Anda di halaman 1dari 9

PENGKAJIAN DRAMA INDONESIA

MELALUI PENDEKATAN RESEPSI SASTRA

PADA NASKAH DRAMA BUNDAKU, MAAFKAN AKU KARYA


ISNAINI DK

Dosen Pengampu : Joko Purwanto M. Pd.

Disusun Oleh

1. Krista Mutiara Wijayanti (202110044)


2. Ana Siti Nurjannah (202110064)
3. Maulana Hasanudin (202110078)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO


ANALISIS RESEPSI SASTRA PADA NASKAH DRAMA BUNDAKU, AKU
KARYA ISNAENI DK

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) tanggapan pembaca dalam naskah
drama Bundaku, Maafkan aku karya Isnaeni DK ; (2) meresepsi peran dan karakter dalam
naskah drama Bundaku, Maafkan aku karya Isnaeni DK. Penelitian ini termasuk dalam
penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan resepsi sastra. Data yang digunakan yaitu
resepsi sastra. Pendekatan Resepsi merupakan aliran sastra yang meneliti teks sastra dengan
mempertimbangkan pembaca selaku pemberi sambutan atau tanggapan.

PENDAHULUAN

Penelitian ini dilatar belakangi oleh kurangnya orang yang mengkaji naskah drama
“Bundaku, Maafkan Aku” menggunakan resepsi sastra.Naskah Drama merupakan karya
sastra yang berisikan dialog dengan gambaran berbagai karakter tokoh didalamnya.
Menurut Endraswara (2013: 2) menyatakan sastra adalah alat (wahana) untuk mengajarkan
kearifan hidup. Karya sastra sendiri mengandung nilai estetika. Setiap karya sastra
memiliki kekhasnya dari pengarangnya masing-masing.

Pendekatan merupakan suatu landasan yang digunakan dalam menganalisis atau


mengapresiasi suatu karya sastra. Resepsi sastra dimaksudkan bagaimana pembaca
memberikan makna terhadap karya sastra yang dibacanya sehingga dapat memberikan
reaksi atau tanggapannya pada karya sastra. Setiap pembaca akan memberikan pemaknaan
dan penafsiran serta reaksi berbeda terhadap suatu karya sastra. Tanggapan itu mungkin
bersifat pasif,yaitu bagaimana seorang pembaca dapat memahami karya itu, atau dapat
melihat hakikat estetika, yang ada di dalam karya sastra. Penelitian resepsi sastra pada
penerapannya mengacu pada proses pengolahan tanggapan pembaca atas karya sastra yang
dibacanya. Metode resepsi sastra mendasarkan diri pada teori bahwa karya sastra itu sejak
terbit selalu mendapat tanggapan dari pembacanya. Tanggapan-tanggapan pada pembaca
atas karya sastra yang dibaca dapat berbeda,dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
usia pembaca dan tingkat pengalaman. Resepsi sastra memiliki pandangan bahwa karya
sastra mempunyai makna lebih dari satu. Namun bukan tidak mungkin dalam waktu
tertentu seorang pembaca mampu untuk menemukan sebuah arti dan mereka hanya fokus
terhadap satu arti itu serta tidak memperhatikan arti yang lainnya.

LANDASAN TEORI
Karya sastra adalah suatu media yang digunakan pengarang untuk mengungkapkan isi
hati atau gagasan pengarang. Karya sastra adalah artefak (benda mati), baru mempunyai
makna dan menjadi obyek estetis bila diberi arti oleh manusia pembacanya (Teeuw, 1984:
191). Peran pembaca sangat penting dalam memberikan makna pada karya sastra seperti
drama. Pembacalah yang menikmati,mengevaluasi dan memberikan pemaknaan serta
penafsiran. pemberian makna terhadap suatu karya tentunya tetap terikat pada teks karya
sastra sebagai sistem tanda yang mempunyai konvensi sendiri. Konvensi tersebut berdasar
pada kodrat dan hakikat karya sastra yaitu bersifat polisemi dan ambigu (Junus, 1985: 1).

Ketika seorang pembaca berhadapan dengan sebuah teks sastra, terdapat sebuah
dialog, dan hal itu tentu saja dalam kerangka karya sastra sebagai sebuah teks yang ambigu
(Pradopo, 1995: 220) sehingga tiap pembaca dimungkinkan memaknai dengan cara
berbeda. Komunikasi yang terjalin antara teks dengan pembaca, berupa proses pemahaman
diharapkan menjembatani kesenjangan sehingga perbedaan segmen dan pola dalam
perspektif teks dan pembaca dapat dihubungkan menjadi satu kebulatan. Ketika
berhadapan dengan teks, seorang pembaca berbekal harapan terhadap teks yang ia hadapi.
Selama proses dialog pembaca mengisi ruang-ruang terbuka dalam teks dengan berpijak
pada gudang pengalamannya. Proses resepsi tersebut yang nantinya akan menentukan
reaksi pembaca terhadap teks.

Resepsi berasal dari kata recipere (Latin), reception (Inggris) yang diartikan sebagai
penerimaan atau penyambutan pembaca. Dalam arti luas yaitu, pengolahan teks dan cara-
cara pemberian makna, sehingga memberikan respon terhadapnya.

Teori resepsi merupakan salah satu aliran dalam penelitian sastra yang terutama
dikembangkan oleh mazhab Konstanz pada tahun 1960-an di jerman. Teori ini menggeser
fokus penelitian dari struktur teks ke arah penerimaan (Latin: recipere, menerima) atau
penikmatan pembaca. Endaswara (2003:118) mengemukakan bahwa resepsi berarti
menerima atau penikmatan karya oleh pembaca. Resepsi merupakan aliran yang meneliti
teks sastra dengan bertitik tolak kepada pembaca dengan memberi reaksi atau tanggapan
terhadap teks itu. Hans Robert Jauss (1921-1997) adalah salah satu pemikir yang
mempunyai andil besar terhadap munculnya teori resepsi sastra. Pada saat itu,
pemikirannya dianggap sebagai pemikiran yang menggemparkan ilmu sastra tradisional di
Jerman Barat. Essainya yang berjudul The Change in the Paradigm of Literary Scholarship
atau “Perubahan Paradigma dalam Ilmu Sastra” mengisyaratkan adanya kehadiran
perspektif baru dalam kajian ilmu sastra yang menakankan krusialnya kedudukan
pemahaman dari pembaca. Teori yang dihadirkan oleh Jauss menitikberatkan
pengamatannya pada pembaca sebagai konsumen dan memandang bahwa karya sastra
merupakan suatu proses dialektika yang terlahir dari produksi dan resepsi.

Jauss memberikan kedalaman pada sejarah sastra dengan konsep kuncinya ialah
horizon keinginan pembaca yang tersusuna tas tiga kriteria, yaitu :
1. Norma genetic, yaitu norma yang ada di dalam teks kemudian dibaca oleh pembaca.
2. Pengalaman dan pengetahuan pembaca terhadap teks yang akan dibaca sebelumnya.
3. Kontras antara fiksi dan fakta, artinya mampu atau tidaknya seseorang pembaca untuk
memahami teks baru.

Teori Resepsi menantang otonomi teks dan implikasi rancangan yang baik sebuah teks,
dengan argumen bahwa interpretasi dan evaluasi tidak ditentukan oleh sifat alami teks dan
kebaikannya oleh pengarang, tetapi juga 8 oleh karakter si penerima atau konsumen. Tetapi
teori resepsi adalah suatu studi dengan pendekatan yang berbeda. Ahli teori Resepsi
menggunakan penemuan-penemuan riset empiris. Tetapi mereka juga menyadari keluasan
dari: proses, institusi, konteks dan struktur kondisi dan batas-batas respon pengamat.
Vodicka (dalam Segers, 2000:52) berpendapat resepsi sastra memahami karya sastra
sebagai objek estetis dalam kesadaran pembaca. Pembaca menerima, menafsirkan, dan
mengevaluasi karya sastra secara estetis. Suatu teks baru punya makna bila sudah memiliki
hubungan dengan pembaca. Siswanto (2008:93) memaknai resepsi sastra sebagai kajian
yang mempelajari tentang bagaimana pembaca memberikan makna terhadap karya sastra
yang dibacanya sehingga dapat memberikan tanggapan aktif atau pasif.

Ratna (2012:165) menjelaskan resepsi sastra yang berasal dari kata recipere (Latin),
reception (Inggris), diartikan sebagai penerimaan pembaca. Resepsi didefinisikan sebagai
pengolahan teks dan cara-cara pemberian makna terhadap karya. Pembaca memberikan
respon terhadap karya sebagai proses sejarah. Pradopo (2013: 206) memaknai estetika
resepsi adalah ilmu keindahan yang didasarkan pada tanggapan pembaca terhadap karya
sastra. Endraswara (2013: 119) berpendapat resepsi sastra merupakan reaksi pembaca
terhadap teks. Reaksi tersebut dapat positif dan juga negatif. Resepsi yang bersifat positif
mungkin akan membuat pembaca senang atau tertawa, sebaliknya resepsi negatif mungkin
akan membuat pembaca sedih, jengkel, atau antipati terhadap teks sastra. Abdullah (dalam
Jabrohim, 2015:145) mengemukakan resepsi sastra adalah aliran yang meneliti teks sastra
dengan bertitik tolak pada reaksi atau tanggapan pembaca terhadap teks.

Dari berbagai pendapat mengenai resepsi sastra tersebut, dapat disimpulkan bahwa
resepsi sastra merupakan pemberian tanggapan positif atau negatif terhadap sebuah karya
sastra oleh pembaca. Zaman yang berbeda ketika sosialnya. Dari berbagai pendapat
mengenai resepsi sastra tersebut, dapat disimpulkan bahwa resepsi sastra merupakan
pemberian tanggapan positif atau negatif terhadap sebuah karya sastra oleh pembaca.
Zaman yang berbeda Ketika meresepsi sebuah karya sastra yang sama, dapat menghasilkan
resepsi yang berbeda.

METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian yang berjudul Analisis Resepsi Sastra terhadap naskah drama yang berjudul
Bundaku, Maafkan Aku karya Isnaini DK termasuk penelitian deskriptif kualitatif.
Penelitian deskriptif adalah penelitian dengan data yang dikumpulkan berupa kata-kata,
gambar dan bukan angka-angka. Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-
kutipan data untuk memberikan gambaran penyajian laporan tersebut (Moleong, 2006:
11).Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena
tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,
tindakan, dll., secara holistik (utuh), dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai
metode alamiah (Moleong, 2006:

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa jenis penelitian yang berjudul
Analisis Resepsi Karya Sastra terhadap naskah drama yang berjudul Bundaku, Maafkan
Aku karya Isnaini DK adalah penelitian deskriptif kualitatif. Hal ini berkaitan data-data
yang dikumpulkan berupa kata-kata yang diambil dari naskah drama yang berjudul
Bundaku, Maafkan Aku karya Isnaini DK. Pada aspek kualitatif, penelitian ini bermaksud
memahami fenomena yang terjadi dalam naskah drama yang berjudul Bundaku, Maafkan
Aku karya Isnaini DK. Maka dari itu, penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif
kualitatif.

Sumber Data

Sumber data dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

Judul naskah : Bundaku, Maafkan Aku

Pengarang : Isnaini DK

Tahun Terbit : 2016

Teknik yang digunakan dalam penelitian yang berjudul Analisis Resepsi Karya Sastra
terhadap naskah drama yang berjudul Bundaku, Maafkan Aku karya Isnaini DK adalah
teknik pustaka dengan menggunakan sumber tertulis dan wawancara. Sumber tertulis dapat
dibagi atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi dan
dokumen resmi (Moleong, 2006: 159). Langkah awal yang digunakan dalam penelitian ini
ada dua yaitu membaca dan mencatat.

Dalam penelitian ini peneliti membaca langsung teks sastra yang telah dipilih sebagai
bahan penelitian. Membaca bertujuan untuk mengetahui keseluruhan cerita apakah sesuai
dan mendukung peneliti dalam pemecahan rumusan masalah. Mencatat merupakan tindak
lanjut dari teknik membaca, hasil pengumpulan data yang diperoleh yaitu berupa hasil
kajian atau analisis struktural dengan menggunakan pendekatan resepsi sastra. Sumber
tertulis penelitian ini yaitu naskah drama yang berjudul Bundaku, Maafkan Aku karya
Isnaini DK. Teknik berikutnya adalah dengan wawancara. Menurut Esterberg dalam
Sugiyono (2015:72) wawancara adalah pertemuan yang dilakukan oleh dua orang untuk
bertukar informasi maupun suatu ide dengan cara tanya jawab, sehingga dapat
dikerucutkan menjadi sebuah kesimpulan atau makna dalam topik tertentu.

Analisis data adalah mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam suatu pola,
kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan
hipotesis kerja seperti yang disarankan data (Moleong, 1989: 112). Analisis yang
digunakan dalam penelitian yang berjudul Analisis Resepsi Karya Sastra terhadap naskah
drama yang berjudul Bundaku, Maafkan Aku karya Isnaini DK adalah analisis deskripsi.
Langkah pertama dalam analisis ini adalah membaca naskah drama yang berjudul
Bundaku, Maafkan Aku. Selain membaca, para pembaca yang akan meresepsi naskah juga
harus memahami penuh. Setelah itu, para pembaca mencatat poin penting yang di dapat
dari membaca naskah. Setiap pembaca bebas meresepsi naskah drama, baik dengan resepsi
positif atau negatif. Langkah selanjutnya dilakukan wawancara. Peneliti memberikan
pertanyaan seputar kesan dan resepsi pembaca mengenai naskah drama yang berjudul
Bundaku, Maafkan Aku yang telah dibaca, dipahami dan dicatat poin pentingnya.
HASIL dan PEMBAHASAN

Resepsi pembaca naskah drama Bundaku, Maafkan Aku adalah sebagai berikut :

1. Resepsi pembaca terhadap peran dan karakter :


a. Tokoh Karin : Durhaka dan selalu menyia-nyiakan ibunya.
Tokoh Karin mendapat resepsi negatif dari para pembaca karena
tindakannya melanggar aturan agama dan tidak tahu berterima kasih pada
ibunya yang membesarkan dan menyayanginya. Dibuktikan dalam adegan
pertama saat temannya menasehati untuk berterima kasih pada sang ibu.
Adapun kutipan yang tertera pada adegan satu,

“untuk apa berterima kasih sama ibu? Aku berhasil kan karena
usahaku sendiri,”.

b. Tokoh Ibu : sabar dan penuh kasih sayang. Selain itu, ia tetap bangga
terhadap anaknya. Tetap menyayangi Karin meskipun anaknya itu
membencinya. Dibuktikan dengan sikapnya lembut dan tidak pernah
marah, juga terbukti di adegan akhir yang menunjukkan sang ibu menjaga
Karin yang dirawat di rumah sakit. Kebanggaannya pada sang anak
ditunjukkan pada kutipan pada adegan kedua,

Nak, kamu anak ibu. Ibu pasti selalu bangga dan bahagia dengan
semua prestasimu. Kamu adalah kebanggaan ibu,”.

2. Resepsi pembaca berupa kesan terhadap alur cerita pada naskah drama Bundaku,
Maafkan Aku adalah sebagai berikut:
a. Karakter tokoh yang terdapat dalam naskah drama mampu menghidupkan
naskah drama, sehingga naskah drama Bundaku, Maafkan Aku karya
Isnaini DK ini membuat pembaca menjelajahi setiap karakter tokoh yang
terdapat dalam naskah.
b. Alur yang ditulis pengarang ini sangat menarik dan tidak membuat
pembaca bosan saat membaca naskah drama tersebut.
c. Menurut pembaca pemilihan tema dalam naskah drama Bundaku, Maafkan
Aku karya Isnaini DK sangatlah menarik.
d. Amanat yang disampaikan sangat baik yaitu jangan pernah melupakan jasa
seorang ibu. Karena seperti apapun sikap seorang anak, ibu akan selalu
menjadi motivator sekaligus orang yang paling bangga terhadap anaknya.
KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa analisis resepsi dalam


naskah drama Bundaku, Maafkan Aku karya Isnaini DK berisikan beberapa hal.
Pertama, kasih sayang seorang ibu, tak peduli apakah sang anak juga menyayanginya
ataukah tidak. Kedua, dukungan yang selalu diberikan seorang ibu kepada anaknya.
Ketiga,sebagai seorang anak, harusnya mampu menghormati dan menghargai ibunya.
DAFTAR PUSTAKA

Al Ayyubi, Aisy (2017) PENERIMAAN MAHASISWA TENTANG IKLAN MARS


PERINDO DI TELEVISI (Studi Resepsi pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2014
Universitas Muhammadiyah Malang)

Fitri, Novia S., et al. "Resepsi Sastra Naskah Drama Kau Tunggu Siapa, Nilo Karya
Wisran Hadi." Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UNP, vol. 1, no. 1, 2012,
pp. 44-51, doi:10.24036/198-019883.

Miftakhussaadah.2013. “Analisis Drama dengan Pendekatan Ekspresif”,


https://miftakhussaadah.blogspot.com/2013/12/analisis-drama-dengan-pendekatan.html,
diakses pada 7 April 2022 pukul 21.03.

Anda mungkin juga menyukai