Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS NILAI SOSIOKULTURAL CERPEN KARYA VERA HASTUTI DALAM

ANTOLOGI CERPEN PEREMPUAN BERJANGKAT UTEM

oleh

Nanda Hestiana*, Mukhlis**,&Azwardi**


hestianananda@gmail.com, mukhlishamid@gmail.com, &
azwardani@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Analisis Nilai Sosiokultural Cerpen Karya Vera Hastuti dalam
Antologi Cerpen Perempuan Berjangkat Utem”. Masalah utama yang diteliti dalam
penelitian ini adalah bagaimanakah nilai sosiokultural cerpen karya Vera Hastuti dalam
Antologi Cerpen Perempuan Berjangkat Utem. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan nilai sosiokultural dalam cerpen-cerpen karya Vera Hastuti dalam Antologi
Cerpen Perempuan Berjangkat Utem. Metode penelitian yang digunakan adalah metode
deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra. Pengumpulan data
menggunakan teknik telaah dokumen. Data penelitian ini diolah dengan menggunakan teknik
analisis kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah Antologi Cerpen Perempuan Berjangkat
Utem yang diterbitkan oleh The Gayo Institute pada tahun 2015. Antologi cerpen tersebut
terdiri dari dua belas cerpen yang merupakan karya dari Salman Yoga S., Vera Hastuti, dan
Irama Br Sinaga yang ditulis dalam dua bahasa, yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Gayo.
Ketebalan buku 184 halaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cerpen-cerpen karya
Vera Hastuti, Poleh, Antara Naik Haji Ibu atau Mahar Calon Istri, Memori di Jembatan
Bale, Keresahan Hati Emak, dan Ramadan Tanpa Ayah mengandung lima belas nilai
berserah diri kepada Tuhan, meminta perlindungan dan pertolongan dari Tuhan,
mempercayai kebaikan dan keburukan berasal dari Tuhan, mempercayai adanya hukuman
dari Tuhan, kesatuan manusia dengan alam, pendayagunaan alam bagi manusia, tolong-
menolong, musyawarah, bijaksana, kerja keras, sabar, tanggung jawab, menjaga kebaikan
diri, dan hemat. Nilai-nilai tersebut termasuk ke dalam nilai sosiokultural dalam hubungan
manusia dengan Tuhan, nilai sosiokultural dalam hubungan manusia dengan alam, nilai
sosiokultural dalam hubungan manusia dengan masyarakat, dan nilai sosiokultural dalam
hubungan manusia dengan diri sendiri.
Kata kunci: nilai sosiokultural, cerpen, antologi cerpen.

ABSTRACT

This study entitled “Analysis of Sociocultural Values of Short Stories by Vera Hastuti in
Short Story Anthologies Perempuan Berjangkat Utem”. The main problem studied in this
research is how’s the sociocultural value of Vera Hastuti’s short story in Short Story
Anthologies Perempuan Berjangkat Utem. This study aims to describe the sociocultural
values in short stories by Vera Hastuti which is contained in Short Story Anthologies
Perempuan Berjangkat Utem. The method used in this research is descriptive qualitative

**
Mahasiswa Jurusan PBSI FKIP Unsyiah
****
Dosen Jurusan PBSI FKIP Unsyiah
**
method by using sosiology of literature approach. Data collection in this research using
document review technique. This research data is processed by using qualitative analysis
technique. The source of this research data is short story anthologies Perempuan Berjangkat
Utem published by The Gayo Institute in 2015. The short story anthologies consists of twelve
short stories by Salman Yoga S., Vera Hastuti, and Irama Br Sinaga written in two languages,
that is bahasa and Gayonese language. The thickness of the book is 184 pages. The results
showed that Vera Hastuti’s short stories, Poleh, Antara Naik Haji Ibu atau Mahar Calon
Istri, Memori di Jembatan Bale, Keresahan Hati Emak, and Ramadan Tanpa Ayah contains
fifteen values that is surrendered to God, ask for protection and help from God, trust in good
and bad comes from God, believe in the punishment of God, the unity between human and
nature, natural utilization for humans, help each other, discussion, wise, hard work, patient,
responsibility, and thrifty. These values belongs to sociocultural value in the relationship
between human and God, sociocultural value in the relationship between human and nature,
sociocultural value in the relationship between human and society, and sociocultural value in
the relationship between human and themselves.

Keywords: sociocultural value, short story, short story anthologies

Pendahuluan Salah satu karya sastra imajinatif


Karya sastra imajinatif diciptakan adalah prosa. Prosa dalam lingkup
berdasarkan fakta-fakta kehidupan. kesastraan dapat juga disebut fiksi. Istilah
Berbagai permasalahan hidup seperti fiksi dalam pengertian ini berarti cerita
kejahatan, kemiskinan, peperangan, rekaan atau cerita khayalan (Nurgiyantoro,
percintaan, tradisi dan adat istiadat di suatu 2013:2). Selain itu, menurut Altenbern dan
daerah, sampai permasalahan keyakinan Lewis (dalam Nurgiyantoro, 2013:3) fiksi
yang dihadirkan pengarang kedalam dapat diartikan sebagai prosa naratif yang
sebuah karya. Hal tersebut sesuai dengan bersifat imajinatif, namun tetap masuk akal
pedapat Nurgiyantoro (2013:3) yang dan mengandung kebenaran yang
mengemukakan bahwa karya sastra yang mendramatisasikan hubungan-hubungan
baik adalah yang mampu mencerminkan antarmannusia. Karya fiksi merujuk pada
prinsip kemanusiaan, yang menceritakan cerpen dan novel.
berbagai masalah kehidupan manusia Cerpen sebagai salah satu cerita
dalam interaksinya dengan lingkungan dan fiksi memiliki ukuran yang pendek.
sesama, interaksinya dengan diri sendiri, Dikatakan pendek, karena kisah yang
serta interaksinya dengan Tuhan. Prinsip diceritakan dalam cerpen tidak kompleks
kemanusiaan dan berbagai permasalahan seperti novel. Cerita dalam cerpen hanya
kehidupan tersebut kemudian dijiwai oleh memusatkan perhatian pada satu kejadian
pengarang dan kembali diungkapkan ke saja. Selain itu, cerpen umumnya hanya
dalam karya sastra sesuai dengan memiliki satu alur. Latar dan tokoh yang
imajinasinya. Oleh karena itu, meskipun digunakan dalam cerpen juga tidak
bersifat imajinatif karya sastra bukanlah banyak. Seperti yang dikemukakan oleh
hasil dari lamunan semata, melainkan Sumardjo (dalam Wicaksono, 2014:55)
perenungan dan penghayatan yang intens bahwa cerpen relatif singkat karena cerita
terhadap hakikat hidup dan kehidupan di dalamnya merupakan bentuk utuh,
yang dilakukan dengan penuh kesadaran manunggal, dan tidak ada bagian-bagian
dan tanggung jawab (Nurgiyantoro, yang tidak perlu, tetapi ada juga bagian
2013:3). yang terlalu banyak. Akan tetapi,
meskipun relatif singkat, cerpen memiliki Tuhan, mempercayai kebaikan dan
unsur yang lengkap. keburukan berasal dari Tuhan, meminta
Unsur-unsur pembangun cerpen restu kepada Tuhan, mempercayai hidup
antara lain, peristiwa cerita (alur atau plot), dan mati ada pada kusasa Tuhan, dan
tokoh cerita (karakter), tema cerita, mempercayai adanya hukuman dari Tuhan
suasana cerita (mood dan atmosfir cerita), (Sunoto 2017:25-45). Kemudian,
latar cerita (setting), sudut pandang hubungan manusia dengan alam
penceritaan (point of view), dan gaya menghasilkan nilai berupa kesatuan
(style) (Wicaksono, 2014:57). Unsur-unsur manusia dengan alam, ketinggian manusia,
ini merupakan unsur pembangun yang dan pendayagunaan alam bagi manusia
terdapat dalam karya itu sendiri. Selain itu, (An-Najar, 1991:61). Selanjutnya,
ada beberapa unsur di luar karya yang hubungan manusia dengan masyarakat
secara tidak langsung sangat melahirkan nilai sosiokultural berbentuk
mempengaruhi terciptanya sebuah cerpen. tolong-menolong, musyawarah,
Unsur-unsur tersebut berupa nilai-nilai dermawan, dan bijaksana (Lakaden, dkk.
yang terkandung dalam cerita, situasi 2017:1-16).
sosial ketika cerita tersebut diciptakan, dan Walaupun bukan menjadi bahasan
latar belakang pengarang yang memiliki utama dalam suatu cerita, sosiokultural
kehidupan sosiokultural. otomatis melekat dengan tokoh-tokoh yang
Cerpen dapat menambah wawasan berasal dari latar budaya yang berbeda-
sosiokultural bagi manusia, sehingga beda yang diceritakan pengarang dalam
secara tidak langsung mengarahkan cerpen.
manusia ke arah yang lebih positif jika Pengarang yang mampu
mengamalkan nilai dalam setiap perilaku merefleksikan realitas sosial budaya
dan tindakannya. Dapat dikatakan masyarakat daerah tertentu sudah pasti
demikian karena cerpen menceritakan memiliki kehidupan yang sangat dekat
kehidupan manusia yang memiliki nilai- dengan realitas-realitas tersebut. Vera
nilai sosiokultural. Nilai sosiokultural yang Hastuti sebagai pengarang yang lahir dan
diceritakan tersebut berupa nilai yang hidup di dalam budaya Gayo tentu
menitikberatkan pada hal-hal yang dapat memilih realitas sosial budaya Gayo
membentuk karakter mulia pada manusia. sebagai permasalahan dalam cerpen-
Seperti yang diungkapkan oleh Lonto cerpennya.Kelima cerpen Vera Hastuti,
(2015:319-327) nilai sosiokultural yang yaitu Poleh, Antara Naik Haji Ibu atau
dapat membentuk karakter mulia terdiri Mahar Calon Istri, Memori di Jembatan
dari tanggung jawab, rasa hormat, adil, Bale, Keresahan Hati Emak, dan
keberanian, kejujuran, pengendalian diri, Ramadhan tanpa Ayah yang tegabung
rasa kewarganegaraan, kepedulian, dan dalam Antologi Cerpen Perempuan
ketekunan. Kemudian, Koentjaraningrat Berjangkat Utem dapat dikatakan sebagai
(2007:11) mengemukakan bahwa nilai salah satu cerminan masyarakat Gayo.
sosiokultural berkaitan erat dengan Cerpen-cerpen tersebut menghadirkan
hubungan manusia dengan Tuhan, manusia unsur lokalitas Gayo yang kental. Dalam
dengan alam, manusia dengan masyarakat, cerpen-cerpennya tersebut tergambar
dan hubungan manusia dengan dirinya sosok-sosok kuat orang Gayodalam
sendiri. Dengan kata lain, empat pola menghadapi berbagai permasalahan. Selain
hubungan tersebut menghasilkan nilai-nilai itu, cerpen-cerpen yang dimuat dalam
sosiokultural dalam tiap hubungan. antologi cerpen Perempuan Berjangkat
Hubungan manusia dengan Tuhan Utem juga ditulis dalam dua bahasa, yakni
melahirkan nilai sosiokultural berupa bahasa Indonesia dan bahasa Gayo. Hal
berserah diri kepada Tuhan, meminta tersebut membuat peneliti tertarik untuk
perlindungan dan pertolongan kepada
menganalisis cerpen-cerpen karya Vera Perempuan Berjangkat Utemdiharapkan
Hatuti. dapat dijabarkan dengan baik, sehingga
Penelitian yang mengangkat dapat menambah pengetahuan mengenai
permasalahan nilai sosiokultural dalam kehidupan sosial budaya masyarakat
karya sastra sudah pernah dilakukan Gayo.Secara teoretis, penelitian ini
sebelumnya. Penelitian-penelitian tersebut diharapkan dapat menjadi referensi atau
antara lain, (1) Penelitian Barkatun Nisa sumber penunjang untuk penelitian-
Alfia (2014) Ajen Inajen Sosial Budaya penelitian sastra selanjutnya, khususnya
Dina Kumpulan Carpon Guriang Tujuh kajian nilai sosiokultural dalam karya
Jeung Surat Keur Ka Sawarga Karya sastra.
Sastrawati Sunda Patrem (Tilikan
StrukturalSemiotik, jeung Sosiologi Metode Penelitian
Sastra), sebuah Tesis pada Program Studi Penelitian ini tergolong ke dalam
Pendidikan Bahasa dan Budaya Sunda, penelitian kualitatif. Sebab, penelitian ini
Universitas Pendidikan Indonesia. (2) mengkhususkan pada pengumpulan data
Penelitian Muhammad Subki (2015) Nilai- berupa kata-kata bukan angka-angka,
Nilai Sosial Budaya Etnis Tionghoa dalam sehingga metode yang digunakan dalam
Antologi Cerpen Sulaiman Pergi ke penelitian ini adalah metode deskriptif
Tanjung Cina Karya Hana Fransisca, kualitatif. Metode ini secara keseluruhan
sebuah Skripsi pada Program Studi memanfaatkan cara-cara penafsiran
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, dengan menyajikannya dalam bentuk
Universitas Pendidikan Indonesia. (3) deskripsi (Ratna, 2004:46). Kemudian,
Penelitian Widiya Marnaningsih (2011) metode deskriptif kualitatif dimaksudkan
Nilai Sosial Budaya dalam Novel Entrok untuk memperoleh data yang mendalam,
Karya Okky Madasari (Tinjauan Sosiologi suatu data yang mengandung makna. Oleh
Sastra), sebuah Skripsi pada Jurusan karena itu, dalam penelitian kualitatif lebih
Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan menekankan pada makna untuk
Daerah Universitas Muhammadiyah mengungkapkan berbagai informasi
Surakarta. kualitatif dengan pendeskripsian yang teliti
Berdasarkan latar belakang masalah dan penuh nuansa untuk menggambarkan
yang telah diuraikan, rumusan masalah secara cermat sifat-sifat atau suatu hal
penelitian ini adalah bagaimanakah nilai (individu atau kelompok), keadaan
sosiokultural cerpen-cerpen karya Vera fenomena, dan tidak terbatas pada
Hastuti yang dimuat dalam Antologi pengumpulan data, melainkan meliputi
Cerpen Perempuan Berjangkat Utem? analisis dan interpretasi (Alamsyah,
Selanjutnya, berdasarkan rumusan 2008:25).
masalah, tujuan penelitian ini adalah untuk Sumber data dalam penelitian ini
mendeskripsikan nilai sosiokultural adalah setiap kata dan kalimat, serta
cerpen-cerpen karya Vera Hastuti yang wacana yang mengandung nilai
dimuat dalam Antologi Cerpen sosiokultural dalam cerpen-cerpen karya
Perempuan Berjangkat Utem. Kemudian, Vera Hastuti yang terkumpul dalam
manfaat penelitian dapat ditinjau dari segi Antologi Cerpen Perempuan Berjangkat
praktis dan segi teoretis. Secara praktis, Utem. Antologi Cerpen Perempuan
penelitian ini bermanfaat untuk menambah Berjangkat Utem diterbitkan oleh The
wawasan mengenai karya sastra dan dapat Gayo Institut pada tahun 2015 dan
meningkatkan apresiasi terhadap karya merupakan cetakan pertama. Antologi
sastra. Dengan penelitian ini pula, nilai- cerpen ini terdiri atas dua belas cerpen
nilai sosiokultural yang terdapat dalam yang merupakan karya dari Salman Yoga
cerpen-cerpen karya Vera Hastuti yang S., Vera Hastuti, dan Irama Br Sinaga.
dimuat dalam Antologi Cerpen Tebal dari antologi cerpen ini adalah 184
halaman. Antologi cerpen tersebut ditulis Hasil Penelitian
dalam dua bahasa, yakni bahasa Indonesia Hasil penelitian ini berupa analisis
dan bahasa Gayo. nilai sosiokultural yang terdapat dalam
Teknik pengumpulan data yang lima cerpen Karya Vera Hastuti pada
digunakan dalam penelitian ini adalah Antologi Cerpen Perempuan Berjangkat
teknik telaah dokumen. Menurut Moleong Utem,yaitu Poleh, Antara Naik Haji Ibu
(2005:9), penelitian kualitatif atau Mahar Calon Istri, Memori di
menggunakan metode kualitatif yaitu Jembatan Bale, Keresahan Hati Emak, dan
pengamatan, wawancara, dan penelaahan Ramadhan tanpa Ayah. Data nilai
dokumen. Selain itu, Semi (1993:8) sosiokultural yang ditemukan kemudian
mengatakan bahwa teknik telaah dokumen dideskripsikan agar nilai sosiokultural
atau perpustakaan merupakan penelitian dalam cerpen-cerpen tersebut dapat
yanng dilakukan di kamar kerja, digambarkan. Nilai sosiokultural yang
perpustakaan dengan memperoleh data dan ditemukan dalam lima cerpen tersebut
informasi tentang objek penelitian melalui terdiri dari empat jenis nilai, yaitu nilai
buku-buku atau alat audio visual lainnya. sosiokultural dalam hubungan manusia
Dalam penelitian ini, dokumen yang dengan Tuhan, nilai sosiokultural dalam
ditelaah adalah cerpen-cerpen karya Vera hubungan manusia dengan alam, nilai
Hastuti dalam Antologi Cerpen sosiokultural dalam hubungan manusia
Perempuan Berjangkat Utem. dengan masyarakat, dan nilai sosiokultural
Teknik analisis data dalam penelitian dalam hubungan manusia dengan diri-
ini adalah dengan cara analisis kualitatif. sendiri.
Analisis data dalam penelitian kualitatif
adalah dengan proses dan penyusunan Nilai Sosiokultural dalam Hubungan
secara sistematis yang diperoleh dari hasil Manusia dengan Tuhan
teknik dokumentasi, dengan cara Nilai sosiokultural terkait hubungan
mengorganisasikan data ke dalam kategori, manusia dengan Tuhan tergambar melalui
menjabarkan ke dalam unit-unit, interaksi manusia dengan Tuhannya.
melakukan sintesis, menyusun ke dalam Interaksi manusia dengan Tuhan terjadi
pola, memilih mana yang penting dan yang saat manusia beribadah dan berdoa
akan dipelajari, dan membuat kesimpulan kepada-Nya. Selain itu, hubungan manusia
untuk memperoleh kesimpulan (Arikunto, dengan Tuhan terjadi ketika manusia
1998:245). Adapun langkah-langkah yang selalu ingat dan takut kepada hal yang
dilakukan peneliti dalam analisis data, dibenci oleh Tuhan sehingga menjauhi hal-
sebagai berikut. hal tersebut. Dalam penelitian ini, nilai
(1) membacacerpen-cerpenkarya Vera sosiokultural dalam hubungan manusia
Hastutiyang dengan Tuhan terdiri dari empat nilai,
termuatdalamAntologiCerpenPeremp yaitu berserah diri kepada Tuhan, meminta
uanBerjangkatUtemsecaracermat, perlindungan dan pertolongan kepada
teliti, danberulang-ulang; Tuhan, mempercayai kebaikan dan
(2) menganalisisnilaisosiokulturalpadacer keburukan berasal dari Tuhan, dan
pen-cerpenkarya Vera Hastuti yang mempercayai adanya hukuman dari Tuhan.
termuatdalamAntologiCerpenPeremp
1) Berserah Diri kepada Tuhan
uanBerjangkatUtem;
BerserahdirikepadaTuhandapatdigamb
(3) menyimpulkanhasil,
arkanmelaluisikappasrahdanmenyerahkans
berupanilaisosiokulturalpadacerpen-
egalanyapadaketentuan-
cerpenkarya Vera Hastuti yang
Nya.NilaiberserahdirikepadaTuhan yang
termuatdalamAntologiCerpenPeremp
tertanamdalamdirimanusiamembuatmereka
uanBerjangkatUtem.
menyadaribahwakuasamerekahanyasebatas
berencanadanberusahamewujudkannya.Se
mentarakelanjutannyatergantungdarikeput ikharahdengankhidmat.(Yoga,dkk.
usan YangMahakuasa. Salah satu bentuk 2015:60).
nilai berserah diri kepada Tuhan yang Data di atas menunjukkan bahwa
ditemukan dapat dilihat dalam kutipan tokoh aku meminta pertolongan kepada
berikut. Tuhan lewat salat istikarah. Tokoh aku
“Kakak pelajari saja dulu doa-doa dihadapkan dengan dua pilihan yang
rukun hajinya, insyaAllah jika memang penting antara memberangkatkan ibunya
sudah sampai panggilan-Nya, darimana ke tanah suci atau melamar kekasihnya. Ia
pun asal rejekinya pastilah kakak juga meminta pertolongan kepada Tuhan agar
akan sampai di sana.” Ucap makcik diberikan petunjuk pilihan yang terbaik
Romlah kala itu. (Yoga, dkk.2015:58) baginya. Hanya Tuhan yang dapat
menjawab kebingungan yang dialami
Kutipan di atas menggambarkan manusia.
nilai berserah diri kepada Tuhan. Nilai
tersebut tergambar pada kalimat 3) Mempercayai Kebaikan dan Keburukan
Berasal dari Tuhan
InsyaAllah jika memang sudah sampai
Nilai mempercayai kebaikan dan
panggilan-Nya, darimana pun asal keburukan berasal dari Tuhan
rejekinya pastilah kakak juga akan sampai menunjukkan sikap percaya akan takdir
di sana. Kalimat tersebut menegaskan apapun yang diberikan oleh-Nya dan
bahwa manusia hanya bisa berusaha dan menerima segala kehendak-Nya. Selain
berdoa sedangkan Tuhan yang itu, nilai tersebut menunjukkan sikap tidak
menentukan. Hal tersebut ditunjukkan berburuk sangka kepada Tuhan jika
mendapatkan keburukan dan senantiasa
tokoh ibu yang tetap berusaha mempelajari
bersyukur jika mendapatkan kebaikan.
buku tuntunan haji meskipun belum Nilai tersebut terdapat dalam data berikut.
mempunyai rezeki untuk menunaikannya. Dan Allah telah berkehendak. Perlahan
Tetapi bukan suatu hal yang mustahil jika kesehatan Bardan mulai memulih. Luka
Tuhan sudah berkehendak, sehingga ibu gatal yang sebesar biji kelereng yang
berserah diri dan terus berusaha. hidup di sekujur tubuhnya kian hari
mengecil dan akhirnya hilang tak
2) Meminta Perlindungan dan Pertolongan berbekas. (Yoga,dkk. 2015:32).
kepada Tuhan Data di atas menggambarkan bahwa
Nilai meminta perlindungan dan tokoh mempercayai bahwa kebaikan yang
pertolongan kapada Tuhan menunjukkan terjadi dalam kehidupannya adalah
bahwa manusia hanya makhluk lemah dan kehendak Allah. Hal tersebut ditunjukkan
Tuhan adalah pemilik kekuatan dan oleh kalimat Dan Allah telah berkehendak.
kekuasaan tertinggi. Saat manusia Perlahan kesehatan Bardan mulai
mengalami kesulitan atau memiliki memulih yang menegaskan bahwa tokoh
keinginan, mereka dapat meminta kepada- percaya bahwa kesembuhan penyakit yang
Nya sebagai pemilik kekuasaan tertinggi. diderita anaknya selama ini adalah karena
Nilai meminta perlindungan dan kehendak Tuhan.
pertolongan kepada Tuhan yang terdapat
pada data berikut. 4) Mempercayai Adanya Hukuman dari
Malamini, tepat di Tuhan
sepertigamalamkubasuhmukakuuntukbe Manusia yang mempercayai adanya
rwudhu, takadatempat lain hukuman dari Tuhan akan menyadari
untukkumengaduselainkepadaNya. bahwa setiap tindakan memiliki
Denganberharappetunjuk yang konsekuensi tersendiri. Sebab, Tuhan
baikatassemuapilihankulakukanshalatist memiliki aturan-aturan yang harus dipatuhi
oleh manusia. Hamba yang mematuhi
aturan-Nya maka akan mendapatkan Manusia dan alam adalah satu-
pahala. Sebaliknya, yang tidak kesatuan. Dikatakan demikian, sebab
menjalankan aturan akan mendapatkan manusia merupakan bagian dari alam. Dari
dosa dan hukuman dari-Nya. Manusia segi penciptaan, manusia dibuat dari air
yang mempercayai adanya hukuman dari dan tanah. Selain itu, dari segi kebutuhan
Tuhan ditunjukkan oleh tokoh dalam manusia bergantung pada alamsebagai
kutipan di bawah ini. tempat tinggal dan mendapatkan
“Itu salahku, dulu aku bernazar kebutuhan hidup. Kemudian, kesatuan
untuknya” manusia dengan alam membuat hubungan
“Nazar apa Bang?”, tanya Mai penuh keduanya bukan hanya sekedar simbiosis
selidik. mutualisme melainkan soal perasaan
Akubernazar, khusus manusia kepada alam tempatnya
jikanantikitamempunyaianaklaki- tinggal. Nilai kesatuan manusia dengan
lakikelak, akusendiri yang alam dapat dilihat dari data berikut.
akanmenyembelihkankambingaqiqahny Takengon, kampung halaman yang
a.” (Yoga,dkk. 2015:31) telah kutinggal pergi lebih dari lima
Kutipan di atas menunjukkan bahwa belas tahun lamanya. Pemandangannya
tokoh mempercayai kesulitan yang mereka telah banyak berubah hampir di semua
alami merupakan sebuah hukuman dari sektor. Baik pendidikan, kesehatan,
maupun infrastruktur. Yang sangat
Tuhan. Hal ini ditunjukkan oleh kalimat
menarik perhatianku adalah perubahan
Itu salahku, dulu aku bernazar untuknya. drastis pinggiran danau yang berada
Pada kalimat itu tokoh menyadari penyakit tepat di bawah jembatan tempatku
kulit yang tak kunjung sembuh yang berdiri saat ini. (Yoga,dkk. 2015:99)
diderita anak mereka disebabkan oleh Data di atas menjelaskan bahwa
kesalahannya. Ia telah bernazar tetapi tidak pinggiran danau Laut Tawar Kota
dapat terlaksana karena dijemput ajal. Takengon adalah tempat tinggal tokoh
Meskipun tidak disengaja, nazar yang cerita pada masa kecilnya. Hal tersebut
tidak dilaksanakan memiliki akibat yang menunjukkan bahwa manusia memang
harus ditanggung. selalu membutuhkan alam sebagai tempat
tinggal.
Nilai Sosiokultural dalam Hubungan
Manusia Dengan Alam 2) Pendayagunaan Alam bagi Manusia
Nilai sosiokultural dalam hubungan Nilai pendayagunaan alam bagi
manusia dengan alam menjelaskan bahwa manusia menunjukkan bahwa manusia
manusia dan alam merupakan satu harus bijak dalam memanfaatkan alam.
kesatuan yang saling membutuhkan. Sebab, manusia membutuhkan alam
Manusia membutuhkan alam sebagai sebagai tempat tinggal dan hasil alam
tempat melangsungkan hidup. Sebaliknya, sebagai penyokong kebutuhan hidup.
alam membutuhkan manusia untuk Selain itu, manusia memiliki generasi-
menjaga dan merawatya. Nilai generasi berikutnya yang membutuhkan
sosiokultural dalam hubungan manusia dan alam dan hasilnya. Sementara, hasil alam
alam yang terdapat dalam cerpen-cerpen sendiri ada yang bisa diperbaharui dan ada
karya Vera Hastuti pada Antologi Cerpen yang tidak dapatdiperbaharui. Oleh sebab
Perempuan Berjangkat Utem terdiri dari itu, manusia harus dapat mendayagunakan
dua nilai, yaitu kesatuan manusia dengan alam dan menjaga alam dengan baik
alam dan pedayagunaan alam bagi. seperti yang ditunjukkan oleh data berikut.
Kinidanau yang jernihdanbiruitutelah
1) KesatuanManusiadenganAlam “didandani” menjadiwadukbesar yang
akandibangun PLTA yang Data di atas menggambarkan nilai
konstruksinyadibuatoleh orang Jepang. tolong menolong, sebab dijelaskan bahwa
(Yoga,dkk. 2015:103). tokoh ayah Sang ayah telah menolong
Data tersebut menujukkan bahwa untuk meringankan beban temannya yang
manusia memanfaatkan alam untuk hal hendak berjualan daging di pasar. Hal
yang berguna. Mereka membuat tersebut dapat membangun hubungan yang
Pembangkit Listrik Tenaga Air di atas baik antara tokoh ayah dengan warga
Danau. PLTA yang dibangun dengan sekitar. Inilah sebabnya tolong menolong
bantuan orang Jepang tersebut akan sangat penting dalam kehidupan
menjadi salah satu sumber energi alternatif masyarakat.
dari alam bagi masyarakat yang tinggal di
sekitar danau. 2) Musyawarah
Manusia-manusia yang terkumpul
Nilai Sosiokultural dalam Hubungan dalam masyarakat pada dasarnya adalah
Manusia dengan Masyarakat makhluk individual yang memiliki
Manusia sebagai makhluk yang pemikiran dan pandangan masing-masing
hidup dalam masyarakat harus dalam menyelesaikan masalah. Sementara
membangun hubungan yang baik di dalam masyarakat sudah pasti memiliki
dalamnya. Sebab, manusia tidak bisa hidup permasalahan yang harus dipecahkan
sendiri-sendiri. Manusia selalu bersama. Jika memecahkan permasalahan
membutuhkan manusia-manusia lain untuk dalam masyarakat dengan mengandalkan
bersosialisasi. Dalam membangun pandangan pribadi masing-masing,
hubungan yang baik antara manusia masalah tersebut tidak akan menemukan
dengan masyarakat, manusia harus penyelesaian. Karenanya, musyawarah
mematuhi nilai-nilai dalam masyarakat. sangat diperlukan dalam masyarakat.
Nilai sosiokultural dalam hubungan Dengan musyawarah, masing-masing
manusia dengan masyarakat yang orang bisa mengutarakan pendapat dan
ditemukan terdiri dari tiga nilai, yaitu kemudian dirundingkan bersama sehingga
tolong-menolong, musyawarah, dan mendapatkan keputusan yang disepakati
bijaksana. bersama. Nilai musyawarah dapat dilihat
1) Tolong-Menolong pada data berikut.
Manusia tidak dapat hidup sendiri Karena sesuai hasil kesepakatan yang
tanpa bantuan orang lain. Hal tersebut kami adakan di samping menasah PI
membuat nilai tolong-menolong menjadi Kampung Bale, beberapa bulan lalu
sangat penting dalam masyarakat. Tolong- diputuskan bahwa ketiga puluh koin
menolong dapat membangun hubungan pecahan Rp 25 yang dipakai untuk
yang baik antarmanusia dan menciptakan bertanding tidak boleh diperjualbelikan.
kedamaian hidup. Jika ada yang Koin itu dijadikan sebagai aset tetap di
mengalami kesulitan, manusia bisa saling setiap pertandingan, pun pemainnya
membantu dalam meringankan beban. bisa bertambah atau berkurang.
Nilai tolong-menolong terdapat pada data Sungguh suatu hasil musyawarah yang
berikut. sangat bijaksana, sehingga semua teman
Karena, satu kampung maupun yang bukan
setiapmegangpuasadanhariraya ayah dapat ikut bermain berbagi kebahagiaan
selalumenerimatawarantemannyauntu bersama. (Yoga, dkk. 2015:101-102).
kmembantumemotonglembu- Kutipan di atas menggambarkan
lembuataupunkerbauuntukmegangdan nilai musyawarah yang sudah tertanam
memotongdaging-daginghewanitu sejak dini. Anak-anak yang sedang
agar mudahuntukdijual.(Yoga, dkk. bermain menyepakati koin-koin yang
2015:150) dipakai dalam perlombaan tidak menjadi
hak milik pemenang. Selain itu, koin-koin Manusia, dibalik kehidupan sosial
tersebut juga tidak digunakan untuk yang mereka jalani adalah makhluk
membeli sesuatu. Koin-koin itu memang individual. Sebab manusia memiliki sikap,
khusus disimpan untuk permainan. Jadi, pikiran, perasaan, prinsip dan pandangan
ketika bermain lagi, mereka tidak payah hidupnya masing-masing. Selain itu,
menghabiskan uang saku untuk manusia juga memiliki kebutuhan hidup
dikumpulkan lagi. masing-masing dan fisik yang harus dijaga
dan dirawat agar tetap sehat. Sebagai
3) Bijaksana makhluk individu, manusia harus bisa
Nilai bijaksana juga sangat penting memahami dan menghargai dirinya
dalam kehidupan bermasyarakat. Sebab sendiri. Nilai sosiokultural dalam
jika manusia memiliki kebijaksanaan hubungan manusia dengan diri-sendiri
dalam dirinya, mereka tidak akan yang ditemukan yaitu nilai kerja keras,
sembarangan dalam bertindak. Sebelum sabar, tanggung jawab, menjaga kebaikan
bertindak mereka akan memikirkan secara diri, dan hemat.
matang tentang dampak dari tindakannya.
Selain itu, nilai bijaksana juga 1) Kerja Keras
mengarahkan manusia untuk tidak Manusia pasti memiliki hal yang
mementingkan diri sendiri atau egois. ingin dicapai dalam hidupnya. Sebab,
Mereka akan mempertimbangkan masing-masing manusia mempunyai cita-
kepentingan orang lain yang juga hidup di cita dan gambaran kehidupan masa depan
lingkungan yang sama dengannya. Nilai yang ingin dijalani. Manusia juga memiliki
bijaksana yang ditemukan tergambar keinginan-keinginan tertentu yang ingin
dalam data berikut. diwujudkan demi kenyamanan hidupnya.
Mereka mengizinkan aku untuk Selain itu, manusia memiliki tanggung
menikahi putrinya dengan persyaratan jawab terhadap diri sendiri untuk
memenuhi beberapa permintaan orang memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
tuanya. Jumlah mahar yang telah Oleh karena itu, untuk mewujudkan hal-
ditentukan. Syarat ini sengaja dibuat hal tersebut manusia harus bekerja
oleh orangtua Siti, untuk melihat keras.Bentuk kerja keras dapat dilihat pada
seberapa besar perjuanganku untuk data berikut.
mempersunting Siti, anak semata Keteguhan hati Siti untuk menjadi
wayang mereka. (Yoga, dkk. 2015:59). pendampingku membuat luluh hati
Data tersebut menggambarkan kedua orang tuanya. (Yoga,dkk.
kebijaksanaan calon mertua dari tokoh. 2015:59).
Awalnya, orang tua dari kekasihnya Data di atas menunjukkan kerja
tersebut tidak merestui niat mereka untuk keras tokoh Siti dalam meyakinkan kedua
menikah karena tokoh bukan dari orang tuanya. Awalnya, kedua orang tua
keturunan bangsawan Aceh yang memiliki Siti tidak merestuinya menikah dengan
gelar Teuku. Namun, karena keteguhan calon yang sudah ia pilih. Tetapi Siti tidak
hati tokoh dan kekasihnya untuk tetap patah arang. Ia terus berusaha meyakinkan
bersama membuat hati sang calon mertua orang tuanya bahwa calon yang dipilihnya
tersebut berpikir ulang. Dengan syarat adalah yang terbaik baginya. Hatinya tetap
tertentu yang mengharuskan si tokoh teguh memilih tokoh aku sebagai
berusaha lebih keras, calon mertunya imamnya. Pada akhirnya, kerja keras Siti
tersebut akhirnya merestui hubungan membuahkan hasil. Orang tua Siti merestui
mereka. hubungan mereka dengan syarat tertentu.
Nilai Sosiokultural dalam Hubungan 2) Sabar
Manusia dengan Diri-Sendiri Setiap manusia memiliki emosi
dalam dirinya. Sebab, Tuhan menciptakan
manusia sebagai makhluk paling sempurna adapdirisendirisepertimenjagadiri-sendiri
dengan macam-macam perasaan yang agar tetapsehat,
mereka miliki, yaitu rasa marah, rasa belajaruntukmenambahilmupengetahuan,
senang, rasa takut, rasa kecewa, rasa benci, danbekerjauntukmemenuhikebutuhanhidup
dan rasa sedih. Dengan anugerah berupa .Selainitu,
perasaan tersebut manusia dapat manusiajugabertanggungjawabatasperanny
merasakan berbagai hal yang menyangkut amasing-masing.Sepertiseorangmanusia
langsung dengan batinnya. Karenanya, jika yang berperansebagaianak,
manusia ingin menjaga kebaikan batin, iamemilikitanggungjawabsebagaianak
mereka harus bersabar. yang harusiapenuhi. Manusia yang
Manusia yang sabar dapat berperansebagai orang tua,
mengendalikan dirinya dengan baik. Saat harusmemenuhitanggungjawabsebagai
mereka marah dalam menghadapi situasi orang tua. Bentuk dari tanggung jawab
tertentu, mereka dapat menenangkan diri tergambar pada data berikut.
dan tidak meledak-ledak. Saat menghadapi Sulitnya mencari lapangan kerja
musibah yang membuat perasaannya mengharuskanku melanjutkan
sedih, dengan kesabaran manusia dapat pekerjaan ayah mengingat setelah
membangkitkan dirinya dan tidak berlarut- kepergian ayah akulah yang menjadi
larut dalam kesedihan.Selain itu, ketika tulang punggung keluarga (Yoga, dkk.
manusia harus mengahadapi kenyataan 2015:151).
hidup yang di luar harapannya ia tidak Data
akan mudah mengeluh dan putus asa. tersebutmenggambarkantanggungjawabma
Bentuk dari kesabaran tersebut dapat nusiasebagaianak yang
dilihat pada data berikut.
menggantikanayahnyamenjaditulangpungg
Karenanya orang tua harus mendidik
anak dengan sebaik-baiknya. Memang ungkeluarga.Tokohakuharusbekerja demi
tak mudah membesarkan anak hingga mencukupikebutuhanhidupnyasendiridank
menjadi pribadi yang ideal, meraih eluarganya.Iabekerjasebagaitukangbecakd
sukses dunia-akhirat. Butuh kesabaran, enganmenggunakanbecakpeninggalanayah
kerja keras, keikhlasan, dan lain-lain. nya.
(Yoga, dkk. 2015:127).
Data tersebut menggambarkan 4) Menjaga Kebaikan Diri
bahwa sebagai orang tua harus sabar dalam Manusia yang menyayangi dirinya
mendidik anak. Sebab, mendidik dan harus menjaga kebaikan jasmani dan
membentuk anak bukanlah hal yang rohani. Sebab, manusia memiliki
mudah. Orang tua harus mampu kebutuhan jasmani seperti makan, minum,
membentuk karakter anak dengan tidur, mandi, dan olahraga untuk kesehatan
membimbing dan memberikan contoh- tubuhnya. Selain itu, manusia memiliki
contoh yang baik dari perilaku sehari-hari. kebutuhan rohani seperti memiliki
Selain itu, orang tua juga harus mampu keyakinan akan suatu agama,
mengawasi anak tidak hanya di rumah sembahnyang, berdoa, dan membaca kitab
tetapi juga di luar rumah. Hal tersebut suci untuk menjaga kesehatan jiwanya.
membutuhkan kesabaran dan kerja keras Kebutuhan-kebutuhan tersebut harus
agar anak menjadi orang yang semakin dipenuhi manusia agar mendapatkan
baik ke depannya. kenyamanan dan keseimbangan hidup.
3) Tanggung Jawab Usaha dalam menjaga kebaikan diri yang
Setiapmanusiamemilikitanggungjaw ditemukan tergambar dalam data berikut.
abmasing- Setelah shalat selesai aku tidur sejenak
masingdalamhidupnyaTanggungjawabterh berharap Tuhan akan menunjukkan
pilihan yang terbaik antara kedua
pilihan berat ini, mendaftarkan ibu dalam hubungan manusia dengan Tuhan,
berangkat haji ataukah melamar pujaan nilai sosiokultural dalam hubungan
hati Cut Siti Nakiyah (Yoga,dkk. manusia dengan alam, nilai sosiokultural
2015:61). dalam hubungan manusia dengan
Kutipan di atas menunjukkan bahwa masyarakat, dan nilai sosiokultural dalam
tokoh menjaga kebaikan rohani dan hubungan manusia dengan diri-sendiri.
jasmani. Hal tersebut ditandai dengan Nilai sosiokultural dalam hubungan
kalimat Setelah shalat selesai aku tidur manusia dengan Tuhan terdiri dari
sejenak. Kalimat itu menunjukkan bahwa berserah diri kepada Tuhan, meminta
tokoh aku melaksanakan shalat untuk perlindungan dan pertolongan kepada
memenuhi kebutuhan jiwanya. Kemudian, Tuhan, mempercayai kebaikan dan
mengistirahatkan tubuhnya dengan tidur. keburukan berasal dari Tuhan, dan
Meskipun sedang banyak pikiran, ia tetap mempercayai adanya hukuman dari Tuhan.
menjaga kebaikan dirinya. Nilai sosiokultural dalam hubungan
manusia dengan alam terdiri dari kesatuan
5) Hemat manusia dengan alam dan pendayagunaan
Manusia harus bisa mengelola alam bagi manusia. Nilai sosiokultural
keuangan. Mereka harus bisa menahan diri dalam hubungan manusia dengan
dari pemborosan. Manusia yang hemat masyarakat yang ditemukan adalah tolong-
tidak akan menghambur-hamburkan uang menolong, musyawarah, dan bijaksana.
untuk hal-hal yang tidak perlu. Dengan Nilai sosiokultural dalam hubungan
begitu, mereka bisa menabungnya untuk manusia dengan diri-sendiri meliputi kerja
kebutuhan ke depan. Nilai hemat yang keras, sabar, tanggung jawab, menjaga
ditemukan dapat dilihat pada data berikut. kebaikan diri, dan hemat. Nilai
Hasil jerih payahku menabung untuk sosiokultural yang dominan muncul adalah
mengumpulkan mahar guna nilai kerja keras.
mempersunting Siti kini telah hampir Nilai sosiokultural yang terdapat
mencukupi. (Yoga, dkk. 2015:60). pada cerpen-cerpen karya Vera Hastuti
Data tersebut menunjukkan nilai yang terkumpul dalam Antologi Cerpen
hemat. Sebab, data tersebut menjelaskan Perempuan Berjangkat Utem dapat
bahwa tokoh aku menabung untuk dijadikan sebagai konsep dalam menjalani
membeli mahar untuk melamar calon kehidupan. Sebab, pada cerpen-cerpen
istrinya. Ia bekerja keras untuk tersebut terkandung nilai yang
mendapatkan penghasilan dan menjelaskan hakikat manusia sebagai
mengumpulkannya. Selama ia menabung hamba Tuhan, sebagai bagian dari alam,
pasti banyak hal lain yang ingin ia beli manusia sebagai makhluk sosial, dan
namun ia urung membelinya. Hal tersebut manusia sebagai makhluk individu. Nilai-
dilakukan demi mencapai keinginan ke nilai tersebut bisa dijadikan pelajaran
depan. untuk menjadi manusia yang lebih baik.
Penutup Daftar Pustaka
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang telah dideskripsikan, Koentjaraningrat. 2007. Sejarah Teori
dapat disimpulkan bahwa kelima cerpen
Antropologi II. Jakarta: UI Press.
karya Vera Hastuti, yakni Poleh, Antara
Naik Haji Ibu atau Mahar Calon Istri, Lonto, Apeles Lexi. 2015. Pengembangan
Memori di Jembatan Bale, Keresahan
Model Pendidikan Karakter
Hati Emak, dan Ramadhan Tanpa Ayah
mengandung empat jenis nilai Berbasis Nilai Sosio-Kultural pada
sosiokultural, yaitu nilai sosiokultural Siswa SMA di Minahasa. Mimbar,
Volume 31, No. 2 Desember 319-
327. Universitas Negeri Manado.

Moleog, Lexy J. 2005. Metodologi


Penelitian Kualitatif. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Teori
Pengkajian Fiksi. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.
Ratna, Nyoman Kuta. 2004. Teori,
Metode, dan Teknik Penelitian
Sastra. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Semi, M Atar. 1993. Metode Penelitian
Sastra.Bandung: Angkasa.
Sunoto. 2017. Nilai Budaya dalam Mantra
Bercocok Tanam Padi di Desa
Ronggo, Kecamatan Jaken,
Kabupaten Jati, Jawa Tengah:
Kajian Fungsi Sastra. Jurnal
Kajian Bahasa, Sastra Indonesia,
dan Pembelajarannya, Volume 1
No. 1 April: 25-45. Malang:
Universitas Negeri Malang.

Wicaksono, Andri. 2014. Pengkajian


Prosa Fiksi. Yogyakarta:
Garudawacha
Yoga, Salman dkk. 2015. Perempuan
Berjangkat Utem. The Gayo
Institut.

.
.

Anda mungkin juga menyukai