KELAS XII
oleh :
Arif Nasrullah | PPG Kemenag 2019
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2019
Karya Sastra sebagai Cerminan Kehidupan
Sastra telah menjadi bagian dari pengalaman manusia, baik dari aspek manusia
penciptanya (pengarang dalam sastra tulis dan pawang atau pelipur lara dalam sastra
masyarakat dalam kurun waktu dan situasi budaya tertentu. Di dalam karya sastra
dilukiskan keadaan dan kehidupan sosial suatu masyarakat, peristiwa-peristiwa, ide dan
gagasan, serta nilai-nilai yang diamanatkan pencipta lewat tokoh-tokoh cerita. Sastra
mengenal manusia, kebudayaan serta zamannya (Zulfahnur dkk 1996: 254). Dikatakan
oleh Abrams (dalam Pradopo 1995: 254) bahwa karya sastra itu mencerminkan
masyarakatnya dan secara tidak terhindarkan dipersiapkan oleh keadaan masyarakat dan
Pengertian Novel
Kata novel berasal dari bahasa Itali novella yang secara harfiah berarti
„sebuah barang baru yang kecil‟ dan kemudian diartikan sebagai „cerita pendek
dalam bentuk prosa‟ (Abrams via Nurgiyantoro, 2010: 9). Dalam bahasa Latin,
kata novel berasal dari kata novellus yang diturunkan pula dari kata noveis yang
berarti baru.
oleh pengarang yang selain sebagai seorang individu, dia merupakan makhluk
sosial yang juga berinteraksi dengan lingkungan tempat hidupnya. Lewat karya
sastra itu pula terkadang ditemui dialog antara pengarang dengan lingkungannya.
Altenbernd dan Lewis (via Nurgiyantoro, 2010: 2-3), walaupun sastra bersifat
secara selektif dan dibentuk sesuai dengan tujuannya yang sekaligus memasukkan
dalam karya sastra, tetapi melalui proses kreatif. Oleh sebab itulah, sastra
merupakan perpaduan antara mimesis dan creatio, antara kenyataan dan khayalan
suatu kesatuan yang menyeluruh, yang bersifat artistik, yang mempunyai bagian
unsur-unsur yang saling berkaitan satu dengan yang lain sama erat dan saling
intrinsik yaitu unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri (Nurgiyantoro,
2010: 22). Kepaduan antarberbagai unsur instrinsik inilah yang membuat sebuah novel
berwujud. Adapun unsur instrinsik dalam sebuah novel atara lain tema, plot, tokoh dan
penokohan, latar, sudut pandang, dan gaya bahasa. Unsur ekstrinsik yaitu unsur-unsur
yang berada di luar karya sastra, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan
Menafsir pandangan pengarang dalam novel adalah menafsir apa saja yang
terkandung dalam novel, dalam hal ini termasuk di dalamnya menafsir tentang pesan
pengarang, kalimat konotasi, kaitan fakta dengan kehidupan yang ada dan menemukan
Nilai adalah sesuatu yang berharga/bernilai bagi manusia. Nilai yang terkandung
dalam karya sastra adalah hal – hal yang berupa nilai yang bisa dijadikan acuan perilaku
hidup dalam kehidupan sehari – hari yang terdapatdi dalam karya sastra.
Nilai Moral adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan perangai,
budi pekerti, atau tingkah laku manusia terhadap sesamanya. Biasanya nilai ini dapat
"Awalnya, aku mau berteman dengan siapa saja, namun setelah mengetahui
kelebihanku, aku mulai memilih teman yang bisa dekat denganku. Apalagi dengan otakku
yang pandai, semakin banyak teman yang menyukaiku. Maka, aku pun mulai memilih
teman dari golongan menengah ke atas. Aku tidak lagi mau berteman dengan anak yang
Pada kutipan cerpen diatas, terdapat nilai moral yang diambil. Nilai moral tersebut
adalah aku yang berotak pandai dan hanya ingin berteman dari golongan menengah ke
Nilai Sosial adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan masalah
"Dua penumpang laki-laki, saat melihat Lail dan ibunya masuk, berdiri memberikan
Pada kutipan novel diatas, terdapat nilai sosial yang diambil. Nilai sosial tersebut
digambarkan oleh perilaku sopan santun dua penumpang laki-laki yang memberikan
tempat duduknya kepada Lail dan ibunya yang baru masuk. Kemudian Lail dan ibunya
kepercayaan atau ajaran agama tertentu. Biasanya nilai ini dapat diketahui dengan simbol
agama tertentu, kutipan atau dalil dari suatu kitab suci, dan penggambaran nilai-nilai
"Sebenarnya sangat banyak kejadian seperti itu yang terjadi kepadaku, sangat
sering. Terkadang aku bingung dengan orang-orang yang tak peduli untuk menutup aurat
tersebut meliputi jilbab yang merupakan penutup aurat yang dipakai perempuan muslim
Nilai Budaya adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan adat
istiadat, kebudayaan, serta kebiasaan suatu masyarakat. Biasanya nilai ini dapat diketahui
dengan penggambaran adat istiadat, bahasa dan gaya bicara tokoh yang mencerminkan
bahasa tertentu, dan kebiasaan yang berlaku pada tempat para tokoh.
"Iyaa, kita mau. Asalkan kamu mau janji akan nerusin tari jaipong ini. Kan asik kalo kita
Pada kutipan cerpen diatas, terdapat nilai budaya yang diambil. Nilai budaya
tersebut adalah tari jaipong yang merupakan tarian tradisional (kebudayaan) khas Jawa
Barat.
dengan pengubahan tingkah laku dari baik ke buruk (pengajaran) atau bisa juga
pendidikan/pengajaran.
dari endemik kemiskinan komunitas Melayu yang menjadi nelayan. Tahun ini beliau
menginginkan perubahan dan ia memutuskan anak lelaki tertuanya Lintang, tak akan
Pada kutipan novel diatas terdapat nilai pendidikan, yaitu Ayah Lintang yang
memutuskan untuk mendidik anak lelaki tertuanya Lintang agar tidak menjadi seperti
Nilai Etika adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan sopan
"Zahra... masuk nak, kita sarapan dulu" suara ibuku yang sontak membuyarkan
lamunanku.
"Dan setelah sarapan tolong belikan bahan-bahan untuk membuat kue ya nak, ibu tidak
enak badan"
Pada kutipan cerpen diatas, terdapat nilai etika yang diambil. Nilai etika tersebut
adalah kita menuruti perintah orangtua dengan membelikan bahan membuat kue untuk
keindahan baik dari segi bahasa, penyampaian cerita, pelukisan alam, keistimewaan
"Karyamin melangkah pelan dan sangat hati-hati. Beban yang menekan pundaknya
adalah pikulan yang digantungi dua keranjang batu kali. Jalan tanah yang sedang
didakinya sudah licin dibasahi air yang menetes dari tubuh Karyamin dan kawan-kawan"
Pada kutipan cerpen diatas, terdapat nilai estetika yang diambil. Nilai estetika
tersebut terdapat pada penggunaan kalimat "Beban yang menekan pundaknya adalah
pikulan yang digantungi dua keranjang batu kali. Jalan tanah yang sedang didakinya
sudah licin dibasahi air yang menetes dari tubuh". Menurut penulis, penggunaan kata
beban, menekan, dan pikulan merupakan bentuk permainan bahasa yang indah.
Gambaran lingkungan sekitar pelaku juga menjadikan cerpen ini semakin jelas dan hidup.
Nilai Politik adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan usaha
Pada kutipan cerpen diatas, terdapat nilai politik yaitu money politics yang
merupakan suatu bentuk pemberian uang terhadap seseorang agar dapat mempengaruhi
Nilai Patriotik adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan jiwa
"Jika malam, mataku sulit terpejam membayangkan diriku berdiri di barisan sebelas
pemain PSSI, membela tanah air. Kubekapkan tangan di dada, menekan lambang Garuda
Pada kutipan cerpen diatas terdapat nilai patriotik, yaitu antusiasme anak-anak
kecil dalam menunjukkan dukungannya bagi tim nasional Indonesia, sebagai salah satu
Nilai Psikologi adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan kondisi
"...aku mulai Shock, dan bertanya-tanya ada apa dengan diriku? Terutama dengan kedua
kebutaan, karena kornea mataku rusak dan harus mencari pendonor kornea mata"
Pada kutipan cerpen diatas terdapat nilai psikologi yang diambil. Nilai Psikologi
tersebut adalah karakter aku yang mengalami Shock, yang merupakan sebuah keadaan
psikologis dimana dia terkejut atas apa yang terjadi pada matanya.
"Kalau ada, mengapa biarkan dirimu melarat, hingga anak cucumu teraniaya semua?
Sedang harta bendamu kau biarkan orang lain mengambilnya untuk anak cucu mereka..."
yang merupakan kondisi dalam perekonomian dimana tidak memiliki harta alias sengsara.
Nilai Historis adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan hal-hal
"...Jangankan mendengar nama Sukarno, Hatta, Sjahrir, dan Tan Malaka. Jangan pula
Pada kutipan novel diatas, terdapat nilai historis yang diambil. Nilai historis
dari sejarah gelap bangsa Indonesia yang sampai ini masih diperdebatkan terkait kisah
Hirata lahir di Gantung, Belitung. Saat dia masih kecil, orang tuanya mengubah
namanya tujuh kali. Mereka akhirnya memberi nama Andrea, yang nama Hirata diberikan
oleh ibunya. Dia tumbuh dalam keluarga miskin yang tidak jauh dari tambang timah milik
pemerintah, yakni PN Timah (sekarang PT Timah Tbk.)
Hirata memulai pendidikan tinggi dengan gelar di bidang ekonomi dari Universitas
Indonesia. Meskipun studi mayor yang diambil Andrea adalah ekonomi, ia amat
menggemari sains—fisika, kimia, biologi, astronomi dan sastra. Andrea lebih
mengidentikkan dirinya sebagai seorang akademisi dan backpacker. Sedang mengejar
mimpinya yang lain untuk tinggal di Kye Gompa, desa di Himalaya.
Setelah menerima beasiswa dari Uni Eropa, dia mengambil program master di
Eropa, pertama di Universitas Paris, lalu di Universitas Sheffield Hallam di Inggris. Tesis
Andrea di bidang ekonomi telekomunikasi mendapat penghargaan dari universitas
tersebut dan ia lulus cum laude. Tesis itu telah diadaptasikan ke dalam Bahasa Indonesia
dan merupakan buku teori ekonomi telekomunikasi pertama yang ditulis oleh orang
Indonesia. Buku itu telah beredar sebagai referensi ilmiah.
Hirata merilis novel Laskar Pelangi pada tahun 2005. Novel ini ditulis dalam waktu
enam bulan berdasarkan pengalaman masa kecilnya di Belitung. Ia kemudian
menggambarkannya sebagai sebuah ironi tentang kurangnya akses pendidikan bagi
anak-anak di salah satu pulau terkaya di dunia. Novel ini terjual lima juta eksemplar,
dengan edisi bajakan terjual 15 juta lebih. Novel ini menghasilkan trilogi novel, yakni
Sang Pemimpi, Edensor, dan Maryamah Karpov.
Secara garis besar novel ini diangkat dari kisah nyata yang dialami oleh si penulis
sendiri. Buku “Laskar Pelangi” Menceritakan tentang kisah masa kecil anak-anak desa
dari suatu komunitas melayu yang bisa dikatakan sangat miskin di Belitung. Kisah orang-
orang ‘kecil’ yang berusaha untuk memperbaiki masa depan mereka.
Dimulai dari kisah miris dunia pendidikan di indonesia dimana sebuah terdapat
sekolah yang kekurangan murid hendak ditutup.
Pada saat semua murid telah gelisah datanglah Harun, Seorang yang memiliki
keterbelakangan mental. Ia adalah seorang pahlawan karena ia menyelamatkan ke
sembilan temannya yang ingin terus bersekolah serta menyelamatkan berdirinya SD
Muhammadiyah belitung tersebut.
Alhasil karena murid yang terdaftar disekolah tersebut genap 10, sekolah dengan
bangunan seadanya tersebut tetap diizinkan beraktifitas seperti sekolah pada umumnya.
Ke sepuluh murid tersebut adalah murid para laskar pelangi. Sebuah nama yang diberikan
oleh guru mereka yang bernama Bu Mus, oleh karena kegemaran mereka terhadap
keindahan pelangi.
Tokoh dalam novel ini ialah Lintang, Ikal, Mahar, Sahara, Syahdan, A kiong, Borek,
Kucai, Trapani, A ling, Harun, Bu silmah, Pak Harfan, Flo. Mereka semua adalah sahabat
yang kisahnya mempesona dunia lewat tangan dingin sang penulis.
Buku laskar pelangi bercerita tentang keseharian mereka di lingkungan sosial dan
di sekolah. Mereka adalah anak-anak kampung yang memiliki tekad luar biasa. Perjalanan
mereka Di sekolah dipenuhi dengan kejadian-kejadian tak terduga dan di SD
muhammadiyah inilah ikal dan teman-temannya memiliki segudang kenangan yang
menarik.
Seperti kisah percintaan antara Ikal dengan A ling. Ikal jatuh cinta pada kuku A
ling yang sangat indah, Ia tidak pernah menjumpai kuku seindah itu. Lalu ikal tahu bahwa
pemilik dari kuku indah itu adalah A ling, Ikalpun jatuh cinta padanya, Namun pertemuan
mereka harus berakhir karena A ling pindah untuk menemani bibinya yang sendirian.
Setelah itu secara perlahan mereka menemukan keunggulan dalam diri masing-
masing dan persahabatan. Ini yang mungkin menjadi titik fokus sang penulis (Andrea
Hirata).
TUGAS