Anda di halaman 1dari 6

Nama : Anis Ababil

Npm : 2021406403026

MK : BIPA

Prodi : PBSI (semester 3)

Hari/Tanggal : Kamis, 8 Desember 2022

Soal PTS!

1. Sebutkan dan jelaskan beberapa pandangan teori belajar bahasa kedua serta berikan
contohnya!

2. Aspek-aspek dalam pembelajaran BIPA ada dua, yaitu aspek instruksional dan aspek
nonintruksional. Sebutkan dan jelaskan apa saja yang terdapat dalam aspek intruksioanal dan
aspek nonintruksional!

3. Menurut Koentjaraningrat (dalam Ruskhan, 2007: 5) terdapat beberapa aspek budaya yang
dapat dimanfaatkan dalam penyajian materi ajar BIPA. Sebutkan dan jelaskan!

4. Jelaskan peran lingkungan budaya dalam pembelajaran BIPA!

5. Dalam pembelajaran BIPA ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi dalam bahan ajar yang
digunakan, sebutkan dan jelaskan!

Jawab :

1. A. Pandangan Teori Kognitif Teori Kognitif berasal dari kata cognition, yang memilki
persamaan dengan knowing, yang berarti mengetahui. Kognitif merupakan kemampuan
berpikir yang dimiliki seorang individu untuk memahami keterampilan dan baru, maupun
untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di sekitarnya.
B. Pandangan Teori Learnability Teori Learnability adalah sistem yang dibuat haruslah
mudah untuk dipelajari supaya pengguna dapat dengan cepat bekerja dengan sistem yang
ada. Learnability dinilai berdasarkan tingkat profisiensi berbanding dengan waktu dan
dapat dicatat dalam bentuk kurva pembelajaran (learning curve) (Wiryawan, 2011).
C. Pandangan Teori Interaksionisme Teori Interaksionisme merupakan cabang dari
sosiologi yang secara khusus membahas mengenai cara seorang individu berperilaku dan
membuat keputusan berdasarkan lingkungan yang ditempati individu tersebut.
Contoh :
 Pandangan Teori Kognitif : penguasaan dan perkembangan bahasa anak
ditentukan oleh daya kognitifnya. Lingkungan tdak serta merta memberikan
pengaruhnya terhadap perkembangan intelektual dan bahasa anak, kalau si anak
sendiri tidak melibatkan secara aktif dengan lingkungannya. Dengan kata lain,
anaklah yang berperan aktif untuk terlibat dengan lingkungannya agar penguasaan
bahasanya dapat berkembang secara optimal (W. et al. 2017).
 Pandangan interaksionisme simbolik seperti ketika melihat rambu-rambu lalu
lintas larangan parkir dengan simbol lempengan berbentuk lingkaran dengan
tanda huruf P yang dicoret. Tanda ini merupakan simbol dan disepakati bahwa
maknanya berupa larangan parkir di seputaran tempat tanda tersebut berada.
 Pandangan Teori Learnability Kemampuan untuk menjelajah dunia, untuk
berhubungan dengan orang lain dan juga keperluan terhadap diri sendiri sebagai
manusia. Lebih lagi kaedah generatif yang diusulkan di bawah naungan nativisme
itu bersifat abstrak, formal, eksplisit dan logis, meskipun kaidah itu lebih
mengutamakan pada bentuk bahasa dan tidak pada tataran fungsional yang lebih
dari makna yang dibentuk dari interaksi sosial.

2. Aspek intruksional mencakup:


(1) tujuan pembelajaran;
Pada aspek tujuan pembelajaran, secra global, tujuan penutur asing mempelajari
bahasa Indonesia dapat digolongkan atas tujuan berwisata, bekerja, dan studi
(mempelajari bahasa Indonesia sebagai sebuah ilmu).
(2) materi pembelajaran,
Pada aspek materi pembelajaran, tujuan penutur asing tersebut membutuhkan
pendekatan dan buku ajar. Namun, satu buku ajar untuk satu tingkat yang digunakan
oleh seorang pengajar tidak tentu dapat digunakan oleh pengajar lain. Hal tersebut
karena penutur asing yang sedang belajar memiliki karakteristik yang berbeda. Oleh
karena itu, pengajar BIPA harus memperhatikan karakteristik pelajar asing yang
menjadi tanggung jawabnya. memengaruhi metode pembelajaran yang digunakan.
(3) metode pembelajaran;
Setiap metode memiliki keunggulan dan kekurangan. Pengajar diharapkan
memvariasi metode pembelajaran dengan mengacu pada standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang ingin dicapai.
(4) media belajar;
Pada aspek media belajar, untuk mencegah verbalisme maka berbagai media ajar
seharusnya digunakan dalam kelas BIPA
(5) pengelolaan kelas;
pada aspek pengelolaan kelas memiliki andil dalam keberhasilan kelas BIPA.
Terutama pada kelas BIPA yang heterogen seperti program Darmasiswa yang
menerima pelajar dai berbagai negara dengan latar belakang pendidikan dan profesi
yang berbeda. Dengan demikian pengelolaan kelas sangat berpengaruh pada
keberhasilan kelas BIPA.
(6) pemelajar;
seorang siswa atau peserta didik yang memahami materi yang telah diberikan oleh
pengajar
(7) pengajar;
Orang yang memberi dan membimbing siswa atau peserta didik baik itu materi ,
moral, religious( akhlak), dll.
Aspek non-instruksional meliputi:
a) analisis kebutuhan pemelajar; Analisis kebutuhan belajar merupakan kegiatan atau
usaha yang dilakukan untuk meneliti dan menemukan hal-hal yang diperlukan dalam
belajar yang dapat membantu tercapainya tujuan belajar mahasiswa itu sendiri.
b) sarana prasarana kelas;
Sarana yang digunakan dikelas apakah memadai atau tidak.karena sarana dan
prasarana sangat penting dan berpengaruh terhadap pembelajaran
c) suasana kelas; pada tahap ini ,kita harus bisa mengendalikan suasana dikelas harus
kondusif dan nyaman supaya tidak membosankan dan membuat keributan di dalam
kelas.
d) lingkungan belajar;Dari lingkungan belajar dapat dilihat apakah lingkungan
tersebut kondusif atau gaduh jika gaduh kita harus menerapkan metode yang lain.
e) motivasi.
Kita harus memberikan motivasi kepada pembelajar agar selalu meningkatkan
prestasi dan kualitas diri nya sendiri. Salah satu aspek penting dalam pembelajaran
BIPA yaitu media pembelajaran.

3. (1) sistem peralatan dan perlengkapan hidup;


Manusia selalu berusaha mempertahankan hidupnya, sehingga mereka akan selalu
terdorong untuk membuat peralatan atau benda-benda untuk mendukung tujuan tersebut.
Pada masyarakat tradisional, terdapat delapan macam sistem peralatan dan unsur-unsur
budaya menurut Koentjaraningrat fisik yang digunakan oleh kelompok manusia yang
hidup berpindah-pindah atau masyarakat pertanian, yaitu:
- Alat-alat produktif
- Senjata
- Wadah
- Alat untuk menyalakan api
- Makanan, minuman, bahan pembangkit gairah, dan jamu-jamuan
- Pakaian dan perhiasan
- Tempat berlindung dan perumahan
- Alat-alat transportasi
(2) sistem mata pencarian hidup;
Sistem mata pencaharian
Para antropolog memusatkan kajian pada sistem mata pencaharian tradisional karena
inilah yang melekat dalam kebudayaan suatu suku bangsa. Sistem mata pencaharian
tersebut antara lain adalah:
 Berburu dan meramu
 Beternak
 Bercocok tanam di lading
 Menangkap ikan
 Bercocok tanam dengan sistem irigasi
(3) sistem bahasa;
Dalam ilmu antropologi, bahasa diartikan sebagai sistem perlambangan manusia baik
secara lisan atau tulisan yang digunakan untuk melakukan komunikasi satu sama lain.
Diperkirakan terdapat 1000 macam bahasa yang terdapat di seluruh dunia.
Dalam satu ras yang sama bisa terdapat beberapa macam bahasa yang berbeda. Misalnya
di Pulau Jawa terdapat dua suku yakni Suku Sunda dan Suku Jawa. Kedua suku memiliki
bahasa yang berbeda namun beberapa ada yang sama, namun memiliki arti yang berbeda
(4) sistem kesenian;
Menurut Koentjaraningrat (1990 : 206), kesenian merupakan suatu yang hidup sejalan
dengan mekarnya rasa keindahan yang tumbuh dalam sanubari manusia dari masa ke
masa, dan hanya dapat dinilai dengan ukuran rasa.
(5) sistem Pengetahuan;
Menurut Koentjaraningrat (2009: 291-293) sistem pengetahuan yaitu seperangkat unsur
yang berkaitan dengan sesuatu hal yang perlu diketahui.
(6) sistem Religius;
Menurut Koentjaraningrat bahwasannya fungsi dari religi adalah untuk menjawab
pertanyaan mengapa manusia percaya kepada adanya suatu kekuatan gaib atau
supranatural yang mereka anggap lebih tinggi posisinya.
Dalam mengkaji sistem religi ini tidak bisa dilepaskan dari emosi keagamaan yang
merupakan perasaan dalam diri seseorang yang mendorong mereka untuk melakukan
perilaku religius. Sistem religius dalam suatu masyarakat akan menimbulkan kebudayaan
seperti tempat beribadah, waktu upacara keagamaan, alat untuk upacara keagamaan atau
pemimpin acara keagamaan.

4. Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa aspek budaya yang
menjadi perhatian orang asing yang memberi pengaruh kepada mereka dalam
memandang Indonesia Hasil kuesioner menunjukkan bahwa budaya lokal yang diminati
untuk dipelajari oleh orang asing adalah budaya sehari-hari yang tampak (tangible), yaitu
aspek artefak dan perilaku budaya. Artefak dan perilaku budaya merupakan hal menarik
untuk dipelajari karena berkorelasi dengan kebutuhan mereka sebagai orang asing yang
perlu beradaptasi dengan masyarakat local Muhamad Adi, Taufik Ampera, Tatang
Suparman ditemui orang asing dalam kehidupan keseharian mereka. Oleh karena itu,
makanan menjadi hal yang paling dikenal oleh orang asing. Makanan juga menjadi hal
yang utama bagi orang asing untuk dapat berdapat hidup (survive) dan beradaptasi
dengan lingkungan setempat Selanjutnya, kesenian juga menjadi hal yang penting
dipelajari bagi orang asing karena dipandang sebagai aspek budaya yang
merepresentasikan masyarakat setempat sehingga dengan mengetahui kesenian Sunda,
hal itu dapat menjadi sarana bagi orang asing untuk membangun kesalingpengertian
dengan masyarakat lokal Indonesia dalam hubungan lintas budaya.

5. Karakteristik Program dan Pelajar BIPA


Program BIPA adalah pembelajaran bahasa Indonesia yang subjeknya merupakan
pembelajar asing. BIPA lebih memandang atau fokus pada pembelajarnya. Orang- orang
yang menjadi subjek BIPA adalah orang asing. Jadi, bahasa Indonesia merupakan bahasa
asing bagi pembelajar BIPA.

Anda mungkin juga menyukai