Anda di halaman 1dari 20

MODEL PEMBELAJARAN PAKEM

SEMESTER II KELAS PAI RUANGAN 2

DISUSUN OLEH :

MIFTAHUL KHAER IMAMAM ( 80200220047 )

AGUNG NUR RUSMAN DH (80200220056 )

ASRI ( 80200220051 )

MUHAMMAD IRFAN ( 80200220052 )

PROGRAM MAGISTER PASCASARJANA

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

TAHUN AKADEMIK 2020-2021


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur yang tiada hentinya penulis haturkan kepada Allah swt.,
atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam .
Salawat dan salam penulis curahkan kepada Nabi Muhammad swt., atas
keteladanannya sehingga kita dapat beraktivitas sesuai dengan nilai-nilai
Islam. Keberhasilan penyusunan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari
keterlibatan dan dukungan dari banyak pihak, baik secara langsung maupun
tidak langsung, baik moral maupun material. Untuk itu, hamba menghaturkan
sembah sujud pada-Mu Ya Rabbi, atas karunia-Mu yang telah memberikan
kepada hamba orang-orang yang dengan tulus membimbing aktivitasku.
Kami selaku kelompok yang Menyusun makalah model pembelajaran
PAKEM sadar bahwa masih banyak kekurangan terdapat dalam makalah
kami mengucapkan permohonan maaf. Maka dari itu kami meminta kepada
para pembaca berupa bentuk saran atau masukan dan kritik yang
membangun, dan tidak lupa kami ucapkan terimakasih atas bimbingannya
yaitu Bapak Dr. Umar Sulaiman, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah
strategi pembelajaran

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………. 2

DAFTAR ISI…………………………………….…………………….. 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah............................................................................ 4

C. Tujuan Penulisan............................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian PAKEM.................................................................... .…5

B. Hal-Hal Yang Diperhatikan Dalam Pembelajaran Pakem.......... 6

C. Ciri-Ciri Yang Paling Menonjol Dalam PAKEM....................... 9

D. Tujuan Pembelajaran PAKEM .................................................. 10

C. Karakteristik Pembelajaran PAKEM.......................................... 11

E. Manfaat Pembelajaran PAKEM ................................................. 13

F. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran PAKEM ................... 14

BAB III PENUTUP

Kesimpulan.....................................................................................................16

Daftar Pustaka……………………………………………………………… 17

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2015 tentang Standar
nasional Pendidikan pada pasal 19, ayat 1 mengamanatkan bahwa: Proses
pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kemudian dalam pasal
28, ayat 1 mengamanatkan bahwa: Yang dimaksud dengan pendidik
sebagai agen pembelajaran (learning agent) pada ketentuan ini adalah
peran pendidik sebagai fasilitator, motivator, pemacu, dan pemberi
inspirasi belajar bagi peserta didik. Berdasarkan kutipan regulasi
pendidikan tersebut, dapat dipahami secara jelas bahwa proses pendidikan
dan pembelajaran pada satuan pendidikan manapun, secara yuridis formal
dituntut harus diselenggarakan secara aktif, inovatif, kreatif, dialogis,
demokratis dan dalam suasana yang mengesankan dan bermakna bagi
peserta didik. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa perundangan dan
peraturan pendidikan yang berlaku di Indonesia, mengindikasikan
pentingnya diterapkan strategi pembelajaran yang memperdayakan peserta
didik. Dalam konteks ini, PAKEM sebagai salah satu pembelajaran yang
telah dikembangkan dan sedang gencar dipromosikan implementasinya
dalam praktik dunia pendidikan di Indonesia, memiliki singgungan dan
relevansi yang kuat terhadap apa yang menjadi tuntutan yuridis formal ini
( Burhanuddin, 2014 : 49-50).
Proses pembelajaran yang dilakukan oleh banyak guru saat ini
cenderung pada pencapaian target materi kurikulum dan lebih
mementingkan pada penghafalan konsep bukan pada pemahaman. Hal ini
dapat dilihat dari kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang selalu

4
didominasi oleh guru. Dalam penyampaian materi, biasanya guru
menggunakan metode ceramah yang dalam pelaksanaannya siswa hanya
duduk, mencatat, dan mendengarkan apa yang disampaikan guru dan
sedikit peluang bagi siswa untuk bertanya. Dengan demikian, suasana
pembelajaran menjadi tidak kondusif sehingga siswa menjadi pasif.
Jika secara psikologis siswa kurang tertarik dengan metode yang
digunakan guru, maka dengan sendirinya siswa akan memberikan umpan
balik psikologis yang kurang mendukung dalam proses pembelajaran.
Indikasinya adalah timbul rasa tidak simpati terhadap guru, tidak tertarik
dengan materi-materi pembelajaran, dan lama-kelamaan timbul sikap acuh
tak acuh terhadap mata pelajaran.
Dalam hal peningkatan prestasi belajar siswa ini diperlukan guru
kreatif yang dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan
disukai oleh peserta didik. Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun
sedemikian rupa dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat
agar siswa dapat memperoleh kesempatan untuk berinteraksi satu sama
lain sehingga pada gilirannya dapat diperoleh prestasi belajar yang
optimal.
Proses pembelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
menuntut adanya partisipasi aktif dari seluruh siswa. Jadi, kegiatan belajar
berpusat pada siswa, guru sebagai motivator dan fasilitator di dalamnya
agar suasana kelas lebih hidup. Pembelajaran merupakan suatu kegiatan
yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa
berubah ke arah yang lebih baik (Darsono, 2015:24). Aktif dimaksudkan
bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana
sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan dan
mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan suatu proses aktif
siswa dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya
menerima ceramah guru tentang pengetahuan, sehingga jika pembelajaran
tidak memberikan kesempatan pada siswa untuk berperan aktif maka
pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar.

5
Peran aktif siswa sangat penting dalam rangka pembentukan
generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk
kepentingan dirinya dan orang lain. Seseorang bisa dikatakan kreatif
apabila ia secara konsisten dan terus menerus menghasilkan sesuatu yang
kreatif, yaitu hasil yang asli/orisinal dan sesuai dengan keperluan ( Ramli
Ahmad , 2016 :50). Kreativitas siswa bisa dilihat pada kemampuannya
dalam mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan. Selain itu
kreativitas siswa juga bisa dilihat dari kecekatannya dalam mengikuti
proses belajar mengajar di dalam kelas. Kreatif juga dimaksudkan guru
mampu memilih materi yang akan diberikan kepada siswa agar materi
yang diberikan bisa sesuai dengan kemampuan siswa, memilih metode
pembelajaran yang dapat mempermudah pemahaman siswa tentang materi
yang diberikan dan memilih media yang tepat untuk memperlancar proses
pembelajaran serta mampu menentukan evaluasi yang tepat untuk
mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan.
Menyenangkan adalah suasana belajar mengajar yang membuat siswa
senang sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada
belajar sehingga waktu curah perhatiannya (time on task) tinggi.
Tingginya waktu curah akan meningkatkan hasil belajar.
Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses
pembelajaran tidaklah efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus
dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab
pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai.
Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif maka
pembelajaran tersebut tidak ubahnya seperti bermain biasa (Muslim,
2014 ) mengemukakan pengertian PAKEM dari dua dimensi yaitu dimensi
guru dan dimensi siswa.
Dari dimensi guru dalam proses belajar mengajar guru aktif
dalam memantau kegiatan belajar siswa, memberi umpan balik,
mengajukan pertanyaan yang menantang, mempertanyakan gagasan siswa,
guru harus kreatif dalam mengembangkan kegiatan yang beragam,

6
membuat alat bantu atau media pembelajaran, pembelajaran efektif jika
guru dapat mencapai tujuan pembelajaran, agar pembelajaran
menyenangkan guru harus bisa mengemas materi agar lebih mudah
dipahami siswa, menggunakan metode pembelajaran yang dapat menarik
perhatian siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, menggunakan
media pembelajaran yang sesuai dengan materi untuk menarik perhatian
siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Dari dimensi siswa siswa harus aktif dalam bertanya,
mengemukakan gagasan, mempertanyakan gagasan orang lain dan
gagasannya, siswa kreatif dalam menulis /merangkum, merancang atau
membuat sesuatu dan menemuakan seseatu yang baru bagi diri siswa,
keefektifan siswa bisa dilihat dari penguasaan ketrampilan yang
dibutuhkan oleh siswa, pembelajaran yang menyenangkan dapat membuat
siswa berani mencoba atau berbuat, berani bertanya, berani
mengemukakan gagasan, berani mempertanyakan gagasan orang lain.
B. Rumusan Masalah
Didalam makalah ini, penulis mengambil perumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apakah pengertian dari PAKEM?
2. Apa saja hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan PAKEM?
3. Bagaimana ciri-ciri PAKEM itu?
4. Apakah tujuan PAKEM?
A. Tujuan Masalah
1. Menjelaskan pengertian PAKEM
2. Mengetahui hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan PAKEM
3. Mengetahui ciri-ciri PAIKEM
4. Mengetahui tujuan PAIKEM

7
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian PAKEM
Menurut Budimansyah, dkk (2013 :70) PAKEM adalah singkatan
dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Aktif
dimaksutkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan
suasana sedemikian rupa sehingga peserta didik aktif mengajukan
pertanyaan, mengemukakan gagasan, dan mencari data dan informasi yang
mereka perlukan untuk memecahkan masalah. Kreatif dimaksudkan agar
guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi
tingkat kemampuan siswa. Efektif yaitu tidak menghasilkan apa yang
harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung. Sebab
pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai.
Menyenangkan adalah suasana belajar mengajar yang menyenangkan
sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar
sehingga waktu curah perhatiannya tinggi. Selain itu menurut Utami
(2010:23) PAKEM adalah suatu proses pembelajaran yang komunikatif
dan interaktif antara sumber belajar, pendidik dan peserta didik.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan
bahwa PAKEM adalah suatu pembelajaran dimana terjadi hubungan yang
komunikatif antar semua komponen pembelajaran sehingga mampu
menanggapi suatu permasalahan yang terjadi serta mampu mencurahkan
perhatiannya untuk belajar secara optimal.
Menurut UNESCO dalam Ahmad Sanusi , dkk (2012 :38-39)
memeparkan tentang empat pilar pendidikan yang sesuai denagan
pembelajaran PAKEM yaitu :
1) learning to know Dalam pilar ini, belajar dimaknai sebagai upaya
hanya sebatas untuk mengetahui. Belajar ini termasuk dalam

8
kategori sebagai belajar pada tingkat yang rendah, yakni belajar
yang lebih menekankan pada ranah kognitif.
2) learning to do Dalam pilar ini, belajar dimaknai sebagai upaya
untuk membuat peserta didik bukan hanya mengetahui, tetapi lebih
kepada dapat melakukan atau mengerjakan kegiatan tertentu.
Fokus pembelajaran pada pilar ini lebih memfokuskan pada ranah
psikomotorik
3) learning to be, Dalam pilar ketiga ini, belajar dimaknai sebagai
upaya untuk menjadikan peserta didik sebagai dirinya sendiri.
Belajar dalam konteks ini bertujuan untuk meningkatkan dan
mengembangkan potensi peserta didik, sesuai dengan minat dan
bakatnya atau tipe-tipe kecerdasannya (types of intelligence).
4) learning how to live together. Pilar keempat ini memaknai belajar
sebagai upaya agar peserta didik dapat hidup bersama dengan
sesamanya secara damai

Empat pilar pendidikan tersebut memberikan indikasi bahwa hasil


pendidikan dewasa ini diarahkan untuk dapat menghasilkan manusia yang
memiliki ciri-ciri manusia paripurna sesuai dengan tujuan pendidikan yang
diharapkan. Pilar keempat ini memaknai belajar sebagai upaya agar
peserta didik dapat hidup bersama dengan sesamanya secara damai.

Dikaitkan dengan tipe-tipe kecerdasan, maka pilar keempat ini


berupaya untuk menjadikan peserta didik memiliki kecerdasan sosial
(social intelligence). Di samping didasarkan pada upaya optimalisasi
implimentasi konsep pembelajaran,

2. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Pelaksanaan Pembelajaran


Pakem Menurut Dasim Budimansyah, Dkk (2013 :74-76) Yaitu :
1) Memahami sifat yang dimiliki Peserta Didik
Pada dasarnya anak memiliki sifat: rasa ingin tahu dan
berimajinasi. Anak desa, anak kota, anak orang kaya, anak orang miskin,
anak Indonesia, atau anak bukan Indonesia selama mereka normal terlahir

9
memiliki kedua sifat itu. Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi
berkembangnya sikap/berpikir kritis dan kreatif. Kegiatan pembelajaran
merupakan salah satu lahan yang harus kita olah sehingga subur bagi
berkembangnya kedua sifat, anugerah Tuhan, tersebut. Suasana
pembelajaran dimana guru memuji anak karena hasil karyanya, guru
mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru yang mendorong anak
untuk melakukan percobaan, misalnya, merupakan pembelajaran yang
subur seperti yang dimaksud.
2) Mengenal anak secara perorangan.
Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan
memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam PAKEM (Pembelajaran Aktif,
Menyenangkan, dan Efektif) perbedaan individual perlu diperhatikan dan
harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Semua anak dalam kelas
tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai
dengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih
dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya).
Dengan mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya bila
mendapat kesulitan sehingga belajar anak tersebut menjadi optimal.
3) Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar.
Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain
berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat
dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas
atau membahas sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan atau dalam
kelompok. Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas
dengan baik bila mereka duduk berkelompok. Duduk seperti ini
memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun
demikian, anak perlu juga menyelesaikan tugas secara perorangan agar
bakat individunya berkembang.
4) Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan
kemampuan memecahkan masalah.

10
Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal ini
memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk
menganalisis masalah; dan kreatif untuk melahirkan alternative pemecahan
masalah. Kedua jenis berpikir tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa
ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir.
Oleh karena itu, tugas guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan
sering-sering memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yang
terbuka. Pertanyaan yang dimulai dengan kata-kata “Apa yang terjadi
jika…” lebih baik daripada yang dimulai dengan kata-kata “Apa, berapa,
kapan”, yang umumnya tertutup (jawaban betul hanya satu).
5) Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang
menarik.
Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan
dalam PAKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk
memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu, hasil pekerjaan yang
dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan
menimbulkan inspirasi bagi siswa lain. Yang dipajangkan dapat berupa
hasil kerja perorangan, berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat
berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan
sebagainya. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan
siswa, dan ditata dengan baik, dapat membantu guru dalam pembelajaran
karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas suatu masalah.
6) Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.
Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang
sangat kaya untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai
media belajar, tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar).
Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sering membuat anak
merasa senang dalam belajar. Belajar dengan menggunakan lingkungan
tidak selalu harus keluar kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke
ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan lingkungan
dapat men-gembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati (dengan

11
seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis,
mengklasifikasi, membuat tulisan, dan membuat gambar/diagram.
7) Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan
belajar.
Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam
belajar. Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah
satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih
mengungkap kekuatan daripada kelemahan siswa. Selain itu, cara
memberikan umpan balik pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan
agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas belajar
selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan
memberikan komentar dan catatan. Catatan guru berkaitan dengan
pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa daripada
hanya sekedar angka.
8) Membedakan antara aktif fisikal dan aktif mental.
Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa
kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur
berkelompok siswa duduk duduk saling berhadapan. Keadaan tersebut
bukanlah cirri dari PAKEM. Aktif mental lebih diinginkan dari pada aktif
fisikal. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan
mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental.
Syarat perkembangannya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan
tidak takut : takut ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika
salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa
takut tersebut, baik yang datang dari guru itu sendiri maupun dari
temannya. Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan dengan
“PAKEM” Bila ditengok dari sejumlah teori yang tentunya berdasarkan
hasil eksperimen, kemudian dari pengalaman orang, maupun pengalaman
dari penulis sendiri
.

12
3. Ciri-Ciri Yang Paling Menonjol Dalam PAKEM Menurut Suparlan
Dalam Utami (2010 : 38 ) Sebagai Berikut :
1) Berpusat pada siswa (student-centered)
2) Belajar yang menyenangkan (joyfull learning)
3) Belajar yang berorientasi pada tercapainya kemampuan tertentu
(competency-based learning)
4) Belajar secara tuntas (mastery learning)
5) Belajar secara berkesinambungan (continuous learning)
6) Belajar sesuai dengan kekinian dan kedisinian (contextual
learning)

Sesuai dengan singkatan PAKEM, maka pembelajaran yang


berpokus pada siswa, makna, aktivitas, pengalaman dan kemandirian
siswa, serta konteks kehidupan dan lingkungan. Ciri-Ciri Dalam PAKEM
Menurut Suparlan Dalam Utami (2010 : 38 ) Sebagai Berikut : Adanya
sumber belajar yang beraneka ragam. Sumber belajar yang beragam
tersebut kemudian didisain skenario pembelajarannya dengan berbagai
kegiatan. Hasil kegiatan pembelajaran berupa karyakarya individu atau
kelompok siswa dipajang di kelas. Aktivitas pembelajaran bervariasi
secara aktif. Dalam mengerjakan berbagai tugas, para siswa baik secara
individual maupun kelompok, mencoba mengembangkan kreativitas
mereka semaksimal mungkin. Dalam menjalankan aktivitas, terlihat
antusiasme dan rasa senang siswa.

4. Tujuan Pembelajaran PAKEM


Pembelajaran berbasis PAKEM membantu siswa mengembangkan
kemampuan berpikir tahap tinggi, berpikir kritis dan berpikir kreatif
(critical dan creative thinking).] Berpikir kritis adalah suatu kecakapan
nalar secara teratur, kecakapan sistematis dalam menilai, memecahkan
masalah menarik keputusan, memberi keyakinan, menganalisis asumsi dan
pencarian ilmiah. Berpikir kreati adalah suatu kegiatan mental untuk
meningkatkan kemurnian (originality) ketajaman pemahaman

13
(insigt) dalam mengembangkan sesuatu (generating) kemampuan
memecahkan masalah merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi. 
Dalam pembelajaran pemecahan masalah, siswa secara individual
atau kelompok diberi tugas untuk memecahkan suatu masalah. Jika
memungkinkan masalah diidentifikasi dan dipilih oleh siswa sendiri, dan
diidentifikasi hendaknya yang penting dan mendesak untuk diselesaikan
serta sering dilihat atau diamati oleh siswa sendiri, umpamanya masalah
kemiskinan, kejahatan, kemacetan lalu lintas, atau soal-soal dalam setiap
mata pelajaran yang membutuhkan analisis dan pemahaman tingkat tinggi
dan sebagainya.
5. Karakteristik Pembelajaran PAKEM
Pembelajaran PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan) adalah sebuah model pembelajaran yang memungkinkan
peserta didik mengerjakan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan
keterampilan, sikap, dan pemahaman berbagai sumber dan alat bantu
belajar termasuk pemanfaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih
menarik, menyenangkan, dan efektif. Menurut Suparlan (2008: 70-71),
karakterisitk PAKEM, meliputi:
a) Aktif: pembelajaran ini memungkinkan peserta didik berinteraksi
secara aktif dengan lingkungan, memanipulasi obyek-obyek yang
ada di dalamnya, dalam hal ini guru terlibat secara aktif, baik
dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi proses
pembelajaran.
b) Kreatif: Pembelajaran membangun kreativitas peserta didik dalam
berinteraksi dengan lingkungan, bahan ajar dan sesama peserta
didik, utamanya dalam menghadapi tantangan atau tugas-tugas
yang harus diselesaikan dalam pembelajaran. Guru dituntut untuk
kreatif, yaitu merancang dan melaksanakan PAKEM.
c) Efektif: Efektifitas pembelajaran akan mendongkrak kualitas hasil
bekajar peseta didik.

14
d) Menyenangkan: Pembelajaran diharapkan dapat menciptakan
suasana pembelajaran yang menyenangkan, dengan didukung
lingkungan aman, bahan ajar relevan, menjamin bahwa belajar
secara emosional adalah positif, yang pada umunya hal itu terjadi
ketika dilakukan bersama dengan orang lain sebagai dorongan dan
selingan humor serta istirahat dan jeda secara teratur. Selain itu,
pembelajaran akan menyenangkan manakala secara sadar pikiran
otak kiri dan kanan sadar, menantang peserta didik berekspresi dan
berfikir jauh ke depan, serta mengonsolidasikan bahan yang sudah
dipelajari dengan meninjau ulang dalam periode-periode yang
relaks.

Secara fisikal, ada beberapa ciri menonjol yang tampak dalam


proses pembelajaran dengan menggunakan PAKEM adalah sebagai
berikut.

Mengandalkan buku sebagai satu-satunya sumber belajar. Hal ini


dilakukan dengan tujuan untuk lebih memperkaya pengalaman belajar
peserta didik. Bukan semata-mata untuk menafikan sama sekali buku
pelajaran sebagai salah satu sumber belajar peserta didik. Sumber belajar
yang beraneka ragam tersebut kemudian didesain skenario
pembelajarannya dengan berbagai kegiatan.

Hasil kegiatan belajar mengajar kemudian dipajang di tembok


kelas, papan tulis, dan bahkan ditambah dengan tali rapiah di sana-sini.
Pajangan tersebut merupakan hasil diskusi atau hasil karya siswa.pajangan
hasil karya siswa menjadi satu ciri fisikal yang dapat kita amati dalam
proses pembelajaran.

Kegiatan belajar mengajar bervariasi secara aktif, yang biasanya


didominasi oleh kegiatan individual dalam beberapa menit, kegiatan
berpasangan, dan kegiatan kelompok kecil antara empat sampai lima
orang, untuk mengerjakan tugas-tugas yang telah disepakati bersama, dan

15
salah seorang di antaranya menyampaikan (presentasi) hasil kegiatan
mereka di depan kelas. Hasil kegiatan siswa itulah yang kemudian
dipajang.

Dalam mengerjakan berbagai tugas tersebut, para siswa, baik


secara individual maupun secara kelompok, mencoba mengembangkan
semaksimal mungkin kreativitasnya.

Dalam melaksanakan kegiatannya yang beraneka ragam itu,


tampaklah antusiasme dan rasa senang siswa.

Pada akhir proses pembelajaran, semua siswa melakukan kegiatan


dengan apa yang disebut sebagai refleksi, yakni menyampaikan
(kebanyakan secara tertulis) kesan dan harapan mereka terhadap proses
pembelajaran yang baru saja diikutinya (Suparlan, 2008: 73).

Seperti yang dikemukakan oleh Budimansyah, dkk (2009:73)


Selain ciri fisik yang ada dalam PAKEM, ada lima karakteristik utama
yang dikemukakan oleh Utami (2010:37) dalam PAKEM, yaitu :

1) Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan


pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan belajar
melalui berbuat.
2) Guru menggunakan berbagai alat bantu dan cara membangkitkan
semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber
belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan,
dan cocok bagi siswa.
3) Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan
belajar yang lebih menarik dan menyediakan pojok baca.
4) Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan
interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam
pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan
melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya

16
6. Manfaat Pembelajaran PAKEM
Menurut Utami (2010 : 42) manfaat dari penerapan PAKEM ini
bagi siswa, guru dan sekolah di antaranya sebagai berikut :
 Pembelajaran dengan model PAKEM membuat siswa benar-benar
lebih asyik belajar, betah tinggal di kelas, karena guru tidak
berperan sebagai orang yang paling tahu, melainkan berperan
sebagai fasilitator yang dinamik dan kreatif.
 Pembelajaran dengan model PAKEM memungkinkan munculnya
berbagai potensi siswa.
 Pembelajaran dengan model PAKEM juga menunjukkan sisi
demokratis.
 Pembelajaran dengan model PAKEM membuat guru bukanlah
satu-satunya sumber belajar yang mutlak dan benar.
 Pembelajaran dengan model PAKEM juga mendorong
maksimalnya daya serap para siswa terhadap materi pelajaran.
 Pembelajaran dengan model PAKEM akan mendorong
 perkembangan intelektual siswa (intellectual growth).
 Pembelajaran dengan model PAKEM juga membantu
perkembangan fisik siswa (physical development).
 Pembelajaran dengan model PAKEM juga dapat membangun
ketrampilan sosial siswa (building social skills).
 Pembelajaran dengan model PAKEM juga akan membantu
perkembangan emosi siswa (emotional development).\
 Pembelajaran dengan model PAKEM juga akan mendorong
perkembangan kemampuan membaca dan berbahasa siswa
(language and literacy development).
 Pembelajaran dengan model PAKEM akan menumbuhkan daya
kreativitas siswa (creativity).
 Pembelajaran dengan model PAKEM juga akan mendorong anak
untuk mencintai belajar sepanjang hidupnya.

17
 Pembelajaran dengan model PAKEM juga akan mendorong
kreativitas dan dedikasi guru.
 Pembelajaran dengan model PAKEM juga mendorong keterlibatan
orang tua.
7. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Pakem
 Kelebihan PAKEM
1) Mengalami : Peserta didik terlibat secara aktif baik fisik,
mental maupun emosional
2) Komunikasi : Kegiatan pembelajaran memungkinkan
terjadinya komunikasi antara guru dan peserta didik
3) Interaksi : Kegiatan pembelajarannya memungkinkan
terjadinya interaksi multi arah
4) Refleksi : Kegiatan pembelajaran yang memungkinkan
peserta didik memikirkan kembali  apa yang telah
dilakukan
 Kelemahan PAKEM
1) Membutuhkan dana, dalam pembelajaran yang PAKEM sering
kita memakai media sehingga membutuhkan biaya yang lebih
untuk menunjang proses pembelajaran
2) Pengembangan RPP, dalam pembelajaran PAKEM guru
dituntut untuk kerja extra dalam pengembangan pembuatan
RPP agar dapat menciptakan pembelajaran yang diinginkan 
3) Manajemen kelas, dalam pembelajaran ini guru harus selalu
dapat menciptakan suasana kelas yang kondusif dan
menyenangkan
4) Kurangnya kreatifitas guru, dalam pembelajaran PAKEM guru
cenderung malas untuk melalkukan pembelajaran yang
inovatif.  

18
BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
PAKEM adalah pembelajaran yang memungkinkan peserta didik
untuk mengerjakan kegiatan yang beragam dalam rangka mengembangkan
keterampilan dan pemahamannya, dengan penekanan peserta didik belajar
sambil bekerja. Sementara guru menggunakan berbagai sumber dan alat
bantu belajar, supaya pembelajaran lebih menyenangkan dan efektif.
Dapat disimpulkan PAKEM itu adalah pembelajaran yang bisa
menciptakan proses pembelajaran aktif dengan menggunakan metode
belajar yang beragam untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

19
DAFTAR PUSTAKA

Anitah W, Sri, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran di SD, Jakarta : Universitas


Terbuka
BSNP, 2006. Standar Isi Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Dasar. Jakarta:
Depdiknas.
Budimansyah, Dasim. dkk. 2009. PAKEM Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif,
dan Menyenangkan, Bandung: PT Genesindo
Chatarina, Tri Anni. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: IKIP Press
Dalyono, M. 1996. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Darhim. 1993. Workshop Matematika. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press

20

Anda mungkin juga menyukai