Anda di halaman 1dari 16

DIKSI DALAM BAHASA INDONESIA

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Semester I
DOSEN PENGGAMPU: Dra. Salliyanti, M.Hum

KELOMPOK V
Mutiara Siregar
NIM: 200709097
Rasefi Lestarina
NIM: 200709023
Sonnaria Siahaan
NIM: 200709029
Mhd Agus Sazali
NIM: 200709055

S1 PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI


FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yaitu tentang Diksi dalam
Bahasa Indonesia. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada ibu Saliyanti sebagai
dosen pembimbing mata kuliah Bahasa Indonesia serta teman-teman yang turut
membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia dan
harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan dari makalah
ini, oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Medan, 3 Oktober 2020

Penyusun

Kelompok V

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................iii
1.1 Latar Belakang .....................................................................................................................iii
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………………………………………iv
1.3 Tujuan Masalah……………………………………………………………………………………………………………..iv
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................................... 1
2.1 Pengertian Diksi................................................................................................................... 1
2.1.1 Pengertian Diksi Menurut Para Ahli ............................................................................. 1
2.2 Fungsi Diksi .......................................................................................................................... 2
2.3 Kaidah Dalam Penggunaan Diksi ........................................................................................ 3
2.3.1 Diksi Dalam Kaidah Sintaksis Bahasa............................................................................ 3
2.3.2 Diksi Dalam Kaidah Makna Bahasa .............................................................................. 4
2.3.2.1 Makna Dasar Denotatif ......................................................................................... 5
2.3.2.2 Makna Asosiatif ..................................................................................................... 5
2.3.3 Diksi dalam Kaidah Sosial ............................................................................................. 7
2.3.4 Diksi Dalam Kaidah Mengarang.................................................................................... 7
2.4 Persyaratan dalam Ketepatan Diksi .................................................................................... 8
BAB III PENUTUP ........................................................................................................................... 9
3.1 SIMPULAN ........................................................................................................................... 9
3.2 SARAN................................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................... 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menulis ilmiah merupakan proses kreatif yang melibatkan ketrampilan yang sangat
kompleks. Penulis harus memiliki pengetahuan yang berkaitan dengan isi tulisan dan
menggunakan Bahasa yang tepat dalam menyampaikan gagasan. Tulisan dinilai ilmiah
bukan dari isi tulisan saja, melainkan ditentukan pula oleh Bahasa yang digunakan.
Tulisan ilmiah menggunakan ragam Bahasa ilmiah yang mempunyai karakteristik
cendikia, lugas dan jelas, menghindari kalimat fragmentaris, bertolak dari gagasan,
formal dan objektif, ringkas dan padat serta konsisten.

Oleh karena itu, aspek kebahasaan seperti mengembangkan pikiran yang disajikan
dalam kalimat efektif merupakan hal yang wajib dikuasai oleh penulis. Penggunaan
kalimat tidak efektif sering ditemukan dalam tulisan ilmiah. Hal ini juga sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Murtono (200: 10) tentang analisis kesalahan berbahasa
laporan penelitian ilmiah, diperoleh data kurangnya kemampuan dan tidak sedikitnya
kesalahan dalam menulis ilmiah para mahasiswa, kesalahan aplikasi ini terutama pada
penggunaan kalimat yang tidak efektif.

Menurut Arifin (2004: 84), kalimat efektif merupakan kalimat yang jelas, sesuai
dengan kaidah, ringkas, dan enak dibaca. Dengan kata lain, kalimat dikatakan efektif
apabila mencapai sasarannya dengan baik sebagai alat komunikasi. Agar dapat mencapai
keefektifan, kalimat harus paling tidak memenuhi enam syarat, yaitu adanya kesatuan,
kepaduan, keparalelan, ketepatan, kehematan, dan kelogisan (finoza,2010:131). Kalimat
efektif haruslah secara sadar disusun oleh penulis untuk mencpai informasi yang
maksimal.

iii
1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian Diksi ?

2.. Apa sajakah fungsi Diksi?

3. Apa sajakah kaidah-kaidah dalam diksi?

4. Bagaimanakah persyaratan dalam ketetapan diksi?

1.3 Tujuan

1.Untuk mengetahui apa itu diksi.

2. Untuk mengetahui fungsi diksi

3. Untuk mengetahui kaidah-kaidah diksi

4. Untuk mengetahui persyaratan dalam ketetapan diksi

iv
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Diksi


Dilihat dari pengertian secara umum, Diksi merupakan pemilihan kata yang paling
tepat untuk menyampaikan sesuatu maksud.Pemilihan kata yang tepat bertujuan untuk
memberikan kesan serta pesan agar mudah diterima dengan lawan bicara atau pembaca
dan didapatkan efek sesuai yang diinginkan. Kata maksud dalam hal ini adalah
penyampaian sebuah gagasan atau cerita yang ingin disampaikan kepada lawan bicara
atau pembaca.

2.1.1 Pengertian Diksi Menurut Para Ahli


Agar lebih memahami apa arti diksi, maka kita bisa merujuk kepada pendapat
beberapa ahli. Berikut ini adalah pengertian diksi menurut para ahli:

Menurut Keraf (2008: 22-23)


Diksi adalah pilihan kata atau diksi jauh lebih luas dari apa yang dipantulkan oleh
hubungan kata-kata itu. Istilah ini bukan saja dipergunakan untuk menyatakan kata-kata
mana yang dipakai untuk mengungkapkan suatu ide atau gagasan, tetapi juga meliputi
fraseologi, gaya bahasa, dan ungkapan.

Menurut Widyamartaya (1990: 45)


Diksi atau pilihan kata adalah kemampuan seseorang membedakan secara tepat
nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikannya dan
kemampuan tersebut hendaknya disesuaikan dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki
oleh sekelompok masyarakat dan pendengar atau pembaca.

Menurut Enre (1988: 102)


Diksi ialah pilihan kata dan penggunaan kata secara tepat untuk mewakili pikiran dan
perasaan yang ingin dinyatakan dalam pola suatu kalimat.

1
Menurut Achmadi (1990: 136)
Diksi adalah seleksi kata-kata untuk mengekspresikan ide atau gagasan dan perasaan.

Menurut Mustakim (1994: 41)


Pemilihan kata adalah proses atau tindakan memilih kata yang dapat mengungkap
gagasan secara tepat, sedangkan pilihan kata adalah hasil proses atau tindakan tersebut.

2.2 Fungsi Diksi


Mengacu pada pengertian diksi di atas, fungsi diksi adalah agar pemilihan kata
dan cara penyampaiannya dapat dilakukan dengan tepat sehingga orang lain mengerti
maksud yang disampaikan.
Diksi juga berfungsi untuk memperindah suatu kalimat. Misalnya diksi dalam
suatu cerita, dengan diksi yang baik maka penyampaian cerita dapat dilakukan secara
runtut, menjelaskan tokoh tokoh, mendeskripsikan latar dan waktu, dan lain sebagainya.

Kalau kita lihat secara umum, diksi mempunyai berbagai macam fungsi diantaranya:

a.Membantu audiens/pembaca mengerti apa yang disampaikan penulis atau pembicara.

b.Menciptakan aktivitas komunikasi yang lebih efektif dan efisien.

c.Menyampaikan gagasan atau ide dengan tepat.

d.Menjadi lambang ekspresi yang ada pada suatu gagasan secara verbal

e.Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat sehingga menyenangkan pendengar atau
pembaca

f.Mencegah perbedaan penafsiran

2
2.3 Kaidah Dalam Penggunaan Diksi
Untuk membentuk suatu pilihan kata atau diksi yang baik, harus memenuhi kaidah
atau syaratnya. Kaidah tersebut terdiri dari empat masalah yaitu:

1. Kaidah sintaksis bahasa;

2. Kaidah makna bahasa;

3. Kaidah hubungan sosial budaya;

4. Kaidah karang-mengarang;

Keempat kaidah ini saling berkaitan, saling mendukung sehingga karangan atau
karya ilmiah tersebut memiliki tutur dan rentetan kata yang berbobot dan dapat sampai
kepada para pembaca apa maksud dan tujuan kita dan menghindari terjadinya salah tafsir.
Disini kita akan mengupas satu persatu keempat kaidah tersebut.

2.3.1 Diksi Dalam Kaidah Sintaksis Bahasa


Dalam kaidah sintaksis bahasa untuk membentuk suatu kalimat yang mengandung
diksi yang bagus, diksi tersebut haruslah memenuhi tiga syarat yaitu: tepat, seksama, dan
lazim.

A. Tepat
Tepat yang dimaksud disini adalah pemilihan kata dengan menempatkan pada
kelompoknya dalam sintaksis. Unsur tepat ini kemungkinan pula adanya kemungkinan
pembentukan kelompok baru. Contohnya: Makna kata lihat dengan
kata pandang biasanya bersinonim, tetapi kelompok kata pandangan mata tidak dapat
digantikan dengan lihatan mata. Unsur ini tepat berhubungan dengan unsur lazim.

B. Seksama
Maksudnya adalah makna kata harus benar dan sesuai dengan apa yang hendak
disampaikan. Unsur seksama lebih ditekankan pada unsur sintaksisnya. Contohnya :
Kata besar, agung, akbar, raya, dan tinggi termasuk kata-kata yang bersinonim. Kita
biasanya mengatakan hari raya serta hari besar, tetapi kita tidak pernah mengatakan hari
agung, hari akbar ataupun hari tinggi. Begitu pula dengan kata jaksa agung tidak dapat

3
digantikan dengan jaksa besar ataupun jaksa raya, atau pun jaksa tinggi karena kata
tersebut tidak seksama. Unsur ini tepat berhubungan dengan unsur lazim.

C. Lazim
Lazim adalah kata itu sudah menjadi milik bahasa Indonesia. Kata yang tidak
lazim dalam bahasa Indonesia apabila dipergunakan sangatlah akan membingungkan
pengertian saja. Contohnya, Kata makan dan santap bersinonim. Akan tetapi tidak dapat
mengatakan Anjing bersantap sebagai sinonim anjing makan. Kemudian kata santapan
rohani tidak dapat pula digantikan dengan makanan rohani. Kedua kata ini mungkin
tepat pengelompokannya, tetapi tidak seksama serta tidak lazim dari sudut makna dan
pemakain-nya.

2.3.2 Diksi Dalam Kaidah Makna Bahasa


Diksi pada bagian ini harus memperhatikan makna dasar kata. Sering kali
beberapa orang mengalami kesulitan karena tidak bisa membedakan mana makna dasar
mana makna yang telah mengalami perjalanan sejarah, pengalaman pribadi, perbedaan
pada lingkungan, perbedaan perasaan, perbedaan tujuan, perbedaan nilai-nilai makna
dan profesi. Satu-satunya cara adalah dengan memperbanyak kosa kata bahasa, seperti
membuka dan membaca Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Diksi menurut kaidah
makna bahasa terbagi dua yaitu denotasi atau yang disebut dengan makna dasar, dan
makna asosiatif atau disebut juga makna lain.Makna asosiatif terdiri atas beberapa
bagian yaitu:

a. Makna Konotatif

b. Makna kolokatif

c. Makna reflektif

d. Makna stilistik

e. Makna afektif

f. Makna intepretatif

4
2.3.2.1 Makna Dasar Denotatif
Yang dimaksud dengan Denotatif adalah makna yang sebenarnya dari suatu kata
atau kalimat. Pengertian lebih luasnya yaitu makna kata yang sesuai dengan hasil
observasi panca indra dan tidak tidak menimbulkan penafsiran lain. Nama lain makna
denotatif adalah makna konseptual, yaitu makna menurut konsep yang ada. Dalam diksi
yang pertama ditemui adalah makna denotatif ini. Namun kesalapahaman masih selalu
ditemui karena makna konseptual ini tidak sesuai lagi dengan lingkungan pemakainya,
makna denotatifnya meleset, tidak kena lawan bicara atau penempatannya secara
sintaksis salah.

2.3.2.2 Makna Asosiatif


Makna asosiatif mencakup keseluruhan hubungan makna dengan nalar diluar
bahasa. Ia berhubungan dengan masyarakat pemakai bahasa, pribadi memakai bahasa,
perasaan pemakai bahasa, nilai-nilai masyarakat pemakai bahasa dan perkembangan kata
sesuai kehendak pemakai bahasa. Makna asositif dibagi menjadi beberapa macam, seperti
makna kolokatif, makna reflektif, makna stilistik, makna afektif, dan makna interpretatif.

A.Makna konotatif
Makna konotatif adalah makna subjektif yang timbul karena tambahan-
tambahan sikap sosial, sikap pribadi, sikap diri, dan kriteria tambahan yang dikenakan
pada sebuah makna konseptua. Makna konotatif berbed dengan pribadi ke pribadi, dari
daerah ke daerah, dari kelompok masyarakat, dari zaman ke zaman.

B. Makna Kolokatif
Makna kolokatif lebih berhubungan dengan penempatan makna dalam frase
sebuah bahasa. Hubungan makna kolokatif dalam bahasa Indonesia lebih banyak
berdasarkan kelaziman dan kebiasaan. Kata kaya dan miskin terbatas pada kelompok
farase. Makna kolokatif adalah makna kata yang ditentukan oleh penggunaannya dalam
kalimat. Kata yang bermakna kolokatif memiliki makna yang sebenarnya.

C. Makna Reflektif

5
Makna reflektif adalah makna yang mengandung satu makna konseptual dengan
konseptual yang lain. Pilihan kata dengan makna konseptual tertentu menimbulkan
refleksi kepada sesuatu hampir dengan bersamaan. Dan cenderung kepada sesuatu yang
bersifat sacral, suci/tabu terlarang, kurang sopan, atau haram serta diperoleh
berdasarkan pengalaman pribadi atau pengalaman sejarah.

D. Makna Stilistik
Makna stilistik adalah makna kata yang digunakan berdasarkan keadaan atau
situasi dan lingkungan masyarakat pemakai bahasa itu. Makna ini berhubungan dengan
gaya pemilihan kata dalam tutur/karang-mengarang sesuai dengan lingkungan
masyarakat pemakai bahasa tersebut.
Makna stilistik dapat dibedakan berdasarkam:
(1) Profesi, seperti bahasa hukum, bahasa iklan;
(2) Status, seperti bahasa percakapan, jargon;
(3) Modalitas, seperti bahasa kuliah, bahasa memorandum, bahasa lelucon;
(4) Pribadi, seperti gaya Soekarno, gaya Idrus
Makna stilistik ada hubungannya dengan gaya bahasa dalam bidang retrorik (pidato)

E. Makna Afektif
Makna ini biasanya dipakai oleh pembicara berdasarkan perasaan yang
digunakan dalam berbahasa secara pribadi baik terhadap lawan bicara maupun terhadap
objek pembicaraannya. Makna ini akan lebih terasa pada bahasa lisan daripada bahasa
tulisan secara pilihan kata. Makna afektif mempergunakan pengantar makna koseptual
dan makna stilistik. Makna ini akan lebih dengan memakai kata kata seru seperti :
Keluar!”, “Tutup mulutmu!” “Diam kau!” “Rasakan itu!” “Mampus kau!”

F. Makna interpretatif

6
Makna interpretatif adalah makna yang berhubungan dengan penafsiran dan
tanggapan dari pembaca atau pendengar, menulis atau berbicara, membaca atau
mendengarkan (parera,1991:72). Misalnya si A menulis/berbicara dan si B
membaca/mendengar. Lalu si B akan memberikan tafsiran dan tanggapan tentang apa
yang di katakan/ditulis si A berdasarkan diksi si A tadi. Penafsiran dan tanggaan si B
haru sesuai dengan diksi si A.

2.3.3 Diksi dalam Kaidah Sosial


Kaidah sosial berkaitan erat dengan persyaratan kesesuaian pemilihan kata.
Kata-kata yang dipilih harus disesuaikan dengan lingkungan pemakai, terutama yang
terkait dengan nilai-nilai sosial tertentu. Tingkatan ilai sosial erat hubungannya dengan
kesantunan berbahasa dalam kehidupan bermasyarakat.Sehubungan dengan kesantunan
berbahasa, setiap masyarakat memiliki aturan yang berbeda. Namun dalam pembahasan
ini, kesantunan berbahasa Indonesia, baik dalam konteks nasional maupun konteks
kedaerahan.

2.3.4 Diksi Dalam Kaidah Mengarang.


Pilihan kata akan memberikan imformasi sesuai dengan apa yang dikehendaki.
Pilihan kata dengan kaidah mengarang memiliki kelompok kata yang berpasangan tetap,
pilihan kata langsung dan pilihan kata yang dekat dengar pembaca.
Contoh :
1. Terdiri dari, terdiri dalam, terdiri atas
2. Ditemani oleh, ditemani dari, ditemani dengan
3. Ia menelpon kekasihnya (pilihan kata langsung), Ia memanggil kekasihnya
melalui telepon (pilihan kata yang panjang dan berbelit-belit)
4. Tidak semua pendengar/pembaca mengerti singkatan balita, KISS, dan
kelompencir.

7
2.4 Persyaratan dalam Ketepatan Diksi

Menurut Gorys Keraf, ada beberapa syarat dalam ketepatan diksi, diantaranya:
a.Penggunaan kata konotasi dan denotasi secara cermat.

b.Penggunaan kata sinonim atau hampir sama maknanya secara cermat.

c.Dapat membedakan kata-kata yang memiliki ejaan yang mirip.

d.Penggunaan kata kerja pada kata depan harus secara idiomatis.

e.Harus dapat membedakan kata khusus dan umum dalam tulisan agar ketepatan diksi
terjamin

f. Memperhatikan pemilihan kata yang tepat secara berkelanjutan dalam suatu tulisan
ataupun.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 SIMPULAN
Simpulan yang dapat kami ambil dari makalah ini adalah:
1. Pengertian Diksi merupakan pemilihan kata yang paling tepat untuk menyampaikan
sesuatu maksud.Pemilihan kata yang tepat bertujuan untuk memberikan kesan serta pesan
agar mudah diterima dengan lawan bicara atau pembaca dan didapatkan efek sesuai yang
diinginkan.
2. Fungsi diksi adalah agar pemilihan kata dan cara penyampaiannya dapat dilakukan
dengan tepat sehingga orang lain mengerti maksud yang disampaikan. Diksi juga
berfungsi untuk memperindah suatu kalimat. Misalnya diksi dalam suatu cerita, dengan
diksi yang baik maka penyampaian cerita dapat dilakukan secara runtut, menjelaskan
tokoh tokoh, mendeskripsikan latar dan waktu, dan lain sebagainya.
3. Untuk membentuk suatu pilihan kata atau diksi yang baik, harus memenuhi kaidah atau
syaratnya. Kaidah tersebut terdiri dari empat masalah yaitu: Kaidah sintaksis bahasa,
Kaidah makna bahasa, Kaidah hubungan sosial budaya, Kaidah karang-mengarang;
4. Menurut Gorys Keraf, ada beberapa syarat dalam ketepatan diksi, diantaranya:
Penggunaan kata konotasi dan denotasi secara cermat, Penggunaan kata sinonim atau
hampir sama maknanya secara cermat, Dapat membedakan kata-kata yang memiliki ejaan
yang mirip, Penggunaan kata kerja pada kata depan harus secara idiomatis, Harus dapat
membedakan kata khusus dan umum dalam tulisan agar ketepatan diksi terjamin,
Memperhatikan pemilihan kata yang tepat secara berkelanjutan dalam suatu tulisan
ataupun.

9
3.2 SARAN

Saran kami kepada mahasiswa prodi Ilmu Perpustakaan tahun 2020, lebih
memperhatikan dalam penulisan terutama dalam hal diksi (pemilihan kata) agar
penyampaiannya dapat dilakukan dengan tepat sehingga orang lain mengerti maksud
yang disampaikan. Kami berharap terciptanya makalah ini, untuk membantu dan sebagai
pemandu bagi mahasiswa prodi Ilmu Perpustakaan tahun 2020 dalam membuat makalah
ataupun karya ilmiah lainnya.

10
DAFTAR PUSTAKA
https://disclamaboy.wordpress.com/2012/11/02/diksi-pengertian-dan-macam-
macamnya/
https://www.gurupendidikan.co.id/diksi/
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-diksi.html
https://www.dosenpendidikan.co.id/diksi/
Salliyanti, dkk. 2019. Cermat Berbahasa Indonesia di Perguruan Tinggi.
Medan:USU PRESS.

11

Anda mungkin juga menyukai