Anda di halaman 1dari 4

LEARNING LOG

Nama : Masyiqah Amaliyah


NIM : 20100119036
Kelas : PAI B ‘19

Penilaian Portofolio
A. Pengertian Penilaian Portofolio
Penilaian disebut assessment, yang berarti penaksiran atau menaksir dalam hal ini
sebagai proses sistematik untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik atau
pencapaian kurikulum yang digunakan untuk mengumpulkan informasi berkenaan dengan
proses pembelajaran dan hasilnya. Sedangkan portofolio berasal dari bahasa Inggris yang
berarti dokumen atau surat-surat. Dalam konteks ini berisikan benda pekerjaan peserta didik
yang menceritakan atau menerangkan sejarah prestasi atau pertumbuhan peserta didik. Selain
itu, ada pula yang memandang sebagai metode/teknik/cara. Sehingga portofolio sebagai suatu
wujud benda fisik, atau kumpulan suatu hasil (bukti) dari suatu kegiatan, atau bundelan
bundelan hasil kerja peserta didik mulai dari tes awal, tugas-tugas, catatan anekdot, piagam
penghargaan, sampai pada test.
Dalam dunia pendidikan, portofolio digunakan guru untuk melihat perkembangan
peserta didik dari waktu ke waktu berdasarkan kumpulan hasil karya sebagai bukti dari suatu
kegiatan pembelajaran. Juga dapat digunakan oleh peserta didik untuk mengumpulkan semua
dokumen dari ilmu pengetahuan yang telah dipelajari, baik di kelas, di halaman sekolah, atau
di luar sekolah.
Demikian, penilaian portofolio merupakan salah satu bentuk penilaian autentik dalam
pembelajaran. Penilaian autentik itu sendiri adalah penilaian sebenarnya yang dilakukan guru
terhadap siswa pada saat proses belajar berlangsung serta hasil belajarnya. Menurut Arifin,
penilaian portofolio merupakan pendekatan yang bertujuan mengukur sejauhmana
kemampuan peserta didik dalam mengonstruksi dan merefleksi suatu tugas/karya melalui
pengumpulan yang relevan dengan tujuan pembelajaran sehingga hasil konstruksi dapat
dinilai oleh guru dalam periode tertentu. Portofolio difokuskan pada dokumen tentang kerja
siswa yang produktif, yaitu bukti tentang apa yang dapat dilakukan oleh siswa, bukan apa
yang tidak dapat dikerjakan (dijawab atau dipecahkan) oleh siswa.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, portofolio sebagai salah satu instrumen
penilaian yang harus mampu mencerminkan hasil belajar atau hasil pekerjaan siswa terhadap
sesuatu yang dipelajarinya. Dengan kata lain, penilaian portofolio harus mampu menyajikan
hasil pemahaman siswa atas pelajaran yang dipelajarinya sehingga mampu menjadi cerminan
kompetensi yang dikuasai pada periode tertentu.
B. Tujuan dan Fungsi Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio mempunyai tujuan untuk memberikan informasi kepada orang
tua tentang perkembangan peserta didik secara lengkap dengan dukungan data dan dokumen
yang akurat. Rapor merupakan bentuk laporan prestasi peserta didik dalam kurun waktu
tertentu. Portofolio merupakan lampiran dari rapor.
Secara kontinum portofolio bertujuan sebagai berikut.
1. Penilaian formatif dan diagnostik, untuk memonitor perkembangan peserta didik.
2. Memberi evidence (bukti penilaian) formal.
3. Mengikuti perkembangan peserta didik, berfokus pada proses, dan hasil.
4. Mengoleksi hasil pekerjaan yang telah selesai, berfokus pada penilaian sumatif.
Sebagai instrumen penilaian, portofolio juga bertujuan untuk mengevaluasi berbagai
kompetensi, baik kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotor siswa. Sebagaimana
dikemukakan Depdiknas bahwa portofolio harus dapat mencerminkan wawasan banyak
tentang segi perkembangan siswa dalam belajarnya cara berpikir, pemahaman atas pelajaran,
kemampuan mengungkapkan gagasan-gagasan, maupun sikap terhadap mata pelajaran.
Kompetensi kognitif siswa dapat dievaluasi berdasarkan pada jenis kognitif/jenis
pengetahuan. Oleh karena itu, instrumen portofolio untuk menilai kompetensi kognitif dapat
dilakukan dengan memberikan tugas-tugas berupa soal-soal yang harus diselesaikan melalui
proses kognitif. Untuk mengukur kompetensi afektif, instrumen dapat disusun berupa lembar
pengamatan atau observasi. Demikian juga untuk menilai kompetensi psikomotor.
Sedangkan menurut fungsi penilaian portofolio dapat kita lihat dari berbagai sisi.
a. Portofolio sebagai sumber informasi bagi guru dan orang tua untuk mengetahui
pertumbuhan dan perkembangan kemampuan peserta didik, tanggung jawab dalam
belajar, perluas dimensi belajar, dan inovasi pembelajaran.
b. Portofolio sebagai alat pembelajaran merupakan komponen kurikulum, karena
portofolio mengharuskan peserta didik untuk mengoleksi dan menunjukkan hasil
kerja mereka.
c. Portofolio sebagai alat penilaian autentik (authentic assessment)
d. Portofolio sebagai sumber informasi bagi peserta didik untuk melakukan self
assessment. Maksudnya, peserta didik mempunyai kesempatan yang banyak untuk
menilai diri sendiri dari waktu ke waktu.
C. Prinsip-prinsip Penilaian Portofolio
Proses penilaian portofolio menuntut terjadinya interaksi multiarah, yaitu dari guru ke
peserta didik, dari peserta didik ke guru, dan antar peserta didik. Pelaksanaan penilaian
portofolio hendaknya guru memerhatikan prinsip-prinsip berikut.
1. Mutual trust (saling mempercayai), artinya, jangan saling mencurigai antara guru dengan
peserta didik maupun antarpeserta didik.
2. Confidentiality (kerahasiaan bersama), artinya guru harus menjaga kerahasiaan semua
pekerjaan peserta didik dan dokumen yang ada, baik perseorangan maupun kelompok,
tidak boleh diberikan atau diperlihatkan kepada siapapun sebelum diadakan pameran.
3. Joint ownership (milik bersama), artinya semua hasil pekerjaan peserta didik dan
dokumen yang ada harus menjadi milik bersama antara guru dan peserta didik karena itu
harus dijaga bersama, baik penyimpanannya maupun penempatannya.
4. Satisfaction (kepuasan), artinya semua dokumen dalam rangka pencapaian standar
kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator harus dapat memuaskan semua pihak, baik
guru, orang tua maupun peserta didik, karena dokumen tersebut merupakan bukti karya
terbaik peserta didik sebagai hasil pembinaan
5. Relevance (kesesuaian), artinya dokumen yang ada harus sesuai dengan standar
kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang diharapkan.
D. Jenis-jenis Portofolio
Yamin menggolongkan tiga bentuk portofolio, yaitu:
1. Portofolio perkembangan, berisi koleksi artefak peserta didik yang menunjukkan
pertumbuhan seorang peserta didik.
2. Portofolio pamer, berisi koleksi artefak peserta didik yang menunjukkan hasil karya
terbaiknya.
3. Portofolio komprehensif, berisi koleksi artefak seluruh hasil karya peserta didik.
Mengutip pendapat lain yang dikemukakan Ahiri dan Hafid, yaitu:
a. Portofolio karya terbaik (portofolio hasil), dan
b. Portofolio pertumbuhan dan kemajuan belajar (portofolio proses).
Penggolongan jenis portofolio seperti yang dikemukakan Yamin serta Ahiri dan Hafid
pada dasarnya memiliki kesamaan, perbedaan antara kedua penggolongan tersebut terletak
pada pengategorian. Portofolio perkembangan menurut Yamin pada dasarnya sama dengan
portofolio hasil menurut Ahiri dan Hafid. Demikian juga portofolio pamer sama dengan
portofolio proses. Oleh karena itu, penulis cenderung bahwa jenis portofolio dapat
dikategorikan menjadi dua macam jenis, yaitu portofolio proses belajar dan portofolio hasil
belajar.
Portofolio proses belajar sebagaimana dikemukakan oleh Ahiri dan Hafid digunakan
untuk memantau kemajuan belajar dan mendiagnosis kesulitan belajar siswa. Siswa memiliki
peranan penting dalam menentukan cakupan isi portofolio dan menggunakannya untuk
mengevaluasi sendiri kemajuan belajarnya dalam sebuah proses pembelajaran. Sebagai
contoh dalam pelajaran Bahasa Indonesia tentang kemajuan kemampuan siswa dalam
menyusun sebuah tulisan jenis tertentu dalam waktu tertentu.
Kriteria penilaian ditentukan sesuai dengan kriteria siswa. 4 Proses penilaian beserta
pengambilan keputusan dilakukan dengan cara kolaboratif antara guru, siswa, dan orang tua.
Penilaian dilakukan dengan berorientasi pada pencapaian hasil belajar. Penilaian merupakan
kegiatan yang terpisah dari proses pembelajaran. Penilaian melalui tes biasanya dilakukan
pada akhir program pembelajaran.
E. Kelebihan dan Kekurangan Portofolio
Setiap konsep atau model penilaian tentu terdapat kelebihan dan kekurangan, begitu
pun dengan model penilaian portofolio. Kelebihan model penilaian portofolio, yaitu:
a. Dapat melihat pertumbuhan dan perkembangan kemampuan peserta didik dari waktu
ke waktu berdasarkan feedback dan refleksi diri.
b. Membantu guru melakukan penilaian secara adil, objektif, transparan dan dapat
dipertanggungjawabkan tanpa mengurangi kreativitas peserta didik di kelas.
c. Mengajak peserta didik untuk belajar bertanggung jawab terhadap apa yang telah
mereka kerjakan, baik di kelas maupun di luar kelas dalam rangka implementasi
program pembelajaran.
d. Meningkatkan peran serta peserta didik secara aktif dalam kegiatan pembelajaran dan
penilaian.
e. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk meningkatkan kemampuan mereka.
f. Membantu guru mengklarifikasi dan mengidentifikasi program pembelajaran.
g. Terlibatnya berbagai pihak, seperti orang tua, guru, komite sekolah, dan masyarakat
lainnya dalam melihat pencapaian kemampuan peserta didik.
h. Memungkinkan peserta didik melakukan penilaian diri (self assessment), refleksi, dan
mengembangkan kemampuan berpikir kritis (critical thinking).
i. Memungkinkan guru melakukan penilaian secara fleksibel, tetapi tetap mengacu pada
kompetensi dasar dan indikator hasil belajar yang ditentukan.
j. Guru dan peserta didik sama-sama bertanggung jawab untuk merancang dan menilai
kemajuan belajar.
k. Dapat digunakan untuk menilai kelas yang heterogen antara peserta didik yang pandai
dan kurang pandai.
l. Memungkinkan guru memberikan hadiah terhadap setiap usaha belajar peserta didik.
Sedangkan kekurangan dari penilaian portofolio antara lain:
a. Membutuhkan waktu dan kerja ekstra.
b. Penilaian portofolio dianggap kurang reliabel dibandingkan dengan bentuk penilaian
yang lain.
c. Ada kecenderungan guru hanya memperhatikan pencapaian akhir sehingga proses
penilaian kurang mendapat perhatian.
d. Jika guru melaksanakan proses pembelajaran yang bersifat teacher oriented,
kemungkinan besar inisiatif dan kreativitas peserta didik akan terbelenggu sehingga
penilaian portofolio tidak dapat dilaksanakan dengan baik.
e. Orang tua peserta didik sering berpikir skeptis karena laporan hasil belajar anaknya
tidak berbentuk angka
f. Penilaian portofolio masih relatif baru sehingga banyak guru, orang tua, dan peserta
didik yang belum mengetahui dan memahaminya.
g. Tidak tersedianya kriteria penilaian yang jelas.
h. Analisis terhadap penilaian portofolio agak sulit dilakukan sebagai akibat
dikuranginya penggunaan angka.
i. Sulit dilakukan terutama menghadapi ujian dalam skala nasional.
j. Dapat menjebak peserta didik jika terlalu sering menggunakan format yang lengkap
dan detail.

Anda mungkin juga menyukai