PENILAIAN PORTOFOLIO
(Teori dan RPP)
Disusun untuk memenuhi tugas akhir matakuliah
Evaluasi Proses Pembelajaran Bidang Studi Geografi
Yang dibina oleh Prof. Dr. Sumarmi, M. Pd
Disusun oleh
Sahesty Adriani
100721507351
MEI 2011
A. PENDAHULUAN
Mulai kurikulum 2004, istilah asesmen (assessment) mulai diperkenalkan dalam konteks
pembelajaran di sekolah, di mana sebelumnya untuk konteks ini digunakan istilah evaluasi
(evaluation), penilaian (judgement), atau pengukuran (measurement). Rasional perubahan itu
dikarenakan konotasi penilaian guru yang berkenaan dengan siswa adalah tes yang cenderung
hanya berkaitan dengan kognitif siswa, padahal aspek afektif dan psikomotorik yang semestinya
juga menjadi perhatian dan bahan penilaian. Dalam hal ini, penilaian adalah kegiatan guru
sesudah pelaksanaan pembelajaran, jadi orientasinya adalah hasil (product) belajar.
Dengan sempitnya konteks penilaian tersebut, padahal bukan itu yang dimaksud dalam
penilaian pembelajaran karena belum objektif, dikenalkanlah istilah asesmen dengan maksud
agar guru dalam menilai bisa seobjektif mungkin. Guru bisa menilai siswa tidak hanya berkenaan
dengan hasil belajar siswa, tetapi meliputi proses pembelajaran. Dengan demikian penilaian yang
dilakukan oleh guru tidak hanya melalui tes akan tetapi dengan berbagai cara dan aspek
penilaian, sehingga hasil penilaian dapat mencerminkan usaha dan kemampuan siswa
sebenarnya, dengan cara yang paling objektif dan otentik (authentic).
Dari uraian tersebut di atas, asesmen dapat diartikan sebagai penilaian yang meliputi
proses dan hasil belajar siswa, sehingga dengan sistem penilaian ini berbagai cara penilaian bisa
dilaksanakan dan berbagai aspek dari siswa dapat pula dinilai. Dengan cara ini hasil penilaian
menjadi lebih lengkap karena segala usaha dan kemampuan yang dimiliki siswa (termasuk
kognitif, afektif, dan psikomotorik) dapat terungkap dan bisa dihargai berupa nilai. Hasil
penilaian menjadi sangat objektif sehingga mencerminkan kondisi siswa secara individu maupun
kelompok. Penilaian yang dilaksanakan dengan berbagai macam cara dan berbagai aspek yang
dinilai, menyangkut penilaian proses dan produk pembelajaran, disebut dengan asesmen otentik.
Kata otentik bisa bermakna seobjektif-objektifnya, senyata-nyatanya, atau sebenar-benarnya
sehingga hasil penilaiannya menjadi sangat akurat. Cara penilaian dengan asesmen otentik ini,
bisa menggunakan tes, angket, wawancara, observasi, rubrik, vignet, jurnal, catatan lapangan,
atau portofolio.
Penilaian portofolio merupakan pendekatan baru yang akhir-akhir ini sering
diperkenalkan para ahli pendidikan untui dilaksanakan disekolah. Di beberapa negara maju,
portofolio telah digunakan dalam dunia pendidikan secara luas, baik untuk penilaian di kelas,
daerah, maupun untuk penilaian secara nasional (Depdiknas, 2004).
B. PEMBAHASAN
1. Penilaian Portofolio
Secara umum, portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa atau catatan mengenai
siswa yang didokumentasikan secara baik dan teratur. Portofolio dapat berbentuk tugas-tugas
yang dikerjakan siswa, jawaban siswa atas pertanyaan guru, catatan hasil observasi guru, catatan
hasil wawancara guru dengan siswa, laporan kegiatan siswa dan karangan atau jurnal yang dibuat
siswa. Portofolio dapat digunakan untuk mendokumentasikan perkembangan siswa. Karena
menyadari proses belajar sangat penting untuk keberhasilan hidup, portofolio dapat digunakan
oleh siswa untuk melihat kemajuan mereka sendiri terutama dalam hal perkembangan, sikap
keterampilan dan ekspresinya terhadap sesuatu.
Fajar (2004:47) mengemukakan bahwa ”portofolio merupakan kumpulan pekerjaan siswa
dengan maksud tertentu dan terpadu yang diseleksi menurut panduan yang telah
ditentukan”. Portofolio kelas banyak kegunaannya, diantaranya: dokumentasi perkembangan,
catatan tampilan, alat untuk evaluasi diri dan refleksi, acuan profesi masa depan, dan pengalaman
latihan. Kegunaan lain disebut sebagai ‘passportfolio’, yang mengindikasikan bahwa portofolio
digunakan untuk sertifikasi kompetensi untuk naik ke tingkat lanjut (melanjut). Menurut Paulson
(dalam Sudrajat, 2008), portofolio merupakan ”kumpulan pekerjaan siswa yang menunjukkan
usaha, perkembangan dan kecakapan mereka dalam satu bidang atau lebih. Kumpulan ini harus
mencakup partisipasi siswa dalam seleksi isi, kriteria seleksi, kriteria penilaian dan bukti refleksi
diri”.
Sedangkan Menurut Gronlund (1998 dalam Sudrajat, 2008) portofolio mencakup
berbagai contoh pekerjaan siswa yang tergantung pada keluasan tujuan. Apa yang harus tersurat,
tergantung pada subjek dan tujuan penggunaan portofolio. Contoh pekerjaan siswa ini
memberikan dasar bagi pertimbangan kemajuan belajarnya dan dapat dikomunikasikan kepada
siswa, orang tua serta pihak lain yang berkepentingan.
Menurut ERIC Digest (2000), “Portfolio are used in various profession
Together art students assemble a portfolio for art class”. Portofolio merupakan
kumpulan hasil belajarnya. Portofolio, selain sangat bermanfaat dalam memberikan informasi
mengenai kemampuan dan pemahaman siswa serta memberikan gambaran mengenai sikap dan
minat siswa terhadap pelajaran yang
diberikan, juga menunjukkan pencapaian atau peningkatan yang diperoleh siswa
dari proses pembelajaran (Mangoensaputro, 2004:1).
Sedangkan penilaian portofolio merupakan koleksi sistematis dari siswa dan guru untuk
menguji proses dan prestasi belajar. Pada penilaian portofolio dapat dijadikan sebagai alat untuk
memvalidasi informasi tentang pemahaman siswa mengenai suatu konsep dan dapat membantu
siswa dalam mengkonstruksi rasa tanggung jawab dalam belajar dan memonitor diri sendiri
dalam kegiatan belajar. Sedangkan menurut Suherman (2011) Asesmen portofolio adalah
”penilaian terhadap kumpulan berkas sebagai bukti fisiksetiap aktivitas siswa selama dan
sesudah pembelajaran, bisa berupa dokumen hasil tes, tugas-tugas, hasil karya, catatan tentang
sikap-minat, ketrampilan, dan kompetensi siswa”.
Portofolio agar bermanfaat dalam memberikan informasi mengenai kemampuan dan
pemahaman siswa yakni harus dapat memberikan gambaran autentik kepada guru tentang apa
yang telah dipelajari siswa baik adanya kesulitan dan kendala yang dialami siswa dalam belajar
dan jenis bantuan yang diharapkan siswa. Sebagai kumpulan karya siswa yang akan dinilai,
penilaian portofolio mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Portofolio dapat menggambarkan perkembangan / kemajuan anak dalam satu bidang
secara lebih komprehensif.
2. Portofolio memberikan kesempatan bagi anak untuk melakukan self-evaluation.
3. Merupakan bukti autentik yang menggambarkan kemampuan belajar anak.
4. Suatu bukti nyata yang berkesinambungan menggambarkan hubungan antara proses
kreatif anak, kemampuannya dan refleksi untuk periode tertentu.
5. Alat dalam proses belajar-mengajar yang menjembatani dan memudahkan dialog antara
guru dan siswa.
Portofolio siswa untuk penilaian merupakan kumpulan produksi siswa,
yang berisi berbagai jenis karya seorang siswa, misalnya:
a. Hasil proyek, penyelidikan, atau praktik siswa, yang disajikan secara tertulis atau dengan
penjelasan tertulis.
b. Gambar atau laporan hasil pengamatan siswa, dalam rangka melaksanakan tugas untuk
mata pelajaran yang bersangkutan
c. Analisis situasi yang berkaitan atau relevan dengan mata pelajaran yang bersangkutan
d. Deskripsi dan diagram pemecahan suatu masalah, dalam mata pelajaran yang
bersangkutan
e. Laporan hasil penyelidikan tentang hubungan antara konsep-konsep dalam mata
pelajaran atau antarmata-pelajaran
f. Penyelesaian soal-soal terbuka
g. Hasil tugas pekerjaan rumah yang khas, misalnya dengan cara yang berbeda dengan cara
yang diajarkan di sekolah, atau dengan cara yang berbeda dari cara pilihan teman-teman
sekelasnya
h. Laporan kerja kelompok
i. Hasil kerja siswa yang diperoleh dengan menggunakan alat rekam video, alat rekam
audio, dan komputer.
j. Fotokopi surat piagam atau tanda penghargaan yang pernah diterima oleh siswa yang
bersangkutan.
k. Hasil karya dalam mata pelajaran yang bersangkutan, yang tidak ditugas-kan oleh guru
(atas pilihan siswa sendiri, tetapi relevan dengan mata pelajaran yang bersangkutan)
l. Cerita tentang kesenangan atau ketidaksenangan siswa terhadap mata pelajaran yang
bersangkutan
m. Cerita tentang usaha siswa sendiri dalam mengatasi hambatan psikologis, atau usaha
peningkatan diri, dalam mempelajari mata pelajaran yang bersangkutan.
n. Laporan tentang sikap siswa terhadap pelajaran (Depdiknas, 2004).
2. Tujuan Portofolio
Dalam penilaian di kelas, portofolio dapat digunakan untuk mencapai beberapa tujuan,
antara lain:
a. Menghargai perkembangan yang dialami siswa
b. Mendokumentasikan proses pembelajaran yang berlangsung
c. Memberi perhatian pada prestasi kerja siswa yang terbaik
d. Merefleksikan kesanggupan mengambil resiko dan melakukan
eksperimentasi
e. Meningkatkan efektifitas proses pengajaran
f. Bertukar informasi dengan orang tua, wali siswa, dan guru lain
g. Membina dan mempercepat pertumbuhan konsep diri posistif pada siswa
h. Meningkatkan kemampuan melakukan refleksi diri
i. Membantu siswa dalam merumuskan tujuan (Depdiknas, 2003).
3. Prinsip-Prinsip Penilaian Portofolio
Dalam proses pelaksanaan evaluasi dengan sistem penilaian portofolio terdapat beberapa prinsip
yang harus diperhatikan, diantaranya yaitu:
a. Saling Percaya
Penilaian portofolio adalah penilaian yang melibatkan siswa secara aktif sebagai pihak yang
dievaluasi. Antara guru sebagai evaluator dan siswa sebagai pihak yang dievaluasi harus saling
percaya bahwa bukan semata-mata untuk menilai hasil pekerjaannya akan tetapi sebagai upaya
pemberian umpan balik untuk meningkatkan hasil belajar.
b. Keterbukaan
Portofolio adalahpenilaian yang dilaksanakan secara terbuka, artinya suru sebagai evaluator
bukan hanya berperan sebagai orang yang memberi nilai atau kritik, akan tetapi siswa yang
dievaluasi perlu memahami mengapa kritik itu muncul, oleh sebab itu guru harus terbuka melalui
argumentasi yang tepat dalam setiap memberikan penilaian.
c. Kerahasiaan
Sebelum dilaksanakan pameran, kerahasiaan dokumen (evidence) setiap siswa perlu dijaga. Hal
ini untuk menjaga perasaan siswa, jangan sampai ada kesan siswa merasa direndahkan dan
dipermalukan didepan teman-temannya, apalagi kalau komentar itu menyangkut kemampuan dan
pribadi siswa yang bersangkutan. Demikian juga komentar untuk siswa yang dianggap baik,
tidak perlu diinformasikan pada yang lain. Hal ini untuk menjaga agar siswa yang bersangkutan
tidak merasa paling hebat diantara teman-teman lainnya.
d. Milik Bersama
Guru dan peserta didik harus merasa bahwa evidence portofolio adalah milik bersama, oleh
karena itu semua pihak harus menjaganya secara baik. Hal ini akan mempermudah manakala
siswa atau guru memerlukannya.
e. Kepuasan dan Kesesuaian
Hasil akhir dari penilaian portofolio adalah ketercapaian kompetensi seperti yang dirumuskan
dalam kurikulum. Guru dan siswa akan merasa puas manakala kompetensi itu telah tercapai.
Oleh karena itu, terkumpulnyaevidence merupakan kepuasan baik bagi guru maupun bagi siswa.
f. Budaya Pembelajaran
Penilaian portofolio harus dapat mengembangkan budaya belajar. Sebab penilaian portofolio itu
sendiri pada dasarnya mengandung proses pembelajaran. Unjuk kerja yang tergambar pada
setiap evidence pada dasarnya adalah proses pembelajaran.
g. Refleksi
Penilaian portofolio harus memberikan kesempatan yang luas kepada siswa untuk melakukan
refleksi tentang proses pembelajaran yang telah dilakukannya. Melalui refleksi, siswa dapat
menghayati tentang proses berpikir mereka sendiri, kemampuan yang telah mereka peroleh, serta
pemahaman mereka tentang kompetensi yang telah dimilikinya.
h. Berorientasi pada Proses dan Hasil
Penilaian portofolio bertumpu pada dua sisi yang sama pentingnya, yakni sisi proses dan hasil
belajar secara seimbang. Penilaian portofolio mengikuti setiap aspek perkembangan siswa,
bagaimana cara belajar siswa, bagaimana motivasi belajar, sikap, minat, kebiasaan, dan lain
sebagainya dan pada akhirnya menilai bagaimana hasil belajar yang diperoleh siswa.
4. Perbedaan Tes dengan Portofolio
Beberapa perbedaan pokok antara tes sebagai suatu teknik atau alat penilaian yang
selama ini digunakan guru dengan penilaian portofolio sebagai salah satu inovasi dalam
pelaksanaan penilaian, diantaranya yaitu:
No Tes No Penilaian Portofolio
1 Tes biasanya dilakukan untuk menilai 1. Penilaian portofolio menilai seluruh aspek
kemampuan intelektual siswa melalui perkembangan siswa baik intelektual, minat
penguasaan materi pembelajaran sikap, dan keterampilan.
2. Guru berperan sangat dominan dalam proses 2. Peserta didik terlibat dalam proses penilaian
penilaian sedangkan siswa berperan sebagai dengan menilai dirinya sendiri mengenai
orang yang dinilai. kemampuan beserta dalam
perkembangannya.
3. Kriteria penilaian ditentukan satu untuk 3. Kriteria penilaian ditentukan sesuai dengan
semua. kriteria siswa.
4. Keputusan berdasarkan penilaian ditentukan 4. Proses penilaian beserta pengambilan
sendiri oleh guru. keputusan dilakukan dengan cara kolaboratif
antara guru, siswa, dan orang tua.
5. Penilaian dilakukan dengan berorientasi pada 5. Penilaian berorientasi pada kemajuan, usaha
pencapaian hasil belajar. yang dilakukan siswa termasuk pencapaian
hasil belajar.
6. Penilaian merupakan kegiatan yang terpisah 6. Penilaian merupakan bagian integral dari
dari proses pembelajaran. proses pembelajaran.
7. Penilaian melalui tes biasanya dilakukan pada 7. Penilaian portofolio dilakukan selama proses
akhir program pembelajaran. pembelajaran berlangsung.
(Sumber: Hendrianto, 2009:2)
C. PENUTUP
Sejak kurikulum 2004 digulirkan dan sekarang berlaku kurikulum 2006, sebagai
penyempurnaan dari kurikulum 2004, mulai dikenalkan dengan istilah asesmen dalam sistem
penilaian dalam dunia pendidikan. Hal ini dimaksudkan agar guru dalam menilai siswa tidak
hanya tertuju pada hasil belajar, tetapi juga harus melaksanakan penilaian selama proses
pembelajaran, karena dengan proses yang baik akan menghasilkan hasil yang baik dan belum
tentu sebaliknya. Penilaian proses dan produk pembelajaran akan menghasilkan hasil evaluasi
yang otentik, objektif, dan akurat. Untuk melaksakana hal tersebut, guru semestinya merancang
dan melaksanakan evaluasi dengan berbagai cara dan dari berbagai segi. Salah satu cara untuk
mengevaluasi siswa yang berkenaan banyak aspek dari usaha, aktivitas, dan kemampuan siswa
adalah dengan asesmen portofolio.
Dengan portofolio guru akan menilai dengan mengumpulkan seluruh berkas aktivitas
siswa selama dan sesudah pembelajaran, misalnya berkas hasil ulangan (tes), tugas-tugas,
presentasi, hasil karya, hasil observasi, hasil angket, atau jurnal. Agar penilaian bisa dilakukan
secara objektif, otentik, dan akurat yang melingkupi semua usaha dan aktivitas siswa dalam
pembelajaran, dalam merancang dan melaksanakan penilaian kepada siswa, bapa-ibu guru
hendaknya tidak hanya menggunakan instrumen tes, tetapi dengan berbagai jenis dan aspek
evaluasi, tertutama asesmen portofolio yang bisa melibatkan banyak intrumen evaluasi.
DAFTAR RUJUKAN
Depdiknas, 2004. Pedoman Pengembangan Portofolio KBK SMA. Jakarta:Departemen
Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Direktorat Pendidikan Menengah Umum. Online diakses di http://www.docstoc.com/?
doc_id=64130209&download=1pada tanggal 21 Februari 2011.
Depdiknas. 2003. Sistem Penilaian Kelas. Jakarta: Depdiknas. Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah Direktorat Tenaga Kependidikan.
Depdiknas. 2004. Praktek Belajar Pengetahuan Sosial Berbasis Portofolio.Jakarta: CV. Mini
Jaya Abadi.
Fajar, arnie. 2004. Portofolio: dalam Pembelajaran IPS. Bandung: PT Remaja Roesdakarya.
Hendrianto, Denni Andhita. 2009. Penilaian Portofolio. STKIP Persada Khatulistiwa Sintang.
Online diakses di http://digilib.uns.ac.id/-upload/dokumen/23070108200608141.doc pada
tanggal 21 Februari 2011.
Kintoko, 2005. Pengaruh Penerapan Penilaian Portofolio terhadap Prestasi Belajar
Matematika Pokok Bahasan Teorema Pythagoras pada Siswa Kelas 2 Semester I SMP
Negeri 1 Bojong Pekalongan Tahun Ajaran 2005/2006. Jurusan Matematika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Online di akses
dihttp://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH019c/2a0d7ba1.dir/doc.pdf
pada tanggal 21 Februari 2011.
Sudrajat, Akhmad. 2010. Portofolio. Online diakses
dihttp://sudrajat.wordpress-.com/2010/01/01/portofolio/ pada tanggal 21 Februari 2011.
Suherman, Erman. 2011. Assesment Portofolio. Online diakses
dihttp://educare-.efkipunla.net/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=11 pada
tanggal 21 Februari 2011.
Wakhinuddin, s. 2009. Pengertian portofolio (dalam konteks pendidikan).Online diakses
dihttp://wakhinuddin.blogdetik.com/2009/01/01/pengertian-fortofolio/pada tanggal 21
Februari 2011.
H. Lampiran
1. Rancangan Tugas Portofolio untuk Pokok Bahasan Memahami Sumber Daya Alam
Hasil karya siswa/bukti-bukti yang harus dikumpulkan siswa sebagai bukti kelengkapan
portofolio adalah sebagai berikut:
a. Dimulai dengan kata pengantar yang berisi komentar siswa tentang pembelajaran geografi.
b. Pendahuluan yang berisi ringkasan materi yang dibahas.
c. Catatan hasil belajar.
d. Tugas rangkuman materi.
e. Tugas individu dan kelompok.
f. Hasil kuis dan revisi.
g. Lembar refleksi diri akhir pokok bahasan.
h. Disusun dengan rapi dan runtut dalam sebuah map.
2. Lembar Refleksi Diri Akhir Pokok Bahasan Memahami Sumber Daya Alam
Lembar Refleksi Diri Akhir Pokok Bahasan Memahami Sumber Daya Alam
Nama/Kelas : …….
Hari/Tanggal : …….
a. Ingat kembali mengenai seluruh tugas yang telah kalian selseaikan. Apa saja yang telah kalian
pelajari selama mengerjakan tugas-tugas tersebut?
…………………………………………………………………………
Apakah kalian ingin mempelajari lebih lanjut?
…………………………………………………………………………
b. Di antara hal-hal yang telah kalian pelajari, manakah yang paling istimewa/menarik bagi
kalian?
…………………………………………………………………………..
Mengapa?
…………………………………………………………………………..
c. Hal-hal apa saja yang ingin kalian pelajari secara lebih mendalam di masa yang akan dating?
……………………………………………………………………….
Mengapa?
……………………………………………………………………….
3. Penilaian Portofolio Akhir Pokok Bahasan Memahami Sumber Daya Alam
Penilaian Portofolio
Nama Pemilik Portofolio : ………………
Nama Penilai : ………………
Tanggal : ………………
Berdasarkan Pengecekan penyajian dan kelengkapan portofolio teman saudara tersebut, berilah
scoring dari (0-49, sangat kurang), (50-65, kurang), (66-74, cukup), (75-90, baik), atau (95-100,
sangat baik) untuk setiap butir di bawah ini dan kalikan dengan bobotnya untuk memperoleh
nilai akhir portofolio.
Penilaian Portofolio Hasil Belajar
Portofolio Akhir Pokok Bahasan Memahami Sumber Bobo Skor Nilai
Daya Alam t
Kata Pengantar 2
Pendahuluan 2
Catatan Hasil Belajar Siswa 5
Tugas Rangkuman Materi 3
Hasil kuis dan revisi 5
Hasil Ulangan Harian 5
Relfeksi Diri 2
Susunan (Kerapian dan Kelangkapan) 1
Total 25
Kesimpulan:
Nilai akhir portofolio berupa angka 0-100 (untuk mendapatkan angka tersebut maka nilai total
dibagi bobot total). Komentar untuk portofolio tuliskan di bawah ini.
4. Materi
a. Pengertian sumber daya alam
Di Bumi ini kekayaan alam tersebar dengan pola tertentu. Ada yang di setiap daerah ada,
ada juga yang hanya terdapat di daerah tertentu. Tanah termasuk sumber daya alam. Mengapa?
Tanah mempunyai manfaat sebagai tempat manusia hidup dan melakukan segala kegiatannya.
Begitu pula dengan perairan yang menjadi tempat hidup hewan air maupun sebagai sarana lalu
lintas/perhubungan. Pegunungan maupun gunung menjadi tempat berkembangnya hutan yang
menjadi tempat hidup flora dan fauna.
Ada pula sumber daya alam yang terdapat di dalam Bumi (di bawah permukaan Bumi).
Tahukah kamu? Di dalam perut Bumi terkandung berbagai macam mineral yang dapat
digunakan manusia. Melalui kegiatan pertambangan, kekayaan tersebut dapat diambil, beraneka
ragam mineral, seperti minyak bumi, batu bara, timah, dan bijih besi yang tergolong dalam bahan
tambang.
Sumber daya alam ada yang jumlahnya banyak, sedikit, dan ada yang terbatas. Demikian
juga penyebarannya, ada sumber daya alam yang terdapat di semua daerah (udara dan sinar
matahari), ada pula yang terbatas pada daerah tertentu dengan jumlah terbatas (misalnya barang
tambang seperti emas, batu bara, dan minyak bumi). Sumber daya alam ada yang tersedia di
alam dengan sendirinya (hutan belantara, batu bara, tanah, udara, dan emas), namun ada pula
yang sengaja diusahakan oleh manusia (perkebunan, pertanian, dan peternakan).
b. Pengelompokkan Sumberdaya Alam
1) Sumber Daya Alam berdasarkan kemungkinan pemulihannya.
Berdasarkan kemungkinan pemulihannya, sumber daya alam dibedakan menjadi dua
kelompok.
Sumber daya alam yang dapat diperbarui (renewable resource), yaitu jenis sumber daya alam
yang dapat dikembalikan persediaannya. Sumber daya alam tersebut dapat diperbarui dalam
waktu yang tidak terlalu lama dan relatif mudah. Contoh sumber daya ini adalah kesuburan
tanah, hutan, dan tanaman perkebunan.
Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui (unrenewable resource), yaitu jenis sumber
daya alam yang memerlukan waktu sangat lama untuk pemulihannya jika telah habis
dimanfaatkan, atau bahkan tidak dapat pulih sama sekali. Contoh sumber daya ala mini
adalah minyak bumi, batu bara, dan berbagai mineral.
2) Sumber Daya Alam berdasarkan sifatnya.
Berdasarkan sifatnya, sumber daya alam dibedakan menjadi dua kelompok.
Sumber daya alam fisik,
adalah jenis sumber daya alam berupa benda, misalnya bahan galian(barang tambang), tanah,
dan air.
Sumber daya alam hayati,
adalah sumber daya lam berupa makhluk hidup, baik tumbuhan maupunhewan.
3) Sumber Daya Alam berdasarkan lokasinya.
Berdasarkan lokasinya, sumber daya alam dibedakan menjadi dua kelompok.
Sumber daya alam terrestrial adalah sumber daya lam yang terdapat di daratan. Contohnya
tanah, hutan, dan bahan galian.
Sumber daya alam akuatik adalah sumber daya alam yang terdapat di perairan. Contohnya ikan,
rumput laut dan yang lainnya.
c. PotensiSumber Daya Alam di Indonesia
1) Sumber Daya Tanah
Bagi kehidupan manusia, tanah sangat penting untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Tanah merupakan media berbagai macam kegiatan manusia, seperti bertani, berkebun,
membengun kawasan permukiman, dan kawasan industri.
Indonesia merupakan Negara agraris karena sebagian besar rakyat Indonesia bekerja
disektor pertanian. Tanah di Indonesia mempunyai peranan yag sangat penting dalam rangka
menunjang produksi pertanian. Dalam hal ini tidak hanya luasnya saja, akan tetapi juga tingkat
kesuburan tanahnya. Namun demikian, tingkat kesuburan tanah diberbagai wilayah di Indonesia
tidak sama.hal ini disebabkan oleh bahan induk pembentuk batuan yang berbeda-beda.
Secara umum tingkat kesuburan tanah di Indonesia dapat dibedakan menjadi tiga, sebagai
berikut.
Tanah subur
Di antara berbagai jenis tanah yang ada di Indonesia, tanah vulkanik merupakan jenis tanah yang paling
subur. Selain itu, yang termasuk tanah subur adalh tanah alluvial. Jenis-jenis tanah tersebut
terdapat di Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan sebagian Kalimantan.
Tanah kurang subur
Jenis-jenis tanah yang kurang subur antara lain tanah pasir, tanah gambut, dan tanah kapur. Jenis-jenis
tanah tersebut antara lain terdapat di pulau Jawa, Sumatra, dan Sulawesi.
Tanah tidak subur
Tanah yang tidak subur merupakan tanah yang tandus antara lain karena mengalami proses pencucian
oleh air hujan. Salah satu jenis tanah yang tidak subur adalh tanah laterit. Jenis tanah ini
terdapat di pulau Jawa bagian barat dan selatan serta pulau Kalimantan bagian barat.
2) Sumber Daya Air
Air merupakan sunber daya alam yang mutlak diperlukan bagi kehidupan. Oleh karena
itu, air merupakan unsur utama dalam setiap system lingkungan hidup. Di permukaan bumi, air
dapat dibedakan atas air tanah, air sungai, air danau, air hujan, dan air laut.
3) Sumber Daya Udara
Udara terdiri atas berbagai unsur yang merupakan sumber kehidupan. Unsur-unsur yang
terdapat di dalam udara antara lain oksigen, nitrogen dan karbon dioksida. Tanpa udara tidak
akan ada kehidupan di permukaan bumi. Hal ini karena udara digunakan sebagai unsure dasar
dalam system pernafasan. Oleh karena itu, sumber daya udara perlu dijaga dengan cara tidak
membuat polusi udara. Namun, saat ini udara di kota-kota besar sudah banyak yang tercemar.
4) Sumber Daya Hutan
Hutan merupakan suatu areal tanah yang di atasnya ditumbuhi berbagai jenis dan ukuran
tumbuhan. Berbagai jenis tumbuhan tersebut memberikan manfaat bagi manusia sebagai sumber
penghasil kayu dan hasil hutan lainnya, serta sumber yang dapat mempengaruhi iklim dan tata
air dosekitarnya. Hutan di Indonesia banyak tersebar di Pulau Kalimantan, Sulawesi, Sumatra,
Maluku dan Irian Jaya.
Jenis-jenis hutan yang terdapat di Indonesia antara lain sebagai berikut.
Hutan Hujan Tropis
Hutan hujan tropis terdapat di lingkungan iklim tropika. Hutan ini tumbuh dengan baik di daerah yang
memilki suhu udara, kelembapan, dan curah hujan tinggi. Daerah yang memiliki tipe hutan
hujan tropis antara lain Sumatra, Kalimantan dan papua.
Hutan Muson
Jenis hutan ini terdapat di kawasan tropika yang perbedaan musim hujan dan musim kemaraunya sangat
jelas. Tipe hutan muson terdapat di Jawa Timur, dan sebagian Pulau Bali.
Hutan Mangrove
Hutan mangrove tumbuh di sekitar dataran pantai yang berlumpur tebal (rawa dekat
pantai).jenis tanaman yang memenuhi hutan mangrove antara lain bakau dan nipah.
5) Sumber Daya Mineral (barang tambang)
Indonesia mempunyai bermacam-macam hasil tambang. Hasil tambang tersebut
diantaranya adalah minyak bumi, gas alam, batu bara, marmer, timah, nikel, tembaga, emas dan
perak serta hasil tambang lainnya.
d. Pengelolaan sumber daya alam di Indones
1) Prinsip Ekoefisiensi
Sebelum menerapkan bagaimana ekoefisiensi yang tepat, diperlukan pemahaman
mengenai jenis, kondisi, dan nilai setiap sumber daya alam. Bagaimana pun sumber daya
alam mempunyai karakteristik khusus terutama dalam hubungannya dengan ekosistem dan
pembangunan. Kita perlu mengenali apakah suatu sumber daya alam itu tergolong bisa
diperbarui atau tidak. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui digunakan dan dikelola
sehemat dan seefektif mungkin. Bahkan perlu dicari dan dilakukan penelitian terus-menerus
guna menemukan sumber daya pengganti. Begitu juga dengan sumber daya alam yang dapat
diperbarui, perlu dipergunakan dan dikelola sehemat dan seefektif mungkin guna
mempertahankan perkembangan ekonomi yang baik secara lestari.
2) Mengelola Sumber Daya Alam dengan Prinsip Ekoefisiensi
Kegiatan manusia dalam memanfaatkan sumber daya alam membawa dampak
perubahan ekosistem dalam berbagai tingkat. Dampak tersebut bisa berakibat dalam suatu
ekosistem saja. Akan tetapi sering saling terkait. Oleh karena itu, dalam pengelolaan satu
sumber daya alam di suatu ekosistem perlu dipikirkan dampak yang ditimbulkannya pada
ekosistem lain. Salah satu contohnya adalah pemanfaatan hutan yang salah akan memberikan
gangguan pada ekosistem lain, seperti flora dan fauna yang ada di dalamnya, bahkan
ekosistem di tingkat manusia juga terganggu. Hal seperti inilah yang harus dihindari dalam
pengelolaan sumber daya alam dengan prinsip ekoefisiensi.
Mengelola Sumber Daya Air
Mengelola Sumber Daya Perikanan
Menggunakan dan Mengelola Sumber Daya Pertambangan
Mengelola Sumber Daya Lahan
Mengelola Sumber Daya Kehutanan
Mengelola Limbah
3) Pembangunan Berkelanjutan dan Cirinya
Konsep pembangunan ini mulai dikampanyekan semenjak terjadi kegagalan
pembangunan, di mana proses yang terjadi hanya satu arah (dari ke atas ke bawah) dan tidak
terjadi keberlanjutan. Tantangan yang dihadapi pembangunan berkelanjutan menemukan cara
guna meningkatkan kesejahterakan dengan penggunaan sumber daya alam secara bijak.
Sehingga diharapkan sumber daya alam yang dapat diperbarui terlindungi dan penggunaan
sumber daya yang tidak dapat diperbarui tetap bisa memenuhi kebutuhan generasi yang akan
datang.
Semua aspek tersebut tercermin dalam indicator pembangunan berkelanjutan sebagai
berikut.
Memberikan kontribusi terhadap keberlanjutan lingkungan lokal.
Dukungan dalam penerapan keberlanjutan penggunaan sumber daya alam.
Mendorong peningkatan lapangan kerja.
Kontribusi terhadap keberlanjutan neraca pembayaran.
Kontribusi terhadap keberlanjutan ekonomi makro.
Adanya efektivitas biaya.
Kontribusi terhadap kemandirian.
4) Mengelola Sumber Daya Alam Berwawasan Lingkungan
Ketika pertimbangan ekonomi dipisahkan dengan pertimbangan lingkungan, maka
Bumi akan mengalami kerusakan. Sebenarnya konsep seperti ini sudah mulai dimunculkan
dalam konferensi PBB tentang lingkungan hidup di Stockholm tahun 1972, yaitu
membangun ekonomi dengan pertimbangan lingkungan sama sekali bukan membuang uang
ataupun akan mengurangi keuntungan. Inilah konsep pembangunan berwawasan lingkungan,
yaitu pembangunan yang mempertimbangkan lingkungan sebagai bagian dari proses
pengambilan kebijakan pembangunan.