Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MERANCANG KEGIATAN PEMBELAJARAN


DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
PENGEMBANGAN KURIKULUM DI SD

DOSEN PENGAMPU:
Prof. Dr. Hj. Aslamiah, M.Pd., Ph.D
Nazaruddin, M.Pd

DISUSUN OLEH :
KELAS 4A PGSD
KELOMPOK 12

Hairunnisa 1910125120056
Reza Alfianita 1910125220046
Prima Mega Puspita 1910125220121
Muhammad Zarkasi Noor 1910125310091

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan pemilik semesta alam atas
karunia dan rahmat-Nya, sehingga makalah ini dapat di selesaikan tepat waktu.
Sebelumnya kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Prof. Dr. Hj. Aslamiah,
M.Pd., Ph.D dan Bapa Nazaruddin, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah
Pengembangan Kurikulum di SD yang sudah membimbing kami dalam tugas
makalah ini.
Dalam makalah ini kami akan memaparkan tentang materi Merancang
Kegiatan Pembelajaran, semoga makalah yang kami susun mudah di pahami dan
dapat di terapkan nantinya dalam kegiatan mengajar. Kami harap makalah ini
dapat berguna bagi pembaca maupun kami selaku penulis makalah.
Di dalam makalah ini mungkin terdapat banyak kekurangan dan jauh dari
kata sempurna di dalamnya, oleh karna itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran pembaca dalam tujuan penyempurnaan makalah yang kami susun. Akhir
kata kami memohon maaf jika dalam penulisan makalah ini terdapat kata-kata
yang kurang berkenan.

Banjarmasin, 25 Februari 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................1
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Pengalaman Belajar (Pengertian Pengalaman Belajar).................................3
B. Prinsip-Prinsip Merancang Pengalaman Belajar...........................................6
C. Metode dan Prosedur Pembelajaran..............................................................8
BAB III PENUTUP..............................................................................................14
A. Kesimpulan.................................................................................................14
B. Saran............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Merancang pengalaman belajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
merupakan aspek penting dalam perencanaan pembelajaran. Pengalaman
belajar adalah proses kegiatan belajar yang dilakukan siswa untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Pengalaman belajar mengacu kepada interaksi antara
pelajar dengan kondisi eksternal di lingkungan yang ia reaksi, artinya
belajar melalui perilaku aktif siswa, yaitu apa yang ia lakukan saat ia
belajar, bukan apa yang dilakukan oleh guru. Pengalaman belajar
sangat penting untuk diberikan kepada siswa, agar pembelajarannya
lebih bermakna, baik pada proses pembelajaran maupun pada
hasil pembelajaran yang diperoleh siswa.
Setiap proses pembelajaran wajib menggunakan metode-metode
pembelajaran agar pembelajaran tersebut dapat maksimal. Dalam
menggunakan metode pembelajaran di sekolah, seorang guru dapat
menggunakan metode pembelajaran yang berbeda-beda antara kelas yang
satu dengan kelas yang lain, dengan demikian dituntut adanya kemampuan
guru dalam menguasai dan menerapkan berbagai macam metode
pembelajaran. Semakin baik metode itu, makin efektif pula pencapaian
tujuan.
Dapat dikatakan bahwa adanya hasil belajar siswa yang tinggi dan
berkualitas, dapat dihasilkan dari proses pembelajaran yang berkualitas, untuk
menghasilkan proses pembelajaran yang berkualitas seorang tenaga pendidik
membutuhkan kemampuan dalam menerapkan metode dan prosedur
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dalam kelas.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengalaman belajar (pengertian pengalaman belajar)?
2. Apa saja prinsip-prinsip merancang pengalaman belajar?
3. Apa saja metode dan prosedur pembelajaran?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengalaman belajar (pengertian pengalaman belajar).
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip merancang pengalaman belajar.
3. Untuk mengetahui metode dan prosedur pembelajaran.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengalaman Belajar (Pengertian Pengalaman Belajar)


Pengalaman adalah mengalami. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
kata mengalami, diartikan sebagai merasai, menjalani serta menanggung
suatu peristiwa. Sementara itu pengalaman diartikan sebagai suatu kejadian,
peristiwa maupun kegiatan yang pernah dialami, dijalani, dirasai dan
ditanggung dalam suatu kegiatan (Wiyani, 2013: 147) . Dengan demikian,
pengalaman belajar dapat diartikan sebagai berbagai kegiatan yang dialami
dan dijalani oleh peserta didik dalam proses pembelajaran untuk mencapai
berbagai kompetensi sebagai bentuk rumusan dari tujuan pembelajaran.
Pengalaman belajar merupakan sejumlah aktivitas siswa yang
dilakukan untuk memperoleh informasi dan kompetensi baru sesuai dengan
tujuan yang hendak dicapai. Selain itu, Tyler juga menyatakan bahwa
pengalaman belajar mengacu kepada interaksi antara pelajar dengan
kondisi eksternal di lingkungan yang ia reaksi, artinya belajar melalui
perilaku aktif siswa,yaitu apa yang ia lakukan saat ia belajar, bukan apa
yang dilakukan oleh guru.
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa:
1. Pengalaman belajar mengacu kepada interaksi pembelajar dengan
kondisi eksternalnya bukan konten pelajaran.
2. Pengalaman belajar mengacu kepada belajar melalui perilaku aktif
siswa.
3. Belajar akan berarti bagi siswa setelah dia mengikuti kegiatan
belajar-mengajar tertentu.
4. Adanya berbagai upaya yang dilakukan oleh guru dalam usaha
membimbing siswa agar memiliki pengalaman belajar tertentu.
Pengalaman belajar diperoleh dari serangkaian kegiatan untuk
mengeksplorasi lingkungan melalui interaksi aktif dengan teman,
lingkungan, dan nara sumber lain (Depdiknas, 2003) dalam
(Megawati, 2018: 25). Pengalaman belajar sangat penting untuk diberikan

3
kepada siswa, agar pembelajarannya lebih bermakna, baik pada proses
pembelajaran maupun pada hasil pembelajaran yang diperoleh siswa. Edgar
Dale (1960) dalam (Megawati, 2018: 25) melukiskan proses mendapatkan
pengalaman belajar bagi siswa dalam sebuah kerucut, yang
dinamakan kerucut pengalaman (Dale’scone of experience).

Berdasarkan gambar diatas terlihat bahwa pengalaman langsung (Do


real thing) menempati posisi dasar. Edgar Dale ingin menekankan bahwa
semakin konkret siswa mempelajari bahan pengajaran
(pengalaman langsung) maka semakin banyaklah pengalaman yang
diperoleh siswa. Sebaliknya, semakin abstrak siswa memperoleh
pengalaman (bahasa verbal) maka semakin sedikit pengalaman yang
akan diperoleh siswa. Pengalaman langsung merupakan pengalaman yang
diperoleh siswa sebagai hasil dari aktivitas sendiri. Siswa mengalami,
merasakan sendiri segala sesuatu yang berhubungan dengan
pencapaian tujuan. Siswa berhubungan langsung dengan objek yang
hendak dipelajari tanpa menggunakan perantara. (Sanjaya, 2012). Melalui
pengalaman belajar, guru dapat meningkatkan kualitas pembelajaran agar
lebih bermakna, dan dapat mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki
siswa.
Dalam Pemendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru disebutkan bahwa kemampuan merancang

4
pengalaman belajar peserta didik merupakan perwujudan dari kompetensi
profesional guru. Rancangan pengalaman belajar yang disusun oleh guru
dalam tataran pengaplikasiannya terwujud dalam kegiatan belajar (Wiyani,
2013: 147). Jadi dapat disimpulkan bahwa pengalaman belajar rancangan
yang disusun oleh guru dalam bentuk pengaplikasian kegiatan belajar.
Berbagai pengalaman belajar yang dapat diberikan kepada peserta didik
anatara lain (Wiyani, 2013: 148-149):
1) Pengalaman Belajar Mental
Dalam pengalaman belajar mental ini, kegiatan belajar yang dirancang
dan diimplementasikan oleh guru berhubungan dengan aspek berpikir,
mengungkapkan perasaan, mengambil inisiatif dan
mengimplementasikan nilai-nilai. Pengalaman belajar mental dapat
dilakukan melalui kegiatan belajar, seperti membaca buku,
mendengarkan ceramah, mendengarkan berita dari radio serta melakukan
kegiatan perenungan.
2) Pengalaman Belajar Fisik
Dalam pengalaman belajar fisik ini, kegiatan pembelajaran yang
dirancang dan diimplemetasikan oleh guru berhubungan dengan kegiatan
fisik atau pancaindra dalam menggali sumber-sumber informasi sebagai
sumber materi pembelajaran. Pengalaman belajar fisik dapat dilakukan
melalui kegiatan belajar seperti kegiatan observasi lapangan, eksperimen
di laboratorium, penelitian, kunjungan belajar, karya wisata, pembuatan
buku harian, serta berbagai kegiatan praktis lainnya yang berhubungan
dengan aktivitas fisik.
3) Pengalaman Belajar Sosial
Pengalaman belajar sosial merupakan pengalaman belajar yang
berhubungan dengan kegiatan peserta didik dalam menjalin hubungan
dengan orang lain seperti guru, peserta didik lainnya dan sumber materi
pembelajaran berupa orang atau narasumber. Pengalaman belajar sosial
ini dapat dilakukan melalui kegiatan belajar seperti melakukan
wawancara dengan para tokoh, bermain peran, berdiskusi, mengadakan

5
bazar, menyelenggarakan pameran, melakukan jual beli, menggalang
dana untuk korban bencana alam dan lain sebagainya.
Dalam tataran ideal ketiganya pengalaman belajar diatas tidaklah
berdiri secara terpisah, tetapi ketiganya memiliki satu kesatuan yang utuh
yang dapat memfasilitasi peserta didik dalam mencapai berbagai kompetensi
pada domain kognitif, afektif serta psikomotorik. Jadi dapat disimpulkan
bahwa pengalaman belajar mempunyai kesatuan utuh dalam domain
kognitif, afektif dan psikomotorik.

B. Prinsip-Prinsip Merancang Pengalaman Belajar


Ada sejumlah prinsip khusus dalam merancang pengalaman belajar,
yakni sebagai berikut (Sanjaya, 2015:172-174) :
1. Interaktif
Prinsip interaktif mengandung makna, bahwa mengajar bukan hanya
sekedar menyampaikan pengetahuan dari guru ke siswa, akan tetapi
mengajar dianggap sebagai proses mengatur lingkungan yang dapat
merangsang siswa untuk belajar. Dengan demikian, pengalaman belajar
harus dapat mendorong agar siswa berinteraksi baik antara guru dan
siswa, antara siswa dan siswa, maupun antara siswa dengan
lingkungannya. Melalui proses interaksi, memungkinkan kemampuan
siswa berkembang baik mental maupun intelektual.
2. Inspiratif
Proses pembelajaran adalah proses yang inspiratif, yang memungkinkan
siswa untuk mencoba dan melakukan sesuatu. Berbagai informasi dan
proses pemecahan masalah dalam pembelajaran bukan harga mati, yang
bersifat mutlak, akan tetapi merupakan hipotesis yang merangsang siswa
yang berpengalaman mencoba dan mengujinya. Oleh karena itu guru
mesti membuka berbagai kemungkinan yang dapat dikerjakan siswa.
Biarkan siswa berbuat dan berpikir sesuai dengan inspirasiny sendiri,
sebab pengetahuan pada dasarnya bersifat subyektif yang bisa dimaknai
oleh setiap subyek belajar.
3. Menyenangkan

6
Proses pembelajaran adalah proses yang dapat mengembangkan seluruh
potensi siswa. Seluruh potensi itu hanya mungkin dapat berkembang
manakala siswa bebas dari rasa takut dan menegangkan. Oleh karena itu,
perlu diupayakan agar pengalaman belajar merupakan proses yang
menyenangkan. Proses pembelajaran yang menyenangkan dapat
dilakukan pertama, dengan menata ruangan yang apik dan menarik.
Kedua, melalui pengelolaan pembelajaran yang hidup dan bervariasi
yakni dengan menggunakan pola dan model pembelajaran, media dan
sumber belajar yang relevan serta gerakan-gerakan guru yang mampu
membangkitkan motivasi belajar siswa.
4. Menantang
Proses pembelajaran adalah proses yang menantang siswa untuk
mengembangkan kemampuan berpikir, yakni merangsang kerja otak
secara maksimal. Kemampuan tersebut dapat ditumbuhkan dengan cara
mengembangkan rasa ingin tahu siswa melalui kegiatan mencoba-coba,
berpikir secara intuitif atau bereksplorasi. Apapun yang diberikan dan
dilakukan guru harus dapat merangsang siswa untuk berpikir (learning
how to learn) dan melakukan (learning how to do)
5. Motivasi
Motivasi adalah aspek yang sangat penting untuk membelajarkan siswa.
Tanpa adanya motivasi tidak mungkin siswa memiliki kemauan untuk
belajar. Oleh karena itu, membangkitkan motivasi merupakan salah satu
peran dan tugas guru dalam setiap proses pembelajaran. Motivasi dapat
diartikan sebagai dorongan yang memungkinkan siswa untuk bertindak
atau melakukan sesuatu. Oleh karena itu dalam rangka membangkitkan
motivasi, guru harus dapat menunjukkan pentingnya pengalaman dan
materi belajar bagi kehidupan siswa, dengan demikian siswa akan belajar
bukan hanya sekedar untuk memperoleh nilai atau pujian, akan tetapi
didorong oleh keinginan untuk memenuhi kebutuhannya.
Adapun dalam merancang pengalaman belajar berbasis pencapaian
kompetensi, guru harus memperhatikan rambu-rambu berikut ini sebagai

7
pertimbangan dalam menentukan pengalaman belajar berbasis pencapaian
kompetensi bagi peserta didiknya (Wiyani, 2013: 151-155):
a) Pengalaman belajar dirancang sesuai dengan karakteristik peserta didik
b) Pengalaman belajar dirancang sesuai dengan kompetensi yang hendak
dicapai.
c) Pengalaman belajar dirancang sesuai dengan materi pembelajaran
d) Pengalaman belajar yang hendak diberikan didukung oleh media
pembelajaran dan sumber belajar yang memadai.
e) Pengalaman belajar dirancang secara sistematis sehingga mendorong
keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran.

C. Metode dan Prosedur Pembelajaran


1. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah sebuah proses sistematis dan teratur
yang dilakukan oleh guru atau pendidik dalam menyampaikan materi
kepada siswanya. Pendapat lain juga mengatakan bahwa learning
methods merupakan sebuah strategi atau taktik dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar di dalam kelas yang diaplikasi tenaga pendidik
agar tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan bisa tercapai dengan
baik.
Melalui cara ini maka diharapkan proses belajar mengajar dapat
berjalan dengan baik. Dengan demikian sangat penting bagi seorang
pendidik untuk mengenal metode dalam pembelajaran supaya siswa
merasa semakin bersemangat saat mengikuti pembelajaran di dalam
kelas. Selain itu, pemilihan metode yang tepat, membuat siswa tidak
cepat merasa bosan atau jenuh ketika mengikuti kegiatan belajar
mengajar di dalam kelas. Di bawah ini akan dijelaskan beberapa macam
metode tersebut yang wajib dipahami oleh para guru.
 Metode Ceramah
Metode ceramah adalah salah satu metode pembelajaran yang
bersifat konvensional karena guru menyampaikan materi kepada
siswa secara lisan. Sejak dahulu hingga sekarang, metode satu ini

8
memang dianggap sebagai yang paling praktis dan ekonomis.
Namun seorang guru harus bisa menggunakan metode ceramah
secara menarik agar para siswa tidak cepat bosan.
 Metode Diskusi
Sesuai dengan namanya, metode ini selalu mengutamakan aktivitas
diskusi yang melibatkan para siswa untuk belajar memecahkan
masalah. Penerapan metode diskusi biasanya dilakukan dengan
membuat kelompok diskusi yang bertugas membahas sebuah
masalah.
 Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode pembelajaran yang
dilakukan dengan cara praktikum agar siswa bisa melihat dan
mempraktikkan secara langsung materi yang sedang dipelajari.
Metode demonstrasi meman lebih menarik serta membuat siswa
lebih fokus pada materi pelajaran.
 Metode Ceramah Plus
Metode ini sebetulnya mirip metode ceramah pada umumnya, tetapi
untuk metode ceramah plus biasanya disertai metode lainnya saat
menyampaikan materi seperti diskusi, tanya jawab, demonstrasi dan
latihan. atau feedback antara pengajar dan murid.
 Metode Resitasi
Metode resitasi biasanya mengharuskan siswa membuat sebuah
resume tentang materi yang telah disampaikan oleh guru. Dimana
resume tersebut ditulis pada kertas menggunakan kata-kata dari
siswa sendiri.
 Metode Eksperimen
Metode eksperimen dilakukan melalui kegiatan percobaan atau
praktikum di laboratorium agar siswa bisa melihat secara langsung
materi pelajaran yang sedang disampaikan. Biasanya dapat berupa
ilmu pengetahuan alam (sains) dan sebagainnya.
 Metode Karya Wisata

9
Metode satu ini menggunakan tempat atau lingkungan tertentu yang
mempunyai sumber belajar untuk siswa. Namun penerapan metode
ini perlu memperoleh pengawasan secara langsung dari guru.
Misalnya Museum atau Alam.
 Metode Latihan
Metode ini merupakan metode pembelajaran yang dilakukan dengan
melatih keterampilan kepada siswa dengan merangsang,
memanfaatkan atau membuat sesuatu. Biasanya setelah Penjelasan
Murid akan diuji Oleh beberapa pertanyaan.
 Metode Perancangan
Pada metode ini, siswa akan dirangsang agar mampu membuat
sebuah proyek yang nantinya akan diteliti. Dapat Berupa
perancangan skema, data, grafik , dan lain-lain. Metode ini banyak
digunakan juga pada program khususnya kejurusan.
 Metode Debat
Metode ini mengajak siswa untuk saling beradu argumentasi secara
perorangan atau kelompok. Tetapi debat tersebut dilakukan secara
formal dan memiliki aturan tertentu untuk membahas dan mencari
penyelesaian masalah.
 Metode Mind Maping
Metode pembelajaran ini menerapkan cara berpikir secara runtut
pada sebuah permasalahan, bagaimana terjadinya serta
penyelesaiannya. Melalui metode ini, siswa bisa meningkatkan daya
analisis serta berpikir kritis agar memahami masalah sejak awal
sampai akhir.

2. Prosedur Pembelajaran
a. Kegiatan Pra dan Awal Pembelajaran
Kegiatan pendahuluan dalam pembelajaran sering pula disebut
dengan pra-instruksional. Fungsi kegiatan tersebut utamanya adalah
untuk menciptakan awal pembelajaran yang efektif yang
memungkinkan siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan

10
baik. Efisiensi waktu dalam kegiatan pendahuluan pembelajaran
perlu diperhatikan, karena waktu yang tersedia untuk kegiatan
tersebut relatif singkat sekitar 5 (lima) menit. Oleh karena itu,
dengan waktu yang relatif singkat diharapkan guru dapat
menciptakan kondisi awal pembelajaran yang baik, sehingga
aktivitas-aktivitas pada awal pembelajaran tersebut dapat
mendukung proses dan hasil pembelajaran siswa .
1) Menciptakan Kondisi Awal Pembelajaran
Proses pembelajaran akan berhasil dengan baik apabila guru
dapat mengkondisikan kegiatan belajar secara efektif. Kondisi
belajar tersebut harus dimulai dari tahap prainstruksional (tahap
pendahuluan atau awal pembelajaran). Upaya yang harus
dilakukan untuk mewujudkan kondisi awal pembelajaran yang
baik di antaranya:
 Menciptakan Sikap dan Suasana Kelas yang Menarik
 Mengabsen Siswa Guru mengecek kehadiran siswa.
 Menciptakan Kesiapan Belajar Siswa Kegiatan
pembelajaran perlu didasari oleh kesiapan dan semangat
belajar siswa.
 Menciptakan Suasana Belajar yang Demokratis Pada
hakikatnya suasana belajar yang demokratis dapat
dikondisikan melalui pendekatan proses belajar CBSA
(Cara Belajar Siswa aktif)
2) Melaksanakan Kegiatan Apersepsi dan atau Melaksanakan Tes
Awal.
Setelah mengkondisikan kegiatan awal dalam pembelajaran,
guru harus melaksanakan kegiatan apersepsi dan atau penilaian
terhadap kemampuan awal (entry behaviour) siswa. Ada
beberapa cara yang dapat digunakan dalam kegiatan apersepsi di
antaranya:
 Mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah
dipelajari sebelumnya.

11
 Memberikan komentar terhadap jawaban siswa serta
mengulas materi pelajaran yang akan dibahas.
 Membangkitkan motivasi dan perhatian siswa
Jadi, kegiatan pra awal pembelajaran ini dilakukan sebelum
pembelajaran dimulai, dengan cara mengecek kesiapan
belajar siswa dan membuat suasana menarik terlebih dahulu
agar siswa semangat untuk mengikuti proses pembelajaran.

b. Kegiatan inti dalam Pembelajaran


Kegiatan inti dalam pembelajaran sangat memegang peranan
penting untuk mencapai tujuan pembelajaran maupun dalam
membentuk kemampuan siswa yang telah ditetapkan. Kegiatan inti
dalam pembelajaran sangat dipengaruhi oleh desain atau rencana
pelajaran yang dibuat guru. Pada prinsipnya kegiatan inti dalam
pembelajaran sebelumnya perlu didesain diidentifikasi oleh guru
secara sistematis yang memungkinkan dapat dilaksanakan dalam
pembelajaran tersebut. Langkah kegiatan inti yang perlu dilakukan
dalam pembelajaran secara sistematis sebagai berikut :
1) Memberitahukan tujuan atau garis besar materi dan kemampuan
yang akan dipelajari.
2) Menyampaikan alternatif kegiatan belajar yang akan ditempuh
siswa.
3) Membahas materi/menyajikan bahan pelajaran.
Jadi, kegiatan ini berisi tentang materi pembelajaran yang
disampaikan guru kepada siswa, di kegiatan inilah proses
pembelajaran berlangsung.

c. Kegiatan Akhir dan Tindak Lanjut Pembelajaran


Kegiatan akhir dalam pembelajaran tidak hanya diartikan
sebagai kegiatan untuk menutup pelajaran, tetapi juga sebagai
kegiatan penilaian hasil belajar siswa dan kegiatan tindak lanjut.
Kegiatan tindak lanjut harus ditempuh berdasarkan pada proses dan

12
hasil belajar siswa. Secara umum kegiatan akhir dan tindak lanjut
pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru di antaranya :
 Menilai hasil proses belajar mengaja
 Memberikan tugas/latihan yang dikerjakan di luar jam pelajaran.
 Memberikan motivasi dan bimbingan belajar.
 Menyampaikan alternatif kegiatan belajar yang dapat di lakukan
siswa di luar jam pelajaran.
Berdasarkan hasil penilaian belajar siswa, kemungkinan siswa
harus diberikan program pembelajaran secara perorangan atau
kelompok untuk melaksanakan program pengayaan dan atau
perbaikan yang dilakukan di luar jam pelajaran. Jadi, kegiatan akhir
ini berisi tentang cara menutup pembelajaran yang dilakukan dengan
cara menyimpulkan pembelajaran yang telah dipelajari.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengalaman belajar merupakan sejumlah aktivitas siswa yang
dilakukan untuk memperoleh informasi dan kompetensi baru sesuai dengan
tujuan yang hendak dicapai. Berbagai pengalaman belajar yang dpat
diberikan kepada peserta didik antara lain adalah pengalaman belajar mental,
pengalaman belajar fisik dan pengalaman belajar sosial. Ada sejumlah prinsip
khusus dalam merancang pengalaman belajar, yakni interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang dan motivasi.
Metode pembelajaran adalah sebuah proses sistematis dan teratur yang
dilakukan oleh guru atau pendidik dalam menyampaikan materi kepada
siswanya. Prosedur pembelajaran dimulai dari kegiatan pra atau awal
pembelajaran, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan inti hingga yang
terakhir adalah kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran.
\
B. Saran
Sebagai seorang desainer pembelajaran, guru dituntut untuk dapat
merancang pengalaman belajar sedemikian rupa agar peserta didik dapat
mencapai berbagai kompetensi yang telah ditetapkan. Pengalaman yang
didapatkan oleh peserta didik dalam kegiatan belajar sangatlah menentukan
tingkat pencapaian keberhasilan belajar peserta didik. Demikian makalah
yang telah diselesaikan oleh kami. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi
semua kalangan khususnya para pendidik serta calon pendidik. Untuk
memperbaiki kualitas, maka kami mengharapkan kritik dan saran agar
makalah ini menjadi lebih baik.

14
DAFTAR PUSTAKA

Megawati. (2018). Pentingnya Pengakomodasian Pengalaman Belajar Pada


Pembelajaran IPA. Jurnal Tuntas Pendidikan. Vol 1 (1) : 25-26. (Online).
(https://ejournal.stkip-mmb.ac.id) diakses 21 Februari 2021.

Sanjaya, Wina. (2008). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:


Perdana Media Group.

Sanjaya, Wina. (2012). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sanjaya, Wina. (2015). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta :


Kencana Prenada Media Group.

Uno, Hamzah B. (2011). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta:PT Bumi Aksara.

Wiyani, Novan Ardi. (2013). Desain Pembelajaran Pendidikan. Yogyakarta : Ar-


Ruzz Media.

15

Anda mungkin juga menyukai