Anda di halaman 1dari 31

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KEPEMIMPINAN

(MAKALAH)

Dosen Pengampu : Arohman, S.E., M.M.

Oleh :

Risma Enjeli 2022306301035

PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKINOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan
hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar.
Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata Kuliah Pengantar Manajemen.

Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin, sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, kami tidak lupa
menyampaikan terima kasih kepada Bapak Arohman, S.E., M.M selaku
dosen pengampu Mata Kuliah Pengantar Manajemen sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu saya menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun segi lainnya. Oleh karena
itu, dengan lapang dada dan tangan terbuka saya menerima dan membutuhkan
kritik serta saran yang membangun.

Kami berharap semoga dari makalah ini dapat bermanfaat, sehingga dapat
memberikan pengetahuan kepada pembaca.

Pringsewu, 10 Januari 2023

Risma Enjeli

ii
DAFTAR ISI

COVER ...........................................................................................................i

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.......................................................................1


B. Rumusan Masalah.................................................................................3
C. Tujuan Masalah.....................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Motivasi............................................................................4
B. Jenis dan Sumber Motivasi.................................................................5
C. Devinisi Kepemimpinan.....................................................................6
D. Latar Belakang dan Sebab Munculnya
Kepemimpinan dan Pemimpin..........................................................8
E. Tipe dan Gaya Kepemimpinan.........................................................10
F. Syarat-syarat Kepemimpinan.............................................................11
G. Sifat-sifat Seorang Pemimpin.............................................................13
H. Teori-teori Kepemimpinan.................................................................17
I. Kaitan Antara Motivasi dan Kepemimpinan......................................20

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.........................................................................................23
B. Saran ..................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Motivasi merupakan suatu penggerak dari dalam hati seseorang untuk
melakukan atau mencapai suatu tujuan. Motivasi akan memberikan
keinginan dan dorongan maksimal (Marpaung, 2007: 116). Motivasi juga
bisa dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan
dan menghindari kegagalan hidup. Dengan kata lain, motivasi adalah
sebuah proses untuk tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai
motivasi berarti ia telah mempunyai kekuatan untuk memperoleh
kesuksesan dalam kehidupan. Motivasi dapat berupa motivasi intrinsik dan
ekstrinsik. Hal tersebut didasarkan pada datangnya penyebab suatu
tindakan. Tindakan yang digerakkan oleh suatu sebab yang datang dari
dalam individu disebut tindakan yang bermotif intrinsik, sedangkan
tindakan yang digerakkan oleh suatu sebab yang datang dari luar diri
individu disebut tindakan yang bermotif ekstrinsik (Handoko, 1992: 41-
42). Anak adalah pemberian dari Allah Swt, pemberian ini merupakan
amanah. Setiap anak diberi bekal kecerdasan dan kemampuan yang
berbedabeda oleh Allah Swt. Pada prinsipnya jiwa, akal, hati anak,
bagaikan selembar kertas putih yang belum tergores oleh apapun. Orang
tuanyalah yang menuliskan dan menggambar kepribadian anak tersebut
(Setiadi, 2010: 84). Oleh karena itu, setiap orang tua muslim, yang
dikaruniai anak harus berusaha.

Kepemimpinan merupakan satu bidang interdisipliner yang baru,


meskipun sejak tahun 1960-an telah muncul teori Douglas McGregor
dalam bukunya “The human side of Enterprise” yang menulis tentang teori
perilaku dalam pengelolaan SDM. Selama satu abad terakhir, hanya
sedikit artikel terkait dengan kepemimpinan yang telah diterbitkan dan

1
hanya sedikit yang fokus kepada tujuan dan manfaat pengembangan
kepemimpinan. Program pengembangan kepemimpinan (Leadership
Development Programs) menjadi sesuatu yang banyak dibahas dalam dua
dekade terakhir sebagai respon atas kebutuhan mendesak untuk
mempersiapkan pemimpin, baik di sektor publik maupun bisnis yang
kompeten dalam menghadapi tantangan dan kondisi ketidakpastian.
Meskipun demikian ternyata hanya sedikit yang fokus untuk melakukan
evaluasi program tersebut (Ely et al., 2010).

Dari jaman dahulu sampai jaman sekarang masyarakat sangat


menginginkan sekali pemimpin yang adil, amanah, dan dapat
mengembangkan negeri yang di pimpinnya. Selain itu tujuan dari apa yang
telah disepakati bersama pun dapat tercapai, sehingga dapat tercipta
masyarakat yang adil dan sejahtera. Sebagai seorang pemimpin selain
harus bisa mengemban amanah dan berbuat adil, harus bisa memotivasi
para anggotanya yang kurang bersemangat melakukan aktivitas dalam
kesehariannya, yang terkena musibah, ataupun masyarakat yang tidak
mempunyai motivasi. Apabila masyarakat yang seperti itu didiamkan saja,
maka akan menimbulkan efek negative terhadap masyarakat lainnya,
sehingga tujuan yang telah kita buat dan kita sepakati tidak akan tercapai.
Meskipun sulit mencari seorang pemimpin yang seperti itu, akan tetapi
apabila kita benar-benar mencari dan menyeleksi pemimpin dengan baik
dan benar maka kita akan dapat pemimpin yang kita inginkan dan kita
idam-idamkan.
Maka dari itu dalam makalah ini kami menjelaskan mengenai hubungan
antara kepemimpinan dengan motivasi. Dimana setiap pokok bahasannya
menjelaskan mengenai pengertian kepemimpinan, Latar Belakang dan
Sebab Munculnya Kepemimpinan dan Pemimpin, Tipe dan Gaya
Kepemimpinan, Syarat-Syarat Kepemimpinan, Sifat-Sifat Seorang
Pemimpin, Teori- Teori Kepemimpinan, Pengertian Motivasi, Jenis dan
Sumber Motivasi, dan hubungan antara kepemimpinan dan motivasi.

2
B. Rumusan Masalah
1. Bagamanakah pengertian mtivasi?
2. Bagaimanakah pengertian kepemimpianan?
3. Bagaimanakah tipe dan gaya kepemimpinan?
4. Bagaimanakan penjelasan mengenai teori-teori kepemimpinan?
5. Bagaimanakah jenis dan sumber motivasi yang terdapat dalam diri
individu?
6. Bagaimanakah hubungan antara kepemimpinan dan motivasi?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian kepemimpinan dan motivasi.
2. Untuk mengetahui bagaimanakah kaitan antara motivasi dengan
kepemimpinan.
3. Untuk mengetahui bagaimana cara memotivasi anggota kita
apabila kita menjadi seorang pemimpin.
4. Untuk mengetahui tipe dan gaya kepemimpinan yang baik,
sehingga nantinya kita bisa diterima dengan baik oleh para
anggota atau bawahan kita.
5. Untuk mengetahui jenis dan sumber motivasi yang terdapat dalam
diri individu
6. Untuk mengetahui hubungan antara kepemimpinan dan motivasi

3
BAB II

KEPEMIMPINAN

A. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata bahasa latin “movere” yang berarti
“menggerakkan”. Berdasarkan pengertian ini, makna motivasi menjadi
berkembang. Wlodkowski (1985) menjelaskan motivasi sebagai suatu kondisi
yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan yang memberi arah
dan ketahanan (persistance) pada tingkah laku tersebut. Pengertian ini jelas
bernafaskan behaviorisme.
Sedangkan Imron (1966), menjelaskan motivasi berasal dari bahasa
inggris yaitu motivation, yang berarti dorongan pengalasan dan motivasi. Kata
kerjanya adalah to motive yang berarti mnedorong, menyebabkan, dan
merangsang. Motive sendiri berarti alasan, sebab dan daya peggerak (Echols,
1984 dalam Imron 1996). Motif adalah keadaan dalam diri seseorang yang
mendorong individu tersebut untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna
mencapai tujuan yang diinginkan (Suryabrata, 1984).
Motivasi juga dapat diartikan sebagai tujuan yang ingin dicapai melalui
perilaku tertentu (Cropley, 1985). Hampir senada Winkles (1987) mengemukakan
bahwa motiv adalah adanya penggerak dalam diri seseorang untukmelakukan
aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan tertentu. Pengertian ini
bermakna jika seseorang melihat suatu manfaat dan keuntungan yang akan
diperoleh maka ia akan berusaha keras untuk mencapai tujuan tersebut.
Ames dan Ames (1984) menjelaskan motivasi dari pandangan kognitif.
Menurut pandangan ini motivasi didefinisikan sebagai perpektif yang dimiliki
seseorang mengenai dirinya sendiri dan lingkungannya sebagai contoh seorang

4
mahasiswa yang percaya bahwa ia memiliki kemampuan untuk menyelesaikan
suatu tugas akan termotivasi untuk menyelesaikan tugas tersebut.

B. Jenis dan Sumber Motivasi


Motivasi dapat dibedakan menjadi motivasi intrinsik dan motivasi
ektrinsik. Motivasi intrinsic adalah motivasi yang berasal dari dalam individu
tanpa adanya rangsangan dari luar, sedangkan motivasi ektrinsik adalah motivasi
yang berasal dari luar misalnya pemberian pujian, pemberian nilai sampai pada
pemberian hadiah dan factor-faktor eksternal lainnya yang memiliki daya dorong
motivasional.
Motivasi intrinsic dalam realitasnya memiliki daya tahan yang lebih kuat
disbanding motivasi intrinsic. Hal ini terjadi karena factor ektrinsik bisa saja
justru mengakibatkan daya motivasi individu berkurang ketika factor ektrinsik
tersebuit mengecewakan seorang individu.
Lalu, apa yang menjadi sumber motivasi seseorang? Menurut teori
kebutuhan, setiap manusia bertindak senantiasa didorong untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan (needs) tertentu. Kebutuhan tersebut, pada diri manusia
menantiasa menuntut pemenuhan. Pemenuhan kebutuhan dimulai dari tingkitan
yang paling dasar dan secara hirarkis menuju pada kebutuhan yang lebih tinggi.
Teori ini dikemukakan oleh Abraham Maslow, menurut Maslow jika kebutuhan
yang lebih rendah tingkatannya telah terpenuhi, maka kebutuahan yang berada
ditingkatan atasnya akan muncul dan minta dipenuhi. Kebutuhan-kebutuha yang
menuntut pemenuhan tersebut dipandang sebagai motivator aktif. Sementara
kebutuhan ditingkat atasnya menjadi strongest need. Oleh karena itu, kebutuhan-
kebutuhan manusia tersebut secara berjenjang dan secara terus menerus minta
dipenuhi.
Menurut Maslow, ada lima kebutuhan dasar manusia. Kelima kebutuha
tersebut adalah; kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan dan rasa terjamin,
kebutuhan social, kebutuhan ego dan kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan-

5
kebutuhan tersebut menurut Maslow harus terpenuhi, sebab kebutuhan yang telah
lama tidak terpenuhi, tidak dapat menjadi active motivator. Jika kebutuhan
tersebut terblokade dan tidak dapat menjadi active motivator, maka usaha manusia
hanya bertahan pada level sebelumnya, dan tidak ada peningkatan. Oleh karena
itu, pemenuhan kebutuhan merupaka hal penting untuk meningkatkan motivasi
seseorang termasuk dalam konteks motivasi belajar. Seseorang yang lama
kebutuhanya tidak terpenuhi, bisa menjadi penyebab timbulnya sikap-sikap
destruktif, menentang, dan bahkan frustasi.
Terhadapa teori Maslow ini tentu saja tidak sepenuhnya benar, bahwa
pemenuhan kebutuhan harus hirarkis sehingga seseorang tidak bisa melakukan
aktualisasi diri sebelum esteem needs dan kebutuhan lainnya terpenuhi. Dalam
prakteknya tidak sedikit orang termotivasi melakukan sesuatu yang konstruktif
(aktualisasi diri) meski kebutuhan-kebutuhan sebelumnya belum terpenuhi.

C. Definisi Kepemimpinan
Mengenai kepemimpinan ini ternyata tidak terlalu mudah dirumuskan
suatu definisi yang baku karena biasanya pengertiannya hanya diambil dari kamus
umum dan dalam penerapannya selalu tercampur aduk dengan pengertian-
pengertian lain, seperti kekuasaan, manajemen, control, pengawasan dan
wewenang yang semuanya merujuk kegejala yang sama (Bennis, 1959). Bahkan
Stogdill (1974) menyataka bahwa banyaknya definisi tentang kepemimpinan
hampir sama dengan jumlah orang yang mendefinisikan kepemimpinan itu
sendiri. Kepemimpinan telah didefinisikan atas dasar bakat, sifat perilaku,
pengeruh terhadap orang lain, pola intreksi, peran, jabatan, posisi, dan persepsi
orang lain mengenai keabsahan kepemimpinan itu sendiri.
Beberapa dedinisi kepemimpinan adalah sebagai berikut;
1. Kepemimpinan adalah perilaku seorang individu ketika ia
mengarahkan aktivitas sebuah kelompok menuju suatu tujuan bersama
(Hempill & coons, 1957:7).

6
2. Kepemimpinan adalah suatu jenis hubungan kekuasaan yang ditandai
oleh persepsi anggota kelompok bahwa anggota kelompok yang lain
mempunyai hak untuk merumuskan pola perilaku dari anggota yang
pertama dalam hubungannya dengan kegiatan sebagai anggota
kelompok (Janda, 1960:358).
3. Kepemimpianan adalah pengaharuh anatar pribadi yang dialaksanakan
dan diarahkan melalui prosses komunikasi, ke arah pencapaian tujuan
atau tujuan-tujuan tertentu (Tannenbaum, Weschler & Massarik,
1961:24).
4. Kepemimpinan adalah interaksi antar manusia dimana salah satunya
menyajikan satu jenis informasi tertentu sedemikian rupa sehingga
yang alain yakin bahwa hasilnya akan lebih baik jika ia berperilaku
sesuai dengan cara-cara yang dianjurkan atau diaharapkan (Jacobs,
1970: 232).
5. Kepemimpinan adalah pengawalan dan pemeliharaan suatu struktur
dalam tahapan dan interaksi (Stogdill, 1974: 411).
6. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas sebuah
kelompok yang terorganisasi menuju pencapaian suatu tujuan (Roach
& Behling, 1984: 46).
7. Benis mengenai kepemimpinan berkata “….The process by which an
agent induces a subordinate to behave in a desired manner” (proses
dengan mana seorang agen menyebabkan bawahan bertingkah laku
menurut satu cara tertentu).
8. Ordway Tead dalam bukunya The Art of Leadership menyatakan
kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang agar
mereka mau bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
9. George R. Terry dalam bukunya Principle Of Management berkata
kepemimpianan adalah kegiatan mempengaruhi agar mereka suka
berusaha mencapai tujuan-tujuan kelompok.

7
10. Howard H. hoyt dalam bukunya Aspect Of Modern Public
Administration menyatakan kepemimpinan adalah seni untuk
mempengaruhi tingkah laku manusia, kemampuan untuk membimbing.
11. Selain itu kepemimpinan adalah masalah relasi dan pengaruh antara
pemimpin dan yang memimpin. Kepemimpinan tersebut muncul dan
berkembang sebagai hasil dari interaksi otomatis diantara pemimpin
dan individu yang dipimpin (ada relasi interpersonal).

Disisi lain definisi pemimpin pun tidak mudah dirumuskan. Yulk


(1989) mengemukakan bahwa definisi pemimpin dapat digolongkan
kedalam enam jenis seperti tampak pada table berikut ini;

Konsep yang luas Konsep yang terbatas


1. Seseorang yang a) Seseorang yang
mempengaruhi anggota pengaruhnya kuat terhadapa
kelompok anggota kelompok lain
(kepemimpinan terarah)
2. Seseorang yang b) Seseorang yang secara
mempengaruhi anggota sistematis mempengaruhi
kelompok dalam segala hal perilaku anggota kearah
pencapaian tujuan kelompok
3. Seseorang yang c) Seseorang yang
mempengaruhi anggota- mendapatkan komitmen
anggota kelompok agar yang antusias dari anggota
mentaati kehendaknya, baik kelompok untuk
sukarela maupun tidak melaksanakan kehendaknya.
Dari berbagai definisi mengenai kepemimpinan diatas maka kelompok
kami menyimpulkan bahwa kepemimpinan itu adalah perilaku seorang individu
ketika ia mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas suatu kelompok yang
dipimpinnya sehingga mereka mau bekerja sama sehingga tujuan-tujuan yang
telah ditetapkan secara bersama-sama akan tercapai sehingga akan terjadi suatu
hubungan komunikasi yang baik antara pemimpin dan anggotanya.

8
D. Latar Belakang dan Sebab Munculnya Kepemimpinan dan Pemimpin
1) Latar Belakang Sejarah Pemimpin Dan Kepemimpinan
Kepemimpinan muncul bersama-sama adanya peradaban manusia
yaitu sejak zaman nabi-nabi dan nenek moyang manusia yang berkumpul
bersama, lalu bekerja bersama-sama untuk mempertahankan eksistensi
hidupnya menantang kebuasan binatang dan alam disekitarnya. Sejak
itulah terjadi kerjasama antar manusia, dan ada unsure kepemimpinan.
Pada saat itulah pribadi yang ditunjuk sebagai pemimpin ialah orang-orang
yang paling kuat, paling cerdas dan paling berani. Sebagai contoh, kautilya
dengan tulisannya “Arthasastra” (321 sebelum masehi) menuliskan ciri-
ciri khas seorang perwira yang ditunjuk sebagai pemimpin, adalah:
a. Pribumi, lahir dari keturunan luhur;
b. Sehat, kuat, berani, dan ulet;
c. Intelligent punya ingatan yang kuat, pandai, fasih berbicara;
d. Punya watak yang murni, dengan sifat-sifat utama: penuih
kebaktian, taat pada kewajiban, setia, punya harga diri, kokoh
pendiriannya, memiliki antusiasme, bijaksana, dan mampu melihat
jauh kedepan;
e. Ramah-tamah, baik hati, sopan santun;
f. Terampil, terlatih baik dalam bidang seni;
g. Mempunyai pengaruh.

Dengan ringkas dapat dinyatakan, pemimpin dan kepemimpinan


itu dimana pun juga dan kapanpun juga selalu diperlukan, khususnya pada
zaman modern sekarang ini dan dimasa mendatang.

2) Sebab Munculnya Pemimpin


Ada tiga teori yang menonjol dalam menjelaskan kemunculan
pemimpin ialah;
a. Teori genetis menyatakan sebagai berikut:
 Pemimpin itu tidak dibuat, akan tetapi lahir jadi pemimpin oleh
bakat-bakat alami yang luar biasa sejak lahirnya.

9
 Dia ditakdirkan lahir menjadi pemimpin dalm situasi kondisi yang
bagaimanapun juga, yang khusus.
 Secara filosofi, teori tersebut menganut pandangan determinis.
b. Teori social (lawan teori genetis) menyatakan sebagai berikut:
 Pemimpin itu harus disiapkan, dididik, dan dibentuk, tidak lahir
begitu saja,
 Setiap orang bisa menjadi pemimpin, melalui usaha penyiapan dan
pendidikan, serta didorong oleh kemampuan sendiri.
c. Teori ekologis atau sintetis (muncul sebagi reaksi dari kedua teori
tersebut lebih dahulu), menyatakan bahwa seorang akan sukses
menjadi pemimpin, bila sejak lahirnya dia telah memiliki bakat-bakat
kepemimpinan, dan bakat-bakat ini sempat dikembangkan melalui
pengalaman dan usaha pemdidikan; juga sesuai dengan tuntutan
lingkungan/ekologisnya.

E. Tipe dan Gaya Kepemimpinan


Pemimpin itu mempunyai sifat, kebiasaan, temperamen, watak dan
kepribadian sendiri yang unik khas sehingga tingkah laku dan gayanya yang
membedakan dirinya dari orang lain. Gaya atau style hidupnya ini pasti akan
mewarnai perilaku dan tipe kepemimpinannya. Sehingga munculah beberapa tipe
kepemimpinan. Misalnya tipe-tipe karismastis, paternalistis, militeristis, otokratis,
laissez faire, populis, administrative, dan demokratis.
WJ Reddin dalam artekelnya What Kind of Manager, dan disunting oleh
Wahjosumidjo (departemen P. & K. Pusat Pendidikan dan Latihan Pegawai,
1982), menentukan watak dan tipe pemimpin atas tiga pola dasar, yaitu;
 Berorientasikan tugas (Task Orientation)
 Beroroientasikan hubungan kerja (Relationship orientation)
 Berorientasikan hasil kerja yang positif (effectivess orientation)

Berdasarkan penonjolan orientasi tersebut, dapat ditentukan delapan tipe


kepemimpinan, yaitu:

10
1. Tipe Deserter (pembelot)
Sifatnya; bermoral rendah, tidak memiliki rasa keterlibatan, tanpa
pengabdian, tanpa loyalitas dan ketaatan, sukar diramalkan.
2. Tipe Birokrat
Sifatnya; correct, kaku, patuh pada peraturan dan norma-norma, ia
adalah manusia organisasi yang tepat, cermat, berdisipllin, dank eras.
3. Tipe Misionaris (Missionary)
Sifatnya; terbuka, penolong, lembut hati, ramah tamah
4. Tipe Developer (pembangun)
Sifatnya; kreatif, dinamis, inovatif, memberikan/melimpahkan
wewenang dengan baik, menaruh kepercayaan pada bawahan.
5. Tipe Otokrat
Sifatnya; keras, diktatoris, mau menang sendiri, keras kepala,
sombong, bandel.
6. Benevolent Autokrat (otokrat yang bijak)
Sifatnya; lancer, tertib, ahli dalam mengorganisir, besar rasa
keterlibatan diri.
7. Tipe Compromiser (kompromis)
Sifatnya; plintat-plintut, selalu mengikuti angin tanpa pendirian, tidak
mempunyai keputusan, berpandangan pendek dan sempit.
8. Tipe Eksekutif
Sifatnya; bermutu tinggi, dapat memberikan motivasi yang baik,
berpandangan jauh, tekun.

F. Syarat-Syarat Kepemimpinan
Konsepsi mengenai persyaratan kepemimpinan itu harus selalu dikaitkan
dengan tiga hal penting, yaitu;
A. Kekuasaan adalah kekuatan, otoritas dan legalitas yang memberikan
wewenang kepada pemimpin guna mempengaruhi dan menggerakkan
bawahan untuk bergerak sesuatu.

11
B. Kewibawaan adalah kelebihan, keunggulan, keutamaan sehingga orang
mampu “mbawani” ataur mengatur orang lain, sehingga orang tersebut
patuh pada pemimpin, dan bersedia melakukan perbuatan-perbuatan
tertentu.
C. Kemampuan ialah segala daya, kesanggupan, kekuatan dan
kecakapan/keterampilan teknis maupun social, yang dianggap melebihi
dari kemampuan anggota biasa.

Stogdill dalam bukunya Personal Factor Associated Whit Leadership yang


dikutip oleh James A. Lee dalam bukunya Management Theories and Prescription
menyatakan bahwa pemimpin itu harus memiliki beberapa kelebihan, yaitu;

A. Kapasitas; kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan berbicara atau


verbal facility, keaslian, kemampuan menilai.
B. Prestasi/Arcievement; gelar kesarjanaan, ilmu pengetahuan, perolehan
dalam olahraga dan atletik dan lain-lain.
C. Tanggung jawab; mandiri, berinisiatif, tekun, ulet, percaya diri,
agresif, dan punya hasrat untuk unggul.
D. Partisipatif; aktif, memiliki sosiabilitas tinggi, mampu bergaul,
kooperatif atau suka bekerja sama, mudah menyesuaikan diri, punya
rasa humor.
E. Status; meliputi kedudukan social ekonomi yang cukup tinggi, popular,
tenar.

Sedangkan Earl Nightingel dan Whitt Scult dalam bukunya Creative


Thingking-How to Win Ideas (1965) menuliskan kamampuan pemimpin dan
syarat yang harus dimiliki ialah;

1) Kemandirian, berhasrat memajukan diri sendiri (individualism),


2) Besar rasa ungin tahunya, dan cepat tertarik pada manusia dan benda-
benda (corius),
3) Multiterampil atau memiliki kepandaian bernekaragam,
4) Memiliki rasa humor, antusiasme tinggi, suka berkawan,

12
5) Perfeksionis, selalu mendapatkan yang sempurna,
6) Mudah menyesuaikan diri, adaptsinya tinggi,
7) Sabar namun ulet, serta tidak ‘mendek’ berhenti,
8) Waspada, peka, jujur, optimis, berani, gigih, ulet realistis,
9) Komunikatif, serta pandai berbicara atau berpidato,
10) Berjiwa wiraswasta,
11) Sehat jasmaninya, dinamis, sanggup dan suka menerima tugas yang
berat, serta berani mengambil resiko,
12) Tajam firasatnya dan adil pertimbangannya,
13) Berpengetahuan luas, dan haus akan ilmu pengetahuan,
14) Memiliki motivasi tinggi, dan menyadari target atau tujuan hidupnya
yang ingin dicapai, dibimbing oleh idealism tinggi,
15) Punya imajinasi tinggi, daya kombinasi dan daya inovasi.

Yang jelas pemimpin itu harus mempunyau beberapa kelebihan


dibandingkan anggota-anggota biasa lainnya. Sebab karena kelebihan-kelebihan
tersebut dia bisa berwibawa dan dipatuhi oleh bawahannya terutama sesekali ialah
kelebihan dibidang moral akhlak, semangat juang, ketajaman inteligensi,
kepekaan terhadap lingkungan, dan ketekunan-keuletan. Dan yang penting lainnya
ialah memilii integritas kepribadian tinggi, sehingga dia menjadi dewasa matang,
bertanggung jawab, dan susila.

G. Sifat-Sifat Seorang Pemimpin


Upaya untuk menilai sukses atau gagalnya pemimpin itu antara lain
dilakukan dengan mengamati dan mencatat sifat-sifat dan kualitas/perilakunya
yang dipakai sebagai Kriteria untuk menilai kepemimpinannya. Usaha-usaha yang
sistematis tersebut membuahkan teori yang disebut sebagai The Tratitist Theory
Of Leadership (teori sifat/kesifatan dari kepemimpinan). Diantara para penganut
teori ini dapat kita sebutkan Ordway Tead dan George R. Terry.
Dalam bukunya Ordway Tead mengemukakan 10 sifat, yaitu sebagai
berikut;
a) Energi Jasmaniah dan Mental (Physical and Nervous Energi)

13
Hampir setiap pribadi pemimpin memiliki tenaga jasmani yang
kuasr biasa yaitui mempunyai daya tahan, keuletan, kekuatan atau
tenaga yang istimewa yang tampaknnya seperti tidak akan pernah
habis. Hal ini ditambah dengan kekuatan mental berupa semangat
juang, motivasi kerja, disiplin, kesabaran, ausdauer (keuletan),
ketahanan batin, dan kemauan yang luar biasa untuk mengatasi semua
permasalahan yang dihadapi.
b) Kesadaran akan tujuan dan arah ( A sanse of purpose and direction)
Ia memiliki keyakina yang teguh akan kebenaran dan keguanaan
dari semua perlilaku yang dikerjakan, dia tahu persis kemana arah
yang akan ditujunya; serta pasti memberikan kemanfaatan bagi diri
sendiri maupun bagi kelompok yang dipimpinnya.
c) Antusiasme (Enthusiasm; semangat, kegairahan, kegembiraan yang
besar)
Pekerjaan yang dilakukan dan tujuan yang akan dicapai itu harus
sehat, berani, bernilai, memberikan harapan-harapan yang
menyenangkan, memberikan sukses, dan menimbulkan semangat spirit
de corps. Semua ini membangkitkan antusiasm, optimisme, dan
semangat besar pada pribadi pemimpin maupun anggota kelompok.
d) Keramahan dan kecintaan (friendliness and effection)
Affection itu berarti kesayangan, kasih-sayang, cinta, simpati tulus,
disertai kesedian berkorban bagi pribadi-pribadi yang disayangi. Sebab
pemimpin ingin membuat mereka senang, bahagia dan sejahtera. Maka
kasih saying dan dedikasi pemimpin bias menjadi penggerang yang
positif untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang menyenangkan
bagi semua pihak.
Sedang keramah-tamahan itu mempunyai sifat mempengaruhi orang
lain juga membuka setiap hati yang masih tertutup untuk menanggapi
keramahan tersebut. Keramahan juga memberikan pengaruh mengajak,
dan kesedian untuk menerima pengaruh pemimpin untuk melakukan
sesuatu secara bersama-sama, mencapai satu sasaran tertentu.

14
e) Integritas (integrity, keutuhan, kejujuran, ketulusan hati)
Pemimpin itu harus bersifat terbuka; merasa utuh besatu, sejiwa
dan seperasaan dengan anak buahnya bahkan merasa senasib dan
sepenanggungan dalam satu perjuangan yang sama. Karena itu dia
bersedia memberikan pelayanan dan pengorbanan kepada para
pengikutnya. Sedang kelompok yang dituntun menjadi semakin
percaya dan semakin menghormati pemimpinnya. Dengan segala
ketulusan hati dan kejujuran, pemimpin memberikan ketauladanan,
agar dipatuhi dan diikuti oleh anggota kelompoknya.
f) Penguasaan teknis (technical mastery)
Setiap pemimpin harus memiliki satu atau beberapa kemahiran
teknis tertentu, agar ia mempunyai kewibawaan dan kekuasaan untuk
memimpin kelompoknya. Dia menguasai pesawat-pesawat mekanik
tertentu, serta memilikin kemahiran-kemahiran social untuk memimpin
dan memnerikan tuntunan yang tepat serta bijaksana. Terutama teknik
tentang cara mengkoordinasikan tenaga manusia agar tercapai
maksimilisasi efektivitas kerja dan produktifitasnya.
g) Ketegasan dalam mengambil keputusan (decisiveness)
Pemimpin yang berhail itu pasti dapat mengambil keputusan secara
tepat, tegas dan cepat, sebagai hasil dari kearifan dan pengalamannya.
Selanjutnya dia mampu meyakinkan para anggotanya akan kebenaran
keputusannya. Ia berusaha agar para pengikutnya besedia mendukung
kebijakan yang telah diambilnya. Dia harus menampilkan ketetapan
hati dan tanggung jawab, agar ia selalu dipatuhi oleh bawahannya.
h) Kecerdasan (intelligence)
Kecardasan yang perlu dimiliki oleh setiap pemimpin itu
merupakan kemampuan untuk melihat dan memahami dengan baik,
mengerti sebab dan akibat kejadian, menemukan hal-hal yang krusial
dan cepat menemukan cara penyelesaiannya dalam waktu singkat.
Maka orang yang cerdas akan mampu mengatasi kesulitan yang

15
dihadapi dalam waktu yang jauh lebih pendek dan dengan cara yang
lebih efektif daripada orang yang kurang cerdas.
i) Keterampilan mengajar (teaching skill)
Pemimpin yang baik itu adalah seorang guru yang mampu
menuntun, mendidik, mengarahkan, mendorong (memotivasi), dan
menggerakkan anak buahnya untuk berbuat sesuatu. Disamping
menuntun dan mendidik muridnya, dia diharapkan juga menjadi
peleksana eksekutif untuk mengadakan latihan-latihan, mengawasi
pekerjaan rutin setiap hari, dan menilai gagal atau suksesnya satu
proses atau treatment. Ringkasnya dia juga harus menjadi menager
yang baik.

Selanjutnaya, George R. Terry dalam bukunya “principles of


Management”, 1964 menuliskan sepuluh sifat pemimpin yang unggul, yaitu;

a) Kekuatan
b) Stabilitas emosi
c) Pengetahuan tentang relasi insane
d) Kejujuran
e) Objektif
f) Dorongan pribadi
g) Keterampilan berkominikasi
h) Kemampuan mengajar
i) Keterampilan social, dan
j) Kecakapan teknis atau kecakapan manajerial.

Kita sebagai calon seorang pemimpin nantinya, maka kita harus memiliki
sifat-sifat kepemimpinan yang telah dijelaskan diatas. Karena apabila kita tidak
memiliki sifat-sifat seperti diatas maka suatu masyarakat atau kelompok yang kita
pimpin maka akan menjadi suatu kelompok yang gagal. Gagal disini dalam arti
segala tujuan-tujuan yang telah kita tetapkan secara bersama-sama tidak tercapai.
Dan menjadi seorang pemimpin itu sanagt berat sekali tanggung jawabnya, baik

16
itu pada saat mamimpin dan nanti setelah meninggal kita harus bertanggung jawab
kepada Allah SWT. Maka dari itu jadilah pemimpin yang jujur, pemimpin yang
dapat menjaga amanah masyarakat dan jadilah pemimpin yang adil.

H. Teori- Teori Kepemimpinan


Sesuai dengan beragamnya definisi mengenai kepemimpinan, teori-teori
mengenai kepemimpinan pun ada beberapa macam. Teori kepemimpinan itu dapat
digolongkan dalam empat kategori besar, yaitu yang menggunakan pendekatan
Pengaruh kekuasaan, Bakat, Perilaku, dan Situasi.
1. Teori dengan pengaruh kekuasaan
Teori yang dikemukakan oleh French & Raven (1959) ini
menyatakan bahwa kepemimpinan bersumber pada kekuasaan dalam
kelompok atau organisasi. Dengan perkataan lain, orang atau orang-orang
yang memiliki akses terhadap sumber kekuasaan dalam suatu kelompok
atau organisasi tertentu akan mengendalikan atau memimpin kelompok
atau organisasi itu.
Adapun sumber-sumber kekuasaan itu sendiri ada tiga macam,
yaitu kedudukan, keperibadian, dan politik.
a) Kekuasaan yang bersumber pada kedudukan
Kekuasaan yang bersumber pada kedudukan terbagi lagi
kedalam beberapa jenis.
i. Kekuasaan formal atau legal (French & Reven, 1959)
Termasuk dalam jenis ini adalah komandan tentara, kepala
dinas, presiden atau perdana menteri, dan sebagainya yang
mendapat kekuasaannya karena ditunjuk dan/atau diperkuat
dengan aturan atau perundangan yang resmi.
ii. Kendali atas sumber dan ganjaran (French & Reven, 1959)
Majikan yang menggaji karyawannya, pemilik sawah yang
mengupah buruhnya, kepala suku atau kepala kantor yang dapat

17
member ganjaran kepada anggota atau bawahannya, dan
sebagainya, memimpin berdasrkan sumberkekuasaan jenis ini.
iii. Kendali atas hokum (French & Reven, 1959)
Ganjaran biasanya terkait dengan hukum sehingga kendali
atas ganjaran biasanya juga terkait dengan kendali atas hukuman.
Walaupun demikian, ada kepemimpinan yang sumbernya hanya
kendali atas hukuman saja. Contohnya adalah preman-preman
yang memunguti pajak dari pemilik-pemilik toko
iv. Kendali atas informasi
Informasi adalah ganjaran positif juga bagi yang
memerlukannya. Oleh karena itu, siapa yang menguasai informasi
dapat menjadi pemimpin. Orang yang peling tahu jalan diantara
serombongan pendaki gunung yang tersesat akan menjadi
pemimpin rombongan itu.
v. Kendali ekologik
Sumber kekuasaan ini dinamakan juga perekayasaan situasi
(situasional enginering). Contohnya dalah kendali atas
penempatan jabatan (Oldham,1975). Seorang atasan, manajer
misalnya mempunayi kekuasaan atas bawahannya karena ia boleh
menentukan posisi anggota-anggotanya.
b) Kekuasaan yang bersumber pada kepribadian
Berbeda dari kepemimpinan yang bersumber pada
kekuasaan karena kedudukan, kepemimpinan yang bersumber pada
kekuasaan karena kepribadian berawal dari sifat-sifat pribadi, yaitu
sebagai berikut;
i. Keahlian atau keterampilan (French & Raven, 1959)
Dalam salat berjamaah dalam agama islam, yang dijadikan
pemimpin salat (imam) adalah yang paling fasih membaca ayat Al-
Quran. Pasien-pasien dirumah sakit menganggap dokter sebagai
pemimpin atau panutan karena dokterlah yang dianggap paling ahli
untuk menyembuhkan penyakitnya.

18
ii. Persahabatan atau kesetian (French & Raven, 1959)
Sifat dapat bergaul, setia kawan atau setia pada kelompok
dapat merupakan sumber kekuasaan sehingga seseorang dianggap
menjadi pemimpin.
iii. Karisma (French & Raven, 1959)
Cirri kepribadian yang menyebabkan timbulnya
kewibawaan pribadi dari pemimpin juga merupakan salah satu
sumber kekuasaan dalam proses kepemimpinan. Mengenai hal ini
dibicarakan tersendiri dalam teori bakat.
2. Kekuasaan yang Bersumber pada Politik
a) Kendali atas proses pembuatan keputusan (Peffer & Salanick,
1974)
Dalam organisasi, ketua menentukan apakah suatu
keputusan akan dibuat dan dilaksanakan atau tidak karena ia
mempunyai kendali atas jalannya sidang dan keputusan yang
akan dijauhkan kekuasaan presiden juga sudah mendapat tanda
tangannya.
b) Koalisi (Stevenson , Pearece & Perter, 1985)
Kepemimpinan atas dasar sumber kekuasaan politik
ditentukan juga atas hak atau kewenangan untuk membuat kerja
sama dengan kelompok lain. Contohnya kepala sukubindian
mengisap pipa perdamaian dengan kepala suku lainnya.
c) Partisipasi (preffer, 1981)
Pemimpin mengatur pertisipasi anggotanya, siapa yang
boleh berpartisipasi, dalam bentuk apa tiap anggota itu
berpartisipasi, dan sebagainya.
d) Institusionalisasi
Pemimpin agama menikahkan pasangan suami istri,
menentukan terbentuknya keluarga baru. Notaris atau hakim
menetapkan berdirinya suatu yayasan atau suatu perusahaan baru.
3. Teori Bakat

19
Teori bakat dinamakan juga teori sifat (trait), teori karisma atau
teori transformasi. Inti dari teori ini bahwa kepemimpina terjadi karena
sifat-sifat atau bakat yang khas yang terdapat dalam diri pemimpin yang
dapat diwujudkan dalam perilaku kepemimpinan. Sifat atau bakat itu
dinamakan karisma atau wibawa.
Pemimpin yang karismatik tidak disamakan dengan pemimpin atau
tokoh-tokoh yang kewibawaan, kekuasaan atau kepemimpinanya
bersumber dan ditopang oleh legenda-legenda, mitos, dan dongeng-
dongeng. Di India, ada suatu sekte agama hindu yang mendewakan gadis
perawan. Pada saat tertentu para pendeta dari sekte itu menegambil
seorang gadis kecil berumur 4-5 tahun dan setelah melalaui serangkaian
upacara gadis itu ditahbiskan menjadi dewi perawan.
Karisma yang ditunjang oleh mitos dan legenda ini bukanlah
datang dari bakat atau sifat pribadi yang bersangkutan sehingga tidak
dapat digolongkan dalam teori bakat yang sedang kita bicaraklan sekarang
ini. Termasuk dalam golongan pemimpin yang tidak dapat digolongkan
berkarisma menurut teori bakat ini adalah para raja dan abngsawan, duku
sakti, orang pintar, dan sebagainya
4. Teori perilaku
Teori perilaku memusatkan perhatiannya pada perilaku pemimpin
dalam kaitannya dengan struktur dan organisasi kelompok. Oleh karena
itu, teori perilalku ini lebih sesuai untuk kepemimpinan dengan lingkungan
organisasi atau perusahaan karena peran pemimpin digariskan dengan
jelas.

I. Kaitan Antara Motivasi dan Kepemimpinan

Pelaksanaan tugas dan pekerjaan merupakan suatu kewajiban bagi para


pegawai di dalam suatu organisasi, baik dalam organisasi pemerintahan maupun
organisasi non pemerintahan. Kemudian di dalam pelaksanaan tugas dan

20
pekerjaan tersebut tentunya pasti mempunyai suatu tujuan yang sama yakni
mengharapkan suatu hasil pekerjaan dan tugas yang baik serta memuaskan sesuai
dengan apa yang ditentukan sebelumnya. Untuk mendapatkan suatu hasil kerja
yang baik dan sesuai dengan tujuan organisasi maka setiap pimpinan suatu
organisasi dapat dipastikan mempunyai suatu aturan dan ketentuan yang
dituangkan dalam bentuk kebijakan. Kebijakan ini dibuat dengan maksud agar
setiap komponen organisasi melaksanakan tugas sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, perlu adanya suatu factor yang
harus dimiliki oleh para pegawai, yakni semangat kerja. Semangat kerja itu sendiri
timbul dan tumbuh dalam diri pegawai yang disebabkan adanya motivasi dari
pimpinan dalam arti pemimpin memberi motivasi atau dorongan kepada pegawai
atau anggotanya, baik kebutuhan batin maupun kebutuhan lahir. Sadar akan
betapa pentingnya pegawai dalam pembangunan sesuai dengan hakekat
Pembangunan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 sebagiamana
termaktub dalam GBHN adalah pembangunan manusia seutuhnya dan
pembangunan seluruh masyarakat Indonesia.. oleh karena tiu, pemberian motif
oleh pemimpin merupakan suatu kewajiban yang harus dijalankan agar tumbuh
dan timbul semangat kerja dalam diri pegawai, sebab keberhasilan pegawai sangat
tergantung dari motivasi dan kebijakan yang diberikan oleh pimpinan.
Semangat kerja sedikit banyaknya dipengaruhi oleh perilaku pimpinannya.
Perilaku pemimpin yang baik yaitu;
1. Sorang pemimpin harus selalu berfikir positif, selalu antusia, mampu
mamahami dan menmghargai pihak lain (bawahan), tetap tenang saat
dalam situasi sulit atau menegangkan, tetap optimis, tidak mengumpat
terhadap bawahan, menjelaskan kesalahannya pada waktu dan tempat
yang tepat.
2. Tidak menunda jawaban atau member jawaban yang mengambang
3. Member perintah dengan gaya minta tolong
4. Tidak lupa member hadiah atau penghargaan.

21
Keempat hal tersebut sangat mempengaruhi semangat kerja pegawai
dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya.
Dalam suatu organisasi sumber daya manusia sangat menentukan
keberhasilan atau ketidak berhasilan suatu organisasi. Kedudukan manusia dalam
hal ini pegawai yaitu orang-orang yang bergabung dalam organisasi adalah sangat
penting sebagai pendukung tercapainya tujuan organisasi tempat mereka bekerja.
Menyadari hal tersebut peranan kepemimpinan sebagai pemimpin dan manajer
adalah sangat mutlak. Dalam upaya mempengaruhi perilaku pegawai, pemimpin
menggunakan pendekatan pola kepemimpinan yang berorientasi pada tugas
pegawai dan hubungan manusia. (initiating structure dan consideration).
Initiating structure adalah cara kepemimpinan melukiskan hubungannya
dengan pegawai dalam mengorganisasi kerja, hubungan kerja dan tujuan.
Kepemimpinan pada posisi tingkat tinggi dalam initiating structur untuk memberi
perintah kepada pegawai melaksanakan tugas. Sedangkan consideration,
hubungan kerja atas dasar kepercayaan, menghargai gagasan pegawai,
menunjukkan kepedulian, kesejahteraan, keamanan, dan kepuasan pegawai.
Dalam organisasi terjadi saling berinteraksi sesama pegawai dengan
pemimpin. Kondisi yang demiklian akan memungkinkan terwujudnya iklim
organisasi, iklim organisasi adalah lingkungan manusia di dalam mana para
pegawai organisasi melakukan pekerjaan mereka. Iklim dapat mempengaruhi
motivasi dan kepuasan kerja. Hal itu dengan membentuk harapan pegawai tentang
konsekuensi yang akan timbul dari berbagai tindakan. Harapan menimbulkan
motivasi atau mendorong pegawai melakukan kegiatan-kegiatan guna mencapai
tujuan, dalam rangka memenuhi kebutuhan mulai dari kebutuhan fisiologis, sosial,
rasa aman, penghargaan dan aktualisasi diri. Terpenuhinya kebutuhan sesuai
harapan mendatangkan kepuasan kerja.

22
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

kepemimpinan itu adalah perilaku seorang individu ketika ia mengarahkan


dan mempengaruhi aktivitas suatu kelompok yang dipimpinnya sehingga mereka
mau bekerja sama sehingga tujuan-tujuan yang telah ditetapkan secara bersama-
sama akan tercapai sehingga akan terjadi suatu hubungan komunikasi yang baik
antara pemimpin dan anggotanya. Kepemimpinan muncul bersama-sama adanya
peradaban manusia yaitu sejak zaman nabi-nabi dan nenek moyang manusia yang
berkumpul bersama, lalu bekerja bersama-sama untuk mempertahankan eksistensi
hidupnya menantang kebuasan binatang dan alam disekitarnya. Sejak itulah
terjadi kerjasama antar manusia, dan ada unsure kepemimpinan. Pada saat itulah
pribadi yang ditunjuk sebagai pemimpin ialah orang-orang yang paling kuat,
paling cerdas dan paling berani.

Pemimpin itu mempunyai sifat, kebiasaan, temperamen, watak dan


kepribadian sendiri yang unik khas sehingga tingkah laku dan gayanya yang
membedakan dirinya dari orang lain. Gaya atau style hidupnya inni pasti akan
mewarnai perilaku dan tipe kepemimpinannya. Sehingga munculah beberapa tipe
kepemimpinan. Untuk menjadi seorang pemimpin tidak lah mudah, maka di buat
lah semacam syarat-syarat menjadi seorang pemimpin, syarat-syaratnya yaitu;
Kapasitas, Prestasi/Arcievement, Tanggung jawab, Partisipatif, Status.

Upaya untuk menilai sukses atau gagalnya pemimpin itu antara lain dilakukan
dengan mengamati dan mencatat sifat-sifat dan kualitas/perilakunya yang dipakai
sebagai Kriteria untuk menilai kepemimpinannya. bukunya Ordway Tead
mengemukakan 10 sifat, yaitu Energi Jasmaniah dan Mental (Physical and

23
Nervous Energi, Kesadaran akan tujuan dan arah ( A sanse of purpose and
direction, Antusiasme (Enthusiasm; semangat, kegairahan, kegembiraan yang
besar), Keramahan dan kecintaan (friendliness and effection) , Integritas (integrity,
keutuhan, kejujuran, ketulusan hati), Penguasaan teknis (technical mastery),
Ketegasan dalam mengambil keputusan (decisiveness), Kecerdasan (intelligence),
Keterampilan mengajar (teaching skill)

Motivasi berasal dari kata bahasa latin “movere” yang berarti


“menggerakkan”. Berdaarkan pengertian ini, makna motivasi menjadi
berkembang. Wlodkowski (1985) menjelaskan motivasi sebagai suatu kondisi
yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan yang memberi arah
dan ketahanan (persistance) pada tingkah laku tersebut. Pengertian ini jelas
bernafaskan behaviorisme. Motivasi sendiri dibagi menjadi dua yaitu motivasi
instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik yaitu motivasi yang
bersumber dari dalam diri individu tersebut, sedangkan motivasi ekstrinsik adalah
motivasi yang bersumber dari luar individu, misalnya dari teman atau orang
sekitarnya.

Untuk mendapatkan suatu hasil kerja yang baik dan sesuai dengan tujuan
organisasi maka setiap pimpinan suatu organisasi dapat dipastikan mempunyai
suatu aturan dan ketentuan yang dituangkan dalam bentuk kebijakan. Kebijakan
ini dibuat dengan maksud agar setiap komponen organisasi melaksanakan tugas
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dalam upaya mencapai tujuan
tersebut, perlu adanya suatu factor yang harus dimiliki oleh para pegawai, yakni
semangat kerja. Semangat kerja itu sendiri timbul dan tumbuh dalam diri pegawai
yang disebabkan adanya motivasi dari pimpinan dalam arti pemimpin memberi
motivasi atau dorongan kepada pegawai atau anggotanya, baik kebutuhan batin
maupun kebutuhan lahir

B. Saran

24
Kita sebagai para calon pemimpin nantinya, ataupun para pemimpin yang
sudah ada, sebaiknya dalam menjadi seorang pemimpin harus mempunyai
hubungan atau membuat hubungan yang baik dengan para anggota atau para
bawahan kita. Selain itu kita sebagai pemimpin harus bisa memotivasi bawahan
kita, karena dengan kita memotivasi mereka akan menimbulkan efek semangat
kerja yang baik, sehingga tujuan dari yang telah kita tentukan bersama akan
tercapai.

Apabila kita menjadi seorang pemimpin maka kita harus mempunyai


kemampuan dalam memimpin, mempunyai ilmu pengetahuan yang luas,
mempunyai kapasitas, mempunyai prestasi yang bagus, bertanggung jawab, dan
juga dari status social yang baik, mapan dan juga terkenal. Jadi apabila kita tidak
mempunyai hal-hal atau syarat-syarat di atas, maka kita hanya bisa menghayal
saja untuk menjadi seorang pemimpin. Setelah kita mengetahui bagaimana cara
menjadi seorang pemimpin yang baik, maka dari sekarang kita harus
mempersiapkan diri mejadi seorang pemimpin. Semoga saja kita bisa menjadi
pemimpin yang amanat, adil dan bertanggung jawab nantinya. Amienn….

25
DAFTAR PUSTAKA

Arif Hakim, Motivasi dan kepemimpinan, www.academia.edu, diakses 3


November 2013.

Anonym, Prinsip-Prinsip Dasar kepemimpinan, www.saripedia.wordpress.com,


diakses 3 November 2013.

Winardi, J., 2004. Motivasi Pemotivasian: Dalam Manajemen, RajaGrafindo


Persada – Jakarta.

Ardhana, Wayan, 1963. Pokok-pokok Ilmu Jiwa Umum, Usaha Nasional –


Surabaya.

Bafadhal, Ibrahim, 2003. Manajemen Mutu Sekolah Dasar Dari Sentralisasi


Menuju Desentralisasi, Bumi Aksara – Jakarta.

26
LAMPIRAN

27

Anda mungkin juga menyukai