Nim: 140621008
PENILAIAN PORTOFOLIO
Istilah portofolio dapat diartikan sebagai suatu wujud benda fisik, sebagai suatu proses sosial
pedagogis, maupun sebagai adjective. Sebagai suatu wujud benda fisik portofolio itu adalah
bundel, yakni kumpulan atau dokumentasi hasil pekerjaan peserta didik yang disimpan pada suatu
bundel. Misalnya hasil tes awal (pre-test), tugas-tugas, catatan anekdot, piagam penghargaan,
keterangan melaksanakan tugas terstruktur, hasil tes akhir (post-test), dan sebagainya. Sebagai
suatu proses sosial pedagogis, portofolio adalah collection of learning experience yang terdapat di
dalam pikiran peserta didik baik yang berwujud pengetahuan (kognitif), ketrampilan (skill),
maupun nilai dan sikap (afektif).
Kemp dan Toperoff (1998) menyebutkan beberapa karakteristik portofolio sebagai berikut:
Portofolio merupakan model asesmen yang menuntut adanya kerja sama antara siswa dan
guru
Portofolio bukan sekedar koleksi tugas siswa, tetapi merupakan hasil seleksi dimana siswa
dilibatkan dalam memilih dan mempertimbangkan karya yang akan dijadikan bukti dalam
portofolio.
Portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa yang menunjukkan perkembangan dari
waktu ke waktu; koleksi karya tersebut digunakan oleh siswa untuk melakukan refleksi
sehingga siswa dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan pada dirinya; hasil refleksi
tersebut sekaligus dapat digunakan sebagai acuan pada proses pembelajaran berikutnya.
Isi kriteria penyeleksian dan penilaian portofolio harus jelas bagi guru dan siswa dalam proses
pelaksanaannya.
Dalam pengertian lain, penilaian dengan portofolio dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
Portofolio dalam bacaan (portofolio in reading) dan
Portofolio dalam tulisan (portofolio in writing)
a. Bagian- bagian,
Daftar isi dokumen, Pada halaman depan bendel portofolio tertulis nama peseta didik
yang bersangkutan, daftar evidence (objek penilaian).
Isi dokumen, Isi portofolio dinamakan dokumen, dapat berupa kumpulan atau tugas
yang berisi pekerjaan peserta didik selama waktu tertentu yang dapat memberikan
informasi bagi suatu penilaian kinerja yang objektif. Hasil kerja peserta didik menjadi
ukuran seberapa baik tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik telah
dilaksanakan sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator pencapaian hasil belajar
yang terdapat dalam kurikulum. Sumber data dari portofolio dapat berupa orang tua,
tenaga pendidik atau masyarakat yang mengetahui program pendidikan.
Bendel dokumen, Kumpulan semua dokumen peserta didik baik evidence, worksheet,
maupun lembaran-lembaran informasi dan lembaran kerja yang dipakai dalam
kegiatan pembelajaran dimasukkan kedalam bendel dokumen portofolio. Dokumen-
dokumen tersebut ditempatkan dalam satu map atau folder.
Catatan guru dan orang tua, Pada setiap dokumen yang relevan harus terdapat catatan,
komentar atau nilai dari guru dan tanggapan orang tua. Akan lebih lagi jika terdapat
catatan atau tanggapan peserta didik yang bersangkutan.
b. Bahan-Bahan Portofolio,
1. Penghargaan tertulis
2. Penghargaan lisan
11. Catatan tentang peringatan yang diberikan guru manakala peserta didik melakukan
kesalahan
c. Jenis Portofolio
Portofolio yang berbeda-beda jenisnya dihasilkan dari dan untuk memenuhi maksud dan
konteks pendidikan. Tidak ada satu portofolio; terdapat berbagai portofolio (Foster and
Masetr, dalam Klenowski, 2002). Berdasarkan tujuan asesmen portofolio, menurut
Klenowski (2002) portofolio dapat dibagi menjadi: 1) portofolio untuk tujuan sumatif, 2)
portofolio untuk sertifikasi dan seleksi, 3) portofolio untuk tujuan penilaian dan promosi,
4) portofolio untuk mendukung pembelajaran dan pengajaran, 5) portofolio untuk tujuan
pengembangan profesional. Menurut Duffy (1999), terdapat empat jenis atau tingkatan
portofolio berdasarkan tanggung jawab siswa terhadap kerjanya dan bagaimana guru
membantu siswanya:
1. Portofolio Semua Hal (The Everything Portfolio), merupakan suatu kumpulan karya
siswa melintasi berbagai variasi siswa, kelas, semester, atau tahun.
Waktu pengumpulan bahan perlu juga ditentukan dengan jelas, kapan dimulai dan
kapan berakhir. Sepanjang waktu tersebut, peserta didik diminta untuk mengumpulkan bahan
yang dapat diperolehnya secara terus menerus. Evidensi peserta didik atau bahan yang dapat
diperolehnya supaya senantiasa diberi keterangan waktu dan tanggalnya. Hal ini penting,
supaya setiap perkembangan yang dicapai peserta didik dari waktu ke waktu dapat teramati
dengan baik.
Setelah ditentukan dan dipastikan bahwa setiap peserta didik telah membuat dan
memilih berkas portofolio, selanjutnya perlu ditentukan cara mengumpulkan dan
menyusunnya dalam berkas portofolio yang telah disediakan, kemudian menentukan dimana
dan bagaiman menyimpannya. Berkas untuk portofolio dapat berbentuk folder atau bentuk
lainya disimpan dalam lemari atau rak. Ada dua tahapan dalam pembuatan portofolio sebagai
berikut:
a. Tahap I
Mengembangkan portofolio proses, dimana guru senantiasa mengamati
perkembangnan evidence selama periode waktu tertentu untuk mencapai satu tujuan.
Dalam tahap ini portofolio adalah sebagai alat formatif. Mungkin akan sangat berguna
untuk informasi internal tentang peserta didik.
b. Tahap II
Mengembangkan portofolio produk yanglebih dikenal dengan istilah portofolio
terbaik yang meliputi hasil terbaik dari peserta didik. Produk atau hasil terbaik portofolio
menunjukan perubahan hasil belajar.
2. Prinsip-prinsip dokumentasi portofolio
a. Akurasi Data, Evidence yang dimasukkan ke dalam bendel portofolio peserta didik harus
merupakan evidence peserta didik yang bersangkutan pada waktu yang bersesuaian.
Maksudnya, bahwa potrofolio setiap peserta didik adalah kumpulan dokumen peserta
didik pada satu pelajaran yang sedang berlangsung.
b. Ketepatan Waktu, Evidence yang antara lain berupa lembar kerja, hasil kerja, karya tulis
peserta didik dimasukkan ke dalam bendel portofolio segera setelah mendapatkan catatan,
penilaian, atau komentar dari guru.
c. Kelengkapan Informasi, Portofolio merupakan dokumen evidence peserta didik yang
lengkap mulai dari apa yang dipelajari apa yang pernah dikerjakan, berikut lembar kerja
dan hasil-hasil pekerjaannya. Dengan demikian, dalam portofolio semua kegiatan peserta
didik yang berkaiatan dengan proses belajar dan perkembangan hasil belajarnya dapat
dilihat secara lengkap.
d. Keterbacaan Dokumen, Setiap dokumen portofolio harus dalam keadaan yag jelas
terbaca. Sehingga setiap saat diperlukan dapat segera diperoleh informasi. Selain itu harus
dipilih yang tahan lama dan tiadak mudah rusak.
e. Kepraktisan Dokumen, Dokumen harus dipilih yang ukurannya praktis dan bisa
dimasukkan ke dalam bendel.
f. Perencanaan, Portofolio harus mencakup dokumen seluruh waktu yang dilewati, sehingga
diperlukan suatu perencanaan agar tidak terjadi kelebihan atau kekurangan dokumen.
g. Penataan Dokumen, Penataan dokumen dilakukan dengan pemisahanberdasrkan jenis
dokumennya.
h. Pengadministrasian Dokumen, Setiap hasil pekerjaan peserta didik yang bersifat penilaian
harus dicatat dalam buku catatan harian peserta didik atau daftar niali peserta didik.
Dengan demikian tindakan cukup hanya mengumpulkan dokumen-dokumen
pembelajaran ke dalam portofolio, tetapi harus juga mencatatnya sebelum dimasukkan ke
dalam bendel portofolio.
Isi portofolio
Dialog portofolio
Evaluasi diri siswa
1. Instrumen Penilaian
Instrumen untuk mengecek kelengkapan isi portofolio, yaitu jumlah tugas yang telah
diberikan dan yang berhasil dikerjakan siswa pada periode waktu yang telah ditetapkan.
Misalnya untuk Kompetensi Dasar 1 dan 2, portofolio yang diingikan ada empat macam.
Guru membuat instrumen penilaian, yaitu membuat kriteria untuk memnentukan skor. Jika isi
portofolio siswa lengkap, skornya 3 dalam hal kelengkapan isi portofolionya. Jika salah satu
komponen tidak ada ia memperoleh skor 2, dan seterusnya dimana skor terendah 0.
Instrumen penilaian kualitas isi portofolio yang pada intinya ialah bagaimana siswa
menguasai isi dari portofolio yang dibuatnya dan bagaimana ia menatanya. Setiap komponen
penilaian isi portofolio dapat dibuat kriteria Baik, Sedang dan Kurang. Untuk menilai
kemampuan siswa menguasai portofolio dapat dilakukan memalui dialog portofolio dan
melalui penilaian diri. Jika siswa mampu menjelaskan dan menilai diri dengan baik setiap isi
portofolionya ia memperoleh skor 3, sedang 2, dan kurang 1.
Usaha siswa dalam menyusun portofolionya patut dinilai. Kemempuan siswa di kelas
beragam, ada yang sangat tinggi, sedang dan kurang. Anak yang berkemampuan kurang
mungkin tidak mampu menghasilkan portofolio sebaik anak yang berkemampuan tinggi.
Oleh karena itu, penilaian portofolio juga dilakukan dengan memperhatikan kemampuan tiap
siswa dari segi usahanya. Jika siwa telah berusaha secara maksimal dalam batas
kemampuannya, siswa berhak memperoleh nilai usaha yang baik. Usaha tersebut antara lain
dilihat dari kemampuannya untuk melengkapi, memperbaiki dan mengganti portofolionya
dengan cara belajar lebih giat lagi.
Total Skor
3
Menurut Gronlund (1998) dalam Rusoni (2001) penerapan portofolio sebagai asesmen
otentik memiliki beberapa keuntungan, antara lain :