Anda di halaman 1dari 15

PENGGUNAAN DIKSI ATAU PILIHAN KATA

SERTA MAKNA DAN PERUBAHANNYA

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


pada Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Di Susun Oleh :

1. Lailatul Karimah 221210206


2. Khusnul Hanifa 221210088
3. Khusnul Fadilah 221210087

Program Studi S.I Pendidikan Agama Islam

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM MA’ARIF NU
METRO LAMPUNG
1444 H/ 2022 M

i
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur yang kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan hidayah untuk berpikir sehingga dapat menyelesaikan makalah pada
mata kuliah Bahasa Indonesia.
Dalam penulisan ini kami tulis dalam bentuk sederhana, sekali mengingat
keterbatasan yang ada pada diri penulis sehingga semua yang ditulis masih sangat
jauh dari sempurna.
Atas jasanya semoga Allah SWT memberikan imbalan dan tertulisnya
laporan observasi ini dapat bermanfaat dan kami minta ma’af sebelumnya kepada
Dosen, apabila ini masih belum mencapai sempurna kami sangat berharap atas
kritik dan saran-saran nya yang sifatnya membangun tentunya.

Metro, Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................i

KATA PENGANTAR......................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah...................................................................1

B. Rumusan Masalah............................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................2

A. Pengertian Pilihan Kata (Diksi).......................................................2


B. Fungsi Diksi.....................................................................................2
C. Prinsip Pemilihan Kata.....................................................................3
D. Jenis-jenis Makna Kata....................................................................6
E. Relasi Makna....................................................................................7
F. Perubahan Makna Kata ...................................................................9
BAB III KESIMPULAN..................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kata merupakan satu unit dalam bahasa yang memiliki stabilitas intern
dan mobilitas posisional. Maksudnya, kata memiliki komposisi tertentu, baik
secara fonologis maupun morfologis, dan secara relative memiliki distribusi
yang bebas, yaitu dapat digunakan sesuai dengan kepentingan. Kata-kata itu
dapat ditata dalam suatu konstruksi yang lebih besar sesuai dengan kaidah
kaidah sintaksis suatu bahasa. Konstruksi yang demikian akan terlihat dalam
proses komunikasi, akan tetapi yang sangat penting dari penataan kata- kata
itu ialah pengertian (sense) yang tersirat dari penggunaan kata tersebut.
Dengan demikian, setiap orang yang terlibat dalam komunikasi akan dapat
saling memahami dan aktivitas komunikasi akan berjalan dengan baik dan
lancar.
Pernyataan di atas mengisyaratkan bahwa tiap kata mengungkapkan
suatu gagasan atau ide. Artinya, kata merupakan media penyalur gagasan, hal
ini sejalan dengan uraian keraf yang menyatakan bahwa semakin banyak kata
yang dikuasai seseorang, semakin banyak ide atau gagasan yang dikuasai dan
yang sanggup diungkapkannya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Pilihan Kata (Diksi)?
2. Bagaimana Fungsi Diksi?
3. Bagaimana Prinsip Pemilihan Kata?
4. Bagaimana Jenis-jenis Makna Kata?
5. Bagaimana Relasi Makna?
6. Bagaimana Perubahan Makna Kata ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pilihan Kata (Diksi)


Diksi merupakan penggunaan kata-kata tertentu yang sengaja dipilih
dan digunakan oleh penulis. Diksi dapat pula diartikan sebagai pemilihan kata
untuk mencapai suatu gagasan, membentuk, mengelompokkan kata yang
tepat, menggunakan ungkapan-ungkapan yang sesuai, dan gaya bahawsa yang
paling baik dalam suatu situasi. Diksi adalah pemilihan kata-kata melalui
pertimbangan-pertimbangan tertentu untuk mendapatkan efek yang
dikehendaki.1
Diksi ialah pilihan kata. Maksudnya, kita memilih kata yang tepat dan
selaras untuk menyatakan atau mengungkapkan gagasan sehingga
memperoleh efek tertentu. Pilihan kata merupakan satu unsur sangat penting,
baik dalam dunia karang-mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari.
Ada beberapa pengertian diksi di antaranya adalah membuat pembaca atau
pendengar mengerti secara benar dan tidak salah paham terhadap apa yang
disampaikan oleh pembicara atau penulis, untuk mencapai target komunikasi
yang efektif, melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal,
membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak
resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.

B. Fungsi Diksi
Berikut ini adalah fungsi diksi
1. Melambangkan ide yang diungkapkan secara verbal.
2. Membentuk wujud ungkapan gagasan yang tepat sehingga menyenangkan
penyimak atau pembaca.
3. Mewujudkan komunikasi yang berterima.
4. Menciptakan atmosfir yang kondusif.
5. Menghindari dan mencegas perbedaan persepsi atau interpretasi.
6. Mencegah salah pemahaman, dan

1
Aninditya Sri Nugraheni, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi Berbasis
Pembelajaran Aktif, (Jakarta: Prenada Media Group, 2016), hlm. 58

2
7. Mengefektifkan pencapaian target komunikasi.2
Fungsi Pilihan kata atau Diksi adalah Untuk memperoleh keindahan
guna menambah daya ekspresivitas. Maka sebuah kata akan lebih jelas, jika
pilihan kata tersebut tepat dan sesuai. Ketepatan pilihan kata bertujuan agar
tidak menimbulkan interpretasi yang berlainan antara penulis atau pembicara
dengan pembaca atau pendengar, sedangkan kesesuaian kata bertujuan agar
tidak merusak suasana. Selain itu berfungsi untuk menghaluskan kata dan
kalimat agar terasa lebih indah. Dan juga dengan adanya diksi oleh pengarang
berfungsi untuk mendukung jalan cerita agar lebih runtut mendeskripsikan
tokoh, lebih jelas mendeskripsikan latar waktu, latar tempat, dan latar sosial
dalam cerita tersebut. 3

C. Prinsip Pemilihan Kata


Berikut aadlah syarat kesesuaian diksi:
1. Bahasa standar dan substandar
Bahasa standar adalah semacam dialek kelas dan dapat dibatasi
sebagai tutur dan mereka yang mengenyam kehidupan ekonomis atau
menduduki status sosial yang cukup dalam suatu masyarakat. Secara kasar
kelas ini dianggap sebagai kelas terpelajar. Kelas ini meliputi pejabat-
pejabat pemerintah, ahli-ahli bahasa, ahli-ahli hukum, dokter, pedagang,
guru, penulis, penerbit, seniman, insinyur, serta semua ahli lainnya,
bersama keluarganya.
Bahasa nonstandar adalah bahasa dan mereka yang tidak
memperoieh kedudukan atau pendidikan yang tinggi. Pada dasarnya,
bahasa ini dipakai untuk pergaulan biasa, tidak dipakai dalam tulisan-
tulisan. Kadang-kadang unsur nonstandar dipergunakan juga oleh kaum
terpelajar dalam bersenda-gurau, berhumor, atau untuk menyatakan
sarkasme atau menyatakan ciri-ciri kedaerahan. Bahasa nonstandar dapat
juga berlaku untuk suatu wilayah yang luas dalam wilayah bahasa standar
tadi. Bila demikian, bahasa nonstandar itu disebut bahasa substandar. Ada

2
Kemendikbud, “Diksi”, dalam https://lmsspada.kemdikbud.go.id/pluginfile.php/45222/
mod_page/content/1/BAB%20III.pdf, diakses pada 28 Oktober 2022
3
Aninditya Sri Nugraheni, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi Berbasis
Pembelajaran Aktif, hlm. 59

3
juga bahasa nonstandar yang dipakai hanya oleh rakyat jelata, secara
khusus oleh orang-orang buta huruf. Bahasa ini disebut bahasa vulger (dan
kata vulgus = rakyat jelata). Hendaknya dihindari anggapan bahwa bahasa
vulgar atau bahasa nonstandar itu adalah bahasa yang tidak senonoh atau
bahasa kasar.
Bahasa standar lebih ekspresif dan bahasa nonstandar. Bahasa
nonstandar biasanya cukup untuk dipergunakan dalam kebutuhan-
kebutuhan umum. Kata-katanya terbatas, sehingga sukar dipakai dalam
menjelaskan berbagai macam gagasan yang kompleks. Penolakan bahasa
nonstandar dalam pergaulan umum semata-mata bersifat sosial. Dalam
persoalan linguistik tidak ada bahasa yang lebih tinggi tingkatnya dan
bahasa yang lain. Penggunaan ungkapan-ungkapan atau unsur-unsur yang
nonstandar akan meneerminkan bahwa latar sosial-ekonomis si pemakai
masih terbelakang atau masih rendah. Itulah sebabnya, orang-orang yang
terpelajar juga segan mempergunakan unsur-unsur tadi. 4
2. Kata Ilmiah dan Kata-Kata Populer
Bagian terbesar dan kosa kata sebuah bahasa terdiri dan kata-kata
yang umum dipakai oleh semua lapisan masyarakat, baik yang terpelajar
maupun oleh orang kebanyakan atau rakyat jelata. Kata-kata inilah yang
merupakan tulang punggung dan setiap bahasa mana pun di dunia ini.
Kata-kata ini yang selalu akan dipakai dalam komunikasi sehari-hari, baik
antara mereka yang berada di lapisan atas maupun antara mereka yang di
lapisan bawah atau antara lapisan atas dan lapisan bawah. Karena kata-
kata ini dikenal dan diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat, maka kata
ini diriamakan kata-kata populer.
Di samping kata-kata populer tersebut, ada sejumlah kata yang biasa
dipakai oleh kaum terpelajar, terutama dalam tulisan-tulisan ilmiah. Di
samping tulisan-tulisan ilmiah, kata-kata itu juga dipakai dalam
pertemuan-pertemuan resmi, dalam diskusi-diskusi yang khusus,

4
Aninditya Sri Nugraheni, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi Berbasis
Pembelajaran Aktif, hlm. 61

4
teristimewa dalam diskusi-diskusi ilmiah. Kata-kata ini disebut kata-kata
ilmiah. 5
3. Jargon
Kata jargon mengandung beberapa pengertian. Pertama-tama jargon
mengandung makna suatu bahasa, dialek, atau tutur yang dianggap kurang
sopan atau aneh. Tetapi istilah itu dipakai juga untuk mangaeu semacam
bahasa atau dialek hibrid yang timbul dan percampuran bahasa-bahasa,
dan sekaligus dianggap sehagai bahasa perhubungan atau lingua franea.
Makna yang ketiga mempunyai ketumpangtindihan dengan bahasa ilmiah.
Dalam hal ini, jargon diartikan sebagai kata-kata teknis atau rahasia dalam
suatu bidang ilmu tertentu, dalam bidang seni, perdagangan, kumpulan
rahasia, atau kelompok-kelompok khusus lainnya.6
4. Kata Percakapan
Yang dimaksud dengan kata percakapan adalah kata-kata yang biasa
dipakai dalam percakapan atau pergaulan orang-orang yang terdidik.
Termasuk di dalam kategori ini adalah ungkapan-ungkapan umum dan
kebiasaan menggunakan bentuk-bentuk gramatikal tertentu oleh kalangan
ini. Pengertian percakapan di sini sama sekali tidak boleh disejajarkan
dengan bahasa yang tidak benar, tidak terpelihara atau yang tidak
disenangi. 7
5. Kata Slang
Kata-kata slang adalah semacam kata percakapan yang tinggi atau
murni. Kata slang adalah kata-kata nonstandar yang informal, yang
disusun secara khas; atau kata-kata biasa yang diubah secara arbilrer; atau
kata-kata kiasan yang khas, bertenaga dan jenaka yang dipakai dalam
percakapan. Kadangkala kata slang dihasilkan dan salah ueap yang

5
Aninditya Sri Nugraheni, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi Berbasis
Pembelajaran Aktif, hlm. 61
6
Al-Azhar, “Pendayagunaan Kata dan Kesesuaian Memilih Kata dalam Menulis Karya
Ilmiah”, dalam https://pusatbahasaalazhar.com/pesona-puisi/pendayagunaan-kata-dan-kesesuaian-
memilih-kata-dalam-menulis-karya-sastra/, diakses pada 28 Oktober 2022
7
Aninditya Sri Nugraheni, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi Berbasis
Pembelajaran Aktif, hlm. 61

5
disengaja, atau kadangkala berupa pengrusakan sebuab kata biasa untuk
mengisi suatu bidang makna yang lain. 8
6. Idiom
Biasanya idiom disejajarkan dengan pengertian peribahasa dalam
bahasa Indonesia. Sebenarnya pengertian idiom itu jauh lebih luas dan
peribahasa. Yang disebut idiom adalah pola-pola struktural yang
menyimpang dari kaidah-kaidah bahasa yang umum, biasanya berbentuk
frasa, sedangkan artinya tidak bisa diterangkan secara logis atau secara
gramatikal, dengan bertumpu pada makna kata-kata yang membentuknya. 9
7. Bahasa Artifisial
Yang dimaksud bahasa artifisial adalah bahasa yang disusun secara
seni. Bahasa yang artifisial tidak terkandung dalam kata yang digunakan,
tetapi dalam pemakaiannya untuk menyatakan suatu maksud. Fakta dan
pernyataan-pernyataan yang sederhana dapat diungkapkan dengan
sederhana dan langsung tak penlu disembunyikan. 10

D. Jenis-jenis Makna Kata


Jenis makna kata dapat dibedakan berdasarkan beberapa kriteria and
sudut pandang, yaitu:
1. Jenis makna kata berdasarkan jenis semantiknya : makna leksikal dan
makna gramatikal.
2. Jenis makna kata berdasarkan ada tidaknya referen : makna referensial dan
makna nonreferensial
3. Jenis makna kata berdasarkan ada tidaknya nilai rasa : makna konotatif
dan makna denotative
4. Jenis makna kata berdasarkan ketepatan maknanya: makna istilah atau
makna umum dan makna khusus. 11

8
Al-Azhar, “Pendayagunaan Kata dan Kesesuaian Memilih Kata dalam Menulis Karya
Ilmiah”, dalam https://pusatbahasaalazhar.com/pesona-puisi/pendayagunaan-kata-dan-kesesuaian-
memilih-kata-dalam-menulis-karya-sastra/, diakses pada 28 Oktober 2022
9
Al-Azhar, “Pendayagunaan Kata dan Kesesuaian Memilih Kata dalam Menulis Karya
Ilmiah”, dalam https://pusatbahasaalazhar.com/pesona-puisi/pendayagunaan-kata-dan-kesesuaian-
memilih-kata-dalam-menulis-karya-sastra/, diakses pada 28 Oktober 2022
10
Aninditya Sri Nugraheni, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi Berbasis
Pembelajaran Aktif, hlm. 61

6
E. Relasi Makna
Dalam setiap bahasa, termasuk bahasa Indonesia sering kita temui
adanya hubungan kemaknaan atau relasi semantic antara sebuah kata atau
satuan bahasa lainnya dengan kata atau satuan bahasa lainnya lagi. Hubungan
atau relasi kemaknaan ini mungkin menyangkut hal sinomim, antonym,
polisemi, hiponim, redundansi dan sebagainya. Berikut ini akan dijelaskan
yaitu:
1. Homonim adalah dua buah kata yang mempunyai persamaan tulisan dan
pengucapan.
Contoh :
- Bisa berarti ;
 Dapat, sanggup
 racun
- Buku berarti ;
 Kitab
 antara ruas dengan ruas
2. Homograf adalah dua buah kata atau lebih yang mempunyai persamaan
tulisan tetapi berlainan pengucapan dan arti.
Contoh:
- Teras (inti) dengan teras (halaman rumah)
- Sedan (isak) dengan sedan (sejenis mobil)
- Tahu (paham) dengan tahu (sejenis makanan)
3. Homofon adalah dua buah kata atau lebih yang mempunyai persamaan
pengucapan tetapi berlainan tulisan dan arti
Contoh:
- Bang dengan bank
- Masa dengan massa
4. Sinonim adalah dua buah kata yang berbeda tulisan dan pengucapanya
tetapi mempunyai arti yang sama.
Contoh:
- Pintar dengan pandai
11
Aninditya Sri Nugraheni, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi Berbasis
Pembelajaran Aktif, hlm. 60

7
- Bunga dengan kembang
Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau kemiripan.
Oleh sebab itu, di dalam sebuah karang mengarang sebaiknya
dipergunakan sinomin kata supaya ada variasinya dan ada pergantiannya
yang membuat lukisan di dalam karangan itu menjadi hidup. Sinonim
dapat terjadi disebabkan oleh hal-hal berikut ini :
 Pengaruh bahasa daerah
Contoh :
- Kata harimau yang diberi sinonim dengan macan .
- Kata auditorium bersinonim dengan kata pendopo.
- Kata rindu bersinonim dengan kata kangen
 Perbedaan dialek regional
Contoh : 
- Handuk bersinonim  tuala ,
- selop bersinonim seliper 
 Pengaruh bahasa asing
Contoh :
- kolosal bersinonim besar,
- aula bersinonim ruangan,
- realita bersinonim kenyataan .
 Perbedaan dialek sosial
Contohnya :
- suami bersinonim laki,
- istri bersinonim bini,
- mati bersinonim wafat.
 Perbedaan ragam bahasa
Contohnya :
- membuat bersinonim menggubah,
- assisten bersinonim pembantu,
- tengah bersinonim madya.
 Perbedaan dialek temporal
Contohnya :

8
- hulubalang bersinonim komandan,
- kempa bersinonim stempel,
- peri bersinonim hantu .
5. Antonim adalah kata-kata yang berlawanan artinya.
Contoh:
- Tua- muda
- Besar – kecil
- Luas – sempit
6. Polisemi berasal adalah kata poly dan sema, yang masing-masing
berarti’banyak’ dan ‘tanda’. Jadi polisemi berarti suatu kata yang memiliki
banyak makna.
Contoh:
- Kata kepala yang mempunyai arti bahagian atas tubuh manusia tetapi
dapat juga berarti orang yang menjadi pimpinan pada sebuah kantor dan
sebagainya.
- Kata kaki  yang dipergunakan untuk menahan tubuh manusia  tetapi
dapat juga kaki meja yang menahan meja.12

F. Perubahan Makna Kata


Terjadinya perubahan makna dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu terdapat 12 faktor penyebab terjadinya perubahan makna, yaitu (1)
faktor linguistik, perubahan makna karena faktor linguistik berkaitan erat
dengan fonologi, morfologi, dan sintaksis; (2) faktor kesejarahan,
berhubungan dengan perkembangan leksem; (3) faktor sosial masyarakat,
berhubungan dengan perkembangan leksem di dalam masyarakat; (4) faktor
psikologis, disebabkan oleh keadaan psikologis seperti rasa takut, menjaga
perasaan, dan sebagainya; (5) faktor kebutuhan kata baru, berhubungan erat
dengan kebutuhan masyarakat pemakai bahasa; (6) faktor perkembangan ilmu
dan teknologi; (7) faktor perbedaan bidang pemakaian lingkungan; (8) faktor
pengaruh bahasa asing, disebabkan oleh pengaruh bahasa asing yang berupa
peminjaman makna; (9) faktor asosiasi, kata-kata masih ada hubungannya
12
Aninditya Sri Nugraheni, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi Berbasis
Pembelajaran Aktif, hlm. 63-66

9
dengan makna kata tersebut pada bidang asalnya; (10) faktor pertukaran
tanggapan indera berhubungan dengan indera manusia yaitu mata, telinga,
hidung, lidah dan kulit; (11) faktor perbedaan tanggapan pemakaian bahasa,
sejumlah kata yang digunakan oleh pemakainya tidaklah mempunyai nilai
sama; dan (12) faktor penyingkatan. Dari teori faktor penyebab perubahan
makna inilah faktor perubahan makna dari data yang ditemukan akan
diketahui faktor penyebab perubahan maknanya.13

13
Ketriyawati, “Analisis Bentuk Dan Faktor Penyebab Perubahan Makna Bentuk
Peyorasi Dan Ameliorasi Dalam Berita Kriminal”, dalam Diksi, Vol. 27, No. 2, 2019, hlm. 2

10
BAB III
KESIMPULAN

Diksi merupakan pemilihan kata yang sesuai dengan apa yang hendak kita
ungkapkan. Diksi mencakup pengertian kata yang harus dipakai untuk mencapai
suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata yang tepat atau
menggunakan ungkapan-ungkapan, dan gaya bahasa yang paling baik digunakan
dalam suatu situasi. Mengingat bahwa karya fiksi (sastra) atau karya ilmiah adalah
dunia dalam kat, komunikasi dilakukan dan ditafsirkan lewat kata-kata. Pemilihan
kata-kata tentunya melalui pertimbangan-pertimbangan tertentu untuk
mendapatkan efek yang dikehendaki.

11
DAFTAR PUSTAKA

Al-Azhar, “Pendayagunaan Kata dan Kesesuaian Memilih Kata dalam Menulis


Karya Ilmiah”, dalam
https://pusatbahasaalazhar.com/pesona-puisi/pendayagunaan-kata-dan-
kesesuaian-memilih-kata-dalam-menulis-karya-sastra/, diakses pada 28
Oktober 2022

Aninditya Sri Nugraheni, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi Berbasis


Pembelajaran Aktif, (Jakarta: Prenada Media Group, 2016)

Kemendikbud, “Diksi”, dalam


https://lmsspada.kemdikbud.go.id/pluginfile.php/45222/
mod_page/content/1/BAB%20III.pdf, diakses pada 28 Oktober 2022

Ketriyawati, “Analisis Bentuk Dan Faktor Penyebab Perubahan Makna Bentuk


Peyorasi Dan Ameliorasi Dalam Berita Kriminal”, dalam Diksi, Vol. 27,
No. 2, 2019

12

Anda mungkin juga menyukai