Anda di halaman 1dari 17

Proposal Penelitian Sastra Indonesia

KAJIAN PUISI DOA KARYA CHARIL ANWAR


MELALUI PENDEKATAN PSIKOLOGI
DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA

Ika Lestari
NIM 312014073

1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sastra merupakan gambaran kehidupan yang luas dan kompleks. Hal ini

sesuai dengan pendapat Emzir dan Saifur Rohman (2015:254), “Sastra merupakan

salah satu objek kajian yang selalu menarik para peneliti karena karya sastra

mengisyaratkan gambaran hidup dan kehidupan manusia yang luas dan

kompleks”.

Sastra merupakan bentuk aktif dan produktif. Hal ini sesuai dengan

pendapatat Priyatni (2010:12), “Sastra merupakan bentuk aktif kreatif dan

produktif dalam mengahasilkan sebuah karya yang memiliki nilai estetis serta

mencerminkan kebenaran dan realitas kehidupan sosial kemasyarakatan”.

Karya sastra merupakan wujud kreativitas manusia. Hal ini sesuai dengan

pendapat Jabrohim (2015:19), “Karya sastra adalah satu wujud kreativitas

manusia yang tergolong konvensi-konvensi yang berlaku bagi wujud ciptaannya

dapat menjadi kaidah”.

1
Puisi merupakan hasil pemikiran manusia. Hal ini sesuai dengan pendapat

Sigit Mangun Wardoyo (2013:20), “Puisi adalah pengalaman, imajinasi, dan

sesuatu yang berkesan yang ditulis sebagai ekspresi seseorang dengan

menggunakan bahasa tak langsung”.

Puisi berbeda dengan prosa. Sebagai sebuah genre karya sastra puisi

mengandung ide atau pokok persoalan tertentu yang ingin disampaikan

penyairnya. Gagasan itu tetuang dalam keseluruhan puisi. Sebagai suatu wacana

puisi. Puisi mengandung unsur-unsur yang mendukungnya, yauitu tema dan

struktur tema yang membangun tema itu.

Psikologi merupakan kajian yang bersifat interdispliner. Hal ini sesuai

dengan pendapat Wiyatmi (2011:28), “Psikologi sastra merupakan salah satu

kajian sastra yang bersifat interdisipliner, karena memahami dan mengkaji sastra

dengan menggunakan berbagai konsep dan kerangka teori yang ada dalam

psikologi”.

Apapun bentuk puisi yang kita hadapi, sepanjang masa masih berada di

dalam dunia fisik, dunia riil manusia, ia tetap dapat dikaji secara rasional dengan

menggunaan teori-teori yang relevan. Persoalan krusial yang dihadapi oleh

hampir sebagaian besar pembaca adalah ketidaktahuannya tentang teori-teori

yang paralel dengan pendekatan yang berperan sebagai pisau bedah.

Berdasarkan uraian diatas, maka perlu adanya kajian yang lebih mendalam

mengenai puisi Doa karya Chairil Anwar melalui pendekata psikologis.

2
B. Rumusan Masalah

1. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah kajian

puisi Doa karya Chairil Anwar melalui pendekatan psikologi?

2. Bagaimanakah Implikasi kajian psikologi dalam puisi Doa Karya Chairil

Anwar terhadap pembelajaran bahasa Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk Mengetahui kajian puisi Doa karya

Chairil Anwar melalui pendekatan psikologi dan implikasinya terhadap

pembelajaran bahasa Indonesia

D. Kegunaan Penelitian

Ada dua kegunaan penelitian yang ingin dicapai penulis dalam analisi ini,

yaitu:

1. Secara teoritis

Kegunaan kajian ini adalah untuk mengembangkan ilmu sastra di

Indonesia, Khususnya kajian puisi

2. Secara praktis

Kajian puisi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat

untuk memahami puisi. Yang dimaksud disini adalah supaya masyarakat lebih

berminat kepada pemahaman dan penghayatan puisi.

3
II KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Puisi

Puisi adalah pemikiran yang membangkitkan perasaan manusia. Hal ini

sesuai dengan pendapat Pradopo (2002:7), “Puisi itu mengekspresikan pemikiran

yang membangkitkan perasaan, yang merangsang imajinasi panca indra dalam

suasana yang berirama”.

Puisi adalah cerminan kehidupan manusia. Hal ini sesuai dengan pendapat

Dresden (2012:19 “Puisi adalah sebuah dunia dalam kata isi yang terkandung di

dalam puisi merupakan cermian pengalaman, pengetahuan dan perasaan penyair

yang membentuk sebuah dunia bernama puisi.

Puisi merupakan karangan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan

dengan mengutamakan keindahan kata-kata. Oleh karena itu, puisi dapat

mengungkapkan berbagai hal. Kerinduan, kegelisahan, atau pengagungan kepada

sang khalik (Kosasi, 2008: 118).

1. Ciri-ciri Puisi

Menurut Wahyuni (2014: 15), puisi memiliki ciri yang berbeda menurut

perkembangan zamannya. Akan tetapi, meskipun memiliki ciri-ciri yang berbeda,

puisi tetap memiliki kesamaan yang dikategorikan sebagai ciri umum puisi, yakni

sebagai berikut:

a. Menggunakan bahasa yang konsentrif dan indah. Kata konsentrif di sini

bermakna singkat, padat, dan bermakna. Sementara, kata indah bermakna

indah didengar dan bargaya majas.

b. Menggunakan dua bahasa, yakni bahasa denotasi dan konotasi.

4
c. Memiliki rima yang dapat memberikan efek musikalisasi sehingga mudah

diingat atau dihafal.

d. Menggunakan diksi yang tepat.

e. Setiap bait dapat menyentuh perasaan atau membangkitkan rasa emosional,

kepuasan, kesedihan, penyelesaian, dan sebagainya.

2. Jenis- jenis Puisi

1) Jenis Puisi Lama

Puisi lama adalah jenis puisi yang terkait oleh aturan-aturan, di antaranya

jumlah kata dalam satu baris, jumlah baris dalam satu bait, persajakan (rima),

banyak suku kata setiap baris, dan irama. Puisi lama terbagi menjadi tujuh macam,

yakni mantra, pantun, karmina, gurindam, syair, seloka dan talibun, (Wahyuni,

2014: 35).

a. Mantra

Mantra merupakan jenis puisi yang paling tua dalam sastra. Wahyuni

(2014: 35), “Mantra adalah sejenis puisi tua yang keberadaannya dianggap

memiliki kekuatan gaib sebagaimana doa”.

b. Pantun

Pantun merupakan puisi. Wahyuni (2014:38), “Pantun adalah puisi lama

yang mempunyai tiga ciri yang pertama, terdiri atas empat baris yang mempunyai

ab-ab. Kedua, setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata. Ketiga dua baris pertama

sebagai sampiran dan dua baris berikutnya sebagai isi”.

5
c. Karmina

Karmina adalah pantun yang terdiri dari dua aris. Wahyuni (2014: 40),

“Karmina adalah jenis pantun pendek yang hanya terdiri dari dua baris. Baris

pertama merupakan sampiran, sementara baris kedua merupakan isi”.

d. Gurindam

Gurindam adalah puisi lama yang mempunyai tiga ciri. Pertama, setiap

bait terdiri dari dua baris dengan rima yang sama. Kedua, suku kata dalam baris

antara 10-14 suku kata. Ketiga, hubungan antara baris satu dan dua membentuk

kalimat majemuk yang mempunyai hubungan sebab-akibat (Wahyuni, 2014:42).

e. Syair

Syair adalah jenis puisi barirama yang berasal dari daerah arab dan

mempunyai empat ciri. Pertama, setiap bait terdiri empat baris bersajak a-a-a-a.

kedua, setiap mempunyai makna yang saling berkaitan dengan baris-baris

sebelumnya. Ketiga, kebanyakan syair menceritakan kisah yang mengandung

nasihat atau petuah. Keempat, setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata (Wahyuni,

2014:44).

f. Seloka

Seloka adalah puisi Melayu klasik yang mempunyai bentuk mirip pantun

dan mengandung senda garau, kejenakan, sindiran, bahkan ejekan. Kata “seloka”

diambil dari bahasa Sanskerta, slok, yang berate bahasa berkait yang bentuk

maupun perannya mirip seperti pantun. Seloka biasanya ditulis dalam empat

baris, tetapi ada juga yang lebih dari empat baris (Wahyuni, 2014:46).

6
g. Talibun

Talibun hampir mirip dengan pantun, talibun terdiri atas larik-larik

sampiran dan isi. Bedanya, talibun memiliki larik lebih dari empat dan selalu

genap, misalnya enam, delapan, sepuluh, dua belas, atau empat belas (Djamaris,

dalam Setyawati, 2004: 213).

Talibun adalah jenis pantun panjang yang terdiri lebih dari empat baris

yang kesemuanya berjumlah genap, antara lain enam, depalan, sepuluh, dua belas

baris, dan seterusnya. Tetapi, dari banyaknya talibun yang ditemui, biasanya

terdiri dari enam atau depan baris. Sangat jarang ditemui talibun yang terdiri dari

sepuluh baris, dua belas, dan seterusnya, meskipun talibun dengan jumlah baris

seperti itu tetap ada (Wahyuni, 2014:48).

2) Jenis-jenis Puisi Baru

Puisi baru merupakan puisi yang tidak terikat aturan. Wahyuni (2014:51),

“Puisi baru adalah jenis puisi yang tidak terikat oleh aturan-aturan yang umum

berlaku untuk jenis puisi lama. Struktur untuk puisi baru juga lebih bebas, baik

dalam segi suku kata, jumlah baris, maupun rimanya”.

a. Ode

Ode adalah yang mengungkapkan sanjungan atau pujaan kepada orang-

orang yang berjasa. Ode ini biasa ditulis dalam nada agung dan tema serius,

sehingga karakteristik bahasanya terlihat lebih berbeda dari pada puisi-puisi baru

jenis lain. Kata “ode” berasal dari yunani yang bearti”nyanyian”. Maka. Tidak

heran bila ode banyak dilantunkan oleh pecinta puisi sambil diiringi tarian-tarian

dan nyanyian-nyanyian dalam paduan suara.

7
b. Epigram

Epigram merupakan puisi yang berisi tentang kebenaran. Wahyuni

(2014:54), “Epigram adalah puisi yang berisi tentang ajaran hidup atau tuntunan

kea rah kebenaran”.

Kata “epigram” berasal dari berasal dari yunani, epigramma, yang bearti

pedoman, teladan, nasihat, atau ajakan untuk melakukan hal-hal yang benar.

Dilihat dari struktur tulisan, epigram termasuk dalam kategori puisi yang ditulis

dalam bentuk sederhana, singkat, langsung tertuju pada tujuan, serta tidak

menggunakan kosakata yang berlebihan.

c. Romance

Romance adalah puisi yang menggunakan bahasa romantik. Wahyuni

(2014:56), “Romace adalah puisi yang berisi tentang kisah-kisah percintaan”.

Romance pada umumnya lahir dari pengalaman pengarang tentang kisah

percintaan yang pernah dialaminya, atau romance juga bisa lahir dari pengamatan

pengarang terhadap orang-orang sekitar yang tengah menjalin hubungan cinta

dengan kekasihnya.

d. Elegi

Elegi adalah puisi yang berisi tentang kesediahan. Wahyuni (2014: 59),

“Elegi adalah puisi yang berisi tentang ratap tangis tau kesedihan”. Objek yang

digambarkan di dalam elegi biasanya beruba pengalaman-pengalaman pahit atas

hal yang pernah dialami, atau bisa juga berupa penyelesaian atas sesuatu yang

pernah dilakukan di masa lalu.

8
e. Satire

Satire merupakan puisi yang berisikritikan. Wahyuni (2014: 61), “Satire

adalah puisi yang berisi sindiran atau kritik kepada penguasa atau orang yang

memiliki kedudukan (jabatan)”.

f. Himne

Himne merupakan puisi sanjungan untuk orang yang berjasa. Wahyuni

(2014:63), “Himne adalah puisi yang berisi pujian-pujian untuk tuhan atau

pujaan-pujaan untuk tanah air terinta pahlawan yang telah ikut berjuang untuk

membela kemerdekaan”.

g. Balada

Balada adalah puisi berisi kisah atau cerita. Wahyuni (2014: 66) “Balada

adalah puisi yang menceritakan tentang kisah dari sebuah karangan pribadi,

mitos, atau legenda yang diyakini kebenarannya di masyarakat”.

B. Unsur-unsur Puisi

Puisi sebagai suatu bentuk karya sastra terdiri atas dua unsur pokok, yaitu

struktur batin dan struktur fisik. Kedua unsur tersebut memiliki keterkaitan yang

erat satu dengan yang lainnya dan membentuk totalitas makna yang utuh

(Wardoyo,2013:23).

Struktur fisik pembangun puisi meliputi unsur-unsur seperti: diksi, bahasa

figuratif, pencitraan, kata konkret, dan bahasa figuratif. Sedangkan struktur batin

puisi meliputi: tema, nada dan suasana, amanat.

9
1. Unsur Batin Puisi

a. Diksi (Pilihan Kata)

Diksi atau pilihan kata merupakan esensi dari penulisan puisi. Artinya,

diksi merupakan dasar bangunan setiap puisi. Diksi dapat dijadikan sebagai salah

satu tolak ukur seberapa jauh seorang penyair mempunyai daya cipta yang asli

(Wardoyo, 2013: 23).

b. Citraan

Citraan merupakan pengalaman indera. Hal ini sesuai dengan pendapat

Wachid (2002:131), “Citraan adalah sebagai pengalaman indera dan merupakan

bentuk bahasa yang dipergunakan untuk menyampaikan pengalaman indera

tersebut”.

c. Kata Konkret

Kata konkret adalah kata-kata yang digunakan penyair untuk merujuk

kepada arti yang menyeluruh. Dengan kata lain, kata konkret adalah kata-kata

yang mampu memberikan pengimajian kepada pembaca (Wardoyo, 2013: 31).

d. Bahasa Figuratif (Bahasa Kiasan)

Bahasa figuratif adalah bahasa yang digunakan untuk mendapatkan

kepuitisan. Dengan bahasa kiasan, sajak menjadi menarik perhatian,

menimbulkan kesegaran, dan terutama menimbulkan kejelasan gambaran angan

(Pradopo, 2000: 62).

10
2. Struktur Batin

a. Tema

Tema adalah gagasan pokok atau ide. Hal ini sesuai dengan pendapat

Wardoyo (2013: 49), “Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran

tentang suatu hal, termasuk dalam membuat suatu tulisan”.

b. Nada

Nada adalah bunyi yang memiliki getaran teratur tiap diksi. Waroyo

(2013:51), “Nada adalah bunyi yang beraturan yang memiliki frekuensi tunggal

tertentu”.

c. Suasana

Suasana adalah kondisi psikologi yang ditimbulkan pembaca. Wardoyo

(2013: 52) “Suasana adalah kondisi psikologi yang dirasakan oleh pembaca yang

tercipta akibat adanya interaksi antara pembaca dengan puisi yang dibaca”.

d. Amanat

Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca.

Hal ini sesuai dengan pendapat Wardoyo (2013: 53). “Amanat adalah ajaran

moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui karyanya”.

C. Hakikat Psikologi Sastra

Secara etimologi kata psikologi berasal dari bahasa Yunani kuno Psyche

dan Logos. Kata Psyche berarti “jiwa, roh, atau sukma”, sedangkan kata logos

berarti “ilmu”. Jadi, psikologi secara harfiah berarti ilmu jiwa, atau ilmu yang

objek kajiannya adalah jiwa (Chaer, 2003:2).

Psikologi sastra merupakan kajian yang bersifat interdispliner. Hal ini

sesuai dengan pendapat Wiyatmi (2011:28), “Psikologi sastra merupakan salah

11
satu kajian yang bersifat interdispliner, karena memahami dan mengkaji sastra

dengan menggunakan berbagai konsep dan kerangka teori yang ada dalam

psikologi”.

Psikologi sastra adalah kajian sastra yang memandang karya sastra sebagai

aktivitas kejiwaan. Pengarang akan menggunakan cipta, rasa, dan karya dalam

berkarya. Begitu pula pembaca, dalam menanggapi karya juga tak akan lepas dari

kejiwaan masing-masing.

D. Hakikat Pembelajaran Bahasa

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur

manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling

mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran (Hamalik dalam Robbert

Munandar, 2016:23).

Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Oleh karena

itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan belajar

dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulis (Depdikbud, 1995)

Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia menjadi pembelajaran wajib

yang diberlakukan dalam pendidikan formal. Pembelajaran sastra direncanakan

untuk melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Pengalaman sastra itu

terwujud dari apa yang diketahui dan dirasakan oleh siswa yang berupa sensasi,

emosi, dan gagasan-gagasan.

12
III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan untuk mengkaji puisi Doa karya

Chairil Anwar ini menggunakan pendekatan kualitatif. Creswell (dalam Raco,

2010:7) menyatakan “pendekatan kualitatif adalah suatu pendekatan atau

penelusuran untuk mengeksplorasi dan memahami suatu gejala sentral”.

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kajian pustaka. Menurut Semi

(dalam Putri Mayasari, 2014:17), penelitian yang dilakuakan di kamar kerja

penulis atau di ruang perpustakaan, dimana penulis memperoleh data-data dari

informasi yang berkaitan dengan objek penelitiannya lewat buku-buku atau alat-

alat audiovisual lainnya.

C. Sumber Data

Sumber data adalah subjek dari mana data dapat. Menurut

Siwantoro(dalam Putri Mayasari, 2014: 17). Sumber data penelitian ini adalah

puisi Doa karya Chairil Anwar.

Data penelitian ini adalah berupa teks yang terdapat dalam puisi Doa karya

Chairil Anwar yang dikutip dalam buku Pradopo, 2010:178 dengan jumlah enam

bait.

D. Prosedur Pengumpulan Data

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis puisi Doa karya

Chairil Anwar adalah sebagai berikut:

1. Peneliti membaca dengan cermat dan teliti seluruh teks puisi Doa karya

Chairil Anwar.

13
2. Selanjutnya peneliti membaca secara berulang-ulang sumber data teks puisi

Doa karya Chairil Anwar.

3. Peneliti memahami apa maksud puisi Doa karya Chairil Anwar

4. Kemudian, peneliti mengkaji puisi Doa karya Chairil Anwar secara perbait

dan mengartikannya.

E. Analisis Data

Menurut Siswantoro (dalam Ayu Puspita Sari, 2016:33), mengemukakan

bahwa analisis data adalah setelah merampungkan serangkaian kegiatan yang

terkait dengan pengumpulan data, seperti reduksi data, penarikan kesimpulan

serta pengesahan data, dan kegiatan lain berikutnya.

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini

berupa dengan membaca teks tertulis puisi Doa karya Chairil Anwar. Teknik

kajian ini bertujuan untuk menentukan dan mendeskripsikan kepribadian dari

penulis dengan kehidupan yang di dalamnya terkandung nilai psikologi.

Kajian pendekatan psikologi puisi Doa karya Amir Chairil Anwar dapat

dijadikan sebagai salah satu pembelajaran bahasa indonesia. Peneliti pengkaji

puisi Doa karya Chairil Anwar berdasarkan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Membaca puisi Doa karya Chairil Anwar secara keseluruhan guna untuk

pemahaman awal dan mengetahui makna di setiap bait yang terdapat pada

puisi Doa karya Chairil Anwar.

2. Membaca ulang puisi Doa karya Chairil Anwar secara lebih cermat, untuk

lebih memahami dan mengerti makna disetiap bait puisi.

3. Mengkaji puisi Doa karya Chairil Anwar melalui pendekatan psikologi.

4. Mendeskripsikan puisi Doa karya Chairil Anwar melalui pendekatan psikoloi.

14
5. Menyimpulkan puisi Doa karya Amir Chairil Anwar melalui pendekatan

psikologi.

F. Pengecekan Keabsahan Temuan

Pengecekan keabsahan temuan tentang analisis nilai psikologi dalam uisi

Doa karya Chairil Anwar diperoleh setelah penulis mengadakan penelitian.

G. Tahap-tahap Penelitian

1. Tahap persiapan

a. Persiapan administrasi

b. Mengajukan usul judul penelitian

c. Pengumpulan buku strudi pustaka

d. Menyusun rancangan penelitian

2. Tahap pengumpulan data

a. Penyusunan instrumen penelitian

b. Pengumpulan dan data ke data

c. Penyusunan data dan hasil pemeriksaan yang terkumpul

3. Tahap pengelolahan data

a. Pemeriksaan ulang data yang terkumpul

b. Mendeskripsikan data dan penyimpulan data

c. Penafsiran data dan penyimpulan data

4. Penyusunan proposal bab per bab

a. Merevisi naskah

b. Memproduksi naskah

5. Tahap penyelesaian

a. Pemeriksaan dan perbaikan naskah

15
b. Pengadaan naskah

c. Penyelesian proposal

d. Pengumpulan proposal

DAFTAR PUSTAKA

16
Emzir, dan Saifur Rohman. 2015. Teori dan Pengajaran Sastra. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.

Jabrohim (ed). 2015. Teori Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Massi, Grace. 2014. Analisis Unsur-Unsur Struktur Batin Beberapa Puisi dalam
Antologi Puisi. Manado: Universitas Sam Ratulangi.
https://www.google.co.id/search?q=Massi%2C+Grace.
+2014.+Analisis+Unsur+Unsur+Struktur+Batin+Beberapa+Puisi+dalam+A
ntologi+Puisi.+Manado%3A+Universitas+Sam+Ratulangi. Diakses Kamis,
1 Juni 2017.
Mangun, Sigit Wardoyo. 2013. Teknik Menulis Puisi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Pradopo, Rachmat Djoko, 2010. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ratna, Nyoman Kutha.2013. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Siswantoro. 2016. Metode Penelitian Sastra Analisis Struktur Puisi. Yogyakarta:


Pustaka Belajar.

Wahyuni, Ristri. 2014. Kitab Lengkap Puisi, Prosa, dan Pantun Lama.
Yogyakarta: Saufa.

Wiyatmi. 2011. Psikologi Sastra Teori dan Aplikasinya. Yogyakarta: Kanwa


Publisher.

17

Anda mungkin juga menyukai