Disusun Oleh;
JAFAR SIDIQ
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
memberikan wawasan mengenai mata kuliah Bahasa Indonesia, dengan judul“ Majas
dan Pribahasa ”.
Dengan tulisan ini kami mengharapkan mampu untuk memahami makna dari
Majas dan Pribahasa dalam bahasa Indonesia, kami sadar makalah ini terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
membangun dari berbagai pihak, agar bisa menjadi lebih baik lagi.
Kami berharap semoga tulisan ini dapat memberi informasi yang berguna bagi
pembacanya, terutama mahasiswa/i, supaya kelak memahami bahasa Indonesia dengan
baik, karena kita adalah penerus Bangsa Indonesia, yang juga harus memahami Bahasa
Indonesia sebagai bahasa persatuan.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar.................................................................................................. i
Daftar Isi........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang …………………………………………………... 1
1.2. Rumusan Masalah ……………………………………………… 1
1.3. Tujuan Penulisan ......................................................................... 1
Daftar Pustaka................................................................................................... 12
BAB I
3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Majas merupakan bahasa yang kias, bahasa yang dipergunakan untuk
menciptakan efek tertentu. Majas memiliki keindahan bahasa tersendiri, karena
itu penulis tertarik untuk mengkaji tentang majas dan peribahasa. karena majas
merupakan gaya bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai dalam
suatu karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran dari
pengarang. Dari keindahan gaya bahasa yang dipakai, majas merupakan bentuk
sebuah ungkapan perasaan dari pengarang. Majas sering disebut gaya bahasa.
Disamping itu kita juga perlu memahami tentang majas, karena majas itu
pemahaman, misalnya mencari majas personifikasi sebuah kalimat yang aneh
terdengar. Karena majas ini, terjadi pergeseran makna yang dapat kita masukkan
ke dalam bentuk majas penginsanan. Di samping majas personifikasi, kita
mengenal majas metafora. Untuk memperjelas dan memperkuat satu pernyataan,
pemakai bahasa membuat perbandingan antara apa yang dimaksud dengan
benda atau barang yang lain.
Majas sering dianggap sebagai sinonim dari gaya bahasa, namun
sebenarnya majas termasuk dalam gaya bahasa. Dalam tulisan ini pengertian
gaya bahasa adalah cara menggunakan bahasa dalam konteks tertentu, oleh
orang tertentu, untuk tujuan tertentu. Pemakaian gaya bahasa yang tepat dapat
menarik perhatian penerima. Sebaliknya, bila penggunaannya tidak tepat, maka
penggunaan gaya bahasa akan sia-sia belaka, bahkan mengganggu pembaca.
Misalnya apabila dalam novel remaja masa kini terdapat banyak gaya bahasa
dari masa sebelum kemerdekaan, maka pesan tidak sampai dan novel remaja itu
tidak akan disukai pembacanya. Pemakaian gaya bahasa juga dapat
menghidupkan apa yang dikemukakan dalam teks, karena gaya bahasa dapat
mengemukakan gagasan yang penuh makna dengan singkat.
Pemakaian majas baik dalam pendidikan atau yang lainnya diharapkan
dapat membantu dalam tulisan. Apalagi bagi para pendidik, penulis baik novel
ataupun penulis puisi. Majas dapat dijadikan sebagai cara mengungkapkan
pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian
penulis dengan pilihan kata, frase, klausa, dan kalimatnya. Berkenaan dengan
hal tersebut bagi peningkatan profesionalisme dan karier pendidik, perlu disusun
sebuah makalah yang mampu menjadi wahana para pelajar untuk memperoleh
wawasan, pengetahuan, dan konsep keilmuan berkenaan tentang majas.
B. Rumusan Masalah
Sebelum menerangkan tentang masalah majas dan peribahasa lebih
lanjut, kita harus mengetahui tentang rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah Majas itu?
2. Ada berapakah jenis majas itu?
3. Perubahan-perubahan makna apa sajakah yang terdapat dalam majas?
4. Apakah peribahaasa itu?
5. Terdiri dari berapakah peribahasa itu?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian majas
2. Mengetahui jenis – jenis majas
3. Mengetahui perubahan – perubahan yang terdapat dalam majas
4. Mengetahui pengertian peribahasa
5. Mengetahui jenis – jenis pribahasa
BAB II
5
PEMBAHASAN
7
Biarpun ia diabaika orang
Seroja kembang gemilang mulia
(Sanusi Pane)
Dalam puisi teratai, penyair menyimbolkan Ki Hajar Dewantara
dengan kuntum bunga teratai dengan maksud untuk menautkan ciri-ciri
bunga teratai dengan gagasan, pikiran, dan cita-cita tokoh pendidikan
tersebut.
2. Majas Pertentangan
Majas pertentangan antara lain meliputi: hiperbola, litotes, ironi, dan
paradoks.
a. Hiperbola
Adalah majas yang mengandung pernyataan berlebih-lebihan dengan
maksud untuk mempertebal, meningkatkan kesan dan pengaruhnya. Contoh:
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
(dari DOA, Chairil Anwar)
b. Litotes
Adalah majas yang mengurangi, mengecil-kecilkan kenyataan yang
sebenarnya. Tujuannya, antara lain, untuk merendahkan diri. Contoh:
Mampirlah ke gubuk saya! (padahal rumahnya besar dan mewah)
c. Ironi
Adalah majas yang menyatakan makna pertentangan dengan
maksud untuk menyindir atau mengolok-olok. Contoh:
- Pandai sekali kau, baru datang ketika rapat mau selesai.
d. Paradoks
adalah majas yang antar bagian-bagiannya menyatakan sesuatu yang
bertentangan. Contoh:
Dia tidak tahu untuk siapa dia datang
Kemudian dia berbaring, tetapi bukan tidur sayang
(dari Pahlawan Tidak Dikenal, karya Toko Sudarto Bachtiar)
3. Majas Pertautan
Majas pertautan antara lain meliputi: metonimia, sinekdoke, alusia, dan
ellipsis.
a. Metonimia
Adalah majas yang memakai nama ciri atau nama hal yang ditautkan
dengan nama orang, barang, atau hal lainnya sebagai penggantinya. Kita
dapae menyebut pencipa atau buatannya.bisa pula kita menyebut bahan dari
barang yang dimaksud. Contoh:
- Dikebun binatang mereka terus berkodak.
(berkodak: berfoto, ditautkan dengan nama salah satu merek kamera)
b. Sinekdoke
Adalah majas yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti
nama keseluruhannya, ataupun sebaliknya.
Sinekdoke dibedakan menjadi dua macam:
1. Pars protato, yaitu majas yang menyebutkan sebagian, tetapi yang
dimaksud adalah keseluruhan. Contoh:
- dari jauh sudah terlihat batang hidungnya.
- dia telah menjual sejengkal tanahnya untuk menyambung hidupnya
2. Totem Proparto, yaitu majas yang menyebutkan keseluruhan, tetapi
yang dimaksud adalah sebagian. Contoh:
o Indonesia menang dalam pertandingan bulu tangkis di Korea
o Kampungku berpartisipasi dalam lomba voli tingkat kecamatan.
c. Alusia
Adalah majas yang menunjuk secara tidak langsung pada suatu
tokoh atau peristiwa yang sudah diketahui bersama. Contoh:
- Orang-orang ingin kembali memandangnya
(dari Pahlawan Tak Dikenal, karya Toto Sudarto Bachtiar)
d. Ellipsis
Adalah majas yang di dalamnya terdapat penghilangan kata atau
bagian kalimat. Contoh:
- Kuraba mitlaliur Jepang dari baju hitam
(dari Buku Tamu Musium Perjuangan, karya Taufiq Ismail).
4. Majas Perulangan
9
Majas perulangan meliputi: aliterasi, antana klasis, repetisi, paralesisme,
dan kiasmus.
a. Aliterasi
Adalah majas yang memanfaatkan kata-kata yang permulaannya
sama bunyinya. Contoh:
Dengarkanlah dendang durjana Lelaki tua putra Madura
(dari lagu Nelayan Selat Madura, karya Djawastin Hasugian)
b. Antana Klasis
Adalah majas yang mengandung ulangan kata yang sama dengan
makna yang berbeda. Contoh:
o Pintu-pintu awan, nadi-nadi cahaya dan kegelapan, rimba sepi
kejadian (dari MIMPI, karya Abdul Hadi WM)
c. Repetisi
Adalah majas perulangan kata sebagai penegasan yang diruntut
dalam baris yang sama. Contoh:
o Dalam kesunyain malam waktu, tidak berpandang, tidak
berkawan. (dari Dibawa Gelombang, karya Sanusi Pane)
d. Paralerisme
Adalah majas perulangan kata yang disusun dalam baris yang
berbeda. Contoh:
Sunyi itu duka
Sunyi itu kudus
Sunyi itu lupa
Sunyi itu lapas
e. Kiasmus
Adalah majas yang berisi perulangan dan sekaligus merupakan
inversi. Contoh:
Karena malam bukan siangnya gelombang dan siang bukan malamnya
siang (dari Orang Perahu, karya Sutan Iwan Soekri Munaf)
11
2. Majas Metafora
Di samping majas personifikasi, kita mengenal majas metafora. Untuk
memperjelas dan memperkuat satu pernyataan, pemakai bahasa membuat
perbandingan antara apa yang dimaksud dengan benda atau barang yang lain.
Misalnya: “terjadi perang karya”. ‘Perang’ itu merupakan pertentangan
perlawanan yang sangat kat. Jadi ‘perang karya’ merupakan metafora.
13
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian dalam pembahasan makalah ini dapat disimpulkan
bahwa; Majas adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas
dalam bentuk tulisan atau lisan. Majas merupakan gaya bahasa dalam bentuk
tulisan maupun lisan yang dipakai dalam suatu karangan yang bertujuan untuk
mewakili perasaan dan pikiran dari pengarang.
Di dalam bahasa Indonesia ada makna majas yang terdapat perubahan-
perubahan makna, perubahan-perubahan makna antara lain: widereng, naureng
(penyempitan), ameliorasi, peoratif, dan sinestesis.
Peribahasa adalah kalimat atau kelompok perkataan yang tetap susunannya
dan biasanya mengiaskan suatu maksud tertentu. Dalam peribahasa ada tiga
jenis,yaitu: pepatah, perumpamaan, dan ungkapan. Beberapa peribahasa merupakan
perumpamaan, yaitu membandingkan makna yang sangat jelas karena ia didahului
oleh perkataan seolah-oleh, ibarat, bak, seperti, laksana, macam, bagai, dan
umpamanya.
4.2 Saran
Majas merupakan bahasa yang kias. sebagai mana telah banyak diketahui
penggunanya. Majas merupakan gaya bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan
yang dipakai dalam suatu karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan dan
pikiran dari pengarang. jadi, selain untuk mewakili suatu ungkapan perasaan
selebihnya kita juga perlu mengetahui dan memahami betulapa itu majas dan
makna majas itu sendiri. oleh karena itu majas perlu juga pemahaman-pemahaman.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, Sri. S.S. 2006. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMA/MA. Klaten:
Viva Pakarindo
Parera, J.D. 1998/1999. Pintar Berbahasa Indonesia. Gunung Sahari Raya: PT.
Balai Pustaka
http://titiekindonesia.blogspot.com/2009/04/majas-dan-peribahasa.html
15