Karya Danarto
“Terasi bau!”
“Hampir!”
“Padas Gempaal!”
Sekaliannya tertawa.
“Rayu dia”
“Horreee!”
“Cumbu dia”
“Horreee!”
“Horreee!”
“Horreee!”
“Kemarilah manis. Kenapa datangnya kesangsian
begitu mendadak? Aku butuh, kau butuh. Klop! Seperti
belanga dengan tutupnya.”
“Horreee!”
“Horreee!”
“Apa salahnya?”
“Horreee!”
Kembang-kembang bertambah semangat.
Berlompatan sejadinya. Sorak sorai semakin keras.
“Serbu!”
“Kenapa?”
“O, Melatiku...”
“Melatiku juga,”
“Demikiankah?”
“Memang demikian.”
“Perang”
“Perang?”
“Demikianlah”
......................................................................................
....................................................
“Demikiankanlah,”
“Akan kususul Dia,”
......................................................................................
...............................................
“Kawan-kawanku . . . . O, kawan-kawanku.
Ya, Allah
undanglah daku
kasih sayang