Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

STRATEGI / METODE PRMBELAJARAN

YANG SESUAI DENGAN KONDISI DAN KEMAMPUAN PESERTA DIDIK

Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu : Rini Harjanti Poapa M.Psi

Di Susun Oleh :

1. Titin (2022010101007)
2. Nurul Isra (2022010101006)
3. Siti Fatimah (2022010101080)

Program Studi Pendidikan Agama Islam

Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan

Institut Agama Islam Negeri Kendari

2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberi hidayah dan Rahmat-Nya kepada
kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “STRATEGI / METODE
PEMBELAJARAN YANG SESUAI DENGAN KONDISI DAN KEMAMPUAN PESERTA
DIDIK” dengan tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam disampaikan kepada Nabi yang
mulia kita, Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur’an
dan sunnah beliau untuk keselamatan umat ini.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Rini Harjanti Poapa M.Psi selaku dosen pengampu
mata kuliah Psikologi Pendidikan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang ikut serta dalam terselesaikannya makalah.

Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
Menyusun makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca demi sempurnanya makalah ini. Kami sangat berharap, semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua serta kangkah kita dalam menuntut ilmu senantiasa diridhai oleh
Allah SWT.

Kendari, Mei 2023

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG..............................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................................................5
C. TUJUAN...................................................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
A. PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF DAN EFISIEN..........................................................6
1. Belajar Efektif......................................................................................................................6
2. Mengajar Efektif..................................................................................................................8
B. STRATEGI / METODE PEMBELAJARAN YANG SESUAI DENGAN KEMAMPUAN
PESERTA DIDIK............................................................................................................................9
1. Pendekatan pembelajaran...................................................................................................9
2. Strategi / metode pembelajaran yang sesuai dengan kempuan setiap peserta didik....10
C. CARA MENGHADAPI PESERTA DIDIK YANG MALAS DALAM BELAJAR...........13
BAB III...............................................................................................................................................16
KESIMPULAN..................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Tujuan pembelajaran bukanlah penguasaan materi pelajaran, akan


tetapi proses untuk mengubah tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan yang akan di capai
(Sanjaya 2008: 215). Pencapaian tujuan pembelajaran merupakan out put /out come dari
sistem yang berjalan. Dalam sebuah sistem tentu ada input-proses-output. Pemebalajaran
berada pada posisi tengah yaitu pada proses. Keberlangsungan proses sangat dipengaruhi oleh
input yang masukan. Sehingga out put sesuai dengan apa yang diharapkan. Proses akan
berjalan lancar apabila didukung dengan pengetahuan dan komponen-komponen yang
memadai. Banyak pengajar yang dalam melaksanakan belajar mengajarnya tidak bisa
mencapai tujuan/kompetensi yang ditentukan. Penyebabnya adalah pembelajaran tidak sesuai
dengan karakteristik siswa. Siswa inginnya “begini pengajar melakukan begitu” tidak ada
sinergitas antara pengajar dan siswa.

Karakteristik siswa merupakan salah satu faktor penyebab efektif dan tidaknya
pembelajaran. Dalam pembelajaran kita mengenal istilah pendekatan pembelajaran, strategi
pembelajaran dan metode pembelajaran. Ketiga istilah itulah yang menjadi fokus
pembahasan dalam makalah ini Karena itu merupakan komponen yang sangat mendukung
untuk memahami karakteristik siswa demi tercapainya tujuan pembelajaran.

Proses pembelajaran akan berjalan efektif jika pendidik paham dan mengetahui
pendekatan pembelajaran yang berlanjut terhadap pemahaman strategi pembelajaran dan
memahami metode pembelajaran. merupakan satu kesatuan yang akan mendukung
terhadap pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan kompetensi dan karakteristik siswa. Proses
pembelajaran sangat beraneka ragam, itu sesuai dengan pola proses pembelajaran atau
interaksi dari seorang guru dan murid. Oleh sebab itu, peran guru di dalam proses
pembelajaran itu sangat penting demi terwujudnya proses pembelajaran / tujuan belajar. Yang
mana seorang guru itu harus mempunyai metode-metode, strategi, dan motivasi dalam proses
pembelajaran tersebut. Agar tujuan dari pendidikan tersebut bisa tercapai dengan maksimal.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efisien?


2. Bagaimana pendekatan pembelajaran dan strategi / metode pembelajaran yang tepat?
3. Bagaimana strategi guru kelas dalam menghadapi peserta didik yang malas belajar?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran yang efektif.


2. Untuk mengetahui pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran dan metode
pembelajaran yang tepat.
3. Untuk mengetahui strategi yang harus dilakukan guru dalam menghadapi peserta
didik yang malas belajar.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF DAN EFISIEN

Pembelajaran efektif adalah suatu pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk dapat
belajar dengan mudah, menyenangkan dan dapat tercapai tujuan pembelajaran sesuai dengan
harapan.

Menurut Wragg, Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang memudahkan


siswa untuk mempelajari sesuatu yang bermanfaat seperti fakta, keterampilan, nilai, konsep,
dan bagaimana hidup serasi dengan sesama, atau suatu hasil belajar yang diinginkan.

Yang namanya pembelajaran, tentu tidak akan terlepas dari belajar dan mengajar.
Belajar dilakukan oleh peserta didik beserta guru dan mengajar dilakukan oleh guru atau
pengajar.

1. Belajar Efektif
Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang
diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai. Untuk meningkatkan cara
belajar yang efektif perlu memperhatikan beberapa hal berikut :

a). Kondisi Internal

Yang dimaksud dengan kondisi internal yaitu kondisi (situasi) yang ada di dalam diri
siswa itu sendiri misalnya kesehatannya, keamanannya, ketenteramannya, motivasinya dan
lain halnya. yang terdiri dari aspek fisiologis (kondisi umum jasmani),aspek psikologis
diantara-Nya ;intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, dan motivasi siswa.

b). Kondisi Eksternal

Yang dimaksud dengan kondisi eksternal adalah yang ada diluar diri pribadi manusia.
Lingkungan sosial diantara-Nya: para guru, para tenaga kependidikan dan teman-teman
sekelasnya; lingkungan non sosial diantara-Nya : gedung sekolah, alat-alat belajar, keadaan
cuaca dan waktu belajar siswa.
c). Strategi Belajar

Belajar yang efektif dapat tercapai apabila dapat menggunakan strategi belajar yang
tepat. Strategi belajar diperlukan untuk dapat mencapai hasil yang semaksimal mungkin.

Berikut cara belajar yang efektif dan efisien

1. Belajar dalam suasana nyaman


Tidak mungkin kita belajar pada suasana yang hiruk-pikuk atau bising. Oleh sebab
itu ciptakan suasana dan kondisi belajar yang nyaman. Jika tidak memungkinkan
belajar di rumah, coba cari tempat lain yang tenang dan nyaman. Misalnya di tempat
yang rindang dan hawa sejuk. Bebas dari kebisingan.
2. Tentukan Waktu Belajar Yang Baik Dan Tepat
Kapan waktu efektif belajar? Islam sudah mengajarkan kepada kita bahwa waktu
efektif belajar yaitu setiap bangun pagi dan sore hari setelah tidur siang. Kedua waktu
ini terbilang efektif dalam menimba ilmu. Karena kedua waktu ini saat dimana
pikiran tenang dan suasana nyaman sehingga membuat kamu mudah memahami
setiap pelajaran.
3. Tentukan Metode Belajar Menurut Hati
Setiap orang tentu memiliki cara belajarnya sendiri. Terkadang seseorang cocok
dengan metode belajar A tetapi tidak cocok dengan metode belajar B. Maka
terapkanlah metode belajar kamu sendiri. Namun ingat dalam metode belajar
haruslah riang jangan monoton. Jadi jadikan metode belajar kamu bervariasi dan
tidak jenuh apalagi bosan. Oleh karena itu pastikan saja kamu sudah menentukan
metode yang tepat dalam belajar.
4. Belajar Dengan Disiplin
Belajar itu juga perlu mengatur waktu. Kapan kamu memulai dan juga istirahat.
Disiplin sangat diperlukan dalam menuntut ilmu. Sebab dari disiplin lah orang bisa
menjadi sukses. Apabila dalam belajar kamu tidak disiplin maka cita-cita untuk
menjadi orang sukses akan terhambat. Buatlah daftar belajar lengkap dengan
waktunya. Kemudian azamkan dalam hati untuk bertekad menjalankan semua daftar
yang telah dibuat.
5. Tulis Ulang Setiap Materi Yang Diajarkan
Setiap guru menjelaskan materi ajar maka sediakanlah buku catatan. Hal ini akan
memudahkan kamu apabila mengulang pelajaran ketika di rumah. Selain dari pada
itu, buatlah catatan khusus yang berisi materi inti dari setiap bab.
6. Biasakan Minum Air Putih Setiap Belajar
Belajar juga memerlukan energi yang cukup besar. Karena tidak hanya fisik yang
dikuras tetapi pikiran juga ikut lelah. Sewaktu belajar, otak akan terus bekerja dan
membutuhkan oksigen yang cukup banyak. Apabila saja otak kekurangan oksigen
maka akan menyebabkan kelapa pusing dan mata akan mudah mengantuk. Maka dari
itu sediakanlah air di samping meja belajarmu.
Karena dengan meminum air putih akan membantu memulihkan pikiran yang sempat
lesu dan mengembalikan konsentrasi. Namun perlu diingat terlalu banyak minum air
juga akan menghilangkan konsentrasi berpikir. Jadi kamu harus proposional saat
meminumnya.
7. Menjelang Ujian Jangan Terlalu Banyak Belajar
8. Kurangi Menghapal Tapi Perbanyak Pemahaman
9. Cintai Pelajaran Yang Kamu Suka Tanpa Menyampingkan Pelajaran Yang Lain.
10. Banyak Membaca.

2. Mengajar Efektif

Menurut John W. Santrock. Mengajar merupakan hal yang kompleks karena murid-
murid itu bervariasi sehingga tidak akan ada cara tunggal untuk mengajar yang efektif untuk
semua hal. Namun setidaknya seorang guru harus memahami dan menguasai beragam
perspektif dan strategi juga mengaplikasikannya secara fleksibel.

Hal ini membutuhkan dua hal utama yaitu :

1. Pengetahuan dan keahlian profesional

Guru yang efektif menguasai materi pelajaran dan keahlian atau keterampilan
mengajar yang baik. Memahami strategi pengajaran yang baik dan didukung oleh metode
penetapan tujuan, rancangan pengajaran dan manajemen kelas. Mereka tahu bagaimana
memotivasi, berkomunikasi, dan berhubungan secara efektif dengan murid-muridnya
dengan berbagai karakter dan beragam latar belakang kultural. Sengaja pembahasan
mengenai belajar yang efektif didahulukan karena untuk mengajar yang efektif terlebih
dahulu harus mengetahui belajar yang efektif.
2. Komitmen dan Motivasi

Menjadi guru yang efektif juga membutuhkan komitmen dan motivasi. Aspek ini
mencakup sikap yang baik dan perhatian kepada murid.( santrock 2008: 12). Komitmen dan
motivasi akan lahir jika seseorang memiliki landasan dalam bekerjanya. Bagi seorang
muslim, komitmen dan motivasi itu lahir jika mengajar dijadikan sebagai pengabdian
bentuk ibadah kepada Allah SWT. Ibadah tentu berlandaskan ketauhidan. Inti dari
katauhidan adalah keikhlasan dan keikhlasanlah yang akan membuat seseorang komitmen.
Tidak ada tujuan lain selain mengharap ridha Allah SWT.

Dengan keikhlasan sikap guru tidak akan bergantung kepada apapun, entah itu gajih
ataupun jabatan akademik guru. Dengan keikhlasan juga sikap dan kepribadian seorang
guru akan terbentuk. Guru harus memiliki kompetensi kepribadian mantap, stabil, dewasa,
arif, dan dapat menjadi teladan.( Ruswandi dkk 2010 : 35).

B. STRATEGI / METODE PEMBELAJARAN YANG SESUAI DENGAN


KEMAMPUAN PESERTA DIDIK

1. Pendekatan pembelajaran
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses
yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan
melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya,
pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang
berorientasi atau berpusat pada siswa dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau
berpusat pada guru.

Akhir-akhir ini pembelajaran kontekstual merupakan salah satu pendekatan pembelajaran


yang banyak dibicarakan orang. CTL (Contextual Teaching and Learning)
merupakan strategi yang melibatkan siswa secara penuh dalam proses pembelajaran. Siswa
didorong untuk beraktivitas mempelajari materi pembelajaran sesuai dengan topik yang akan
dipelajarinya. Belajar dengan konteks CTL bukan hanya sekedar mendengarkan dan
mencatat, tetapi belajar adalah proses berpengalaman secara langsung. Melalui proses
berpengalaman itu diharapkan perkembangan siswa terjadi secara utuh, yang berkembang
tidak hanya aspek kognitif saja, tetapi aspek afektif dan psikomotor juga. Belajar CTL
diharapkan siswa dapat menemukan sendiri materi yang dipelajarinya.

Ada tiga hal yang harus kita pahami dalam konteks CTL.

1. CTL menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materinya,


artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung.
2. CTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang
dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut untuk dapat
menangkap hubungan antara pengalaman belajar disekolah dengan kehidupan nyata.
3. CTL mendorong siswa dapat menerapkan dalam kehidupan, artinya CTL bukan
hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi yang dipelajarinya, akan tetap
bagaimana materi tersebut dapat mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.

Pendekatan di atas akan memengaruhi keberhasilan pembelajaran. Apakah guru


memandang siswa sebagai orang yang sama sekali tidak tahu (objek learning) atau
menganggap siswa memiliki berbagai potensi sehingga guru hanya sebagai fasilitator? Yang
jelas, Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam
strategi pembelajaran.

2. Strategi / metode pembelajaran yang sesuai dengan kempuan setiap peserta


didik

Strategi belajar diperlukan sebagai langkah sukses dalam menempuh pembelajaran.


Penerapan strategi belajar masing-masing individu akan berbeda satu dengan yang lain. Hal
yang bisa diterapkan ialah strategi yang disesuaikan dengan gaya belajar siswa. Karena gaya
belajar siswa pada dasarnya adalah kemampuan belajar yang dimiliki siswa dimana sesuai
dengan bakat dan kemampuannya masing-masing.

Oleh karena itu, dalam kegiatan belajar, siswa sangat perlu dibantu dan diarahkan untuk
mengenal gaya belajar yang sesuai dengan dirinya sehingga tujuan pembelajaran dapat
dicapai secara efektif.
a. Gaya belajar visual ( Belajar dengan melihat)
Gaya belajar visual memiliki ciri-ciri yaitu :

1. Bicara agak cepat


2. Mementingkan penampilan dalam berpakaian/presentasi
3. Tidak mudah terganggu oleh keributan
4. Mengingat yang dilihat, dari pada yang didengar
5. Lebih suka membaca dari pada dibacakan
6. Pembaca cepat dan tekun
7. Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai memilih kata-kata
8. Lebih suka melakukan demonstrasi dari pada pidato
9. Lebih suka musik dari pada seni
10. Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan
seringkali minta bantuan orang untuk mengulanginya.

b. Auditory (Belajar dengan Mendengarkan)

Gaya belajar visual memiliki ciri-ciri yaitu diantaranya :

1. Saat bekerja suka bicara kepada diri sendiri


2. Penampilan rapi
3. Mudah terganggu oleh keributan
4. Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan dari pada yang
dilihat
5. Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
6. Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca
7. Biasanya ia pembicara yang fasih
8. Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya
9. Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik
10. Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan Visual
11. Berbicara dalam irama yang terpola
12. Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama dan warna suara

c. Kinestetik (Belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh)

Gaya belajar kinestetik memiliki ciri-ciri :

1. Berbicara perlahan

2. Penampilan rapi

3. Tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan


4. Belajar melalui memanipulasi dan praktek

5. Menghafal dengan cara berjalan dan melihat

6. Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca

7. Merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita

8. Menyukai buku-buku dan mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat
membaca

9. Menyukai permainan yang menyibukkan Strategi belajar merupakan usaha atau cara
yang mendukung proses belajar dalam mengatasi berbagai hambatan yang muncul
dalam belajar. Pada umumnya siswa memiliki gaya belajar masing-masing yang mana
disadari atau tidak disadari hal tersebut yang menjadi kebiasaannya dalam belajar.

Berikut strategi belajar yang dapat dilakukan berdasarkan gaya belajar menurut
DePorter (2009) :
a. Gaya Belajar Visual
Strategi belajar yang bisa diterapkan yakni dengan :

1. Gunakan materi visual seperti, gambar-gambar, diagram dan peta.

2. Gunakan warna untuk menghilite hal-hal penting.

3. Ajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi.

4. Gunakan multi-media (contohnya: komputer dan video).

5. Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar.

b. Gaya Belajar Auditory


Strategi belajar yang bisa dilakukan yaitu :

1. Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas maupun di
dalam keluarga.

2. Dorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras.

3. Gunakan musik untuk mengajarkan anak.

4. Diskusikan ide dengan anak secara verbal.


5. Biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan dorong dia untuk
mendengarkannya sebelum tidur.

c. Gaya Belajar Kinestetik


Strategi belajar yang diterapkan yaitu :

1. Jangan paksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam.

2. Ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya (contohnya: ajak dia
baca sambil bersepeda, gunakan obyek sesungguhnya untuk belajar konsep baru).

3. Izinkan anak untuk mengunyah permen karet pada saat belajar.

4. Gunakan warna terang untuk menghilite hal-hal penting dalam bacaan.

5. Izinkan anak untuk belajar sambil mendengarkan musik.

Oleh sebab itu, dibutuhkan strategi belajar yang sesuai dengan kebutuhan gaya belajar siswa
agar siswa mampu mengembangkan kemampuannya sesuai dengan bakat atau gaya belajar
yang dimiliki.

C. CARA MENGHADAPI PESERTA DIDIK YANG MALAS DALAM BELAJAR

Bagi setiap guru, memiliki siswa yang aktif dan rajin belajar adalah sebuah
kebahagiaan. Guru Pintar pasti mengharapkan semua siswa memiliki kecerdasan baik itu
kecerdasan dari segi kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Akan tetapi untuk membentuk
siswa yang seperti didambakan bukanlah hal yang mudah diperlukan komitmen dan usaha
keras supaya semua siswa dapat mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.

Di dalam kelas yang berisi siswa dengan berbagai jenis karakter, sering kali ada anak
yang menunjukkan rasa enggan untuk belajar. Orang-orang biasanya akan menyebut siswa
seperti ini sebagai siswa yang malas belajar. Padahal tidak boleh ya langsung menghakimi
dan melabeli siswa itu adalah tidak ingin belajar karena malas. Guru perlu mengidentifikasi
sebab-sebab yang membuat siswa malas belajar sehingga dapat dicarikan cara untuk
mengatasi kemalasan dalam belajar.

Nah berikut cara/strategi yang dapat dilakukan dalam menghadapi siswa yang malas

1. Buat kegiatan belajar menjadi aktivitas yang menyenangkan


Apabila siswa belajar dengan perasaan senang atau gembira, maka akan lebih mudah bagi
mereka untuk menyerap materi pelajaran yang diajarkan. Cara mendidik anak yang malas
belajar dengan membentak atau memarahi adalah salah besar. Guru Pintar juga harus
melakukan refleksi apakah kegiatan belajar yang diberikan sudah sesuai dengan kebutuhan
dan karakter siswa. Sebagai contoh, sebelum belajar ajak siswa untuk menyanyi atau
melakukan permainan-permainan edukatif yang membuat siswa merasa sudah siap untuk
menerima pelajaran. Bukan belajar karena terpaksa.

2. Berikan motivasi positif

Solusi malas belajar kedua adalah dengan menanamkan dalam pikiran siswa bahwa mereka
mampu berbuat atau mempelajari sesuatu dengan baik. Berikan pendampingan dan ingatkan
siswa dengan pertanyaan-pertanyaan yang dapat menstimulasi minatnya pada pelajaran.

3. Dorong siswa untuk aktif bertanya

Cara agar tidak malas belajar yang paling mudah dan efektif untuk belajar adalah aktif
bertanya. Guru Pintar harus mendorong siswa untuk aktif bertanya. Buat kelompok-kelompok
diskusi yang dapat memberikan kesempatan semua siswa untuk bertanya. Dengan bertanya,
siswa akan memiliki pemahaman yang baik akan pelajaran yang diberikan dan akan
meningkatkan semangatnya dalam belajar.

4. Atur waktu belajar

Cara menghilangkan rasa malas belajar berikutnya adalah dengan mengatur waktu belajar
yang efektif. Belajar secara terus menerus akan menguras tenaga dan pikiran. Oleh karena
itu, Guru Pintar harus merancang pembelajaran dengan baik. Atur waktu untuk menjelaskan
konsep dan mengerjakan tugas. Selingi dengan kegiatan-kegiatan menyenangkan yang dapat
menurunkan ketegangan.

5. Peka terhadap kondisi fisik dan psikis siswa

Kondisi fisik dan psikis siswa sangat berpengaruh dalam belajar. Saat siswa dalam kondisi
fisik dan psikis yang segar, bebas dari rasa lelah, mengantuk, rasa lapar, gangguan penyakit,
rasa marah dan sebagainya, maka mereka akan lebih siap untuk belajar. Misalnya, siswa
dalam keadaan lesu dan tidak bersemangat karena terlalu lelah karena baru selesai upacara.
Maka Guru Pintar boleh memberi waktu sejenak untuk beristirahat supaya fresh kembali.

6. Berikan reward

Mengatasi kemalasan dalam belajar siswa dapat dilakukan dengan memberikan reward. Jika
siswa merasa usahanya diakui dan dihargai, semangat belajarnya secara otomatis akan
meningkat. Misalnya, jika siswa mengerjakan tugas tepat waktu, maka mereka akan
mendapatkan poin atau bintang. Siswa yang memperoleh poin atau bintang dengan jumlah
banyak, mereka dapat menjadi ketua kelompok atau asisten guru. Jadi reward tidak harus
selalu berwujud benda ya.
BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian di atas dapat kami simpulkan, bahwa untuk dapat


melaksanakan tugasnya secara profesional yakni melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan kompetensi dan karakteristik siswa seorang guru dituntut dapat memahami dan
memiliki keterampilan yang memadai dalam mengembangkan pendekatan, strategi dan
metode sehingga menghasilkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif dan
menyenangkan, sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

John. W. Santrock. Psikologi Pendidikan edisi kedua.2008.jakarta:kencana.

Gintings, abdurarakhman. Belajar dan Pemebelajaran.2008. Bandung: Humaniora.

Siregar, eveline dan hartin. Teori Belajarda dan Pemebeljaran.2010. Bogor: ghalia
indonesia.

Wina, sanjaya. Kurikulum dan Pemebelajaran.20010. Jakarta: Kencana prenada


Media Group.

Uus, Ruswandi dan Badrudin. Pengembangangn Kepribadian Guru. 2010. Bandung:


Insan Mandiri.

Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.1997. Bandung: Rineka


Cipta.

Anda mungkin juga menyukai