Ika Lestari
NIM 312014073
1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sastra merupakan gambaran kehidupan yang luas dan kompleks. Hal ini
sesuai dengan pendapat Emzir dan Saifur Rohman (2015:254), “Sastra merupakan
salah satu objek kajian yang selalu menarik para peneliti karena karya sastra
kompleks”.
Sastra merupakan bentuk aktif dan produktif. Hal ini sesuai dengan
produktif dalam mengahasilkan sebuah karya yang memiliki nilai estetis serta
Karya sastra merupakan wujud kreativitas manusia. Hal ini sesuai dengan
1
Puisi merupakan hasil pemikiran manusia. Hal ini sesuai dengan pendapat
Puisi berbeda dengan prosa. Sebagai sebuah genre karya sastra puisi
penyairnya. Gagasan itu tetuang dalam keseluruhan puisi. Sebagai suatu wacana
kajian sastra yang bersifat interdisipliner, karena memahami dan mengkaji sastra
dengan menggunakan berbagai konsep dan kerangka teori yang ada dalam
psikologi”.
Apapun bentuk puisi yang kita hadapi, sepanjang masa masih berada di
dalam dunia fisik, dunia riil manusia, ia tetap dapat dikaji secara rasional dengan
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu adanya kajian yang lebih mendalam
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk Mengetahui kajian puisi Doa karya
D. Kegunaan Penelitian
Ada dua kegunaan penelitian yang ingin dicapai penulis dalam analisi ini,
yaitu:
1. Secara teoritis
2. Secara praktis
untuk memahami puisi. Yang dimaksud disini adalah supaya masyarakat lebih
3
II KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Puisi
Puisi adalah cerminan kehidupan manusia. Hal ini sesuai dengan pendapat
Dresden (2012:19 “Puisi adalah sebuah dunia dalam kata isi yang terkandung di
1. Ciri-ciri Puisi
Menurut Wahyuni (2014: 15), puisi memiliki ciri yang berbeda menurut
puisi tetap memiliki kesamaan yang dikategorikan sebagai ciri umum puisi, yakni
sebagai berikut:
4
c. Memiliki rima yang dapat memberikan efek musikalisasi sehingga mudah
Puisi lama adalah jenis puisi yang terkait oleh aturan-aturan, di antaranya
jumlah kata dalam satu baris, jumlah baris dalam satu bait, persajakan (rima),
banyak suku kata setiap baris, dan irama. Puisi lama terbagi menjadi tujuh macam,
yakni mantra, pantun, karmina, gurindam, syair, seloka dan talibun, (Wahyuni,
2014: 35).
a. Mantra
Mantra merupakan jenis puisi yang paling tua dalam sastra. Wahyuni
(2014: 35), “Mantra adalah sejenis puisi tua yang keberadaannya dianggap
b. Pantun
yang mempunyai tiga ciri yang pertama, terdiri atas empat baris yang mempunyai
ab-ab. Kedua, setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata. Ketiga dua baris pertama
5
c. Karmina
Karmina adalah pantun yang terdiri dari dua aris. Wahyuni (2014: 40),
“Karmina adalah jenis pantun pendek yang hanya terdiri dari dua baris. Baris
d. Gurindam
Gurindam adalah puisi lama yang mempunyai tiga ciri. Pertama, setiap
bait terdiri dari dua baris dengan rima yang sama. Kedua, suku kata dalam baris
antara 10-14 suku kata. Ketiga, hubungan antara baris satu dan dua membentuk
e. Syair
Syair adalah jenis puisi barirama yang berasal dari daerah arab dan
mempunyai empat ciri. Pertama, setiap bait terdiri empat baris bersajak a-a-a-a.
nasihat atau petuah. Keempat, setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata (Wahyuni,
2014:44).
f. Seloka
Seloka adalah puisi Melayu klasik yang mempunyai bentuk mirip pantun
dan mengandung senda garau, kejenakan, sindiran, bahkan ejekan. Kata “seloka”
diambil dari bahasa Sanskerta, slok, yang berate bahasa berkait yang bentuk
maupun perannya mirip seperti pantun. Seloka biasanya ditulis dalam empat
baris, tetapi ada juga yang lebih dari empat baris (Wahyuni, 2014:46).
6
g. Talibun
sampiran dan isi. Bedanya, talibun memiliki larik lebih dari empat dan selalu
genap, misalnya enam, delapan, sepuluh, dua belas, atau empat belas (Djamaris,
Talibun adalah jenis pantun panjang yang terdiri lebih dari empat baris
yang kesemuanya berjumlah genap, antara lain enam, depalan, sepuluh, dua belas
baris, dan seterusnya. Tetapi, dari banyaknya talibun yang ditemui, biasanya
terdiri dari enam atau depan baris. Sangat jarang ditemui talibun yang terdiri dari
sepuluh baris, dua belas, dan seterusnya, meskipun talibun dengan jumlah baris
Puisi baru merupakan puisi yang tidak terikat aturan. Wahyuni (2014:51),
“Puisi baru adalah jenis puisi yang tidak terikat oleh aturan-aturan yang umum
berlaku untuk jenis puisi lama. Struktur untuk puisi baru juga lebih bebas, baik
a. Ode
orang yang berjasa. Ode ini biasa ditulis dalam nada agung dan tema serius,
sehingga karakteristik bahasanya terlihat lebih berbeda dari pada puisi-puisi baru
jenis lain. Kata “ode” berasal dari yunani yang bearti”nyanyian”. Maka. Tidak
heran bila ode banyak dilantunkan oleh pecinta puisi sambil diiringi tarian-tarian
7
b. Epigram
(2014:54), “Epigram adalah puisi yang berisi tentang ajaran hidup atau tuntunan
Kata “epigram” berasal dari berasal dari yunani, epigramma, yang bearti
pedoman, teladan, nasihat, atau ajakan untuk melakukan hal-hal yang benar.
Dilihat dari struktur tulisan, epigram termasuk dalam kategori puisi yang ditulis
dalam bentuk sederhana, singkat, langsung tertuju pada tujuan, serta tidak
c. Romance
percintaan yang pernah dialaminya, atau romance juga bisa lahir dari pengamatan
dengan kekasihnya.
d. Elegi
Elegi adalah puisi yang berisi tentang kesediahan. Wahyuni (2014: 59),
“Elegi adalah puisi yang berisi tentang ratap tangis tau kesedihan”. Objek yang
hal yang pernah dialami, atau bisa juga berupa penyelesaian atas sesuatu yang
8
e. Satire
adalah puisi yang berisi sindiran atau kritik kepada penguasa atau orang yang
f. Himne
(2014:63), “Himne adalah puisi yang berisi pujian-pujian untuk tuhan atau
pujaan-pujaan untuk tanah air terinta pahlawan yang telah ikut berjuang untuk
membela kemerdekaan”.
g. Balada
Balada adalah puisi berisi kisah atau cerita. Wahyuni (2014: 66) “Balada
adalah puisi yang menceritakan tentang kisah dari sebuah karangan pribadi,
B. Unsur-unsur Puisi
Puisi sebagai suatu bentuk karya sastra terdiri atas dua unsur pokok, yaitu
struktur batin dan struktur fisik. Kedua unsur tersebut memiliki keterkaitan yang
erat satu dengan yang lainnya dan membentuk totalitas makna yang utuh
(Wardoyo,2013:23).
figuratif, pencitraan, kata konkret, dan bahasa figuratif. Sedangkan struktur batin
9
1. Unsur Batin Puisi
Diksi atau pilihan kata merupakan esensi dari penulisan puisi. Artinya,
diksi merupakan dasar bangunan setiap puisi. Diksi dapat dijadikan sebagai salah
satu tolak ukur seberapa jauh seorang penyair mempunyai daya cipta yang asli
b. Citraan
tersebut”.
c. Kata Konkret
kepada arti yang menyeluruh. Dengan kata lain, kata konkret adalah kata-kata
10
2. Struktur Batin
a. Tema
Tema adalah gagasan pokok atau ide. Hal ini sesuai dengan pendapat
Wardoyo (2013: 49), “Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran
b. Nada
Nada adalah bunyi yang memiliki getaran teratur tiap diksi. Waroyo
(2013:51), “Nada adalah bunyi yang beraturan yang memiliki frekuensi tunggal
tertentu”.
c. Suasana
(2013: 52) “Suasana adalah kondisi psikologi yang dirasakan oleh pembaca yang
tercipta akibat adanya interaksi antara pembaca dengan puisi yang dibaca”.
d. Amanat
Hal ini sesuai dengan pendapat Wardoyo (2013: 53). “Amanat adalah ajaran
moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui karyanya”.
Secara etimologi kata psikologi berasal dari bahasa Yunani kuno Psyche
dan Logos. Kata Psyche berarti “jiwa, roh, atau sukma”, sedangkan kata logos
berarti “ilmu”. Jadi, psikologi secara harfiah berarti ilmu jiwa, atau ilmu yang
11
satu kajian yang bersifat interdispliner, karena memahami dan mengkaji sastra
dengan menggunakan berbagai konsep dan kerangka teori yang ada dalam
psikologi”.
Psikologi sastra adalah kajian sastra yang memandang karya sastra sebagai
aktivitas kejiwaan. Pengarang akan menggunakan cipta, rasa, dan karya dalam
berkarya. Begitu pula pembaca, dalam menanggapi karya juga tak akan lepas dari
kejiwaan masing-masing.
Munandar, 2016:23).
terwujud dari apa yang diketahui dan dirasakan oleh siswa yang berupa sensasi,
12
III METODE PENELITIAN
B. Jenis Penelitian
informasi yang berkaitan dengan objek penelitiannya lewat buku-buku atau alat-
C. Sumber Data
Siwantoro(dalam Putri Mayasari, 2014: 17). Sumber data penelitian ini adalah
Data penelitian ini adalah berupa teks yang terdapat dalam puisi Doa karya
Chairil Anwar yang dikutip dalam buku Pradopo, 2010:178 dengan jumlah enam
bait.
1. Peneliti membaca dengan cermat dan teliti seluruh teks puisi Doa karya
Chairil Anwar.
13
2. Selanjutnya peneliti membaca secara berulang-ulang sumber data teks puisi
4. Kemudian, peneliti mengkaji puisi Doa karya Chairil Anwar secara perbait
dan mengartikannya.
E. Analisis Data
berupa dengan membaca teks tertulis puisi Doa karya Chairil Anwar. Teknik
Kajian pendekatan psikologi puisi Doa karya Amir Chairil Anwar dapat
1. Membaca puisi Doa karya Chairil Anwar secara keseluruhan guna untuk
pemahaman awal dan mengetahui makna di setiap bait yang terdapat pada
2. Membaca ulang puisi Doa karya Chairil Anwar secara lebih cermat, untuk
14
5. Menyimpulkan puisi Doa karya Amir Chairil Anwar melalui pendekatan
psikologi.
G. Tahap-tahap Penelitian
1. Tahap persiapan
a. Persiapan administrasi
a. Merevisi naskah
b. Memproduksi naskah
5. Tahap penyelesaian
15
b. Pengadaan naskah
c. Penyelesian proposal
d. Pengumpulan proposal
DAFTAR PUSTAKA
16
Emzir, dan Saifur Rohman. 2015. Teori dan Pengajaran Sastra. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Massi, Grace. 2014. Analisis Unsur-Unsur Struktur Batin Beberapa Puisi dalam
Antologi Puisi. Manado: Universitas Sam Ratulangi.
https://www.google.co.id/search?q=Massi%2C+Grace.
+2014.+Analisis+Unsur+Unsur+Struktur+Batin+Beberapa+Puisi+dalam+A
ntologi+Puisi.+Manado%3A+Universitas+Sam+Ratulangi. Diakses Kamis,
1 Juni 2017.
Mangun, Sigit Wardoyo. 2013. Teknik Menulis Puisi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Wahyuni, Ristri. 2014. Kitab Lengkap Puisi, Prosa, dan Pantun Lama.
Yogyakarta: Saufa.
17