Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS DEIKSIS DALAM KUMPULAN PUISI NISAN ANNEMARIE

KARYA BINHAD NURROHMAT

Theresia Yubel R.P.N

NIM: 122011133032

Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga

Alamat : Jl. Dharmawangsa Dalam Selatan, Kampus B. Surabaya, Indonesia 60286

E-mail: theresiayubel01@gmail.com

ABSTRAK Mendeskripsikan makna dan tujuan dari


penggunaan tujuan deiksis persona,tempat
Analisis pada kumpulan puisi Nisan
dan waktu berdasarkan pada kumpulan puisi
Annemarie karya Binhad Nurrohmat
Nisan Annemarie karya Binhad Nurrohmat.
memiliki tujuan dalam menganalisis
kumpulan puisi Nisan Annemarie karya Penelitiaan ini merupakan

Binhad Nurrohmat dalam penggunaan penelitiaan yang menggunakan metode

Deiksis, penilitiaan ini bertujuan: (1) penilitian kualitatif. Subjek penelitiaan ini

Mendeskripsikan penggunaan deiksis pada adalah kumpulan puisi Nisan Annemarie

kumpulan puisi Nisan Annemarie karya dengan tebal 220 halaman, diterbitkan pada

Binhad Nurrohmat. (2) Mendeskripsikan bulan April 2020 oleh DIVA Press.

bentuk-bentuk deiksis persona,tempat dan Penelitiaan dalam metode kulitatif

waktu dalam kumpulan puisi Nisan menghasilkan sebuah sajian dalam deskriptif

Annemarie karya Binhad Nurrohmat. (3) berupa kalimat atau kata yang terdapat
dalam kumpulan puisi Nisan Annemarie diterbitkan pada bulan April 2020 memiliki
karya Binhad Nurrohmat. Cara tema yang unik yaitu berkaitan dengan
pengumpulan data dilakukan dengan kematiaan dan kuburuan. Melalui karyanya
menggunakan teknik baca, menandai point- sebelumnya yaitu Kuburan Imperium (2019)
point berdasarkan penggunaan deiksis pada yang mengangkat tentang sebuah perasaan
kumpulan puisi Nisan Annemarie dan manusia terhadap realitas ruang dan waktu
terdapat teknik catat. yang misalnya kepada kuburan dan
peralihan masa di dunia serta memiliki
Hasil penelitian ini menunjukkan
kejadian-kejadian yang bersejarah yang
bahwa bentuk dan makna penggunaan
menakjubkan dan tak selalu dan bisa
deiksis terdapat beberapa macam yaitu
dituliskan. Lalu dilanjutkan dengan
antara lain deiksis persona yang berkaitan
karyanya yang terbaru yang berjudul Nisan
dengan kata ganti orang seperti kata ganti
Annemarie yang tidak jauh dengan tema
orang pertama jamak : kami, kita, kedua
karyanya sebelumnya yaitu mengenai
tungga; : kau, kedua jamak : anda, dan
sebuah kematian dan kuburan. Seperti yang
masih banyak lagi, penggunaan deiksis
kita ketahui bahwa kematiaan dan kuburan
tempat yang menunjukkan sebuah tempat
memiliki keterkaitan satu sama lain,
seperti : di rumah, di masjid, di gereja,
sepertinya penulis mengajak kita untuk
bumi, desa, di kabupaten, di kota, dan masih
berziarah dari satu makam ke makam
banyak lagi yang menjelaskan terkait suatu
lainnya dan penulis membawa pembacanya
tempat yang jelas. dan penggunaan deiksis
dalam suatu realitas akan sebuah pandangan
waktu merujuk pada jarak waktu seperti:
mengenai kematiaan. Alur yang dibawa oleh
sekarang, nanti, besok, lusa, tahun depan,
Binhad Nurrohmat berselancar dari satu
kemarin, sore, siang, malam, lusa.
kuburan ke kuburan lainnya yang semacam
Kata Kunci: Analisis, Deiksis, bentuk- mengajak kita untuk melakukan ziarah.
bentuk deiksis, makna deiksis. Pembaca juga menyaksikan Binhad yang
sedang merambah jalan keburukan, kesia-
sian dan boleh jadi syirik.
PENDAHULUAN
Binhad Nurrohmat yang merupakan
Pada kumpulan puisi Nisan penulis dari buku Nisan Annemarie
Annemarie karya Binhad Nurrohmat yang membangun sebuah plot cerita yang terdapat
suatu pesan atau amanat yang tak lazim merenungi dan memahami mengenai sejarah
mengenai masa depan puisi dengan waktu dan situs perziarahan yang menyuarakan
kematiaan yang selama ini banyak orang mengenai sebuah ruang bertemu tradisi dan
yang menganggap bahwa kematiaan adalah moderinitas terkait genre puisi yang ditulis
waktu yang khatam (tamat) tetapi bagi oleh penulis. Kumpulan puisi Nisan
Binhad Nurrohmat kematiaan justru masa Annemarie menekuni dalam belantara
depan. Oleh karena itu, terdapat sebuah imajinasi tradisional yang membuat Binhad
tarikh yang tertulis bahwa “Masa silam tak menemukan gaya pengucapan baru dalam
hanya berhenti di belakang/masa depan petualangan puitikanya.
menyimpan yang belum terjadi”, demikian
Binhad dengan rasa antusiasnya
kutipan pada puisi berjudul “Masa Depan
mengajak kita semua untuk berziarah satu
Semua Orang.” Dalam frasa “masa depan”
per satu dan dari perzirahannya tersebut
itu terdapat sebuah pemaknaan terkait
terciptalah sebuah gerak puitik yang
“kematian” atau katakanlah sebuah fase
mengarahkan kepada sebuah makam yang
berpindahnya jasad dari alam lapang ke
memaknai mengenai keramat dan
alam kubur, terkandung di dalamnya.
kematiaan. Pada kumpulan puisi Nisan
Manusia selalu menunggu/dan lupa di
Annemarie karya Binhad Nurrohmat
sepanjang usia/yang berguguran dan
mengangkat sebuah topik yang berkaitan
pucat/di sebujur mayat. Kumpulan puisi
“warisan reruntuhan”. Contohnya pada sajak
yang berjudul “Nisan Annemarie”
yang berjudul Arca Kaki Terkubur di Kediri
menjelaskan terkait kuburan dan kematian
yang terdapat pada halaman 180 di bagian
yang keduanya memiliki keterkaitan. Kata
bab Warisan Reruntuhan yang menjelaskan
kuburan seringkali memiliki pemaknaan
mengenai sebuah permenungan tentang
yang penuh misteri, dimana arti kuburan
maut dan kuburan dan tepatnya di Indonesia
sendiri merupakan sebuah tempat yang
yang terkadang akan selalu berjuang pada
menyisakan sejumlah misteri, serta seperti
permenungan tentang reruntuhan.
yang kita ketahui bahwa kuburan sendiri
merupakan tempat peristirahatan yang Pada kumpulan puisi Nisan

terakhir setiap orang. Annemarie ini terdapat 193 sajak yang


membawakan hal yang baru dalam
Penulis yaitu Binhad Nurrohmat
penggunaan dan pemilihan kata pada
mengajak para pembacanya untuk
puisinya. Kumpulan puisi yang diolah menggunakan data dalam bentuk narasi atau
dengan perasaan yang sunyi, tenang seakan deskriptif.
memberikan sebuah atmosfer kepada sang
Dalam analisis pada penelitiaan ini
pembaca atas lika-liku kehidupan. Terdapat
dikaitkan dengan penggunaan deiksis yang
3 point utama yang dibahasnya yaitu
terdapat pada kumpulan puisi Nisan
mengenai sebuah kematian atau ketiadaan,
Annemarie karya Binhad Nurrohmat. Data
kuburan dan nisan.
yang dipakai melalui bait-bait puisi yang
terdapat pada kumpulan puisi tersebut dan
yang terdapat penggunaan deiksis yang
METODE PENLITIAAN
menjadi fokus utama dalam penelitiaan ini
Penelitiaan dalam menganalisis lalu cara pengumpulan data juga dilakukan
bentuk deiksis pada kumpulan puisi Nisan dengan menggunakan teknik baca, menandai
Annemarie ini menggunakan bentuk metode point-point berdasarkan penggunaan deiksis
penlitiaan kualitatif. Metode penelitiaan pada kumpulan puisi Nisan Annemarie dan
kualitatif adalah suatu cara yang digunakan terdapat teknik catat.
dengan tujuan untuk menjawab atas masalah
penelitiaan yang berkaitan dengan data
dalam bentuk narasi dan bersumber dari PEMBAHASAAN
suatu aktivitas wawancara, pengamaatan
Kumpulan puisi Nisan Annemarie karya
hingga pengaliaan terkait sumber atau
Bindhad Nurrohmat, yang berkaitan
dokumen. Sudaryanto (2015)
“warisan reruntuhan”. Mengangkat sebuah
mendefinisikan bahwa metode sebagai suatu
tema mengenai kematiaan dan ketiadaan.
cara yang harus dilakukan, diterapkan serta
Penulis mengajak pembacanya untuk
dilaksanakan untuk menyelesaikan suatu
berziarah dari satu makam ke makam
permasalahan yang dibahas pada penelitiaan
lainnya dalam mengungkapkan sebuah
tersebut. Dengan demikian, penelitiaan pada
realitas atau kenyataan mengenai suatu
artikel ini yang berjudul “Analisis deiksis
pandangan terkait kematiaan. Pada judul
dalam kumpulan puisi Nisan Annemarie
kumpulan puisi tersebut terdapat beberapa
karya Binhad Nurrohmat” menggunakan
point yang dibahas yaitu kematiaan atau
metode penelitiaan kualitatif dengan
ketiadaan, kuburan, dan nisan, dari point-
point tersebut saling berkaitan. Makna dari Dan jembatan kecil melintangi aliran
batu nisa itu sendiri menggambarkan sebuah kali.
tanda/lambang mengenai ujung dari hidup
manusia yang menjadi penanda seseorang Cerita samar serta terang dari masa
yang telah meninggal dan menyadarkan silam
seseorang bahwa ia telah berada di Pada undak batu menurun dan
kehidupan baru. Pada penelitiaan ini juga menajak
membahasa sebuah penggunaan deiksis Tersaput serbuk waktu dan endapan
yang terdapat pada kumpulan puisi Nisan debu
Annemarie. Jenis-jenis deiksis yang
digunakan pada tiap-tiap sajak pada Embun di udara membasuh seutuh
kumpulan puisi tersebut. daun
Di kebun-kebun pada lereng dataran
A. Analisis dalam penggunaan deiksis
tinggi
keruangan / tempat pada
Dan matahari murung terkurung
kumpulan puisi Nisan Annemarie
mendung.
karya Binhad Nurrohmat

Darah mengigil di pembuluh


 Sajak 1 :
sekujuru
Jalan Panangkaran
Dan beku pandangan senyap
menatap
Ada jalan hari ini di atas jalan
Julang gunung-gunung di kejauhan.
sebelumnya
Dan telapak kaki kemudian hari
Dari ketinggian ke kaki pegunungan
menapaki
Menempuh penjuru bentangan tanah
Bagai menulis di hamparan tulisan
Bersama halimun hari-hari
lainnya.
berluruhan.

Bekas langkah lain menjamah jejak


Pada kutipan sajak di atas
lama
telah terlihat jelas dari judul sajak
Di antara tebing kasar serta relung
yaitu Jalan Panangkaran. Pada sajak
jurang
tersebut telah menggambarkan suatu seperti terdapat kata “ tebing”,
tempat pada bait-bait yang ditulis, “jembatan kecil”, “aliran kali”, “di
menggambarkan suasana yang kebun-kebun pada lereng datarang
terjadi pada tempat tersebut. tinggi”, “Julang gunung-gunung di
Panangkaran sendiri memili kejauhan”, “Dari ketinggian ke kaki
pengertian yaitu sebuah tempat pegunungan”. Beberapa kata
yang mengupayakan melalui tersebut yang menujukkan suatu
pengembangbiakan dan pembesaran tempat yang terdapat pada bait sajak
tumbuhan dan satawa liar dengan tersebut sangat jelas bahwa sajak
tetap mempertahankan tersebut mengajak pembaca untuk
kemurniannya, sehingga dengan jelas memahami mengenai suasana,
bahwa tempat itu menggambarkan kondisi, serta apa saja yang terdapat
sebuah hutan yang penuh dengan dalam tempat sebuah
tumbuhan dan hewan liar lalu “penangkaran”, lalu sajak tersebut
terdapat tebing ,pegunungan, sungai juga menggambarkan semacam
yang intinya menggambarkan situasi yang terjadi di dalam sebuah
suasana tempat kaya akan alam yang jalannya kehidupan bahwa terkadang
asri. hidup terkadang indah dan penuh
lika liku.
Pada sajak tersebut
menggunakan beberapa kata atau  Sajak 2 :
deiksis keruangan atau tempat yang
Plateau
cukup jelas sehingga pembaca juga
bisa memainkan imajinasinya terkait Di dataran tinggi kabut bermukim

pemaknaan sajak tersebut yang di Dan tanah terbuka terjamah angin.


dapatkannya oleh pembaca. Terdapat
beberapa bukti kata dalam
menggunakan deiksis keruangan atau Tak tertulis gelimang riwayat cuaca
tempat yang menunjukan terkait
Di reruntuhan berlumur dingin hawa
tempat yang digambarkannya
melalui bait-bait pada sajak tersebut Puing bekas candi dan patung dewa
Menjadi serakan sepi berlumut lupa. dingin hawa” menjelaskan
mengenai situasi yang terjadi yaitu di
dataran tinggi yang mengalami
Hampa menganga pada danau reruntuhan dengan cuaca yang
kaldera sedang menerjang saat itu.

Tak ada bayangan sekujur hikayat Kemudian pada larik “Puing bekas

lama. candi dan patung dewa menjadi


serakan sepi berlumut lupa” terdapat
kata yang menunjukan suatu tempat
Pada kutipan sajak di atas yaitu “puing bekas candi dan patung
tersebut dengan judul Plateau. dewa” yang merupakan suatu
Memiliki beberapa kata yang penggambaran mengenai latar
menggunakan deiksis keruangan atau tempat yang digambarkan oleh sang
tempat. Pada sajak Plateau penulis dalam menjelaskan bait-bait
menggambarakan kondisi tempat di puisinya. Pada bait di akhir
dataran tinggi. Sehingga pembaca terdapat larik yang tertulis “hampa
juga memahami petunjuk yang menganga danau kaldera tak ada
dimaknai dari bait-bait sajak bayangan sekujur hikayat lama”
tersebut. Pada bait sajak yang pada larik tersebut kata “danau
bertuliskan “di dataran tinggi kabut kaldera” menengaskan mengenai
bermukiman dan tanah terbuka suatu latar tempat yang merupakan
terjamah angin” menjelaskan bahwa sebuah peninggalan lama.
di dataran tinggi dengan tanah yang
Pada sajak dengan judul
terbuka serta angin yang sedang
“Plateau” memiliki kata yang
menerpa dengan leluasanya, terdapat
menunjukan deiksis keruangan atau
kata “di” yang merupakan sebuah
tempat yang serta terggambarkan
imbuhan dan menegaskan mengenai
juga dengan situasi atau kondisi yang
tempat yang ditujukan yaitu dataran
terjadi di tempat tersebut. Pada sajak
tinggi. Pada bait kedua yang tertulis
tersebut menegaskan bahwa dataran
“Tak tertulis gelimang riwayat
tinggi merupakan tempat utama yang
cuaca di reruntuhan berlumur
digambarkan dari sajak Plateau ini.
Lalu juga terdapat beberapa kata beberapa kata tersebut merujuk pada
dalam penggunaan deiksis keruangan sebuah tempat yang tergambar pada
atau tempat yaitu “di reruntuhan”. sajak Plateau tersebut.
“Puing bekas candid an patung
dewa”, dan “Danau Kaldera” dari

B. Analisis dalam penggunaan deiksis Berjalan ke belakang dan langkah


kewaktuaan pada kumpulan puisi berpasrah
Nisan Annemarie karya Binhad Menyambut tanpa beralih ke penjuru
Nurrohmat lain.

 Sajak 1 : Selamat datang waktu silam


Di Ujung Kuburan Tahun Dan selamat tinggal kelak waktu
Adalah sepasang salam sejak nafas
Bagai jajaran ruang tersekat daun-daun punah
pintu Di dunia yang tercinta dan melepas
Selalu deretan tahun-tahun bersemu manusia.
rupa
Dan kunci - kunci kenangan mengeram Pada kutipan sajak di atas yang
di ceruk saku waktu. berjudul “Di Ujung Kuburan Tahun”
memiliki kata yang berdasarkan
Akar pohon masa di kebun-kebun usia mengenai penggunaan deiksis
Berserabut harapan dan peristiwa kewaktuaan. Dalam sajak tersebut
merimbun terdapat beberapa kata yang
Sebelum kering serta luruh di saat nanti memberikan keterangan waktu seperti
Dan menjadi serbuk rabuk di lubuk kata “masa depan” yang merupakan
kubur. sebuah keterangan waktu yang
mengartikan mengenai masa yang akan
Kematiaan Cuma pintu kesekian datang nantinya dan belum terjadi serta
terkatup tidak tau pasti kapan akan terjadi. Pada
Sebelum hari ajal menyibaknya. Masa larik tersebut yang tertuliskan
depan “Sebelum hari ajal menyibaknya. Masa
depan” pada larik tersebut memaknai tersebut. Menekankan kepada waktu
bahwa semua orang akan mengalami yang berkaitan dengan kematian. Kata
kematiaan dan kembali kepada sang “Masa depan” dan “Selamat datang
pencipta dan kematiaan tersebut akan waktu silam” merupakan bukti dari
datang pada masanya, dan wujud dari adanya deiksis kewaktuaan yang
“masa depan” itu sendiri yaitu terdapat pada sajak tersebut.
kematiaan yang berupa kuburan.
Kemudiaan pada larik yang tertulis  Sajak 2 :
“Selamat datang waktu silam” kata Kuburan Kita di Masa Silam
“waktu silam” menunjukkan keterangan
Berlaju arah waktu
waktu dan merupakan penggunaan
deiksis kewaktuaan. Pada larik tersebut Tak ke samping penjuru

menurut saya sendiri di larik tersebut Seperti daun kamboja terkebas


terdapat suatu kesan yang akan
Tiupan keras badai tropika
dijumpai yaitu mengenai waktu silam
atau semacam waktu yang akan Angka almanak dan detakan jam
ditinggalkan yang berkaitan dengan
Menjarah pendaman usia
masa lampau. Dengan penjelasan pada
larik selanjutnya menjelaskan kepada Setelah kita pergi

pembaca bahwa saat masa kematiaan Dari rekahan rahim.


datang nantinya bahwa keberadaan kita
nantinya sudah ada di alam kubur dan
saat kita telah meninggalkan dunia dan Kita adalah tawanan waktu
kita menilai serta menyadari atas masa
Dan semenjak lahir
lalu yang terjadi sebelum kita
Menghisap masa depan
meninggal nantinya.
Dari puting takdir.
Pada sajak “Di Ujung Kuburan
Tahun” sangat jelas menggambarkan
suatu kondisi berdasarkan waktu yang Kebebasan dari penjara waktu
terggambar pada bait-bait sajak Sedari pintu dunia terkunci
Menjadi kubuan kita Selamat tinggal

Di masa silam. Tak akan kita bisikkan

Dan tanpa berlarat sedu

Relakan yang teragung Kepada kuburan kita.

Dari saat ini dan seluruh masa

Semata mengenang Betapa hidup kesendirian

Masa depan. Semenganga rongga di tanah

Yang hampa dan tak pejam

Sungkawa hadir dari kegentaran Menatap mata langit yang lapang

Berkubang rasa kehilangan yang lain

Dan kita tak akan haru berkabung Pada kutipan sajak di atas yang berjudul
Kuburan di Masa Silam terdapat
Kepada kematian kita kapanpun.
penggunaan keterangan waktu atau deiksis
kewaktuaan yang menggambarkan situasi

Nasib dalam diri berdasarkan waktu yang terletak pada sajak


tersebut. Beberapa contoh yang ditemukan
Bersama hayat
mengenai bukti adanya penggunaan deiksis
Kerap berlari dan emnemani kita waktu seperti “berlaju arah waktu” pada
larik tersebut saling berhubungan dengan
Setiap saat.
larik selanjutnya atau pada bait pertama
tersebut karena penulis menjelaskan
Selaman datang diucapkan kepada mengenai detakan waktu akan terus
masa yang terkubur berjalan, kehidupan ini akan selalu berjalan
sesuai waktu yang sudah ditentukan oleh
Dan bersendiri masa depan kita
sang pencipta dari yang seseorang terlahir
Di masa lalu di dunia hingga nantinya ia akan melewati
masa tidak berada lagi di dunia. Pada larik
yang berbunyi “kita adalah tawanan waktu sehingga “setiap saat” menekankan sebuah
dan semenjak lahir menghisap masa depan konotasi waktu yang menggmbarkan bahwa
dari putting takdir”, menjelaskan mengenai nasib seseorang akan terjadi tanpa kita
seorang anak yang baru terlahir yang ketahui dan dapat terjadi setiap saat. Pada
pastinya bayi tersebut butuh asupan ASI larik yang terakhir yang berbunyi “selamat
dari sang Ibu hingga nantinya bayi tersebut datang diucapkan kepada masa yang
beranjak dewasa dan menjalani terkubur dan bersendiri masa depan kita di
kehidupannya. Terdapat kata keterangan masa lalu” menggambarkan mengenai
waktu “seluruh masa” pada larik yang suatu kondisi atau situasi saat nantinya kita
berbunyi “relakan yang teragung dari meninggal kita akan menjumpai kehidupan
saat ini dan seluruh masa semata dan dunia baru dan menatap kembali masa
mengenang masa depan” Pada larik depan yang akan terjadinya di dunia baru.
tersebut menjelaskan mengenai sebuah Pada sajak ini mengingatkan kita sebagai
kehidupan manusia yang berakhir, manusia bahwa kematiaan pastinya akan
“sungkawa hadir dari kegentaran kita lewati dan kita jalani, memulai
berkubang rasa kehilangan yang lain dan kehidupan dan dunia yang baru serta
kita tak akan haru berkabung kepada meninggalkan segala kenangan atau hal-hal
kematian kita kapan pun” menggambarkan duniawi kita.
mengenai saat nantinya kita meninggal
pastinya merasa tidak percaya dan tidak
ikut merasakan berkabung atas kematiaan C. Analisis dalam penggunaan deiksis
persona pada kumpulan puisi Nisan
kita sendiri entah kapan, tetapi orang lain Annemarie karya Binhad Nurrohmat
yang akan merasakan kesedihan serta
 Sajak 1 :
belasungkawa atas meninggalnya kita
nanti. Pada larik yang berbunyi “nasib Angka almanak dan detakan jam
dalam diri bersama hayat kerap berlari
Menjarah pendaman usia
dan menemani kita setiap saat”
menekankan bahwa seseorang akan Setelah kita pergi
mengalami nasib atas hidup yang kita jalani Dari rekahan rahim
menemani kita dalam berproses dan
berjuang di kehidupan kita setiap saat,
Kita adalah tawanan waktu “kita” dan “aku”. “Kita” yang
merupakan kata ganti orang pertama
Dan semenjak lahir
jamak, yang menjelaskan adanya subjek
Menghisap masa depan pada pemakanaan yang terletak pada

Dari puting takdir. bait sajak tersebut yang merujuk


langsung dengan subjek. Kata ganti
orang pertama jamak selain “kita”
Kebebasan dari penjara waktu terdapat juga “kami”. Kata “kita”
tersebut dengan maksud membicarakan
Sedari pintu dunia terkunci
mengenai dirinya sendiri, lawan bicara
Menjadi kuburan kita
dan orang lain yang mendengarkan
Di masa silam. ataupun mengetahui sesuatu hal terkait
sebuah pembicaraan.
Pada kutipan sajak di atas tersebut yang
berjudul “Kuburan Kita di Masa  Sajak 2 :
Silam”terdapat beberapa kata yang
Berjalan Ke Kuburan
menggunakan deiksis persona, seperti

Anda mungkin juga menyukai