Anda di halaman 1dari 22

1

MODUL POP SGI

PEMBELAJARAN AKTIF

Tim SGI

SEKOLAH GURU INDONESIA


LEMBAGA PENGEMBANGAN INSANI DOMPET DHUAFA

2021

2
KATA PENGANTAR
Ketua Sekolah Guru Indonesia (SGI)

Segala puji dan syukur hanya milik Allah sholawat dan Salam senantiasa terlimpah kepada
baginda Nabi Muhammad S.A.W. semoga kita tercatat sebagai orang yang turut serta
dalam mengajak kepada kebaikan, aamiin.
Sekolah Guru Indonesia (SGI) sebagai salah satu program Dompet Dhuafa diamanahi
untuk menjalankan Program Organisasi Penggerak bekerjasama dengan
Kemendikbudristek RI dan Dinas Pendidikan daerah sasaran dalam upaya meningkatkan
karakter dan kompetensi guru yang diharapkan berdampak pada peningkatan literasi,
numerasi dan karakter siswa, oleh karena SGI berupaya agar pelatihan yang dilakukann
benar-benar dapat berjalan sebagaimana mestinya dan dapat mencapai target output yang
dirancang.
Pembuatan modul ini menjadi salah satu hal yang penting agar guru dapat belajar secara
mandiri dan memiliki bahan bacaan sebagai standar minimal capaian program. Selain itu
kami juga mencoba mengoptimalkan penggunaan LMS (Learning Manajemen System)
yang bersifat open source untuk belajar secara asinkronus dan zoom meeting untuk
pembelajaran sinkronus, terlebih karena pembelajaran tatap muka dibatasi dan tidak dapat
dilakukan karena masih dalam masa pembatasan akibat pandemi.
Semoga dengan adanya modul ini dapat membantu guru-guru dalam belajar dan dapat
mengimplementasikannya di kelas ajar masing-masing selama mengikuti program POP
yang di selenggaran Sekolah Guru Indonesia - Dompet Dhuafa.
Bangga Jadi guru, Guru Berkarakter, Menggerakkan Indonesia!

Salam Takdzim,
Ketua SGI

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. 3


DAFTAR ISI .......................................................................................................................... 4
Capaian dan Tujuan Pelatihan ............................................................................................. 5
RINGKASAN ALUR BELAJAR PE MI MP IN ...................................................................... 6
A. HAKIKAT PEMBELAJARAN ......................................................................................... 7
B. DESAIN PEMBELAJARAN EFEKTIF ........................................................................... 8
C. MODEL-MODEL DESAIN PEMBELAJARAN EFEKTIF ......................................... 11
D. PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN AKTIF ......................................................... 15
E. KOMPONEN-KOMPONEN STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF ....................... 17
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 20

4
DESAIN PEMBELAJARAN AKTIF

CAPAIAN PELATIHAN
Peserta pelatihan mampu menerapkan model pembelajaran Aktif berorientasi student-
centered

Capaian dan Tujuan Pelatihan

TUJUAN PELATIHAN
1. Peserta mampu menjelaskan hakekat, filosofi teoritis, prinsip-prinsip dan
prosedur pembelajaran aktif
2. Peserta mampu mensimulasikan pembelajaran aktif dengan menggunakan
beberapa metode dan model-model pembelajaran yang berpusat pada siswa
3. Peserta mampu mengembangkan kreativitas dalam pembelajaran aktif

5
RINGKASAN ALUR BELAJAR
PE MI MP IN
RINGKASAN ALUR BELAJAR PE MI MP IN

PE
Pemahaman Eksploratif
(Asinkronus)
Mengkonstruksi pemahaman terhadap muatan materi pelatihan melalui pendekatan
inkuiri

MI
Mengoptimalkan Interaksi
(Sinkronus)
Mengembangkan kecakapan melalui proses pelatihan yang interaktif dan menyenangkan

MP
Mendesain Perubahan
(Sinkronus)
Menyusun strategi dan tahapan aksi inovatif untuk menyelesaikan beberapa
permasalahan di seputar bidang kecakapan yang tengah dikembangkan

IN
INternalisasi
(Asinkronus)
Menambah wawasan dan menguatkan pemahaman dengan belajar mandiri terstruktur

6
A. HAKIKAT PEMBELAJARAN
Pada hakikatnya pembelajaran merupakaan interaksi timbal balik antara peserta
didik dan guru dalam proses belajar mengajar yang dinamis untuk mentransfer nilai-nilai
ke siswa supaya dapat melakukan perubahan tingkah laku maupun pengetahuan. Sehingga
siswa dapat mencapai cita-cita yang ingin dicapai.
Pembelajaran dan belajar merupakan kalimat yang mempunyai makna berbeda.
Pembelajaran dalam proses belajar ada sistemnya. Sedangkan belajar tidak harus ada
sistemnya.
Seperti halnya pembelajaran di sekolah dan belajar kelompok bersama teman.
Sehingga makna dari pembelajaran dan belajar mempunyai makna yang berbeda namun
tetap satu dalam tujuan pendidikan yaitu membentuk individu yang kreatif, normative,
aktif dan agamis.
Menurut Sagala (2010:61), pembelajaran merupakan membelajarkan peserta didik
menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar, merupakan penentu utama
keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan komunikasi dua arah. Mengajar
dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta
didik.
Menurut Sudjana (2012: 28), pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan
dengan sengaja oleh peserta didik yang dapat menyebabkan peserta didik melakukan
kegiatan belajar. Sedangkan Menurut Hernawan (2003: 9), pembelajaran pada hakikatnya
merupakan suatu proses komunikasi transaksional yang bersifat timbal balik, baik antara
guru dengan peserta didik, maupun antara peserta didik dengan peserta didik lainnya,
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Komunikasi transaksional adalah bentuk
komunikasi yang dapat diterima, dipahami, dan disepakati oleh pihak-pihak yang terkait
dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli diatas, penulis menyimpulkan bahwa
pembelajaran adalah suatu aktivitas belajar yang dilakukan agar terciptanya suatu interaksi
antara pengajar dan peserta didik untuk mencapai suatu tujuan yaitu pengalaman belajar
yang berpengaruh pada pengetahuan sikap dan keterampilan.
Adapun ciri-ciri pembelajaran, yaitu:
1. Memiliki tujuan, yaitu untuk membentuk siswa dalam suatu perkembangan tertentu.
2. Terdapat mekanisme, prosedur, langkah-langkah, metode dan teknik yang
direncanakan dan didesain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. Focus materi ajajr, terarah dan terncana dengan baik.
4. Adanya aktivitas siswa merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya kegiatan
pembelajaran.
5. Aktor guru yang cermat dan tepat.
6. Terdapat pola aturan yang ditaati guru dan siswa dalam proporsi masing-masing.
7. Limit waktu untuk mencapai tujuan pembelajaran.
8. Evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi produk.

7
Berikut komponen-komponen pembelajaran, yaitu:
1. Tujuan
Tujuan merupakan awal pendidikan dan pengajaran dalam proses belajar. Tanpa ada
tujuan maka suatui yang akan kita capai tidak pernah ada.
2. Bahan pelajaran
Bahan pelajaran merupakan komponen yang sangat penting dalam pembelajaran.
Karena acuan dalam pembelajaran yang akan disampaikan kepada siswa terdapat
dalam bahan pelajaran. Maka dari tiu bahan pembelajaran sebagai sumber bagi anak
didik.
3. Kegiatan belajar mengajar
Kegiatan belajar mengajar adalah sebuah kegiatan yang menentukan baik tidaknya
dalam pembelajaran. Sehingga dalam kegiatan beljar seorang pendidik mampu
memberikan kegiatan beljar yang intensif dan kondusif. Sehingga kegiatan
pembelajaran berjalan dengan lancer dan nyaman.
4. Metode
Metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Dengan metode seorang pendidik dapat mengatasi terhadap kondisi
perbedaan kemampuan peserta didik. Sehingga metode guru mampu beradaftasi
dengan berbagai perbedaan yang dimiliki siwa.

B. DESAIN PEMBELAJARAN EFEKTIF


a. Hakikat Pembelajaran

Dari defenisi belajar dan pembelajaran serta efektif, maka hakikat

pembelajaran yang efektif adalah proses belajar mengajar yang bukan saja terfokus

kepada hasil yang dicapai peserta didik, namun bagaimana proses pembelajaran yang

efektif mampu memberikan pemahaman yang baik, kecerdasan, ketekunan,

kesempatan dan mutu serta dapat memberikan perubahan perilaku dan

mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka (Fakhrurrazi, 2018).

Hakikat pendidikan itu sendiri lebih berorientasi kepada terbentuknya karakter

(kepribadian/jatidiri) seseorang. Setiap tahapan pendidikan dievaluasi dan dipantau dengan

saksama sehingga menjadi jelas apa yang menjadi potensi positif seseorang yang harus

dikembangkan dan apa yang menjadi faktor negatif seseorang yang perlu disikapi. Akar

dari karakter ada dalam cara berpikir dan cara merasa seseorang (Arfani, 2016).

8
b. Pengertian Model, Pendekatan, dan Strategi

1. Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan merupakan kerangka konseptual berupa pola

prosedur sistematik yang dikembangkan berdasarkan teori dan digunakan dalam

mengorganisasikan proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan belajar. Model

pembelajaran terkain dengan pemilihan strategi dan pembuatan struktur metode,

keterampilan, dan kativitas peserta didik. Ciri utama sebuah model pembelajaran

adalahadanya tahapan atau sintaks pembelajaran.

Hubungan antara model pembelajaran, pendekatan pembelajaran, strategi

pembelajaran, metode pembelajaran, dideskripsikan pada gambar berikut:

2. Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran adalah titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses

pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya

masih sangat umum. Pendekatan pembelajaran meliputi teacher centered approach

(pendekatan yang berpusat pada guru) atau pendekatan langsung dan student centered

approach ( pedekatan yang lebih berpusat pada siswa) atau pendekatan tidak langsung

(Munif Chatib, 2011).

Dalam pendekatan pembelajaran langsung, guru antara lain melakukan hal-hal

berikut: menjelaskan, menjawab pertanyaan, mendemonstrasikan, dan mengajukan

pertanyaan. Pendekatan langsung biasanya digunakan untuk menyampaikan informasi,

dan mengembangkan keterampilan Langkah demi Langkah (Suryadi, 2005).

9
Pada proses pendekatan tidak langsung guru memfasilitasi proses berpikir siswa,

antara lain melalui kegiatan berikut: pengajuan pertanyaan mengarah yang memungkinkan

munculnya ide pada siswa, menangkap inti pembicaraan, menarik kesimpulan.

3. Strategi Pembelajaran

Pengembangan sistem pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematis dan

terus menerus yang akan membantu para pendidik atau guru dalam mengembangkan

pengalaman-pengalaman belajar yang paling efektif dan efisien bagi peserta didik. Di

dalam proses ini dapat diidentifikasikan berbagai variasi pilihan strategi pembelajaran, di

mana pilihan ditentukan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai. Selain itu perlu

disesuaikan juga dengan jenis materi, karakteristik peserta didik, serta situasi atau kondisi

di mana proses pembembelajaran tersebut akan berlangsung (Bambang Warsita, 2009)

Strategi pembelajaran merupakan proses memilih dan menyusun kegiatan

pembelajaran dalam suatu unit pembelajaran seperti urutan, sifat materi, ruang lingkup

materi, metode dan media yang paling sesuai untuk mencapai kompetensi pembelajaran.

Dengan demikian, permasalahannya bagaimana mengembangkan strategi pembelajaran

yang efektif?. Selain itu bagaimana peranan strategi pembelajaran dalam meningkatkan

efektivitas pembelajaran?

Strategi pembelajaran dapat dibedakan dengan jelas, namun dalam implementasinya

dapat terjadi penggunaan beberapa strategi dalam sebuah pembelajaran. Misalnya, guru

menggunakan metode penyampaian informasi dengan metode ceramah, sementara juga

digunakan metode metode interpretasi dengan bertanya pada peserta didik untuk

menentukan pentingnya informasi yang disampaikan.

c. Macam-Macam Strategi Pembelajaran Aktif

10
Beberapa jenis strategi dan metode pembelajaran yang terkait adalah sebagai
berikut:
Table 1
Strategi Metode
Pembelajaran langsung Ceramah
Latihan
Pembelajaran eksplisit
Demonstrasi
Dsb

Pembelajaran tidak langsung Diskusi reflektif


Pembentukan konsep
Perolehan konsep
Problem solving
Inkuiri terbimbing
Pembelajaran interaktif Debat
Latihan sejawat
Diskusi
Belajar kooperatif berkelompok
Tutorial kelompok
Diskusi panel
Pembelajaran eksperensial Eksperimen
Simulasi
Bermain peran
Pengamatan lapangan
Survei
Permainan
sinektik
Pembelajaran mandiri Proyek penelitian
Modul belajar
Pembelajaran berbantuan computer
Kontrak belajar
d. (Ridwan Abdul Sani, 2019)

C. MODEL-MODEL DESAIN PEMBELAJARAN EFEKTIF

Dalam desain pembelajaran dikenal beberapa model yang dikemukakan oleh para
ahli. Secara umum, model desain pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam model
berorientasi kelas, model berorientasi sistem, model berorientasi produk, model prosedural
dan model melingkar. Model berorientasi kelas biasanya ditujukan untuk mendesain
pembelajaran level mikro (kelas) yang hanya dilakukan setiap dua jam pelajaran atau
lebih. Contohnya adalah model ASSURE. Model berorientasi produk adalah model desain
pembelajaran untuk menghasilkann suatu produk, biasanya media pembelajaran, misalnya
video pembelajaran, multimedia pembelajaran, atau modul. Contoh modelnya adalah
model hannafin and peck. Satu lagi adalah model beroreintasi sistem yaitu model desain
pembelajaran untuk menghasilkan suatu sistem pembelajaran yang cakupannya luas,

11
seperti desain sistem suatu pelatihan, kurikulum sekolah, dll. contohnya adalah model
ADDIE. Selain itu ada pula yang biasa kita sebut sebagai model prosedural dan model
melingkar. Contoh dari model prosedural adalah model Dick and Carrey sementara contoh
model melingkar adalah model Kemp. Adanya variasi model yang ada ini sebenarnya juga
dapat menguntungkan kita, beberapa keuntungan itu antara lain adalah kita dapat memilih
dan menerapkan salah satu model desain pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik
yang kita hadapi di lapangan, selain itu juga, kita dapat mengembangkan dan membuat
model turunan dari model-model yang telah ada, ataupun kita juga dapat meneliti dan
mengembangkan desain yang telah ada untuk dicobakan dan diperbaiki.

Beberapa contoh dari model-model diatas akan diuraikan secara lebih jelas berikut
ini:

1. Model Dick and Carrey


Salah satu model desain pembelajaran adalah model Dick and Carey (1985). Model
ini termasuk ke dalam model prosedural. Langkah–langkah Desain Pembelajaran menurut
Dick and Carey adalah:
a. Mengidentifikasikan tujuan umum pembelajaran.
b. Melaksanakan analisis pembelajaran
c. Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa
d. Merumuskan tujuan performansi
e. Mengembangkan butir–butir tes acuan patokan
f. Mengembangkan strategi pembelajaran
g. Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran
h. Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif
i. Merevisi bahan pembelajaran
j. Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif.
Model Dick and Carey terdiri dari 10 langkah. Setiap langkah sangat jelas maksud
dan tujuannya sehingga bagi perancang pemula sangat cocok sebagai dasar untuk
mempelajari model desain yang lain. Kesepuluh langkah pada model Dick and Carey
menunjukan hubungan yang sangat jelas, dan tidak terputus antara langkah yang satu
dengan yang lainya. Dengan kata lain, system yang terdapat pada Dick and Carey sangat
ringkas, namun isinya padat dan jelas dari satu urutan ke urutan berikutnya. Langkah awal
pada model Dick and Carey adalah mengidentifikasi tujuan pembelajaran. Langkah ini
sangat sesuai dengan kurikulum perguruan tinggi maupun sekolah menengah dan sekolah
dasar, khususnya dalam mata pelajaran tertentu di mana tujuan pembelajaran pada
kurikulum agar dapat melahirkan suatu rancangan pembangunan. Penggunaan model Dick
and Carey dalam pengembangan suatu mata pelajaran dimaksudkan agar (1) pada awal
proses pembelajaran anak didik atau siswa dapat mengetahui dan mampu melakukan hal–
hal yang berkaitan dengan materi pada akhir pembelajaran, (2) adanya pertautan antara
tiap komponen khususnya strategi pembelajaran dan hasil pembelajaran yang dikehendaki,
(3) menerangkan langkah– langkah yang perlu dilakukan dalam melakukan perencanaan
desain pembelajaran.
2. Model Kemp
Model Kemp termasuk ke dalam contoh model melingkar jika ditunjukkan dalam
sebuah diagram. Secara singkat, menurut model ini terdapat beberapa langkah dalam
penyusunan sebuah bahan ajar, yaitu:

12
a. Menentukan tujuan dan daftar topik,menetapkan tujuan umum untuk pembelajaran
tiap topiknya;
b. Menganalisis karakteristik pelajar, untuk siapa pembelajaran tersebut didesain;
c. Menetapkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan syarat dampaknya
dapat dijadikan tolak ukur perilaku pelajar
d. Menentukan isi materi pelajaran yang dapat mendukung tiap tujuan;
e. Pengembangan prapenilaian/ penilaian awal untuk menentukan latar belakang
pelajar dan pemberian level pengetahuan terhadap suatu topik;
f. Memilih aktivitas pembelajaran dan sumber pembelajaran yang menyenangkan
atau menentukan strategi belajar-mengajar, jadi siswa siswa akan mudah menyelesaikan
tujuan yang diharapkan;
g. Mengkoordinasi dukungan pelayanan atau sarana penunjang yang meliputi
personalia, fasilitas-fasilitas, perlengkapan, dan jadwal untuk melaksanakan rencana
pembelajaran;
h. Mengevaluasi pembelajaran siswa dengan syarat mereka menyelesaikan
pembelajaran serta melihat kesalahan-kesalahan dan peninjauan kembali beberapa fase
dari perencanaan yang membutuhkan perbaikan yang terus menerus, evaluasi yang
dilakukan berupa evaluasi formatif dan evaluasi sumatif
2. Model ASSURE
Model Assure ini merupakan suatu model yang merupakan sebuah formulasi
untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) atau disebut juga model berorientasi kelas.
Menurut Heinich et al (2005) model ini terdiri atas enam langkah kegiatan yaitu:
a. (Analyze Learners) Analisis Pelajar Menurut Heinich et al (2005) jika sebuah media
pembelajaran akan digunakan secara baik dan disesuaikan dengan ciri-ciri belajar, isi dari
pelajaran yang akan dibuatkan medianya, media dan bahan pelajaran itu sendiri. Lebih
lanjut Heinich, 2005 menyatakan sukar untuk menganalisis semua ciri pelajar yang ada,
namun ada tiga hal penting dapat dilakuan untuk mengenal pelajar sesuai .berdasarkan
ciri-ciri umum, keterampilan awal khusus dan gaya belajar
b. (States Objectives) Menyatakan Tujuan Menyatakan tujuan adalah tahapan ketika
menentukan tujuan pembelajaran baik berdasarkan buku atau kurikulum. Tujuan
pembelajaran akan menginformasikan apakah yang sudah dipelajari anak dari pengajaran
yang dijalankan. Menyatakan tujuan harus difokuskan kepada pengetahuan, kemahiran,
dan sikap yang baru untuk dipelajari
c. (Select Methods, Media, and Material) Pemilihan Metode, media dan bahan Heinich et al.
(2005) menyatakan ada tiga hal penting dalam pemilihan metode, bahan dan media yaitu
menentukan metode yang sesuai dengan tugas pembelajaran, dilanjutkan dengan memilih
media yang sesuai untuk melaksanakan media yang dipilih, dan langkah terakhir adalah
memilih dan atau mendesain media yang telah ditentukan.

d. (Utilize Media and materials) Penggunaan Media dan bahan Menurut Heinich et al (2005)
terdapat lima langkah bagi penggunaan media yang baik yaitu, preview bahan,
sediabahan, sedikan persekitaran, pelajar dan pengalaman pembelajaran.

e. (Require Learner Participation) Partisipasi Pelajar di dalam kelas Sebelum pelajar dinilai
secara formal, pelajar perlu dilibatkan dalam aktivitas pembelajaran seperti memecahkan
masalah, simulasi, kuis atau presentasi.

13
f. (Evaluate and Revise) Penilaian dan Revisi Sebuah media pembelajaran yang telah siap
perlu dinilai untuk menguji keberkesanan dan impak pembelajaran. Penilaian yang
dimaksud melibatkan beberapa aspek diantaranya menilai pencapaian pelajar,
pembelajaran yang dihasilkan, memilih metode dan media, kualitas media, penggunaan
guru dan penggunaan pelajar.

4. Model ADDIE (Analysis-Design-Develop-Implement- Evaluate).


Yaitu model desain pembelajaran yang lebih sifatnya lebih generik yaitu model
ADDIE (Analysis-Design-Develop-Implement- Evaluate). ADDIE muncul pada tahun
1990-an yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda.Salah satu fungsinya ADIDE
yaitu menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan infrastruktur program
pelatihan yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri. Model ini
menggunakan 5 tahap pengembangan yakni :
1. Analysis (analisa)
2. Design (disain / perancangan)
3. Development (pengembangan)
4. Implementation (implementasi/eksekusi)
5. Evaluation (evaluasi/ umpan balik)
Langkah-langkah penerapan model Addie
Langkah 1: (Analisis)
Tahap analisis merupakan suatu proses mendefinisikan apa yang akan dipelajari oleh
peserta belajar, yaitu melakukan needs assessment (analisis kebutuhan),
mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan melakukan analisis tugas (task analysis).
Oleh karena itu, output yang akan kita hasilkan adalah berupa karakteristik atau
profile calon peserta belajar, identifikasi kesenjangan, identifikasi kebutuhan dan
analisis tugas yang rinci didasarkan atas kebutuhan.
Langkah 2: (disain / perancangan)
Desain Tahap ini dikenal juga dengan istilah membuat rancangan (blueprint).
Ibarat bangunan, maka sebelum dibangun gambar rancang bangun (blue-print) diatas
kertas harus ada terlebih dahulu. Apa yang kita lakukan dalam tahap desain ini?
Pertama merumuskan tujuan pembelajaran yang SMAR (spesifik, measurable,
applicable, dan realistic). Selanjutnya menyusun tes, dimana tes tersebut harus
didasarkan pada tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan tadi. Kemudian
tentukanlah strategi pembelajaran yang tepat harusnya seperti apa untuk mencapai
tujuan tersebut. Dalam hal ini ada banyak pilihan kombinasi metode dan media yang
dapat kita pilih dan tentukan yang paling relevan. Disamping itu, pertimbangkan
pula sumber-sumber pendukung lain, semisal sumber belajar yang relevan,
lingkungan belajar yang seperti apa seharusnya, dan lainlain. Semua itu tertuang
dalam sautu dokumen bernama blue-print yang jelas dan rinci. Langkah
3: Langkah 3: Pengembangan
Pengembangan adalah proses mewujudkan blue-print alias desain tadi menjadi
kenyataan. Artinya, jika dalam desain diperlukan suatu software berupa multimedia
pembelajaran, maka multimedia tersebut harus dikembangkan. Atau diperlukan
modul cetak, maka modul tersebut perlu dikembangkan. Begitu pula halnya dengan
lingkungan belajar lain yang akan mendukung proses pembelajaran semuanya harus
disiapkan dalam tahap ini. Satu langkah penting dalam tahap pengembangan adalah
uji coba sebelum diimplementasikan. Tahap uji coba ini memang merupakan bagian

14
dari salah satu langkah ADDIE, yaitu evaluasi. Lebih tepatnya evaluasi formatif,
karena hasilnya digunakan untuk memperbaiki sistem pembelajaran yang sedang kita
kembangkan. Langkah
4: Langkah 4: Implementasi
Implementasi adalah langkah nyata untuk menerapkan system
pembelajaran yang sedang kita buat. Artinya, pada tahap ini semua yang telah
dikembangkan diinstal atau diset sedemikian rupa sesuai dengan peran atau fungsinya
agar bisa diimplementasikan. Misal, jika memerlukan software tertentu maka software
tersebut harus sudah diinstal. Jika penataan lingkungan harus tertentu, maka lingkungan
atau seting tertentu tersebut juga harus ditata. Barulah diimplementasikan sesuai
skenario atau desain awal. Langkah
5: Langkah 5: Evaluasi
Evaluasi adalah proses untuk melihat apakah sistem pembelajaran yang sedang
dibangun berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak. Sebenarnya tahap evaluasi
bisa terjadi pada setiap empat tahap di atas. Evaluasi yang terjadi pada setiap empat
tahap diatas itu dinamakan evaluasi formatif, karena tujuannya untuk kebutuhan revisi.
Misal, pada tahap rancangan, mungkin kita memerlukan salah satu bentuk evaluasi
formatif misalnya review ahli untuk memberikan input terhadap rancangan yang sedang
kita buat. Pada tahap pengembangan, mungkin perlu uji coba dari produk yang kita
kembangkan atau mungkin perlu evaluasi kelompok kecil dan lainlain.

D. PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN AKTIF


A. Pengertian Pembelajaran Aktif
Pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar serta
aktif. Ketika siswa belajar dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktifitas
pembelajaran. Dengan ini mereka secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan
ide pokok dari materi pembelajaran, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan apa
yang baru mereka pelajari ke dalam satu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata.
Dengan belajara aktif ini, siswa diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran,
tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik.Dengan cara ini biasanya siswa akan
merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan
(Zaini, 2008).
Pembelajaran aktif merupakan salah satu alternatif pilihan dalam upaya
meningkatkan mutu atau kualitas pendidikan. Dalam pembelajaran aktif, belajar terwujud
dalam bentuk keaktifan siswa. Keaktifan yang dimaksud dapat mengambil bentuk yang
beraneka ragam, misalnya mendengarkan (baik keterangan guru maupun dari sesame
siswa), mendiskusikan (misalnya tentang hubungan sebab akibat dalam suatu kejadian),
membuat sesuatu, menulis (misalnya membuat laporan, karangan, dan sebagainya).
Pembelajaran aktif merupakan suatu bentuk pembelajaran yang lebih banyak
melibatkan aktivitas siswa dalam mengakses berbagai informasi dan pengetahuan untuk
dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga mereka mendapatkan
berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan pemahaman dan kompetensinya. Lebih
dari itu, pembelajaran aktif memungkinkan siswa mengembangkan kemampuan berpikir
tingkat tinggi, seperti menganalisis dan mensintesis, serta melakukan penilaian terhadap
berbagai peristiwa belajar dan menerapkan kehidupan sehari-hari (Rusman, 2011).

15
Dari pendapat para ahli pendidikan maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
aktif dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh
peserta didik, sehinggga sua peserta didik dapat mencapai hasil belajar secara optimal
yang sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki.
Adapun ciri-ciri pembelajaran aktif, yaitu:
1. Adanya keterlibatan siswa secara fisik, mental, emosional, intelektual, dan
personal dalam proses belajar.
2. Adanya berbagai keaktifan siswa mengenal, memahami, menganalisis,
berbuat, memutuskan, dan berbagai kegiatan belajar lainnya yang mengandung
unsur kemandirian yang cukup tinggi.
3. Keterlibatan secara aktif oleh siswa dalam menciptakan suasana belajar yang
serasi, selaras dan seimbang dalam proses belajardan pembelajaran.
4. Keterlibatan siswa dalam mengajukan prakarsa, memberikan jawaban atas
pertanyaan guru, mengajukan pertanyaan/masalah dan berupaya menjawabnya
sendiri, menilai jawaban dari rekannya, dan memecahakan masalah yang
timbul selama berlangsungnya proses belajar mengajar tersebut (Hamalik:
2003)
B. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Aktif
Prisip-prinsip belajar yang aktif menurut Suprihatin Saputro (2000: 146-
150). Dalam kegiatan belajar agar siswa dapat belajar dengan aktif perlu ditunjang
dengan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Menyajikan kegiatan yang bervariasi.
Kegiatan pembelajaran dan metode yang digunakan bervariasi seperti
menggunakan metode diskusi, percobaan, meringkas buku dan lain-lain.
2. Menciptakan suasana belajar yang bervariasi.
Kegiatan belajar diciptakan secara menarik dan bervariasi dan tidak membosankan
seperti pengaturan tempat duduk siswa, pengaturan ruangan.
3. Mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar.
Hendaknya dalam kegiatan selalu beranggapan bahwa setiap siswa memiliki
potensi kemampuan dan pengalaman. Aktivitas siswa dalam kegiatan belajar
mencakup aktivitas fisik, mental dan sosial. Keaktifan siswa dapat terlaksana bila
tugas-tugas yang dilakukan siswa mengacu pada keterampilan proses.
4. Mendorong siswa agar kreatif.
Dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaktifkan dirinya seperti
memberi kesempatan untuk berpendapat, mengajukan pertanyaan atau usul.
5. Meningkatkan terjadinya interaksi yang lebih baik dalam kelas.
6. Melayani perbedaan individu.
Siswa ada yang dapat mengikuti kegiatan belajar dengan baik melalui mendengar,
melihat ataupun melalui cerita, hendaknya hal ini digunakan sebagai kegiatan
belajar yang bervariasi untuk melayani perbedaan-perbedaan yang ada pada siswa.
7. Memanfaatkan berbagai sumber belajar.
Penggunaan buku, alat peraga ataupun media dalam kegiatan pembelajaran akan
memacu siswa untuk belajar dan tidak mengalami kebosanan.
Barnes (1989) menekankan prinsip-prinsip pembelajaran aktif, sebagai
berikut.
1. Purpositive: relevan antara tugas dan tujuan pembelajaran.
2. Reflective: refleksi siswa tentang makna dari apa yang dipelajari.

16
3. Negotiated: tujuan dan metode pembelajaran disepakati antara siswa dan guru.
4. Critical: siswa menghargai cara-cara yang berbeda untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
5. Complex: siswa membandingkan tugas dengan kompleksitas yang ada dalam
kehidupannya.
6. Situation-driven: kebutuhan terhadap situasi dipertimbangkan dalam rangka
membangun tugas-tugas belajar.
7. Engaged: tantangan nyata tercermin dalam kegiatan yang dilakukan siswa
dalam belajar.

E. KOMPONEN-KOMPONEN STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF


Strategi Pembelajaran Aktif yaitu, Strategi Belajar mengajar yang bertujuan untuk

meningkatkan mutu pendidikan. Dan untuk mencapai keterlibatan siswa agar efektif dan

efesien dalam belajar membutuhkan berbagai pendukung dalam proses belajar mengajar.

Misalnya dari sifat siswa, guru, situasi belajar, program belajar, dan dari sarana belajar.

Agar proses belajar aktif bisa berjalan dengan baik, maka pendidik sebagai penggerak

belajar peserta didik dituntut untuk menggunakan dan menguasai strategi pembelajaran

aktif. Strategi pembelajaran aktif sangat diperlukan karena peserta didik mempunyai cara

belajar yang berbeda-beda. Ada yang senang belajar dengan membaca. Berdiskusi ada

yang juga senang dengan cara langsung praktik. Inilah yang sering disebut dengan gaya

belajar atau learning style. Disamping itu penggunaan strategi pembelajaran aktif bagi

pendidik adalah sangat membantu atau memudahkan dalam mengajar. Bagi pendidik yang

memiliki banyak jam mengajar.

Strategi pembelajaran secara khusus adalah suatu strategi menjelaskan tentang

komponen-komponen umum dari suatu pelajaran dan prosedur-prosedur akan digunakan

bersama-sama untuk mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan secara efektif dan

efesien. (Syaparuddin et al., 2020)

Strategi pembelajaran memiliki 5 komponen utama yaitu (Rahmat Saeful Pupu, 2019):

17
a. Aktivitas sebelum pembelajaran, meliputi tahap pemotivasian peserta didik,

penyampaian tujuan, pemberian informasi tentang pengetahuan prasyarat yang harus

dimiliki sebelum mengikuti pelajaran.

b. Penyampaian informasi, memfokuskan pada isi, urutan materi pelajaran dan tahap

pembelajaran yang perlu dilakukan oleh peserta didik untuk mencapai tujuan akhir suatu

pelajaran.

c. Partisipasi peserta didik dalam bentuk latihan dan pemberian umpan balik.

d. Pemberian tes untuk mengontrol pencapaian tujuan pembelajaran.

e. Tindak lanjut, dilakukan dalam bentuk pengayaan dan remedial.

Pembelajaran yang direncanakan, untuk mempermudah proses belajar mengajar

agar lebih bermakna. Guru harus mempertimbangkan, dari pelajaran yang diberikan pada

siswa seberapa banyak masih bisa dingat seberapa jauh dapat diamalkan, atau digunakan

siswa dalam situasi yang berbeda setelah seminggu, sebulan, setahun, atau selama

hidupnya. Karena tujuan belajar adalah untuk membentuk kepribadian siswa dengan cara

membekalinya melalui seperangkat meteri pelajaran.

Begitu pula dengan perencanaan belajar, yang di rencanakan harus sesuai dengan

target pendidikan. Guru dalam membuat rencana belajar dituntut harus dapat menyusun

berbagai program pengajaran sesuai dengan pendekatan dan strategi yang akan

digunakan. Untuk mencapai tujuan tersebut, tentunya guru harus mempersiapkan

perangkat yang harus dilaksanakan dalam merencanakan program, perangkat yang harus

dipersiapkan disini adalah: memahami kurikulum, menguasai bahan pengajaran,

menyusun program pengajaran, melaksanakan program pengajaran.

18
Program pengajaran itu sendiri berarti suatu rencana atau kerangka pengajaran

yang akan disampaikan kepada siswa dalam situasi interaksi belajar mengajar di kelas.

Adapun fungsi dari perencanaan tersebut adalah agar program pengajaran hendaknya

dapat menjadikan guru lebih siap dalam mengajar dengan perencanaan yang matang.

Komponen-komponen yang harus dipersiapkan diantaranya adalah: tujuan, bahan

pelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, media dan sumber, evaluasi. Dari

komponen di atas, guru dituntut untuk dapat mempersiapkan atau membuat perencanaan

pengajaran dengan mempertimbangkan dan memperhatikan kebutuhan siswa serta

perkembangan intelektual.

Langkah selanjutnya adalah menentukan kegiatan siswa. Dalam prsedur

pengajaran siswa secara aktif, ini sangat membantu untuk menentukan apa yang harus

dilakukan siswa dalam mempelajari bahan ajar, dan bagaimana siswa melakukan kegiatan

tersebut. Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan, bahwasanya dalam belajar aktif

dapat mengefektifkan pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan yang

direncanakan. Dan seorang guru hendaknya mampu memilih strategi pengajaran yang

sesuai dengan karakteristik siswa, dan mampu merancang kegiatan belajar sehingga

mendapatkan hasil yang maksimal dan sesuai dengan tujuan pendidikan.

Sebelum memulai pembelajaran guru perlu mengetahui kemampuan awal siswa,

karena dapat diketahui apakah siswa tersebut sudah memiliki pengetahuan prasyarat

untuk mengikuti pembelajaran. Apabila materi awal sudah dipahami dengan baik, maka

dapat diduga bahwa siswa akan mudah memahami materi selanjutnya (Gunawan & Putra,

2019).

19
DAFTAR PUSTAKA

Arfani, L. (2016). Mengurai hakikat pendidikan, belajar dan pembelajaran. Pelita Bangsa
Pelestari Pancasila, 11(2), 81–97.
https://pbpp.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPB/article/view/5160
Asep Herry Hermawan dkk. 2003. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran .
Jakarta: Universitas Terbuka.
Bambang Warsita. (2009). STRATEGI PEMBELAJARAN DAN IMPLIKASINYAPADA
PENINGKATAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN. Jurnal Teknodik, 13, 11.
Barnes, D., & Keenan, M. 1989. Instructed Human Fixed-Interval Perpormence:
The effects of the experimental setting. The Psychological Record, 39.
Chatib, Munif . (2011). Gurunya Manusia (Subrata Irawati (ed.); 1st ed.). Mizan.
Chatib, Munif . 2011. Gurunya Manusia : Menjadikan Semua Anak Istimewa Dan Semua
Anak Juara. Bandung:Kaifa
Chatib, Munif . 2013. Kelasnya Manusia. Bandung:Kaifa
Elisa, E. I. (2010). Brain Gym , Brain Games ( Mari Bermain Otak Dengan Senam Otak ).
Brain Gym, 12.
Fakhrurrazi, F. (2018). Hakikat Pembelajaran Yang Efektif. At-Tafkir, 11(1), 85.
https://doi.org/10.32505/at.v11i1.529
Gunawan, R. G., & Putra, A. (2019). Pengaruh Strategi Belajar Aktif Sortir Kartu Terhadap

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. Jurnal Cendekia : Jurnal Pendidikan

Matematika, 3(2), 362–370. https://doi.org/10.31004/cendekia.v3i2.119

Hamalik, U. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.


Parmowardi. (2016). Peningkatan Kemampuan Menerapkan Pendekatan Saintek pada
Pembelajaran Kurikulum 2013 Melalui Metode Coaching. Jurnal Inovasi Pembelajaran
Karakter, 1(2), 1–10.
Pasiak, Taufik, 2012, Tuhan dalam Otak Manusia, Mewujudkan Kesehatan Spiritual
Berdasarkan Neurosains, Bandung: Mizan
Pembelajaran, M., & Online, S. G. I. (n.d.). Modul Pembelajaran SGI Online 1. 1–105.
Rahmat Saeful Pupu. (2019). Strategi Belajar Mengajar. Scopindo. Surabaya.

Ridwan Abdul Sani. (2019). Strategi Belajar Mengajar. Depok. Raja Grafindo Persada.
Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

20
Sudjana, Nana & Ibrahim. 2012. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung:
Sinar Baru Algensindu.
Suprihatin Saputro. 2000. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas.
Suryadi, D. (2005). Penggunaan pendekatan pembelajaran tidak langsung serta pendekatan
gabungan langsung dan tidak langsung dalam rangka meningkatkan kemampuan berpikir
siswa. Journal Information, 10, 1–16.
Syaiful Sagala. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Syaparuddin, S., Meldianus, M., & Elihami, E. (2020). Strategi Pembelajaran Aktif Dalam

Meningkatkan Motivasi Belajar PKn Peserta Didik. MAHAGURU: Jurnal Pendidikan

Guru Sekolah Dasar, 2(1), 31–42. https://ummaspul.e-

journal.id/MGR/article/download/326/154

Wathon, A. (2006). Neurosains Dalam Pendidikan Aminul Wathon. Jurnal Lentera: Kajian
Keagamaan, Keilmuan Dan Teknologi, 136–145.
Zaini, H. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Insan Mandiri.
Wikipedia, “Neurosains”,http://id.wikipedia.org/wiki/Neurosains, akses 11 September
2021 pukul 07.30
https://www.kompasiana.com/solihinQ6353/5e7e23f3d541df7dbc269ea2/hakikat-
pembelajaran?page=all
https://www.ruangguru.com/blog/perbedaan-fungsi-otak-kiri-dan-otak-kanan diakses 18
September 2021 pukul 10.06
https://www.academia.edu/34812612/Slide_brain_gym diakses 11 September 2021 pukul
13.30
https://tutial.wordpress.com/2012/01/06/strategi-pembelajaran-efektif/ diakses pada 10
September 2021 pukul 13.10
https://www.rijal09.com/2017/01/6-cara-agar-siswa-tidak-bosan-mengikuti-pembelajaran-
di-sekolah.html diakses pada 10 September 2021 pukul 13.25
https://www.rijal09.com/2016/12/9-cara-menjadi-guru-yang-menyenangkan-bagi-
siswa.html diakses 10 September 2021 pukul 18.30
https://blog.kejarcita.id/7-alasan-pentingnya-guru-melakukan-apersepsi-saat-kbm/ diakses
10 September 2021 pukul 18.40
https://www.academia.edu/34812612/Slide_brain_gym diakses 11 September 2021 pukul
13.30
https://pixabay.com/id/photos/snow-white-gambar-dongeng-lukisan-409163/ diakses 11
September 2021 pukul 14.45

21
https://media.neliti.com/media/publications/240633-strategi-mendongeng-kreatif-cerdas-
dan-e-b48a96a9.pdf. Diakses 11 September 2021 pukul 15.10
https://www.sahabatsains.com/2021/03/materi-modul-23a41.html diakses 18 Septermber
2021 pukul 10.41
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-dongeng/ diakses 18 Septermber 2021
pukul 10.45

22

Anda mungkin juga menyukai