PEMBELAJARAN AKTIF
Tim SGI
2021
2
KATA PENGANTAR
Ketua Sekolah Guru Indonesia (SGI)
Segala puji dan syukur hanya milik Allah sholawat dan Salam senantiasa terlimpah kepada
baginda Nabi Muhammad S.A.W. semoga kita tercatat sebagai orang yang turut serta
dalam mengajak kepada kebaikan, aamiin.
Sekolah Guru Indonesia (SGI) sebagai salah satu program Dompet Dhuafa diamanahi
untuk menjalankan Program Organisasi Penggerak bekerjasama dengan
Kemendikbudristek RI dan Dinas Pendidikan daerah sasaran dalam upaya meningkatkan
karakter dan kompetensi guru yang diharapkan berdampak pada peningkatan literasi,
numerasi dan karakter siswa, oleh karena SGI berupaya agar pelatihan yang dilakukann
benar-benar dapat berjalan sebagaimana mestinya dan dapat mencapai target output yang
dirancang.
Pembuatan modul ini menjadi salah satu hal yang penting agar guru dapat belajar secara
mandiri dan memiliki bahan bacaan sebagai standar minimal capaian program. Selain itu
kami juga mencoba mengoptimalkan penggunaan LMS (Learning Manajemen System)
yang bersifat open source untuk belajar secara asinkronus dan zoom meeting untuk
pembelajaran sinkronus, terlebih karena pembelajaran tatap muka dibatasi dan tidak dapat
dilakukan karena masih dalam masa pembatasan akibat pandemi.
Semoga dengan adanya modul ini dapat membantu guru-guru dalam belajar dan dapat
mengimplementasikannya di kelas ajar masing-masing selama mengikuti program POP
yang di selenggaran Sekolah Guru Indonesia - Dompet Dhuafa.
Bangga Jadi guru, Guru Berkarakter, Menggerakkan Indonesia!
Salam Takdzim,
Ketua SGI
3
DAFTAR ISI
4
DESAIN PEMBELAJARAN AKTIF
CAPAIAN PELATIHAN
Peserta pelatihan mampu menerapkan model pembelajaran Aktif berorientasi student-
centered
TUJUAN PELATIHAN
1. Peserta mampu menjelaskan hakekat, filosofi teoritis, prinsip-prinsip dan
prosedur pembelajaran aktif
2. Peserta mampu mensimulasikan pembelajaran aktif dengan menggunakan
beberapa metode dan model-model pembelajaran yang berpusat pada siswa
3. Peserta mampu mengembangkan kreativitas dalam pembelajaran aktif
5
RINGKASAN ALUR BELAJAR
PE MI MP IN
RINGKASAN ALUR BELAJAR PE MI MP IN
PE
Pemahaman Eksploratif
(Asinkronus)
Mengkonstruksi pemahaman terhadap muatan materi pelatihan melalui pendekatan
inkuiri
MI
Mengoptimalkan Interaksi
(Sinkronus)
Mengembangkan kecakapan melalui proses pelatihan yang interaktif dan menyenangkan
MP
Mendesain Perubahan
(Sinkronus)
Menyusun strategi dan tahapan aksi inovatif untuk menyelesaikan beberapa
permasalahan di seputar bidang kecakapan yang tengah dikembangkan
IN
INternalisasi
(Asinkronus)
Menambah wawasan dan menguatkan pemahaman dengan belajar mandiri terstruktur
6
A. HAKIKAT PEMBELAJARAN
Pada hakikatnya pembelajaran merupakaan interaksi timbal balik antara peserta
didik dan guru dalam proses belajar mengajar yang dinamis untuk mentransfer nilai-nilai
ke siswa supaya dapat melakukan perubahan tingkah laku maupun pengetahuan. Sehingga
siswa dapat mencapai cita-cita yang ingin dicapai.
Pembelajaran dan belajar merupakan kalimat yang mempunyai makna berbeda.
Pembelajaran dalam proses belajar ada sistemnya. Sedangkan belajar tidak harus ada
sistemnya.
Seperti halnya pembelajaran di sekolah dan belajar kelompok bersama teman.
Sehingga makna dari pembelajaran dan belajar mempunyai makna yang berbeda namun
tetap satu dalam tujuan pendidikan yaitu membentuk individu yang kreatif, normative,
aktif dan agamis.
Menurut Sagala (2010:61), pembelajaran merupakan membelajarkan peserta didik
menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar, merupakan penentu utama
keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan komunikasi dua arah. Mengajar
dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta
didik.
Menurut Sudjana (2012: 28), pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan
dengan sengaja oleh peserta didik yang dapat menyebabkan peserta didik melakukan
kegiatan belajar. Sedangkan Menurut Hernawan (2003: 9), pembelajaran pada hakikatnya
merupakan suatu proses komunikasi transaksional yang bersifat timbal balik, baik antara
guru dengan peserta didik, maupun antara peserta didik dengan peserta didik lainnya,
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Komunikasi transaksional adalah bentuk
komunikasi yang dapat diterima, dipahami, dan disepakati oleh pihak-pihak yang terkait
dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli diatas, penulis menyimpulkan bahwa
pembelajaran adalah suatu aktivitas belajar yang dilakukan agar terciptanya suatu interaksi
antara pengajar dan peserta didik untuk mencapai suatu tujuan yaitu pengalaman belajar
yang berpengaruh pada pengetahuan sikap dan keterampilan.
Adapun ciri-ciri pembelajaran, yaitu:
1. Memiliki tujuan, yaitu untuk membentuk siswa dalam suatu perkembangan tertentu.
2. Terdapat mekanisme, prosedur, langkah-langkah, metode dan teknik yang
direncanakan dan didesain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. Focus materi ajajr, terarah dan terncana dengan baik.
4. Adanya aktivitas siswa merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya kegiatan
pembelajaran.
5. Aktor guru yang cermat dan tepat.
6. Terdapat pola aturan yang ditaati guru dan siswa dalam proporsi masing-masing.
7. Limit waktu untuk mencapai tujuan pembelajaran.
8. Evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi produk.
7
Berikut komponen-komponen pembelajaran, yaitu:
1. Tujuan
Tujuan merupakan awal pendidikan dan pengajaran dalam proses belajar. Tanpa ada
tujuan maka suatui yang akan kita capai tidak pernah ada.
2. Bahan pelajaran
Bahan pelajaran merupakan komponen yang sangat penting dalam pembelajaran.
Karena acuan dalam pembelajaran yang akan disampaikan kepada siswa terdapat
dalam bahan pelajaran. Maka dari tiu bahan pembelajaran sebagai sumber bagi anak
didik.
3. Kegiatan belajar mengajar
Kegiatan belajar mengajar adalah sebuah kegiatan yang menentukan baik tidaknya
dalam pembelajaran. Sehingga dalam kegiatan beljar seorang pendidik mampu
memberikan kegiatan beljar yang intensif dan kondusif. Sehingga kegiatan
pembelajaran berjalan dengan lancer dan nyaman.
4. Metode
Metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Dengan metode seorang pendidik dapat mengatasi terhadap kondisi
perbedaan kemampuan peserta didik. Sehingga metode guru mampu beradaftasi
dengan berbagai perbedaan yang dimiliki siwa.
pembelajaran yang efektif adalah proses belajar mengajar yang bukan saja terfokus
kepada hasil yang dicapai peserta didik, namun bagaimana proses pembelajaran yang
saksama sehingga menjadi jelas apa yang menjadi potensi positif seseorang yang harus
dikembangkan dan apa yang menjadi faktor negatif seseorang yang perlu disikapi. Akar
dari karakter ada dalam cara berpikir dan cara merasa seseorang (Arfani, 2016).
8
b. Pengertian Model, Pendekatan, dan Strategi
1. Model Pembelajaran
keterampilan, dan kativitas peserta didik. Ciri utama sebuah model pembelajaran
2. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran adalah titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya
(pendekatan yang berpusat pada guru) atau pendekatan langsung dan student centered
approach ( pedekatan yang lebih berpusat pada siswa) atau pendekatan tidak langsung
9
Pada proses pendekatan tidak langsung guru memfasilitasi proses berpikir siswa,
antara lain melalui kegiatan berikut: pengajuan pertanyaan mengarah yang memungkinkan
3. Strategi Pembelajaran
terus menerus yang akan membantu para pendidik atau guru dalam mengembangkan
pengalaman-pengalaman belajar yang paling efektif dan efisien bagi peserta didik. Di
dalam proses ini dapat diidentifikasikan berbagai variasi pilihan strategi pembelajaran, di
mana pilihan ditentukan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai. Selain itu perlu
disesuaikan juga dengan jenis materi, karakteristik peserta didik, serta situasi atau kondisi
pembelajaran dalam suatu unit pembelajaran seperti urutan, sifat materi, ruang lingkup
materi, metode dan media yang paling sesuai untuk mencapai kompetensi pembelajaran.
yang efektif?. Selain itu bagaimana peranan strategi pembelajaran dalam meningkatkan
efektivitas pembelajaran?
dapat terjadi penggunaan beberapa strategi dalam sebuah pembelajaran. Misalnya, guru
digunakan metode metode interpretasi dengan bertanya pada peserta didik untuk
10
Beberapa jenis strategi dan metode pembelajaran yang terkait adalah sebagai
berikut:
Table 1
Strategi Metode
Pembelajaran langsung Ceramah
Latihan
Pembelajaran eksplisit
Demonstrasi
Dsb
Dalam desain pembelajaran dikenal beberapa model yang dikemukakan oleh para
ahli. Secara umum, model desain pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam model
berorientasi kelas, model berorientasi sistem, model berorientasi produk, model prosedural
dan model melingkar. Model berorientasi kelas biasanya ditujukan untuk mendesain
pembelajaran level mikro (kelas) yang hanya dilakukan setiap dua jam pelajaran atau
lebih. Contohnya adalah model ASSURE. Model berorientasi produk adalah model desain
pembelajaran untuk menghasilkann suatu produk, biasanya media pembelajaran, misalnya
video pembelajaran, multimedia pembelajaran, atau modul. Contoh modelnya adalah
model hannafin and peck. Satu lagi adalah model beroreintasi sistem yaitu model desain
pembelajaran untuk menghasilkan suatu sistem pembelajaran yang cakupannya luas,
11
seperti desain sistem suatu pelatihan, kurikulum sekolah, dll. contohnya adalah model
ADDIE. Selain itu ada pula yang biasa kita sebut sebagai model prosedural dan model
melingkar. Contoh dari model prosedural adalah model Dick and Carrey sementara contoh
model melingkar adalah model Kemp. Adanya variasi model yang ada ini sebenarnya juga
dapat menguntungkan kita, beberapa keuntungan itu antara lain adalah kita dapat memilih
dan menerapkan salah satu model desain pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik
yang kita hadapi di lapangan, selain itu juga, kita dapat mengembangkan dan membuat
model turunan dari model-model yang telah ada, ataupun kita juga dapat meneliti dan
mengembangkan desain yang telah ada untuk dicobakan dan diperbaiki.
Beberapa contoh dari model-model diatas akan diuraikan secara lebih jelas berikut
ini:
12
a. Menentukan tujuan dan daftar topik,menetapkan tujuan umum untuk pembelajaran
tiap topiknya;
b. Menganalisis karakteristik pelajar, untuk siapa pembelajaran tersebut didesain;
c. Menetapkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan syarat dampaknya
dapat dijadikan tolak ukur perilaku pelajar
d. Menentukan isi materi pelajaran yang dapat mendukung tiap tujuan;
e. Pengembangan prapenilaian/ penilaian awal untuk menentukan latar belakang
pelajar dan pemberian level pengetahuan terhadap suatu topik;
f. Memilih aktivitas pembelajaran dan sumber pembelajaran yang menyenangkan
atau menentukan strategi belajar-mengajar, jadi siswa siswa akan mudah menyelesaikan
tujuan yang diharapkan;
g. Mengkoordinasi dukungan pelayanan atau sarana penunjang yang meliputi
personalia, fasilitas-fasilitas, perlengkapan, dan jadwal untuk melaksanakan rencana
pembelajaran;
h. Mengevaluasi pembelajaran siswa dengan syarat mereka menyelesaikan
pembelajaran serta melihat kesalahan-kesalahan dan peninjauan kembali beberapa fase
dari perencanaan yang membutuhkan perbaikan yang terus menerus, evaluasi yang
dilakukan berupa evaluasi formatif dan evaluasi sumatif
2. Model ASSURE
Model Assure ini merupakan suatu model yang merupakan sebuah formulasi
untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) atau disebut juga model berorientasi kelas.
Menurut Heinich et al (2005) model ini terdiri atas enam langkah kegiatan yaitu:
a. (Analyze Learners) Analisis Pelajar Menurut Heinich et al (2005) jika sebuah media
pembelajaran akan digunakan secara baik dan disesuaikan dengan ciri-ciri belajar, isi dari
pelajaran yang akan dibuatkan medianya, media dan bahan pelajaran itu sendiri. Lebih
lanjut Heinich, 2005 menyatakan sukar untuk menganalisis semua ciri pelajar yang ada,
namun ada tiga hal penting dapat dilakuan untuk mengenal pelajar sesuai .berdasarkan
ciri-ciri umum, keterampilan awal khusus dan gaya belajar
b. (States Objectives) Menyatakan Tujuan Menyatakan tujuan adalah tahapan ketika
menentukan tujuan pembelajaran baik berdasarkan buku atau kurikulum. Tujuan
pembelajaran akan menginformasikan apakah yang sudah dipelajari anak dari pengajaran
yang dijalankan. Menyatakan tujuan harus difokuskan kepada pengetahuan, kemahiran,
dan sikap yang baru untuk dipelajari
c. (Select Methods, Media, and Material) Pemilihan Metode, media dan bahan Heinich et al.
(2005) menyatakan ada tiga hal penting dalam pemilihan metode, bahan dan media yaitu
menentukan metode yang sesuai dengan tugas pembelajaran, dilanjutkan dengan memilih
media yang sesuai untuk melaksanakan media yang dipilih, dan langkah terakhir adalah
memilih dan atau mendesain media yang telah ditentukan.
d. (Utilize Media and materials) Penggunaan Media dan bahan Menurut Heinich et al (2005)
terdapat lima langkah bagi penggunaan media yang baik yaitu, preview bahan,
sediabahan, sedikan persekitaran, pelajar dan pengalaman pembelajaran.
e. (Require Learner Participation) Partisipasi Pelajar di dalam kelas Sebelum pelajar dinilai
secara formal, pelajar perlu dilibatkan dalam aktivitas pembelajaran seperti memecahkan
masalah, simulasi, kuis atau presentasi.
13
f. (Evaluate and Revise) Penilaian dan Revisi Sebuah media pembelajaran yang telah siap
perlu dinilai untuk menguji keberkesanan dan impak pembelajaran. Penilaian yang
dimaksud melibatkan beberapa aspek diantaranya menilai pencapaian pelajar,
pembelajaran yang dihasilkan, memilih metode dan media, kualitas media, penggunaan
guru dan penggunaan pelajar.
14
dari salah satu langkah ADDIE, yaitu evaluasi. Lebih tepatnya evaluasi formatif,
karena hasilnya digunakan untuk memperbaiki sistem pembelajaran yang sedang kita
kembangkan. Langkah
4: Langkah 4: Implementasi
Implementasi adalah langkah nyata untuk menerapkan system
pembelajaran yang sedang kita buat. Artinya, pada tahap ini semua yang telah
dikembangkan diinstal atau diset sedemikian rupa sesuai dengan peran atau fungsinya
agar bisa diimplementasikan. Misal, jika memerlukan software tertentu maka software
tersebut harus sudah diinstal. Jika penataan lingkungan harus tertentu, maka lingkungan
atau seting tertentu tersebut juga harus ditata. Barulah diimplementasikan sesuai
skenario atau desain awal. Langkah
5: Langkah 5: Evaluasi
Evaluasi adalah proses untuk melihat apakah sistem pembelajaran yang sedang
dibangun berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak. Sebenarnya tahap evaluasi
bisa terjadi pada setiap empat tahap di atas. Evaluasi yang terjadi pada setiap empat
tahap diatas itu dinamakan evaluasi formatif, karena tujuannya untuk kebutuhan revisi.
Misal, pada tahap rancangan, mungkin kita memerlukan salah satu bentuk evaluasi
formatif misalnya review ahli untuk memberikan input terhadap rancangan yang sedang
kita buat. Pada tahap pengembangan, mungkin perlu uji coba dari produk yang kita
kembangkan atau mungkin perlu evaluasi kelompok kecil dan lainlain.
15
Dari pendapat para ahli pendidikan maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
aktif dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh
peserta didik, sehinggga sua peserta didik dapat mencapai hasil belajar secara optimal
yang sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki.
Adapun ciri-ciri pembelajaran aktif, yaitu:
1. Adanya keterlibatan siswa secara fisik, mental, emosional, intelektual, dan
personal dalam proses belajar.
2. Adanya berbagai keaktifan siswa mengenal, memahami, menganalisis,
berbuat, memutuskan, dan berbagai kegiatan belajar lainnya yang mengandung
unsur kemandirian yang cukup tinggi.
3. Keterlibatan secara aktif oleh siswa dalam menciptakan suasana belajar yang
serasi, selaras dan seimbang dalam proses belajardan pembelajaran.
4. Keterlibatan siswa dalam mengajukan prakarsa, memberikan jawaban atas
pertanyaan guru, mengajukan pertanyaan/masalah dan berupaya menjawabnya
sendiri, menilai jawaban dari rekannya, dan memecahakan masalah yang
timbul selama berlangsungnya proses belajar mengajar tersebut (Hamalik:
2003)
B. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Aktif
Prisip-prinsip belajar yang aktif menurut Suprihatin Saputro (2000: 146-
150). Dalam kegiatan belajar agar siswa dapat belajar dengan aktif perlu ditunjang
dengan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Menyajikan kegiatan yang bervariasi.
Kegiatan pembelajaran dan metode yang digunakan bervariasi seperti
menggunakan metode diskusi, percobaan, meringkas buku dan lain-lain.
2. Menciptakan suasana belajar yang bervariasi.
Kegiatan belajar diciptakan secara menarik dan bervariasi dan tidak membosankan
seperti pengaturan tempat duduk siswa, pengaturan ruangan.
3. Mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar.
Hendaknya dalam kegiatan selalu beranggapan bahwa setiap siswa memiliki
potensi kemampuan dan pengalaman. Aktivitas siswa dalam kegiatan belajar
mencakup aktivitas fisik, mental dan sosial. Keaktifan siswa dapat terlaksana bila
tugas-tugas yang dilakukan siswa mengacu pada keterampilan proses.
4. Mendorong siswa agar kreatif.
Dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaktifkan dirinya seperti
memberi kesempatan untuk berpendapat, mengajukan pertanyaan atau usul.
5. Meningkatkan terjadinya interaksi yang lebih baik dalam kelas.
6. Melayani perbedaan individu.
Siswa ada yang dapat mengikuti kegiatan belajar dengan baik melalui mendengar,
melihat ataupun melalui cerita, hendaknya hal ini digunakan sebagai kegiatan
belajar yang bervariasi untuk melayani perbedaan-perbedaan yang ada pada siswa.
7. Memanfaatkan berbagai sumber belajar.
Penggunaan buku, alat peraga ataupun media dalam kegiatan pembelajaran akan
memacu siswa untuk belajar dan tidak mengalami kebosanan.
Barnes (1989) menekankan prinsip-prinsip pembelajaran aktif, sebagai
berikut.
1. Purpositive: relevan antara tugas dan tujuan pembelajaran.
2. Reflective: refleksi siswa tentang makna dari apa yang dipelajari.
16
3. Negotiated: tujuan dan metode pembelajaran disepakati antara siswa dan guru.
4. Critical: siswa menghargai cara-cara yang berbeda untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
5. Complex: siswa membandingkan tugas dengan kompleksitas yang ada dalam
kehidupannya.
6. Situation-driven: kebutuhan terhadap situasi dipertimbangkan dalam rangka
membangun tugas-tugas belajar.
7. Engaged: tantangan nyata tercermin dalam kegiatan yang dilakukan siswa
dalam belajar.
meningkatkan mutu pendidikan. Dan untuk mencapai keterlibatan siswa agar efektif dan
efesien dalam belajar membutuhkan berbagai pendukung dalam proses belajar mengajar.
Misalnya dari sifat siswa, guru, situasi belajar, program belajar, dan dari sarana belajar.
Agar proses belajar aktif bisa berjalan dengan baik, maka pendidik sebagai penggerak
belajar peserta didik dituntut untuk menggunakan dan menguasai strategi pembelajaran
aktif. Strategi pembelajaran aktif sangat diperlukan karena peserta didik mempunyai cara
belajar yang berbeda-beda. Ada yang senang belajar dengan membaca. Berdiskusi ada
yang juga senang dengan cara langsung praktik. Inilah yang sering disebut dengan gaya
belajar atau learning style. Disamping itu penggunaan strategi pembelajaran aktif bagi
pendidik adalah sangat membantu atau memudahkan dalam mengajar. Bagi pendidik yang
bersama-sama untuk mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan secara efektif dan
Strategi pembelajaran memiliki 5 komponen utama yaitu (Rahmat Saeful Pupu, 2019):
17
a. Aktivitas sebelum pembelajaran, meliputi tahap pemotivasian peserta didik,
b. Penyampaian informasi, memfokuskan pada isi, urutan materi pelajaran dan tahap
pembelajaran yang perlu dilakukan oleh peserta didik untuk mencapai tujuan akhir suatu
pelajaran.
c. Partisipasi peserta didik dalam bentuk latihan dan pemberian umpan balik.
agar lebih bermakna. Guru harus mempertimbangkan, dari pelajaran yang diberikan pada
siswa seberapa banyak masih bisa dingat seberapa jauh dapat diamalkan, atau digunakan
siswa dalam situasi yang berbeda setelah seminggu, sebulan, setahun, atau selama
hidupnya. Karena tujuan belajar adalah untuk membentuk kepribadian siswa dengan cara
Begitu pula dengan perencanaan belajar, yang di rencanakan harus sesuai dengan
target pendidikan. Guru dalam membuat rencana belajar dituntut harus dapat menyusun
berbagai program pengajaran sesuai dengan pendekatan dan strategi yang akan
perangkat yang harus dilaksanakan dalam merencanakan program, perangkat yang harus
18
Program pengajaran itu sendiri berarti suatu rencana atau kerangka pengajaran
yang akan disampaikan kepada siswa dalam situasi interaksi belajar mengajar di kelas.
Adapun fungsi dari perencanaan tersebut adalah agar program pengajaran hendaknya
dapat menjadikan guru lebih siap dalam mengajar dengan perencanaan yang matang.
pelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, media dan sumber, evaluasi. Dari
komponen di atas, guru dituntut untuk dapat mempersiapkan atau membuat perencanaan
perkembangan intelektual.
pengajaran siswa secara aktif, ini sangat membantu untuk menentukan apa yang harus
dilakukan siswa dalam mempelajari bahan ajar, dan bagaimana siswa melakukan kegiatan
tersebut. Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan, bahwasanya dalam belajar aktif
direncanakan. Dan seorang guru hendaknya mampu memilih strategi pengajaran yang
sesuai dengan karakteristik siswa, dan mampu merancang kegiatan belajar sehingga
karena dapat diketahui apakah siswa tersebut sudah memiliki pengetahuan prasyarat
untuk mengikuti pembelajaran. Apabila materi awal sudah dipahami dengan baik, maka
dapat diduga bahwa siswa akan mudah memahami materi selanjutnya (Gunawan & Putra,
2019).
19
DAFTAR PUSTAKA
Arfani, L. (2016). Mengurai hakikat pendidikan, belajar dan pembelajaran. Pelita Bangsa
Pelestari Pancasila, 11(2), 81–97.
https://pbpp.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPB/article/view/5160
Asep Herry Hermawan dkk. 2003. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran .
Jakarta: Universitas Terbuka.
Bambang Warsita. (2009). STRATEGI PEMBELAJARAN DAN IMPLIKASINYAPADA
PENINGKATAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN. Jurnal Teknodik, 13, 11.
Barnes, D., & Keenan, M. 1989. Instructed Human Fixed-Interval Perpormence:
The effects of the experimental setting. The Psychological Record, 39.
Chatib, Munif . (2011). Gurunya Manusia (Subrata Irawati (ed.); 1st ed.). Mizan.
Chatib, Munif . 2011. Gurunya Manusia : Menjadikan Semua Anak Istimewa Dan Semua
Anak Juara. Bandung:Kaifa
Chatib, Munif . 2013. Kelasnya Manusia. Bandung:Kaifa
Elisa, E. I. (2010). Brain Gym , Brain Games ( Mari Bermain Otak Dengan Senam Otak ).
Brain Gym, 12.
Fakhrurrazi, F. (2018). Hakikat Pembelajaran Yang Efektif. At-Tafkir, 11(1), 85.
https://doi.org/10.32505/at.v11i1.529
Gunawan, R. G., & Putra, A. (2019). Pengaruh Strategi Belajar Aktif Sortir Kartu Terhadap
Ridwan Abdul Sani. (2019). Strategi Belajar Mengajar. Depok. Raja Grafindo Persada.
Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
20
Sudjana, Nana & Ibrahim. 2012. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung:
Sinar Baru Algensindu.
Suprihatin Saputro. 2000. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas.
Suryadi, D. (2005). Penggunaan pendekatan pembelajaran tidak langsung serta pendekatan
gabungan langsung dan tidak langsung dalam rangka meningkatkan kemampuan berpikir
siswa. Journal Information, 10, 1–16.
Syaiful Sagala. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Syaparuddin, S., Meldianus, M., & Elihami, E. (2020). Strategi Pembelajaran Aktif Dalam
journal.id/MGR/article/download/326/154
Wathon, A. (2006). Neurosains Dalam Pendidikan Aminul Wathon. Jurnal Lentera: Kajian
Keagamaan, Keilmuan Dan Teknologi, 136–145.
Zaini, H. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Insan Mandiri.
Wikipedia, “Neurosains”,http://id.wikipedia.org/wiki/Neurosains, akses 11 September
2021 pukul 07.30
https://www.kompasiana.com/solihinQ6353/5e7e23f3d541df7dbc269ea2/hakikat-
pembelajaran?page=all
https://www.ruangguru.com/blog/perbedaan-fungsi-otak-kiri-dan-otak-kanan diakses 18
September 2021 pukul 10.06
https://www.academia.edu/34812612/Slide_brain_gym diakses 11 September 2021 pukul
13.30
https://tutial.wordpress.com/2012/01/06/strategi-pembelajaran-efektif/ diakses pada 10
September 2021 pukul 13.10
https://www.rijal09.com/2017/01/6-cara-agar-siswa-tidak-bosan-mengikuti-pembelajaran-
di-sekolah.html diakses pada 10 September 2021 pukul 13.25
https://www.rijal09.com/2016/12/9-cara-menjadi-guru-yang-menyenangkan-bagi-
siswa.html diakses 10 September 2021 pukul 18.30
https://blog.kejarcita.id/7-alasan-pentingnya-guru-melakukan-apersepsi-saat-kbm/ diakses
10 September 2021 pukul 18.40
https://www.academia.edu/34812612/Slide_brain_gym diakses 11 September 2021 pukul
13.30
https://pixabay.com/id/photos/snow-white-gambar-dongeng-lukisan-409163/ diakses 11
September 2021 pukul 14.45
21
https://media.neliti.com/media/publications/240633-strategi-mendongeng-kreatif-cerdas-
dan-e-b48a96a9.pdf. Diakses 11 September 2021 pukul 15.10
https://www.sahabatsains.com/2021/03/materi-modul-23a41.html diakses 18 Septermber
2021 pukul 10.41
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-dongeng/ diakses 18 Septermber 2021
pukul 10.45
22