Anda di halaman 1dari 23

HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Dosen Pengampu :

Dr. Dedy Hermanto K., M.M.

Drs. I Komang Winatha, M.Si.

Mata Kuliah : Belajar dan Pembelajaran

Disusun oleh :

Kelompok 1

Uning Putri Wijayanty : 2013031010


Nisa Istiqomah : 2013031016
Arlita Susanti : 2013031044

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

UNIVERSITAS LAMPUNG
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Hakikat Belajar dan Pembelajaran”
ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dalam penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Belajar dan Pembelajaran. Selain itu, penulisan makalah ini bertujuan untuk menambah
wawasan tentang pemahaman Hakikat Belajar dan Pembelajaran bagi para pembaca dan
penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Dedy Hermanto K., M.M. dan Bapak
Drs. I Komang Winatha, M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah Belajar dan Pembelajaran
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam penyelesaian
tugas makalah ini. Kami sadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami nantikan untuk menyempurnakan
makalah ini

Bandar Lampung, 30 Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................3
A. Pengertian Belajar...................................................................................................................3
B. Unsur unsur belajar antara lain.............................................................................................4
C. Faktor Yang Mempengaruhi Belajar.....................................................................................6
D. Jenis Jenis Belajar...................................................................................................................8
E. Pengertian Pembelajaran......................................................................................................10
F. Tujuan Pembelajaran............................................................................................................10
G. Hasil Pembelajaran............................................................................................................11
H. Kondisi Ideal Pembelajaran..............................................................................................11
I. Jenis Jenis Pembelajaran......................................................................................................12
J. Rangkuman Pembahasan......................................................................................................14
BAB III PENUTUP...........................................................................................................................18
Kesimpulan....................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................19

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam percakapan sehari-hari kita sering kali mendengarkan seorang ibu yang tengah
menceritakan bahwa anaknya sedang belajar berjalan atau sedang belajar berbicara.
Terkadang kita juga mendengarkan keluhan seorang ibu atas kekecewaannya terhadap
hasil ujian anak walaupun anaknya sudah belajar semalaman. Apakah kegiatan yang
dilakukan oleh anak-anak tersebut merupakan kegiatan belajar? Apabila kita melihat
seorang siswa yang sedang membaca buku, atau sekelompok siswa sedang
mengerjakan tugas kelompok, ataupun seorang siswa sedang memperhatikan
penjelasan guru dengan serius, lantas apakah kita beranggapan bahwa hal itu
merupakan kegiatan belajar? Jawaban dari kedua pertanyaan tersebut bisa saja ya dan
bisa juga tidak. Untuk dapat menyatakan bahwa seseorang melakukan kegiatan
belajar atau tidak, kita perlu memahami tentang apa itu belajar dan apa ciri-cirinya
untuk menunjukkan bahwa orang tersebut sedang belajar.

Selain dari beberapa hal yang telah disebutkan sebelumnya, kita juga sering kali
mendengarkan pertanyaan masyarakat kepada seorang guru, seperti “mengajar apa
pak guru?” dan kemudian akan dijawab oleh guru tersebut “saya mengajar
matematika”. Berdasarkan kasus tersebut, tampak dengan jelas bahwa makna dari
kata gutu adalah bertugas untuk mengajar siswa, yang mana berarti guru sebagai
subjek yang beraktivitas dominan sedangkan siswa adalah objek yang beraktivitas
rendah. Komunikasi antara guru dengan siswa di kelas selama ini hanyalah
komunikasi satu arah, dari guru ke siswa, guru mengajar dan bukan membelajarkan
siswa, bukan pembelajaran melainkan pengajaran (instruksional).

Salah satu kemampuan yang harus dimiliki guru, sebagai salah seorang pendidik agar
mampu melaksanakan tugasnya secara profesional adalah memahami bagaimaa
siswanya belajar dan bagaimana mengorganisasikan proses pembelajaran yang
mampu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak peserta didik, serta
memahami bagaimana peserta didik melakukan kegiatan belajar. Untuk dapat
memahami proses belajar yang dilakukan oleh peserta didik untuk itu guru diharuskan
untuk dapat memahami hakikat dan konsep belajar. Setelah menguasai mengenai
hakikat dan juga konsep belajar itu sendiri, guru diharapkan untuk mampu
menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran, karena fungsi utama dari pembelajaran
adalah memfasilitasi bagaimana pertumbuhan dan perkembangan belajar dalam diri
peserta didik.

Sebagai makhluk hidup, tentu akan selalu melakukan belajar. Seperti yang kita
ketahui bahwa manusia akan selalu belajar sepanjang hidupnya. Belajar tidak hanya
dilakukan di sekolah, tetapi belajar bisa dilakukan di mana saja. Pendidikan
merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia. Melalui pendidikan
manusia bisa belajar segala ilmu pengetahuan sehingga dapat meningkatkan kualitas
hidupnya. Dalam belajar terdapat beberapa teori yang bertujuan agar peserta didik
dapat memahami dan mengerti terkait dengan materi yang disampaikan. Dalam
makalah ini, akan dibahas terkait dengan hakikat belajar dan pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari belajar dan pembelajaran?
2. Apa tujuan dari belajar dan pembelajaran?
3. Bagaimana keberhasilan belajar dan pembelajaran itu?
4. Apa saja faktor-faktor dari belajar dan pembelajaran?
5. Dalam pengimplementasian belajar, ada siswa yang mengalami kesulitan belajar,
bagaimana guru dapat mengindikasi gejala-gejalanya?
6. Dalam suatu kegiatan pembelajaran guru sering kali tidak begitu memperhatikan
kegiatan belajar yang efektif bagi peserta didik, bagaimana kondisi ideal dalam
suatu pembelajaran?

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Belajar
Belajar merupakan aktivitas mental untuk memperoleh perubahan tingkah laku positif
melalui latihan atau pengalaman dan menyangkut aspek kepribadian. Pada dasarnya
belajar memiliki makna yang spesifik. Beberapa definisi belajar menurut beberapa
ahli diantaranya
a) Menurut Suyono & Hariyanto (2014: 9) belajar merujuk kepada suatu proses
perubahan perilaku atau pribadi atau perubahan struktur kognitif seseorang
berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu hasil interaksi aktifnya dengan
lingkungan dan sumber-sumber pembelajaran yang ada di sekitarnya.
b) M. Ngalim Purwanto (2014: 85) belajar merupakan suatu perubahan yang
bersifat internal dan relatif mantap dalam tingkah laku melalui latihan atau
pengalaman yang menyangkut aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis.
c) Dimyati dan Mudjoyono (2013) menjelaskan bahwa belajar adalah terjadinya
perubahan mental pada diri siswa.
d) Slameto (2010) menjelaskan bahwa belajar adalah proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu pengetahuan tingkah laku yang
baru, secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.
e) Menurut Ihsana (2017 : 4) belajar adalah suatu aktivitas dimana terdapat
poses dari tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti menjadi mengerti, tidak
bisa menjadi bisa untuk mencapai hasil yang optimal.
f) Menurut Djamarah dan Zain (2010) belajar adalah proses perubahan perilaku
berkat pengalaman dan latihan.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses
aktivitas mental yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
perilaku yang bersifat positif dan menetap dalam jangka waktu yang relatif lama
melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek kepribadian baik secara fisik
maupun psikis. Tidak semua perubahan dikatakan sebagai belajar, sesuatu dikatakan
belajar apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :

3
1. Terjadi Perubahan Dalam Kondisi Sadar
Individu yang mengalami proses belajar akan menyadari bahwa dirinya
mengalami perubahan sebagai akibat dari kegiatan belajar dan perubahan tersebut
dapat dilihat dengan adanya suatu kemampuan yang lebih dalam suatu hal sesuai
dengan yang dipelajarinya.
2. Perubahan Tersebut Relatif Menetap dan Bertahan Lama
Hasil belajar bertahan relatif lama karena adanya proses penyimpanan informasi
oleh otak dan semakin sering mengulangi informasi tersebut berkali kali maka
akan semakin kuat informasi tersebut tersimpan di otak.
3. Perubahan Menjadi Lebih Baik
Melalui proses belajar, seseorang diharapkan untuk menjadi lebih baik sebagai
bentuk perubahan melalui proses belajar. Contohnya, ketika anak diajari mengenal
huruf dan angka, maka diharapkan si anak bisa membaca dan berhitung dengan
benar nantinya.
4. Perubahan Tersebut Mempunyai Tujuan
Dalam setiap kegiatan pasti memiliki tujuan, sama hal nya dengan belajar, belajar
juga memiliki tujuan. Perubahan akan berjalan selaras dengan tujuan yang hendak
dicapai seseorang dalam proses belajar. Misalnya, anak yang gemar menari akan
selalu belajar menari dengan tujuan agar lebih mahir dalam menari.
5. Perubahan Menyangkut Semua Aspek Kepribadian
Perubahan menyangkut semua aspek kepribadian baik fisik maupun psikis. Oleh
karena itu, orang yang telah belajar akan mengalami perubahan tingkah laku,
sikap, ketrampilan, pengetahuan, kebiasaan dan lain lain.

B. Unsur unsur belajar antara lain


Belajar merupakan kegiatan yang terencana dan terstruktur. Oleh karena itu, belajar
memiliki beberapa unsur sebagai dasar belajar. Dalam macam macam terori belajar,
memiliki pandangan tersendiri terkait dengan unsur unsur belajar. Menurut Cronbach
sebagai salah satu penganut aliran behaviorisme (1954) dalam sukadinata (2004 : 157)
dengan sedikit perubahan ada tujuh unsur utama dalam proses belajar yaitu :
1. Tujuan

4
Suatu kegiatan akan terlaksana jika ada tujuan. Sama hal nya dengan belajar,
belajar terlaksana karena adanya tujuan. Tujuan tercipta karena adanya kebutuhan
dalam diri masing masing peserta didik.
2. Kesiapan
Segala sesuatu akan berjalan baik jika memiliki kesiapan. Dalam belajar pun
demikian, belajar dapat terlaksana dengan efektif jika peserta didik memiliki
kesiapan dalam belajar, kesiapan dalam belajar ini menyangkut kesiapan fisik
maupun psikis.
3. Situasi
Situasi sangat mempengaruhi dalam kegiatan belajar, karena situasi ini yang
berhubungan langsung dengan peserta didik. Situasi dalam belajar dimaksudkan
mencakup tempat, lingkungan, alat, dan bahan belajar, guru, kepsek, pegawai
administrasi dan segenap peserta didik selaku pelajar. Apabila situasi belajar
kondusif maka peserta didik akan mudah untuk melakukan proses belajar.
4. Interpretasi
Interpretasi di sini maksudnya adalah peserta didik mampu melihat hubungan
antarsituasi belajar, melihat makna dari hubungan tersebut, dan menghubungkan
dengan kemungkinan pencapaian tujuan.
5. Respon
Dari hasil interpretasi yang dilakukan peserta didik, maka peserta didik akan
memberikan respon sesuai dengan apa yang dialaminya dalam kegiatan
pembelajaran.
6. Konsekuensi
Pendekatan behavior memandang bahwa konsekuensi tercipta akibat adanya
stimulus dan respon. Konsekuensi akan memberikan respon positif maupun
negatif tergantung dari respon yang dimunculkan oleh peserta didik.
7. Reaksi Terhadap Kegagalan
Dalam menghadapi kegagalan, setiap orang berbeda reaksinya, ada yang
menanggapinya positif dengan dijadikan pendorong agar lebih baik lagi
kedepannya, dan ada yang memandangnya negatif, yaitu ketika seseorang
mengalami kegagalan, maka ia akan menurunkan motivasi belajarnya.
Sedangkan menurut teori belajar konstruktivisme dalam Suyono dan Haryanto
(2014 : 127) memandang unsur belajar terdiri atas 2 komponen yaitu :
1. Tujuan belajar

5
Tujuan belajar yaitu menciptakan sesuatu arti atau makna. Makna tercipta dari
pembelajaran dengan melihat, mendengar, merasa dan mengalami proses
belajar.
2. Proses belajar
Proses belajar dalam rangka mencapai tujuan yang berlangsung secara terus
menerus dan bila behadapan dengan kondisi baru maka akan terjadi
rekonstruksi untuk menciptakan pemahaman baru.
3. Hasil belajar
Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman peserta didik sebagai hasil
interaksi dengan lingkungannya.

Pada dasarnya ada beberapa unsur utama belajar yang harus ada yaitu :

1. Adanya perencanaan yang dipersiapkan dan penentuan tujuan sehingga kegiatan


belajar dapat terarah, selain itu diperlukan adanya kesiapan, situasi dan
interpretasi.
2. Adanya proses belajar yang terjadi dalam diri seseorang dengan mengembangkan
pemikiran da menemukan pemahaman baru dari apa yang dipelajari.
1. Adanya hasil belajar sebagai konsekuensi dari terlaksanya proses belajar
dalam diri peserta didik. Hasil dari konsekuensi ini akan mengakibatkan
reaksi, reaksi tersebut terbagi menjadi 2 yaitu reaksi positif (memacu
semangat belajar) dan reaksi negatif ( menurunkan semangat belajar).

C. Faktor Yang Mempengaruhi Belajar


Menurut M. Ngalim Purwanto (2014: 102) faktor faktor belajar dapat dikategorikan
menjadi dua golongan:
a) faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut faktor individual
mencakup kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor
pribadi, dan
b) faktor yang ada di luar individu yang kita sebut faktor sosial yang mencakup
keluarga/keadaan rumah tangga, guru, cara mengajar,
media,lingkungan,kesempatan dan motivasi sosial.

Sedangkan menurut Daryanto (2009: 73-74) menyebutkan faktor yang mempengaruhi


belajar dikelompokan menjadi dua yaitu:

6
a) faktor yang berasal dari luar pelajar dan terdiri atas faktor-faktor non sosial.
(cuaca, waktu, tempat,media) , dan faktor faktor sosial (kehadiran seseorang)
b) faktor yang berasal dari dalam diri pelajar dapat digolongkan manjadi faktor-
faktor fisiologis (kondisi jasmani, keadaan fungsi jasmani tertentu), dan faktor-
faktor psikologis.

Yang pada dasarnya belajar dipengaruhi oleh dua faktor penting yaitu faktor internal
dan eksternal.
a. Faktor Internal
Faktor internal berasal dari diri sendiri. Ada 3 komponen utama yang terkait
dengan faktor internal yaitu jasmani, psikologis, dan faktor kelelahan.
 Faktor jasmani terkait dengan kesehatan dan cacat tubuh. Kesehatan sangat
berpengaruh dalam proses belajar karena ketika kita sehat, maka akan
lebih mudah untuk mengikuti proses belajar dengan baik. Cacat tubuh
merupakan keadaan dimana terdapat keterbatasan fisik. Orang yang
mengalami cacat tubuh akan berpengaruh terhadap proses belajarnya,
sehingga harus belajar pada lembaga yang sesuai dengan kekurangannya.
 Faktor Psikologis
Faktor psikologis berkaitan dengan intelegensi, perhatian, minat, bakat,
motif, kematangan, dan kesiapan.
 Faktor Kelelaha
Kelelahan ini terbagi menjadi 2 yaitu kelelahan jasmani dan rohani.
Kelelahan jasmani terjadi ketika ada kekacauan pembakaran energi dalam
tubuh sehingga peredaran darah tidak lancar. Sedangkan kelelahan rohani
dapat terlihat ketika seseorang merasa bosan dan tidak mempunyai
motivasi untuk melakukan aktivitas.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal ini berasal dari luar diri manusia. Faktor eksternal antara lain
keluarga, sekolah dan masyarakat.
 Faktor Keluarga
Keluarga memberikan pengaruh terhadap proses belajar. Pengaruh tersebut
antara lain cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana

7
rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang
kebudayaan.

 Faktor Sekolah
Sekolah merupakan tempat anak untuk melakukan kegiatan belajar. Ada
beberapa hal yang mempengaruhi belajar yaitu metode belajar yang
digunakan, kurikulum, hubungan guru dengan siswa, hubungan peserta
didik dengan guru, disiplin sekolah, alat pengajaran, standar pelajaran di
atas ukuran, kondisi fisik sekolah, serta tugas rumah.
 Faktor Masyarakat
Masyarakat merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap
belajar. Pengaruh pengaruh tersebut adalah kegiatan peserta didik dalam
masyarakat, bentuk kehidupan dan media massa.

D. Jenis Jenis Belajar


Menurut Suyono & Hariyanto (2014: 129) jenis-jenis belajar yaitu: belajar sederhana
tanpa asosiasi, belajar asosiasi, pembelajaran melalui pemberian kesan, belajar
observasional, bermain, enkulturasi, belajar dengan multimedia, e-learning, belajar
dengan menghafal, belajar informal, belajar formal, dan belajar non formal.

Penjelasan lebih jelas tentang jenis jenis belajar yaitu dapat dikelompokan sebagai
berikut :
a. Belajar Berlandaskan Behaviorisme
Dalam teori behaviorisme dijelaskan beberapa tipe belajar diantaranya
 belajar sederhana tanpa asosiasi
tipe belajar ini terbagi dalam 2 macam yaitu habituasi dan sensitiasi.
Habituasi dipengaruhi oleh pengurangan respon secara progresif dengan
pelatihan dan pengulangan, sedangkan sensitiasi yaitu kebalikan dari
habituasi dimana terjadi penguatan positif terhadap perilaku yang disebabkan
oleh adanya pelatihan dan pengulangan.
 Belajar asosiasi
Belajar asosiasi yaitu proses pembelajaran di mana materi pembelajaran
dipelajari dipadukan dengan materi yang sudah dipelajari sebelumnya.

8
 Pengkondisian klasik yaitu belajar sebagai upaya mengkondisikan
pembentukan suatu perilaku atau respon.
 Pengkondisian operan yaitu belajar sebagai upaya memodifikasi perilaku
spontan.
 Belajar melalui kesan
 Belajar pengamatan
 Belajar melalui bermain
 Belajar tuntas

b. Belajar Berlandaskan Kognitivisme dan Konstruksivisme


Dalam tipe ini dijabarkan bentuk bentuk belajar yang berlandaskan
konstruktivisme antara lain :
 Belajar melalui pembudidayaan
 Belajar menurut Ausubel dan Robinson : belajar menerima, belajar
menghafal, belajar menemukan, belajar bermakna.
 Belajar perkembangan konseptual
 Resolusi konseptual
 Pertukaran konseptual
 Model generative
 Perubahan konseptual

c. Belajar Berdasarkan Robert M Gagne


Gagne dalam Uno Hamzah. B (2007: 8-9), Eveline Siregar & Hartini Nara
(2014:7) mengemukakan jenis belajar kedalam 8 kategori yaitu : belajar isyarat,
belajar stimulus respon, belajar rangkaian, belajar asosiasi verbal, belajar
membedakan diskriminasi, belajar konsep, dan belajar aturan.

d. Belajar Berdasarkan Pengorganisasian


Berdasarkan pengorganisasian, belajar dibedakan menjadi 4 jenis :
1. Belajar informal
2. Belajar formal
3. Belajar non formal
4. Belajar non formal yang dikombinasi

9
E. Pengertian Pembelajaran
Menurut Susanto, Ahmad (2013:18-19) kata pembelajaran merupakan perpaduan dari
dua aktivitas belajar dan mengajar. Secara psikologis pengertian pembelajaran ialah
suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan
perilaku secara menyeluruh, sebagai hasil dari interaksi individu itu dengan
lingkungannya. Suyono & Hariyanto (2014: 183) juga mengatakan bahwa
pembelajaran identik dengan pengajaran, suatu kegiatan dimana guru mengajar atau
membimbing anak-anak menuju proses pendewasaan diri.

Dari pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses


yang dilakukan individu dengan bantuan tenaga pendidik untuk memperoleh
perubahan perilaku menuju pendewasaan secara menyeluruh sebagi hasil interaksi
individu dengan lingkungannya. sesuatu dikatakan pembelajaran ketika memenuhi
kriteria sebagai berikut
a. Pembelajaran merupakan proses perubahan
b. Perubahan hasil pembelajaran mencakup semua aspek kehidupan
c. Pembelajaran terjadi karena adanya tujuan

F. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran ialah suatu perilaku yang akan dicapai atau dapat dikerjakan
oleh peserta didik pada tingkat dan kondisi tertentu. Tujuan pembelajaran lebih
diarahkan kepada Taskonomi Bloom dan Krathwohl mereka membagi tujuan
pembelajaran menjadi tiga kawasan yaitu:

 kawasan kognitif
kawasan ini berkaitan dengan tingkat pengetahuan, pemahaman, penerapan,
analisa, tingkat sintesis dan tingkat evaluasi.
 Kawasan afektif
Kawasan ini berkaitan dengan kemauan menerima, kemauan menanggapi,
kemauan untuk menanggapi, berkeyakinan, penerapan hasil, ketekunan
danketelitian.
 Kawasan psikomotor

10
Kawasan ini terbagi atas beberapa bagian yaitu persepsi, kesiapan melakukan
tugas, mekanisme, respon terbimbing, kemahiran, adaptasi dan organisasi.

G. Hasil Pembelajaran
Pembelajaran yang dilaksanakan memiliki dua kemungkinan yaitu:
 Pembelajaran yang gagal terjadi ketika tujuan yang sudah ditentukan tidak
tercapai dengan baik
 Pembelajaran yang berhasil yaitu ketika mencapai hasil yang diharapkan.
Reigeluth (1983) dalam Nyayu Khodijah (2014 : 179) mengkategorikan hasil
pembelajaran menjadi 3 kelompok yaitu efektivitas pembelajaran (diukur melalui
tingkat prestasi yang dicapai peserta didik), efisiensi pembelajaran (ditinjau dari
keefektifan berbanding dengan waktu yang digunakan), dan daya tarik pembelajaran
(kecemdrungan peserta didik untuk belajar).

H. Kondisi Ideal Pembelajaran


Hakikat pembelajaran yang efektif adalah proses belajar mengajar yang bukan saja
terfokus kepada hasil yang dicapai oleh peserta didik, namun bagaimana proses
pembelajaran yang efektif mampu memberikan pemahaman yang baik, kecerdasan,
ketekunan, kesempatan dan mutu serta dapat memberikan perubahan kognitif, prilaku,
psikomotor dan mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka (Sri Esti Wuryani,
2002: 226).

Pembelajaran akan berjalan efektif jika pengalaman, bahan-bahan, dan hasil-hasil


yang diharapkan sesuai dengan tingkat kematangan serta latar belakang peserta didik.
Menurut Dede Rosyada (2004: 100), proses belajar akan berjalan dengan baik jika
peserta didik bisa melihat hasil yang positif untuk dirinya dan memperoleh kemajuan-
kemajuan jika ia menguasai dan menyelesaikan proses belajarnya.

Mitchell menjelaskan bahwa pembelajaran yang efektif adalah ketika perhatian


peserta didik yang aktif dan berfokus kepada pembelajaran, berupaya menyelesaikan
tugas dengan baik, peserta didik mampu menjelaskan hasil belajarnya, peserta didik
berani bertanya jika kurang memahami, peserta didik berani berargumen ketika tidak
setuju, peserta didik berani meminta informasi sesuai bahasan, mengecek hasil tugas

11
yang dikerjakan, peserta didik dapat menjelaskan argument ketika salah, dalam
penyelesaian masalah peserta didik menggunakan pengamalan hidup, dan lain
sebagainya.

Sedangkan Konstruktivisme dalam Suyono & Hariyanto (2014: 212) menjelaskan


sejumlah kriteria pembelajaran yang efektif yaitu harus diciptakan situasi yang
menyenangkan, belajar yang menarik perhatian peserta didik dan didukung oleh guru
dan lingkungan belajar yang efektif.

Wotruba dan Wright dalam Hamzah Uno (2013) mengungkapkan hasil dari kajiannya
dalam beberapa penelitian mengungkapkan bahwa tujuh indikator pembelajaran
dikatakan efektif, yaitu:
1) Pengorganisasian materi yang baik
2) Komunikasi yang efektif
3) Penguasaan dan antusiasme terhadap materi pelajaran
4) Sikap positif terhadap peserta didik
5) Pemberian nilai yang adil
6) Keluwesan dalam pendekatan pembelajaran
7) Hasil belajar peserta didik yang baik.

I. Jenis Jenis Pembelajaran


Dalam kehidupan sehari-hari terdapat banyak sekali jenis pembelajaran yang
tergantung sesuai dengan kebutuhan.
 Dilihat dari aspek pembelajaran yang dicapai, dapat dibedakan menjadi
beberapa macam yaitu pembelajaran ketrampilan, pembelajaran sikap,
pembelajaran pengetahuan dan lain sebagainya.

 Menurut Robert M Gagne (1985) membagi pembelajaran menjadi beberapa


kategori dari tingkat yang sederhana hingga ke tingkat yang rumit, yaitu:
1) Pembelajaran melalui isyarat
Proses belajar dimulai dengan adanya isyarat, tanda atau petunjuk yang
berpengaruh pada proses perubahan perilaku. Contohnya berhenti

12
mengendarai kendaraan pada saat lampu merah menyala atau saat melihat
isyarat berhenti yang diberikan oleh polisi yang bertugas.
2) Pembelajaran rangsangan tindak balas
Mengacu pada proses perubahan perilaku yang dihasilkan oleh terciptanya
relasi antara stimulus atau rangsangan dan respon atau jawaban.
Contohnya seseorang yang sedang mendengarkan musik akan langsung
mengetukkan kakinya mengikuti irama musik tersebut.
3) Pembelajaran melalui perantaian
Mengacu pada proses belajar yang tercipta karena adanya berbagai proses
stimulus dan respon. Contohnya adalah seorang anak yang mempunyai
kebiasaan buruk menaruh jaket sembarangan.
4) Pembelajaran melalui perkaitan verbal
Mengacu pada proses memahami informasi verbal yang menggambarkan
konsep, prinsip, benda, situasi, dan lain-lain. Contohnya pada saat
mengurutkan kata-kata secara alfabetis, menghafal rumus, dan
sebagainya.
5) Pembelajaran dengan membedakan
Mengacu pada proses belajar memahami sesuatu hal dengan cara melihat
perbedaan karakteristik yang dimiliki oleh objek yang dipelajari.
Contohnya, kita dapat memahami lingkungan sosial dengan cara
mengidentifikasi perbedaan yang dimiliki oleh pada umumnya orang-
orang yang termasuk dalam suatu masyarakat seperti desa dan kota.
6) Pembelajaran konsep
Melalui proses mengenal ciri-ciri, contoh, dan sifat dari ciri-ciri tersebut.
Contohnya, konsep “manusia” dipelajari dengan cara melihat ciri-ciri
manusia dibandingkan dengan non-manusia, misalkan dengan hewan dan
tumbuhan.
7) Pembelajaran menurut aturan
Mengacu pada proses belajar membangun prinsip atau aturan dengan
menggunakan serangkaian fakta, data, peristiwa, dan pengalaman yang
telah diketahui atau dialami sebelumnya. Contohnya, seorang siswa akan
memahami konsep bahwa “setiap benda bundar menggelinding” apabila
siswa telah menguasai konsep “benda bundar” dan “menggelinding”
8) Pembelajaran melalui penyelesaian masalah

13
Mengacu pada proses mental individu dalam menghadapi suatu masalah
untuk selanjutnya menemukan cara mengatasi masalah itu melalui proses
berfikir yang sitematis dan cermat. Contohnya, dalam memecahkan
masalah yang berhubungan dengan matematika, siswa harus mempu
mengingat aturan-aturan penghitungan dan dapat mengingatnya dalam
waktu cepat.

 Dilihat dari sifatnya pembelajaran dibedakan menjadi pembelajaran formal


(melembaga dan sistematis seperti sekolah) dan pembelajaran informal (tidak
dilakukan dengan sengaja seperti melalui pergaulan dengan teman sebaya),
serta pembelajaran nonformal (dilakukan secara sengaja tetapi tidak dalam
suatu lembaga seperti kursus mobil, les privat dan lain-lain).

 Dilihat dari caranya individu memperoleh rangsangan, seperti melalui visual


(menerima rangsangan melalui indra penglihatan), audio (menerima
rangsangan melalui alat pendengaran), kinestetik (melalui pergerakan), dan
taktil (melalui penciuman atau perabaan)

J. Rangkuman Pembahasan
Secara garis besar, belajar merupakan aktivitas mental yang mengakibatkan
perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik melalui latihan atau pengalaman dan
menyangkut aspek kepribadian. Tidak semua kegiatan yang memberikan perubahan
disebut dengan belajar. Sesuatu dikatakan belajar apabila memenuhi kriteria kriteria
yaitu terjadi perubahan dalam kondisi sadar, perubahan tersebut menetap dalam
jangka waktu yang relatif lama, perubahan membawa kearah yang lebih baik,
perubahan tersebut memiliki tujuan dan terjadi karena adanya latihan dan
pengalaman, dalam hal ini perubahan menyangkut segala aspek kepribadian.

Ada beberapa unsur dalam belajar, dalam teori teori belajar memiliki pandangan yang
berbeda beda terkait dengan unsur unsur belajar. Menurut pandangan teori behavior
yang dikemukakan oleh salah satu penganut alirannya yaitu Cronbac (1954) dalam
Sukmadinata (2004 : 157 ) menyebutkan setidaknya ada 7 unsur utama dalam
kegiatan belajar yaitu tujuan, kesiapan, situasi, interpretasi, respon, konsekuensi, dan

14
reaksi terhadap kegagalan. Menurut pandangan teori kosntruktivisme dalam Suyono
dan Haryanto ( 2014 : 127 ) memandang unsur belajar terdiri dari 3 komponen yaitu
tujuan belajar, proses, dan hasil. Pada dasarnya, belajar harus memiliki unsur utama
yang harus ada yaitu adanya perencanaan yang matang termasuk menentukan tujuan,
adanya proses belajar yang terjadi dalam diri seseorang, serta adanya hasil dari
konsekuensi interaksi peserta didik dengan lingkungannya yang memicu timbulnya
reaksi.

Faktor faktor yang mempengaruhi proses belajar menurut M. Ngalim Purwanto


(2014 : 102) terbagi menjadi 2 yaitu faktor yang berasal dari diri seseorang yang
disebut faktor individual yang mencakup pertumbuhan/ kematangan, kecerdasan,
latihan, motivasi, dan faktor pribadi. Faktor yang kedua yaitu faktor yang berasal dari
luar individu yang disebut faktor sosial yang mencakup keluarga, guru, cara mengajar,
media, lingkungan, kesempatan dan motivasi sosial. Menurut Daryanto (2009 : 73 –
74) menyebutkan faktor yang mempengaruhi belajar adalah faktor yang berasal dari
luar peserta didik yang terdiri atas faktor faktor non sosial (cuaca, waktu, tempat,
media) dan faktor faktor sosial ( kehadiran seseorang). Faktor yang kedua yaitu faktor
yang berasal dari dalam diri yang terbagi menjadi 2 yaitu faktor fisiologis (kondisi
jasmani, keadaan fungsi jasmani tertentu) dan faktor psikologis. Pada dasarnya,
belajar dipengaruhi oleh 2 faktor penting yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Jenis jenis belajar menurut Suyono dan Hariyanto (2014 : 129 ) yaitu belajar
sederhana tanpa asosiasi, belajar asosiasi, pembelajaran melalui pemberian kesan,
belajar observasional, bermain, enkulturasi, belajar dengan multimedia, e learning,
belajar dengan menghafal, belajar informasi, belajar formal, dan belajar non formal.
Jenis jenis belajar diantaranya yaitu belajar berlandaskan behaviorisme,
konstruktivisme, belajar belandaskan Robert M Gagne, dan belajar berdasarkan
pengorganisasian.

Secara garis besar, pembelajaran merupakan proses perubahan atas hasil pembelajaran
dari interaksi yang mencakup segala aspek kehidupan untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Menurut Suyono dan Heriyanto (2014 : 183) mengatakan bahwa
pembelajaran identik dengan pengajaran, suatu kegiatan dimana guru mengajar atau
membimbing anak anak menuju proses pendewasaan diri. Secara mendasar kriteria

15
pembelajaran meliputi pembelajaran merupakan proses pembelajaran, perubahan hasil
pembelajaran mencakup semua aspek kehidupan, dan pembelajaran terjadi karena
adanya tujuan.

Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam
perencanaan pembelajaran. Tujuan pembelajaran lebih diarahkan kepada Taskonomi
Bloom dan Krathwohl, mereka membagi tujuan pembelajaran menjadi 3 kawasan
yaitu kawasan kognitif, kawasan afektif, dan kawasan psikomotor. Perubahan akibat
interaksi dengan lingkungan disebut dengan hasil pembelajaran. Taksonomi Bloom
membagi tujuan pendidikan ke dalam 3 domain yaitu ranah kognitif, ranah afeksi, dan
ranah psikomotor. Reigeluth (1983) dalam Nyayu Khodijah (2014 : 179 )
mengkategorikan hasil pembelajaran menjadi 3 kelompok yaitu efektifitas
pembelajaran, efisiensi pembelajaran, dan daya tarik pembelajaran. Efektifitas
pembelajaran diukur dari tingkat prestasi yang dicapai peserta didik. Efektifitas
ditinjau dari keefektifan berbanding dengan waktu yang digunakan, dan daya tarik
erat kaitannya dengan kecenderungan peserta didik untuk belajar.

Kondisi ideal pembelajaran menurut Mitchell yaitu perhatian peserta didik yang aktif
dan terfokus pada materi pembelajaran, berupaya menyelesaikan tugas sebaik
mungkin, peserta didik mampu menjelaskan hasil belajarnya, berani bertanya,
mengecek hasil tugasnya, dan lain lain. Sedangkan menurut Konstruktivisme dalam
Suyono dan Hariyanto (2014 : 212) menjelaskan sejumlah kriteria pembelajaran yang
efektif yaitu menciptakan situasi yang menyenangkan, menarik perhatian peserta
didik, dan didukung oleh lingkungan dan guru yang efektif.

Jenis jenis pembelajaran dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Dilihat dari aspek
pembelajaran dapat dibedakan menjadi beberapa macam yaitu, pembelajaran
ketrampilan, pembelajaran sikap, pengetahuan dan lain sebagainya, sedangkan Gagne
membagi pembelajaran menjadi beberapa kategori dari tingkat sederhana ke tingkat
yang rumit yaitu pembelajaran melalui isyarat, pembelajaran rangsang tindak balas,
pembelajaran melalui perantaian, pembelajaran perkaitan verbal, dengan
membedakan dan lain sebagainya. Dilihat dari sifatnya dibedakan menjadi
pembelajaran formal, informal, dan pembelajaran non formal.

16
17
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Belajar dan pembelajaran merupakan dua kata yang sekilas sama. Namun mempunyai
arti yang berbeda. Belajar adalah aktivitas mental yang menyebabkan terjadinya
perubahan perilaku. Sedangkan pembelajaran merupakan sebuah proses interaksi. Belajar
memiliki unsur unsur dan faktor faktor yang mempengaruhi dalam prosesnya. Jenis jenis
belajar setidaknya ada 8 tipe, yaitu tipe asosiasi, tanpa asosiasi,pengkondisian klasik,
pengkondisian operan, belajar melalui kesan, belajar melalui bermain, belajar melalui
pengamatan dan belajar tuntas. Pembelajaran memiliki tujuan dan hasil yang telah
direncanakan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut dapat dilakukan dengan menerapkan
beberapa jenis pembelajaran.

18
DAFTAR PUSTAKA

M. Andi Setiawan, M. (2017, februari ). Belajar dan Pembelajaran.

sainsmatika.blogspot.com (20 Maret 2012) Pengertian dan Tujuan dari Belajar dan
Pembelajaran. Diakses pada 30 Maret 2021, dari
http://sainsmatika.blogspot.com/2012/03/pengertian-dan-tujuan-dari-belajar-dan.html?
m=1
file.upi.edu Hakikat Belajar dan Pembelajaran. Diakses pada 30 Maret 2021, dari
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_DAERAH/19590119198601
1-USEP_KUSWARI/Hakikat_Belajar_dan_Pembelajaran.pdf
core.ac.uk Modul 1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran. Diakses pada 30 maret 2021, dari
https://core.ac.uk/download/pdf/198233125.pdf
academi.edu Hakekat Belajar Pembelajaran dan Teori Belajar. Diakses pada 30 Maret
2021, dari
https://www.academia.edu/31714597/HAKEKAT_BELAJAR_PEMBELAJARAN_DA
N_TEORI_BELAJAR

19

Anda mungkin juga menyukai