Anda di halaman 1dari 23

ANALISIS PUISI LAMPUNG PEPACOKH

Dosen Pengampu : Dra. Ani Diana M.Hum

Oleh:

KELOMPOK 7:

Anisa Rizki Amalia 2021406403023

Anis Ababil 2021406403026

Dilla Fitria 2021406403030

Sutiyanah 2021406403034

Fifbriyandika S. 2021406403047

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2023
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah ke hadirat Allah subhanahu Wata’ala atas segala


rahmat dan karuniaNya, sebab hanya berkat izin dan ridhoNya saya dapat
menyusun makalah Folklor dengan judul yang sederhana ini. Makalah ini kami
susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Follor mengenai Puisi Pepacokh.
Sholawat dan salam semoga senantiasa Allah curahkan kepada Rosululloh SAW,
beserta keluarga dan sahabatnya serta kepada seluruh pengikutnya hingga akhir
zaman. Saya sadar bahwa tersusunnya makalah ini tidak lepas dari adanya
petunjuk, arahan serta bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu izinkan saya
untuk mengucapkan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada:
1. Dra. Ani Diana, M.Hum selaku dosen pengampu mata kuliah Folklor.
2. Rekan-rekan mahasiswa program Sarjana Universitas muhammadiyah
pringsewu lampung.

Makalah ini saya susun dengan penuh kesungguhan, dengan mengerahkan


segala kemampuan yang saya miliki, namun saya sadar bahwa tugas ini masih
banyak memiliki kelemahan dan kekurangan, Oleh karena itu dengan segala
kerendahan hati saya mohon kritik, saran serta masukan-masukan berharga dari
semua pihak, terutama dari Ibu Dosen, teman-teman mahasiswa program sarjana
Universitas muhammadiyah pringsewu lampung serta pihak-pihak lain yang
terkait, demi perbaikan dan kelengkapan makalah ini di masa yang akan datang.

Wassalamu’alaikum. Wr.Wb.
Pringsewu , 20 Mei 2023

Kelompok 7

ii
DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................i

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.....................................................................1


B. Rumusan Masalah...............................................................................1
C. Tujuan Pembuatan Makalah...............................................................2
D. Manfaat Pembuatan Makalah.............................................................3

BAB II PEMBAHASAAN
A. Pengertian Puisi Pepaccur dan paradignie..........................................4
B. Fungsi Puisi Pepaccur dan paradignie................................................5
C. Kedudukan Pepacokh dan paradignie.................................................6
D. Analisis Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Puisi Pepacokh dan
Paradignie...........................................................................................10

BAB III PENUTUP

A. Simpulan.............................................................................................19
B. Saran...................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................20

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Munculnya sastrawan-sastrawan muda dari berbagai daerah yang ada di
Indonesia--dengan karya-karya mereka yang semakin berkembang dan
berwarna--menunjukkan bahwa karya sastra dan sastrawan menjadi bagian
yang tak dapat dipisahkan. Karya sastra dan sastrawan sama-sama
memberikan kontribusi yang besar dalam perkembangan dunia sastra. Tema-
tema berani yang berisikan kritik banyak memberi warna baru dalam karya
para sastrawan muda. Di samping itu, para sastrawan senior pun masih
menunjukkan kekonsistenannya dalam menghasilkan karya sastra. Hal itu
berarti makin berwarnalah khazanah kesusastraan di Indonesia. Lampung
sebagai provinsi yang secara geografis terletak di ujung selatan pulau Sumatra
tidak hanya kaya akan sumber daya alam, tetapi juga kaya dengan sumber
daya manusianya. Puluhan sastrawan telah lahir di Sai Bumi Ruwa Jurai,
negeri yang dihuni oleh dua jenis penduduk, pribumi dan pendatang. Dalam
memajukan sastra Indonesia, tidak sedikit sastrawan Lampung yang
memberikan kontribusinya terhadap perkembangan sastra, seperti Motinggo
Busye, Isbedy Stiawan ZS., Inggit Putria Marga, dan Ari Pahala Hutabarat dan
tidak sedikit pula karya-karya mereka yang dijadikan perbincangan oleh para
kritikus sastra. Kantor Bahasa Provinsi Lampung, sebagai lembaga yang
berkecimpung dalam masalah kebahasaan dan kesastraan Indonesia dan
daerah, sejak tahun 2004 hingga sekarang sudah melakukan berbagai
penelitian kebahasaan dan kesastraan. Dalam bidang kesusastraan, lembaga ini
telah menyusun beberapa biografi sastrawan Lampung dan institusi sastra
yang ada di Lampung. Penyusunan biografi tersebut bertujuan memberikan
informasi tentang proses kreatif, prestasi, dan dedikasi yang telah dicapai oleh
sastrawan-sastrawan Lampung. Pusat Bahasa sebagai Lembaga yang
menangani masalah kebahasaan dan kesastraan pada tahun 2003 menerbitkan
Ensiklopedia Sastra Indonesia Modern, yang memuat informasi tentang sastra
Indonesia. Leksikon Sastra yang memuat informasi tentang sastrawan beserta
karyanya Lampung yang diterbitkan oleh Logung tahun 2004 merupakan
sebuah pengakuan yang diberikan kepada para sastrawan dan seniman
Lampung. Untuk menambah informasi dan referensi tentang sastrawan
Lampung, Kantor Bahasa Provinsi Lampung menyusun Ensiklopedia Sastra
Lampung yang didalamnya berisi lema sastrawan Lampung,
Puisi yang sering kita sebut kata-kata indah yang bermakna dan
mengandung pesan kerap kali hadir dalam kehidupan kita sehari-hari. Memang
pemahaman tentang puisi secara baik jarang kita temui pada masyarakat
umum dan bahkan pada anak sekolah atau pelajar. Mereka sering sekali
mengatakan puisi hanya sebatas kata-kata indah, padahal sejatinya puisi ada
yang mengandung kata-kata kasar, serapah, dan mengutuk. Salah satu jenis
puisi lampung yang kita kenal adalah Pepaccur. Pepaccur sering juga disebut
sebagai Wawawacan yaitu salah satu bentuk kesenian Lampung, terutama seni
sastra yang biasanya dibacakan pada saat upacara adat seperti perkawinan dan
khitanan. 
Oleh karena itu, penulis menyusun makalah ini yang berisi materi
penjelasan salah satu jenis puisi lampung yaitu puisi Pepaccur agar pembaca
mengetahui dan memiliki pemahaman yang baik tentang puisi paradenai yang
menjadi salah satu sastra lampung yang harus kita ketahui, pahami, serta
menambah wawasan kita mengenai sastra lampung agar puisi lampung ini
tidak lenyap ditelan zaman.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Puisi Pepaccur dan paradinie?
2. Apa saja fungsi puisi pepaccur dan paradinie?
3. Apa saja kedudukan puisi pepaccur dan paradinie?
4. Analisis Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik puisi pepaccur dan paradinie?

2
C. Tujuan Pembuatan makalah
Adapun tujuan dari pembuatan makalah
1. Dapat menjelaskan pengertian puisi pepaccur dan paradinie
2. Dapat menjelaskan fungsi puisi pepaccur dan paradinie
3. Dapat menjelaskan kedudukan puisi pepaccur dan paradinie
4. Dapat menjelaskan Analisis Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik puisi pepaccur
dan paradinie

D. Manfaat Pembuatan makalah


Adapun manfaat dari pembuatan makalah
1. Dapat mengetahui pengertian puisi pepaccur dan paradinie
2. Dapat mengetahui fungsi puisi pepaccur dan paradine
3. Dapat mengetahui kedudukan puisi pepaccur dan paradine
4. Dapat mengetahui Analisis Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik puisi pepaccur
dan paradinei

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Paradinei/paghadini
Artinya adalah puisi Lampung yang biasa digunakan dalam upacara
penyambutan tamu pada saat berlangsungnya pesta pernikahan secara adat.
Paradinei/paghadini fungsinya diucapkan jurubicara masing-masing pihak, baik pihak
yang datang maupun yang didatangi. Secara umum, isi paradinei/paghadini berupa
tanya jawab tentang maksud atau tujuan kedatangan. Istilah paradinei dikenal di
lingkungan masyarakat Lampung dialek O. Di lingkungan masyarakat Lampung dialek
A dikenal dengan istilah paghadini (di lingkungan masyarakat Lampung dialek A
Sebatin dikenal dengan istilah tetangguh). Puisi jenis ini digunakan dalam upacara
penyambutan tamu pada saat berlangsungnya pesta pernikahan secara adat.
Pada saat berlangsungnya pesta pernikahan/perkawinan secara adat, sebelum
rombongan tamu (yang terdiri atas arak-arakan) menginjakkan kaki di kediaman tuan
rumah, mereka dihadang oleh pihak tuan rumah (yang terdiri atas arak-arakan pula).
Acara penghadangan itu dikenal dengan istilah nebak appeng (dialek O) atau nebak
appong (dialek A) yang bermakna 'menutup gapura. Dalam acara penghadangan itu
digunakanlah sastra lisan jenis paradinei sebagai media untuk berkomunikasi.

B. Ciri-ciri/karakteristik Paradinei:
 Terdiri atas sejumlah bait yang bersajak. Akan tetapi, jumlah baris pada
setiap bait tidak harus sama.
 Jumlah baris pada setiap bait paradinei sama dengan jumlah baris suatu
paragraf pada karangan berbentuk prosa (yang tidak harus sama).
 Perbedaannya, kalimat dalam paradinei terikat dua- dua (seperti ikatan
kalimat dalam pantun), sedangkan dalam karangan berbentuk prosa
tidak demikian.
 Paradinei diucapkan oleh jurubicara masing- masing pihak, baik pihak
tamu maupun pihak tuan rumah. Di kiri kanan jurubicara terdapat dua
orang laki-laki berpakaian adat yang dikenal dengan istilah huleubalang
'hulubalang'. Secara umum, isi paradinei berupa tanya jawab tentang

4
maksud dan tujuan kedatangan (tamu).Upacara nebak appeng/nebak
appong 'menutup gapura' ini mencerminkan bahwa masyarakat
Lampung dalam bertindak (terutama yang berpengaruh terhadap orang
banyak) tidak gegabah. Sebelum bertindak, perlu didengarkan dulu
keterangan dari pihak yang bersangkutan.

C. Paradinei berfungsi untuk sebagai media:


 Tanya jawab pada saat berlangsungnya upacara penyambutan tamu
secara adat.
 Untuk melestarikan bahasa dan sastra Lampung
 Untuk mendidik masyarakat Lampung agar menghargai sastra daerah.
Di bawah ini dikemukakan contoh paradinei yang lazim digunakan
dalam acara nebak appeng 'menutup gapura'

Contoh-Contoh Paradinei (dalam bahasa Lampung dialek O)


A. Ucapan juru bicara pihak tuan rumah
Penano cawono pun tabik ngalimpuro Sikam 'jo keno kayun tian sai tuho
rajo Ki cawo salah susun maklum kurang biaso.
Sikam nuppang betanyo jamo metei sangoiringan Metei jo anjak kedo nyo
maksud dan tujuan Mak dapek lajeu di jo ki mak jelas lapahan.
Sapo sai liyeu di jo mak dapek sembarangan Tuho atau mudo mustei nutuk
aturan Adat perattei 'jak sako ghadeu pepigho zaman ljo appeng mergo
tigeh di lawang kurei Dijago balo-balo gagah serto banei Sangun prajurit
sako gagah serto sattei Huleubalang sai sang kanan:
Pengiran Panglimo gagah serto sattei Ngunut lawan mak masso di seluruh
penjuru bumei Lamun mak wawai caro nulei metei mak balik lagei.
Huleubalang sai sang kirei:
Dalem Priyayei juragan balak nasseu Temen mak dikan besei, anying di
sebai io talleu Banei lamun debingei dawah io kimbang tileu
Appeng epak limo tako bedameino mak tunai Tetek pai appeng ijo appai
gham beselesai Penano pai pun bunyei tangguh sikam tehadep metei
ghuppek sangoiringan

5
B. Jawaban juru bicara pihak tamu
Ya, pun, ya jugo pun, Puskam ..... Gemuttur basso sako Gajah delem epak
sumbai lo meno tanjak migo Mak nibai bidang buai Nambek Puskam pun...

Penano cawono pun Sikam sangoiringan anjak anek Labuhanratu Lapah


bidang penyimbang lajeu di bidang sukeu Lapahan rajo-rajo, meghanai,
sebai, mulei Ago wat sai direcako nutuk titei gemattei Jeng lapah tuho mudo
dihappak kaban kiayei

Temunjang anjak sessat berakkat sanak tuho Ago hippun mufakat tehadep
puaghei di jo Ki dapek di lem sessat mangi tijjang recako
Ingek budei bahaso, piil serto pesenggirei Gham pakai jamo-jamo mangi
mak selisih atei Akik jamo Belando lagei dapek bedamei

Ulah pasal appeng mergo tigeh di lawang kurei Sikam kak sedio uno
jahkidah sambuk metei Sangun kak lakkah caro perattei anjak ghebei
Penanolah sehajo mangi metei ghuppek pandai Mahap pun ngalimpuro
katteu ngemik sai lalai Sai tatteuno bahaso sikam jo kurang pandai

C. Jawaban jurubicara pihak tuan rumah


Lamun penanokidah gham mak dapek selisih Ki penano kisah sikam
ngucapken terimo kasih
Pasal dau belanjo sikam kak nerimo Ino appeng mergo mak metei mubo di
io Sangun kak lakkah caro anjak zaman sai tuho

D. Jawaban jurubicara pihak tamu Ya pun, ya jugo pun Puskam .... Sikam
permisei netek appeng ijo:
Betuah nikeu punduk netek appeng mergo lajeu di appeng tiuh
Benahan setakko ngejuk, asal meso ghanglayo, gham memalah mangi mak
rusuh.

6
A. Pengertian Puisi Pepaccur
Pepaccur/Pepaccogh/Wawancan adalah seni sastra / puisi berisi nasihat,
harapan, petunjuk, pemberian adok atau gelar yang diucapkan dalam bahasa
Lampung. Istilah pepaccur dikenal di lingkungan masyarakat Lampung
dialek O. Di lingkungan masyarakat Lampung dialek A dikenal dengan istilah
peaccogh (di lingkungan masyarakat Lampung dialek A Sebatin dikenal
dengan istilah wawancan).Pepaccur/Pepaccogh/Wawancan disampaikan oleh
orang yang ahli dan dapat melagukan sesuai dengan iramanya.
Sudah menjadi adat masyarakat Lampung, siapa saja yang telah menikah
mereka mendapatkan gelar adat sebagai penghormatan dan sebagai simbol
bahwa mereka sudah berumah tangga. Gelar adat diterima dari keluarga pihak
suami dan keluarga pihak istri. Pemberian gelar ini dilaksanakan di dalam
upacara adat yang dikenal dengan istilah “Ngamai jamo ngini adek” (bagi
lingkungan masyarakat Lampung dialek O). “Nganai jamo ngini adok” (bagi
lingkungan masyarakat Lampung dialek A). “Kebaghan adek” atau
“nguwahko adek” (bagi lingkungan masyarakat Lampung dialek A
pesisir).Ngamai digunakan untuk pengantin pria, Nginai digunakan untuk
pengantin wanita Setelah pemberian gelar, si penerima gelar diberikan
nasehat (luhot-luhot). Nasehat tersebut disampaikan dalam bentuk puisi yang
dikenal dengan istilah pepaccur (bagi lingkungan masyarakat Lampung dialek
O), pepaccogh (bagi lingkungan masyarakat Lampung dialek A), wawancan
(bagi lingkungan masyarakat Lampung dialek A pesisir). Pepaccur
disampaikan oleh orang yang membacakannya. Pepaccur ini disampaikan
dengan cara didendangkan. Pepaccur/Pepaccogh/Wawancan merupakan salah
satu bentuk kesenian Lampung, terutama seni sastra.
Pepaccur/Pepaccogh/Wawancan biasanya dibacakan pada saat upacara adat
seperti perkawinan dan khitanan. Pepaccur/Pepaccogh/Wawancan memiliki
ciri-ciri sebagai berikut :
1) Tidak ada pembukaan
2) Berisikan nasihat
3) Memiliki pola ab ab, abcd, abc abc

7
4) Dapat dilakukan dimana sajabagi yang memerlukan nasihat.
5) Terdiri atas sejumlah bait dan setiap bait terdiri atas empat atau enam
baris. Jumlah bait tergantung pada sedikit atau banyaknya pesan yang
disampaikan.

B. Fungsi Puisi Pepaccur


1. Sebagai media penyampai nasihat (pendidikan, kehidupan rumah tangga,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara)

2. Media Pelestarian Budaya

3. Sarana berkomunikasi

4. Media Hiburan

C. Kedudukan Puisi Pepaccur


Sudah menjadi adat masyarakat Lampung bahwa pada saat bujang atau
gadis meninggalkan masa remajanya atau pada saat mereka memasuki
kehidupan berumah tangga, pasangan pengantin itu diberi gelar adat sebagai
penghormatan dan tanda bahwa mereka sudah berumah tangga. Gelar adat ini
diterima dari klan bapak dan dari klan ibu, dilakukan di tempat mempelai pria
maupun di tempat mempelai wanita. Pemberian gelar dilakukan dalam
upacara adat yang dikenal dengan istilah ngamai adek/ngamai adok (jika
dilakukan di tempat mempelai wanita), nandekken adek dan inai
adek/nandokkon adok ghik ini adok (jika dilakukan di tempat mempelai pria),
danbutetah/kebaghan adok/nguwaghkon adok (istilah di lingkungan
masyarakat Lampung Sebatin). Setelah gelar diberikan, si penerima gelar
diberi nasihat atau pesan-pesan. Nasihat atau pesan-pesan itu disampaikan
dalam bentuk puisi yang dikenal dengan istilah pepaccur.
Sudah menjadi tradisi adat masyarakat Lampung bahwa pada saat pria
ataupun wanita yang meninggalkan masa remajanya atau pada saat mereka
memasuki kehidupam berumah tangga, pasangan pengantin itu diberi gelar
adat sebagai penghormatan dan tanda bahwa mereka sudah berumah tangga.
Gelar adat ini diterima dari klan bapak dan dari klan ibu yang dilakukan di

8
tempat mempelai pria maupun di tempat mempelai wanita. Pemberian gelar
dilakukan dalam upacara adat yang dikenal dengan istilah ngamai
adek/ngamai adok jika dilakukan di tempat mempelai wanita, dan istilah
nandekken adek dan inai adek/ nandokkon adok ghik ini adok jika dilakukan
di tempat pria, dan butetah/kebaghan adok/nguwaghkon adok diikenal di
lingkungan masyarakat Lampung Sebatin. Setelah gelar diberikan, si
penerima gelar diberi nasihat atau pesan-pesan. Nasihat atau pesan-pesan itu
disampaikan dalam bentuk puisi yang dikenal dengan istilah Pepaccur.
Penyampaian pepaccur memerlukan kemampuan khusus karena di
dalamnya terkandung unsur seni. Pepaccur disampaikan dengan cara
berdendang atau berlagu dengan irama yang harus dapat memikat perhatian
pendengar (hal ini merupakan salah satu indikasi bahwa masyarakat
tradisional Lampung adalah pencinta seni).
Pepaccur terdiri atas sejumlah bait dan setiap bait terdiri atas empat atau
enam baris. Jumlah bait pepaccur tidak ada ketentuan yang mutlak. Jumlah
bait itu bergantung pada sedikit atau banyaknya pesan yang disampaikan.
Pepaccur berfungsi sebagai media penyampaian pesan atau nasihat untuk
kedua mempelai dalam upacara pesta pernikahan dan sebagai media untuk
melestarikan bahasa dan sastra Lampung. Secara umum, pesan atau nasihat
itu berkenaan dengan kehidupan berumah tangga, bermasyarakat, berbangsa,
bernegara, dan beragama.

9
D. Analisis Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik puisi pepaccur

Bahasa Lampung (Dialek A)

Robikum ya Fobikum Pobikum Sollu ala

Dengis pai nyak bubiti ngebiti sanak hakhuk


Tian khua muakhi
Balak dandanko Induk
Balak diandanko Induk
Pan khua muakhi

Kejintuk mak kejintuk


Allah lawih sakikni
Allah lawih sakikni ayah
Mulang mena sikam khua muakhi

Diandanko induk khanda


Di cecoh mit kemaman mulani
Tilaksana sampai jununi tian
Laju sikam ngemaju ngeghadaiko kebung

Ikhai lain saking mamulah juduni anak sikam sampai ngehhehit manuk Subuh
Handoko khani pagi mengan telabuh di luh...
Lah dek ngebiti lalakun hiji nulis dalih ngelamun miwang nontongi sukhat
ngebiti lalakun lah dek.. mati sedih riwayat

Ayahko mulang mena ngedok segala muat....


puakhi kidang wih haga khepa keangkat mak keangkat puakhi khadu takdir
jak tuhan payu do niku anak hinji do bagaiman

10
Kipak mak dianan bapak, lah dek..

Pagun juga ku tunggu bangik sakik ku tunggu kahut di kuti khua hinji do
bahagia ... lah nelaa
Ibu mak salah do'a
Pujama kuti khua
Najin khepa ya juga ,kalau niku Bahagia

Ganta sampai juduhmu lapah mit sukakhaja bangik sakik ditunggu lah...
Melaa .kenyin dang wat cekhita
Cekhita si mak bangik
Liom kham sekeluarga
Senginahne kham sanak sakik

Sukhat hinji kukhang


Kukhanang tengah bingi
Kutulis dalih miwang
Nah melaa.

Nepuh elus tekhiti tak ija cekhita


Khangan mak lagi
Lehut di sabai sada...
Puakhi
Betik-betik kham muakhi

Artinya
Robbikum ya robbiku
Robbikum sollu ala

11
Dengerin saya mau berbicara
Membicarakan orang yang ribut
Dua bersaudara
Orang besar ditanyakan tidak tahu

Ditanyakan tidak tahu


Orang dua bersaudara
Dirasakan ga dirasakan
Sakitnya luar biasa

Ya Allah sakitnya hati


Ayahnya pulang kami orang berdua bersaudara
Ditungguin lama aja

Ditungguin lama aja


Ditinggalin sama aku
Disesatkan kemana saja
Kalau memang jodohnya tidak kemana

Jalan mereka memaksakan


Seandainya duduk di pelaminan
Bukan mampunya...
Saudara jodoh anak saya sudah sampai

Kukuruyuk ayam pagi


Menunggu hari pagi
Makan tidak enak memikirkan perjalanan

Menulis sambil melamun


Menangis melihat surat
Merasakan perjalanan

12
Sedih amat hidup

Ayahku pulang tapi tidak ada apa-apa


Saudara-saudara mau gimana ini sudah takdir

Bisa tidak bisa saudara


Udah takdir dari tuhan
Ayolah anak ini mau bagaimana

Berjalan tidak didampangi orangtuanya, iya dek...


Walaupun kita tidak direstuin sampai dimana tetap saya tunggu, suka
duka ku tunggu
Kasihan dengan mereka berdua

Inilah bahagiamu
Ibu tidak salah pilih
Gimana aja sama kalian berdua
Bersama kalian berdua
Meski gimana pun kalau kamu bahagia nanti sampai jodohmu

Sekarang sampai jodohmu


Jalan ke Sukaraja
Suka duka ku tunggu
Jangan ada cerita lagi

Cerita yang tidak enak


Cukup hanya sekeluarga
Cukup kita saja yang sakit
Sebenarnya kita orang sedih

Surat ini ku lihat tengah malam

13
Ku tulis sambil menangis
Lah gimana...

Ke sini cerita karangan mu tidak lagi mengangkut sesama keluarga


Dengarkan saudara baik-baik kita saudara

Berikut analisis Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik puisi pepaccur

Fungsi
1. Fungsi Didaktif (Pendidikan)
Papacogh berisi pesan-pesan penting bagi masyarakat. Pesan-pesan
tersebut berupa nilai-nilai kehidupan,budaya, sosial, dll. Wawancan/papacogh
dapat menjadi sarana pewarisan pengetahuan tentang adat Lampung. Seperti
dalam kutipan berikut:
Ayahku pulang tapi tidak ada apa-apa

Saudara-saudara mau gimana ini sudah takdir

Bisa tidak bisa saudara

Udah takdir dari tuhan

Ayolah anak ini mau bagaimana

2. Fungsi Moralitas
Aspek moralitas terdapat dalam isi wawancan; ada tata krama yang disandang
oleh anggota adat Lampung Saibatin, mulai dari penghormatan kepada
Saibatin,tetua, tamu, dll. Seperti kutipan berikut :
Berjalan tidak didampangi orangtuanya, iya dek...
Walaupun kita tidak direstuin sampai dimana tetap saya tunggu, suka duka ku
tunggu
Kasihan dengan mereka berdua

14
Inilah bahagiamu
Ibu tidak salah pilih
Gimana aja sama kalian berdua
Bersama kalian berdua
Meski gimana pun kalau kamu bahagia nanti sampai jodohmu

Kedudukan
Papacocgh atau wawancan memiliki kedudukan yang peting dalam acara
pernikahan adat Lampung, dikarekan dengan adanya pembacaan puisi agar dapat
memberikan petuah bagi pengantin dan sebagai media penyampaian pesan atau
nasihat untuk kedua mempelai dalam upacara pesta pernikahan dan sebagai media untuk
melestarikan bahasa dan sastra Lampung.

Struktur Instrinsik dan Ekstrinsik


1) Unsur Intrinsik Pepaccur
Struktur fisik puisi terdiri atas:
a) Tema atau makna (sense)
Tema atau makna (sense) adalah pokok persoalan yang disampaikan
pengarang dalam puisinya.
Tema puisi pepaccur diatas adalah tentang perjuangan cinta.

b) Perwajahan puisi (tipografi),


Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang
tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga
baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri
dengan tanda titik.
Tipografi yang digunakan pada puisi pepaccur diatas menggunakan
jenis tipografi huruf besar pada setiap awal kalimat, tanpa tanda baca
lengkap.

15
c) Diksi
Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam
puisinya.
Diksi yang digunakan pada puisi lampung pepaccur diatas yaitu:
Kalau memang jodohnya tidak kemana dan sudah takdir dari Tuhan
yang dimaksud adalah pasrah
Makan tak enak memikirkan perjalanan yang dimaksud adalah
perasaan bingung

d) Imaji/Citraaan
Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan
pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan.
 Imaji suara (auditif),
Kukuruyuk ayam pagi bait ke 6

 Imaji penglihatan (visual),


Seandainya duduk di pelaminan bait ke 5
Menangis melihat surat bait ke 7
 Imaji raba atau sentuh (imaji taktil).
Ku tulis sambil melamun Bait ke 7

e) Kata konkret
Kata konkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indra yang
memungkinkan munculnya imaji.
Berjalan tidak didampingi Bait ke 10

f) Bahasa Figuratif
Gaya bahasa, yaitu penggunaan bahasa yang dapat menghidupkan
atau meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu.
Adapun gaya bahasa pada puisi lampung pepaccur
1. Gaya bahasa metafora

16
Majas metafora adalah gaya bahasa yang digunakan untuk
mengungkapkan sesuatu dengan cara yang lebih imajinatif atau
membayangkan. Selain itu, penggunaan kata-kata dalam satu
kalimat majas metafora juga tidak menggunakan arti yang
sebenarnya.
Adapun kutipannya:
“Makan tidak enak memikirkan perjalanan”

Gaya bahasa litotes


Majas litotes merupakan majas yang menggunakan ungkapan
penurunan kualitas untuk merendahkan diri.
“ Sakit sekali kalau menahan.. tetapi bukan ulah dia” -Bait ke 10
2. Gaya bahasa retorika
Majas retorika ini berbentuk kalimat tanya, namun tidak memerlukan
jawaban. Tujuan kalimat tanya tersebut sebagai penegasan akan suatu hal.
“Kapan jadi ada hiburan..?saya pulang dahulu sekali”

g) Rima atau irama


Rima atau irama adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal,
tengah, dan akhir baris puisi.
Puisi pepaccur lampung yang diatas secara keseluruhan
menggunakan vocal /a/i/ dan u dengan Asonansi vocal (a)
h) Rasa (feeling),
Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang
terdapat dalam puisinya.
Pengungkapan rasa yang disampaikan penyair pada puisi diatas
adalah tentang rasa perjuangan bagaimana menjalani kehidupan
cintanya yang tidak peduli akan cobaan yang ada atau suka dukanya.
i) Nada (tone),
Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga
berhubungan dengan tema dan rasa. Nada yang digunakan Penyair

17
pada puisi lampung diatas adalah tema dengan nada menggurui,
mendikte, dengan pembaca untuk memecahkan masalah,
menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada
sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca.
j) Amanat/tujuan/maksud (intention),
Amanat/tujuan/maksud (intention), yaitu pesan yang ingin
disampaikan penyair kepada pembaca
Amanat yang disampaikan pada puisi lampung diatas memiliki
tujuan bahwa perjuangan cinta itu berat sebesar apapun cobaaan yang
dihadapi maka harus sabar dan kuat dalam menjalaninya karena pasti
akan ada cinta yang sejati datang.

2) Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik yang terdapat pada puisi pepacurr diatas yaitu:
a) Unsur biografi
Yaitu latar belakang atau riwayat penyair
puisi lampung diatas yang dibuat oleh penyair dibuat oleh oleh
kehidupan masyarakat menengah dimana pada masa itu penyair
mendapatkan tantangan cinta. Unsur nilai kehidupan (Ekonomi,
politik, sosial, adat istiadat, dan budaya)
1. Aspek ekonomi
Aspek ekonomi pada puisi lampung”” terdapat pada kehidupan
masyarakat kelas menengah, tantangan hidup pasti ada akan
tetapi semangat untuk meraih sebuah kesuksesan.
2. Aspek Budaya
Aspek budaya pada puisi lampung” Anak Ngukha” yaitu bahwa
dimana pun berada budaya dalam bermasyarakat harus selalu ada.

18
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pepaccur/Pepaccogh/Wawancan adalah seni sastra / puisi berisi
nasihat, harapan, petunjuk, pemberian adok atau gelar yang diucapkan
dalam bahasa Lampung. Istilah pepaccur dikenal di lingkungan
masyarakat Lampung dialek O. Di lingkungan masyarakat Lampung
dialek A dikenal dengan istilah pepaccogh (di lingkungan masyarakat
Lampung dialek A Sebatin dikenal dengan istilah wawancan).
Pepaccur/Pepaccogh/Wawancan disampaikan oleh orang yang ahli dan
dapat melagukan sesuai dengan iramanya.
Dan paradignie adalah puisi Lampung yang biasa digunakan dalam
upacara penyambutan tamu pada saat berlangsungnya pesta pernikahan
secara adat.

B. Saran
1. Masih perlu perbaikan untuk pembuatan makalah ini dan masukan dari
rekan rekan mahasiswa untuk memperdalam khazanh keilmuan sebagai
mahasiswa.
2. Masih perlu refrensi atau buku-buku penunjang untuk pembuatan
makalah ini.

19
DAFTAR PUSKATA

Alamsyah (2015). Pepaccur Rakyat Lampung di Kotabumi.


(https://alamsyahapri.wordpress.com/2015/01/13/pepacur-
rakyat-lampung-di-kotabumi/)

Ratnaningsih Dewi ,dkk. (2018). Pepaccur Sastra Lisan Masyarakat


Lampung. Tinta Surga yogyakarta.

Sukmawati, dkk. (2014) Pepacur pada masyarakat lampung pepadun dan


kelayakannya sebagai materi pembelajaran: Jurnal-Simbol
(Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya).

Sanusi, A. Effendi. 1996. Sastra Lisan Lampung Dialek Abung. Bandar


Lampung: Gunung Pesagi.

Sanusi, A. Effendi et al. 1996. Struktur Puisi

Lampung Dialek Abung. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan


Bahasa.

Sanusi, A. Effendi. 1999. Sastra Lisan Lampung. Bandar Lampung: Buku


Ajar FKIP Unila.

https://youtu.be/hVCnj0Y8ktY di upload pada 30 Januari 2019

https://youtu.be/i59uqSHzXq4 di upload pada 20 Februari 2021

https://youtu.be/ZqGrPHSs3o4 di upload pada 17 Agustus 2020

20

Anda mungkin juga menyukai