Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“PEMILIHAN KATA (DIKSI) DALAM BAHASA INDONESIA”


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu: Dr. Elvi Susanti, M.Pd.

Disusun oleh:
Kelas 3C
Adam Aulia Akbar D 11210600000001
Abdi Mubarak 11210600000040
Aidil Fitra Mustafa 11210600000122
Rizki Saeful 11210600000134

FAKULTAS DIRASAT ISLAMIYAH


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
Tahun Ajaran 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. karena atas limpahan dan karunia-Nya,
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pemilihan Kata (Diksi) Dalam Bahasa
Indonesia” dengan tepat waktu. Kami juga mengucapkan terima kasih banyak kepada Ibu Dr.
Elvi Susanti, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah
memberikan bimbingan dan arahan kepada kami, sehingga kami dapat mempelajari dan
memahami lebih dalam tentang bahasa Indonesia.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun dari para pembaca sangat kami harapkan untuk menjadi
pelajari bagi kami dalam menuliskan makalah pada masa yang akan datang. Semoga karya tulis
ini dapat memberikan pemahaman yang baik dan bermanfaat bagi banyak orang.

2
DAFTAR ISI

JUDUL.......................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................5
C. Tujuan.....................................................................................................................5
D. Manfaat...................................................................................................................5
E. Batasan Masalah....................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................6
A. Pengertian Diksi atau Pilihan Kata......................................................................6
B. Fungsi Diksi............................................................................................................7
C. Ciri-Ciri Diksi.........................................................................................................8
D. Macam-Macam Hubungan Makna......................................................................8
BAB III PENUTUP................................................................................................................15
A. Kesimpuulan.........................................................................................................15
B. Kritik.....................................................................................................................15
C. Saran......................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................16

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa merupakan kemampuan yang dimiliki manusia untuk berkomunikasi
dengan manusia lainnya. Bahasa terbentuk dari beberapa tataran gramatikal, yaitu dari
tataran terendah sampai tertinggi, yaitu kata, frase, klausa, kalimat. Agar tercapainya
tujuan bahasa yang merupakan untuk berkomunikasi, tentunya kita diharuskan
menggunakan kata - kata dalam bahasa Indonesia yang bisa dipahami dengan baik,
supaya ide dan pesan seseorang dapat dimengerti dengan baik. Seiring berjalannya waktu
banyak orang yang melupakan maupun tidak mengetahui betapa pentingnya penggunaan
bahasa
Memang harus diakui, kecenderungan orang semakin mengesampingkan
pentingnya penggunaan bahasa, terutama dalam tata cara pemilihan kata atau diksi.
Agar tercipta suatu komunikasi yang efektif dan efisien, pemahaman penggunaan diksi
atau pemilihan kata dirasakan sangat penting, bahkan mungkin vital, terutama untuk
menghindari kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Dengan demikian, kata-kata yang
digunakan untuk berkomunikasi harus dipahami dalam konteks alinea dan wacana. Kata
sebagai unsur bahasa, tidak dapat dipergunakan dengan sewenang-wenang. Akan tetapi,
kata-kata tersebut harus digunakan dengan mengikuti kaidah-kaidah yang benar.
Indonesia memiliki bermacam-macam suku bangsa dan bahasa. Hal itu juga
disertai dengan bermacam-macam suku bangsa yang memiliki banyak bahasa yang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa yang digunakan juga memiliki karakter
berbeda-beda sehingga penggunaan bahasa tersebut berfungsi sebagai sarana komunikasi
dan identitas suatu masyarakat tersebut.
Pemilihan kata yang tepat merupakan sarana pendukung dan penentu keberhasilan
dalam berkomunikasi. Pilihan kata atau diksi bukan hanya soal pilih-memilih kata,
melainkan lebih mencakup bagaimana efek kata tersebut terhadap makna dan informasi
yang ingin disampaikan. Pemilihan kata tidak hanya digunakan dalam berkomunikasi

4
namun juga digunakan dalam bahasa tulis (jurnalistik). Dalam bahasa tulis pilihan kata
(diksi) mempengaruhi pembaca mengerti atau tidak dengan kata-kata yang kita pilih.
Dalam makalah ini, penulis berusaha menjelaskan mengenai diksi yang digunakan
dalam kehidupan sehari-hari baik dalam segi makna dan relasi, gaya bahasa, ungkapan,
kata kajian, kata populer, kata sapaan dan kata serapan. Hal ini bertujuan untuk
meminimalisir penyalahgunaan dan kesalahpahaman dalam berkomunikasi.

B. Perumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan diksi?
2. Apa fungsi dari penggunaan diksi yang tepat dalam berbahasa?
3. Apa saja hubungan makna yang ada dalam Bahasa Indonesia?

C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami diksi dengan baik.
2. Mengetahui fungsi dari penggunaan diksi yang tepat dalam berbahasa.
3. Mengetahui berbagai hubungan makna yang ada dalam Bahasa Indonesia.

D. Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui penggunaan diksi yang baik dalam mengolah kata.
2. Mahasiswa memahami dan menguasai penggunaan diksi yang baik.
3. Mahasiswa dapat menerapkan penggunaan diksi yang baik dalam berbahasa se-
hingga dapat menyusun sebuah kalimat yang jelas, efektif dan mudah dimengerti.
E. Batasan Masalah
Makalah ini menjelaskan mengenai pengertian, fungsi, dan ciri-ciri diksi, serta
macam-macam hubungan kata yang ada dalam Bahasa Indonesia.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Diksi atau Pilihan kata


Diksi adalah pilihan kata pengarang untuk menggambarkan sebuah cerita. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), diksi diartikan dengan pilihan kata yang tepat
dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh
efek tertentu (seperti yang diharapkan). Diksi bukan hanya pilih-memilih kata yang
digunakan untuk menyatakan gagasan atau menceritakan peristiwa, tetapi juga meliputi
persoalan gaya bahasa, ungkapan-ungkapan dan sebagainya.
Agar dapat menghasilkan susunan kata yang menarik dengan diksi yang tepat,
penggunaan diksi harus memenuhi beberapa syarat diantaranya:
1. Seorang pengarang harus mempunyai kemampuan untuk membedakan secara
tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan
kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa
bagi pembacanya.
2. Menguasai berbagai macam kosakata dan hubungan makna serta mampu meman-
faatkan kata-kata tersebut menjadi sebuah kalimat yang jelas, efektif dan mudah
dimengerti.
3. Kata yang dipilih sesuai dengan kondisi dan konteks kalimat.
Gorys Keraf menambahkan secara detail tentang syarat-syarat ketepatan dalam
penggunaan diksi, diantaranya:
1. Penggunaan kata konotasi dan denotasi secara cermat
2. Penggunaan kata sinonim atau hampir sama maknanya secara cermat
3. Dapat membedakan kata-kata yang memiliki ejaan yang mirip.
4. Penggunaan kata kerja pada kata depan harus secara idiomatis.
5. Harus dapat membedakan kata khusus dan umum dalam tulisan atau pidato agar
ketepatan diksi terjamin
6. Memperhatikan pemilihan kata yang tepat secara berkelanjutan dalam suatu
tulisan ataupun pidato.

6
Berikut adalah contoh pemilihan kata yang tepat dalam sebuah paragraf:
1. Hari ini Aku pergi ke pantai bersama dengan teman-temanku. Udara di sana san-
gat sejuk. Kami bermain bola air sampai tak terasa hari sudah sore. Kami pun pu-
lang tak lama kemudian.
2. Liburan kali ini, Aku dan teman-teman berencana untuk pergi ke pantai. Kami
sangat senang ketika hari itu tiba. Begitu sampai di sana kami sudah disambut
oleh semilir angin yang tak henti-hentinya bertiup. Ombak yang berkejar-kejaran
juga seolah tak mau kalah untuk menyambut kedatangan kami. Kami meng-
habiskan waktu sepanjang hari disana, kami pulang dengan hati senang.
Kedua paragraf diatas memiliki makna yang sama. Namun, dapat dirasakan bahwa
paragraf kedua lebih nyaman dibaca, lebih indah dan tidak membosankan karena diksi
yang digunakan lebih tepat.

B. Fungsi Diksi
Diksi berfungsi sebagai sarana untuk mengaktifkan kegiatan berbahasa
(komunikasi) yang dilakukan seseorang dalam menyampaikan maksud serta gagasannya
kepada orang lain. Selain itu, diksi juga berperan dalam membentuk gaya ekspresi
gagasan yang tepat baik resmi maupun tidak resmi sehingga menyenangkan pendengar
atau pembaca tanpa adanya salah penafsiran.
Banyak sekali fungsi dari penggunaan kata yang tepat dalam berbahasa,
diantaranya:
1. Menghindari terjadinya kesalahfahaman yang dialami oleh pendengar atau pem-
baca dalam menyimak apa yang disampaikan oleh penulis atau pembicara
2. Komunikasi bisa berlangsung dengan lebih efektif
3. Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal
4. Menciptakan nuansa ekspresi yang tepat sesuai dengan kondisi yang ada
5. Kalimat yang disampaikan menjadi jelas dan efektif sehingga sesuai dengan
gagasan utama
6. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengekspresikan suatu gagasan
dalam sebuah situasi

7
7. Kalimat yang disampaikan lebih mudah diterima dan difahami oleh masyarakat.1

C. Ciri-Ciri Diksi
Pilihan kata dalam Bahasa Indonesia dapat berasal dari kosakata bahasa Indonesia
asli, penyerapan kosakata bahasa daerah, dan penyerapan kosakata bahasa asing yang
sesuai dengan standar. Menurut Indradi dalam buku Bahasa Indonesia Akademik, diksi
dalam bahasa Indonesia memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Ketepatan
2. Keserasian atau kesesuaian
3. Kelaziman.
Artinya kosakata tersebut tidak cukup hanya memenuhi prinsip baku sesuai dengan
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tetapi juga harus ilmiah.

D. Macam-Macam Hubungan Makna2


Mengetahui hubungan makna sangat penting untuk menciptakan diksi yang
berkuaitas. Dalam Bahasa Indonesia sendiri terdapat banyak hubungan makna yang harus
difahami, antara lain:
1. Sinonim
Merupakan kata-kata yang memiliki makna hampir sama. Sinonim sebagai
ungkapan yang maknanya kurang lebih sama dengan makna ungkapan lain.
Contoh: Buruk bersinonim dengan jelek.
Mati bersinonim dengan wafat, meninggal, mati.
2. Antonim
Merupakan ungkapan yang maknanya dianggap kebalikan dari
makna/ungkapan lain.
Contoh: Kata bagus berantonim dengan kata buruk.

1
Ahmad Bahtiar M.Hum., Dr. Nuryani, dan Syihaabul Huda, M.Pd., Khazanah Bahasa;
Memaknai Bahasa Indonesia dengan Baik dan Benar, (Bogor: In Media, 2019), h. 68.
2
Ibid., h. 68-73.

8
Kata besar berantonim dengan kata kecil.
3. Polisemi
Adalah sebagai satuan bahasa (terutama kata atau frasa) yang memiliki
makna lebih dari satu. Misalnya kata kepala bermakna bagian tubuh dari leher ke
atas yang dimiliki oleh manusia dan hewan. Begitu pula bagian dari suatu yang
terletak di sebelah atas atau depan, seperti kepala susu, kepala meja, dan kepala
kereta api, dan bagian dari suatu yang berbentuk bulat seperti kepala, kepala paku
dan kepala jarum, juga disebut dengan istilah kepala.
4. Hiponim
Adalah suatu kata yang maknanya telah tercakup oleh kata yang lain, se-
bagai ungkapan yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna suatu
ungkapan. Misalnya kata tongkol adalah hiponim terhadap kata ikan, sebab
makna tongkol termasuk makna ikan.
5. Hipernim
Merupakan suatu kata yang mencakup makna kata lain. Contohnya seperti
kata hewan yang meliputi burung, reptil, ikan, amfibi. Hewan merupakan
hipernim dan jenis dari hewan merupakan
6. Homonim
Merupakan kata-kata yang memiliki kesamaan ejaan dan bunyi tetapi
berbeda arti. Contohnya adalah persamaan ejaan antara kali (x) dengan kali (sun-
gai)
7. Homofon
Merupakan kata-kata yang memiliki bunyi sama tetapi ejaan dan artinya
berbeda. Contohnya pada kalimat Bang Ahmad berjualan di depan Bank DKI.
Bang Ahmad dan Bank DKI memiliki bunyi yang sama namun berbeda makna
8. Homograf
Merupakan suatu kata yang memiliki ejaan sama, tetapi bunyi dan mak-
nanya berbeda. Contohnya Sedan (kendaraan) dan Sedan (perasaan sedih)
9. Makna Denotatif dan Konotatif

9
Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna
wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu
pengertian yang dikandung sebuah kata secara objektif. Makna denotatif sering
disebut juga makna konseptual. Misalnya kata makan, bermakna memasukkan
makanan ke dalam mulut, dikunyah, dan ditelan. Makna kata makan seperti itu
adalah makna denotatif.
Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai
bagian dari sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan pada
sebuah makna konseptual. Kata makan dalam makna konotatif dapat berarti un-
tung atau pukul.
Makna konotatif tidak tetap, berbeda dari zaman ke zaman. Kata kamar
kecil mengacu kepada kamar yang kecil (denotatif) tetapi kamar kecil berarti juga
jamban (konotatif). Dalam hal ini, kita kadang-kadang lupa apakah makna deno-
tatif atau konotatif yang sedang digunakan.
Makna-makna konotatif sifatnya lebih profesional dan operasional dari-
pada makna denotatif. Makna denotatif makna yang umum. Dengan kata lain,
makna konotatif adalah makna yang dikaitkan dengan suatu kondisi dan situasi
tertentu.
Misalnya:
Rumah = gedung, wisma, graha
Penonton = pemirsa, pemerhati
Dibuat = dirakit, disulap
Sesuai = harmonis
Makna denotatif ialah arti harfiah kebutuhan pemakaian bahasa. Makna
denotatif juga diartikan sebagai makna harfiah suatu kata tanpa ada satu makna
yang menyertainya. Sementara itu, makna konotatif adalah makna kata yang
mempunyai tautan pikiran, peranan, dan lain-lain yang menimbulkan nilai rasa
tertentu. Dengan kata lain, makna denotatif adalah makna yang bersifat umum,
sedangkan makna. konotatif lebih bersifat pribadi dan khusus.
Contoh:

10
Dia memegang bunga mawar. (Denotasi) Dia adalah bunga desa di kampungnya.
(Konotasi)
10. Makna Umum dan Makna Khusus
Kata umum adalah kata yang cakupannya lebih luas. Kata khusus adalah
kata yang memiliki cakupan yang lebih sempit atau khusus. Misalnya bunga ter-
masuk kata umum, sedangkan kata khusus dari bunga adalah mawar, melati,
anggrek.
11. Makna Leksikal dan Makna Gramatikal
Makna Leksikal adalah makna yang sesuai dengan hasil observasi alat in-
dera atau makna yang sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan. Contohnya kata
nyamuk, makna leksikalnya adalah binatang yang menyebabkan timbulnya
penyakit.
Makna Gramatikal adalah makna yang berubah-ubah sesuai dengan kon-
teksnya karena telah mengalami proses pengimbuhan, pengulangan, ataupun pe-
majemukan. Untuk dapat memaknainya disesuaikan menurut tata bahasa dan
terikat dengan konteks pemakainya. Contohnya:
Minum; minuman; minum-minum; peminum.
a. Saya minum air putih untuk menghilangkan dahaga.
b. Minuman itu mengandung soda.
c. Sekelompok pemuda diketahui sedang minum-minum di sebuah pos ronda
d. Tetangga saya yang peminum kemarin ditangkap polisi.
12. Makna Peribahasa
Adalah makna yang bersifat memperbandingkan atau mengumpamakan,
maka lazim juga disebut dengan makna perumpamaan.
Contoh: Bagai, bak, laksana, dan umpama lazim digunakan dalam peribahasa.
13. Makna Kias dan Lugas
Makna kias adalah kata ataupun kalimat yang tidak mengandung arti yang
sebenarnya. Contohnya adalah raja siang yang bermakna matahari. Sebaliknya,
makna lugas adalah makna yang sebenarnya seperti kata matahari yang menun-
jukkan bintang di tengah Galaksi Bima Sakti

11
14. Kata Konkret dan Kata Abstrak
Kata konkret adalah kata yang dapat diserap oleh panca indra. Misalnya
meja, air, dan suara. Sementara itu, kata abstrak adalah kata yang sulit diserap
oleh panca indra. Misalnya kemerdekaan dan kebebasan.
15. Majas atau Gaya Bahasa
Terkadang dalam pemilihan diksi perlu penggunaan majas sesuai dengan
konteks untuk memberikan ruh yang lebih hidup dalam ungkapan yang akan
disampaikan. Beberapa majas atau gaya Bahasa yang perlu diketahui antara lain:
a. Majas Persamaan atau Simile
Yaitu menyamakan dua hal. Kedua hal itu dapat disela oleh kata
seperti, ibarat, atau bagai. Contohnya dalam kalimat la cantik bagai
bidadari dari surga.
b. Majas Perumpamaan
Hampir sama dengan simile, tetapi persamaan tidak mempunyai
unsur disamakan. Contohnya adalah Bagai air di daun talas
c. Majas Metafora
Adalah majas yang mengimplisitkan persamaan dan menyatakan
secara langsung dua benda yang sama. Kalau simile mengungkapkan
Gadis itu seperti bunga melati, maka metafora mengungkapkan dengan
cara lain, yaitu Aku bertemu dengan bunga melati kampung kami.
d. Majas Metonimi
Adalah majas yang berorientasi pada bagian kecil suatu benda.
Untuk menyebutkan sesuatu, cukup disebutkan bagian metoniminya saja
agar makna kalimat itu lebih jelas. Contohnya adalah la datang dengan
Corolla. (Tidak harus dengan menyebut mobil Corolla)
e. Majas Personifikasi
Majas ini adalah majas pemanusiaan alam. Alam dianggap
manusia, dapat berbicara, bertindak, dan bergerak. Contohnya seperti
Pensilnya menari dengan indah di atas kertas.
f. Majas Litotes

12
Adalah majas yang merendahkan diri secara berlebih-lebihan.
Misalnya dalam kalimat Engkau menganggap ceritaku hanya angin lalu.
g. Majas Hiperbola
Adalah majas yang melebih-lebihkan sesuatu dengan cara
meninggikan hal-hal yang tidak semestinya. Contohnya harga-harga
sekarang mencekik leher.
h. Klimaks
Gaya bahasa klimaks diturunkan dari kalimat yang bersifat peri-
odik.
i. Antiklimaks
Antiklimaks dihasilkan oleh kalimat yang berstruktur mengendur.
Antiklimaks sebagai gaya bahasa merupakan suatu acuan yang gagasan-
gagasannya diurutkan dari yang terpenting berturut-turut ke gagasan yang
kurang penting. Antiklimaks sering kurang efektif karena gagasan yang
penting ditempatkan pada awal kalimat, sehingga pembaca atau pendengar
tidak lagi memberi perhatian pada bagian-bagian berikutnya dalam
kalimat itu.
j. Antithesis
Adalah sebuah gaya bahasa yang mengandung gagasan-gagasan
yang bertentangan, dengan mempergunakan kata-kata atau kelompok kata
yang berlawanan.
k. Repetisi
Adalah pengulangan bunyi, suku kata, kata atau bagian kalimat
yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks
yang sesuai.
l. Erotesis atau Pertanyaan Retoris
Adalah semacam pertanyaan yang dipergunakan dalam pidato atau
tulisan dengan tujuan untuk mencapai efek yang lebih mendalam dengan
penekanan yang wajar serta sama sekali tidak menghendaki adanya suatu
jawaban.

13
m. Sinekdoke
Adalah suatu istilah yang diturunkan dari kata Yunani
synekdechesth yang berarti menerima bersama-sama. Sinekdoke adalah
semacam bahasa figuratif, yang mempergunakan sebagian dari sesuatu hal
untuk menyatakan keseluruhan (pars pro toto) atau mempergunakan
keseluruhan untuk menyatakan sebagian (totum pro parte).
n. Eufimisme
Adalah ungkapan yang halus untuk menggantikan kata-kata yang
dirasakan menghina ataupun menyinggung perasaan. Contohnya Anak
Anda memang tidak terlalu cepat mengikuti pelajaran seperti anak-anak
lainnya (bodoh).
o. Sarkasme
Yaitu sindiran langsung dan kasar, kata-kata pedas untuk
menyakiti hati orang lain seperti cemoohan atau ejekan kasar.
p. Pleonasme
Disebut pleonasme apabila kata yang berlebihan itu dihilangkan,
artinya tetap utuh. Misalnya Saya telah mendengar hal itu dengan telinga
saya sendiri. Ungkapan di atas adalah pleonasme karena semua kata
tersebut memiliki makna yang sama, walaupun kata-kata dengan telinga
saya sendiri dihilangkan.
Adapun berdasarkan nada yang dihasilkan pilihan kata ini, gaya bahasa
terbagi menjadi tiga macam, yaitu:
a. Gaya bahasa bernada rendah (gaya sederhana) menghasilkan ekspresi pe-
san yang mudah dipahami oleh berbagai lapisan pembaca, misalnya dalam
buku-buku pelajaran, penyajian fakta dan pembuktian.
b. Gaya bahasa bernada menengah, rangkaian kata yang disusun berdasarkan
kaidah sintaksis dengan menimbulkan suasana damai dan kesejukan, mis-
alnya: dalam seminar, kekeluargaan dan kesopanan.
c. Gaya bahasa bernada tinggi mengekspresikan maksud dengan penuh
tenaga, menggunakan pilihan kata yang penuh vitalitas, energi, dan kebe-

14
naran universal. Gaya ini menggunakan kata-kata yang penuh keagungan
dan kemuliaan yang dapat menghanyutkan emosi pembaca dan pendengar-
nya. Gaya ini sering digunakan untuk menggerakkan massa dalam jumlah
yang sangat banyak.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Diksi adalah pemilihan dan pemakaian kata oleh pengarang dengan
mempertimbangkan aspek makna kata yaitu makna denotatif dan makna konotatif sebab
sebuah kata dapat menimbulkan berbagai pengertian.
Fungsi diksi yaitu untuk mencegah kesalapahaman / perbedaan penafsiran dan
membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi)
sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.
Kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa
yang ingin disampaikannya baik secara lisan maupun dengan tulisan. Pemilihan kata
juga harus sesuai dengan situasi kondisi dan tempat penggunaan kata–kata itu.
Pembentukan kata atau istilah adalah kata yang mengungkapkan makna konsep, proses,
keadaan atau sifat yang khas dalam bidang tertentu.
Diksi juga merupakan bagian penting dalam pembuatan sebuah karya ilmiah
karna karangan atau karya ilmiah yang baik bukan hanya dilihat dari isi karya ilmiah
tersebut tetapi juga dilihat dari pemilihan kata yang digunakan dalam pembuatan karya
ilmiah tersebut. Karna dilihat dalam pemilihan kata seseorang dapat menilai kepribadian
seorang penulis tersebut.

B. Kritik
Di zaman modern sekarang masyarakat sering terdikte oleh aturan-aturan tata ba-
hasa yang salah sehingga menggunakan kata dengan tidak tepat atau bahkan salah. Dan
itu berdampak kepada komunikasi antara kedua belah pihak dan itu menghambat ko-
mukasi antara masyarakat di karenakan kesalahpahaman penafsiran.

C. Saran

16
Dengan berpedoman pada EYD, khususnya cara pelafalan huruf hendaknya
mengikuti aturan yang sudah dibakukan. Masyarakat juga harus mahir dalam memilah
kata yang tepat dan tidak tepat dengan mempelajari diksi secara lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA

Aprilia, Gina. “Isi Makalah Diksi”. Diakses pada 28 September 2022 melalui
https://www.academia.edu/33071780/MAKALAH_DIKSI
Bahtiar M.Hum., Ahmad., Dr. Nuryani, dan Syihaabul Huda, M.Pd. Khazanah Bahasa;
Memaknai Bahasa Indonesia dengan Baik dan Benar. Bogor: In Media. 2019.
Damara, Alisha. “Makalah Kalimat Diksi”. Diakses 28 September 2022 melalui
https://www.academia.edu/33071780/MAKALAH_DIKSI
Savio, Sylvia. “Makalah Diksi Bahasa Indonesia”. Diakses 28 September 2022 melalui
https://www.academia.edu/33071780/MAKALAH_DIKSI
Ikhsani, Rizki. “Makalah Bahasa Indonesia Diksi”. Diakses 28 September 2022 melalui
https://www.academia.edu/33071780/MAKALAH_DIKSI

17

Anda mungkin juga menyukai