Anda di halaman 1dari 14

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok

Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan


Dosen Pengampu : Mohammad Aji Prasetya, M. Pd

Disusun oleh:
Sem. III/PMM 1
Kelompok 4
M. Fauzan Zannurrain (0305211004)
Sri Rezeki (0305212037)
Syafrida Laylani Harahap (0305211012)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUMATERA UTARA MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang kami sampaikan kepada Allah SWT, yang melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, karena berkat rahmat dan karunia-Nya makalah ini dapat
kami selesaikan sesuai yang diharapkan dan tepat waktu yang telah ditentukan.
Dalam makalah ini kami membahas “Belajar dan Pembelajaran”.
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman dan wawasan
tentang bidang pendidikan yang mana hal ini sangat diperlukan dalam berbagai
hal didalam suatu instansi atau lembaga-lembaga pendidikan. Dan harapan lain
yaitu dapat menambah pemahaman kita tentang hal apa saja bidang-bidang yang
terdapat dalam psikologi pendidikan.
Dalam proses pembuatan makalah ini, tentunya kami mengucapkan untuk
itu rasa terima kasih yang dalam-dalamnya kami sampaikan kepada Bapak
Mohammad Aji Prasetya, M. Pd sebagai dosen mata kuliah “Psikologi
Pendidikan” yang telah memberikan kami tugas ini sehingga kami lebih bisa
memahami materi tersebut. Dan kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran akan kami terima demi kesempurnaan
makalah ini. Demikian, makalah ini semoga bermanfaat.

Medan, 28 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. LATAR BELAKANG .................................................................................... 1

B. RUMUSAN MASALAH................................................................................ 2

C. TUJUAN ......................................................................................................... 2

BAB II ..................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3

A. PENGERTIAN DAN TUJUAN BELAJAR .................................................. 3

B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR ...................... 4

C. TIPE-TIPE BELAJAR.................................................................................... 6

D. KEDUDUKAN BELAJAR DALAM STRATEGI PEMBELAJARAN ....... 7

BAB III ................................................................................................................... 9

PENUTUP ............................................................................................................... 9

A. KESIMPULAN .............................................................................................. 9

B. SARAN ......................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Di era digital yang serba modern menuntut setiap negara untuk


menghasilkan sumber daya manusia dengan kesiapan yang lebih matang dalam
segala hal. Bidang pendidikan merupakan salah satu bidang yang sangat
berpengaruh untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk
menghadapi tuntutan zaman. Namun, mendidik anak sejak dini hingga menjadi
individu yang berkualitas, dan mempertahankan kualitas tersebut bukan hal yang
mudah. Perlu proses yang panjang untuk membentuk individu yang mampu
mengikuti alur era digital. Untuk mewujudkan hal tersebut, tentu individu harus
melakukan suatu proses yang disebut belajar.

Dalam dunia pendidikan, belajar merupakan kata kunci yang paling


penting. Jika tidak ada belajar maka tidak akan ada pendidikan dan di dalam
pendidikan akan terjadi suatu pembelajaran yang akan membentuk individu yang
berkualitas. Karena belajar merupakan modifikasi atau memperteguh kelakuan
melalui pengalaman belajar bukan suatu hasil melainkan proses yang bertujuan
berbagai pengalaman, proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu yang
dipelajari. Selain itu pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun
meliputi unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan prosedur yang saling
mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran dalam hal ini
merupakan suatu kumpulan yang terdiri dari komponen-komponen pembelajaran
yang saling berinteraksi, berintegrasi satu sama lainnya. Oleh karenanya jika salah
satu komponen tidak dapat terinteraksi, maka proses dalam pembelajaran akan
menghadapi banyak kendala yang mengaburkan pencapaian tujuan pembelajaran.

Berdasarkan dari latar belakang makalah di atas, maka penulis akan


membahas sebuah makalah yang berjudul “Belajar dan Pembelajaran”.

1
B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan belajar dan apa saja tujuan belajar?

2. Jelaskan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi belajar?

3. Jelaskan apa saja tipe-tipe belajar?

4. Jelaskan bagaimana kedudukan belajar dalam strategi pembelajaran?

C. Tujuan

1. Dapat mengetahui pengertian belajar dan apa saja tujuan belajar.

2. Dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi belajar.

3. Dapat mengetahui tipe-tipe belajar.

4. Dapat mengetahui kedudukan belajar dalam strategi pembelajaran.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Dan Tujuan Belajar

Belajar menunjukkan aktivitas yang dilakukan oleh seseorang yang


disadari atau disengaja. Aktivitas ini menunjuk pada keaktifan seseorang dalam
melakukan aspek mental yang memungkinkan terjadinya perubahan pada dirinya.
Dengan demikian, dapat dipahami juga bahwa suatu kegiatan belajar dikatakan
baik apabila intensitas keaktifan jasmani maupun mental seseorang semakin
tinggi. Sebaliknya meskipun seseorang dikatakan belajar, namun jika keaktifan
jasmaniah dan mentalnya rendah berarti kegiatan belajar tersebut tidak secara
nyata memahami bahwa dirinya melakukan kegiatan belajar (Pane, 2017:335).

Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses, yaitu proses mengatur,


mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar peserta didik sehingga dapat
menumbuhkan dan mendorong peserta didik melakukan proses belajar.
Pembelajaran juga dikatakan sebagai proses memberikan bimbingan atau bantuan
kepada peserta didik dalam melakukan proses belajar. Peran dari guru sebagai
pembimbing bertolak dari banyaknya peserta didik yang bermasalah.
Dalam belajar tentunya banyak perbedaan, seperti adanya peserta didik yang
mampu mencerna materi pelajaran, ada pula peserta didik yang lambat dalam
mencerna materi pelajaran.

Belajar adalah suatu proses bisnis yang dilakukan oleh individu dalam
rangka mencapai suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri ketika berinteraksi dengan
lingkungannya (Bagas, dkk, 2022:35). Kegiatan belajar juga dimaknai sebagai
interaksi individu dengan lingkungannya. Lingkungan dalam hal ini adalah obyek-
obyek lain yang memungkinkan individu memperoleh pengalaman-pengalaman
atau pengetahuan, baik pengalaman atau pengetahuan baru maupun sesuatu yang
pernah diperoleh atau ditemukan sebelumnya tetapi menimbulkan perhatian
kembali bagi individu tersebut sehingga memungkinkan terjadinya interaksi.

3
Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu usaha atau kegiatan yang
bertujuan untuk mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup
perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan
sebagainya. Dari definisi tersebut di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa belajar
bertujuan mengadakan perubahan kebiasaan dari kebiasaan buruk, menjadi
kebiasaan baik. Kebiasaan buruk yang harus dirubah tersebut untuk menjadi bekal
hidup seseorang agar ia dapat membedakan mana yang dianggap baik ditengah-
tengah masyarakat untuk dihindari dan mana pula yang harus dipelihara
(Mardianto, 2014:47).

Dari uraian di atas, cukup jelas bahwa belajar adalah salah satu kegiatan
usaha manusia yang sangat penting dan harus dilakukan sepanjang hayat, karena
melalui usaha belajarlah kita dapat mengadakan perubahan (perbaikan) dalam
berbagai hal yang menyangkut kepentingan diri kita. Dengan kata lain, melalui
usaha belajar kita akan dapat memperbaiki nasib melalui belajar kita akan dapat
sampai kepada cita-cita yang senantiasa didambakan. Oleh sebab itu maka belajar
dalam hidup dan kehidupan mempunyai tempat yang sangat penting dan strategis
untuk mengarahkan meluruskan dan bahkan menentukan arah kehidupan
seseorang.

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar

Menurut Slameto dalam bukunya berpendapat bahwa faktor yang


mempengaruhi belajar siswa terdapat beberapa jenis, tetapi hanya digolongkan
menjadi dua jenis saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah
faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern
adalah faktor yang ada diluar individu. Faktor-faktor intern meliputi faktor
Jasmaniah (seperti faktor kesehatan), Faktor psikologis (Intelegensi, Perhatian,
Minat, Bakat, Motif, Kematangan, dan Kesiapan), dan Faktor kelelahan. Faktor-
faktor ekstern meliputi Keadaan keluarga, Keadaan sekolah dan Keadaan
masyarakat (Syafi’i, 2018:121).

4
Keberhasilan atau kegagalan seseorang dalam belajar bertanggung jawab
atas banyak faktor antara lain: status kesehatan, bakat, minat dan motivasi, metode
belajar sisws, keadaan keluarga, dan lain-lain (Bagas, dkk, 2022:44).

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat dilihat melalui dua faktor,


yaitu (Bagas, dkk, 2022:45):

1. Faktor yang berasal dari luar diri siswa, dan faktor tersebut dapat dibedakan
menjadi dua kelompok, yaitu:

a. Faktor nonsosial, seperti (kondisi udara, suhu udara cuaca, waktu pagi atau
sore hari, malam, lokasi, dan alat yang digunakan untuk belajar atau mengajar).

b. Faktor sosial yaitu faktor manusia terlepas dari apakah manusia itu ada
(hadir) ataupun tidak.

2. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa, dan faktor ini juga dapat
klasifikasikan dalam dua kelompok, yaitu:

a Faktor fisiologis, yaitu faktor aktivitas belajar, kondisi fisik, karena tubuh
yang telah mempengaruhi situasi belajar.

b. Faktor psikologis, yaitu faktor yang memberikan kontribusi signifikan


terhadap pembelajaran berkelanjutan seseorang harus mempertimbangkan
potensi, keadaan, dan kemampuan yang dijelaskan dalam anak ketika
menentukan hasil belajar.

Pendekatan proses pembelajaran sebagai suatu sistem, dan dalam basis


adalah basis, pembelajaran dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu:

1) Faktor yang terdapat dalam tubuh itu sendiri, yang kita sebut faktor individu.

2) Faktor di luar individu yang kita sebut faktor sosial.

Selain itu ada tiga faktor yang mendasari timbulnya minat belajar siswa
yaitu 1) faktor dorongan dalam, 2) faktor motivasi sosial, 3) faktor emosional.
Guru perlu membangkitkan minat belajar siswa agar dapat bergairah untuk

5
menerima pelajaran, menyadarkan siswa agar terlibat langsung dalam
pembelajaran, belajar dengan menyenangkan dan dapat menggunakan berbagai
metode, strategi pendekatan dan model pembelajaran yang menyenangkan
(Simbolon, 2014:19).

C. Tipe-Tipe Belajar

Guru yang baik merupakan guru yang dapat mengorganisasikan


pekerjaannya untuk memudahkan siswa dalam kegiatan belajar. Artinya guru
yang memiliki kemampuan mereformulasi sesuatu yang sulit menjadi cara yang
mudah untuk siswa bisa mengikuti aktivitas belajar. Peran psikologi pendidikan
perlu mewarnai pendekatan cara kerja guru dalam memberikan pelayanan belajar
kepada siswa (Purnomo, 2019:68). Masing-masing siswa memiliki cara belajar
yang khas ada yang suka menulis semua penjelasan guru, ada yang lebih suka
mendengarkan penjelasan guru, ada yang cukup melihat tulisan dan
mendengarkan penjelasan guru tanpa mau menulis di buku, ada yang suka
menyanyikan apa yang dipelajari, ada yang cukup dengan membuat coretan-
coretan atau kode-kode tertentu dan berbagai tipe belajar lainnya (Danarjati,
2014:44).

Setiap siswa memiliki tipe belajar yang berbeda satu sama lainnya.
Dengan demikian, sudah merupakan suatu kepastian bahwa tipe-tipe belajar itu
bermacam-macam pula, para ahli kebanyakan dari psikolog, membagi tipe-tipe
belajar itu kedalam berbagai macam tipe:

- Tipe mendengarkan (auditif)

- Tipe penglihatan (visual)

- Tipe merasakan dan

- Tipe motorik.

6
Keempat tipe-tipe di atas dapat diketahui bahwa tipe mendengarkan adalah
tipe seorang siswa yang hanya dapat menerima informasi dengan baik apabila ia
mendengarkan secara langsung, kemudian tipe penglihatan adalah tipe seorang
siswa yang dalam menerima pelajaran dengan baik bila ia melihat secara
langsung, tipe merasakan adalah tipe seorang siswa yang dapat menerima
informasi dengan baik bila ia merasakan sendiri secara langsung serta tipe
motorika adalah tipe seorang yang hanya dapat menerima informasi dengan baik
bila ia melakukan sendiri secara langsung (Talibo 2013).

D. Kedudukan Belajar Dalam Strategi Pembelajaran

Merencanakan masa depan intinya adalah pendidikan, dalam pendidikan


intinya adalah pembelajaran, dalam pembelajaran yang dibahas adalah kegiatan
belajar. Sampai disini benar kata Ivor K. Davies bahwa hakikat pendidikan adalah
belajarnya murid dan bukan mengajarnya guru (Mardianto, 2014:54). Motivasi
belajar memiliki kedudukan yang penting dalam mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan. Munculnya motivasi tidak semata-mata dari diri siswa
sendiri tetapi guru harus melibatkan diri untuk memotivasi belajar siswa. Adanya
motivasi akan memberikan semangat sehingga siswa akan mengetahui arah
belajarnya. Motivasi belajar dapat muncul apabila siswa memiliki keinginan untuk
belajar. Oleh karena itu motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik harus ada pada
diri siswa sehingga tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan dapat tercapai
secara optimal (Emda, 2017:182). Kegiatan belajarnya peserta didik akan dapat
menentukan keberhasilannya, artinya keberhasilan peserta didik mencapai tujuan
pendidikan sangat ditentukan oleh belajarnya. Untuk itu belajar perlu
direncanakan, ditata, dikelola, diberi kondisi, dievaluasi dan dikembangkan serta
dapat dikendalikan sesuai dengan keadaan siswa yang belajar.

Ketika anak mengikuti kegiatan pembelajaran dan akhirnya ia memperoleh


hasil lebih dari yang diharapkan itu adalah harapan semua orang yang terlibat
dalam pendidikan anak. Bila anak dilayani dengan baik, diberi lingkungan dengan

7
tepat, diberi sarana dan fasilitas dengan cukup, dirangsang dengan kondisi yang
tepat, dan diberi hadiah bila ia memperoleh sesuatu yang luar biasa, ini adalah
pekerjaan semua orang yang ingin anak berhasil dalam belajar. Bila belajar ingin
berhasil maka perlu sumber dan lingkungan yang tepat, mencukupi untuk
menjadikan belajar memperoleh hasil yang maksimal. Merancang pembelajaran
memerlukan input sumber dan lingkungan, atau berfikir sebaliknya, sumber dan
lingkungan yang ada harus secara tepat dimanfaatkan untuk kegiatan belajar
sesuai dengan tujuan pembelajaran. Kemudian bila kegiatan belajar ingin efektif
dan efisien, maka interaksi harus ditata sedemikian rupa. Pola pola interaksi
antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan sumber dan
lingkungan harus didasarkan pada pendekatan psikologis. Pola interaksi yang
tidak dikendalikan oleh guru, maka pembelajaran di sekolah akan mengikuti
kemauan anak, dan kondisi lingkungan. Begitu juga dengan belajar untuk
mendapatkan pengetahuan dan keterampilan baru, merumuskan tujuan
pembelajaran harus memperhatikan berbagai aspek, apakah dari aspek
kemampuan awal anak, aspek materi yang harus dipelajari, juga aspek dukungan
sarana dan fasilitas. Pengetahuan dan keterampilan akan diperoleh anak dengan
baik dan secara permanen menjadi bagian dari kehidupannya, bila dirumuskan
dalam tujuan pembelajaran secara tepat dan benar.

8
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

1. Belajar adalah suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan untuk mengadakan
perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap,
kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainya. Dari definisi
tersebut di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa belajar bertujuan
mengadakan perubahan kebiasaan dari kebiasaan buruk, menjadi kebiasaan
baik. Kebiasaan buruk yang harus dirubah tersebut untuk menjadi bekal hidup
seseorang agar ia dapat membedakan mana yang dianggap baik ditengah-
tengah masyarakat untuk dihindari dan mana pula yang harus dipelihara.

2. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar ada 2 yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri
siswa yaitu seperti faktor fisiologisnya (seperti aktivitas belajar, kondisi fisik,
karena tubuh mempengaruhi situasi belajar), dan faktor psikologisnya
(Seperti potensi dan kemampuan siswa dalam memahami pelajaran). Faktor
eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa seperti faktor sosialnya
(seperti kondisi udara dan waktu, alat dan sarana yang digunakan untuk
belajar), dan faktor nonsosialnya (seperti orang lain yang ada di sekitarnya
seperti keluarga).

3. Setiap siswa memiliki tipe belajar yang berbeda satu sama lainnya. Dengan
demikian, sudah merupakan suatu kepastian bahwa tipe-tipe belajar itu
bermacam-macam pula, para ahli kebanyakan dari psikolog, membagi tipe-
tipe belajar itu kedalam berbagai macam tipe:

- Tipe mendengarkan (auditif) - Tipe merasakan, dan

- Tipe penglihatan (visual) - Tipe motorik.

9
4. Kegiatan belajarnya peserta didik akan dapat menentukan keberhasilannya,
artinya keberhasilan peserta didik mencapai tujuan pendidikan sangat
ditentukan oleh belajarnya. Untuk itu belajar perlu direncanakan, ditata,
dikelola, diberi kondisi, dievaluasi dan dikembangkan serta dapat
dikendalikan sesuai dengan keadaan siswa yang belajar. Motivasi belajar
memiliki kedudukan yang penting dalam mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan. Munculnya motivasi tidak semata-mata dari diri siswa
sendiri tetapi guru harus melibatkan diri untuk memotivasi belajar siswa.

B. Saran

Demikian makalah dari penulis, semoga dapat memberikan manfaat dan


menambah wawasan kita semua. Apabila ada kritik dan saran, silahkan sampaikan
langsung kepada penulis, karena kritik dan saran dari pembaca tentu sangat
dibutuhkan untuk bahan intropeksi sehingga di masa yang mendatang penulis
dapat menyusun makalah yang lebih baik lagi. Dan jika ada kesalahan mohon
dimaafkan, karena penulis hanyalah hamba Allah SWT yang tidak luput dari
khilaf dan lupa.

10
DAFTAR PUSTAKA

Bagas, Muhammad, Mohommad Aji Prasetia, dan Muhammad Taufiq Azhari.


2022. Psikologi Pendidikan. Medan.

Danarjati, Dwi Prasetia. 2014. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Emda, Amna. 2017. “Kedudukan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran.”


Lantanida Journal 5(2).

Mardianto. 2014. Psikologi Pendidikan. Medan: Perdana Publishing.

Pane, Aprida. 2017. “Belajar Dan Pembelajaran.” FITRAH: Jurnal Kajian Ilmu-
Ilmu Keislaman 3(2).

Purnomo, Halim. 2019. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: LP3M UMY.

Simbolon, Naeklan. 2014. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar


Peserta Didik.” Elementary School Journal 1(2).

Syafi’i, Ahmad. 2018. “Studi Tentang Prestasi Belajar Siswa Dalam Berbagai
Aspek Dan Faktor Yang Mempengaruhi.” Jurnal Komunikasi Pendidikan
2(2).

Talibo, Ishak Wanto. 2013. “Tipe-Tipe Belajar Dalam Proses Pembelajaran.”


Jurnal Ilmiah Iqra’ 13(2).

11

Anda mungkin juga menyukai