DISUSUN OLEH
MIFTAHURRAHMI 2204113102
UNIVERSITAS RIAU
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
nikmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Bahasa
Indonesia tepat pada waktu yang telah di tentukan. Terima kasih juga kami ucapkan kepada
Dosen yang selalu memberikan dukungan dan bimbingannya Makalah ini kami buat
dengan tujuan untuk memenuhi nilai tugas bahasa indonesia Tak hanya itu, kami juga
berharap makalah ini bisa bermanfaat untuk penulis pada khususnya dan pembaca pada
umumnya. Walaupun demikian, kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan. Maka dari itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami berharap semoga makalah bahasa Indonesia
ini bisa memberikan informasi dan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua. Kami juga
mengucapkan terima kasih kami kepada para pembaca yang telah membaca makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................................1
BAB II ISI........................................................................................................................................................ 3
A. Diksi.............................................................................................................................................3
1. Pengertian Diksi...................................................................................................................3
2. Fungsi Diksi.........................................................................................................................3
3. Jenis Diksi............................................................................................................................3
B. Kata..............................................................................................................................................5
1.Pengetian Kata.......................................................................................................................5
2. Jenis Kata.............................................................................................................................6
3. Makna Kata..........................................................................................................................6
6. Kesesuaian Kata.................................................................................................................. 8
C. Konjungsi.....................................................................................................................................9
1. Pengertian Konjungsi............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Maka semakin lancar pula seseorang itu menyampaikan ide atau gagasannya,
kepada orang lain. Orang yang banyak menguasai kosa kata akan lebih mudah melakukan
komunikasi dengan orang lain.
Pemilihan kata tidak hanya sekadar tentang kegiatan memilih kata yang tepat,
tetapi juga dalam pemelihan kata yang cocok, Maksudnya hal tersebut sesuai
dengan konteks dimana kata itu berada.Untuk itu, dalam memilih kata diperlukan
dimungkinkan bila seseorang menguasai kosakata yang cukup luas, diksi atau
tepat kata-kata yang memiliki nuansa makna serumpun, pilihan kata menyangkut
kemampuan untuk memilih kata-kata yang tepat dan cocok untuk situasi atau
konteks tertentu.
iv
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka ada dua rumusan masalah yang
dikaji dalam penelitian ini antara lain :
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini ailah untuk
mmeberikan penejlasan tengan diksi atau pilihan kata.
Melalui analisis diksi atau pilihan kata dapat memberikan manfaat untuk
mengembangkan
penggunaan bahasa Indonesia yang benar.
v
BAB II
ISI
A Diksi
1.Pengertian diksi
Diksi adalah pilihan kata. Pilihan kata merupakan kegiatan untuk memilih kata
secara tepat dan sesuai dalam mengungkapkan maksud dan tujuan kepada penyimak
atau pembaca baik secara lisan maupun tulisan. Ketepatan dan kesesuaian sangat
penting dalam rangka mengekspersikan maksud dan tujuan.
Diksi sangat menentukan gaya bahasa. Gaya bahasa ditentukan oleh ketepatan
dan kesesuaian pilihan kata. Kata, kalimat, paragraf, atau wacana menjadi efektif jika
diungkapkan dengan gaya bahasa yang tepat. Gaya bahasa mempengaruhi
terbentuknya suasana, kejujuran, kesopanan, kemenarikan, tingkat keresmian, atau
realita.
2.Fungsi Diksi
3. Jenis Diksi
Diksi merupakan salah satu cara yang digunakan pembuat iklan dalam
vi
membuat sebuah iklan agar dapat dipahami oleh pembaca. Ketepatan
pemilihan kata akan berpengaruh dalam pikiran pembaca tentang isi sebuah
iklan. Jenis diksi menurut Keraf, (1996: 89-108) adalah sebagai berikut.
a. Denotasi adalah konsep dasar yang didukung oleh suatu kata (makna itu
menunjuk pada konsep, referen, atau ide). Denotasi juga merupakan
batasan kamus atau definisi utama suatu kata.
b. Konotasi adalah suatu jenis makna kata yang mengandung arti tambahan,
imajinasi atau nilai rasa tertentu. Konotasi merupakan kesan-kesan atau
asosiasi-asosiasi, dan biasanya bersifat emosional yang ditimbulkan oleh
sebuah kata di samping batasan kamus atau definisi utamanya. Konotasi
mengacu pada makna kias atau makna bukan sebenarnya. Contoh makna
konotasi:
Rumah itu luas sekali.
Banyak sekali orang yang menghadiri pertemuan itu.
c. Kata abstrak adalah kata yang mempunyai referen berupa konsep, kata
abstrak sukar digambarkan karena referensinya tidak dapat diserap dengan
pancaindera manusia. Kata-kata abstrak merujuk kepada kualitas (panas,
dingin, baik, buruk), pertalian (kuantitas, jumlah, tingkatan), dan pemikiran
(kecurigaan, penetapan, kepercayaan). Kata-kata abstrak sering dipakai
untuk menjelaskan pikiran yang bersifat teknis dan khusus.
d. Kata konkrit adalah kata yang menunjuk pada sesuatu yang dapat dilihat
atau diindera secara langsung oleh satu atau lebih dari pancaindera. Kata-
kata konkrit menunjuk kepada barang yang actual dan spesifik dalam
pengalaman.
e. Kata umum adalah kata yang mempunyai cakupan ruang lingkup yang luas,
kata-kata umum menunjuk kepada banyak hal, kepada himpunan, dan
kepada keseluruhan. Contoh kata umum: binatang, tumbuh-tumbuhan,
penjahat, kendaraan.
vii
f. Kata khusus adalah kata-kata yang mengacu kepada pengarahan-
pengarahan yang khusus dan konkrit. Kata khusus memperlihatkan kepada
objek yang khusus. Contoh kata khusus: Yamaha, nokia, kerapu, kakak tua,
sedan.
g. Kata ilmiah adalah kata yang dipakai oleh kaum terpelajar, terutama dalam
tulisan-tulisan ilmiah. Contoh kata ilmiah: analogi, formasi, konservatif,
fragmen, kontemporer.
h. Kata populer adalah kata-kata yang umum dipakai oleh semua lapisan
masyarakat, baik oleh kaum terpelajar atau oleh orang kebanyakan. Contoh
kata popular: bukti, rasa kecewa, maju, gelandangan.
i. Jargon adalah kata-kata teknis atau rahasia dalam suatu bidang ilmu
tertentu, dalam bidang seni, perdagangan, kumpulan rahasia, atau
kelompok-kelompok khusus lainnya. Contoh jargon: sikon (situasi dan
kondusi), pro dan kon (pro dan kontra), kep (kapten), dok (dokter), prof
(professor).
j. Kata slang adalah kata-kata non standard yang informal, yang disusun
secara khas, bertenaga dan jenaka yang dipakai dalam percakapan,
slang juga merupakan kata-kata yang tinggi atau murni. Contoh kata slang:
mana tahan, eh ketemu lagi, unyu-unyu, cabi.
k. Kata asing ialah unsur-unsur yang berasal dari bahasa asing yang masih
dipertahankan bentuk aslinya karena belum menyatu dengan bahasa
aslinya. Contoh kata asing: computer, cyber, internet, go public.
B.Kata
1. Pengertian Kata
Berikut ini adalah pendapat dari para ahli bahasa mengenai konsep kata.
1. Kata adalah satuan-satuan terkecil yang diperoleh sesudah sebuah kalimat
viii
dibagi atas bagian-bagiannya, dan mengandung sebuah ide (Keraf, 1991: 44)
2. Kata adalah satuan bebas yang paling kecil, atau dengan kata lain setiap
satuan bebas merupakan kata (Kushartanti, 2005: 151).
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
kata adalah satuan bebas, atau bentuk yang paling kecil, mampu berdiri sendiri,
dan sudah mempunyai arti. Kata merupakan dua macam satuan, ialah satuan
fonologik dan satuan gramatik. Sebagai satuan fonologi, kata terdiri satu atau
beberapa suku, dan suku itu terdiri dari satu atau beberapa fonem. Sebagai satuan
gramatik, kata terdiri dari satu atau beberapa morfem.
2. Jenis Kata
Jenis kata di dalam bahasa Indonesia, telah banyak dikemukakan oleh
beberapa ahli bahasa (Linguistik), baik dalam pandangannya secara tradisional
(lama) maupun secara struktural (baru). Jenis kata dalam bahasa Indonesia
menurut Kridalaksana (1994: 20) dibagi dalam sepuluh macam, yaitu kata benda,
kata keadaan, kata ganti, kata kerja, kata bilangan, kata sandang, kata depan, kata
keterangan, kata sambung (konjungsi), dan kata seru. Dalam penelitian ini,
penulis hanya meneliti kata sambung (konjungsi).
3. Makna Kata
kata dalam sebuah bahasa mengandung dua aspek yaitu bentuk dan ekspresi. Bentuk
atau ekspresi adalah segi yang dapat diserap dengan pancaindria, yaitu dengan mendengar
atau melihat. Sebaliknya segi isi atau makna adalah segi yang menimbulkan reaksi dalam
pikiran pendengar atau pembaca. Misalnya waktu seseorang berteriak ‘’maling’’ akan
timbul reaksi dalam pikiran kita bahwa ada seseorang yang telah berusaha untuk mencuri
barang milik orang lain. Jadi bentuk atau ekspresinya adalah kata maling yang diucapkan
tadi sedangkan maknanya reaksi yang timbul pada orang yang mendengarkan.
Kembali kepada unit yang paling kecil dalam bahasa maka makna kata dapat
dibatasi sebagai hubungan antar bentuk dengan hal atau barang yang diwakilinya. Misalnya
ix
kata rumah adalah bentuknya atau ekspresi sedangkan barang yang diwakili oleh kata
rumah adalah sebuah bangunan yang beratap,berpintu,berjendela, yang menjadi tempat
tinggal manusia.
Pada umumnya makna kata pertama tama dibedakan atas makna yang bersifat
denotative dan makna kata yang bersifat konotatif. Untuk mengetahui lebih lanjut jenis
kedua makna ini perhatikan kalimat berikut :
Ketiga kata yang dicetak miring diatas memiliki makna yang sama, ketiganya mengandung
referensi yang sama untuk referen yang sama yaitu wanita yang masih muda. Namun kata
gadis boleh dikatakan mengandung asosiasi yang paling umum yaitu menuju langsung ke
wanita yang lebih muda atau mengandung sesuatu yang indah. Sedangkan kata perawan
mengandung asosiasi lain.
Kata yang tidak mengandung makna disebut kata denotatif atau maknanya disebut
makna denotative sedangkan makna kata yang mengandung makna tambahan atau nilai
rasa tertentu disamping makna dasar umum dinamakan makna konotatif.
x
2. Membedakan makna denotasi dan konotasi dengan cermat. Denotasi yaitu kata
yang bermakna lugas dan tidak bermakna ganda. Sedangkan konotasi dapat
menimbulkan makna yang bermacam macam , lazim digunakan dalam
pergaulan, untuk tujuan estetika dan kesopanan.
3. Membedakan makna kata secara cermat kata yang mirip ejaanny, misalnya :
interferensi (saling mempengaruhi) dan inferensi ( kesimpulan), sarat (penuh,
bunting) dan syarat (ketentuan).
4. Menggunakan kata abstrak dan konkret secara cermat, kata abstrak
(konseptual, misalnya: pendidikan, wirausaha, dan pengobatan modern) dan
kata konkret atau kata khusus (misalnya: mangga, sarapan, berenang)
5. Menggunakan dengan cermat kata bersinonim (misalnya pria dan laki laki, saya
dan aku, serta buku dan kitab) berhomofon ( misalnya: bang dan bank)
berhomograf (misalnya: apel( buah) dan apel (upacara) teras ( serambi) dan
teras (pejabat) berhomonim ( misalnya buku (tulang) dan buku (kitab).
6. Kesesuaian Kata
Syarat kesesuaian kata:
1. Menggunakan ragam baku dengan cermat dan tidak mencampuradukkan
penggunaannya dengan kata tidak baku yang hanya digunakan dalam
pergaulan,misalnya: hakikat (baku),hakekat (tidak baku), konduite (baku),kondite
(tidak baku).
2. Menggunakan kata yang berhubungan dengan nilai sosial dengan
cermat,misalnya: kencing (kurang sopan),buang air kecil (lebih sopan), pelacur
(kasar),tunasusila (lebih halus).
3. Menggunakan kata berpasangan (idiomatik) dan berlawanan makna dengan
cermat, misalnya: sesuai bagi (salah), sesuai dengan (benar),bukan hanya...
melainkan juga (benar), bukan hanya... tetapi juga (salah), tidak hanya...tetapi
juga (benar).
4. Menggunakan kata dengan nuansa tertentu, misalnya: berjalan
xi
lambat,mengesot,dan merangkak; merah darah, merah hati.
5. Menggunakan kata ilmiah untuk penulisan karangan ilmiah dan komunikasi non-
ilmiah (surat-menyurat, diskusi umum) menggunakan kata popular, misalnya:
argumentasi (ilmiah),pembuktian (populer),psikologi (ilmiah),ilmu jiwa (populer).
C.Konjungsi
1.pengertian konjungsi
Menurut Sumarlan (2003: 32), konjungsi adalah salah satu jenis kohesi
gramatikal yang dilakukan dengan cara menghubungkan unsur yang satu dengan
yang lain dalam wacana.
Menurut Kridalaksana (1994: 102), konjungsi adalah kategori yang
berfungsi untuk meluaskan satuan yang lain dalam konstruksi hipotaktis, dan
selalu menghubungkan dua satuan lain atau lebih dalam konstruksi. Konjungsi
menghubungkan bagian-bagian ujaran yang setataran maupun yang tidak
setataran.
Contoh:
- Ia pergi karena saya
- Ia pergi karena saya mengusirnya
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa konjungsi sama
dengan kata sambung, disebut juga dengan konjungtor, dan termasuk kata tuga
menghubungkan kata dengan kata, frasa dengan frasa, kalimat dengan kalimat.
Dari kalimat tersebut tampak bahwa yang dihubungkan oleh konjungsi
adalah klausa.
xii
statusnya adalah sebagai preposisi. Dalam kenyataannya akan diketahui bahwa
sebagian dari preposisi ada pula yang bertindak sebagai konjungsi.
2. Macam-Macam Konjungsi
Macam-macam konjungsi di dalam kalimat menurut Chaer (1987: 141-
167) terbagi dalam beberapa jenis antara lain sebagai berikut: konjungsi dan,
konjungsi dengan, konjungsi serta, konjungsi atau, konjungsi tetapi. Berikut ini akan
dijelaskan tentang macam-macam konjungsi yang
terdapat di dalam kalimat.
1. Konjungsi dan
Konjungsi dan untuk menyatakan gabungan, biasa digunakan
a. di antara dua kata benda
Perhatikan kalimat berikut.
- Ibu dan Ayah pergi ke Surabaya.
- Adik dibelikan baju dan sepeda.
b. di antara dua kata kerja.
Perhatikan kalimat berikut ini.
- Mereka makan dan minum di kantin.
- Ibu memasak dan meyuapi adik.
c. di antara dua buah kata sifat yang tidak bertentangan.
Perhatikan beberapa kalimat berikut ini.
- Anak itu rajin dan pandai.
- Pohon pisang itu besar dan panjang.
Perlu diperhatikan bahwa.
1) Kalau keduanya kata sifat yang digabungkan dengan konjungsi dan
sifatnya bertentangan, maka tidak mungkin menduduki fungsi subjek.
Perhatikan kalimat berikut ini.
- Kaya dan miskin di hadapan Tuhan sama saja.
- Baik dan buruk perlu dipertimbangkan sekali.
xiii
2) Jika yang digabungkan lebih dari dua buah kata, maka konjungsi dan
hanya digunakan di antara dua buah kata yang terakhir.Hal ini dapat
diperhatikan pada kalimat berikut ini:
xiv
antara.
a. Dua buah kata benda atau frase benda.Penggunaan Konjungsi
5. Konjungsi tetapi
Konjungsi tetapi dengan fungsi untuk menyatakan pertentangan yang
digunakan di antara
a. dua buah kata sifat yang berkontras di dalam sebuah kalimat.
Perhatikan kojungsi tetapi pada kalimat berikut ini.
xv
- Anak itu pandai tetapi malas.
- Dia memang bodoh tetapi rajin.
b. dua buah klausa yang subjeknya merujuk pada identitas yang sama
sedangkan predikatnya adalah dua buah kata sifat yang berkontras.
Perhatikan pula pada kalimat berikut.
- Rumah itu besar dan indah tetapi halamannya sempit.
c. dua buah klausa yang subjeknya merujuk pada identitas yang tidak sama
dengan predikatnya adalah dua buah kata sifat yang berlawanan.
Hal ini dapat diperhatikan pada kalimat berikut.
- Ali sangat pandai tetapi adiknya bodoh.
- Di dalam rumah gelap sekali tetapi di luar sangat terang.
d. dua buah klausa, di mana klausa pertama berisi pernyataan, dan klausa
kedua berisi pengingkaran dengan kata tidak. Perhatikan juga pada kalimat
berikut ini.
- Kami ingin melanjutkan sekolah tetapi tidak ada biaya.
- Saya memang datang ke pesta tetapi tidak ada yang berkesan di
hatiku.
Perlu diperhatikan juga bahwa Konjungsi tetapi juga digunakan sebagai
penghubung antar kalimat.
xvi
DAFTAR PUSTAKA
xvii