Oleh:
KELOMPOK 7:
Sutiyanah 2021406403034
Fifbriyandika S. 2021406403047
Wassalamu’alaikum. Wr.Wb.
Pringsewu , 20 Mei 2023
Kelompok 7
ii
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAAN
A. Pengertian Puisi Pepaccur dan paradignie..........................................4
B. Fungsi Puisi Pepaccur dan paradignie................................................5
C. Kedudukan Pepacokh dan paradignie.................................................6
D. Analisis Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Puisi Pepacokh dan
Paradignie...........................................................................................10
A. Simpulan.............................................................................................19
B. Saran...................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Munculnya sastrawan-sastrawan muda dari berbagai daerah yang ada di
Indonesia--dengan karya-karya mereka yang semakin berkembang dan
berwarna--menunjukkan bahwa karya sastra dan sastrawan menjadi bagian
yang tak dapat dipisahkan. Karya sastra dan sastrawan sama-sama
memberikan kontribusi yang besar dalam perkembangan dunia sastra. Tema-
tema berani yang berisikan kritik banyak memberi warna baru dalam karya
para sastrawan muda. Di samping itu, para sastrawan senior pun masih
menunjukkan kekonsistenannya dalam menghasilkan karya sastra. Hal itu
berarti makin berwarnalah khazanah kesusastraan di Indonesia. Lampung
sebagai provinsi yang secara geografis terletak di ujung selatan pulau Sumatra
tidak hanya kaya akan sumber daya alam, tetapi juga kaya dengan sumber
daya manusianya. Puluhan sastrawan telah lahir di Sai Bumi Ruwa Jurai,
negeri yang dihuni oleh dua jenis penduduk, pribumi dan pendatang. Dalam
memajukan sastra Indonesia, tidak sedikit sastrawan Lampung yang
memberikan kontribusinya terhadap perkembangan sastra, seperti Motinggo
Busye, Isbedy Stiawan ZS., Inggit Putria Marga, dan Ari Pahala Hutabarat dan
tidak sedikit pula karya-karya mereka yang dijadikan perbincangan oleh para
kritikus sastra. Kantor Bahasa Provinsi Lampung, sebagai lembaga yang
berkecimpung dalam masalah kebahasaan dan kesastraan Indonesia dan
daerah, sejak tahun 2004 hingga sekarang sudah melakukan berbagai
penelitian kebahasaan dan kesastraan. Dalam bidang kesusastraan, lembaga ini
telah menyusun beberapa biografi sastrawan Lampung dan institusi sastra
yang ada di Lampung. Penyusunan biografi tersebut bertujuan memberikan
informasi tentang proses kreatif, prestasi, dan dedikasi yang telah dicapai oleh
sastrawan-sastrawan Lampung. Pusat Bahasa sebagai Lembaga yang
menangani masalah kebahasaan dan kesastraan pada tahun 2003 menerbitkan
Ensiklopedia Sastra Indonesia Modern, yang memuat informasi tentang sastra
Indonesia. Leksikon Sastra yang memuat informasi tentang sastrawan beserta
karyanya Lampung yang diterbitkan oleh Logung tahun 2004 merupakan
sebuah pengakuan yang diberikan kepada para sastrawan dan seniman
Lampung. Untuk menambah informasi dan referensi tentang sastrawan
Lampung, Kantor Bahasa Provinsi Lampung menyusun Ensiklopedia Sastra
Lampung yang didalamnya berisi lema sastrawan Lampung,
Puisi yang sering kita sebut kata-kata indah yang bermakna dan
mengandung pesan kerap kali hadir dalam kehidupan kita sehari-hari. Memang
pemahaman tentang puisi secara baik jarang kita temui pada masyarakat
umum dan bahkan pada anak sekolah atau pelajar. Mereka sering sekali
mengatakan puisi hanya sebatas kata-kata indah, padahal sejatinya puisi ada
yang mengandung kata-kata kasar, serapah, dan mengutuk. Salah satu jenis
puisi lampung yang kita kenal adalah Pepaccur. Pepaccur sering juga disebut
sebagai Wawawacan yaitu salah satu bentuk kesenian Lampung, terutama seni
sastra yang biasanya dibacakan pada saat upacara adat seperti perkawinan dan
khitanan.
Oleh karena itu, penulis menyusun makalah ini yang berisi materi
penjelasan salah satu jenis puisi lampung yaitu puisi Pepaccur agar pembaca
mengetahui dan memiliki pemahaman yang baik tentang puisi paradenai yang
menjadi salah satu sastra lampung yang harus kita ketahui, pahami, serta
menambah wawasan kita mengenai sastra lampung agar puisi lampung ini
tidak lenyap ditelan zaman.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Puisi Pepaccur dan paradinie?
2. Apa saja fungsi puisi pepaccur dan paradinie?
3. Apa saja kedudukan puisi pepaccur dan paradinie?
4. Analisis Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik puisi pepaccur dan paradinie?
2
C. Tujuan Pembuatan makalah
Adapun tujuan dari pembuatan makalah
1. Dapat menjelaskan pengertian puisi pepaccur dan paradinie
2. Dapat menjelaskan fungsi puisi pepaccur dan paradinie
3. Dapat menjelaskan kedudukan puisi pepaccur dan paradinie
4. Dapat menjelaskan Analisis Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik puisi pepaccur
dan paradinie
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Paradinei/paghadini
Artinya adalah puisi Lampung yang biasa digunakan dalam upacara
penyambutan tamu pada saat berlangsungnya pesta pernikahan secara adat.
Paradinei/paghadini fungsinya diucapkan jurubicara masing-masing pihak, baik pihak
yang datang maupun yang didatangi. Secara umum, isi paradinei/paghadini berupa
tanya jawab tentang maksud atau tujuan kedatangan. Istilah paradinei dikenal di
lingkungan masyarakat Lampung dialek O. Di lingkungan masyarakat Lampung dialek
A dikenal dengan istilah paghadini (di lingkungan masyarakat Lampung dialek A
Sebatin dikenal dengan istilah tetangguh). Puisi jenis ini digunakan dalam upacara
penyambutan tamu pada saat berlangsungnya pesta pernikahan secara adat.
Pada saat berlangsungnya pesta pernikahan/perkawinan secara adat, sebelum
rombongan tamu (yang terdiri atas arak-arakan) menginjakkan kaki di kediaman tuan
rumah, mereka dihadang oleh pihak tuan rumah (yang terdiri atas arak-arakan pula).
Acara penghadangan itu dikenal dengan istilah nebak appeng (dialek O) atau nebak
appong (dialek A) yang bermakna 'menutup gapura. Dalam acara penghadangan itu
digunakanlah sastra lisan jenis paradinei sebagai media untuk berkomunikasi.
B. Ciri-ciri/karakteristik Paradinei:
Terdiri atas sejumlah bait yang bersajak. Akan tetapi, jumlah baris pada
setiap bait tidak harus sama.
Jumlah baris pada setiap bait paradinei sama dengan jumlah baris suatu
paragraf pada karangan berbentuk prosa (yang tidak harus sama).
Perbedaannya, kalimat dalam paradinei terikat dua- dua (seperti ikatan
kalimat dalam pantun), sedangkan dalam karangan berbentuk prosa
tidak demikian.
Paradinei diucapkan oleh jurubicara masing- masing pihak, baik pihak
tamu maupun pihak tuan rumah. Di kiri kanan jurubicara terdapat dua
orang laki-laki berpakaian adat yang dikenal dengan istilah huleubalang
'hulubalang'. Secara umum, isi paradinei berupa tanya jawab tentang
4
maksud dan tujuan kedatangan (tamu).Upacara nebak appeng/nebak
appong 'menutup gapura' ini mencerminkan bahwa masyarakat
Lampung dalam bertindak (terutama yang berpengaruh terhadap orang
banyak) tidak gegabah. Sebelum bertindak, perlu didengarkan dulu
keterangan dari pihak yang bersangkutan.
5
B. Jawaban juru bicara pihak tamu
Ya, pun, ya jugo pun, Puskam ..... Gemuttur basso sako Gajah delem epak
sumbai lo meno tanjak migo Mak nibai bidang buai Nambek Puskam pun...
Temunjang anjak sessat berakkat sanak tuho Ago hippun mufakat tehadep
puaghei di jo Ki dapek di lem sessat mangi tijjang recako
Ingek budei bahaso, piil serto pesenggirei Gham pakai jamo-jamo mangi
mak selisih atei Akik jamo Belando lagei dapek bedamei
Ulah pasal appeng mergo tigeh di lawang kurei Sikam kak sedio uno
jahkidah sambuk metei Sangun kak lakkah caro perattei anjak ghebei
Penanolah sehajo mangi metei ghuppek pandai Mahap pun ngalimpuro
katteu ngemik sai lalai Sai tatteuno bahaso sikam jo kurang pandai
D. Jawaban jurubicara pihak tamu Ya pun, ya jugo pun Puskam .... Sikam
permisei netek appeng ijo:
Betuah nikeu punduk netek appeng mergo lajeu di appeng tiuh
Benahan setakko ngejuk, asal meso ghanglayo, gham memalah mangi mak
rusuh.
6
A. Pengertian Puisi Pepaccur
Pepaccur/Pepaccogh/Wawancan adalah seni sastra / puisi berisi nasihat,
harapan, petunjuk, pemberian adok atau gelar yang diucapkan dalam bahasa
Lampung. Istilah pepaccur dikenal di lingkungan masyarakat Lampung
dialek O. Di lingkungan masyarakat Lampung dialek A dikenal dengan istilah
peaccogh (di lingkungan masyarakat Lampung dialek A Sebatin dikenal
dengan istilah wawancan).Pepaccur/Pepaccogh/Wawancan disampaikan oleh
orang yang ahli dan dapat melagukan sesuai dengan iramanya.
Sudah menjadi adat masyarakat Lampung, siapa saja yang telah menikah
mereka mendapatkan gelar adat sebagai penghormatan dan sebagai simbol
bahwa mereka sudah berumah tangga. Gelar adat diterima dari keluarga pihak
suami dan keluarga pihak istri. Pemberian gelar ini dilaksanakan di dalam
upacara adat yang dikenal dengan istilah “Ngamai jamo ngini adek” (bagi
lingkungan masyarakat Lampung dialek O). “Nganai jamo ngini adok” (bagi
lingkungan masyarakat Lampung dialek A). “Kebaghan adek” atau
“nguwahko adek” (bagi lingkungan masyarakat Lampung dialek A
pesisir).Ngamai digunakan untuk pengantin pria, Nginai digunakan untuk
pengantin wanita Setelah pemberian gelar, si penerima gelar diberikan
nasehat (luhot-luhot). Nasehat tersebut disampaikan dalam bentuk puisi yang
dikenal dengan istilah pepaccur (bagi lingkungan masyarakat Lampung dialek
O), pepaccogh (bagi lingkungan masyarakat Lampung dialek A), wawancan
(bagi lingkungan masyarakat Lampung dialek A pesisir). Pepaccur
disampaikan oleh orang yang membacakannya. Pepaccur ini disampaikan
dengan cara didendangkan. Pepaccur/Pepaccogh/Wawancan merupakan salah
satu bentuk kesenian Lampung, terutama seni sastra.
Pepaccur/Pepaccogh/Wawancan biasanya dibacakan pada saat upacara adat
seperti perkawinan dan khitanan. Pepaccur/Pepaccogh/Wawancan memiliki
ciri-ciri sebagai berikut :
1) Tidak ada pembukaan
2) Berisikan nasihat
3) Memiliki pola ab ab, abcd, abc abc
7
4) Dapat dilakukan dimana sajabagi yang memerlukan nasihat.
5) Terdiri atas sejumlah bait dan setiap bait terdiri atas empat atau enam
baris. Jumlah bait tergantung pada sedikit atau banyaknya pesan yang
disampaikan.
3. Sarana berkomunikasi
4. Media Hiburan
8
tempat mempelai pria maupun di tempat mempelai wanita. Pemberian gelar
dilakukan dalam upacara adat yang dikenal dengan istilah ngamai
adek/ngamai adok jika dilakukan di tempat mempelai wanita, dan istilah
nandekken adek dan inai adek/ nandokkon adok ghik ini adok jika dilakukan
di tempat pria, dan butetah/kebaghan adok/nguwaghkon adok diikenal di
lingkungan masyarakat Lampung Sebatin. Setelah gelar diberikan, si
penerima gelar diberi nasihat atau pesan-pesan. Nasihat atau pesan-pesan itu
disampaikan dalam bentuk puisi yang dikenal dengan istilah Pepaccur.
Penyampaian pepaccur memerlukan kemampuan khusus karena di
dalamnya terkandung unsur seni. Pepaccur disampaikan dengan cara
berdendang atau berlagu dengan irama yang harus dapat memikat perhatian
pendengar (hal ini merupakan salah satu indikasi bahwa masyarakat
tradisional Lampung adalah pencinta seni).
Pepaccur terdiri atas sejumlah bait dan setiap bait terdiri atas empat atau
enam baris. Jumlah bait pepaccur tidak ada ketentuan yang mutlak. Jumlah
bait itu bergantung pada sedikit atau banyaknya pesan yang disampaikan.
Pepaccur berfungsi sebagai media penyampaian pesan atau nasihat untuk
kedua mempelai dalam upacara pesta pernikahan dan sebagai media untuk
melestarikan bahasa dan sastra Lampung. Secara umum, pesan atau nasihat
itu berkenaan dengan kehidupan berumah tangga, bermasyarakat, berbangsa,
bernegara, dan beragama.
9
D. Analisis Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik puisi pepaccur
Ikhai lain saking mamulah juduni anak sikam sampai ngehhehit manuk Subuh
Handoko khani pagi mengan telabuh di luh...
Lah dek ngebiti lalakun hiji nulis dalih ngelamun miwang nontongi sukhat
ngebiti lalakun lah dek.. mati sedih riwayat
10
Kipak mak dianan bapak, lah dek..
Pagun juga ku tunggu bangik sakik ku tunggu kahut di kuti khua hinji do
bahagia ... lah nelaa
Ibu mak salah do'a
Pujama kuti khua
Najin khepa ya juga ,kalau niku Bahagia
Ganta sampai juduhmu lapah mit sukakhaja bangik sakik ditunggu lah...
Melaa .kenyin dang wat cekhita
Cekhita si mak bangik
Liom kham sekeluarga
Senginahne kham sanak sakik
Artinya
Robbikum ya robbiku
Robbikum sollu ala
11
Dengerin saya mau berbicara
Membicarakan orang yang ribut
Dua bersaudara
Orang besar ditanyakan tidak tahu
12
Sedih amat hidup
Inilah bahagiamu
Ibu tidak salah pilih
Gimana aja sama kalian berdua
Bersama kalian berdua
Meski gimana pun kalau kamu bahagia nanti sampai jodohmu
13
Ku tulis sambil menangis
Lah gimana...
Fungsi
1. Fungsi Didaktif (Pendidikan)
Papacogh berisi pesan-pesan penting bagi masyarakat. Pesan-pesan
tersebut berupa nilai-nilai kehidupan,budaya, sosial, dll. Wawancan/papacogh
dapat menjadi sarana pewarisan pengetahuan tentang adat Lampung. Seperti
dalam kutipan berikut:
Ayahku pulang tapi tidak ada apa-apa
2. Fungsi Moralitas
Aspek moralitas terdapat dalam isi wawancan; ada tata krama yang disandang
oleh anggota adat Lampung Saibatin, mulai dari penghormatan kepada
Saibatin,tetua, tamu, dll. Seperti kutipan berikut :
Berjalan tidak didampangi orangtuanya, iya dek...
Walaupun kita tidak direstuin sampai dimana tetap saya tunggu, suka duka ku
tunggu
Kasihan dengan mereka berdua
14
Inilah bahagiamu
Ibu tidak salah pilih
Gimana aja sama kalian berdua
Bersama kalian berdua
Meski gimana pun kalau kamu bahagia nanti sampai jodohmu
Kedudukan
Papacocgh atau wawancan memiliki kedudukan yang peting dalam acara
pernikahan adat Lampung, dikarekan dengan adanya pembacaan puisi agar dapat
memberikan petuah bagi pengantin dan sebagai media penyampaian pesan atau
nasihat untuk kedua mempelai dalam upacara pesta pernikahan dan sebagai media untuk
melestarikan bahasa dan sastra Lampung.
15
c) Diksi
Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam
puisinya.
Diksi yang digunakan pada puisi lampung pepaccur diatas yaitu:
Kalau memang jodohnya tidak kemana dan sudah takdir dari Tuhan
yang dimaksud adalah pasrah
Makan tak enak memikirkan perjalanan yang dimaksud adalah
perasaan bingung
d) Imaji/Citraaan
Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan
pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan.
Imaji suara (auditif),
Kukuruyuk ayam pagi bait ke 6
e) Kata konkret
Kata konkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indra yang
memungkinkan munculnya imaji.
Berjalan tidak didampingi Bait ke 10
f) Bahasa Figuratif
Gaya bahasa, yaitu penggunaan bahasa yang dapat menghidupkan
atau meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu.
Adapun gaya bahasa pada puisi lampung pepaccur
1. Gaya bahasa metafora
16
Majas metafora adalah gaya bahasa yang digunakan untuk
mengungkapkan sesuatu dengan cara yang lebih imajinatif atau
membayangkan. Selain itu, penggunaan kata-kata dalam satu
kalimat majas metafora juga tidak menggunakan arti yang
sebenarnya.
Adapun kutipannya:
“Makan tidak enak memikirkan perjalanan”
17
pada puisi lampung diatas adalah tema dengan nada menggurui,
mendikte, dengan pembaca untuk memecahkan masalah,
menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada
sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca.
j) Amanat/tujuan/maksud (intention),
Amanat/tujuan/maksud (intention), yaitu pesan yang ingin
disampaikan penyair kepada pembaca
Amanat yang disampaikan pada puisi lampung diatas memiliki
tujuan bahwa perjuangan cinta itu berat sebesar apapun cobaaan yang
dihadapi maka harus sabar dan kuat dalam menjalaninya karena pasti
akan ada cinta yang sejati datang.
2) Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik yang terdapat pada puisi pepacurr diatas yaitu:
a) Unsur biografi
Yaitu latar belakang atau riwayat penyair
puisi lampung diatas yang dibuat oleh penyair dibuat oleh oleh
kehidupan masyarakat menengah dimana pada masa itu penyair
mendapatkan tantangan cinta. Unsur nilai kehidupan (Ekonomi,
politik, sosial, adat istiadat, dan budaya)
1. Aspek ekonomi
Aspek ekonomi pada puisi lampung”” terdapat pada kehidupan
masyarakat kelas menengah, tantangan hidup pasti ada akan
tetapi semangat untuk meraih sebuah kesuksesan.
2. Aspek Budaya
Aspek budaya pada puisi lampung” Anak Ngukha” yaitu bahwa
dimana pun berada budaya dalam bermasyarakat harus selalu ada.
18
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pepaccur/Pepaccogh/Wawancan adalah seni sastra / puisi berisi
nasihat, harapan, petunjuk, pemberian adok atau gelar yang diucapkan
dalam bahasa Lampung. Istilah pepaccur dikenal di lingkungan
masyarakat Lampung dialek O. Di lingkungan masyarakat Lampung
dialek A dikenal dengan istilah pepaccogh (di lingkungan masyarakat
Lampung dialek A Sebatin dikenal dengan istilah wawancan).
Pepaccur/Pepaccogh/Wawancan disampaikan oleh orang yang ahli dan
dapat melagukan sesuai dengan iramanya.
Dan paradignie adalah puisi Lampung yang biasa digunakan dalam
upacara penyambutan tamu pada saat berlangsungnya pesta pernikahan
secara adat.
B. Saran
1. Masih perlu perbaikan untuk pembuatan makalah ini dan masukan dari
rekan rekan mahasiswa untuk memperdalam khazanh keilmuan sebagai
mahasiswa.
2. Masih perlu refrensi atau buku-buku penunjang untuk pembuatan
makalah ini.
19
DAFTAR PUSKATA
20