Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Mesil (Mesin, Elektro, Sipil,) E-ISSN : 2723-7052

url: https://ceredindonesia.or.id/index.php/mesil
Vol.1, No.2, Desember 2020, Hal 107-115
Pembuatan Alat Konversi Energi Memanfaatkan Gelombang Dengan
Menggunakan Teknik Kolom Osilasi
C A Siregar
Email: chandra@umsu.ac.id
Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Jl. Kapten Muchtar Basri No.3 Medan, Sumatera Utara

ABSTRAK
Pada saat ini banyak sekali sumber daya yang dapat dimanfaatkan, salah satunya adalah gelombang
air. Gelombang dapat dimanfaatkan sebagai penghasil energi yaitu energi listrik dengan
memanfaatkan gelombang air yang sekarang ini sudah banyak diaplikasikan. Salah satu teknologi
sistem konversi energi gelombang air adalah dengan mengaplikasikan teknologi osilasi kolom air.
Prinsip kerja dari osilasi kolom air adalah membangkitkan listrik dari naik turunnya air akibat
gelombang air yang masuk kedalam sebuah osilasi kolom. Naik turunnya air ini yang akan
mengakibatkan keluar masukknya udara di saluran pada bagian atas kolom air dantekanan yang
dihasilkan dari naik turunnya air dalam kolom tersebut yang akan menggerakkan turbin angin. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk menguji kinerja alat yang dirancang berdasarkan tinggi gelombang,
membangun alat uji konversi energi tenaga gelombang dengan mengaplikasikan teknik osilasi kolom.
Pada penelitian ini diambil 3 perbandingan tinggi air yaitu ketinggian air 30 cm, 40 cm, dan 45 cm.
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada ketinggian air 30 cm, panjang gelombang yang diperoleh 66
cm dengan tegangan yang dihasilkan 0,00006V. Pada ketinggian air 40 cm, panjang gelombang yang
diperoleh 75 cm dengan tegangan yang dihasilkan 0,00008V. Dan pada ketinggian air 45 cm, panjang
gelombang yang diperoleh 97 cm dengan tegangan yang dihasilkan 0,00006V.

Kata Kunci : gelombang air, osilasi air, turbin angina, energy listrik

Pendahuluan
Indonesia sebagai negara maritim terbesar di dunia, yang 2/3 wilayahnya merupakan
wilayah lautan. Dengan luasnya wilayah lautan di Indonesia, potensi gelombang laut dapat
dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan. Akan tetapi pemanfaatan energi gelombang
laut belum dilakukan. Padahal Indonesia mempunyai laut yang luas, dari laut yang berombak
kecil, sedang dan besar ada di Indonesia. Dibandingkan dengan energi matahari dan angin,
energi gelombang ini memberikan ketersedian mencapai 90% dengan kawasan yang potensial
tidak terbatas, selama ada ombak, energi listrik bisa didapat [1,2]. Seiring dengan
perkembangan peradaban manusia, tingkat kebutuhan energy manusia juga semakin
meningkat. Melihat topografi yang dikelilingi oleh laut, jenis pembangkit listrik tenaga
gelombang laut sangat cocok. Jenis pembangkit listrik tenaga gelombang laut ini selain
ramah lingkungan, dalam pembangunan dan pengoperasiannya tidak akan merusak ekosistem
alam. Saat ini telah banyak jenis teknologi yang dikembangkan pada pembangkit listrik
tenaga gelombang laut, diantaranya: teknologi buoy tipe, teknologi overtopping devices, dan
teknologi Oscilatting water column. Untuk di Indonesia sendiri, teknologi yang cocok
dikembangkan adalah pembangkit listrik tenaga gelombang laut dengan teknologi oscilating
water column (PLTGL-OWC). Hal ini dikarenakan teknologi oscilatting water column
(OWC) sangat cocok dibangun di daerah dengan topografi dasar lautyang landai dan
memiliki ketinggian gelombang laut yang konstan, serta tidak memerlukan daerah konstruksi
yang luas [3].
Kebutuhan untuk pemenuhan energi dan juga bahan bakar semakin meningkat seiring
dengan pertambahan penduduk dan perkembangan teknologi. Selama ini kebutuhan energi
dipenuhi oleh sumber daya tak terbaharukan seperti minyak bumi dan batu bara. Namun
kenyataannya tidak selamanya energi tersebut bisa mencukupi seluruh kebutuhan manusia

107
Jurnal Mesil (Mesin, Elektro, Sipil,) E-ISSN : 2723-7052
url: https://ceredindonesia.or.id/index.php/mesil
Vol.1, No.2, Desember 2020, Hal 107-115
dalam jangka waktu yang panjang mengingat cadangan energi yang semakin lama semakin
menipis dan juga proses produksinya yang membutuhkan waktu jutaan tahun.
Ketergantungan yang berlebihan, terhadap sumber energi fosil akan menimbulkan beberapa
masalah yang harus dihadapi diantaranya menipisnya cadangan minyak bumi, semakin
meningkatnya harga akibat permintaan yang lebih besar dari pada produksi minyak bumi.
Banyak masalah lingkungan yang ditimbulkan oleh pembakaran minyak bumi seperti
peningkatan efek rumah kaca atau pemanasan global.Sementara pemanfaatan sumber energi
yang terbaharukan seperti tenaga surya, angin, air, biomassa, panas bumi dan nuklir masih
jarang digunakan [6]. OWC merupakan salah satu sistem dan peralatan yang dapat mengubah
energy gelombang laut menjadi energi listrik dengan menggunakan kolom osilasi. Alat OWC
ini akan menangkap energi gelombang yang mengenai lubang pintu OWC, sehingga terjadi
fluktuasi atau osilasi gerakan air dalam ruang OWC, kemudian tekanan udara ini akan
menggerakkan baling-baling turbin yang dihubungkan dengan generator listrik sehingga
menghasilkan listrik. Pada teknologi OWC ini, digunakan tekanan udara dari ruangan kedap
air untuk menggerakkan wells turbine yang nantinya pergerakan turbin ini digunakan untuk
menghasilkan energi listrik [8,9].
Dasar Teori
Ludji,dkk (2014), mengatakan gelombang laut merupakan pergerakan naik turunnya air
dengan arah tegak lurus permukaan air laut yang membentuk kurva atau grafik sinusoidal.
Angin di atas lautan memindahkan tenaganya ke permukaan perairan, menyebabkan riak-
riak, alunan atau bukit, dan berubah menjadi apa yang disebut sebagai gelombang atau
ombak. Prinsip dasar terjadinya gelombang laut adalah jika dua massa yang berbeda
kerapatannya (densitasnya) bergesekan satu sama lain, maka pada bidang geraknya akan
terbentuk gelombang.Energi yang terkandung pada gelombang laut digunakan untuk
menggerakkan turbin.Ombak naik ke dalam ruang generator, lalu air yang naik menekan
udara keluar dari ruang generator dan menyebabkan turbin berputar ketika air turun, udara
bertiup dari luar ke dalam ruang generator dan memutar turbin kembali [10]. Sedangkan
menurut Wijaya (2010), dia mengatakan bahwa gelombang laut sukar dijabarkan dengan
pasti, tetapi dapat diformulasikan dengan pendekatan. Gelombang merupakan gerakan naik
turunnya air laut. Berbagai macam teori pendekatan digunakan untuk memberikan informasi
ilmiah tentang sifat gelombang lautan pada suatu tingkat fenomena yang aktual. Suatu teori
sederhana tentang gelombang lautan dikenal sebagai teori dari Airy atau teori gelombang
linier. Selanjutnya para ahli membedakan sifat gelombang laut sebagai gelombang linier dan
gelombang nonlinier. Gelombang permukaan merupakan gambaran yang sederhana untuk
menunjukkan bentuk dari suatu energi lautan. ika ditinjau dari sifat pengukurannya
gelombang laut dibedakan menurut ketinggian serta periode alunannya. Dari kebanyakan data
yang ada, tinggi gelombang lautan dapat diukur melalui alat ukur gelombang ataupun dengan
cara visual dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan [11].

Gambar 1. Gambar pergerakan air laut (Ludji, dkk, 2014)

108
Jurnal Mesil (Mesin, Elektro, Sipil,) E-ISSN : 2723-7052
url: https://ceredindonesia.or.id/index.php/mesil
Vol.1, No.2, Desember 2020, Hal 107-115
Pengaruh Angin
Angin dengan kecepatan rendah akan menyebabkan kecilnya tinggi gelombang dan
rendahnya periode gelombang yang terjadi, sedangkan angin yang kuat dan angin ribut akan
menyebabkan variasi tinggi serta periode gelombang serta mengarah ke berbagai penjuru.
Pada kondisi angin yang baik, gelombang laut dapat diobservasi secara random, baik untuk
tinggi, periode, maupun arahnya. Angin juga memberikan pengaruh yang besar terhadap
terjadinya gelombang laut sehingga efisiensi hampir semua pesawat konversi energi
gelombang laut dipengaruhi oleh frekuensi angin yang terjadi sepanjang tahun pada suatu
zone lautan tertentu. Gambar 2 menunjukkan suatu spektrum periode gelombang untuk
berbagai variasi kecepatan angin [12].

Gambar 2. Variasi kecepatan angina suatu spectrum

Dam Atoll
Di dalam buku tenaga air juga dijelaskan, para ilmuwan yang mengadakan penelitian di
laboratorium Lockheed, California telah mendapat hak paten untuk suatu pulau buatan
dengan maksud memanfaatkan energi ombak. Tenaga yang dihasilkan oleh “dam atoll” ini
dapat juga digunakan untuk menghilangkan zat garam dari air laut, keperluan minum dan
irigasi. Dinamakan “dam atoll” karena bentuk bundar sesuai dengan bentuk bendungan
(arch dam) dan terapung di laut seperti pulau Atoll, pulau karang di Samudra Pasifik. Leslie
S. Wirt dan Duane L. Morrow telah mengadakan penelitian selama 20 tahun dan selama 6
tahun terakhir, mereka khusus memusatkan penelitian pada “dam atoll”. Seperti yang telah
diketahui juga oleh para nelayan Polynesia, ombak yang mendekati pulau Atoll di Samudra
Pasifik, tidak melewati pulau itu begitu saja tetapi membungkus atau merangkul pulau Atoll
ini. Wirt menerangkan bahwa apa yang dilakukan mereka adalah membangun suatu atoll
buatan dengan bentuk yang paling sesuai agar ombak dengan gerakan spiral tiba di pusat
Ombak yang tiba, rata-rata setiap 10 detik masuk melalui ruang terbuka pada bagian atas
bangunan. Melalui baling-baling penghantar (guide vane) ombak kemudian menuju kebawah
dengan gerakan spiral dan pada akhirnya menjalankan turbin. Dengan demikian terdapat
pembangkit listrik secara terus menerus. Proyek “dam atoll” mempunyai keuntungan lain,
karena energi ombak telah dimanfaatkan untuk pembangkitan listrik, maka muka air laut
agak tenang setelah melewati proyek tersebut, sehingga kita memperoleh suatu daerah yang
dapat dipakai sebagai pelabuhan kapal. Dengan penempatan yang baik “dam atoll” dapat
mengambil energi ombak yang merusak pantai, dan dengan demikian mengamankan pantai
dan bangunan terhadap erosi. Juga polusi berbentuk lapisan minyak diatas laut dapat
dihilangkan karena ombak air laut dan minyak diatasnya akan masuk “dam atoll”. Minyak ini
kemudian dapat dipisahkan dari air laut dan dapat digunakan lagi [13]

109
Jurnal Mesil (Mesin, Elektro, Sipil,) E-ISSN : 2723-7052
url: https://ceredindonesia.or.id/index.php/mesil
Vol.1, No.2, Desember 2020, Hal 107-115

Gambar 3. Dam Atoll [14]

Multiresonant Oscillating Water Column


Dasar konstruksi “pilot plant” ini berbentuk setengah pipa U, berukuran 10 x 10 m
Ombak masuk pada permulaan pipa U dan mengakibatkan gerakan turun-naik muka air pada
ujung pipa. Turun-naik muka air dalam pipa U mengakibatkan udara di atasnya berganti-
ganti didorong keluar dan diisap masuk [13]. Gerakan udara ini menjalankan suatu turbin
udara, yang dihubungkan dengan generator sehingga timbul pembangkitan listrik. Frekuensi
turun-naik air dalam pipa U tergantung pada ukuran pipa dan PLTA semacam ini harus
direncanakan sedemikian rupa, sehingga frekuensi turun-naiknya muka air dalam kolom
sesuai dengan frekuensi ombak air laut yang paling banyak masuk pipa U. Dengan
memberikan bentuk yang khas pada tempat masuknya ombak, Kvaerner Brug berhasil
menambah energi yang dimanfaatkan dari ombak tak teratur. Suatu keuntungan dari turbin
udara yang dipakai disini adalah bahwa putaran selalu searah, terlepas dari arah udara akibat
turun-naiknya muka air dalam pipa U.
.

Gambar 5. Multiresonant Oscillating Water Column

Model Numerik
Pendekatan numerik didasarkan pada simulasi CFD dua dimensi menggunakan kode
komersial Ansys Fluent, Versi Akademik. Interaksi air-udara diperhitungkan melalui model
Volume Of Fluid (VOF). Dalam model VOF, dua atau lebih cairan (atau fase) tidak saling
menembus dan volume suatu fase dihitung sebagai fraksi volume. Fraksi volume dalam sel-
sel yang terletak di dekat antarmuka antara dua fase dihitung dengan menggunakan skema
Rekonstruksi Geometrik, dalam formulasi eksplisit untuk menghindari disipasi numerik yang
berlebihan. Dalam pendekatan ini, antara cairan diwakili melalui interpolasi linier piecewise.
Kedua bidang aliran udara dan air diasumsikan tidak stabil dan dihitung memecahkan

110
Jurnal Mesil (Mesin, Elektro, Sipil,) E-ISSN : 2723-7052
url: https://ceredindonesia.or.id/index.php/mesil
Vol.1, No.2, Desember 2020, Hal 107-115
persamaan ReynoldsAveraged Navier-Stokes (RANS). Persamaan-persamaan ini di ambil
menurutpendekatan Volume Hingga, mengadopsi algoritma berbasis tekanan dalam
formulasi implisitnya. Persamaan konveksi-difusi lainnya (misalnya persamaan momentum
atau energi) di jelaskan melalui skema Second Order Upwind. Mengenai diskretisasi
temporal, langkah waktu Δt = T / 1000 telah diadopsi, T menjadi periode gelombang. Bagian
dari domain komputasi ditunjukkan oleh gelombang persegi panjang, ditetapkan sebagai
"zona berpori" untuk memodelkan perbedaan tekanan antara ruang dan ambien eksternal
karena aliran berosilasi. T“zona berpori” nya ditandai dengan kental (untuk turbin Wells) dan
inersia kerugian (terus menerus), yang parameter telah sesuai diatur untuk mereproduksi
kerugian tekanan aktual dalamsaluran udara

Gambar 6. Domain komputasi


Sistem Kolom Osilasi
Sistem ini membangkitkan listrik dari naik turunnya air laut akibat gelombang laut yang
masuk kedalam sebuah kolom osilasi yang berlubang. Naik turunnya air laut ini akan
mengakibatkan keluar masuknya udara di lubang bagian atas kolom dan tekanan yang
dihasilkan dari naik turunnya air laut dalam kolom tersebut akan menggerakkan turbin.
Tenaga mekanik yang dihasilkan dari sistem-sistem tersebut ada yang akan mengaktifkan
generator secara langsung atau mentransfernya ke dalam fluida udara, yang selanjutnya akan
menggerakan turbin atau generator. Salah satu jenis turbin angin sumbu vertikal yang dapat
digunakan pada kecepatan angin rendah adalah turbin angin Savonius. Konstruksi turbin
sangat sederhana, terdiri dari dua bilah setengah silinder. Pada perkembangan turbin ini
Savonius banyak mengalami perubahan bentuk pada rotornya.

Gambar 7. Sistem osilasi water column


Sistem Oscillating Water Column ( OWC ) merupakan sistem dengan konstruksi yang
terdiri dari dua komponen utama, yaitu ruang udara (Air Chamber) dan Turbin Udara
Generator (air turbine generator). Kesemuanya ini di rencanakan untuk membangkitkan
energi listrik melalui turbin generator yang dapat berputar karena tekanan udara yang di

111
Jurnal Mesil (Mesin, Elektro, Sipil,) E-ISSN : 2723-7052
url: https://ceredindonesia.or.id/index.php/mesil
Vol.1, No.2, Desember 2020, Hal 107-115
sebabkan oleh gerakan naik turunnya gelombang didalam ruang udara tetap. Gerakan naik
turunnya air pada kolom osilasi diasumsikan sebagai piston hidraulik. Piston ini selanjutnya
menekan udara yang berfungsi sebagai fluida udara. Udara yang bertekanan tersebut akan
menggerakan turbin udara yang selanjutnya menggerakan generator listrik. Proses
pengubahan dari energi gerak gelombang kepada energi potensial tekanan udara berlangsung
secara isothermis. Pendekatan ini dipilih karena dalam proses kompresi ini dianggap tidak
terjadi peningkatan temperature yang berarti. Besarnya kompresi tergantung kepada panjang
langkah piston, sedangakan panjang langkah piston dipengaruhi oleh tinggi gelombang ( H )
dan efisiensi absorsi gelombang pada kolom osilasi.
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini akan di rancang alat konversi energi tenaga gelombang teknik kolom
osilasi, ada pun konsep yang di buat untuk rancanagan alat penelitian adalah sebagai berikut :
Studi Literatur .
Penulis melakukan studi literatur yaitu dengan mengumpulkan jurnal maupun buku yang
dijadikan acuan dalam melakukan penelitian pembuatan alat konversi energi tenaga
gelombang dengan mengaplikasikan teknik kolom osilasi.
Konsep Pembuatan Teknik Kolom Osilasi
Konsep pembuatan alat konversi energi tenaga gelombang dengan mengaplikasikan teknik
kolom osilasi penulis menentukan 2 konsep yaitu konsep yang pertama adalah pembuatan
dengan cara pengelasan, dan konsep yang kedua adalah konsep pembuatan dengan
menggunakan baut.
Analisa Konsep Pembuatan
Dari konsep pembuatan yang telah ditentukan yaitu konsep metode horizontal penulis
menganalisa kosep pembuatan tersebut, yaitu penulis menganalisa harga dalam pembuatan
alat tersebut. Selanjutnya penulis menganalisa material apa saja yang cocok digunakan dalam
pembuatan alat tersebut, dan yang terakhir penulis menganalisa kepraktisan pembuatan alat
tersebut, apakah bisa digunakan atau tidak.
Uji Konsep
Setelah menganalisa konsep pembuatan, penulis melakukan uji konsep. Apakah konsep
pembuatan tersebut bisa di lanjutkan atau harus dilakukanpembuatan kosep ulang.Apabila
konsep pembuatan tersebut tidak berhasil maka harus melakukan pembuatan konsep baru,
dan apabila konsep pembuatan tersebut berhasil maka bisa lanjut ke tahapan berikutnya.
Uji Kinerja
Setelah melakukan pengujian konsep, selanjutnya penulis melakukan pengujian kinerja
dengan cara pengujian turbin tersebut. Apakah alat tersebut bias menghasilkan energi atau
tidak.
Pengambilan dan Pengolahan Data
Apabila uji kinerja berhasil, penulis akan mengambil dan mengolah data dari hasil uji kinerja
tersebut, dan kemudian mencatatnya.
Selesai

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pohon Objektif Pembuatan
Pemilihan bahan alat konversi energi tenaga gelombang dengan mengaplikasikan teknik
kolom osilasi dilakukan menggunakan metode matriks keputusan. Metode ini umumnya
digunakan dalam bidang teknik untuk membuat keputusan dalam perancangan produk tetapi
juga dapat dipakai berbagai macam tujuan. Dua pilihan bahan alat konversi energi tenaga
gelombang dengan mengaplikasikan teknik kolom osilasi ada dua opsi yang akan dipilih
yaitu (1) Plat besi lembaran, (2) Besi siku. Kedua bahan ini memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing yang akan dipilih berdasarkan 6 kriteria yang kami anggap sesuai

112
Jurnal Mesil (Mesin, Elektro, Sipil,) E-ISSN : 2723-7052
url: https://ceredindonesia.or.id/index.php/mesil
Vol.1, No.2, Desember 2020, Hal 107-115
seperti diperlihatkan dalam bentuk pohon objektif ini dibagi atas tiga bagian yaitu, faktor
manfaat kualitas 50% faktor biaya 25% dan faktor bahan 25%. Faktor kualiatas menekan
pada usia turbin angin dan ketahanan terhadap korosi, faktor biaya terdiri dari atas biaya
pembelian dan pembuatan kolom osilasi dari awal hingga akhir, faktor bahan merupakan
material yang dipilih untuk memprioritaskan usia dan ketahanan gelombang air agar tahan
terhadap korosi. Hasil pengujian yang diperoleh pada pembuatan alat pembangkit listrik
tenaga gelombang air dengan mengaplikasikan teknik osilasi kolom dapat dilihat pada table
berikut ini:

Gambar 10. Pembuatan Kolom Osilasi

Hasil pengujian yang diperoleh pada pembuatan alat pembangkit listrik tenaga gelombang air
dengan mengaplikasikan teknik osilasi kolom dapat dilihat pada table berikut ini.
Tabel 1. Hasil Pengujian

Pada pengujian alat konversi energi listrik tenaga gelombang dengan Mengaplikasikan
Teknik Kolom Osilasi yang telah dilakukan menghasilkan data seperti pada table 4.4. dari
data tersebut dapat di buat grafik antara tinggi air pada kolam dengan tinggi gelombang,
tinggi air terhadap arus yang dihasilkan

113
Jurnal Mesil (Mesin, Elektro, Sipil,) E-ISSN : 2723-7052
url: https://ceredindonesia.or.id/index.php/mesil
Vol.1, No.2, Desember 2020, Hal 107-115
Grafik Tinggi AirPada Kolom Dengan Tinggi Gelombang

Pada grafik terlihat bahwa semangkin tinggi air yang adaa di dalam kolam ombak maka
tinggi gelombang semangkin tinggi pula, itu di sebab kan karena tumpuan pendorongair
berada di atas sehing semangkin tinggi air semangkin kuat pula dorongannya.

Grafik Tinggi air Terhadap Arus Yang Dihasilkan

Pada grafik perbandingan tinggi air terhadap listrik yang dihasilkan terlihat bahwa ada
peningkatan listrik dari tinggi air 30 cm dan 40 cm yaitu sebesar 0,02V tetapi pada tinggi air
45 cm mengalami penurunan kembali sebesar 0.02V itu disebabkan karena air di dalam
kolam ombak terlalu banyak sehingga putaran pendorong air ngengalami perlambatan akibat
beban air.

114
Jurnal Mesil (Mesin, Elektro, Sipil,) E-ISSN : 2723-7052
url: https://ceredindonesia.or.id/index.php/mesil
Vol.1, No.2, Desember 2020, Hal 107-115
Kesimpulan
Dari penelitian pembuatan alat pembangkit listrik tenaga gelombang dengan mengaplikasikan
teknik osilasi kolom, maka dapat disimpulkan hasil penelitian yang dilakukan pada
ketinggian air 30 cm, panjang gelombang yang diperoleh 66 cm dengan tegangan yang
dihasilkan 0,00006V. Pada ketinggian air 40 cm, panjang gelombang yang diperoleh 75 cm
dengan tegangan yang dihasilkan 0,00008V. Dan pada ketinggian air 45 cm, panjang
gelombang yang diperoleh 97 cm dengan tegangan yang dihasilkan 0,00006V. Dan
pembuatan osilasi kolom akan lebih baik jika menggunakan material yang lebih tipis agar
lebih mudah dibentuk dan dapat menghasilkan tekanan udara yang maksimal.

Daftar Pustaka
[1] J. C. C. Henriques, J. C. C. Portillo, L. M. C. Gato, D. N. Ferreira, “Design of
oscillating-water-column wave energy converters with an application to self-powered
sensor buoys,” vol. 112, pp. 852–867, 2016, doi: 10.1016/j.energy.2016.06.054
[2] Ludji, J. F., Koehuan, V. A., & Nurhayati. (2014). Analisis Efisiensi Sistem Osilator
Kolom Air sebagai Pembangkit Daya Tenaga Gelombang Laut. Lontar Jurnal Teknik
Mesin Undana , 1 (2), 19
[3] Patty, O. F. (2018). Tenaga Air. Surabaya: Erlangga.
[4] P. G. F. Filianoti, L. Gurnari, M. Torresi & S. M. Camporeale., “ScienceDirect CFD
analysis of the energy conversion process in a fixed oscillating water column (OWC )
device with a di Wells turbine,” Energy Procedia, vol. 148, no. Ati, pp. 1026–1033,
2018, doi: 10.1016/j.egypro.2018.08.058.
[5] Pudjanarsa, a M,. (2016). Mesin Konversi Energi. Yogyakarta : Andi.
[6] Royyana, M. B., Budiarto, U., & Rindho, G. (2015). Analisa Bentuk Oscillating Water
Column Untuk Pemanfaatan Gelombang Laut Sebagai Sumber Energi Terbarukan
Dengan Metode Computational Fluid Dynamic(CFD). Jurnal Teknik Perkapalan , 3 (1),
47.
[7] R. Wang, D. Ning, C. Zhang, Q. Zou, and Z. Liu, “Nonlinear and viscous effects on the
hydrodynamic performance of a fi xed OWC wave energy converter,” Coast. Eng., vol.
131, no. January 2017, pp. 42–50, 2018, doi: 10.1016/j.coastaleng.2017.10.012.
[8] Nunes, G., Valério, D., Beirão, P., & Sá da Costa, J. (2011). Modelling and control of a
wave energy converter. Renewable Energy.
https://doi.org/10.1016/j.renene.2010.12.018.
[9] Safitri, L. E., Jumarang, M. I., & Apriansyah, A. (2016). Studi Potensi Energi Listrik
Tenaga Gelombang Laut Sistem Oscillating Water Column (OWC) di Perairan Pesisir
Kalimantan Barat. Positron, 6(1), 8–16. https://doi.org/10.26418/positron.v6i1.14536.
[10] Siregar, A. M., and C. A. Siregar. 2019. “Reliability Test Prototype Wind Turbine
Savonius Type Helical as an Alternative Electricity Generator.” IOP Conference
Series: Materials Science and Engineering 674(1).
[11] M. N. Fauzi, S. Harbintoro, B. Besar, and K. Perindustrian, “Regression analysis to
determine correlation of power and Torsion for pelton turbine,” vol. 38, no. 2, 2016
[12] E. O. Hair and M. G. Giesselmann, “Comparative Analysis of Regression and Artificial
Neural,” vol. 123, no. November, pp. 327–332, 2001
[13] Khoirul, M., Febri, R., Sarwito, S., & Kusuma, R. (2014). Perancangan Prototype
Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut Tipe Oscilating Water Column di Pantai
Bandealit Jember. TEKNIK POMITS
[14] Navarro,D,Dkk,2008.Wave Energy Conversion. USA: Departement Of Architecture
And Marien Enginnering

115

Anda mungkin juga menyukai