Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH BAHASA INDONESIA

“Diksi atau apaenggunaan Kata”

Dosen Pengampu:

Makalah ini Disusun Umtuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa


Indonesia

Disusun oleh:

1. Indah Sari Yusuf


2. Rabiyatul Adawiyah

PENDIDKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2023
KATA PENGANTAR
Assalamualaiku warahmatullahi wabarakatuh
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan
karya ilmiah tentang "Diksi atau Penggunaan kata ".
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini
dan terutama kepada Ibu Dr. Dra. Subaedah, M.Pd,. Si selaku dosen pengamu
mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan tugas.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat
kekurangan, baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam
karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran
dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki karya ilmiah ini.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami oleh siapapun yang
membacanya.

Makassar, 9 November 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 2

C. Tujuan Penulisan ................................................................................... 2

D. Manfaan Penulisan ................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3

A. Hakekat manusia dan sifat keingintahuannya ..................................... 3

1. Pengertian hakekat manusia ............................................................ 3

2. Kelebihan manusia dari penghuni bumi lainnya ............................. 4

3. Ilmu pengetahuan alam bagi manusia ............................................ 4

4. Fungsi ilmu alamiah alam bagi manusia ......................................... 5

B. Sejarah pengetahuan manusia ............................................................. 6

1. Batasan pengertian .......................................................................... 6

2. Perkembangan ilmu pengetahuan manusia ..................................... 7

C. Perkembangan alam pikiran manusia.................................................. 9

1. Perkembangan fisik manusia ......................................................... 10

2. Perkembangan sifat dan pikiran manusia ...................................... 11

BAB III PENUTUP ..................................................................................... 15

A. Kesimpulan ....................................................................................... 15

B. Saran.................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa terdiri atas beberapa tataran gramatikal antara lain kata,
frase, klausa, dan kalimat. Kata merupakan tataran terendah & kalimat
merupakan tataran tertinggi. Ketika Anda menulis, kata merupakan
kunci utama dalam upaya membentuk tulisan. Oleh karena itu, sejumlah
kata dalam Bahasa Indonesia harus dipahami dengan baik, agar ide dan
pesan seseorang dapat mudah dimengerti.
Agar tercipta suatu komunikasi yang efektif dan efisien, pemahaman
yang baik ihwal penggunaan diksi atau pemilihan kata dirasakan sangat
penting, bahkan mungkin vital,
terutama untuk menghindari kesalapahaman dalam berkomunikasi.
Pemilihan kata yang tepat merupakan sarana pendukung dan penentu
keberhasilan dalam berkomunikasi. Pilihan kata atau diksi bukan hanya
soal pilih-memilih kata, melainkan lebih mencakup bagaimana efek kata
tersebut terhadap makna dan informasi yang ingin disampaikan. Pemilihan
kata tidak hanya digunakan dalam berkomunikasi namun juga digunakan
dalam bahasa tulis (jurnalistik). Dalam bahasa tulis pilihan kata (diksi)
mempengaruhi pembaca mengerti atau tidak dengan kata-kata yang kita
pilih.
Dalam makalah ini, penulis berusaha menjelaskan mengenai diksi yang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam segi makna dan relasi,
gaya bahasa, ungkapan, kata kajian, kata popular, kata sapaan dan kata
serapan.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud diksi?
2. Apa fungsi diksi?
3. Apa saja syarat pilihan kata dalam diksi?
4. Bagaimana pembentukan kata dalam diksi?
C. Tujuan Penulisan
1. Supaya pembaca mengetahui pengertian diksi
2. Supaya pembaca mengetahui fungsi diksi
3. Supaya pembaca mengetahui syarat pilihan kata dalam diksi
4. Supaya pembaca mengetahui pembentukan kata dalam diksi
D. Manfaat Penulisan
1. Pengertian diksi
2. Fungsi diksi
3. Syarat pilihan kata dalam diksi
4. Pembentukan kata dalam diksi

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Diksi
Diksi ialah pilihan kata. Maksudnya, kita memilih kata yang
tepat dan selaras untuk menyatakan atau mengungkapkan gagasan
sehingga memperoleh efek tertentu. Pilihan kata merupakan satu
unsur sangat penting, baik dalam dunia karang-mengarang maupun
dalam dunia tutur setiap hari. Ada beberapa pengertian diksi di
antaranya adalah membuat pembaca atau pendengar mengerti secara
benar dan tidak salah paham terhadap apa yang disampaikan oleh
pembicara atau penulis, untuk mencapai target komunikasi yang
efektif, melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal,
membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi,
tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.
Diksi, dalam arti pertama, merujuk pada pemilihan kata dan
gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara. Arti kedua, arti “diksi”
yang lebih umum digambarkan dengan kata – seni berbicara jelas
sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga
kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini
membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata
dan gaya. Harimurti (1984) dalam kamus linguistic, menyatakan
bahwa diksi adalah pilhan kata dan kejelasan lafal untuk memperoleh
efek tertentu dalam berbicara di dalam karang mengarang.
1. Pengertian Diksi Menurut Para Ahli

a) Gorys Geraf berpendapat bahwa diksi terbagi menjadi dua


yaitu pilihan kata atau tentang pengertian kata yang
digunakan untuk menyampaikan suatu gagasan,
pengungkapan yang tepat serta gaya penyampaian yang lebih
baik dan sesuai dengan situasi.Kedua, Keraf mendefinisikan
diksi sebagai sebuah kemampuan untuk

3
b) Susilo Mansurudin Menurut Susilo Mansurudin
pemakaian atau pemilihan diksi yang benar, tepat serta
cermat dapat membantu penulis dalam memberi nilai pada
suatu kata.
c) Widyamartaya mendefinisikan diksi sebagai
kemampuan seseorang untuk membedakan suatu nuansa
makna dengan tepat sesuai dengan gagasan yang
disampaikan.
d) Enre Tidak begitu berbeda dari pendapat ahli lainnya,
Enre mendefinisikan diksi sebagai penggunaan kata yang
sesuai untuk mewakili pikiran serta perawatan yang ingin
disampaikan dalam pola-pola kalimat tertentu.
B. Fungsi Diksi
Ilmu Fungsi Pilihan kata atau Diksi adalah Untuk memperoleh
keindahan guna menambah daya ekspresivitas. Maka sebuah kata
akan lebih jelas, jika pilihan kata tersebut tepat dan sesuai. Ketepatan
pilihan kata bertujuan agar tidak menimbulkan interpretasi yang
berlainan antara penulis atau pembicara dengan pembaca atau
pendengar, sedangkan kesesuaian kata bertujuan agar tidak merusak
suasana. Selain itu berfungsi untuk menghaluskan kata dan kalimat
agar terasa lebih indah. Dan juga dengan adanya diksi oleh pengarang
berfungsi untuk mendukung jalan cerita agar lebih runtut
mendeskripsikan tokoh, lebih jelas mendeskripsikan latar waktu, latar
tempat, dan latar sosial dalam cerita tersebut.
a) Membantu pembaca dalam memahami pesan dari suatu karya
sastra. Pemilihan diksi yang tepat dan baik dalam sebuah
penulisan karya sastra dapat membuat pembaca lebih mudah
memahami pesan yang ingin disampaikan oleh penulis melalui
tulisannya.
b) Komunikasi yang efektif. Pemilihan diksi dalam penulisan karya
sastra dapat membantu membuat komunikasi menjadi lebih
efektif. Pemahaman yang baik mengenai penggunaan maupun

4
pemilihan diksi sangat penting agar tercipta suatu komunikasi
yang efisien serta efektif.
c) Sebagai bentuk ekspresi. Sesuai dengan pengertiannya, diksi
berfungsi sebagai bentuk ekspresi yang hadir dalam gagasan
penulis yang dapat dituangkan dalam tulisan maupun lisan.
d) Hiburan. Pemilihan diksi yang tepat dapat berfungsi sebagai
hiburan bagi pembaca. Hal ini berkaitan dengan setiap pesan serta
ekspresi yang dituangkan dalam sebuah karya sastra.
C. Syarat Pilihan Kata Dalam Diksi
Ada dua persyaratan yang harus dipenuhi dalam memilih kata-
kata, yaitu persyaratan ketetapan dan kesesuaian. Tepat, artinya kata-
kata yang dipilih itu dapat mengungkapkan dengan tepat apa yang
ingin diungkapkan. Di samping itu, ungkapan itu juga harus dipahami
pembaca dengan tepat, artinya tafsiran pembaca sama dengan apa
yang dimaksud dengan penulis. Untuk memenuhi persyaratan
ketetapan dan kesesuaian dalam pemilihan kata, perlu diperhatikan :
a. Kaidah kelompok kata/ frase
b. Kaidah makna kata

c. Kaidah lingkungan sosial

d. Kaidah karang-mengarang
Hal ini di jelaskan satu persatu, sebagai berikut :
a. Pilihan kata sesuai dengan kaidah kelompok kata /frase
Pilihan kata/ diksi yang sesuai dengan kaidah kelompok kata/frase,
seharusnya pilihan kata/diksi yang tepat,seksama, lazim,dan benar.
Tepat
Contohnya :
Makna kata lihat dengan kata pandang biasanya bersinonim, tetapi
kelompok kata pandangan mata tidak dapat digantikan dengan lihatan
mata.
Seksama
Contohnya :

5
Kata besar, agung, akbar, raya, dan tinggi termasuk kata-kata yang
bersinonim. Kita biasanya mengatakan hari raya serta hari besar,
tetapi kita tidak pernah mengatakan hari agung, hari
akbar ataupun hari tinggi. Begitu pula dengan kata jaksa agung tidak
dapat digantikan dengan jaksa besar ataupun jaksa raya, atau
pun jaksa tinggi karena kata tersebut tidak seksama.
Lazim
Lazim adalah kata itu sudah menjadi milik bahasa Indonesia. Kata
yang tidak lazim dalam bahasa Indonesia apabila dipergunakan
sangatlah akan membingungkan pengertian saja.
Contohnya :
Kata makan dan santap bersinonim. Akan tetapi tidak dapat
mengatakan Anjing bersantap sebagai sinonim anjing
makan. Kemudian kata santapan rohani tidak dapat pula digantikan
dengan makanan rohani. Kedua kata ini mungkin tepat
pengelompokannya, tetapi tidak seksama serta tidak lazim dari sudut
makna dan pemakaian-nya.
b. Pilihan kata sesuai dengan kaidah makna kata.
Jenis Makna
Berdasarkan bentuk maknanya, makna dibedakan atas dua macam
yaitu:
1. Makna Leksikal adalah makna kamus atau makna yang terdapat
di dalam kamus. Makna ini dimiliki oleh kata dasar. Contoh :
makan, tidur, ibu, adik, buku
2. Makna Gramatikal adalah makna yang dimiliki kata setelah
mengalami proses gramatikal, seperti proses afiksasi
(pengimbuhan), reduplikasi (pengulangan), dan komposisi
(pemajemukan).
Contoh :
- Proses afiksasi awalan me- pada kata dasar kotor ;
Adik mengotori lantai itu.

6
- Proses reduplikasi pada kata kacang ; Kacang-
kacangan merupakan salah satu sumber protein nabati.
- Proses komposisi pada kata rumah sakit bersalin ; Ia bekerja di
rumah sakit bersalin
Berdasarkan sifatnya, makna dibedakan atas dua macam:
1. Makna Denotasi adalah makna kata yang sesuai dengan hasil
observasi panca indra dan tidak menimbulkan penafsiran lain.
Makna denotasi disebut juga sebagai makna sebenarnya.
Contoh :
- Kepala : organ tubuh yang letaknya paling atas
- Besi : logam yang sangat keras
2. Makna konotasi adalah makna kata yang tidak sesuai dengan
hasil observasi pancaindra dan menimbulkan penafsiran lain.
Makna konotasi disebut juga sebagai makna kias atau makna
kontekstual.
Contoh :
- Ibu kota : pusat pemerintahan
- Ibu jari : jari yang paling besar atau jempol
- Jamban : kamar kecil
Berdasarkan wujudnya, makna dibedakan atas :
1. Makna referensial adalah makna kata yang mempunyai rujukan
yang konkret.
Contoh :
- meja, baju, membaca, menulis
2. Makna inferensial adalah makna kata yang tidak mempunyai
rujukan yang konkret.
Contoh :
- baik, indah, sedih, gembira
Berdasarkan nilai rasanya, perubahan makna dibedakan atas :
1. Ameliorasi adalah perubahan makna ke tingkat yang lebih tinggi.
Artinya barudirasakan lebih baik dari arti sebelumnya.
Contoh:

7
▪ Kata wanita dirasakan lebih baik nilainya
daripada perempuan
▪ Kata istri atau nyonya dirasakan lebih baik daripada kata bini.
2. Peyorasi adalah perubahan makna ke tingkat yang lebih rendah.
Arti baru dirasakan lebih rendh nilainya dari arti sebelumnya.
Contoh:
- Kata perempuan sekarang dirasakan lebih rendah artinya
- Kata bini sekarang dirasakan kasar
Pergeseran Makna
Pergeseran makna dibedakan atas 2 macam:
1. Asosiasi adalah pergeseran makna yang terjadi karena
adanya persamaan sifat.
Contoh:
- Tasya menyikat giginya sampai bersih
- Pencuri itu menyikat habis barang-barang berhatga
dirumah itu
2. Sinestesia adalah perubahan makna akibat adanya pertukaran
tanggapan antara dua indra yang berbeda.
Contoh:
- Sayur itu rasanya pedas sekali
- Kata-katanya sangat pedas didengar.
Relasi Makna
1. Homonim adalah dua buah kata yang mempunyai
persamaan tulisan dan pengucapan.
Contoh :
- Bisa berarti ;
o Dapat, sanggup
o racun
- Buku berarti ;
o Kitab
o antara ruas dengan ruas

8
2. Homograf adalah dua buah kata atau lebih yang
mempunyai persamaan tulisan tetapi berlainan
pengucapan dan arti.
Contoh:
- Teras(inti) dengan teras(halaman rumah)
- Sedan(isak) dengan sedan(sejenis mobil)
- Tahu(paham) dengan tahu(sejenis makanan)
3. Homofon adalah dua buah kata atau lebih yang
mempunyai persamaan pengucapan tetapi berlainan
tulisan dan arti
Contoh:
- Bang dengan bank
- Masa dengan massa
4. Sinonim adalah dua buah kata yang berbeda tulisan dan
pengucapanya tetapi mempunyai arti yang sama.
Contoh:
- Pintar dengan pandai
- Bunga dengan kembang
Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau
kemiripan. Oleh sebab itu, di dalam sebuah karang mengarang
sebaiknya dipergunakan sinomin kata supaya ada variasinya
dan ada pergantiannya yang membuat lukisan di dalam
karangan itu menjadi hidup. Sinonim dapat terjadi disebabkan
oleh hal-hal berikut ini :
Pengaruh bahasa daerah
Contoh :
- Kata harimau yang diberi sinonim dengan macan .
- Kata auditorium bersinonim dengan kata pendopo.
- Kata rindu bersinonim dengan kata kangen
Perbedaan dialek regional
Contoh :
- Handuk bersinonim tuala ,

9
- selop bersinonim seliper
Pengaruh bahasa asing
Contoh :
- kolosal bersinonim besar,
- aula bersinonim ruangan,
- realita bersinonim kenyataan .
Perbedaan dialek sosial
Contohnya :
- suami bersinonim laki,
- istri bersinonim bini,
- mati bersinonim wafat.
Perbedaan ragam bahasa
Contohnya :
- membuat bersinonim menggubah,
- assisten bersinonim pembantu,
- tengah bersinonim madya.
Perbedaan dialek temporal
Contohnya :
- hulubalang bersinonim komandan,
- kempa bersinonim stempel,
- peri bersinonim hantu .
5. Antonim adalah kata-kata yang berlawanan artinya.
Conto:
- Tua- muda
- Besar – kecil
- Luas – sempit
6. Polisemi berasal adalah kata poly dan sema, yang masing-masing
berarti’banyak’ dan ‘tanda’. Jadi polisemi berarti suatu kata yang
memiliki banyak makna.
Contoh:

10
- Kata kepala yang mempunyai arti bahagian atas tubuh manusia
tetapi dapat juga berarti orang yang menjadi pimpinan pada sebuah
kantor dan sebagainya.
- Kata kaki yang dipergunakan untuk menahan tubuh
manusia tetapi dapat juga kaki meja yang menahan meja.

D. Pembentukan Kata Dalam Diksi


Ada dua cara pembentukan kata, yaitu dari dalam dan dari luar
bahasa Indonesia. Dari dalam bahasa Indonesia terbentuk kosakata
baru dengan dasar kata yang sudah ada, sedangkan dari luar terbentuk
kata baru melalui unsur serapan.
1. Kesalahan Pembentukan dan Pemilihan Kata
Pada bagian berikut akan diperlihatkan kesalahan pembentukan
kata, yang sering kita temukan, baik dalam bahasa lisan maupun
bahasa tulis misalnya:.
Penanggalan awalan meng-
Penanggalan awalan ber-
Peluluhan bunyi /c/
Penyengauan kata dasar
Bunyi /s/, /k/, /p/, dan /t/ yang tidak luluh
Awalan ke- yang keliru pemakaian akhiran –ir
Padanan yang tidak serasi
Pemakaian kata depan di, ke, dari, bagi, pada,, daripada dan
terhadap. Penggunaan kesimpulan, keputusan, penalaran, dan
pemukiman
Penggunaan kata yang hemat
Analogi
Bentuk jamak dalam bahasa indonesia.
2. Definisi
Definisi adalah suatu pernyataan yang menerangkan pengertian suatu
hal atau konsep istilah tertentu.Dalam membuat definisi hal yang
perlu di perhatikan adalah tidak boleh mengulang kata atau istilah
yang kita definisikan.
Contoh definisi :
Majas personifikasi adalah kiasan yang menggambarkan binatang,
tumbuhan, dan benda-benda mati seakan hidup selayaknya manusia,

11
seolah punya maksud, sifat, perasaan dan kegiatan seperti manusia.
Definisi terdiri dari :
1. Definisi nominalis
Definisi nominalis adalah menjelaskan sebuah kata dengan kata
lain yang lebih umum di mengerti. Umumnya di gunakan pada
permulaan suatu pembicaraan atau diskusi.
Definisi nominalis ada enam macam, yaitu definisi sinonim,
definisi simbolik, definisi etimologik, definisi semantik, definisi
stipulatif, dan definisi denotatif.
2. Definisi realis
Definisi realis adalah penjelasan tentang isi yang terkandung
dalam sebuah istilah, bukan hanya menjelaskan tentang istilah.
Definisi realis ada tiga macam, yaitu :
- Definisi esensial, yaitu penjelasan dengan cara menguraikan
perbedaan antara penjelasan dengan cara menunjukkan
bagian-bagian suatu benda (definisi analitik) dengan
penjelasan dengan cara menunjukkan isi dari suatu term yang
terdiri atas genus dan diferensia (definisi konotatif).
- Definisi diskriptif yaitu penjelasan dengan cara menunjukkan
sifat-sifat khusus yang menyertai hal tersebut dengan
penjelasan dengan cara menyatakan bagaimana sesuatu hal
terjadi.
3. Definisi praktis
Definisi praktis adalah penjelasan tentang sesuatu hal yang di
jelaskan dari segi kegunaan atau tujuan. Definisi praktis
dibedakan atas tiga macam yaitu:
- Definisi operasional, yaitu penjelasan dengan cara
menegaskan langkah-langkah pengujian serta menunjukkan
bagaimana hasil yang dapat di amati.
- Definisi fungsional, yaitu penjelasan sesuatu hal dengan cara
menunjukkan kegunaan dan tujuannya.

12
- Definisi persuasif, yaitu penjelasan dengan cara merumuskan
suatu pernyataan yang dapat mempengaruhi orang lain,
bersifat membujuk orang lain.
3. Kata Serapan
Kata serapan adalah kata yang di adopsi dari bahasa asing
yang sudah sesuai dengan EYD.Kata serapan merupakan bagian
perkembangan bahasa Indonesia.Bahasa Indonesia telah banyak
menyerap terutama dalam unsur kosa kata. Bahasa asing yang masuk
dan memberi pengaruh terhadap kosa kata bahasa Indonesia antara
lain dari bahasa Sansekerta, bahasa Belanda, bahasa Arab, bahasa
Inggris dan ada juga dari bahasa Tionghoa. Analogi dan Anomali kata
serapan dalam bahasa Indonesia. Penyerapan kata ke dalam bahasa
Indonesia terdapat 2 unsur, yaitu:
- Keteraturan bahasa (analogi) : dikatakan analogi apabila kata
tersebut memiliki bunyi yang sesuai antara ejaan dengan
pelafalannya.
- Penyimpangan atau ketidakteraturan bahasa (anomali) : dikatakan
anomali apabila
4. Analogi
Karena analogi adalah keteraturan bahasa, tentu saja lebih
banyak berkaitan dengan kaidah-kaidah bahasa, bisa dalam bentuk
sistem fonologi, sistem ejaan atau struktur bahasa. Ada beberapa
contoh kata yang sudah sesuai dengan sistem fonologi, baik melalui
proses penyesuaian ataupun tidak, misalnya :Menurut taraf
integrasinya unsur pinjaman ke dalam bahasa asing dapat dibagi dua
golongan. Pertama unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap
ke dalam bahasa Indonesia. Unsur seperti ini di pakai dalam konteks
bahasa Indonesia, tetapi penulisan dan pengucapannya masih
mengikuti cara asing. Kedua unsur pinjaman yang pengucapan dan
tulisannya telah di sesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.

13
5. Anomali
Indonesia Aslinya
bank bank (Inggris)
Intern intern (Inggris)
qur’an qur’an (Arab)
jum’at jum’at (Arab)
Kata-kata di atas merupakan beberapa contoh kata serapan
dengan unsur anomali. Bila kita amati, maka akan dapat di simpulkan
bahwa lafal yang kita keluarkan dari mulut dengan ejaan yang tertera,
tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Hal yang tidak sesuai
adalah : bank=(nk), jum’at=(’).
Kata-kata asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia
secara utuh tanpa mengalami perubahan penulisan memiliki
kemungkinan untuk di baca bagaimana aslinya, sehingga timbul
anomali dalam fonologi. Contoh :
Indonesia Aslinya
Expose Expose
Export Export
exodus Exodus
Kata kadang-kadang tidak hanya terdiri dari satu morfem, ada
juga yang terdiri dari dua morfem atau lebih.Sehingga penyerapannya
dilakukan secara utuh.Misalnya :
Indonesia Aslinya
Federalisme federalism (Inggris)
Bilingual bilingual (Inggris)
Dedikasi dedication (Inggris)
Edukasi education (Inggris)

14
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Kreativitas dalam memilih kata merupakan kunci utama
pengarang dalam menulis gagasan atau ungkapan. Penguasaan dalam
pengolahan kata juga merupakan kunci utama dalam menghasilkan
tulisan yang indah, dapat dibaca serta ide yang ingin disampaikan
penulis dapat dipahami dengan baik.
Kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan
dengan tepat apa yang ingin disampaikannya baik secara lisan
maupun dengan tulisan. Pemilihan kata juga harus sesuai dengan
situasi kondisi dan tempat penggunaan kata–kata itu. Pembentukan
kata atau istilah adalah kata yang mengungkapkan makna konsep,
proses, keadaan atau sifat yang khas dalam bidang tertentu.
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa diksi mempunyai persamaan yaitu sama-sama penulis ingin
menyampaikan sesuatu di hasil karya tulisannya dengan maksud agar
pembaca dapat memahami maksud dan tujuan penulis.

B. Saran
Penulis mendapatkan pengalaman yang sangat berharga dalam
pembuatan makalah ini mengenai pengetahuan diksi (pilihan
kata).Penulis menyarankan kepada semua pembaca untuk
mempelajari pengolahan kata dalam membuat kalimat. Dengan
mempelajari diksi diharapkan mahasiswa dan mahasiswi memiliki
ketetapan dalam menyampaikan dan menyusun suatu gagasan agar
yang disampaikan mudah dipahami dengan baik.

15
DAFTAR PUSTAKA
https://www.studocu.com/id/u/22922209?sid=01699505645
https://www.academia.edu/22941448
https://www.gramedia.com/literasi

16

Anda mungkin juga menyukai