“DRAMA”
Oleh:
MARSEL MAATITA
18 402 106
D/ I
2018
TUGAS 1
Berikut ini ada sebuah cuplikan yang diambil dari sebuah tulisan dimajalah bulanan
Matra, No. 172, edisi bulan November 2000, berjudul “Addie M.S.: Gus Dur dan Aku
Satu Aliran”. Dilihat dari bentuknya, kutipan berikut ini dapat dikatakan sama dengan
sebuah teks drama. Akan tetapi, mengapa kutipan ini tidak mungkin dikatakan sebagai
sebuah karya drama?
Wawancara pertama dengan mengagum Leonard Berstein, konduktor kondang Amerika
Serkat, ini dilakukan di Hotel Sherator Bandara, Cengkareng, akhir September lalu. Saat
itu ia akan bertolak ke Melbourne, Australia, bersama Alex Frits, manager twilite
orchestra. Di “negeri kanguru” itu, adddie dan the victorianphilharmonic orchestra
merekam theme song Garuda Indonesia. Berikut petikan wawancaranya:
TUGAS 2
Tontonlah sebuah pementasan drama yang ditampilkan dimana saja. (kalau dalam
minggu ini tidak ada pementasan drama, cobalah simak sebuah sinetron atau film televisi
yang ditayangkan oleh sejumlah stasiun televisi). Di dalam proses menyaksikan
pementasan tersebut, usahakan untuk mencatat hal-hal penting yang berkenaan dengan
penghayatan tokoh, alur cerita yang dibangun, kostum, tata cahaya, tata suara, dan
sebagainya. Juga catat, adakah monolog, solilokui, atau sampingan dalam drama atau
sinetron yang Anda tonton?
Buatlah sebuah laporan ringkas mengenai pementasan yang anda lihat itu dengan
menekankan pada hal-hal yang berkaitan dengan apa yang telah anda pelajari dari bab ini
maupun dari bab selanjutnya. Kemudian, simpulkan unsur yang paling menonjol dari apa
yang anda tonton itu sehingga anda dapat mengatakan mengenai kekuatan utama karya
tersebut.
TUGAS 3
Secara individual, cobalah analisi salah satu dari karya drama yang di sediakan dengan
mempertimbangkan segi-segi yang telah dijelaskan. Analisi yang anda lakukan ini harus
diketik sekurang-kurangnya sebanyak 1000 kata dan serahkan kepada pengajar anda pada
pertemuan berikutnya.
Buatlah sebuah naskah drama yang dikembangkan dari genre sastra lain, boleh dari
cerpen, puisi, atau novel. Setelah selesai, bandingkan kedua genre sastra yang berbeda
itu. Unsur-unsur apa saja “hilang” dari prosa atau puisi itu, dan apa yang bertambah?
JAWABAN
TUGAS 1
Karena, sebuah karya drama mempunyai struktur dan unsur-unsur drama yang dapat
membedakan teks drama. Struktur drama itu sendiri, terdiri atas prolog, yaitu bagian yang
mengandung pembukaan atau acara pendahuluan dalam drama. Dialog, yaitu media
kiasan yang melibatkan tokoh-tokoh drama yang diharapkan dapat menggambarkan
kehidupan dan watak manusia. Dan struktur terakhir adalah struktur Epilog, yaitu bagian
akhir dari sebuah drama yang berfungsi untuk menyampaikan inti sari atau bagian yang
menunjang maksud cerita oleh seorang aktor atau dalang pada akhir cerita. Dari struktur
di atas dapat dikatakan bahwa kutipan di atas tidak termasuk dalam karya drama.
Menurut saya, sebuah karya drama yang menarik ditentukan dari judul dan inti dari
masalah yang disajikan dalam sebuah karya drama. Kemudian, cerita yang disajikan juga
menentukan karya drama tersebut menarik untuk ditonton. Jikasang penulis naskah
menulis sebuah karya drama untuk ditonton oleh anak-anak maka, alur cerita yang dibuat
harus menarik. Misalnya pementasan karya drama disajikan dengan animasi-animasi
yang dapat membuat anak-anak terhibur dan senang menonton sebuah pementasan
drama. Kemudian, gaya bahasa yang digunakan dalam pementasan harusmenggunakan
gaya bahasa yang dapat dimengerti oleh anak-anak agar maksud dari sang penulis karya
drama, dapat dimengerti oleh anak-anak. Isi cerita juga harus mengandung sebuah pesan
moral, yang dapat membuat anak-anak tersebut, giat untuk belajar serta dapat terhindar
dari perilaku-perilaku yang kurang baik. Selain anak-anak, drama juga dapat ditampilkan
di depan anak-anak remaja yang menampilkan misalnya bahaya narkotika, seks bebas,
ugal-ugalan, atau kejahatan-kejahatan yang lainnya, yang dapat merusak masa depan
mereka. Maka dari itu, melalui sebuah karya drama dapat memberikan gambaran kepada
anak-anak remaja agar tidak terjerumus dalam kejahatan-kejahatan yang dapat merusak
masa depan generasi bangsa. Tak hanya anak-anak, anak-anak ABG/remaja, pementasan
dramapun dapat ditonton oleh orang dewasa, dari ibu-ibu sampai nenek-nenek, dari
bapak-bapak sampai kakek-kakek semuanya dapat menoton karya drama. Maka dari itu,
drama yang dibuat harus sesuai dengan umur sang penonton. Karya drama di jaman
sekarang dapat ditonton ditelevisi, dibioskop, atau secara langsung dapat di tonton di
pementasan drama yang ada di gereja, biasanya saat mendekati paskah atau natal di
Gereja ada sebuah pementasan drama yang dipentaskan dalam Gereja. Gunanya untuk
memberikan gambaran bagaimana Isa Almasih atau Yesus Kistus lahir kedunia. Kalau di
jaman dulu masyarakat betawi menampilkan pementasan drama yang dipentaskan dalam
sebuah panggung yang biasa disebut “Lenong” drama ini mengandung cerita komedi
yang dimainkan oleh anak kecil sampai orang dewasa menggunakan bahasa betawi
melayu. Pementasan Lenong ini, diiringi oleh musik tradisonal seperti, Gambang dan
Kromong. Pementasan Lenong juga memiliki dua jenis yaitu: Lenong Dedes dan Lenong
Preman. Itulah sedikit yang saya ketahui tentang Drama.
Berbagai alasan yang mendasari kemungkinan pementasan puisi:
Alasan pertama, adanya sebuah panggung pergelaran untuk sebuah pementasan puisi atau
sebuah karya drama.
Alasan kedua, ada lomba yang dapat diikuti untuk pementasan puisi terjadi
Alasan ketiga, karena sebuah acara yang mengharuskan mementaskan puisi atau sebuah
karya drama.
Alasan keempat, untuk memberikan suatu gambaran yang mengharuskan pementasan
drama atau puisi dilakukan.
Itulah berbagai alasan yang saya ketahui dan yang saya dapat paparkan.
Hal-hal yang penting yang terdapat dalam novel Boenga Roos dari Tjikembang yaitu
sebagai berikut:
1. Dalam buku tujuh belas bab ini, menceritakan seorang manajer perkebunan
bernama Oh Aij Tjeng yang harus meninggalkan nyai (pasangan tanpa hubungan
pernikahan) tercintanya, Marsiti, sehingga ia bisa menikah.
2. Novel ini terinspirasi dari lirik lagu berbahasa inggris “if Those Lips Could Only
Speak”(jika bibir itu dapat berbicara) dan sandiwara “impian di tengah musim”
karya William Shakespeare. Boenga roos bahasa dari Tjikembang awalnya ditulis
sebagai cerita garis besar untuk grup drama panggung Union Dalia. Kwee
mencampurkan beberapa bahasa lainnya, khususnya belanda, sunda, dan inggris;
yang memasukkan dua kutipan dari puisi bahasa inggris dan dari lagu bahasa
inggris.
3. Novel ini telah ditafsirkan sebagai promosi teosofi, sebuah risalah pada konsep
reinkarnasi Buddhisme, panggilan untuk pendidikan, sebuah ode penghormatan
untuk para nyai, dan kecaman terhadap bagaimana mereka diperlakukan kala itu.
4. Novel ini telaah difilmkan dua kali, pertama yaitu Boenga Roos dari
Tjikembaang(1931) oleh The Teng Chun kemudian Bunga Roos (1975) oleh Fred
Young.
TUGAS 2
Judul drama yang ditonton “Cinta yang hilang”. Hal-hal penting yang hendak dicatat:
1. Penghayatan tokoh
Tokoh-tokoh yang ada dalam sinetron drama ini yaitu:
Mira, sebagai pemeran utama dalam cerita ini,
Monolog yang ada dalam cerita ini, jterdapat dalam kisah pedih anak-anak yang ingin
bertemu dengan ibunnya sehingga setiap kali mereka berdoa, mereka slalu meminta
agar dipertemukan dengan ibunnya dan dapat hidup seperti dulu bersama ibunnya.
Laporan karya Drama:
a. Tema dari drama sinetron “cinta yang hilang” sedih.
b. Alur yang digunakan juga alur campuran.
Dimulai dari kisah seorang janda yang mempunyai dua orang anak.Mereka
berangkat ke Jakarta untuk mencari ayah dari anak-anak tersebut.Awal konflik
sedih itu dimulai dari situ.Bahwa, Mira menemukan suaminya telah menikah
kembali dengan wanita kaya yaitu Rianty yang mempunyai anak satu. Oleh
karena keegoisan dari Yudha yaitu suami Mira mencoba memisahkan Ilham dan
Indah dari ibunya, dengan melakukan berbagai macam cara untuk memisahkan
mereka. Alur campuran di cerita ini, terdapat dalam kisah yang mereka ungkit di
jaman dulu.
c. Karakter tokoh:
Mira: lembut, rasa keibuan yang tinggi, baik, sabar, bijaksana.
Yudha: kasar, egois, keras kepala, jahat
Ilham: baik, sopan, sabar, penyayang
Indah: baik, sopan, sabar, penyayang
Ranty: suka menolong, memiliki perasaan yang gampang tersentuh.
Raffi: baik, suka menolong, lembut, sedikit tidak sabaran
Jarwo; baik, egois
Tari: lembut, baik, sabar,bijaksana.
Firman: baik, lembut, penyayang, bijaksana.
d. Bahasa dialog:
Komunikatif sehingga mudah dimengerti, penyampainnya yang menarik sesuai
dengan alur cerita.
e. Latar:
-Tempat
Rumah, kantor, jalanan, perkampungan
-Waktu
Pagi, siang, malam
-Suasana
Senang, tegang, sedih.
f. Action/gerak tubuh
Setiap tokoh dalam cerita memerankan dengan baik sesuai dengan tokoh yang di
perankan.
g. Tata busana:
Tata busana sesuai dengan isi cerita yang modern.
Tata suara juga baik.
TUGAS 3
Sedangkan tokoh wirawan dan wirawatinya ialah panieka dan dukun. Tokoh
bawahan dalam naskah drama ini adalah Comol. Perannya sangat ditentukan
untuk membantu pemeranan tokoh utama.
e. Penokohan
Naskah drama “ Lautan Bernyanyi “ karya Putu Wijaya memiliki karakter –
karakter sebagai berikut:
1. Kapten Leo
Kapten Leo berperan sebagai tokoh utama dalam naskah “ Lautan
Bernyanyi “ karya Putu Wijaya ini. Kapten Leo memiliki sifat tegas dalam
melakukan sesuatu, dia selalu teguh pada pendiriannya dan yakin pada
keyakinannnya.Namun, sisi negatif dari Kapten Leo, dia memiliki sifat
yang mudah terbawa suasana hati. Halusinasi serta kegelisahannya
membuatnya terpuruk dan melakukan kesalahan yang fatal. Gambaran
fisik dari Kapten Leo ialah bertubuh kekar dan berkumis tebal.
2. Comol
Dia berperan sebagai juru masak kapal.Peranan Comol dalam setiap
adegan membantu peran Kapten Leo untuk menjelaskan isi dari
cerita.Comol digambarkan dengan tubuhnya yang bongkok.Sifatnya
terlalu percaya terhadap cerita – cerita orang banyak.Comol berkarakter
cerewet dan latah.Seringkali dia dikatakan bodoh dan tolol namun dirinya
tetap saja tidak merasa seperti itu.
3. Panieka
Panieka hadir sebagai awak kapal Kapten Leo.Ia kabur dan meninggalkan
kapal ketika Kapal Harimau Laut terdampar. Tokoh initidak begitu
dhambarkan secara jelas keadaan fisiknya, namun tokoh tersebut memiliki
karakter kurang disiplin.Kedatangannya disini menjadi awal dari
pemunculan konflik cerita terjadi.
4. Adenan
Tokoh ini menjadi pekengkap pada bagian awal mula konhlik sampai
penyelesaian.Adenan memiliki sifat peduli tehadap kawan – kawannya
dan tenang dalam menghadapi masalah.Kehadirannya dalam cerita
menyeimbangi koflik – konflik yang terjadi dalam cerita.
5. Rubi
Dalam naskah drama yang berjuduk “ Lautan Bernyanyi “ , Rubi
digambarkan sebagai sosok yang pemalu dan mudah marah. Dia menjadi
pemicu perdebatan tokoh utama dan tokoh lain dalam cerita.
6. Dayu Sanur
Dayu Sanur dikarakterkan sebagai seorang Dewa Laut yang buas.Menurut
masyarakat sekitar Dayu Sanur serba mengetahui dan menakutkan.Dalam
cerita, tokoh tersebut memiliki sifat dan sikap layaknya Tuhan.Merasa tau
tentang segalanya dan merupakan tokoh yang ditentang oleh tokoah
utama.
7. Dukun
Tokoh dukun dalam naskah drama “ Lautan Bernyanyi “ karya Putu
Wijaya memiliki watak yang baik dan rendah hati. Tokoh ini menjadi
tokoh penentu pada adegan penyelesaian tahap akhir.
f. Alur atau Plot
Adapun alur atau plot yangterdapat dalam naskah drama ‘ Lautan Bernyanyi “
karya Putu Wijaya diuraikan sebagai berikut :
a. Perkenalan
Pada umumnya berisi informasi yang berkaitan dengan berbagai hal yang
akan dikisahkan pada tahap-tahap berikutnya. Fungsi pokok tahapan awal
adalah memberikan informasi dan penjelasan seperlunya yang berkaitan
dengan pelataran dan penokohan.Cerita diawali ketika kapal Harimau Laut
terdampar ditepi Pantai Sanur, pulau Bali.Pada adegan pertama dijelaskan
awal mula fenomena Laautan Bernyanyi.Pembicaraan antara Kapten Leo
dan Comol menjadi isi dari tahap pengenalan situasi cerita.
b. Pemaparan masalah
Pada tahap pemaparan masalah atau tahap menuju adanya konflik ini,
bermula ketika Panieka kembali ke geladak kapal dan membawa seorang
wanita.Wanita yang ternyata anak dari Dayu Sanur.Comol kemudian
panik namun Kapten Leo tetap mengijinkan wanita tersebut
bersembunyi.Disinilah letak awal dari pemunculan konflik.
c. Klimaks
Tahapan ini mencakup pokok klimak dari cerita “Lautan Benyanyi “,
dimana Dayu Badung yang sedang mengidap penyakit cacar dan sedang
dicari oleh banyak orang ternyata bersembunyi di geladak kapal. Awak
kapal lain seperti Adenan dan Rubi, serta Comoil sangat mengkhawatirkan
hal tersebut. Terjadilah perdebatan dan pertikaian antara mereka dengan
Kapten Leo.
d. Anti klimaks
Pemecahan masalah timbul, setelah kedatangan Dayu Sanur didalam
geladak kapal.Panieka yang membawa dukun untuk menyembuhkan Dayu
Badung ternyata kakak dari Dayu Sanur.Kehadiran dukun itu, membuat
Dayu Sanur pergi dari geladak kapal.
e. Penyelesaian masalah.
Pada tahapan penyelesaian ini, terjadi ketika perdebatan antara Rubi dan
Kapten Leo.Adenan berusaha untuk melerai dan mendamaikan
suasana.Setelah itu. Kapten Leo mulai tunduk dan merendahkan dirinya
dihadapan
mereka berdua. Tidak lama dari saat – saat tersebut, kapal Harimau laut
bergerak.
Amanat
Dari kutipan – kutipan naskah drama “Lautan Bernyanyi “ karya Putu
Wijaya diatas. Dapat diambil amanat, bahwasannya kita manusia harus
mempunyai keyakinan yang teguh untuk menentukan sesuatu. Dengan
begitu, semua yang dilakukan akan menjadi jelas dan tertata tanpa ada
kebingungan dan kebimbangan. Seperti yang digambarkan pada tokoh
Kapten Leo, kebingungannya menghambat jalan pikiran dan keteguhan
hatinya, sehingga banyak kesalahan – kesalahan yang ia lakukan dan
masalah yang ia alami.
Puisi sastra lama dan sekarang:
Puisi lama:
Judul: Butir-butir kasih sayang
Bahagia tersenyum sendiri
Guyuran air merajam hati
Arus yg deras menyiksa diri
Berdiam tak pantas tuk dikasihi
layu dalam kesedihan
malu dalam cemoohan
menangis tak dihiraukan
tumbuh butir-butir kasih saying
lewat lubang jeritan hati
sampai tawa tak lagi menghampiri
sekarang:
bumi sudah terbalik
(Karya : Tedy Pratama Saputra)
Kini alam sudah bisa menangis
Melihat bumi yang dijungkir-balikan
Matahari sudah tidak lagi diatas
Tanahpun tidak berada di bawah lagi
Itulah kehidupan saat ini
Sebuah gambaran yang menyedihkan
Hubungan manusia dengan manusia
Begitu juga manusia dengan alam
Dari kehidupan ekonomi
Yang miskinpun semakin melarat
Yang kaya semakin menjadi-jadi
Tak ada keseimbangan antara keduanya