Anda di halaman 1dari 9

NOVEL BURUNG-BURUNG MANYAR KARYA Y.B.

MANGUNWIJAYA
SEBAGAI MATERI PEMBELAJARAN SASTRA: KONFLIK BATIN
DAN NILAI PENDIDIKAN KARAKTER

Mage Nugroho, Suyitno, Raheni Suhita


Universitas Sebelas Maret
Surel: mage.nugroho@gmail.com

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan: (1) konflik batin yang dialami tokoh
utama dalam novel Burung-Burung Manyar karya Y.B. Mangunwijaya; (2) nilai pendidikan
karakter dalam novel Burung-Burung Manyar karya Y.B. Mangunwijaya; dan (3) relevansi novel
Burung-Burung Manyar karya Y.B. Mangunwijaya dalam pembelajaran apresiasi sastra di SMA.
Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan psikologi sastra.
Pengkajian konflik batin dilakukan dengan teori psikoanalisis Sigmund Freud. Data penelitian
diperoleh dari kutipan novel Burung-Burung Manyar karya Y.B. Mangunwijaya dan informasi
dari guru. Pengambilan subjek penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling.
Pengumpulan data dilakukan dengan analisis data dan wawancara. Uji validitas yang digunakan
yaitu triangulasi sumber data dan triangulasi metode. Teknik analisis yang digunakan yaitu teknik
mengalir. Hasil penelitian ini ditemukan adanya id, ego, dan superego yang memengaruhi
kepribadian tokoh. Ketidakseimbangan antara id, ego, dan superego menyebabkan terjadinya
konflik batin. Nilai pendidikan karakter yang muncul religius, jujur, toleransi, disiplin, mandiri,
rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,
bersahabat/komunikatif, peduli sosial, dan tanggung jawab. Novel ini relevan dengan tujuan
instruksional yang harus dicapai dari aspek isi, penyajian, bahasa, dan kegrafikaan.

Kata kunci: konflik batin, pendidikan karakter, pembelajaran apresiasi.

OF BURUNG-BURUNG MANYAR NOVEL BY Y.B. MANGUNWIJAYA


AS LITERATURE MATERIAL LEARNING: INNER CONFLICT
AND CHARACTER EDUCATION VALUE

Abstract: The purpose of this research is to describe; (1) inner conflict experienced by the main
character in the novel Burung-Burung Manyar by Y.B. Mangunwijaya; (2) the values of character
education in the novel Burung-Burung Manyar by Y.B. Mangunwijaya; and (3) the relevance of
the novel Burung-Burung Manyar by Y.B. Mangunwijaya in the learning of literary appreciation
in senior high school.This research applied descriptive qualitative method with the approach of
literature psychology. The assessment of inner conflict was done with the psychoanalysis theory by
Sigmund Freud. The data of this research were collected from the quotes in the novel Burung-
Burung Manyar by Y.B. Mangunwijaya and the information from teachers. The research subjects
taking was done with purposive sampling technique. The technique of data collection for this
research is content analysis and interview. The validity test used triangulation of data sources and
triangulation method. The flow technique is applied to analyze the data.This research reveals that
there are id, ego, and superego that affect character personality. The imbalance among id, ego
and superego cause inner conflict. The values of character education appear in the novel are
religious, honest, tolerance, discipline, independent, curiosity, national spirit, patriotism,
acknowledge achievement, friendly/communicative, social care and responsible. This novel is
relevant to the instructional purpose that must be achieved from the aspect of content,
presentation, language, and graphic.

Keywords: appreciation learning, character education, inner conflict .

BASASTRA Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya


Volume 7 Nomor 2, Oktober 2019, ISSN 2302-6405 101
PENDAHULUAN 2016: 78). Oleh karena itu, sebagai
Karya sastra adalah hasil pimikiran ungkapan dari pemikiran penulis baik
penulis yang dituangkan dalam suatu secara sadar maupun tidak sadar konflik
tulisan yang terdiri atas pengalaman, yang diangkat dalam novel tidak terlepas
perasaan, ide, semangat, dan keyakinan dari permasalahan-permasalahan yang ada
dalam suatu bentuk gambaran kehidupan. di masyarakat.
Karya sastra dapat berkembang dan Dalam merefleksikan kehidupan
dinikmati banyak kalangan karena masyarakat, tentu saja di dalam novel
menggunakan alat komunikasi yang terdapat berbagai permasalahan.
bernama bahasa. Karya sastra menyimpan Permasalahan-permasalahan tersebut
berbagai pesan yang bermanfaat bagi disajikan penulis dalam keseluruhan cerita
kehidupan individu/masyarakat baik secara baik dalam dialog antartokoh maupun
tersirat maupun tersurat. Pada dasarnya, narasi penulis. Hal tersebut membuat sosok
karya sastra sangat bermanfaat bagi tokoh menjadi penting dalam sebuah
kehidupan karena karya sastra dapat cerita. Tokoh utama menjadi pusat
memberi kesadaran kepada pembaca perhatian ketika membaca sebuah novel
tentang kebenaran-kebenaran hidup. Hal karena tokoh inilah yang mengalami
tersebut disebabkan karena karya sastra konflik. Konflik yang dialami tokoh utama
diciptakan dengan tujuan-tujuan tertentu akan membuat cerita di dalam novel
melalui proses kreativitas penulis sehingga semakin hidup. Konflik bisa terjadi antara
membuat karya sastra itu menjadi lebih tokoh satu dan tokoh lainnya atau dengan
hidup (Endraswara, 2008: 69). Selain itu, diri tokoh itu sendiri. Konflik tokoh
karya sastra mempunyai fungsi lain, yaitu dengan dirinya sendiri dikenal dengan
fungsi hiburan atau rekreasi sehingga konflik batin. Konflik batin atau kejiwaan
dengan membaca karya sastra seseorang yang dialami tokoh tersebut tampak pada
dapat merasa senang dan terhibur. perilaku para tokoh. Selain itu, penulis
Berdasarkan bentuknya, karya sastra juga memberikan solusi terkait konflik
terbagi menjadi tiga bentuk, yaitu puisi, yang terjadi dalam cerita baik secara
prosa, dan drama. Puisi terikat dalam tersirat maupun tersurat sehingga pembaca
aturan-aturan tertentu, tidak seperti prosa dapat memperoleh pembelajaran dari
yang lebih bebas dalam berkreasi, membaca sebuah novel.
sedangkan drama berisi dialog-dialog yang Untuk menganalisis permasalahan di
diorientasikan untuk dipentaskan. Burung- atas digunakan pendekatan yang
Burung Manyar karya Y.B. Mangunwijaya mempelajari mengenai kejiwaan
merupakan sebuah novel yang berbentuk seseorang. Salah satunya adalah
prosa. Novel merefleksikan kehidupan pendekatan psikologi sastra. Teori ini
manusia sehingga ketika membaca suatu banyak digunakan untuk mengkaji karya
karya sastra kita dapat mengetahui sastra terutama permasalahan yang
gambaran kehidupan manusia dan berkaitan dengan kejiwaan karena teori ini
permasalahannya yang diwujudkan dalam merupakan dasar dari analisis kejiwaan
permasalahan atau konflik yang ada di seseorang. Selain itu, psikologi sastra
dalam cerita. Permasalahan atau konflik dipilih karena sesuai untuk mengkaji aspek
tersebut dapat ditemukan dalam unsur perwatakan secara mendalam, memberikan
intrinsik dan unsur ekstrinsik yang terdapat pemahaman kepada penulis tentang
dalam novel. Novel sebagai bentuk sastra permasalahan perwatakan yang
merupakan jagad realita yang di dalamnya dikembangkannya, dan dapat membantu
terjadi peristiwa dan perilaku yang dialami dalam menganalisis karya sastra, serta
dan diperbuat manusia (tokoh) (Minderop, dapat membantu pembaca dalam

BASASTRA Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya


Volume 7 Nomor 2, Oktober 2019, ISSN 2302-6405 102
memahami karya sastra (Semi dalam menarik dikaji dengan pendekatan
Endraswara, 2008: 12). psikologi”sastra. Apabila”1ditinjau dari
Dalam psikologi sastra terdapat permasalahan-permasalahan yang terdapat
teori psikoanalisis yang dikemukanan oleh dalam novel Burung-Burung”Manyar
Sigmund Freud. Teori ini banyak tampak bahwa dari seluruh ceritanya
digunakan untuk mengkaji karya sastra mengungkapkan konflik-konflik psikis
terutama yang menggunakan pendekatan dalam dirinya. Dalam proses perjalanan
psikologi sastra karena teori ini merupakan hidupnya, tokoh utama mengalami
dasar dari analisis kejiwaan seseorang. berbagai naik-turun kehidupan. Dimulai
Menurut Sigmund Freud, struktur kejiwaan dengan tokoh Setadewa (Teto) yang
manusia terdiri atas id (das es), ego (das merupakan anak berdarah Belanda yang
ich), dan superego (das uber ich). Ketiga mencintai Larasati yang berdarah
sistem kepribadian ini satu sama lain Indonesia. Novel ini menyimpan banyak
berkaitan. Tingkah laku manusia secara konflik psikis karena tokoh yang
sadar maupun tidak sadar dipengaruhi oleh mempunyai darah Belanda harus mencintai
interaksi antarketiganya. Psikologi sastra seseorang yang mempunyai latar belakang
secara definitif, mempunyaitujuan untuk berbeda dan merasakan pergeseran
memahami aspek-aspek kejiwaan yang kehidupan dari zaman”penjajahan Belanda,
terkandung dalam suatu karya sastra. penjajahan Jepang, dan Kemerdekaan
Meskipun demikian, bukan berarti bahwa Republik”Indonesia. Dari novel tersebut
analisis psikologi sastra terlepas dari juga dapat diambil”nilai-nilai
kebutuhan masyarakat. Sesuai dengan pendidikanxkarakter yang digambarkan
hakikatnya karya sastra memberikan oleh tokoh-tokoh dalam”cerita.
pemahaman terhadap masyarakat secara Tujuan Penelitian ini adalah (1)
tidak langsung melalui tokoh-tokohnya mendeskripsikan konflik batin yang
(Ratna, 2013: 342). dialami tokoh utama dalam novel Burung-
Karya sastra sebagai gambaran BurungxManyar karya Y.B.
kehidupan masyarakat dapat diambil nilai- Mangunwijaya. (2) mendeskripsikan nilai
nilai positif yang terkandung di dalamnya. pendidikan karakter dalam novel Burung-
Tidak jarang ditemukannilai-nilai Burung Manyarxkarya Y.B.
pendidikanxkarakter yang dapat diterapkan Mangunwijaya, dan (3) mendeskripsikan
dalam kehidupan bermasyarakat. Pada relevansi novel Burung-BurungxiManyar
dasarnya, permasalahan yang diangkat karya Y.B. Mangunwijaya dalam
dalam sebuah novel merupakan pembelajaran apresiasixsastra di SMA.
permasalahan yang terjadi pada masa itu. Novel dan ceritapendek (short story)
Selain itu, permasalahan-permasalahan merupakan dua bentukkarya sastra yang
hidup yang dialami tokoh-tokoh yang ada sekaligus disebut fiksi. Dalam beberapa
dalam cerita adalah permasalahan hidup hal, novel dianggap sebagai sinonim dari
yang masih relevan dengan permasalahan fiksi (Nurgiyantoro, 2013: 11). Novel
dewasa ini. Oleh karena itu, nilai-nilai merupakan jenis karya fiksi yang terbilang
pendidikanxkarakter yang ditemukan dari baru. Novel muncul setelah cerita pendek
berbagai macam tokoh yang ada di dalam (short story) dan roman muncul. Oleh
cerita dapat diterapkan dalam kehidupan karena itu, novel dapat dikatakan sebagai
bermasyarakat hingga saat ini. Jadi, selain karya sastra yang baru. Novel berada di
menghibur pembaca karya sastra juga antara cerita pendek dan roman, yaitu
mempunyai manfaat untuk memotivasi dan cerita novel lebih panjang dari cerita
memberikan pembelajaran bagi pendek, tetapi tidak sekompleks roman.
pembacanya. Yang membedakan novel dengan karya
Konflik”batin novel Burung-Burung sastra lainya yaitu (1) adanya perubahan
Manyar karya Y.B. Mangunwijaya ini nasib dari tokoh, (2) terdapat beberapa

BASASTRA Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya


Volume 7 Nomor 2, Oktober 2019, ISSN 2302-6405 103
episode dalam kehidupan tokoh utamanya, kesenian sebagai salah satu menifestasi
dan (3) biasanya tokoh utama tidak sampai dari proses kejiwaan sang pengarang.
mati. Pengarang sebagai individu dipengaruhi
Menurut Nurgiyantoro (2013: 178) oleh masa lalunya terutama masa anak-
Konflik (conflict), yang notabene adalah anak (aliran psikologi Id). Masa lalu itu
kejadian yang tergolong penting, akan memengaruhi kejiwaan atau dinamika
berupa peristiwa fungsional, utama, atau kepribadian sang pengarang yang salah
kernel dalam pengategorian di atas. Senada satunya dapat dilihat dari hasil kecemasan
dengan hal tersebut, Dewi (2015: 7) yang ditekan dan diungkapkan ulang
mengatakan bahwa konflik batin adalah melalui ketidaksadarannya dalam wujud
suatu permasalahan yang berhubungan bahasa ataupun karya seni yang lain.
dengan jiwa seseorang yang disebabkan (Susanto, 2012: 8).
perbedaan dan pertentangan sehingga Menurut Minderop (2016: 21), Id
memengaruhi tingkah laku seseorang atau merupakan energi psikis dan naluri yang
tokoh tersebut. Konflik dalam karya sastra menekan manusia agar memenuhi
seperti halnya novel, menjadi sangat kebutuhan dasar, misalnya kebutuhan
penting guna membangun dan makan, seks, menolak rasa sakit atau tidak
mengembangkan alur di dalamnya. nyaman. Id berada di alam bawah sadar,
Berfungsi untuk menumbuhkan tidak ada kontak dengan realitas. Cara
pengenalan nilai atau pesan dan bahkan kerja id berhubungan dengan prinsip
bisa pada tahap karya sastra tersebut kesenangan, yakni selalu mencari
mampu membentuk sebuah replikasi kenikmatan dan selalu menghindari
kehidupan manusia yang pada umumnya ketidaknyamanan. Ego adalah aspek
akan menemui konflik-konflik kehidupan. psikologis daripada kepribadian dan timbul
Psikologi erat kaitannya dengan karena kebutuhan organisme untuk
kepribadian. Kepribadian menurut berhubungan secara baik dengan dunia
psikologi bisa mengacu pada pola kenyataan (realita). Lapisan jiwa ego
karakteristik perilaku dan pola pikir yang berada pada lapisan prasadar disebut juga
menentukan penilaian seseorang terhadap system der-bewussten verbewusten. Letak
lingkungan. Kepribadian dibentuk oleh perbedaan yang pokok antara id dan ego,
potensi sejak lahir yang dimodifikasi oleh yaitu kalau id hanya mengenal dunia
pengalaman budaya dan pengalaman unik subjektif (dunia batin) maka ego dapat
yang memengaruhi seseorang sebagai membedakan sesuai yang hanya ada di
individu. Tingkah laku seorang individu dalam batin dan sesuatu yang ada di dunia
dipengaruhi oleh konflik dari ketiga sistem luar. Superego adalah aspek sosiologis
kepribadian (id, ego, dan superego). Agar kepribadian, wakil dari nilai-nilai
hubungan antara individu dapat berjalan tradisional serta cita-cita masyarkat
lancar diperlukan keseimbangan antara sebagaimana ditafsirkan orangtua kepada
jiwa dan raga dalam kehidupannya. anak-anaknya yang dimasukkan
Keseimbangan dalam kepribadian (diajarkan) dengan berbagai perintah dan
seseorang terdiri dari tiga sistem, yaitu id, larangan. superego mengacu pada
ego, dan superego. Dalam perkembangan moralitas dalam kepribadian. Superego
psikologi terus memperkuat jangkauan, sama halnya dengan hati nurani yang
sehingga memunculkan cabang-cabang mengenali nilai baik dan buruk
ilmu psikologi. (conscience).
Psikoanalisis adalah salah satu Nilai adalah sebuah konsepsi abstrak
pemikiran materialisme yang memandang yang menjadi acuan atau pedoman utama
sastra dengan cara yang berbeda. mengenal masalah mendasar dan umum
Pemikiran ini diperkenalkan oleh Sigmund yang sangat penting dan ditinggikan dalam
Freud. Paham ini menempatkan sastra atau kehidupan. Nilai merupakan suatu yang

BASASTRA Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya


Volume 7 Nomor 2, Oktober 2019, ISSN 2302-6405 104
abstrak yang dijadikan pedoman serta aspek penyajian materi, dan aspek
prinsip-prinsip umum dalam bertindak dan kegrafikaan. Bagian akhir buku nonteks
bertingkah laku. Karakter merupakan nilai- berisi informasi mengenai pelaku
nilai perilaku manusia yang universal, perbukuan dan indeks, sertaxdapat
mencakup hubungan manusia dengan menambahkanxglosarium, daftar pustaka,
Tuhan, alam, dan sesamanya. Karakter danilampiran.
termanifestasi melalui pikiran, sikap,
perasaan, perkataan, dan perbuatan. METODE PENELITIAN
Pembentukan karakter dipengaruhi oleh Penelitian ini merupakan
faktor bawaan (fitrah - nature) dan penelitianxdeskriptif kualitatif dengan
lingkungan (sosialisasi atau pendidikan analisisxisi (content analysis).Sumber data
nurture). Pendidikan karakter merupakan primer dalam penelitian ini adalah novel
usaha yang disengaja untuk membantu Burung-BurungxManyar karya
seseorang memahami dan berperilaku yang Y.B.xMangunwijaya. Selain itu,
sesuai dengan nilai-nilai karakter mulia sumberxdata informan berupaxwawancara
melalui olah hati, olah pikir, olah raga, dan terhadap guru, dan siswa.. Teknik yang
olah rasa (Samrin, 2016: 141). Nilai dipakaixdalam penelitianxxini adalah
pendidikan bisa dikatakan suatu konsep purposive sampling. Purposivexxsampling
mengenai pendidikan yang berguna bagi adalah kecenderunganxpeneliti untuk
kehidupan bermasyarakat, dalam hal ini memilih informasi yang
nilai pendidikan yang terkandung dalam dianggapxmengetahui informasi
karya sastra. danxmasalahnya secara mendalam dan
Pembelajaran sastra tentunya tak dipercaya untukimenjadi sumber datayang
lepas dari karya sastra. Pembelajaran sastra mantap. Teknik yang digunakanidalam
tidak hanya mendalami aspek kognitif pengumpulan data padaipenelitian ini
maupun persoalan ilmu pengetahuan adalah analisis isi dan wawancara. Teknik
namun juga harus lebih mendalami aspek validasi data menggunakan triangulasi
afektif, lebih-lebih psikomotorik. teori dan sumber data. Dalam
Mujiyanto dan Fuady (2011: 11) penelitianxiini digunakan teknik
berpendapat bahwa pembelajaran sastra triangulasi sumber untuk menjaga
tidak terbatas pada pendalaman materi keabsahan sumberxdata. Menurut Moleong
teori-teori sastra dan sejarah sastra, tapi (2010: 330) trianggulasi adalah teknik
lebih-lebih pada penghayatan nilai estetis, pemeriksaanxkeabsahan data yang
penghayatan dunia rasa dan imajinasi, berfungsi sebagai pembanding dan
penghayatan hal-hal yang bersifat mengecek terhadap data yang
immaterial, syukur-syukur tergugah untuk memanfaatkan sesuatuxyang lain dari data
produktif dan kreatif menciptakan bentuk- itu. Analisisxdata dalam penelitianxini
bentuk sastra. Karya sastra yang akan menggunakanxteknik analisis interaktif
digunakan sebagai bagian materi yangxmeliputi (1) pengumpulan data, (2)
pembelajaran dalam bentuk buku nonteks kegiatanxreduksi data (pengelompokan),
harus mengikuti aturan kelayakan buku (3) penyajian data, (4) penarikanxsimpulan
teks dan nonteks yang sudah diatur dalam (Sutopo, 2006: 94).
Permendikbud Nomorx8 Tahunx2016.
Buku nonteks wajibxmemenuhi unsur: (1) HASIL DAN PEMBAHASAN
kulit buku; (2) bagian awal; (3) bagian isi; Penelitian ini bertujuan untuk
dan (4) bagian akhir. Bagian awal buku menjawab permasalahan (1)
nonteks paling tidak berisi halaman judul Bagaimanakah konflik batin yang dialami
dan halaman penerbitan. Bagianxisi buku tokoh utama dalam novel Burung-Burung
nonteks memenuhixaspek materi, serta Manyar karya Y.B. Mangunwijaya; (2)
dapat menambahkan aspekikebahasaan, Bagaimanakah nilai pendidikan karakter

BASASTRA Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya


Volume 7 Nomor 2, Oktober 2019, ISSN 2302-6405 105
dalam novel Burung-Burung Manyar karya gerilyawan. Pada suatu ketika Ayah Teto
Y.B. Mangunwijaya; dan (3) terkena jebakan dan tertangkap oleh
Bagaimanakah relevansi novel Burung- Jepang. Marice, Ibunya memilih untuk
Burung Manyar karya Y.B. Mangunwijaya menjadi gundik Kepala Kempetai untuk
dalam pembelajaran apresiasi sastra di menyelamatkan Brajabasuki. Sejak saat itu
SMA? Teto mulai membenci segala yang berbau
Tokoh utama dalam novel ini adalah Jepang dan Indonesia. Hal tersebut
Setadewa (Teto). Nurgiyantoro (2013: memicu munculnya Id untuk membalaskan
259) mengatakan bahwa tokoh utama dendam orangtuanya kepada Jepang dan
adalah tokoh yang diutamakan Indonesia serta mengembalikan
penceritannya dalam novel yang pemerintahan seperti semula (Penjajahan
bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang Belanda)
paling banyak diceritakan, baik sebagai Kebencian Teto terhadap Indonesia
pelaku kejadian maupun yang dikenai dilatarbelakangi oleh kesalahan identifikasi
kejadian. Tokoh utama banyak diceritakan Indonesia dengan Jepang. Teto
dan selalu berkembang plot cerita secara menganggap Indonesia sama dengan
keseluruhan. Sementara itu, kemunculan Jepang. Hal tersebut membuat Teto
tokohtambahan biasanya diabaikan, atau menjadi benci terhadap Indonesia,
palingtidak, kurang mendapat perhatian. walaupun pada saat tersebut Indonesia juga
Berdasarkan teori Nurgiyantoro, tokoh berperang melawan Jepang untuk
utama dalamNovel Burung-BurungManyar mendapatkan kemerdekaan. Berbagai
karyaY.B.Mangunwijaya adalah Setadewa peristiwa membuat Id Teto semakin kuat
(Teto). Teto muncul sebanyak 17 kali dari sehingga Id Teto Teto untuk membalaskan
22 bab yang ada. Tokoh Teto tidak muncul dendam orangtuanya menjadi dominan.
pada bab 2, 4, 9, 11, dan 13. Akan tetapi, Dalam kutipan di atas, Ego merespon Id
tokoh Teto pada bab 11 dan 13 muncul dan dengan cara menjadi seorang KNIL.
sebagai bahan pembicaraan dan Dengan menjadi seorang KNIL diharapkan
memengaruhi jalan cerita di bab Teto dapat membalaskan dendam
selanjutnya. orangtuanya dan mengembalikan keadaan
keluarganya seperti semula.
Konflik Batin Teto terhadap Pada akhir cerita, Teto menyadari
Pemerintahan Belanda, Jepang, dan kesalahannya dan mulai menjadi pribadi
Indonesia yang berbeda. Keseimbangan antara id,
Tokoh Teto dalam novel”’Burung- ego, dan superego terlihat ketika Teto
BurungxManyar karya Y.B. mulai bijaksana dalam melakukan sesuatu.
Mangunwijaya”adalah seorang Belanda Teto juga sadar kebenciannya terhadap
totok. Teto adalah anak tunggal dari Indonesia adalah suatu kesalahan
pasangan suami istri Brajabasuki dan identifikasi. Ia juga menyadari bahwa
Marice. Kehidupan Teto pada masa sebagian dari dirinya adalah bangsa
pemerintahan Belanda cukup terjamin. Indonesia. Watak Teto yang semula keras
Brajabasuki merupakan letnan keluaran menjadi sedikit lebih lunak. Ketika bangsa
Akademi Breda Holland dan Marice Indonesia mengalami kerugian akibat
mempunyai ikatan keluarga dengan perusahaan tempat ia bekerja, Teto dengan
Mangkunegara. Pergantian penjajahan ikhlas membantu Indonesia dengan
Belanda ke penjajahan Jepang di Indonesia mengungkapkan kasus korupsi yang
membuat kehidupan Teto menjadi dilakukan oleh perusahaannya. Hal
berubah. Keluarga Teto pindah ke rumah tersebut membuktikan adanya superego
kecil di Patrabangsan agar tidak tertangkap dalam diri Teto.
oleh Jepang. Brajabasuki berjuang
melawan Jepang dengan menjadi seorang

BASASTRA Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya


Volume 7 Nomor 2, Oktober 2019, ISSN 2302-6405 106
Konflik Batin tentang Perasaan Teto Akan tetapi, seiring berkembangnya cerita
kepada Atik Id Teto yang menyukai Atik perlahan
Konflik batin tokoh Teto dan Atik muncul dan Id Teto untuk membalaskan
adalah konflik yang paling banyak dendam orang tuanya perlahan
diperlihatkan dalam novel Burung- menghilang. Pada akhir cerita Id Teto yang
BurungxxManyar karya Y.B. menyukai Atik tidak dapat direalisasikan
Mangunwijaya. Atik adalah putri dari karena Atik sudah mempunyai Suami.
keluarga Antana yang masih ada hubungan Superego menyeimbangkan Id karena tidak
dengan Mangkunegara. Teto bertemu Atik etis apabila seorang laki-laki mendekati
ketika keluarganya beberapa kali seorang perempuan yang sudah bersuami.
berkunjung ke Sala. Hubungan Teto dan Dengan mekanisme pertahanan ego
Atik semakin dekat ketika Teto mengalami represi, keinginan Id dikembalikan ke alam
masalah dan harus tinggal bersama bawah sadar. Dalam hal ini terjadi
keluarga Antana. Pada awal cerita keseimbangan antara Id, Ego dan
hubungan Teto dan Atik hanya sebatas Superego.
kakak dan adik. Akan tetapi, perasaan
tersebut mulai berubah sejalan dengan Nilai Pendidikan Karakter dalam Novel
berkembangnya cerita. Burung-BurungxManyar Karya Y.B.
Kedekatan Teto dan Atik sayangnya Mangunwijaya
tidak dapat berjalan mulus. Teto memilih Novel sebagai karya sastra
untuk membela Belanda, sedangkan Atik hendaknya bersifat dulce et utile. Selain
memilih untuk membela Indonesia. Hal ini memberi kesenangan, novel juga harus
menyebabkan terjadinya konflik batin memiliki nilai kebermanfaatan, salah
mendekat-mendekat. Teto menyukai Atik satunya memberikan nilai pendidikan
yang berada di pihak Indonesia (positif). karakter bagi pembaca. Novel Burung-
Sementara itu, Teto harus membalaskan Burung Manyar karya Y.B. Mangunwijaya
dendam orangtuanya kepada Jepang dan dapat dikatakan sebagai karya sastra yang
Indonesia (positif). Dorongan id untuk dulce et utile jika dilihat dari nilai
membalaskan dendam orangtuanya lebih pendidikan karakter yang terkandung di
besar, dorongan id untuk memiliki Atik dalamya. Dari 18 nilai pendidikan karakter
menjadi tersingkir. yang tercantum dalam Kemendiknas tahun
Teto menyukai Atik sejak tinggal 2010, terdapat 12 nilai pendidikan karakter
bersama keluarga Antana. Akan tetapi, yang meliputi: religius, jujur, toleransi,
hubungan tersebut tidak dapat berjalan disiplin, mandiri, rasa ingin tahu, semangat
karena Teto mempunyai ambisi untuk kebangsaan, cinta tanah air, menghargai
membalas dendam kepada Jepang dan prestasi, bersahabat/komunikatif, peduli
Indonesia sedangkan Atik memilih untuk sosial, dan tanggung jawab. Nilai
memihak Indonesia. Teto menjadi KNIL pendidikan karakter ini dapat dijadikan
sedangkan Atik menjadi sekretaris perdana sebagai pedoman siswa untuk
menteri. Hal ini menyebabkan munculnya mengembangkan perilaku positif. Nilai
konflik mendekat-mendekat. Konflik Teto pendidikan karakter yang terdapat dalam
terhadap hubungannya ini memunculkan novel dapat dilihat dari perwatakan dan
banyak mekanisme pertahanan ego. perilaku tokoh.
Karena Id Teto saling bertolak belakang,
ketegangan Teto harus dikurangi dengan Relevansi Novel Burung-
menggunakan mekanisme pertahanan ego. BurungxManyar Karya Y.B.
Pada awal cerita, Id Teto untuk Mangunwijaya dalam Pembelajaran
membalaskan dendam orang tuanya Apresiasi Sastra di SMA
kepada bangsa Jepang dan Indonesia lebih Novel Burung-Burung Manyar
dominan dari Id Teto yang menyukai Atik. karya Y.B. Mangunwijaya dapat

BASASTRA Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya


Volume 7 Nomor 2, Oktober 2019, ISSN 2302-6405 107
digunakan sebagai materi pembelajaran utama, nilai pendidikan karakter, dan
sastra di SMA pada mata pelajaran Bahasa relevansi novel Burung-BurungxManyar
Indonesia kelas XII. Novel ini memenuhi karya Y.B. Mangunwijaya sebagai materi
kriteria materi pelajaran yang baik menurut pembelajaran apresiasixsastra di SMA
Winkel (2007: 332), yaitu materi dapat ditarik simpulan sebagai berikut.
pembelajaran yang baik harus relevan Pertama, Konflik batin yang terjadi dalam
terhadap tujuan instruksional yang harus novel Burung-BurungxManyar karya Y.B.
dicapai; sesuai dalam taraf kesulitannya Mangunwijaya terdiri dari dua konflik.
dengan kemampuan siswa; dapat Pertama, konflik batin Teto terhadap
menunjang motivasi siswa; dan harus pemerintahan Belanda, Jepang, dan
membantu untuk melibatkan diri secara Indonesia. Kedua, konflik batin tentang
aktif, baik dengan berpikir sendiri maupun perasaan Teto terhadap Atik. Konflik batin
dengan menggunakan berbagai kegiatan. Teto terhadap pemerintahan Belanda,
Umy V.E. Singal (2015: 72) Jepang, dan Indonesia berbentuk
mengemukakan bahwa novel yang baik mendekat-menjauh. Sementara itu, konflik
dibutuhkan seleksi novel pada pengajaran batin tentang perasaan Teto terhadap Atik
apresiasi sastra. Dalam jurnalnya yang berbentuk mendekat-mendekat. Konflik
berjudul Kajian Psikologis Perwatakan batin dipengaruhi oleh adanya id, ego, dan
Tokoh Novel Pada Sebuah Kapal Karya superego tokoh. Pada saat awal cerita,
NH. Dini dan Implikasinya dalam pengambilan keputusan cenderung
Pengajaran Sastra di SMP, Umy V.E. didominasi id. Perkembangan tokoh dalam
Singal menjelaskan novel dapat cerita membuat dominasi id mulai
digolongkan ke dalam kelompok good menurun dan superego mulai muncul. Pada
novel apabila sebuah novel akhir cerita, pengambilan keputusan lebih
memperlihatkan adanya unsur utile bijaksana dengan mempertimbangkan
(menarik) dan dulce (bermanfaat). antara id, ego, dan superego.
Melalui watak tokoh, siswa dapat Kedua, Nilai pendidikan yang
mempelajari kepribadian seseorang. terkandung dalam Novel Burung-
Dengan aspek psikologis, siswa BurungxManyar karya Y.B.
mendapatkan informasi yang berguna bagi Mangunwijaya yaitu religius, jujur,
kehidupan. Hal seperti inilah yang dituntut toleransi, disiplin, mandiri, rasa ingin tahu,
dalam pembelajaran apresiasi sastra bahwa semangat kebangsaan, cinta tanah air,
salah satu tujuan pembelajaran sastra menghargai prestasi,
antara lain mengembangkan kepribadian bersahabat/komunikatif, peduli sosial, dan
seseorang dan menambah wawasan tentang tanggung jawab. Nilai pendidikan tersebut
kemanusiaan. Novel Burung-Burung tercermin dalam perilaku setiap tokoh baik
Manyar karya Y.B. Mangunwijaya relevan secara tersirat maupun tersurat.
jika dijadikan sebagai materi pembelajaran Ketiga, Novel Burung-
sastra di SMA. Selain ceritanya yang BurungxxManyar karya Y.B.
menarik, novel ini juga mengandung nilai- Mangunwijaya relevan apabila digunakan
nilai positif. Selain itu, novel ini juga sebagai materi pembelajaran
memenuhi kriteria kelayakan buku nonteks apresiasixsastra di SMA. Pembelajaran
berdasarkan Permendikbud Nomor 8 terkait novel sesuai dengan kompetensi inti
Tahun 2016 yang meliputi: 1) aspek dan kompetensi dasar yang ada, salah
isi/materi, 2) aspek penyajian, 3) aspek satunya adalah kompetensi dasar 3.9
bahasa, dan 4) aspek kegrafikaan. tentang menganalisis isi dan kebahasaan
novel pada kelas XII. Hal ini menunjukkan
SIMPULAN kesesuaian novel dengan tujuan
Berdasarkanxpenelitian yangxtelah instruksional yang harus dicapai. Selain
dilakukan terkait konflik batin tokoh itu, analisis psikologi sastra terkait tokoh

BASASTRA Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya


Volume 7 Nomor 2, Oktober 2019, ISSN 2302-6405 108
novel dapat membantu memberikan contoh
perkembangan siswa ke arah yang lebih
baik dan analisis nilai pendidikan dapat
membantu menjadikan siswa berkarakter.

REFERENSI

Dewi, Winda Sutra. (2015). Konflik Batin


Tokoh Dalam Novel Malam,
Hujan Karya Hary B Kori’un
Kajian Psikologi Sastra. Jurnal
Online Mahasiswa (JOM), 2 (1),
1-10.
Endraswara, Suwardi. (2008). Metodologi
Penelitian Sastra: Epistemologi,
Model, Teori, dan. Aplikasi.
Yogyakarta: Media Presindo.
Minderop, Albertine. (2011). Metode
Karakterisasi Telaah Fiksi.
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Indonesia.
__________________. (2016). Psikologi
Sastra: Karya Sastra, Metode,
Teori, dan Contoh Kasus. Jakarta:
Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Moleong, L. J. (2010). Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung:
Remaja Rosda Karya.
Mujiyanto, Y. & Fuady, A. (2011).
Sejarah Sastra Indonesia.
Surakarta: LPP UNS dan UNS
Press.
Nurgiyantoro, Burhan. (2013). Teori
Pengkajian Fiksi. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Ratna, Nyoman Kutha. (2013). Teori,
Metode, dan Teknik Penelitian
Sastra. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Samrin. (2016). Pendidikan Karakter
Sebuah Pendekatan Nilai. Jurnal
Al-Ta’dib, 9 (1), 120-143.
Susanto, Ahmad, 2012. Perkembangan
Anak Usia Dini. Kencana Prenada
Media.
Winkel, W.S. (2009). Psikologi
Pengajaran. Yogyakarta: Media
Abadi.

BASASTRA Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya


Volume 7 Nomor 2, Oktober 2019, ISSN 2302-6405 109

Anda mungkin juga menyukai