Anda di halaman 1dari 25

Lakon

InTRIK
Karya : ADANG ISMET

1|L a k o n I N T R I K karyaAdang Ismet, diketik ulang Teater AnonimuS


INTRIK
Karya : ADANG ISMET

Pelaku : KAU dan AKU ( LAKI-LAKI/PEREMPUAN )

DUA INSAN YANG MEMUTUSKAN UNTUK HIDUP BERSAMA SETELAH


MENINGGALKAN KELUARGANYA MASING-MASING.

PANGGUNG KOSONG, SUASANA LENGGANG, DI LANTAI TERHAMPAR TIKAR


KOTOR DAN BARANG-BARANG BEKAS YANG BERSERAKAN TIDAK TERATUR.

CAHAYA REMANG-REMANG MENERPA DUA ORANG YANG BERJALAN HILIR


MUDIK DENGAN LANGKAH KAKI YANG PELAN. KEMUDIAN MEREKA JONGKOK
MEMBACA SURAT KABAR.

2|L a k o n I N T R I K karyaAdang Ismet, diketik ulang Teater AnonimuS


ADEGAN 1
AKU dan KAU, ( DIALOG DIUCAPKAN DENGAN BERBAGAI NADA MULAI DARI
PELAN SAMPAI KERAS, DARI BERGUMAM SAMPAI BERTERIAK. )

“Dikabarkan oleh surat kabar, surat kabar yang mengabarkan kabar, kabarnya hari ini kabar
kehilangan kabar. Kabar ini dikabarkan oleh surat kabar, surat kabar yang masih
mendapatkan kabar dari kabar-kabar lainnya. Kalau kabar yang terkabar melalui kabar-kabar
ini benar kabarnya, kita berharap agar kabar ini seperti yang terkabarkan itu hanyalah kabar
semata.”

( DENGAN GERAKAN YANG LIAR MEREKA MEROBEK SURAT KABAR YANG


TELAH MEREKA BACA, LALU SOBEKAN SURAT KABAR ITU MEREKA MAKAN
DENGAN LAHAP. )

AKU
Selalu seperti ini.

KAU
Hampir selalu seperti ini.

AKU
Tak ada hentinya.

KAU
Berulang, berkali-kali.

AKU
Basi!

KAU
Seperti nasi.

AKU
Nasi?! Apakah kau sudah makan?!

KAU
Sudah makankah aku?!

AKU ( MENJAMBAK RAMBUT KAU DENGAN KASAR )


Apabila kau sudah makan?!

KAU ( DENGAN NIKMAT )


Oh, oh, oh, oh.

AKU
Oh, oh, oh, oh.

KAU
Belum, oh, belum, oh.

3|L a k o n I N T R I K karyaAdang Ismet, diketik ulang Teater AnonimuS


AKU
Aku juga belum, oh, belum, oh.

KAU
Hampir selalu begini.

AKU
Tak hentinya selalu begini.

KAU
Selalu seperti ini.

AKU ( BERPUTAR DENGAN RITMIS SAMBIL MENGUCAPKAN DIALOG )


Selalu, selalu, selalu, selalu, selalu ………….

KAU
Seperti birahi.

AKU ( DIAM MEMATUNG )


Birahi?! Sudahkah kau bersetubuh?!

KAU
Aku?! Bersetubuh?! Belum, oh, belum.

AKU
Aku juga belum.

KAU
Marilah bersetubuh!

AKU
Marilah bersetubuh!

CAHAYA MENYINARI KEDUA ORANG ITU YANG SEDANG JONGKOK


BERHADAPAN SAMBIL MENGULUM DAN MELUMAT PISANG DIMULUTNYA.
DENGAN LAHAP MEREKA MEMAKAN PISANG ITU SAMPAI TANDAS.

KAU ( MARAH )
Seperti ini selalu.

AKU ( SEDIH )
Selalu seperti ini.

KAU
Coba periksa kedokter.

AKU

4|L a k o n I N T R I K karyaAdang Ismet, diketik ulang Teater AnonimuS


Dokter apa?! Ini bukan urusan dokter. Ini perkara hati, perasaan dan pikiran. Sebab ….. sebab
…..

KAU
Nah, ayo, teruskan.

AKU ( TANPA GAIRAH )


Kecenderungan manusia untuk bisa menikmati persetubuhan bermula dari yang …….
( DISELA OLEH KAU )
Selalu begini, begini selalu jadinya.

KAU ( TIBA-TIBA MENYELA PULA )


Ditentukan masa silamnya, saat kanak-kanak, begitu maksudku. Kau telah terganggu angan-
angan masa depan dan gambaran masa silam. Buang pikiran semacam itu.

AKU
Tidak, masa depan tidak pernah terpikirkan, juga masa silam, bagiku telah lampau. Siapa
yang terobsesi akan dua hal itu?! Masa silam merupakan milik orang berpunya, bukan
milikku, tapi bagiku …..

KAU ( KEMBALI MENYELA )


Jelas sekali kau ini sakit. Cepat periksa kedokter. Jika tidak kau periksakan, niscaya,
penyakitmu akan segera ……..

AKU ( MENYELA )
Mati! Aku tidak pernah takut akan kematian. Karena aku lahir memang untuk mati.
Sudah lama aku tahu rahasia ini dan aku sudah siap menghadapi kematianku. Mati
merupakan bagian dari berbagai persoalan. Jadi bagiku mati tidaklah memiliki makna apa-
apa, selain sekedar tanggung jawab kita terhadap hidup. Titik.

KAU ( HENING. TIBA-TIBA KAU BERTERIAK HISTERIS )


Aku takut mati, aku takut mati, aku ingin hidup, aku ingin hidup terusss ……….

AKU
Jika kau takut mati, kenapa kau hidup?! Karena kau hidup maka wajib mati. Pegang tanganku
( MENGELUARKAN PISANG ).
Marilah kita bersetubuh lagi. Aku yakin sekarang bisa mengatasinya.
( PISANG ITU DIKULUM DENGAN NIKMATNYA ).

KAU ( MENANGIS SAMBIL MERAYAP MENGELILINGI RUANGAN. AKU


MENGIKUTI SAMBIL BERNYANYI MENCOBA MENGHIBUR KAU ).
Aku takut mati. Aku tidak paham dengan semua kata-katamu. Aku tidak bisa mengatasi
penyakitmu. Periksalah kedokter.

AKU ( MEMASUKAN PISAN KE DALAM MULUT KAU )


Diam, ssttt, diam.

( KAU TERUS MENANGIS TERSEDU TANPA SUARA SAMBIL TETAP MERAYAP.


AKU BERDIRI MEMATUNG SAMBIL TETAP BERNYANYI, KATA-KATANYA TIDAK
BEGITU JELAS. KAU BANGKIT TETAP MENANGIS DAN KEMUDIAN PERLAHAN-

5|L a k o n I N T R I K karyaAdang Ismet, diketik ulang Teater AnonimuS


LAHAN DIA BERPUTAR. AKU MEMANDANG KE SATU ARAH. TERDENGAR
SUARA MUSIK.
KAU BERPUTAR, AKU BERPUTAR MENGIKUTI GERAKAN KAU.
MEREKA BERGUMAM , MENGUCAPKAN KATA-KATA, MENERIAKAN KATA-
KATA, BERNYANYI DENGAN LANTANGNYA DAN SECARA TIBA-TIBA MEREKA
DIAM SEKETIKA. HENING. MEREKA BERPELUKAN ).

KAU
Ternyata kau benar.

AKU
Aku sudah mengatakan bahwa aku yakin.

KAU
Aku tadinya meragukan perkataanmu

AKU
Mestinya kau percaya. Dulu kau pernah percaya adaku.

KAU
Dulu?! Tadi kau katakan tidak pernah peduli dengan masa silam.

AKU
Aku tidak pernah berkata begitu.

KAU
Kau berkata.

AKU
Tidak.

KAU
Aku yakin tadi kau berkata.

AKU
Aku yakin tadi aku tidak berkata.

KAU
Berkata.

AKU
Tidak berkata.

KAU
Berkata.

AKU
Tidak berkata.

KAU

6|L a k o n I N T R I K karyaAdang Ismet, diketik ulang Teater AnonimuS


Ber ………

AKU ( MEMOTONG )
Tidak ber ……..

KAU
Ti ……..

AKU ( MANGKIT )
Mari kita makan.
( TANPA SALING BERKATA AKU DAN KAU SIBUK MENYIAPKAN MAKANAN.
MENYALAKAN LILIN. MEMBUNYIKAN MUSIK YANG TIDAK ENAK
DIDENGARKAN.
DENGAN HUSU’ MEREKA BERDOA’, LAMA SEKALI.
DAN SETELAH BERDOA DENGAN GERAKAN CEPAT MEREKA MAKAN SEPERTI
ORANG YANG KELAPARAN ).

AKU ( MERAPIHKAN BEKAS MAKANAN MEREKA )


Seperti biasa tidak ada yang berubah. Aku capek sekali.

KAU ( MENCUCI BEKAS MAKAN )


Kau harus menjalani semua ini.

AKU ( MENGOSOK GIGI AKU DAN KAU )


Aku capek sekali.

KAU
Jangan mengulang-ulang kalimat. Aku pun capai sekali. Begitu banyak pertanyaan yang
diam-diam menggrogoti seluruh kesadaranku. Apa yang kau dan aku harapkan?! Mau
kemana kau dan aku ini?! Apakah kau dan aku ini bisa menahan diri?! Apakah kau dan aku
ini …………

AKU ( MEMELUK KAU DENGAN MESRA )


Sstttt, sudahlah. Lebih baik kau dan aku diam saja. Nikmati keheningan.

KAU
Kanapa baru sekarang kau mersa capek?! Padahal aku sudah lama sekali merasa capek. Sejak
kau dan aku menjalani hidup bersama.

AKU ( MARAH )
Apa katamu?! Apa artinya semua ini?! Apa artinya kehadiranku bagimu?! Apa artinya
kehadiranmu bagiku?! Apa semuanya itu tidak memiliki makna apa-apa bagimu?! Ada
kesepakatan antara kau dan aku, saat aku bersedia hidup bersamamu. Apakah kau sudah tidak
ingat lagi?! Lantas kenapa kau baru katakan semua ini sekarang?! Kenapa tidak kau katakan
bahwa kau capek waktu kau bertemu denganku pertama kali?!

KAU ( DIAM. LALU MENDORONG KURSI ATAU BENDA APA SAJA YANG ADA
DIRUANGAN ).
Aku tidak bermaksud menyakiti hatimu. Aku ingin bicara apa adanya.

7|L a k o n I N T R I K karyaAdang Ismet, diketik ulang Teater AnonimuS


AKU
Aku tidak sakit hati. Sudah lama perasaan itu hilang dari diriku. Sudah lama aku buang
segala perasaanku.

KAU ( MENARIK AKU DENGAN MESRA )


Mari sini. Duduklah dekatku.

AKU ( MASIH TETAP PENASARAN )


Aku sudah lama membuang segala rasa sakit di hatiku. Aku sudah berusaha untuk
membuangnya.

KAU ( MENARIK AKU KEPANGKUANNYA. TERDENGAR SUARA NYANYIAN.


MEREKA PUN BERNYANYI BERSAMA-SAMA. SUARANYA MUNGKIN SAJA
SUMBANG, TAPI MEREKA MENGHAYATINYA ).

Kemana aku melangkah


Engkau selalu di sisiku
Ketika aku susah
Engkau penghiburku
Aku dan engkau tak mungkin berpisah
Ibarat langit dan bumi
Ibarat bulan dan bintang
Aku dan engkau tak mungkin berpisah

AKU ( MEREKA BERTERIAK KEGIRANGAN )


Sekarang aku merasa terlahir kembali. Aku merasakan darahku mengalir lagi. Jantungku
berdenyut lagi. Kau masih tetap yang dulu.

KAU ( TIDAK MERESPON KEGEMBIRAAN AKU. DIA MENYODORKAN SURAT


KABAR LAINNYA ).
Baca ini. Ada kabar yang paling aktual dan paling menarik untuk hari ini.

AKU
Tidak. Aku tidak mau membacanya.
( KAU MENAMPAKKAN WAJAH KECEWA )

Baik, aku akan membacanya. Ini kabar basi. Surat kabar-surat kabar selalu mengabarkan
kabar disetiap hari. Kabar yang aku dan kau baca hari ini pada pertanyaannya sudah lewat
entah berapa detik, menit, jam, hari, minggu, bulan bahkan tahun, dari sumbernya.

Surat kabar pun hanya mengutip saja, dan mengabarkan kabar yang belum tentu sesuai
dengan kenyataannya. Aku selalu bertanya mengapa orang-orang percaya dengan surat kabar,
radio, televisi, dan omongan-omongan orang. Kenapa aku dan kau sibuk membaca kata-
kata?! Padahal aku dan kau bisa menciptakan kata-kata itu sendiri. Bahkan aku dan kau
adalah kata-kata itu sendiri.

KAU

8|L a k o n I N T R I K karyaAdang Ismet, diketik ulang Teater AnonimuS


Kata-kata yang berhamburan dari mulutmu itulah yang selama ini membuat aku merasa
capek.

AKU
Aku merasa segar sekarang.

KAU
Aku capek sekali.

AKU
Kesegaran ini perlu dirayakan. Mari kita bernyanyi lagi, marilah bersamaku.

KAU ( MARAH )
Hentikan! Kasihanilah aku. Batas kesabaranku bisa ambrol.
( DENGAN SIKAP GARANG AKU MENYERET KAU KE ARAH SEBUAH PASU DAN
TANPA KASIHAN AKU MENENGGELAMKAN KAU KE DALAM PASU YANG BERISI
AIR ).

AKU ( MASIH ASYIK DENGAN PIKIRANNYA SENDIRI )


Lagu dan tarian apa yang paling kusukai?! Buku dan refrensi yang memuat daftar lagu dan
tarian kesukaanku hilang. Apakah kau pernah menemukan bukuku?!

KAU
Tidak.
( MENDENGARKAN JAWABAN ITU AKU KEMBALI MENENGGELAMKAN
KEPALA KAU KE DALAM PASU YANG BERISIKAN AIR ).
Tidak pernah.

AKU
Aku yakin kau pernah menemukan bukuku. Atau setidaknya kau pernah menyimpannya.

KAU
Aku tidak pernah menemukannya dan tidak pernah menyimpannya.

AKU ( MENGANGKAT TUBUH KAU DAN MENYERETNYA KELILING RUANGAN )


Kau pernah menemukannya! Aku perlu buku itu sekarang. Aku ingin tahu lagu dan tarian
kesukaanku. Semuanya itu tercatat dengan rapi didalam buku itu. Capek, aku capek sekali.
Semuanya membuat aku sakit.

KAU
Sudah ku katakan sejak dulu kalau kau itu sakit. Maka periksalah kesehatanmu itu ke dokter.
Selalu saja kau menolak.
Selalu saja kau berkata semua rasa sakit sudah kubuang habis sampai tandas. Selalu
demikian, tak hentinya selalu demikian.
( SAMBIL MENGUCAPKAN DIALOG TERSEBUT KAU MENYERET AKU DAN
MENENGGELAMKANYA KE DALAM PASU. AKU BERUSAHA UNTUK MELAWAN.
TERJADILAH PERKELAHIAN DIANTARA KEDUANYA. MEREKA SALING
MENJAMBAK, MENGERAM SEPERTI KUCING YANG SEDANG NAIK BIRAHI.
GADUH SEKALI. DISELA-SELA PERKELAHIAN, TERDENGAR WARTA BERITA
DARI RADIO. BERSAMA DENGAN ITU PERTENGKARAN DAN PERKELAHIAN

9|L a k o n I N T R I K karyaAdang Ismet, diketik ulang Teater AnonimuS


ANTARA KAU DAN AKU KEHILANGAN SUARA, HANYA TUBUH MEREKA YANG
SALING BERGETAR HEBAT SEKALI. LALU DIAM SEKETIKA DAN MEREKA
MENEGUK AIR. SEPI BEBERAPA SAAT. )

AKU
Maafkan aku.

KAU
Jangan ucapkan kata maaf. Kata-kata itu menyakitkan saja. Orang yang dimintai maafnya
secara terpaksa harus memaafkan orang, walau pun perasaannya sudah disakiti. Jadi aku
minta jangan minta maaf kepadaku.

AKU
Sebenarnya maksudku untuk …….

KAU
Menghibur dirimu, begitu. Agar kau bisa terlepas dari rasa bersalah?! Sehingga kau memiliki
hak untuk melakukan kesalahan yang serupa, baik ke orang yang serupa atau pun pada orang
lain, begitu maksudmu?!

AKU
Aku tidak bermaksud begitu.
Yang kumaksud adalah …. Adalah …. ( MARAH )
Apa kau mau memaafkan aku apa tidak?!

KAU ( DENGAN TEGAS )


Tidak.

AKU
Terima kasih.

KAU
Sama-sama.

AKU
Keras kepala.

KAU
Terima kasih.

AKU
Tidak mau mengerti perasaanku.

KAU
Terima kasih.

AKU
Tidak mau memahamiku.

KAU ( MENIRU AKU )

10 | L a k o n I N T R I K karyaAdang Ismet, diketik ulang Teater AnonimuS


Aku ingin menari dan menyanyi. Lagu dan tarian apa yang kusukai?! Buku yang memuat
daftar lagu dan tarian yang kusukai sudah lama hilang. Hilang?! Apakah kau pernah
menemukan dan menyimpannya barangkali?!

AKU
Tidak.

KAU
Terima kasih.
( SAMBIL MENGUCAPKAN KALIMAT ITU KAU KELUAR. AKU TIDAK
MEMPERDULIKAN KEPERGIAN KAU. AKU COBA MENYIBUKAN DIRINYA
DENGAN BERBAGAI AKTIVITAS. TANPA DIDUGA SEBELUMNYA KAU DATANG
KEMBALI SAMBIL BERLARI-LARI MENGELILINGI RUANGAN DAN BERTERIAK-
TERIAK ).

Tolong! Tolong! Tadi aku pergi tanpa mengucapkan salam padamu. Maksudku aku akan
mencari bukuku dan bukumu yang hilang. Disana gelap sekali. Disana tidak ada siapa-siapa,
disana tidak ada apa-apa.
( AKU BERNYANYI )

Diamlah. Aku minta tolong padamu. Aku akan bercerita. Diamlah, diamlah!
( AKU TERUS SIBUK MENGERJAKAN SESUATU )

Aku mencari makanan dan minuman. Dan juga bukuku dan bukumu, yang tadi aku
pertanyakan. Dan yang tidak pernah mendapat jawaban. Disana gelap sekali. Disini hangat,
teran, ada bunyi dan ada kau. Diamlah. Dengarkan aku. Aku maafkan kesalahanmu. Aku
maafkan kesalahanmu. Aku janji akan memaafkan kesalahanmu.

AKU
Jangan. Jangan maafkan aku. Konsistenlah dengan sikapmu. Aku senang jika kau bisa
konsisten. Aku ada disini, dan kau juga ada disini dengan satu tekad sikap yang tegas. Ingat
itu. Jangan sekali-kali berubah pikiran.

KAU ( MENYEDUH KOPI DAN MEMBERIKANNYA KEPADA AKU )


Aku tadi pergi tanpa kau ketahui. Aku mencari buku yang aku dan kau cari.

AKU
Lupakan saja buku itu.

KAU
Tidak. Aku ingin menghiburmu. Aku tahu kau capek. Aku ingin menghiburmu.

AKU
Aku tidak butuh hiburan apa-apa.

KAU
Aku sering mengecewakanmu. Aku ingin menghiburmu.

AKU
Bacalah surat kabar.

11 | L a k o n I N T R I K karyaAdang Ismet, diketik ulang Teater AnonimuS


KAU
Aku lelah. Akir-akhir ini aku selalu memperhatikanmu.

AKU
Apa katamu?! Kau memata-matai aku?!
(AKU MELEMPARKAN BERBAGAI BENDA )

Kenapa kau lakukan itu?! Apa alasannya?! Atas dasar apa kau melakukan hal serupa itu?!
Pasti ada pihak lain dibalik perbuatanmumu.

KAU
Selalu seperti itu. Kau kekanak-kanakan. Persetan dengan segala kecurigaanmu.

AKU
Kau telah melanggar kebebasan pribadiku. Aku tida suka. Ada batasan norma-norma yang
harus dihormati. Aku dan kau tinggal disini, ditempat yang memberikan kebebasan bagi
setiap induvidu. Ditempat ini tidak boleh ada penindasan. Aku bisa menuntutmu ke
pengadilan.

KAU
Kau tidak pernah berubah. Sejak dulu sikapmu acap seperti itu.

AKU
Oh, oh, itu hanya sebuah kesimpulan. Apa urusannya kelakuanku dengan dirimu?! Kau mau
mengintervensi diriku. Itu merupakan pelanggaran hak asasi.

KAU
Aku tidak bermaksud mencampuri urusan pribadimu. Aku ingin hubungan kau dan aku tetap
utuh. Ingat janji yang pernah kau ucapkan dulu.

AKU
Berhenti berdalih. Aku tuntu kau ke pengadilan.

KAU
Silahkan, tuntutlah aku, jika kau merasa apa yang aku lakukan ini salah.

AKU
Baik. Aku akan akhiri kebersamaan yang selamai ini kau dan aku jalani.
( SAMBIL MENGUCAPKAN KATA-KATA ITU AKU PERGI SAMBIL TETAP
NYEROCOS ).

KAU ( MENGGERUTU )
Kau kira pengadilan itu apa. Disana kau akan berhadapan dengan suatu lingkaran yang tidak
akan pernah ada ujungnya. Kau akan berputar-putar tiada hentinya. Waktu akan berputar
seperti tidak ada ujungnya pula. Kauakan menunggu sekian lama sebelum perkara yang kau
ajukan ditangani. Kau akan melewati meja demi maja, orang demi orang. Waktu hilang, duit
pun tandas.Silahkan tuntut aku, dikiranya aku takut. Tidak. Tidak.

12 | L a k o n I N T R I K karyaAdang Ismet, diketik ulang Teater AnonimuS


( TERDENGAR JERITAN DIIRINGI DENGAN MASUKNYA KEMBALI AKU, DIA
MEMELUK ERAT-ERAT KAU ).

ADEGAN 2.

AKU DAN KAU (MASIH DALAM POSISI BERPELUKAN. MEREKA BERBICARA


SECARA BERSAMAAN ).

Sudah berapa lama kita hidup bersama?! Lihat matahari itu. Apakah masih yang dulu?!
Waktu kita datang ke tempat ini, matahari masih diatas sana. Sudah berapa lama kita
bersama?! Ingatkah kau?! Apakah kau marasa terpereangkap?!

KAU
Tidak. Aku tidak merasa terperangkap. Aku ingat dan menyadari sepenuhnya pilihanku untuk
mengikutimu ke sini.

AKU
Aku pikir kita telah terperangkap oleh mimpi kita sendiri.

KAU
Kau menyesal atas pilihanmu sendiri?!

AKU
Kita hanya melakukan hal-hal itu saja. Rutinitas ini menjerat sukmaku.

KAU
Aku tidak menyesali semua itu. Waktu kau mengajak pergi kau katakan disini akan
ditemukan ketenangan, kasih sayang dan kepercayaan. Aku mempercayai semuanya dan aku
ikut denganmu.

AKU
Pikiran dan perasaanku buntu. Tidak tahu apa yang harus aku lakukan lagi. Aku merasa
kosong. Semuanya tidak seperti yang aku bayangkan. Aku rindu kehadiran orang lain.

KAU
Jangan bangkitkan kenanagan masa lalu. Kau tetap memiliki arti bagiku, karena ada aku di
sini.

AKU
Dimana orang-orang?! Sedang apa mereka sekarang?! Aku waktu kita pergi meninggalkan
mereka, kita tidak pernah merasa kehilangan apa-apa, kita tidak pernah merasa ada yang
kurang.

KAU
Sudalah. Jangan membuat kita bersedih. Disini kita tidak kekurangan apa-apa. Ditambah lagi
tidak ada siapa pun yang tak sepaham disini.

13 | L a k o n I N T R I K karyaAdang Ismet, diketik ulang Teater AnonimuS


AKU
Kau tidak mengerti apa-apa. Kita telah salah memilih. Kesepahaman itu pikiran yang sangat
naif sekali. Justru dengan adanya perbedaanpahan kita bisa bertahan hidup. Disini tidak ada
lagi tangtangan. Kita telah memerangkapkan diri kita sendiri. Kita akan meranggas, seperti
pohon kering. Lalu kematian akan menyergap kita.

KAU
Stop bicara tentang kematian. Lebih baik kita bicara tentang yang lain saja. Tentang laut,
lampu, lalat, lawa-lawa, atau kalau kau tidak suka bagaimana kalau aku siapkan makanan
atau barangkali kau mau bersetubuh lagi.

TANPA BANYAK BISARA KAU DAN AKU MEMPERSIAPKAN SEGALANYA.


KEMBALAI ADA NYANYIAN DAN CAHAYA LILIN. LALU GELAP SEKETIKA. SEPI,
YANG TERDENGAR HANYA SUARA SENDOK YANG BERSENTUHAN DENGAN
PIRING ATAU GARPU DAN JUGA DISELINGI DENGAN DESAHAN NAFAS. LALU
BUNYI AIR YANG MENGGELONTOR. LALU SEPI KEMBALI YANG PANJANG.
TERCIUM WEWANGIAN DI BARENGI DENGAN PERCIKAN AIR KE ARAH
PENONTON. TERDENGAR ORANG SEDANG MENGEJA DALAM KEGELAPAN.

AKU
Ma-ti, ak-hir da-ri hi-dup. Ji-ka, a-ku ti-dak hi-dup ti-dak pu-la bi-sa ma-ti.
Ki-ta bi-sa ma-ti ka-re-na ki-ta hi-dup.

KAU
Ta-pi a-ku ta-kut ma-ti. A-ku ta-kut ma-ti. A-ku ta-kut ma-ti.

( SECARA TIBA-TIBA CAHAYA MENERANGI RUANGAN NAMPAK KAU DAN AKU


SEDANG BERPELUKAN. TUBUH MEREKA NAMPAK KOTOR KARENA LUMPUR
YANG MELUMURINYA ).

AKU
Aku sudah tidak tahan lagi.

KAU
Kita lawan, jangan menyerah.

AKU
Aku ingat mereka, saudara-saudara kita, kawan-kawan kita, anak dan isteri kita. Masih
adakah mereka?! Ingatkah mereka pada kita?! Masih bisakah kita kembali kepada mereka?!

KAU
Jangan ingat-ingat lagi masa lampau. Itu semua sudah terkubur dengan kepergian kita ke sini.
Dulu sudah aku katakan jangan tinggalkan tempat itu, kita lawan semua tangtangan. Tapi kau
ngotot untuk tetap pergi.

AKU

14 | L a k o n I N T R I K karyaAdang Ismet, diketik ulang Teater AnonimuS


Waktu itu aku sudah tidak tahan lagi. Aku harus mengalah makanya aku mengajak kau pergi.
Ternyata pendapatmu benar, seharusnya dulu kita melawan mereka.

KAU
Kurang bagaimana aku menyarankan dan memberikan dorongan agar kau berani melawan
arus. Hanya orang-orang seperti itulah yang mampu berdiri tegak nantinya.

AKU ( SECARA HISTERIS MEMUKUL DIRINYA SENDIRI )


Dasar bodoh. Dasar bodoh. Padahal aku yang benar, tapi justru aku yang pergi. Dasar bodoh.
Masih mungkinkah aku menarik kembali langkahku?!

KAU
Kenapa tidak.

AKU
Aku gamang.

KAU
Sudahlah. Kau nampak letih sekali. Duduklah disini. Lebih baik kau istirahat. Tenangkan
pikiranmu.

AKU
Tidak. Aku tidak ingin istirahat. Waktu berlari dengan cepatnya.

KAU
Aku tahu. Tapi lebih baik mengasolah dulu sebentar.

AKU
Aku tidak ingin mengaso. Aku butuh bantuanmu agar keberanianku bisa tumbuh.

KAU ( BERNYANYI )

Langit mengucurkan darah


Siang itu uap pembunuh
Terbang tertampung di awan
Ada nyanyian nyelekit
Menyisir sisi tulang iga
Seribu mata membeliak
Membaca sejarah yang terbuka
Dan makna kata-kata buram
Terhapus kucuran darah.

WAKTU KAU SEDANG BERNYANYI, DIAM-DIAM AKU KELUAR DAN BERBAUR


DITENGAH-TENGAH RUANG PENONTON. SETELAH LAGU SELESAI
TERDENGAR, SAYUP-SAYUP SUARA AKU SEDANG BERPIDATO.

AKU
Tanpa saya kehendaki tiba-tiba saya terlahirkan ke dunia ini, dan mesti menjalani kehidupan
seperti yang sedang saya jalani sekarang ini. Dan yang paling menyakitkan saya tidak mampu
menolak atas kelahiran saya ini. Saya tidak mempunyai ruangan untuk mengeluh segala

15 | L a k o n I N T R I K karyaAdang Ismet, diketik ulang Teater AnonimuS


peristiwa yang saya alami. Lalu secara tiba-tiba pula saya tumbuh menjadi dewasa dan berada
dilingkungan yang tidak cocok bagi saya. Ada nilai-nilai yang berbeda dengan nilai-nilai
yang pernah dijejalkan pada saya oleh orang tua saya, guru saya, saudara-saudara saya,
teman-teman saya dan seluruh masyarakat dimana saya tinggal. Tapi nilai-nilai yang mereka
jejalkan pada saya semuanya sekarang telah berubah sama sekali. Saya bertanya pada mereka
apa penyebab perubahan itu?! Tak ada seorang pun yang mau memberikan jawaban. Mereka
malahan mentertawakan saya ketika saya menolak sejumlah uang komisi yang diberikan oleh
sebuah perusahaan kontraktor.
Mereka mengasingkan saya saat saya membeberkan adanya kebocoran dana kegiatan di
kantor tempat saya bekerja. Mereka mengencingi saya, mereka menendangi saya, waktu saya
minta agar mereka menjauhi sistem kekerabatan dalam menerima pegawai baru. Mereka
mencemoohkan saya waktu saya mengemukakan argumentasi yang bertolak dari nilai-nilai
yang pernah mereka ajarkan pada saya aewaktu saya masih bersekolah dulu.
Mereka tak lagi mengenal apa artinya rasa malu, yang sampai saat ini saya yakini masih
menjadi paham semua orang di negeri ini. Semuanya telah lama sirna. Lalu tiba-tiba saja saya
bertemu dengan dia, satu-satunya orang yang nampaknya sepaham dengan saya. Lalu saya
jatuh cinta. Kami memang sejenis, tapi salahkah jika kami saling mencintai?!
Dialah yang mengajak saya pergi ketempat ini. Tempat yang dulu pernah kami tinggali tidak
lagi cocok bagi saya dan dia. Meskipun disana kami memiliki nerbagai peralatan, bisa
menonton film 10 kali dalam sehari, kami pun punya anak dan isteri yang pernah kami cintai.
Mungkin sekarang anak-anak kami sudah mempunyai cucu. Dia mengatakan tinggalkan
tempat virus kehidupan telah mencemarinya.

Dia mengatakan, kalau kami tidak menyingkir, kai pun akan terperosok dalam kebudayaan
yang tidak jelas asal-usulnya. Waktu itu aku berkata pada dia, kita akan melawan mereka.
Hadapi semua tangtangan. Singkirkan semua rintangan. Tapi dia menolak dan mengatakan,
kekuatan yang selama ini kami yakini telah lama meninggalkan kami. Kami telah menjadi
yatin piatu tanpa kami sadari. Ada kekuatan yang tidak saya sadari, yang diam-diam
menyelinap dalam diri saya. Aku suka dia. Aku mencintainya. Kami sadar kalau kami ini
sejenis. Tapi salahkah kalau kami saling mencintai?! Saya pun mengikuti keinginan dia untuk
meninggalkan tempat itu. Apa yang terjadi sekarang setelah banyak waktu berlarian, setelah
banyak keluhan terlontarkan, setelah banyak waktu berlarian, setelah banyak keluhan
terlontarkan, setelah sekian banyak penyesalan mengendap dalam hati. Tiba-tiba saja dia
tidak lagi meyakini pilihannya itu. Dia gamang, dia kecewa.
Hidup macam apa yang sebenarnya sedang kita tempuh?! Semua orang menggunakan
topengnya masing-masing, kita pun sebenarnya memiliki topeng yan sama. Mereka orang-
orang rakus tak lagi mengenal hak dan kewajiban. Satu sama lain saling mengintip
kelemahannya. Mereka melahap apa saja yang mereka temukan. Tanah, air, udara, api, besi,
baja, semen, kayu, hutan, bulan, matahari, dan bintang. Mereka menghisap semuanya seperti
lintah yang menyedot darah dari tubuh kita. Mereka rampas hak orang lain, mereka rejam diri
mereka sendiri dan tanpa mereka sadari merekan memakan daging mereka sendiri.

KAU
Jika aku bersikeras menolaknya waktu dia mengajakku pergi, mungkin kejadian ini tidak
akan pernah terjadi. Mungkin saat ini saya sedang menghadiri kelahiran dari anak cucu saya
yang kesekian. Ingin aku menyanyi.

Aku ingin menjadi seorang demonstran


Sambil kugaruk kelaminku
Yang tak lagi bisa ereksi

16 | L a k o n I N T R I K karyaAdang Ismet, diketik ulang Teater AnonimuS


Omongan tentang keterbukaan
Selalu mampet diselokan demokrasi

Ingin aku menjadi seoran demonstran


Sambil kukunyah kelaminku sendiri
Yang lembek dan tak lagi memberontak
Sebuah pisau silet berteriak dari dalam bungkusnya
Bukalah aku. Ulurkan tanganmu. Biar kuturih nadimu
Tiba-tiba leherku berdarah.

Dia tidak pernah merasakan semua itu, dia hanya menghikmati kesunyiannya sendiri. Lagu
yang barusan saya nyanyikan tak bermakna baginya.

SEMUA DIALOG DAN NYANYIAN YANG DEUCAPKAN OLEH KAU DAN AKU
SALING BERTUMPUK DAN SIMPANG SIUR.TIDAK USAH TAKUT JIKA TIDAK
BISA DIDENGARKAN DENGAN JELAS MAKNA KATA-KATA ATAU KALIMAT
YANG DIUCAPKAN OLEH MEREKA. YANG HARUS DIPERHATIKAN ADALAH
NADA DAN INTONASINYA. SETELAH KEGADUHAN, MUNCULKAN SUASANA
HENINGAN YANG TOTAL. TIDAK ADA GERAKAN DARI KEDUANYA. SEMUANYA
MEMBATU. KEHENINGAN ITU DIBUYARKAN OLEH TERIAKAN.

AKU
Ibu.

KAU
Ibu.

AKU
Ibu.

KAU
Ibu.

AKU
Tuhan.

KAU
Tuhan.

AKU
Tuhan.

KAU
Tuhan.

AKU
Ku eja nama-Mu.

KAU

17 | L a k o n I N T R I K karyaAdang Ismet, diketik ulang Teater AnonimuS


Ku eja nama-Mu.

AKU
Ku eja nama-Mu.

KAU
Ku eja nama-Mu.

AKU
Siapakah namamu?!

KAU
Siapakah namamu?!

AKU
Siapakah namamu?!

KAU
Siapakah namamu?!

AKU
Pertanyaan itu kembali bergema.

KAU
Pertanyaan itu kembali bergaung.

AKU
Selalu seperti ini.

KAU
Berulang-ulang tanpa hentinya.

AKU
Penyesalan nampaknya berbaris mengikuti langkahku.

KAU
Bukan, tidak. Itu sekedar ketakutanmu saja.

AKU
Bukan, tidak kenyataan seperti itu. Lihat ke belakangmu, berjuta-juta kata penyesalan saling
berhimpitan mendorongmu.

KAU
Kau Cuma bermimpi.

AKU
Aku tidak pernah mememahami kemana kita akan menuju. Kompas pedoman kita telah lama
pecah sewaktu aku menaiki bukit itu.

KAU

18 | L a k o n I N T R I K karyaAdang Ismet, diketik ulang Teater AnonimuS


Kau meniggau. Kapan kau menaiki bukit?!

AKU
Aku menyeret batu ke atas bukit itu, dan setelah sampai kepuncak bukit beban yang kuseret
menggelinding kebawah. Aku merasakan sejuta halilintar menyambar kepala, memerintahkan
agar aku membawa kembali beban itu ke atas bukit.

KAU
Kau bermimpi menjadi Sisipus. Kau terpengaruh bacaanmu sendiri. Isinya sekarang mulai
menggerogoti benakmu.

AKU
Sisipus?! Kau menyebut nama. Kau sebutkan sebuah nama. Jadi aku bernama Sisipus?!
Namakukah itu?!

KAU
Bukan. Itu mitos dibalik cakrawala. Kita tidak pernah menginjak tanah itu. Kita punya
cakrawala sendiri.

AKU
Aku yakin nama yang kau sebutkan tadi adalah namaku.

KAU
Bukan. Namamu adalah ……… namamu adalah ……….

AKU
Inilah mimpi buruk itu.
( MEREKA KEMUDIAN MENGERJAKAN SESUATU )

Dingin sekali disini.

KAU
Kuambilkan selimut.
( SELIMUT YANG DIAMBIL KAU BERUPA TIKAR ATAU WADE ).

AKU ( KAU MENYELIMUTI AKU )


Terima kasih. Kau memang baik. Selama ini aku dibutakan oleh kenyataan. Peluklah aku.
Aku ingin kau nyanyikan lagu kesenangan kita dulu.

KAU
Tidurlah. Istirahatlah.

AKU
Kau memang baik sekali.

KAU
Sudahlah, tak perlu kau ulang-ulang lagi perkataanmu. Lebih baik tidurlah.

AKU

19 | L a k o n I N T R I K karyaAdang Ismet, diketik ulang Teater AnonimuS


Apa yang sebenarnya kita cari selama ini. Aku telah berusaha untuk mendapatkan jawaban
atas pertanyaanku sendiri. Pertanyaanku selalu terbentur kebuntuan.

KAU
Sudahlah. Hentikan pergulatan pikiranmu itu. Semuanya tidak akan merubah keadaan.

AKU
Aku tidak ingin menghentikan semua ini. Selama ini aku terus menggulati pertanyaan purba
dan ingin kudapatkan jawabanya.

KAU
Kau tidak akan mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang kau ajukan itu.

AKU
Pertanyaanku menyimpan beribu-ribu kegelisahan jiwa manusia.

KAU
Siapa?! Tidak ada seseorang yang menyimpan pertanyaan seperti kau.

AKU
Apa yang harus aku perbuat agar kau bisa mempercayai semua perkataanku?! Pertanyaan
yang ku ajukan ini penting bagi kelangsungan hidup manusia.

KAU
Kau letih. Kau bukan siapa-siapa. Kita bukan apa-apa.

AKU ( BERDIRI DENGAN TIKAR/WIDE YANG MASIH MENYELIMUTINYA )


Aku ingin menjadi seniman. Aku harus menyuarakan kebenaran.

KAU
Siapa yang mengharuskan?!

AKU
Nurani. Aku ingin menjadi seniman. Akan aku ungkapkan kegetiran dan kepedihan orang-
orang tertindas. Akanku gerakan masyarakt melalui karyaku agar mereka menyadari hak dan
kewajiban sebagai manusia. Akan kuciptakan sejarah bagi peradaban.

KAU
Seniman tidak bisa menciptakan sejarah. Sejarah hanya diciptakan oleh orang-orang kuat,
orang-orang yang memiliki uang dan senjata. Peranglah yang menciptakan sejarah.

AKU
Aku tidak suka peperangan.

KAU
Kalau begitu hentikan mimpimu untuk menciptakan sejarah.

AKU
Aku tidak bermimpi. Aku bercita-cita.

20 | L a k o n I N T R I K karyaAdang Ismet, diketik ulang Teater AnonimuS


KAU
Cita-cita atau mimpi pada dasarnya sama saja.

AKU ( MENJATUHKAN TIKER/WIDE YANG MENYELIMUTINYA )


Bangsat, kau mempermainkan aku.

KAU
Aku tidak mempermainkan kau. Kita sedang berdiskusi.

AKU
Diskusi?! Apa yang kau maksud diskusi?! Omong kosong semuanya itu.

KAU
Terserah.

AKU
Apa kita harus bertengkar lagi?!

KAU
Terserah.

AKU
Keparat. Diam-daim kau ingin menusukku dari belakang. Dasar kutu busuk. Siapa yang ada
dibelakangmu?! Jawab!

KAU
Pikiranmu penuh dengan prasangka saja. Buang penyakit itu.

AKU
Jangan coba menghindar dari tanggung jawab. Kau mau menghancurkan dan membunuhku?!
Aku tidak takut mati. Aku tidak akan pernah takut mati. Kau sendiri yang akan mati.

KAU
Hentikan kegilaanmu. Aku mencintaimu. Kau mengajaku ke sini untuk menghindari mereka
disana. Setelah kita disini kau terus membicarakan persoalan yang sudah lewat.

AKU
Jangan mengalihkan pembicaraan. Apa maksud perkataanmu yang sebenarnya. Benarkah kau
akan membunuhku?!

KAU
Pikiranmu telah menjadi racun bagi dirimu sendiri. Untuk apa aku membunuhmu?! Apa
keuntunganya bagiku?! Aku mencintaimu.

AKU
Omong kosong. Jangan mengajukan pertanyaan balik. Aku yang mengajukan pertanyaan
bagimu.

KAU

21 | L a k o n I N T R I K karyaAdang Ismet, diketik ulang Teater AnonimuS


Aku bosan melayani kegilaanmu. Kalau aku tidak kasihan padamu, aku tentu sudah lama
pergi dari sini.

AKU
Jangan kasihani aku. Pergi kau. Kalau ingin pergi, pergilah. Aku tidak mau melihatmu lagi.
Dasar setan. Anjing. Keparat. Bangsat.

KAU PERGI. AKU NGOMEL SENDIRIAN. MEMUKULI BENDA APA SAJA YANG
DITEMUKANNYA. MELEMPARKAN BENDA-BENDA YANG ADA. BERTERIAK
HISTERIS. MEMAKI SEMUA YANG DINGGAP MENJADI PENYEBAB KESULITAN
HIDUPNYA. DIAM-DIAM KAU KEMBALI LAGI. MEMPERHATIKAN ULAH AKU.
DENGAN PANDANGAN MATA YANG TAJAM AKU MEMANDANG KAU.

KAU
Maafkan aku.

( HENING. AKU DAN KAU SALING BERPANDANGAN. MEREKA MENDEKAT


DENGAN GERAKAN YANG SANGAT PELAN SEKALI. KAU MENGULURKAN
TANGANNYA. AKU MENYAMBUTNYA. MEREKA BARPEGANGAN TANGAN LALU
BERPUTAR, MENANGIS TERHARU. PUTARAN BERGERAK MAKIN CEPAT )

Maafkan aku. Maafkan aku. Maafkan kesalahanku.

AKU
Kumaafkan segala kesalahanmu. Maafkanku juga.
( DIAM )

Rasanya kita seperti anak kecil saja. Ngambek kalau tidak dituruti kemauannya.

KAU
Tidak salahkan pendengaranku?! Kau meminta maaf padaku?! Benarkah?!

AKU
Kau tidak salah. Aku meminta maaf padamu.

KAU
Terima kasih. Mari kita duduk dan menikmati kebahagiaan ini.

AKU
Kau bahagia?! Aneh sekali. Aku tidak mengenal kata-kata itu. Sekarangpun aku tidak
merasakan apa-apa, selain kekosongan. Aku menyadari pengakuanku ini sedikit
menumbuhkan perubahan pada diriku. Tapi tetap saja aku merasakan kehampaan.

KAU
Tapi aku bahagia. Sekarang kau mau memikirkan hal itu?!

AKU
Ingatkah kau perkataan teman kita dulu?!

22 | L a k o n I N T R I K karyaAdang Ismet, diketik ulang Teater AnonimuS


KAU
Teman yang mana?!

AKU
Dia mengatakan orang yang bunuh diri sebetulnya bukanlah pengecut, seperti yang sering
dikatakan, melainkan mereka adalah orang yang berani mati.

KAU
Aku lupa teman kita yang mana.

AKU
Hanya orang yang memiliki nyali yang berani mengambil keputusan untuk bunuh diri. Coba
bayangkan olehmu, kata teman kita, orang yang bunuh diri, mesti menyiapkan segalanya
dengan matang. Alat apa yang akan dipergunakan, tempatnya dimana, bagaimana cara
melakukannya. Dengan rinci mereka harus merencanakannya. Dan dia sadar bahwa saat dia
melakukan semua itu kematian ada didepan matanya.

KAU
Kau mau bunuh diri?!

AKU
Ya.

KAU
Hentikan ocehanmu. Kau mulai lagi.

AKU
Aku ingin menjadi orang yang berani. Seseorang yang nyalinya kecil mana mungkin berani
melakukan itu.

KAU
Cukup. Hentikan omong kosongmu itu.

AKU ( DENGAN PENUH GAIRAH )


Aku ingin menjadi orang yang berani. Aku ingin menentukan nasibku sendiri lewat tanganku
sendiri.

KAU
Semua yang kau katakan hanya khayalan semata. Keberanian yang dinyatakan oleh temanmu
itu omong kosong semata. Siapa sih, temanmu itu?! Bunuh diri bukanlah jalan keluar yang
terbaik. Bunuh diri hanya dilakukan oleh orang-orang pengecut.

AKU
Tidak. Temanku bilang bunuh diri adalah perbuatan berani. Karena tidak semua orang berani
melakukannya. Dan aku ingin melakukannya.

KAU
Kau mulai tidak waras.

AKU

23 | L a k o n I N T R I K karyaAdang Ismet, diketik ulang Teater AnonimuS


Terserah. Aku gembira karena telah menemukan jalan keluarnya. Aku akan bunuh diri.

KAU
Jangan lakukan itu. Hentikan khayalanmu.

AKU ( MENGELUARKAN SEBOTOL MINUMAN )


Jangan ikut campur. Aku suda siapkan racun. Aku ingin menjadi orang besar, seperti
Socrates, Galileo, dan temanku itu …….

KAU ( MENCOBA MEREBUT BOTOL TERSEBUT DARI TANGAN AKU )


Jangan lakukan.

AKU ( MENEPIS TANGAN KAU )


Jangan menghentikan niatku.

KAU
Jangan. Hentikan semuanya.
( KAU BERHASIL MENGAMBIL BOTOL ITU DARI TANGAN AKU DAN
MEMBUANGNYA DENGAN MARAH. AKU MENGEJAR KAU. MEREKA
BERKELAHI. DAN TANPA DISADARI DITANGAN MEREKA MASING-MASING
MENGGENGAM SENJATA. AKU BERHASIL MENANGKAP KAU DAN
MENIKAMNYA DITUBUH KAU. KAU PUN MELAWAN, MEMUKULKAN BESI KE
KEPALA AKU. KEDUANYA TERKAPAR ).

AKU
Selalu seperti ini.

KAU
Berulang tak henti-hentinya.

AKU
Selalu seperti ini.

KAU
Tak henti-hentinya.

TERDENGAR CURAH HUJAN. NAMPAK DALAM CAHAYA REMANG-REMANG


AKU DAN KAU BERJALAN BERPEGANGAN TANGAN MENUJU SUATU ARAH
SAMBIL BERNYANYI.

Kita semua merasa letih. Menjalani hidup yang perih


Hari-hari lewat melesat seperti kilat
Dan kita terpojok disudut-sudutnya.
Harapan yang kita miliki. Kekayaan yang masih tersisa
Kadang ia pun berkhianat tapi kita tak berdaya
Menunggu-menunggu tiada jemu-jemu
Menanti-menanti tiada hentinya
Dan kita terpojok disudut-sudutnya.

24 | L a k o n I N T R I K karyaAdang Ismet, diketik ulang Teater AnonimuS


25 | L a k o n I N T R I K karyaAdang Ismet, diketik ulang Teater AnonimuS

Anda mungkin juga menyukai