Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendaliaan diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Untuk mewujudkan fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem


pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mampu menjamin pemerataan kesempatan
pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi manajemen pendidikan.

Paradigma baru dalam dunia pendidikan, menghendaki dilakukannya inovasi yang


teritegrasi dan berkesinambungan. Salah satu wujudnya adalah inovasi yang dilakukan
guru dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Kebiasaan guru dalam mengumpulkan
informasi mengenai tingkat pemahaman siswa melalui pertanyaan, observasi, pemberian
tugas dan tes akan sangat bermanfaat dalam menentukan tingkat penguasaan siswa dan
dalam evaluasi keefektifan proses pembelajaran.

Informasi yang akurat tentang hasil belajar, minat dan kebutuhan siswa hanya dapat
diperoleh melalui asesmen dan evaluasi yang efektif. Penilaian yang biasa digunakan
dalam sistem pendidikan kita adalah melalui deskripsi kuantitatif, yaitu tes (tertulis).
Sedangkan asesmen yang sedang berkembang saat ini adalah penilaian protofolio yang
disinyalir memiliki banyak manfaat baik bagi guru maupun bagi siswa.

1
BAB I
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PORTOFOLIO

Portofolio merupakan suatu pendekatan dalam pelaksanaan penilaian kinerja.


Pendekatan ini telah lama berkembang, terutama di Amerika Serikat dan Australia, dan
digunakan dalam pelaksanaan kinerja di berbagai bidang, termasuk dunia usaha dan
pendidikan. Namun, di Indonesia pendekatan ini masih agak terasa asing, terutama dalam
dunia pendidikan, karena baru mendapat perhatian dan belum banyak digunakan. Di
Indonesia, tampaknya pendekatan ini telah digunakan pada pendidikan prasekolah, yaitu
pada sebagian Taman Kanak-kanak

Paulson (191 : 60) mendefinisikan portofolio sebagai kumpulan pekerjaan siswa


yang menunjukkan usaha, perkembangan dan kecakapan mereka dalam satu bidang atau
lebih. Kumpulan ini harus mencakup partisipasi siswa dalam seleksi isi, kriteria seleksi,
kriteria penilaian dan bukti refleksi diri.

Menurut Gronlund (1998 : 159) portofolio mencakup berbagai contoh pekerjaan


siswa yang tergantung pada keluasan tujuan. Apa yang harus tersurat, tergantung pada
subjek dan tujuan penggunaan portofolio. Contoh pekerjaan siswa ini memberikan dasar
bagi pertimbangan kemajuan belajarnya dan dapat dikomunikasikan kepada siswa, orang
tua serta pihak lain yang tertarik berkepentingan.

Protofolio dapat digunakan untuk mendokementasikan perkembangan siswa.


Kerena menyadari proses belajar sangat penting untuk keberhasilan hidup, portofolio
dapat digunakan oleh siswa untuk melihat kemajuan mereka sendiri terutama dalam hal
perkembangan, sikap keterampilan dan ekspresinya terhadap sesuatu.

Secara umum, portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa atau catatan
mengenai siswa yang didokumentasikan secara baik dan teratur. Portofolio dapat
berbentuk tugas-tugas yang dikerjakan siswa, jawaban siswa atas pertanyaan guru,
catatan hasil observasi guru, catatan hasil wawancara guru dengan siswa, laporan

2
kegiatan siswa dan karangan atau jurnal yang dibuat siswa. Berkas-berkas tersebut
menunjukkan apa yang dapat dilakukan seseorang dalam lingkungan dan suasana kerja
yang alamiah dan yang sesungguhnya, bukan dalam lingkungan dan suasana yang dibuat-
buat dan dimanipulasi.

B. MODEL PORTOFOLIO

Mengingat begitu beragamnya jenis protofolio, guru dapat mengumpulkannya


melalui cara. Cara yang akan dipakai disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai,
tingkatan siswa dan jenis kegiatan yang dilakukan.

Berikut ini adalah model portofolio bahasa Indonesia yang berisi contoh-contoh
pekerjaan siswa.

1. Uraian tertulis berupa contoh kalimat, paragrat


2. Laporan diskusi, perluasan analisis diskusi kelompok atau penelitian.
3. Kliping artikel, puisi atau cerpen.
4. Karangan sastra; puisi, cerpen, dan sebagainya.

Disamping itu, hal-hal lainnya yang dapat dicantumkan dalam portofolio bahasa
Indonesia adalah sebagai berikut.

1. Respon terhadap pertanyaan open-ended atau masalah pekerjaan rumah.


2. Laporan kelompok dan foto kegiatan siswa
3. Salinan piagam penghargaan
4. Video dan pekerjaan siswa yang menggunakan komputer. (Stenmark 1991: 63)

C. MANFAAT PORTOFOLIO

Penilaian portofolio dapat digunakan untuk berbagai keperluan, misalnya seperti


yang dikemukakan oleh Berenson dan Certer (1995:184) berikut ini.

1. Mendomentasikan kemajuan siswa selama kurun waktu tertentu


2. Mengetahui bagian-bagian yang perlu diperbaiki

3
3. Membangkitkan kepercayaan diri dan motivasi untuk belajar
4. Mendorong tanggungjawab siswa untuk belajar.

Sedangkan menurut Gronlund (1998 : 158), portofolio memiliki beberapa


keuntungan, antara lain sebagai berikut.

1. Kemajuan belajar siswa dapat terlihat dengan jelas.


2. Penekanan pada hasil pekerjaan terbaik siswa memberikan pengaruh positif dalam
belajar.

3. Membandingkan pekerjaan sekarang dengan yang lalu memberikan motivasi yang


lebih besar dari pada membandingkan dengan milik orang lain.

4. Keterampilan asesmen sendiri dikembangkan mengarah pada seleksi contoh


pekerjaan dan menentukan pilihan terbaik.

5. Memberikan kesempatan siswa bekerja sesuai dengan perbedaan individu (misalnya


siswa menulis sesuai dengan tingkat level mereka tetapi sama-sama menuju tujuan
umum).

6. Dapat menjadi alat komunikasi yang jelas tentang kemajuan belajar siswa bagi siswa
itu sendiri, orang tua, dan lainnya.

Adapun keuntungan penggunaan portofolio bahasa Indonesia secara khusus antara


lain sebagai berikut.

1. Memberikan bukti perkerjaan atau perbuatan berdasarkan pengetahuan yang


sesungguhnya telah diperoleh.
2. Penilaian catatan atau memberikan gambaran tentang program bahasa Indonesia yang
perlu ditekankan.

3. Catalan kemajuan siswa dalam jangka waktu lama mencerminkan pembelajaran yang
cukup lama (Stenmark, 1991:63)

4
D. PELAKSANAAN ASESMEN PORTOFOLIO

Pelaksanaan asesmen portofolio mensyaratkan kejujuran siswa dalam melaporkan


rekaman belajarnya. dan kejujuran guru. dalam menilai kemampuan siswa sesuai dengan
kriteria yang yang telah disepakati. Guru harus mampu menunjukkan urgensi laporan
yang jujur dari siswa. Adapun bentuk-bentuk asesmen portofolio diantaranya sebagai
berikut.

1. Catatan anekdotal, yaitu berupa lembaran khusus yang mencatat segala bentuk
kejadian mengenai perilaku siswa, khususnya selama berlangsungnya proses
pembelajaran.
2. Lembaran ini memuat identitas yang diamati, waktu pengamatan, dan lembar
rekaman kejadiaannya.

3. Ceklis atau daftar cek, yaitu daftar yang telah disusun berdasarkan tujuan
perkembangan yang hendak dicapai siswa.

4. Skala penilaian yang mencatat isyarat kemajuan perkembangan siswa


Respon-respon siswa terhadap pertanyaan.

5. Tes skrining yang berguna untuk mengidentifikasi keterampilan siswa setelah


pengajaran dilakukan, misalnya siswa setelah pengajaran dilakukan, misalnya : tes
hasil belajar, PR, LKS, laporan kegiatan lapangan..

Seperti telah dikemukakan sebelumnya, di antara bahan yang dapat digunakan


dalam penilaian portofolio di sekolah antara lain sebagai berikut.
a. Penghargaan tertulis yang relevan dengan mata pelajaran.
b. Hasil kerja biasa yang relevan dengan mata pelajaran.
c. Hasil pelaksanaan tugas-tugas sehari-hari oleh siswa.
d. Catatan sebagai peserta dalam suatu kerja kelompok.
e. Contoh hasil pekerjaan.
f. Catatan atau laporan dari pihak lain yang relevan.

5
g. Daftar kehadiran siswa.
h. Hasil ujian atau tes
i. Catatan-catatan negatif (misalnya peringatan) tentang siswa.

Bahan-bahan di atas dapat diseleksi lebih dahulu, kemudian ditentukan yang


dipandang relevan saja, dan dapat pula ditambah dengan berbagai bahan lain apabila
dipandang perlu. Untuk menentukan bahan-bahan apa saja yang perlu dikumpulkan
sangat tergantung pada karakteristik bahan. Artinya, bahan penilaian yang dipilih
hanyalah yang dapat memberikan informasi tentang perkembangan prestasi atau
kompetensi yang dialami siswa. Selama bahan itu dapat memberikan informasi yang
bermanfaat dalam pegambilan keputusan yang berhubungan dengan kurikulum dan
pengajaran, guru dapat menjadikannya sebagai bahan penilaian dengan sistem portofolio.

E. EVALUASI PORTOFOLIO

Mengevaluasi portofolio bukanlah suatu tugas yang mudah, sebab tidak pernah ada
dua portopolio ada dua portofolio yang tepat sama. Hal ini disebabkan individu yang
menyiapkan portopolio tersebut akan mengikutsertakan item-item yang berbeda sesuai
dengan kelebihan yang dimilikinya Salah satu cara untuk mengevaluasi portopolio adalah
dengan penggunaan rublik. Cara ini menggunakan skala nilai untuk memberi skor pada
item yang mengharuskan murid menjawabnya dalam bentuk tulisan dengan jawaban yang
banyak (open-open item) pada soal yang diberikan. Murid bebas menjawab (free
response questions) atau terdapat serbagai cara untuk memperoleh jawaban (Heddens dan
Speer dalam Sabandar: 4).

Sabandar mengemukakan salah satu contoh rublik dalam menjawab open-ended


questions sebagai berikut:

Skor Kriteria

4 Lengkap dan kompeten

6
3 Kompetensi dasar

2 Jawaban parsial

1 Jawaban coba-coba

0 Tidak ada respon

Dengan menggunakan skala tersebut, seseorang individu dapat memperoleh skor


dari 0 sampai 4 untuk suatu item. Hal ini tergantung dari apa yang terdeteksi oleh guru
dalam item tersebut. Skor 3 untuk suatu item dalam rublik ini tidak berarti menunjukkan
75 % indkator terpenuhi. Skor 3 dalam hal ini merupakan suatu indikator numerik yang
menyatakan apa yang dimiliki oleh individu. Rublik lain mungkin menggunakan skor
dari 0 s.d. 2, atau dari 0 s.d. 6, atau 0 s.d. 8, atau bahkan dari 0 s.d.10.

Dalam penggunaan evaluasi dengan bentuk portofolio, terdapat beberapa langkah


kunci yang perlu diperhatikan dan dilakukan oleh guru. Di antara langkah penilaian
tersebut ialah sebagai berikut.
1. Memastikan bahwa siswa memiliki berkas portofolio.
2. Menentukan bentuk dokumen atau hasil pekerjaan yang perlu dikumpulkan.
3. Siswa mengumpulkan dan menyimpan dokumen dan hasil pekerjaannya.
4. Menentukan kriteria penilaian yang digunakan.
5. Mengharuskan siswa menilai hasil pekerjaannya sendiri secara berkelanjutan.
6. Menentukan waktu dan menyelenggarakan pertemuan untuk menelaah portofolio.
7. Melibatkan orang tua dalam proses penilaian portofolio.

Selama proses penilaian, guru juga melibatkan orang tua. Penilaian dilakukan
dengan mengacu pada kriteria yang telah ditentukan, yang terlebih dahulu
dikomunikasikan kepada siswa, tetapi dengan tetap memperhatikan perbedaan-perbedaan
individual.

Guru perlu menyiapkan satu buku khusus untuk membuat berbagai catatan
portofolio dan mengadakan pertemuan secara teratur dengan para siswa.

7
Pada akhir tahun pelajaran diadakan pertemuan dengan orang tua atau wali siswa.
Pada kesempatan tersebut orang tua dapat mengetahui informasi yang tersedia dalam
berkas portofolio anak-anak mereka. Orang tua juga diminta memberikan tanggapan
terhadap informasi yang diperoleh dari berkas portofolio tersebut.

Penilaian yang menerapan pendekatan penilaian portofolio tidak selamanya


berjalan mulus. Guru sering menjumpai beberapa hambatan di antaranya seperti
diuraikan berikut ini.
1. Guru memiliki kecenderungan memperhatikan pencapaian akhir.
2. Guru dan siswa terjebak dalam suasana hubungan top-down.
3. Penyediaan format-format yang digunakan secara lengkap dan detil dapat juga
menjebak, karena siswa akan terjerumus ke dalam suasana yang kaku dan mematikan
kreativitasnya.

Untuk meminimalkan masalah di atas, guru dan orang tua hendaknya senantiasa
mendiskusikan kelemahan atau kekurangan yang dijumpai, sehingga pada masa yang
akan datang, kekeliruan tersebut tidak terjadi lagi.

8
BAB III
KESIMPULAN

Portofolio merupakan catatan atau kumpulan hasil karya siswa yang


didokumentasikan secara baik dan teratur. Portofolio dapat berbentuk tugas-tugas yang
dikerjakan siswa, jawaban siswa atas pertanyaan guru, catatan hasil obsevasi guru,
catatan hasil wawancara guru dengan siswa, laporan kegiatan siswa dan karangan yang
dibuat siswa.

Portofolio itu beragam jenisnya, guru dapat mengumpulkannya melalui banyak cara
sesuai dengan tujuan, cara yang akan dipakai, tingkatan siswa ataujenis kegiatan yang
dilakukan.

Portofolio angar bermanfaat dalam memberikan informasi mengenai kemampuan


dan pemahaman siswa memberikan gambaran otentik kepada guru tentang apa yang telah
dipelajari siswa kesulitan dan kendala yang dialami siswa dalam belajar dan jenis bantuan
yang diharapkan siswa.

Penilaian portofolio dapat dijadikan alat untuk memvalidasi informasi tentang


pemahaman siswa mengenai suatu konsep. Asesmen portofolio juga dapat membantu
siswa dalam mengkonstruksi rasa tanggungjawab dalam belajar, memonitor diri sendiri
dalam kegiatan belajar, menanamkan kesadaran untuk meningkatkan kemampuan diri
dan membuat argumen-argumen yang logis.

9
DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, Chaedar A. “Membenahi Perkuliahan MKDU Bahasa Indonesia di Perguruan


Tinggi” dalam Purwo, ed. Kajian Serba Linguistik: Untuk Anton Muliono.
Jakarta: Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya. 676-693.

Gronlund, Norman E. (1998). Assesment of Student Achievment Sixth Edition. Boston :


Allyn and Bacon.

Hamm, Mary & Adams, Dennis. (1991). Portofolio - It's not just forarttists anymore. The
Science Teacher. Mei 1991.

Paulson, F Leon, PasrI R & Meyer, Carol A. (1991). What makes a Portofolio ? Eight
thoughtful guidelines will help educators encourage self-directed learning.
Educational Leadership. February 1991.

Stenmark, Jean Krr. (1991). Math Portofolio : A New Form of Assessment. Teaching K-8.
August/September 1991.

www.puskur.net
www.depdiknas.go.id

10
CONTOH PEMBELAJARAN
PORTOFOLIO

1. MEMBACA MODUL
Judul Modul :
Isi / Materi :
Tanggapan / komentar :

Surakarta,
Peserta didik
2. STUDI KEPUSTAKAAN
Judul Buku :
Pengarang :
Kota Penerbit / Penerbit :
Tahun Penerbitan :
Resensi :

Surakarta,
Peserta didik

11
3. DISKUSI KELOMPOK
Tema / Topik :
Tempat / tanggal :
Peserta :
Hasil Diskusi :
Masalah yang dibahas :
Hal-hal yang disepakati :
Hal-hal yang belum disepakati :
Kesimpulan / solusi :

Surakarta,
Peserta didik

4. MEMBUAT LAPORAN
Judul :
Isi rangkuman :

Surakarta,
Peserta didik
5. MELAKUKAN PERCOBAAN
Judul :
Laporan Percobaan / Pengamatan :
Topik :
Tempat :
Tanggal Percobaan / Pengamatan :
Hasil :

Surakarta,
Peserta didik

12

Anda mungkin juga menyukai