MEMBACA PUISI
Disusun oleh:
Kelompok 9
1. Serli Sasmita
2. Dewi Febyola Sihombing
3. Marwah
4. Winni Makripa Siregar
Dosen Pengampuh
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................................i
Daftar Isi..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan Masalah....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
A. Pengertian Puisi....................................................................................3
B. Ciri-ciri kebahasaan Puisi.....................................................................4
C. Ragam Puisi..........................................................................................4
D. Unsur Pembangun Puisi........................................................................5
E. Sejarah Baca Puisi................................................................................6
F. Bentuk Pembacaan Puisi.......................................................................7
G. Unsur Pokok Baca Puisi.......................................................................8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemampuan dalam membaca sangat penting dimiliki oleh seseorang
siswa, khususnya Sekolah Menengah Pertama. Melalui kegiatan membaca,
para siswa dapat dengan mudah memperoleh informasi dari sumber
tertulis, berkaitan dengan seluruh mata pelajaran yang disajikan. Setiap
informasi atau gagasan yang pada setiap buku pelajaran akan dapat
diperoleh secara mudah. kemampuan membaca ialah kecepatan membaca
dan pemahaman isi bacaan. Membaca adalah melihat serta memahami isi
dari apa yang tertulis.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Puisi?
2. Apa ciri-ciri kebahasaan Puisi?
3. Apa yang dimaksud Ragam Puisi?
4. Apa unsur pembangun Puisi?
5. Bagaimana Sejarah baca Puisi?
6. Bagaimana bentuk pembacaan Puisi?
7. Apa unsur pokok buku Pokok?
C. Tujuan
1. Mengetahui yang dimaksud dengan Puisi.
2. Mengetahui ciri-ciri kebahasaan Puisi.
3. Mengetahui yang dimaksud Ragam Puisi.
4. Mengetahui unsur pembangun Puisi.
5. Mengetahui bagaimana Sejarah baca Puisi.
6. Mengetahui bagaimana bentuk pembacaan Puisi.
7. Mengetahui unsur pokok buku Pokok.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Puisi
4
sayang; elegi yaitu puisi ratapan yang mengungkapkan rasa sedih atau
luka yang mendalam; ode yaitu puisi yang berisi pujian terhadap
seseorang yang memiliki jasa atau sifat kepahlawanan; dan himne yaitu
puisi yang berisi pujian kepada tuhan, bangsa, dan tanah air.
Penggolongan puisi berdasarkan bentuk terbagi menjadi 4, yaitu:
puisi lama, puisi baru, puisi modern , dan puisi kontemporer. Puisi lama
selalu berdasarkan pola masyarakat lama dengan segala aktivitas. Puisi
lama mempunyai ciri-ciri terikat oleh bait dan rima, menyangkut pola
masyarakat lama, biasanya ada sampiran, menekankan pada ritme dan
nada. Puisi lama meliputi pantun, syair, mantra, gurindam, seloka,
karmina, talibun. Puisi baru yaitu puisi yang memiliki bentuk lebih bebas
daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun
rima. Contoh puisi baru yaitu distikon, terzina, quartrin, oktav, soneta.
Puisi modern adalah bentuk puisi seperti angkatan 45 dan angkatan 66
yang tidak terikat oleh jumlah larik dan bait. Puisi kontemporer adalah
puisi yang mengembalikan kata keasalannya. Kata yang digunakan bisa
jadi hanya sbeuah permainan tetapi ada kata kunci di dalamnya.
Penggolongan puisi berdasarkan jenis terbagi menjadi 4, yaitu:
puisi transparan, puisi prismatis, puisi kontemporer, dan puisi mbeling.
Puisi transparan/ diafan. Penikmat puisi dapat menyatu dan memahami
puisi dengan mudah. Puisi Prismatis yaitu puisi yang menggunakan kata
berbentuk kiasan atau bermakna simbolis yang dituntut untuk
mengambangkan daya imajinasi sehingga puisi ini memerlukan
pengkajian dan analisis yang mendalam. Puisi kontemporer yaitu puisi
yang mementingkan permainan kata dalam rangkaiannya, pengkajian
memerlukan pendekatan khusus. Puisi mbeling yaitu bentuk puisi yang
tidak mengikuti aturan puisi tetapi aturan khusus yang ada pada
puisi ini sendiri, baik menyangkut unsur yang membangun maupun yang
terkait dengan puisi tersebut.
D. Unsur Pembangun Puisi
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Puisi adalah salah satu bentuk karya sastra. Puisi mempunyai ciri-
ciri kebahasaan yang khas. Hal ini dapat membedakan puisi dengan karya
sastra lain dan membuat puisi menjadi lebih indah. Bahasa dalam puisi
dipadatkan dalam larik dan bait yang mempunyai arti luas. Pemilihan kata
dengan mempertimbangkan makna kias, lambang, dan persamaan bunyi
atau rima. Puisi menggunakan kata-kata yang konkret untuk memperjelas
makna dan mempermudah pembaca/ pendengar dalam memahaminya.
Ragam tersebut digolongkan berdasarkan isi, bentuk, dan jenis.
Puisi juga mempunyai unsur pembangun yang dibagi menjadi dua: unsur
intrinsik dan unsur ekstrinsik. Puisi diciptakan sebagai sarana penuangan
rasa yang kemudian dibaca untuk didengar. Pembacaan puisi tersebut bisa
disebut sebagai seni baca puisi. Pembacaan puisi mempunyai beberapa
bentuk yaitu puisi audial, puitisasi al- Qur’an, Deklamasi, dan poetry
reading.
Seni Baca Puisi yaitu: teks puisi atau karya sastra yang dinyatakan
oleh pengarangnya sebagai puisi; pembaca puisi, deklamator, aktor, atau
orang yang mempunyai kemampuan membaca puisi; panggung
pertunjukan atau tempat tertentu yang sudah disiapkan untuk pembacaan
puisi; penonton atau audiens yang sengaja hardir untuk menyaksikan
pembacaan puisi.
B. Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
Herlina, R.; Iswara P. D.; & Kurniadi, Y. (2016). Penerapan Metode ATM
(Amati, Tiru, dan Modivikasi) Berbantuan Media Audiovisual untuk
Meningkatkan Kemampuan Membaca Puisi.
Saddhono, K. & Haniah. (2018). Nuansa dan Simbol Sufistik Puisi-Puisi karya
Ahmad Mustofa.
Salad, H. (2014). Panduan Wacana & Apresiasi Seni Baca Puisi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Sari, A.W. & Yanda, D.P. (2016). Kontribusi Minat Baca Puisi dan Penguasaan
Gaya Bahasa terhadap Keterampilan Menulis Puisi Bebas Siswa Kelas IX
SMP Negeri 2 Lembah Gumanti.
10
Sari, I. K.; setiawan, B.; & Saddhono, K. (2013). Penerapan Metode Quantum
Learning dengan Teknik Pengelompokan (Clustering) untuk Meningkatkan
Kemampuan Menulis Puisi pada Siswa Sekolah Dasar.
11