PRESTASI BELAJAR
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
METODOLOGI PEMBELAJARAN PAI
Dosen Pengampu :
HARY SUPRIYATNO, S.Ag., M.Pd.
Disusun Oleh :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun telah panjatkan atas kehadirat Allah SWT sang Pencipta alam
semesta dan kehidupan beserta seperangkat aturan-Nya, karena berkat limpahan rahmat,
taufik, serta inayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah “PRESTASI
BELAJAR” yang sederhana ini.
Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini tidaklah lain untuk memenuhi salah satu
dari sekian kewajiban mata kuliah “METODOLOGI PEMBELAJARAN PAI” serta
merupakan bentuk langsung tanggung jawab penyusun pada tugas yang diberikan. pada
kesempatan ini, penyusun juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada dosen
pengampu mata kuliah “METODOLOGI PEMBELAJARAN PAI”..
Demikian pengantar yang dapat penyusun sampaikan, di mana penyusun pun sadar
bahwasanya penyusun hanyalah seorang manusia yang tidak luput dari kesalahan dan
kekurangan, sedangkan kesempurnaan hanya milik Allah SWT hingga dalam penulisan dan
penyusunan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif
akan senantiasa penyusun terima sebagai upaya evaluasi diri.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
C. Tujuan ............................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................... 3
A. KESIMPULAN ...................................................................................... 15
B. SARAN ........................................................................................................................ 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi
sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan bellajar
mereka. Belajar adalah istilah kunci (key term)yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan,
sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar
hampir selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan
upaya pendidikan.
Belajar juga memainkan peranan penting dalam mempertahankan sekelompok umat
manusia(bangsa) ditengah-tengah persaingan yang ketat diantara bangsa-bangsa lainnya yang
terlebih dahulu maju karena belajar[1]. Arti belajar itu sendiri yaitu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
Setiap siswa memang tidak ada yang sama, perbedaan individual inilah yang
menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar dikalangan siswa, sehingga menyebabkan
perbedaan prestasi belajar. Prestasi belajar merupakan hasil dari suatu proses yang didalamnya
terdapat sejumlah factor yang mempengaruhi, tinggi rendahnya prestasi belajar siswa
tergantung pada factor-faktor tersebut.
1
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian dari prestasi belajar?
b. Apa saja kegunaan dan fungsi prestasi belajar?
c. Bagaimana cara kita melakukan evaluasi prestasi belajar?
d. Apa saja jenis – jenis prestasi belajar?
e. Factor – factor apa saja yang mempengaruhi prestasi belajar?
f. Apa saja yang menjadi indicator prestasi belajar?
g. Apa saja kelebihan dan kelemaan tes eesay dan objektif?
C. Tujuan Penulisan
a. Untuk memahami mengenai pengertian prestasi belajar
b. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan meyebutkan kegunaan dan fungsi dari prstasi belajar
c. Agar mahasiswa dapat melakukan evaluasi prestasi belajar
d. Agar mahasiswa dapat mengidentifikasikan factor – factor yang mempengaruhi prestasi belajar
e. Agar mahasiswa dapat mengetahui jenis dan indicator prestasi belajar
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan,
tujuan, kepribadian dan persepsi manusi (Catharina, 2004: 4). Belajar adalah merupakan suatu
proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan
tetapi lebih luas daripada itu yaitu mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil
latihan, melainkan perubahan kelakuan (Hamalik, 2001: 36).
Berdasarkan definisi yang dikemukakan beberapa tokoh di atas, maka penulis dapat
mengambil suatu kesimpulan, bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang
merupakan sebagai akibatdari pengalaman atau latihan Sedangkan pengertian prestasi belajar
sebagaimana yang tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah: „penguasaan
pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan
dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru..39 Prestasi belajar dapat bersifat
tetap dalam serjarah kehidupan manusia karena sepanjang kehidupannya selalu mengejar
prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing.Prestasi belajar dapat memberikan
kepuasan kepada orang yang bersangkutan, khususnya orang yang sedang menuntut ilmu di
sekolah.
4
1. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kualitas pengetahuan yang telah
dikuasai anak didik.
2. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu
3. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan
4. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan
5. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak
didik.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat diketahui bahwa betapa pentingnya
mengetahui prestasi belajar siswa, baik individual maupun kelompok karena prestasi belajar
tidak hanya sebagai indikator keberhasilan, dan juga berguna bagi guru yang bersangkutan
sebagai umpan balik dalam melaksanakan pembelajaran dikelas apakah akan diadakan
perbaikan dalam proses belajar mengajar ataupun tidak.
5
Menurut Gardnerdalam teori Multiple Intellegence, intelegensi memiliki tujuh dimensi
yang semiotonom, yaitu linguistik, musik, matematik logis, visual spesial, kinestetik fisik,
sosial interpersonal dan intrapersonal.
c. Minat dan motivasi
Minat yang besar terhadap sesuatu terutama dalam belajar akan mengakibatkan proses
belajar lebih mudah dilakukan. Motivasi merupakan dorongan agar anak mau melakukan
sesuatu. Motivasi bisa berasal dari dalam diri anak ataupun dari luar lingkungan
d. Cara belajar
Perlu untuk diperhatikan bagaimana teknik belajar, bagaimana bentuk catatan buku,
pengaturan waktu belajar, tempat serta fasilitas belajar.
6
E. Indikator Prestasi Belajar
Menurut Muhibbin Syah (2008:150) “Pengungkapan hasil belajar meliputi segala ranah
psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa”. Namun
demikian pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah, khususnya ranah afektif sangat
sulit.Hal ini disebabkan perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat intangible (tidak dapat
diraba).
Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa adalah garis-garis besar
indikator dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur. Di bawah ini
adalah tabel yang menunjukan jenis, indikator dan cara evaluasi belajar:[5]
Tabel 1 : Jenis, Indikator dan Cara Evaluasi Prestasi
Ranah/Jenis Prestasi Indikator Cara Evaluasi
A. Ranah Kognitif
1. Pengamatan 1. dapat menunjukkan 1. tes lisan
2. dapat membandingkan 2. tes tertulis
3. dapat menghubungkan 3. observasi
7
teliti) 2. dapat 2. pemberian tugas
Mengklasifikasikan
8
5.Karakteristik (penghayatan) 1. melembagakan atau 1. pemberian tugas
meniadakan ekspresif dan proyektif
2. menjelmakan dalam 2. observasi
pribadi dan perilaku
sehari-hari
Ranah/Jenis Prestasi Indikator Cara Evaluasi
C. Ranah Karsa/Psikomotor
1. Keterampilan 1. mengkoordinasikan 1. observasi
bergerak dan gerak mata, tangan, kaki 2. tes tindakan
bertindak dan anggota tubuh
lainnya
9
4. Lebih mudah dan cepat cara memeriksanya karena dapat menggunakan kunci tes bahkan
alat-alat hasil kemajuan teknologi.
5. Untuk menjawab test objektif tidak banyak memakai waktu
6. Pemeriksaanya dapat diserahkan orang lain.
7. Tes Objektif tidak memperdulikan penguasaan bahasa, sehingga mudah dilaksanakan.
b. Kelemahan test objektif yaitu:
1. Murid sering menerka-nerka dalam memberikan jawaban, karena mereka belum
menguasai bahan pelajaran tersebut.
2. Memang test sampling yang diajukan kepada murid- murid cukup banyak, dan hanya
membutuhkan waktu yang relative singkat untuk menjawabnya
3. Tidak biasa mengajak murid untuk berpikir taraf tinggi.
4. Banyak memakan biaya, karena lembaran item- item test harus sebanyak jumlah
pengikut test.
5. Kerjasama antar peserta didik pada waktu mengerjakan soal tes lebih terbuka.
Tes obyektif ini terdiri dari berbagai macam bentuk, antara lain:
1. Salah- Benar atau True- False (T- F)
Bentuk tes benar salah memiliki soal yang berupa statemen. Statemen tersebut dapat
disusun sedemikian rupa, ada yang benar dan ada yang salah.
a. Kelebihan S - B yaitu :
1. Soal ini baik untuk hasil- hasil, dimana hanya ada dua alternative jawaban.
2. Tuntutan kurang ditekankan pada kemampuan baca.
3. Tidak begitu sulit menentukan jawaban pengecoh.
4. Pembuatan soal relative lebih mudah karena hanya mengarah
pada option jawaban.
5. Tidak perlu membuat jawaban pengecoh
b. Kelemahan S - B yaitu
1. Sulit menuliskan soal diluar tingkat pengetahuan yang bebas dari maksud
ganda.
2. Jawaban soal tidak memberikan bukti bahwa siswa mengetahui dengan baik.
3. Tidak bisa untuk mengukur kemampuan analisa.
4. Kurang cocok untuk soal hitungan
5. Soal kurang bervariasi.
6. Tidak ada informasi diagnostic dari jawaban yang salah.
10
7. Memungkinkan dan mendorong siswa untuk menerka-nerka.
2. Pilihan Ganda atau Multiple Choice (M-Ch)
Tes pilihan ganda merupakan tes yang menggunakan pengertian/ pernyataan
yang belum lengkap dan untuk melengkapinya maka kita harus memilih satu dari
beberapa kemungkinan jawaban benar yang telah disiapkan. Tes pilihan ganda adalah
bentuk test yang mempunyai satu jawaban yang benar atau paling tepat.
a. Kelebihan Pilihan Berganda yaitu:
1. Hasil belajar yang sederhana sampai yang komplek dapat diukur.
2. Terstruktur dan petunjuknya jelas.
3. Alternatif jawaban yang salah dapat memberikan informasi diagnostik.
4. Tidak dimungkinkan untuk menerka jawaban.
5. Dapat diaplikasikan dengan komputer baik penampilan soal dan perhitungan
nilainya, interaktif
b. Kelemahan Pilihan Berganda yaitu:
1. Menyusunnya membutuhkan waktu yang lama.
2. Sulit menemukan pengacau
3. Kurang efektif mengukur beberapa tipe pemecahan masalah, kemampuan untuk
mengorganisir dan mengekspresikan ide.
4. Kurang menggambarkan sebuah proses
5. Tingkat kemampuan yang terukur sangat terbatas
3. Isian atau Completion
Tes isian terdiri dari kalimat yang dihilangkan (diberi titik-titik). Bagian yang
dihilangkan ini yang diisi oleh peserta tes merupakan pengertian yang diminta agar pernyataan
yang dibuat menjadi pernyataan yang benar.
a. Kelebihan Isian atau Completion yaitu:
1. Sangat mudah dalam penyusunannyaLebih menghemat tempat ( menghemat
kertas ).
2. Persyaratan komprehensif dapat dipenuhi oleh test model ini.
3. Digunakan untuk mengukur berbagai taraf kompetensi dan tidak sekedar
mengungkap taraf pengenalan atau hafalan saja
b. Kelemahan Isian atau Complection
1. Lebih cenderung mengungkap daya ingat atau aspek hafalan saja.
2. Butir- butir item dari test model ini kurang relevan untuk diajukan.
3. Tester kurang berhati-hati dalam menyusun kalimat dalam soal.
11
4. Jawaban singkat atau Short Answer
Bentuk tes jawaban singkat ini menghendaki jawaban dengan kalimat dan atau angka-
angka yang hanya dapat dinilai benar atau salah. Soal bentuk jawaban singkat biasanya
dekemukakan dalam bentuk pertanyaan. Dengan kata lain, item tersebut berupa suatu kelimat
bertanya yang dapat dijawab dengan singkat.
a. Kelebihan jawaban singkat yaitu:.
1. Mudah dalam perbuatan
2. Kemungknan menebak jawaban sangat sulit
3. Cocok untuk soal- soal hitungan
4. Hasil- hasil pengetahuan dapat diukur secara luas
b. Kelemahan Jawaban Singkat yaitu:
1. Sulit menyusun kata- kata yang jawabannya hanya satu.
2. Tidak cocok untuk mengukur hasil- hasil belajar yang komplek.
3. Penilaian menjemukan da memerlukan waktu banyak.
B. Tes Subjektif
Pada umumnya test subjektif berbentuk tes esai (uraian). Ciri-ciri pertanyaanya
didahului dengan kata-kata seperti, uraikan, jelaskan, mengapa, bagaimana, bandingkan,
simpulkan dan sebagainya.
a. Kelebihan Test Subjektif yaitu:
1. Mudah dipersiapkan dan disusun
2. Tidak memberi banyak kesempatan untuk berspekulasi atau untung-untungan
3. Mendorong peserta didik untuk berani mengemukakan pendapat serta menysun
dalam bentuk kalimat yang bagus
4. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengutarakan maksudnya dengan
gaya bahasa dan carannya sendiri.
5. Dapat mengetahui sejauhmana peserta didik mendalami suatu masalah yang
diujikan/dites.
b. Kelemahan Test Subjektif yaitu:
1. Terbatasnya lingkup bahan pelajaran yang dinilai dan sulitnya mengoreksi jawaban
dengan objektif (Sudjana, 2001:262)
2. Kadar validitas dan realibilitas rendah karena sukar diketahui segi-mana dai
pengetahuan siswa yang betul-betul telah dikuasai.
12
3. Kurang representatif dalam hal mewakili seluruh scope bahan pelajaran yang akan
dites karena soalnya hanya beberapa saja (terbatas)
4. Cara pemeriksaannya banyak dipengaruhi oelh unsur-unsur subjektif
5. Pemeriksaaannya lebih sulit sebab membutuhkan pertimbangan individual lebih
banyak dari penilai.
13
2. Tes Lisan
Tes lisan adalah tes yang pelaksanaannya dilakukan dengan mengadakan
tanya jawab secara langsung antara pendidik dan peserta didik. tes ini termasuk
kelompok tes verbal, yaitu tes soal dan jawabannya menggunakan bahasa lisan.
a. Kelebihan tes lisan:
1. Dapat menilai kemampuan dan tingkat pengetahuan yang dimiliki
peserta didik, sikap, serta kepribadiannya karena dilakukan secara
berhadapan langsung.
2. Bagi peserta didik yang kemampuan berpikirnya relatif lambat
sehingga sering mengalami kesukaran dalam memahami
pernyataan soal, tes bentuk ini dapat menolong sebab peserta
didik dapat menanyakan langsung kejelasan pertanyaan yang
dimaksud.
3. Hasil tes dapat langsung diketahui peserta didik.
b. Kelemahan tes lisan:
1. Subjektivitas pendidik sering mencemari hasil tes,
2. Waktu pelaksanaan yang diperlukan
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kemampuan intelektual sangat mempengaruhi keberhasilanbelajar seseorang yang terlihat
dari prestasi belajar yang didapat. Untuk mengetahui prestasi tersebut perlu diadakan evaluasi
dengan tujuan mengetahui kemampuan seseorang setelah mengikuti prosespembelajaran.
Prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari kegiatanbelajar karena prestasi belajar adalah hasil
dari kegiatan belajar yangmerupakan proses pembelajaran.
prestasi belajar merupakan tingkat keberhasilan dalam proses pembelajaran setelah melalui
tahap tes yang dinyatakan dalam bentuk nilai berupa angka. Prestasi belajar dapat diketahui
setelah melakukan evaluasi dan evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya
prestasi belajar.
Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar yaitu Faktor Internal (faktor dari dalam siswa)
dan factor eksternal (factor dari luar diri siswa) dan factor pendekatan belajar.
Untuk mengetahui seberapa jauh prestasi belajar telah dicapai peserta didik, maka diadakan
kegiatan evaluasi pembelajaran.Evaluasi pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan
secara sistematis dengan mengumpulkan bukti-bukti untuk menentukan keberhasilan
belajar.Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa adalah garis-garis
besar indikator dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur
B. Saran
Kami selaku pemakalah dengan diiringi harapan menghimbau serta menyarankan kepada
seluruh pembaca makalah ini, agar setelah kita memahami dan mengerti mengenai seluruh
materi prestasi belajar kita dapat menerapkannya langsung di dunia pendidikan.Baik untuk
calon peserta didik kita nanti, dan untuk diri kita sendiri. Sehingga apa yang pemakalah
sampaikan melalui makalah ini dapat menjadi ilmu yang bermanfaat dunia dan akhirat
15
DAFTAR PUSTAKA
Sukardi, Dewa, Ketut. 1983. Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah, Surabaya: Usaha
Nasional
Suryabrata, Sumardi. 2002. Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindi Persada
Purwanto, M. Ngalim. 2001. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
Winkel, W. S.. 1999. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Gramedia
Winkel, W.S, Psikologi Pengajaran, Jakarta: Grasindo, 1996, Cet. Ke-4
Muhibin Syah.(2004).Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT.Remaja
Rosda karya.
Abin Syamsudin. (2009). Psikologi Kependidikan.Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
16