PROPOSAL
OLEH:
MUH MAS’UD ASH SHIDIQI
NIM: 201181010955
NIMKO: 2011.4.081.0001.1.00932
FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SUNAN DRAJAT (STAIDRA)
KRANJI PACIRAN LAMONGAN
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Indonesia dirancang untuk bersaing secara langsung dengan dunia
Internasional.Indonesia yang notabene adalah sebagai Negara berkembang, dituntut pula untuk
kemudian mampu secara Internasional bersaing dan bersanding secara kualitas. Menurut
Parawansa, Siskandar dan Suyanto dalam Kartika[1]bahwa kualitas pendidikan di Indonesia
masih sangat rendah tingkat kompetisi dan relevansinya. Laporan United Nation Development
Program (UNDP) tahun 2005 mengungkapkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia
menempati posisi ke-100 dari 117 negara.
Dari data di atas menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia masih jauh
tertinggal di bandingkan Negara-negara lain bahkan di Negara-negara Asia Tenggara.
Terkait dengan dunia pendidikan, untuk menciptakan manusia yang berkualitas dan
berprestasi tinggi maka siswa harus memiliki prestasi belajar yang baik.Prestasi belajar
merupakan tolak ukur maksimal yang telah dicapai siswa setelah melakukan perbuatan belajar
selama waktu yang telah ditentukan bersama. Belajar yang tidak memperoleh dukungan baik
dalam individu maupun dari luar individu maka belajar akan mengalami hambatan, tentunya
akan mempengaruhi hasil prestasi seseorang.[2]
Semua siswa, orang tua dan guru sebagai pengajar menginginkan tercapainya prestasi
belajar yang tinggi, karena prestasi belajar yang tinggi merupakan salah satu indikator
keberhasilan proses belajar mengajar. Namun kenyataannya tidak semua siswa mendapatkan
prestasi belajar yang tinggi dan terdapat siswa yang mendapatkan prestasi belajar yang rendah.
Kondisi tersebut pun dialami oleh siswa-siswi di SMA Al-Amin Paciran bahwa prestasi
belajar yang didapatkan bisa dikatakan rendah khususnya pada mata pelajaran yang mencakup
PAI, hal tersebut bisa diketahui dari nilai-nilai UTS yang kurang dari standar KKM.Rendahnya
prestasi belajar di SMA Al-Amin Paciran bisa sajadipengaruhi oleh kurangnyaminat siswa,
motivasi, disiplin diri, semangat, serta kurangnya perhatian baik dari guru maupun dari orang
tua.Hasil ini diperoleh dari observasi (pengamatan) pada nilai UTS semester ganjil.[3]
Sedangkan Menurut Slameto[4]faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar banyak
jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
a. Faktor internal, yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor intern
terdiri dari:
1. Faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh)
2. Faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan)
3. Faktor kelelahan
b. Faktor eksternal, yaitu faktor dari luar individu. Faktor ekstern terdiri dari:
1. Faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah,
keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan).
2. Faktor sekolah (metode mengajar guru, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa
dengan siswa, disiplin sekolah, alat pengajaran, waktu sekolah, standar belajar di atas ukuran,
keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah).
3. Faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, massa media, teman bergaul, dan
bentuk kehidupan masyarakat).
Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar tersebut, maka dalam
penelitian ini yang hendak dicari hubungan dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar di SMA
Al-Amin Paciran adalah motivasi dan kedisiplinan siswa.
Motivasi adalah “serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu,
sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu”. Terkadang suatu proses belajar tidak
dapat mencapai hasil maksimal disebabkan karena ketiadaan kekuatan yang mendorong
(motivasi). Motivasi dirumuskan sebagai suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan
dengan konsep-konsep yang lain seperti minat, konsep diri dan sebagainya. Sehingga dapat
mempengaruhi siswa yangdapat membangkitkan dan mengarahkan tingkah laku yang
dimungkinkan untuk ditampilkan oleh para siswa.[5]
Dalam proses belajar mengajar motivasi sangat besar pengaruhnya terhadap prestasi
belajar. Di mana hal ini pernah dilakukan penelitian oleh Anshori Aminmengenai hubungan
antara motivasi belajar dan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas II di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) Wahid Hasyim Malang, dengan diperoleh hasil bahwa terdapat
hubungan positif antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa untuk mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam.[6]
Untuk itu bagi siswa yang memiliki motivasi yang kuat akan mempunyai keinginan untuk
melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Sehingga boleh jadi siswa yang memiliki intelegensi
yang cukup tinggi menjadi gagal karena kekurangan motivasi, sebab hasil belajar itu akan
optimal bila terdapat motivasi yang tepat. Karenanya, bila siswa mengalami kegagalan dalam
belajar, hal ini bukanlah semata-mata kesalahan siswa, tetapi mungkin saja guru tidak berhasil
dalam membangkitkan motivasi siswa.
Motivasi yang kuat dalam diri siswa akan meningkatkan minat, kemauan dan semangat
yang tinggi dalam belajar, karena antara motivasi dan semangat belajar mempunyai hubungan
yang erat. Sebagaimana yang dikatakan oleh Sardiman dalam Rahman[7]bahwa : "Dalam
kegiatan belajar, maka motivasi menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan dari
kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai."
Variabel lain yang secara teoritik dapat mempengaruhi prestasi belajar adalah
kedisiplinan siswa. Disiplin siswa adalah sikap patuh siswa yang tergabung dalam suatu sekolah
terhadap peraturan-peraturan yang telah ditetapkan secara sadar sehingga tercipta ketertiban di
sekolah.[8]Hal ini dimaksudkan untuk mengarahkan, mengawasi, dan membatasi atau
mengendalikan perilaku siswa agar kegiatan belajar di kelas dan lingkungan sekolah berjalan
lancar dan efektif.
Seorang siswa perlu memiliki sikap disiplin diri dengan melakukan latihan yang
memperkuat dirinya sendiri untuk selalu terbiasa patuh dan mempertinggi daya kendali diri.
Sikap disiplin yang timbul dari kesadarannya sendiri akan dapat lebih memacu dan tahan lama
dibandingkan dengan sikap disiplin yang timbul karena adanya pengawasan dari orang lain.
Motivasi dan disiplin belajar siswa sangat berperan dalam prestasi belajar, dengan
motivasi dan disiplin belajar inilah siswa menjadi tekun dalam proses belajar mengajar, dan
dengan motivasi dan disipin itu pula kualitas hasil belajar siswa dapat diwujudkan dengan baik.
Siswa yang dalam proses belajar mempunyai motivasi dan disiplin yang kuat dan jelas akan
tekun dan berhasil dalam belajarnya. Tingginya motivasi dan disiplin dalam belajarakan
berhubungan dengan tingginya prestasi siswa.Hal ini sejalan dengan penelitian yang pernah
dilakukan oleh Avif Roy Rahmanmengenai pengaruh motivasi, lingkungan dan disiplin terhadap
prestasi belajar siswa pada jurusan teknik audio video SMK Negeri 3 Yogyakarta, dari penelitian
tersebut diperoleh bahwa variabel motivasi, lingkungan dan disiplin secara bersama-sama
berpengaruh positif yang signifikan terhadap prestasi belajar.[9]
Selama ini kedisiplinan yang dilakukan oleh siswa SMA Al-Amin Paciran di lingkungan
sekolah terbilang kurang. Hal ini terjadi karena terbukti masih banyaknya siswa-siswi yang
melanggar aturan dan tata tertib sekolah atau dengan kata lain mereka kurang disiplin dalam
belajar. Seperti terlambat datang masuk kelas, tidak mengerjakan tugas dari guru, tidak masuk
sekolah tanpa keterangan dan lain sebagainya. Ketidakdisiplinan tersebut oleh pihak sekolah
ditindak lanjuti dengan pemberian hukuman dengan harapan siswa dapat menyadari akan
kesalahannya dan tidak akan mengulanginya lagi. Dengan demikian, proses Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM) di sekolah dapat berjalan lebih efektif dan efisien sehingga dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).
Untuk itulah kedisiplinan dan motivasi sangat diperlukan bagipeserta didik dalam usaha
meningkatkan suatu kehidupan yang teratur, dan meningkatkan prestasi belajar, sehingga
kegiatan mereka akan membawa pada suatu kesuksesan.
Berdasarkan uraian di atas maka penting dan menarik untuk dilakukan penelitian
korelasional dalam rangka membuktikan kebenaran teoritik tersebut. Penelitian ini mengambil
judul: “Pengaruh Motivasi Belajar dan Kedisiplinan Siswa terhadap Prestasi Belajar Pendidikan
Agama Islam di SMA Al-Amin Paciran Tahun Pelajaran 2014-2015”.
C. Tujuan Penelitian
Setelah rumusan masalah ditentukan, maka tujuan yang hendak dicapai antara lain untuk
mengetahui:
1. Pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar PAI di SMA Al-Amin Paciran Tahun
Pelajaran 2014-2015.
2. Pengaruh kedisiplinan siswa terhadap prestasi belajar PAI di SMA Al-Amin Paciran Tahun
Pelajaran 2014-2015.
3. Pengaruh motivasi belajar dan kedisiplinan siswa terhadap prestasi belajar PAI di SMA Al-
Amin Paciran Tahun Pelajaran 2014-2015.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.[10] Maka, pada
penelitian ini penulis merumuskan hipotesis-hipotesis sebagai berikut:
1. Ada pengaruh yang signifikanmotivasi belajar siswaterhadapprestasi belajar PAI di SMA Al-
Amin Paciran Tahun Pelajaran 2014-2015.
2. Ada pengaruh yang signifikankedisiplinan siswaterhadapprestasi belajar PAI di SMA Al-
Amin Paciran Tahun Pelajaran 2014-2015.
3. Ada pengaruh yang signifikanmotivasi belajar siswa dan kedisiplinan siswa terhadap prestasi
belajar PAI di SMA Al-Amin Paciran Tahun Pelajaran 2014-2015.
E. Kegunaan Penelitian
Selain tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti, terdapat pula beberapa kegunaan dalam
penelitian ini, antara lain:
1. Secara Teoritis
a. Diharapkan dapat menambah khazanah keilmuan khususnya dalam Pendidikan Agama Islam
sesuai dengan kaidah dan prosedur ilmiah.
b. Dapat digunakan bagi para peneliti sebagai pertimbangan untuk mengadakan penelitian lebih
lanjut mengenai pengaruh motivasi dan disiplin siswa terhadap prestasi belajar siswa.
c. Sebagai bahan referensi bagi guru atau civitas akademika yang lain.
2. Secara Praktis
a. Sebagai bahan masukan bagi pihak sekolah untuk menjadi sekolah yang berkualitas dan mampu
bersaing dengan sekolah-sekolah lain baik di dalam maupun di luar negeri.
b. Sebagai masukan dan dorongan penyemangat bagi semua guru selaku pendidik untuk terus
memotivasi siswa dalam belajar agar anak didiknya menjadi lebih berkualitas.
c. Bagi pembaca dapat menambah pengetahuan dan wacana tentang pentingnya motivasi dan
disiplin siswa terhadap prestasi belajar PAI.
d. Lingkungan
Lingkungan merupakan sesuatu yang mengelilingi individu di dalam hidupnya, baik dalam
bentuk lingkungan fisik seperti orang tua, rumah, kawan bermain, dan masyarakat sekitar
maupun dalam bentuk lingkungan psikologis seperti perasaan-perasaan yang dialami, cita-cita,
persoalan-persoalan yang dihadapi dan sebagainya.
e. Pengaruh kelompok
Pembawaan dari latihan memang sangat berpengaruh dalam kedisiplinan, perubahan dari
lahir yang ditunjang latihan bisa dikembangkan jika terpengaruh oleh suatu kelompok yang
berdisiplin, tapi pembawaan yang baik ditunjang dengan latihan yang baik bisa jadi tidak baik
jika terpengaruh oleh suatu kelompok yang tidak baik demikian juga sebaliknya.
Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh kelompok lebih kuat dibanding yang lain karena
tidak dapat disangkal bahwa manusia sebagai makhluk sosial dan bersosialisasi merupakan
kebutuhan yang tidak dapat dihindari.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Rancangan (desain) adalah suatu proses agar kondisi suatu hal dapat dikendalikan, karena
itu desain merupakan proses untuk mengambil keputusan sebelum sesuatu pekerjaan tiba
waktunya untuk dilaksanakan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, metode survey dan teknik
korelasional.Variabel terikat adalah Y dan variabel bebasnya adalah X1 dan X2. Kontelasi
penelitiannya adalah sebagaimana gambar berikut:
Gambar 3.1 kontelasi penelitian
X1
Y
X2
Keterangan :
X1 : Motivasi belajar
X2 : kedisiplinan siswa
Y : Prestasi belajar
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.Dinamakan penelitian sampel
apabila bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel.[49]
Adapun teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalahProbability
Sampling dengan jenis Stratified Random Sampling. Probability Sampling adalah metode
pengambilan sampel yang didasarkan pada teori probabilitas, dimana semua unit dalam populasi
memiliki kemungkinan atau peluang atau kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai sampel
dan besarnya kemungkinan atau peluang dapat dihitung. Sedangkan yang dimaksud dengan
Stratified Random Sampling yaitu cara pengambilan sampel secara acak dari suatu anggota
populasi yang bertingkat/berstratum secara proporsional, jika anggota populasinya heterogen
atau terdiri atas kelompok-kelompok yang bertingkat.[50]Adapun penentuan sampel penelitian
menggunakan rumus Taro Yamane.
Dimana: n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
d2 = presisi yang ditetapkan (tingkat kesalahan)
Jumlah sampel yang diperoleh dalam penelitian ini berdasarkan rumus tersebut yaitu:
= = 60.78 61 (dibulatkan)
Selanjutnya, untuk mencari sampel berstratanya memakai rumus alokasi proporsional
yaitu:
Dari rumus di atas diperoleh jumlah sampel menurut masing-masing strata sebagai
berikut:
Kelas XA :27 : 155 x 61 = 10.6 11 orang
Kelas XB :27 : 155 x 61 = 10.6 11 orang
Kelas XI IPA :26 : 155 x 61 = 10.2 10 orang
Kelas XI IPS :24 : 155 x 61 = 9.4 9 orang
Kelas XII IPA : 22 : 155 x 61 = 8.69 orang
61 orang
D. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam
maupun sosial yang diamati.[51]Pada penelitian ini, instrumen penelitiannya menggunakan
angket.Angket yang disusun berupa angket tertutup, angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan
disertai dengan jawabannya.Pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam angket sudah memuat
semua variabel.Dalam penelitian ini instrumen yang dipilih oleh peneliti adalah angket dan
dokumentasi.
1. Angket
Instrumen untuk metode angket adalah blangko angket.Angket ini diberikan kepada siswa
(responden) untuk dijawabnya.Angket ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai motivasi
belajar dan kedisiplinan siswa yang berupa data kualitatif. Data ini kemudian diubah menjadi
data kuantitatif berupa angka-angka yaitu dengan cara memberi skor. Penskoran untuk variabel
X1 dan X2 menggunakanskala likert dalam bentuk pilihan ganda dengan alternative yang
berbeda. Skala Likert yaitu digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.[52]Dimanauntuk variabel motivasi belajar
(X1), penulis menggunakan empat alternatif jawaban pada pernyataan positif dan negatif seperti
tabeldi bawah ini:
Tabel 3.3
Skor item variabel motivasi belajar
Positif Negatif
Jawaban Skor Jawaban Skor
Sangat baik 4 Sangat baik 1
Baik 3 Baik 2
Kurang baik 2 Kurang baik 3
Tidak baik 1 Tidak baik 4
Sementara untuk mempermudah dalam pembuatan angket, maka penulis membuat kisi-
kisi instrument pedoman angket sebagai berikut:
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Instrumen pedoman angket
Item
No. No.
No Variabel Dimensi variabel Indikator
Item Item
positif negatif
1 Motivasi 1. Motivasi 1. Keinginan untuk belajar 1, 2 3
Belajar(X1) intrinsik 2. Senang mengikuti pelajaran 4 5, 6
3. Menyelesaikan tugas
4. Mengembangkan bakat 7 8
5. Meningkatkan pengetahuan 9 10, 11
1. Ingin mendapat perhatian 12, 13, 14, 15
2. Ingin mendapat pujian
2. Motivasi 3. Ingin mendapat 16, 17 20
ekstrinsik hadiah/penghargaan dari guru
atau sekolah 18, 21 22, 23
19, 24 25
20 19
21 18, 25
3 Prestasi Nilai UTS Nilai UTS (Ujian Tengah
belajar PAI Semester Ganjil) untuk mata
pelajaran yang mencakup PAI
. Dokumentasi, instrumen untuk metode dokumentasi adalah indeks prestasi nilai UTS (Ujian
Tengah Semester Ganjil) untuk semua siswa di SMA Al-Amin Paciran.
3. Uji coba instrument
Suatu instrument yang baik adalah yang memenuhi kriteria valid dan reliabel.Oleh karena
itu perlu diadakannya uji validitas dan uji reliabilitas instrument.
a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan sejauhmana suatu alat ukur telah
mengukur apa yang seharusnya diukur.[53]Pengujian dilakukan dengan mengkorelasikan skor
pada masing-masing item dengan skor totalnya. Perhitungan validitas dari sebuah instrument
dapat menggunakan rumusKorelasi Product Moment atau yang dikenal dengan
korelasi Pearsondengan rumus:
Keterangan :
N = jumlah subyek
Sedangkan dalam penelitian ini penulis menggunakan bantuan program SPSS 16.0 for
windows untuk menguji validitas suatu instrumen.Dimana suatu instrument yang diuji dikatakan
valid jika koefisien r hitung ≥ r tabel dan jika koefisien r hitung < r tabel maka butir atau variabel
tersebut tidak valid.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas diterjemahkan dari kata reliability.Pengukuran yang memiliki reliabilitis tinggi
maksudnya adalah pengukuran yang dapat menghasilkan data yang reliabel.Ide pokok dalam
konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.[54]
Pengujian reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan rumusAlpha Cronbach, yaitu:
Keterangan:
ri : reliabilitas instrumen
k : mean kuadrat antara subyek
ƩSt : ragan skor butir pertanyaan ke-1
2