Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

JEJAK INOVASI PEMBELAJARAN IPS: MENGEMBANGKAN PROFESI


GURU PEMBELAJAR

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Inovasi Pembelajaran IPS SD

Dosen Pengampu:

Dr. Normalasarie, M.Pd

Disusun oleh :

Nur Cholisa NPM. 3062156216

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

STKIP PGRI BANJARMASIN

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu
tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada ibu Dr. Normalasarie, M.Pd
sebagai dosen pengampu mata kuliah Inovasi Pembelajaran IPS SD yang telah
membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa
yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Banjarmasin, 10 Oktober 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 2
BAB II..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
A. Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share(TPS). .................... 3
1. Pembelajaran Kooperatif....................................................................... 4
2. Berpikir Berpasangan Berbagi (TPS) .................................................. 4
B. Hasil Belajar ............................................................................................... 6
1. Pembelajaran .......................................................................................... 6
2. Belajar ..................................................................................................... 7
3. Mengajar ................................................................................................. 8
4. Hasil Belajar............................................................................................ 8
BAB III................................................................................................................... 9
PENUTUP.............................................................................................................. 9
A. Kesimpulan ................................................................................................. 9
B. Saran............................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masih rendahnya hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)


disebabkan oleh masih dominannya skill menghafal daripada skill
memproses sendiri pemahaman suatu materi. Selama ini, hasil dan
aktivitas belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS masih tergolong sangat
rendah. Hal ini dapat dilihat pada sikap siswa selama mengikuti proses
pembelajaran tidak fokus dan ramai sendiri. Bahkan, ada sebagian siswa
yang menganggap mata pelajaran IPS tidak begitu penting dikarenakan
tidak masuk pada mata pelajaran yang diujikan pada Ujian Nasional (UN).
Faktor hasil belajar juga dipengaruhi oleh model pembelajaran yang
digunakan guru dalam menyampaikan materi. Metode yang konvensional
seperti menjelaskan materi secara abstrak, hafalan materi, dan ceramah
dengan komunikasi satu arah, yang aktif masih didominasi oleh pengajar,
sedangkan siswa biasanya hanya memfokuskan penglihatan dan
pendengaran. Kondisi pembelajaran seperti inilah yang mengakibatkan
siswa kurang aktif dan pembelajaran yang dilakukan kurang efektif. Di
sini guru dituntut untuk pandai menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan bagi siswa sehingga siswa kembali berminat mengikuti
kegiatan belajar.
Keberhasilan pembelajaran dapat ditunjukkan dengan pencapaian
tujuan pembelajaran berupa ketuntasan hasil belajar siswa. Adapun salah
satu faktor keberhasilan dalam proses pembelajaran adalah faktor
kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran yang efektif tidak dapat muncul dengan sendirinya,
tetapi guru harus menciptakan pembelajaran yang memungkinkan siswa
mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara optimal. Banyak peran yang

1
harus dimainkan guru dalam upaya melaksanakan pembelajaran yang
efektif.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair


Share(TPS)?
2. Bagaimana hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran kooperatif
tipeThink Pair Share(TPS)?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran melalui penerapan


model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share(TPS).
2. Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik setelah menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share(TPS).

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share(TPS).

Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk


pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara
khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan
bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas, bahwa untuk dapat melaksanakan
tugasnya secara lancar, seorang guru dituntut dapat memahami dan
memliki keterampilan yang memadai dalam mengembangkan berbagai
model pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan, sebagaimana
diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Pada proses pembelajaran, guna meningkatkan perkembangan
kemampuan siswa secara maksimal, guru dituntut untuk mampu memiliki
karakter sebagai guru yang efektif serta menggunakan metode-metode
yang variatif dengan teknik ataupun strategi yang relevan dengan jenis
materi ajar. Dengan demikian, siswa dapat memperoleh pembelajaran yang
penuh arti, termotivasi, dan terinspirasi serta tidak merasa bosan. Oleh
karenanya, guru yang sudah memenuhi tunturan yang demikian dapat
dikatakan sebagai guru yang efektif, yaitu guru yang dapat menunaikan
tugas dan fungsinya secara profesional (Marno dan Idris, 2008: 28).
Demikian pula pada proses belajar IPS, diperlukan bermacam
model, strategi, pendekatan, metode, dan media belajar, agar siswa lebih
aktif belajar dan berbuat untuk memahami konsep prinsip-prinsip IPS,
sehingga diharapkan hasil belajar siswa lebih baik. Pada penelitian ini
akan diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share
(TPS), dan berikut dijelaskan secara singkat tentang model pembelajaran
tersebut.

3
1. Pembelajaran Kooperatif

Eggen dan Kauchak seperti dikutip oleh Holil (2010),


mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai sekumpulan strategi
mengajar yang digunakan guru agar siswa saling membantu dalam
mempelajari sesuatu. Jadi, belajar kooperatif ini merupakan model
pembelajaran yang memaksimalkan hubungan antar peserta didik
untuk dapat bekerja sama dalam melakukan proses pembelajaran
sehingga interaksi antar individu peserta didik lebih intensif dan
bermakna dalam belajar bersama di kelas.
Menurut Slavin (2008), pembelajaran kooperatif merupakan
metode pembelajaran dengan siswa bekerja dalam kelompok yang
memiliki kemampuan heterogen. Model pembelajaran kooperatif
dikembangkan untuk mencapai setidaknya tiga tujuan penting
pembelajaran, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap
keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial (Ibrahim, 2000)
sebagaimana dikutip oleh Holil. Jadi, belajar kooperatif lebih dari
sekedar belajar kelompok, karena dalam belajar kooperatif ada struktur
dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan
terjadinya interaksi secara terbuka.

2. Berpikir Berpasangan Berbagi (TPS)

Strategi pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan adalah


model pembelajaran tipe Think Pair Share (TPS). Model pembelajaran
Think Pair Share diharapkan siswa dapat mengembangkan
keterampilan berpikir dan menjawab dalam komunikasi antara satu
dengan yang lain, serta bekerja saling membantu dalam kelompok
kecil. Hal ini sesuai dengan pengertian dari model pembelajaran Think
Pair Share itu sendiri, sebagaimana yang dikemukakan oleh Lie
(2002:57) bahwa, "Think Pair Share adalah pembelajaran yang

4
memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri dan bekerja sama
dengan orang lain.
Dalam hal ini, guru sangat berperan penting untuk membimbing
siswa melakukan diskusi, sehingga terciptanya suasana belajar yang
lebih hidup, aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Model
pembelajaran Think Pair Share merupakan salah satu model
pembelajaran kooperatif sederhana yang memiliki prosedur secara
eksplisit sehingga model pembelajaran Think Pair Share dapat
disosialisasikan dan digunakan sebagai pedoman dalam pembelajaran
IPS di sekolah. Keunggulan lain dari pembelajaran ini adalah
optimalisasi partisipasi siswa. Dengan metode klasikal yang
memungkinkan hanya satu siswa maju dan membagikan hasilnya
untuk seluruh kelas, tipe Think Pair Share ini memberi kesempatan
sedikitnya delapan kali lebih banyak kepada siswa untuk dikenali dan
menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain (Lie, 2004:57).
Think Pair Share (TPS) merupakan jenis pembelajaran kooperatif
yang dirancang untuk memengaruhi pola interaksi siswa yang
berkembang dari penelitian belajar kooperatif dan waktu tunggu.
(Trianto, 2007: 61). Jadi, TPS merupakan suatu cara yang efektif untuk
membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Think Pair Share (TPS)
atau bertukar pikiran dengan pasangan merupakan tipe pembelajaran
kooperatif yang dirancang untuk memengaruhi pola interaksi siswa,
merupakan sebuah model pembelajaran yang dikembangkan oleh
Franklin Lyman pada tahun 1985, bertujuan untuk mengajarkan siswa
agar lebih mandiri dalam menyelesaikan masalah yang dapat
membangkitkan rasa percaya diri siswa (Harlina, 2009: 1-2).
TPS merupakan suatu strategi diskusi kooperatif yang memberikan
kepada siswa waktu untuk berpikir dan merespons serta saling bantu
satu sama lainnya. Model ini memperkenalkan ide "waktu berpikir atau
waktu tunggu" yang banyak menjadi alasan kuat dalam meningkatkan
kemampuan siswa merespons pertanyaan. Keunggulan lain dari teknik

5
ini adalah optimalisasi partisipasi siswa. Dengan pembelajaran TPS
siswa menjadi arif dan interaktif di kelas. Karena pada dasarnya tujuan
pembelajaran kooperatif model TPS adalah mengembangkan
partisipasi siswa dalam kelas melalui diskusi baik dengan pasangan
maupun kelas. Melalui model pembelajaran ini siswa dapat
mengembangkan kemampuan berpikirnya agar dapat menghasilkan
ide-ide yang berkualitas seperti yang dikutip oleh Harlina (2009).
Selain itu, model TPS ini juga mengajarkan siswa untuk bisa menerima
perbedaan pendapat dan bekerja sama dengan orang lain.

B. Hasil Belajar

Untuk membahas tentang hasil belajar, maka perlu juga


dikemukakan tentang pembelajaran, hakikat pembelajaran, bagaimana
mengajar, dan akhirnya membahas hasil belajar.

1. Pembelajaran

Pembelajaran ialah suatu proses yang dilakukan oleh


individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman
individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya
(Surya, 2003: 11). Pembelajaran pada dasarnya merupakan
upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan
kegiatan belajar. Jadi pembelajaran merupakan suatu proses
untuk mengubah perilaku seorang individu dalam lingkungan
pendidikan formal di sekolah.
Pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan formal
di sekolah, di dalamnya terjadi interaksi antara berbagai
komponen pembelajaran, yaitu guru, isi, atau materi
pembelajaran dan siswa (Sumiati & Asra, 2007: 3). Yang
dimaksud pembelajaran di sini adalah proses pembelajaran di
kelas yang terdiri dari dua kegiatan yaitu belajar dan mengajar

6
yang merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu
sama lain. Belajar merupakan sesuatu yang harus dilakukan
oleh seseorang (peserta didik) sebagai subjek yang menerima
pelajaran, sedangkan mengajar merupakan sesuatu yang
dilakukan oleh guru yang memberi pelajaran dan berlangsung
pada saat yang bersamaan.

2. Belajar

Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses


perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan
lingkungannya (Sumiati & Asra, 2007: 38). Belajar menunjuk
pada apa yang dilakukan seseorang sebagai subjek yang
menerima pelajaran (peserta didik).
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya
perubahan pada diri seseorang, meliputi pengetahuannya,
pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya,
kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya
penerimanya dan lain- lain aspek yang ada pada individu
(Sudjana 2009: 28). Jadi, belajar juga merupakan proses
memperoleh respons-respons sebagai akibat adanya latihan
khusus. Artinya, seseorang dikatakan telah belajar, jika ia dapat
melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan sebelumnya,
atau dengan kata lain ada perubahan tingkah laku sebagai hasil
belajar. Belajar merupakan perubahan yang secara bertahap
berlangsung lama pada perilaku yang diperoleh dari
pengalaman-pengalaman. Belajar merupakan salah satu bentuk
perilaku yang amat penting bagi kelangsungan hidup manusia.
Belajar membantu manusia menyesuaikan diri dengan
lingkungan.

7
3. Mengajar

Mengajar adalah segala upaya yang disengaja dalam rangka


memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses
belajar dengan tujuan yang telah dirumuskan (Sumiati & Asra
2007: 24). Mengajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan
oleh guru sebagai seorang pengajar. Jadi, mengajar sebenarnya
adalah upaya yang dilakukan oleh guru dalam memberikan
kemungkinan bagi siswa agar terjadi proses belajar. Senada
dengan hal tersebut, mengajar adalah segala upaya dalam
memberi rangsangan (stimulus), bimbingan, pengarahan, dan
dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar (Ali, 2008:
13). Jadi, segala upaya yang dilakukan guru untuk memberi
bimbingan dan pengarahan kepada siswa atau peserta didik
agar terjadi proses belajar merupakan kegiatan mengajar.
Dua konsep tersebut menjadi terpadu sebagai satu kegiatan
pembelajaran manakala terjadi interaksi guru dan siswa pada
saat proses pembelajaran berlangsung. Interaksi guru dan siswa
sebagai makna utama proses pembelajaran memegang peranan
penting untuk mencapai tujuan pembelajaran.

4. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan perilaku individu secara


keseluruhan yang mencakup aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik (Surya 2003: 25). Jadi, hasil belajar atau sering
disebut prestasi belajar adalah hasil dari suatu kegiatan yang
telah dikerjakan, atau diciptakan secara individu atau
kelompok.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada dasarnya model pembelajaran merupakan bungkus atau


bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif adalah kegiatan
pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling
membantu antar siswa, sehingga mendapatkan hasil belajar yang lebih
baik.
Berdasarkan uraian di atas, bahwa untuk dapat melaksanakan
tugasnya secara lancar, seorang guru dituntut dapat memahami dan
memliki keterampilan yang memadai dalam mengembangkan berbagai
model pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan, sebagaimana
diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

B. Saran

Dalam proses pembelajaran sangat diperlukan rencana belajar yang


matang dengan menggunakan model pembelajaran yang sesuai. Dalam hal
ini, guru harus dituntut untuk lebih menguasai model pembelajaran yang
berkembang agar bisa menyesuaikan perubahan zaman. Salah satu model
pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran kooperatif
tipeThink Pair Share (TPS).

9
DAFTAR PUSTAKA

Ibrohim, A. (2018). Jejak inovasi pembelajaran IPS: Mengembangkan profesi


guru pembelajar. Penerbit LeutikaPrio.

10

Anda mungkin juga menyukai