarang ini.

Adapun judul dari Laporan Observasi ini yaitu " Manajemen Kesiswaan
Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (Mdta) Masjid Nurul Falah Koto
Bento ". Dalam menyelesaikan laporan Observasi ini, penulis mendapatkan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena Itu penulis sangatt berterima kasih
kepada ibuk Rini Syevylni Wisda, M.pd Penulis menyadari bahwa Laporan Observasi
ini jauh dari kata kesempurnaannya. Melalui kata pengantar ini, penulis meminta
maaf apabila isilaporan Observasi ini ada kekurangan dan ada tulisan yang penulis
buat kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca. Dengan ini, penulis
persembahkan laporaran Observasi ini sehingga dapat memberikan pendapat.

Sungai penuh, 10 April 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………... i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………..ii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………...1

A. Latar Belakang ……………………………………………………………...1


B. Rumusan Masalah …………………………………………………………..2
C. Tujuan………………………………………………………………………..3

BAB II LANDASAN TEORI ………………………………………………………4

1. Pengertian Manajemem Kesiswaan…..………..……………………4


2. Tujuan manajemen kesiswaan………………………………………4
3. Ruang lingkup manajemen kesiswaan…………...…………………5
4. Prinsip manajemen kesiswaan ……………...….…………………...6
5. Perencanaan kesiswaan ….…………………………………………..6
6. Orientasi baru siwa…………………………………………………..7
7. Pengelolaan Proses Pembelajaran…………………………………..8
8. Bimbingan Disiplin siswa…………………………………………….8

BAB III PELAKSANAAN OBSERVASI……….………………………………..10

a. Lokasi dan waktu pelaksanaan observasi ………………………………..10


b. Subjek observasi …………………………………………………………...10
c. Variable observasi …………………………………………………………10
d. Teknik pengumpulan data ………………………………………………...10

BAB IV HASIL OBSERVASI……….……………………………………………11

A. Visi misi Madrasah Diniyah Takmiliyah Masjid Nurul Falah…………11


B. Data santri Madrasah Diniyah Takmiliyah Masjid Nurul Falah………11

ii
C. Perencanaan dibidang Kesiswaan ………………………………………..11
D. Orientasi siswa……………………………………………………………..12
E. kurikulum Manajemen ……………………………………………………12
F. Waktu pembelajaran……………………………………………………….12
G. Metode pembelajaran………………………………………………………13
H. Mengatur kehadiran dan ketidakhadiran siswa………………………….13
I. Evaluasi Pembelajaran……………………………………………………..13
J. Tatatertib……………………………………………………………………14
K. Manajemen keuangan ……………………………………………………..14
L. Manajemen sarana dan prasarana………………………………………..14
M. Manajemen kegiatan Humas di Madrasah Diniyah……………………..15

BAB V PENUTUP…….……………………………………………………………16

a. Kesimpulan ………………………………………………….……………..16
b. Saran………………………………………………………………………...16

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………17

LAMPIRAN………………………………………………………………………...18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Sejarah Islam di Indonesia memperlihatkan bahwa pendidikan keagamaan di
sini tumbuh dan berkembang seiring dengan dinamika kehidupan masyarakat
Muslim. Selama kurun waktu yang panjang, pendidikan keagamaan Islam
berjalan secara tradisi, berupa pengajian alQur'an dan pengajian kitab, Tempat
belajar yang digunakan umumnya adalah ruang-ruang masjid atau tempat-tempat
shalat "umum" yang dalam istilah setempat disebut: surau, dayah, meunasah,
langgar, rangkang, atau mungkin nama lainnya. Meskipun sulit untuk
memastikan kapan madrasah didirikan dan madrasah mana yang pertama kali
berdiri, namun Departemen Agama (sekarang Kementerian Agama) mengakui
bahwa setelah Indonesia merdeka sebagian besar sekolah agama berpola
madrasah diniyahlah yang berkembang menjadi madrasah-madrasah formal.
Dalam undang-undang system pendidikan nasional dan Peraturan pemerintah
RI Nomor 55 tahun 2007 bahwa Pendidikan Diniyah terdiri dari Pendidikan
Diniyah Formal, pendidikan Diniyah non formal dan pendidikan Diniyah
informal. Pendidikan Diniyah Formal terdiri dari Pendidikan Diniyah dasar
(PDD), Pendidikan Diniyah Menengah Pertama(PDMP), Pendidikan Diniyah
Menegah Atas (PDMA) dan Pendidikan Diniyah Tinggi (pst). Adapun
Pendidikan non formal mencakup diniyah takmiliyah awaliyah (DTA), diniyyah
takmiliyah wustha (DTW) dan diniyyah Takmiliyah Ulya (DTU),pendidikan al-
Qur’an,majlis taklim, dan pengajian kitab.
Sedangkan Pendidikan Diniyah Informal adalah pendidikan keagaman Islam
yang berlangsung dalam keluarga,dan,lingkungan. Dalam Undang-undang nomor
20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam Bab kesembilan
tentang pendidikan keagamaan pasal 30 ayat 4 “ pendidikan keagaman

1
berbentuk pendidikan diniyah,pesantren,pasraman, pabhaja, samanera, dan
bentuk lain yang sejenis”.
Berdasarkan Undang-undang Pendidikan dan Peraturan Pemerintah. Madrasah
Diniyah adalah bagian terpadu dari pendidikan nasional untuk memenuhi hasrat
masyarakat tentang pendidikan agama. Madrasah Diniyah termasuk ke dalam
pendidikan yang dilembagakan dan bertujuan untuk mempersiapkan peserta
didik dalam penguasaan terhadap pengetahuan agama Islam. UU No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang ditindaklanjuti dengan
disyahkannya PP No. 55 Tahun 2007 tentang pendidikan agama dan keagamaan
memang menjadi babak baru bagi dunia pendidikan agama dan keagamaan di
Indonesia. Karena itu berarti negara telah menyadari keanekaragaman model dan
bentuk pendidikan yang ada di bumi nusantara ini.
b. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar Belakang diatas perumusan masalah dalam observasi ini
adalah :
1. Bagaimana Perencanaan dibidang kesiswaan Madrasah Diniyah Takmiliyah
awaliyah Masjid Nurul Falah Koto Bento ?
2. Bagaimana manajemen kurikulum Madrasah Diniyah Takmiliyah awaliyah
Masjid Nurul Falah Koto Bento ?
3. Bagaimana waktu pembelajaran Madrasah Diniyah Takmiliyah awaliyah
Masjid Nurul Falah Koto Bento ?
4. Bagaimana motode Madrasah Diniyah Takmiliyah Masjid Nurul Falah Koto
Bento ?
5. Bagaimana evaluasi pmbelajaran Madrasah Diniyah Takmiliyah awaliyah
Masjid Nurul Falah Koto Bento ?
6. Bagaimana manajemen keuangan Madrasah Diniyah Takmiliyah awaliyah
Masjid Nurul Falah Koto Bento ?
7. Bagaimana manajemen sarana dan prasarana Madrasah Diniyah Takmiliyah
awaliyah Masjid Nurul Falah Koto Bento ?
8. Bagaimana Kegiatan Humas Madrasah Diniyah Takmiliyah awaliyah Masjid
Nurul Falah Koto Bento ?

2
c. Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah diatas, dapat dirumuskan tujuan observasi
antara lain :
1. Mengetahui bagaimana Perencanaan dibidang kesiswaan Madrasah Diniyah
Takmiliyah awaliyah Masjid Nurul Falah Koto Bento.
2. Mengetahui bagaimana manajemen kurikulum Madrasah Diniyah Takmiliyah
awaliyah Masjid Nurul Falah Koto Bento.
3. Mengetahui bagaimana waktu pembelajaran Madrasah Diniyah Takmiliyah
awaliyah Masjid Nurul Falah Koto Bento .
4. Mengetahui bagaimana motode Madrasah Diniyah Takmiliyah awaliyah
Masjid Nurul Falah Koto Bento.
5. Mengetahui bagaimana evaluasi pembelajaran Madrasah Diniyah Takmiliyah
awaliyah Masjid Nurul Falah Koto Bento.
6. Mengetahui bagaimana manajemen keuangan Madrasah Diniyah Takmiliyah
awaliyah Masjid Nurul Falah Koto Bento .
7. Mengetahui bagaimana manajemen sarana dan prasarana Madrasah Diniyah
Takmiliyah awaliyah Masjid Nurul Falah Koto Bento.
8. Mengetahui bagaimana Kegiatan Humas Madrasah Diniyah Takmiliyah
awaliyah Masjid Nurul Falah Koto Bento

3
BAB II
LANDASAN TEORI

1. Pengertian Manajemem Kesiswaan


Manajemen kesiswaan merupakan salah satu bidang operasional Manajemen
Berbasisi Sekolah . Manajemen kesiswaan adalah seluruh proses kegiatan yang
direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara kontinu
terhadap seluruh peserta didik (dalam lembaga pendidikan bersangkutan) agar
dapat mengikuti proses belajar mengajar (PBM) dengan efektif dan efisien. 1
Manajemen kesisiwaan adalah suatu usaha untuk melakukan pengelolaan
siswa mulai dari siswa masuk sampai dengan keluar, bahkan pelayanan siswa
demi kelangsungan dan peningkatan mutu sehingga lembaga pendidikan tersebut
dapat berjalan dengan teratur, terarah, dan terkontrol dengan baik. Sehingga
manajemen kesiswaan tidak hanya berbentuk pencatatan data peserta didik
tersebut dari suatu sekolah, melainkan aspek yang lebih luas yang secara
operasional dapat membantu upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta
didik melalui proses pendidikan disekolah. 2
2. Tujuan manajemen kesiswaan
Manajemen kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan dalam
bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran disekolah dapat berjalan dengan
lancar, tertib, terstur serta mencapai tujuan pendidikan sekolah. Tujuan
pendidikan tidak hanya untuk mengembangkan pengetahuan anak, tetapi juga
sikap, kepriadian, serta aspek sosial emosional, disamping ketrampilan-
ketrampilan lain.
Selain itu manajemen kesiswaan di sekolah secara baik dan berdaya guna
akan membantu seluruh staf maupun masyarakat untuk memahami kemajuan
sekolah. Mutu dan derajat sekolah tergambar dalam sistem sekolahnya. Untuk

1
U. Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam (Bandung: Pustaka Setia, 2012), 211.
2
Wildan Habibi. (2019). Penerapan Manajemen Kesiswaaan di Madrasah Diniyahh Takmiliyah H.
Ya’kub di Lirboyo Kediri. Dirasat, 1, 93

4
mewujudkan tujuan tersebut, bidang manajemen kesiswaan sedikitnya memiliki
tiga tugas utama yang harus diperhatikan, yaitu penerimaan siswa baru, kegiatan
kemajuan belajar (pengelolaan proses pembelajaran), serta bimbingan dan
pembinaan disiplin. 3
3. Ruang lingkup manajemen kesiswaan
Seperti yang telah dikemukakan bahwa manajemen kesiswaan adalah suatu
pengaturan terhadap peserta didik dari mulai masuk sampai dengan keluar/ lulus
sekolah, baik yang berkenaan lansung dengan peserta didik secara lansung
maupun tidak lansung. Ruang lingkupnya meliputi :
a. Perencanaan kesiswaan.
b. Rekrutmen siswa atau biasa disebut dengan PPDB dengan kegiatan
penerimaan peserta didik.
c. Orientasi siswa atau biasa disebut dengan Masa Orientasi Peserta Didik
(MOPD)
d. Pengelompokan atau penempatan siswa dengan tujuan memudahkan
pemberian layanan selama menjadi siswa di satuan pendidikan.
e. Pencatatan absensi dengan tujuan memberikan pembianaan kedisplinan.
f. Evaluasi kesiswaan dengan melakukan kegiatan pengukuran
perkembangan dan prestasi peserta didik.
g. Pelaporan hasil evaluasi dengan tujuan untuk memberikan timba balik
akuntabilitas atau report kegiatan siswa selama di sekolah atas
kepercayaan orang tua kepada lembaga.
h. Mutasi dan dropout peserta didik yakni proses perpindahan peserta didik.
i. Layanan khusus penunjang agar siswa mengembangkan diri. lancar dan
mampu
j. Pembinaan disiplin dengan tahapan perencaan meliputi membuat aturan
dan menentukan konsekuensi.

3
Mustajab. 2018. Manajemen kesiswaan dalam pendidikan. Jurnal Pedagogik, 05
(01), 19-31

5
k. Organisasi peserta didik di sekolah yang terdiri dari kegiatan
intrakurikuler dan ekstrakulikuler.
l. Kegiatan akhir sampai pada perpisahan dan lulusan siswa yang bertujuan
menilai pencapaian SKI, untuk semua mata pelajaran sesuai programnya
sebagai bentuk transparansi dan professional. 4
4. Prinsip manajemen kesiswaan
Prinsip adalah asas atau pondasi pokok fakta untuk pola piker dan bertindak.
Prinsip manajemen kesiswaan yakni :
a. Untuk mengatur seluruh pengelolaan sekolah
b. Memberikan misi pendidikan
c. Kegiatan manajemen kesiswaan berupaya menyatukan siswa dengan keadaan
keluarga yang beragam dan banyak perbedaannya.
d. Sebagai upaya pengaturan terhadapa pembimbing peserta didik
e. Kegiatan manajemen kesiswaan senantiasa berlatar sesuai dengan fungsi nya.
Sehingga manajemen kesiswaan adalah mengutamakan peserta didik untuk
kegiatan utama dalam kemajuan pendidikan. 5
5. Perencanaan kesiswaan
Sebelum melangkah pada penerimaan siswa atau peserta didik, hal yang perlu
dilakukan terlebih dahulu yaitu perencanaan kesiswaan. Dalam perncanaan
kesiswaan meliputi hal-hal berikut :
a. Sensus Sekolah

4
Na’im, zaedun.2018. Konsep Dasar dan Tata Kelola manajemen Peserta Didik Di sekolah. Journal
EVALYASI, 2 (20).499.

5
Wildan Habibi. (2019). Penerapan Manajemen Kesiswaaan di Madrasah Diniyahh Takmiliyah H.
Ya’kub di Lirboyo Kediri. Dirasat, 1, 93.

6
Sensus sekolah adalah pencatatan anak-anak usia sekolah yang diperkirakan
akan masuk sekolah atau calon siswa. Dengan demikian sesnsus sekolah
untuk sekolah dasar adalah anak-anak yang akan masuk sekolah dasar. 6
b. Penentuan Jumlah Siswa yang diterima
Beberapa Jumlah calon siswa yang akan diterima disuatu sekolah sangat
bergantung pada jumlah kelas dan fasilitas tempat duduk yang tersedia.
Artinya jumlah yang akan diterima disekolah disesuaikan dengan fasilitas
terutama jumlah gedung yang akan ditempati ketika siswa telah diterima
disekolah tersebut.6
6. Orientasi baru siswa
Orientasi Siswa Baru Setiap peserta didik atau siswa saat memasuki
lingkungan baru akan mengalami kesulitan, baik disebabkan oleh situasi
maupun karena praktik dan prosedur yang berbeda. Kesulitan itu kalau tidak
diatasi dapat menimbulkan ketegangan jiwa. Supaya tidak mengalami
ketegangan, administrator pendidikan seyogyanya memberikan penjelasan
penjelasan tentang hal-hal yang berkaitan dengan sekolah.
Orientasi merupakan perkenalan. Perkenalan ini meliputi lingkungan
fisik sekolah dan lingkungan sosial sekolah. Lingkungan fisik sekolah
meliputi prasarana dan sarana sekolah, seperti jalan menuju sekolah, halaman
sekolah, tempat bermain disekolah, lapangan olahraga, gedung dan
perlengkapan sekolah, serta fasilitas-fasilitas lain yang disediakan di sekolah.
Sedangkan lingkungan sosial sekolah meliputi kepala sekolah, guru, teman

6
Creswell, J. (2015). Riset Pendidikan , Perencanaan, Pelaksanaan, dan Evaluasi
Riset Kualitatif & Kuantitatif

7
sebaya seangkatan, dan peserta didik senior di sekolah. Lingkungan sosial
sekolah tersebut adakalanya terorganisasi dan adakalanya tidak terorganisasi. 7
7. Pengelolaan Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran merupakan kegiatan utama disekolah. Sekolah
diberi kebebasan memilih strategi, metode, dan teknik-teknik pembelajaran
dan pengajaran yanga paling efektif, sesuai dengan karakteristik mata
pelajaran, karakteristik siswa, karakteristik guru, dan kondisi nyata sumber
daya yang tersedia di sekolah.
Pengelolaan proses pembelajaran juga merupakan pemberdayaan
peserta didik yang dilakukan melalui interaksi perilaku guru dan perilaku
peserta didik, baik di ruang maupun di luar kelas. Kegiatan mengajar pada
esensisnya adalah membantu (mencoba membantu) seseorang untuk
mempelajari sesuatu dan apa yang dibutuhkan dalam belajar itu tidak ada
kontribusinya terhadap pendidikan orang yang belajar. 8
8. Bimbingan Disiplin siswa
Dalam artian luas, disiplin mencakup setiap macam pengaruh yang
ditujukan untuk membantu siswa agar mereka dapat memahami dan
menyelesaikan diri dengan tuntutan yang mungkin ingin ditujukan siswa
terhadap lingkungannya. Dengan disiplin diharapkan siswa bersedia tunduk
dan mengikuti peraturan tertentu dan menjauhi larangan tertentu. Menegakkan
disiplin tidak bertujuan untuk mengurangi kebebasan dan kemerdekaan
peserta didik, namun sebaliknya ingin memberikan kemerdekaan yang lebih
besar kepada peserta didik dalam batas-batas kemampuannya.
Akan tetapi, jika kebebasan peserta didik terlampau dikurangi,
dikekang dengan peraturan, peserta didik akan berontak dan mengalami
7
Na’im, zaedun.2018. Konsep Dasar dan Tata Kelola manajemen Peserta Didik Di sekolah. Journal
EVALYASI, 2 (20).499.

8
Matry,N.2008. Implementasi Dasar-dasar manajemen Sekolah dalam Era Otonomi daerah. Makasar.
Aksara Madani

8
frustasi serta kecemasan. Sehingga dalam penegakan disiplin tersebut perlu
dilakukan dengan pendekatan secara demokratis. Namun demikian, mulianya
tujuan penegakan disiplin sering tidak mendapat respon yang positif dari
siswa. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu
a) kepemimpinan guru atau kepala sekolah yang otoriter yang menyebabkan
sikap siswa yang agresif ingin berontak akibat kekangan dan perlakuan
yang tidak manusiawi
b) kurang diperhatikannya kelompok minoritas baik yang berada di atas
rata-rata maupun berada di bawah rata-rata dalam berbagai aspek yang
ada hubungannya dengan kehidupan disekolah
c) siswa kurang dilibatkan dan diikutsertakan dalam tanggung sckoalah
d) latar belakang kehidupan keluarga
e) sekolah kurang mengadakan kerja sama dan saling melepas tanggung
jawab.

Dalam rangka meningkatkan disiplin dan rasa tanggung jawab siswa di


sekolah, seorang guru harus menyatakan peraturan dan konsekuensinya bila
siswa melanggamnya. Konsekuensi ini dilakukan secara bertahap, dimulai
dari peringatan, teguran, memberi tanda sek, disuruh menghadap kepala
sekklah, dan atau dilaporkan kepada orangtuanya tentang pelanggaran yang
dilakukannya disekolah. Untuk membina dan menumbuhkan sikap mental
dan perilaku yang baik, alat pendidikan seperti menerapkan disiplin, memberi
tugas, dan tanggung jawab kepada siswa sesuai dengan kemampuannya perlu
dilakukan. Pembinaan mental dan sikap ini dapat dilakukan melalui sanksi
yang berjenjang.9

9
Wildan Habibi. (2019). Penerapan Manajemen Kesiswaaan di Madrasah Diniyahh Takmiliyah H.
Ya’kub di Lirboyo Kediri. Dirasat, 1, 93.

9
BAB III

PELAKSANAAN OBSERVASI

a. Lokasi dan waktu pelaksanaan observasi


1. Lokasi observasi
Dalam observasi ini penulis mengambil lokasi di Madrasah Diniyah
Takmiliyah awaliyah Masjid Nurul Falah yang beralamat di Koto bento,
kecematan Pesisir Bukit, Kota Sungai Penuh , provinsi Jambi.
2. Pelaksanaan Observasi
Penulis melaksanakan observasi pada tanggal 8 april 2022.
b. Subjek observasi
Subjek observasi yang penulis pilih adalah umi dewi merupakan salah satu
Tenaga pengajar Madrasah Diniyah Takmiliyah Masjid Nurul Falah.
c. Variable observasi
Variable observasi adalah manajemen pendidikan berbasis sekolah yang
bertumpu pada bagaimana cara pelaksanaan manajemen sekolah di tingkat
Madrasah Diniyah Takmiliyah awaliyah Masjid Nurul Falah.
d. Teknik pengumpulan data
Instrument pengumpukan data mengenai manajemen berbasis sekolah adalah
wawancara yang hanya melibatkan kepala sekolah Madrasah Diniyah
Takmiliyah awaliyah Masjid Nurul Falah.

10
BAB IV
HASIL OBSERVASI

A. Visi misi Madrasah Diniyah Takmiliyah Masjid Nurul Falah.


Visi Madrasah Diniyah Takmiliyah Masjid Nurul Falah adalah membentuk
generasi yang saleh (syahsiyah toyyibah ) berlandaskan pada Al-Quran dan
Sunnah.
Adapun misi Madrasah Diniyah Takmiliyah Masjid Nurul Falah adalah :
1. Menanamkan keimanan dan ketakwaan kepada para santri sehingga dapat
melaksanakan kewajibannya sesuai dengan tuntutan agama.
2. Membekali para santri dengan berbagai disiplin ilmu agama sebagai
pegangan dalam mengarungi kehidupan.
3. Membimbing para santri dalam mengamalkan mengamalkan ilmu yang telah
diraih dalam kehidupan sehari-hari.
B. Data santri Madrasah Diniyah Takmiliyah Masjid Nurul Falah
No Usia Santri Santri Jumlah
Laki-laki Perempuan
1. 5-12 th 40 32 72

C. Perencanaan dibidang Kesiswaan


Perencanaan memegang peranan penting dalam organisasi karena akan
menjadi penentu sekaligus memberi arah terhadap tujuan yang dicapai.
Perencanaan adalah adalah proses kegiatan, sedangkan rencana merupakan hasil
perencanaan. Perencanaan adalah kegiatan yang berkaitan dengan usaha
merumuskan program yang didalamnya memuat segala sesuatu yang akan
dilaksanakan, penentuan tujuan, kebijaksanaan, arah yang akan ditempuh,
prosedur dan metode yang akan di ikuti dalam usaha pencapain tujuan.
Dalam merencanakan seluruh aktivitas yang menyangkut kegiatan belajar
mengajar di Madrasah Diniyah Takmiliyah Masjid Nurul Falah, menurut ibu
Yusnidar selaku kepala madrasah mengatakan bahwasanya setiap akhir tahun,
madrasah mengadakan sidang istimewa yang mana anggota sidang ini adalah

11
para masyayih, dewan penasehat madrasah dan dewan harian madrasah. Pada
sidang ini membahas tentang rancangan – rancangan yang akan di laksanakan
pada agenda tahun ajaran baru atau mendatang, diantaranya adalah rancangan
tentang kurikulum, penjadwalan pengajar, pembagian ruang kelas, pembiayaan
siswa, tata tertib madrasah dan lainnya.
D. Orientasi siswa
Orientasi adalah perkenalan. Perkenalan ini meliputi lingkungan fisik sekolah
dan lingkungan sosial sekolah. Lingkungan fisik sekolah meliputi prasarana dan
sarana sekolah, seperti jalan menuju sekolah, halaman sekolah, tempat bermain
di sekolah, lapangan olahraga, gedung dan perlengkapan sekolah serta fasilitas –
fasilitas lain yang disediakan di sekolah. Sedangkan lingkungan sosial sekolah
meliputi kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan selain guru, teman sebaya
seangkatan, dan peserta didik senior di sekolah.
Lingkungan sosial sekolah tersebut adakalanya tidak terorganisasi. Hal inilah
yang kemudian menjadi hal yang penting untuk dikenalkan bagi peserta didik
yang baru. Adapun Kegiatan orientasi siswa di Madrasah Diniyah Takmiliyah
Masjid Nurul Falah belum pernah diadakan.
E. kurikulum Manajemen
Kurikulum yang digunakan di Madrasah Diniyah Takmiliyah Masjid Nurul
Falah pada awal berdirinya adalah Kurikulum Departemen Agama dengan
menambah alokasi waktu pembelajaran. Adapun untuk kegiatan pem kegiatan
pembelajaran membaca belajaran membaca Al Quran, Al Quran, Diniyah
Takmiliyah Masjid Nurul Falah menggunakan metode Iqro karya Asad Humam.
Berikut daftar pelajaran yang disampaikan berdasarkan kurikulum di atas :
F. Waktu pembelajaran
Pembelajaran dilakukan di sore hari dari mulai pukul 15.30 – 17.00 dengan
materi pembelajaran berdasarkan kurikulum Departemen Agama dan materi
belajar membaca Al Quran, yaitu Iqra dan Al Quran bagi yang tamat Iqra.

12
G. Metode pembelajaran
Pembelajaran disampaikan secara klasikal dan Individual. Adapun metode yang
sering digunakan adalah ceramah, unjuk kerja, dan hafalan serta metode lain
yang sifatnya insidentil.
H. Mengatur kehadiran dan ketidakhadiran siswa
Kehadiran siswa di Madrasah biasa disebut dengan istilah presensi siswa.
Pengertian presensi siswa mengandung dua arti, yaitu masalah kehadiran di
Madrasa (school attendance) dan ketidak hadiran di Madrasa (non school
attendance). Kehadiran dan ketidak hadiran siswa di sekolah dianggap
merupakan masalah penting dalam pengelolaan siswa diMadrasah, karena hal ini
sangat erat hubungannya dengan prestasi belajar siswa. Di samping itu,
kehadiran dan ketidak hadiran siswa di sekolah bisa merupakan gambaran
tentang ketertiban suatu sekolah.
I. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi yang dilakukan berbentuk ulangan harian, ujian akhir semester dan
ujian akhir madrasah. Ulangan harian dilakukan setiap akhir bab, masalah
teknisnya diserahkan kepada guru terkait, sementara Ujian Akhir Semester dan
Ujian Akhir Madrasah dilaksanakan sesuai dengan kalender pendidikan yang
dikeluarkan oleh Departemen Agama.Untuk mengetahui cara Madrasah Diniyah
Takmiliyah Raidhatul Jannah dalam menangani absensi siswa, peneliti menemui
dan meminta keterangan kepada seksi keamanan, serta segenap wali kelas dan
petugas pengabsen siswa.
Untuk menangani absensi siswa kiranya perlu dari elemen madrasah ikut
berperan memberikan pengertian kepada segenap siswa. Karena keaktifan atau
kehadiran siswa di sekolah akan menjadi pertimbangan dalam sidang kenaikan
kelas, dimana siswa yang selama satu tahun tidak izin absen selama 30 hari atau
lebih maka siswa tersebut tidak bisa naik kelas.

13
J. Tatatertib
Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan program belajar mengajar disusun
tata tertib yang berlaku serta mengikat kepada semua elemen yang ada di
Madarasah yang meliputi :
1. Santri hadir di Madrasah Madrasah 5 menit sebelum sebelum pembelajaran
pembelajaran dimulai.
2. Setiap santri harus bersikap bersikap sopan serta santun kepada guru dan
sesama santri baik di Madrasah maupun di luar Madrasah.
3. Santri memakai memakai pakaian pakaian yang sopan dan Islami selama
proses pembelajaran.
4. Santri yang berhalangan berhalangan hadir karena alasan tertentu tertentu
harus mendapat mendapat izin dari guru terkait.
5. Hendaknya Hendaknya santri mengikuti mengikuti pembelajaran
pembelajaran dengan penuh disiplin disiplin dan sungguh-sungguh.
K. Manajemen keuangan
Sebagaimana telah dijelaskan terdahulu, bahwa untuk mendukung operasional
Madrasah setiap santri dipungut biaya sebesar Rp. 5000,-/ orang/ santri,
walaupun dalam kenyataanya masih ada santri yang belum aktif dalam
pembayaran uang syahriyyah tersebut. Uang tersebut dikelola secara mandiri,
dan sepenuhnya dialokasikan untuk biaya operasional Madrasah.
L. Manajemen sarana dan prasarana
Manajemen sarana dan prasarana sering juga disebut dengan manajemen
materiil, yaitu segenap proses penataan yang bersangkutpaut 11 dengan
pengadaan. Manajemen sarana meliputi: Perencanaan, Pengadaan, Pengaturan,
Penggunaan, Penghapusan Sarana. fasilitas yang ada dapat dibedakan menjadi
dua yaitu fasilitas fisik dan fasilitas uang. Fasilitas fisik dapat dibedakan menjadi
beberapa, yaitu alat pelajaran, alat peraga pendidikan, media pendidikan.
Sedangkan fasilitas uang yaitu segala sesuatu yang mempermudah dalam
melakukan kegiatan.

14
Madrasah Diniyah Takmiliyah Masjid Nurul Falah memiliki alat pembantu
yang sudah lengkap, seperti alat pelajaran (buku tulis, alat praktek, alat tulis,
gambar dan lain sebagainya). Media pendidikan dapat diklasifikasikan seperti
media audio seperti speaker, toak, microphone sudah ada.
Pengadaan Alat Pelajaran Dalam pengadaaan alat pelajaran, Madrasah
Diniyah Takmiliyah Masjid Nurul Falah melakukan perencanaan terlebih dahulu
dengan menganalisis materi pelajaran mana yang membutuhkan alat
pembelajaran dalam proses belajar mengajamya, dilakukan oleh guru bidang
studi. Setelah menganalisis materi pelajaran mana yang membutuhkan alat
pengajaran, guru mengajukan kepada Kepala Sekolah untuk meminta pendapat
mana yang harus didahulukan beradasarkan skala prioritas dan melihat kondisi
keuangan yang ada. Mengadakan inventarisasi terhadap alat atau media yang
ada, dan mengadakan re-inventarisasi, mengadakan seleksi terhadap alat
pelajaran/media, dan lalu menunjuk seseorang untuk melaksanakan pengadaan
alat.
k. Manajemen kegiatan Humas di Madrasah Diniyah
MDTA Madrasah Diniyah Takmiliyah Masjid Nurul Falah belum ada
manajemen kagiatan humas. Hubungan sekolah dengan masyarakat sekitar belum
diagendakan secara berkala, serta belum terinci. Apabila Madrasah Diniyah
membuka penerimaan siswa baru, semua pegawai yang ada disekolah melakukan
promosi dari mulut ke mulut. Promosi maupun promosi mengenai prestasi yang
ada Madrasah Diniyah dilakukan secara bersama atau kolektif, misalnya saja
dengan cara memasang banner didepan sekolah. Belum ada kegiatan humas yang
khusus.

15
BAB V
KESIMPULAN
a. Kesimpulan
Madrasah Diniyah Takmiliyah Masjid Nurul Falah merupakan salah satu
lembaga yang terus berusaha untuk memberikan kontribusi berarti bagi
masyarakat sekitar khususnya dalam bidang pendidikan agama. Dalam
eksistensinya Diniyah Takmiliyah memiliki beberapa kekuatan seperti memiliki
bangunan sendiri, lokasi yang mudah dijangkau dari berbagai daerah sekitar,
namun demikian Diniyah ini masih memiliki kelemahan dalam
pengadimistrasian pembelajaran, proses pembelajaran yang monoton dan
kesadaran orang tua yang semakin menurun akan pentingnya pendidikan diniyah.
Dari hasil pengamatan penulis, diniyah ini memiliki peluang yang cukup
besar untuk menjadi diniyah yang handal jika mampu memaksimalkan
manajemen madrasah khususnya yang berhubungan dengan administrasi dan
sumber daya manusia. Diniyah juga harus bisa membangun komunikasi dengan
orang tua khususnya dalam mendukung proses pembelajaran bagi anak-anaknya
dengan melakukan pembatasan bagi anak dalam melihat tayangan televisi.
b. Saran
Madrasah Diniyah Takmiliyah Masjid Nurul Falah memiliki kontribusi yang
penting bagi pembentukan moral dan kemampuan agama anak. Agar usaha ini
dapat terus berkesinambungan maka dipandang sangat pantas sekali jika
pemerintah memberikan perhatian khusus kepada Madrasah Diniyah sehingga
dalam pelakasanaannya bisa lebih maksimal sesuai dengan yang diharapkan.

16
DAFTAR PUSTAKA

U. Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam (Bandung: Pustaka Setia, 2012), 211.

Creswell, J. (2015). Riset Pendidikan , Perencanaan, Pelaksanaan, dan Evaluasi Riset


Kualitatif & Kuantitatif.
Djahid, M. (2016). Penyelenggaraan Madrasah Diniyah Takmiliyah di Ponorogo.
Mu’adib, 6, 21.
Wildan Habibi. (2019). Penerapan Manajemen Kesiswaaan di Madrasah Diniyahh
Takmiliyah H. Ya’kub di Lirboyo Kediri. Dirasat, 1, 93.

Jannah, N. (2018). Manajemen Mutu Madrasah Diniyah di Era Kontemporer.


FALASIFA : Jurnal Studi Keislaman. https://doi.org/10.36835/falasifa.v9i2.122
Nizah, N. (2016). DINAMIKA MADRASAH DINIYAH: SUATU TINJAUAN
HISTORIS. Edukasia : Jurnal Penelitian Pendidikan Islam.
https://doi.org/10.21043/edukasia.v11i1.810
Mulyono.2008. Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan. Yogyakarta :

Ar Ruzz Media Group.


Mustajab.2018.Manajemen kesiswaan dalam pendidikan.Jurnal Pedagogik,
05 (01), 19-31.
Na’im, zaedun.2018. Konsep Dasar dan Tata Kelola manajemen Peserta Didik Di
sekolah. Journal EVALYASI, 2 (20).499.
Matry,N.2008. Implementasi Dasar-dasar manajemen Sekolah dalam Era Otonomi
daerah. Makasar. Aksara Madani.

Prihatin,E. (2011). Manajemen Peserta Didik. Bandung; Alfabeta.

17
LAMPIRAN

Lampiran 1

18

Anda mungkin juga menyukai