Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia adalah negara maritim terbesar di dunia dengan dua per tiga luas
wilayah atau sekitar 5,8 juta km2 berupa lautan terdiri dari sekitar 17.504 pulau
yang dikelilingi oleh garis pantai sepanjang 81.000 km. Laut bukanlah hanya
sekedar air asin yang menjadi habitat beragam kekayaan hayati, namun ini adalah
lautan energi. Air laut, dinamika air laut dan ruang diatas laut memiliki potensi
energi luar biasa. Tidak seperti blue energy hasil inovasi Joko Suprapto yang
mengklaim menggunakan “teknologi mata hati”, potensi energi samudera kita
dapat dipanen dengan teknologi yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah
dan telah terbukti aplikasinya. Sumber daya hayati yang ada di planet bumi ini
salah satunya adalah lautan. Selain mendominasi wilayah di bumi ini, laut juga
mempunyai banyak potensi pangan (beranekaragam spesies ikan dan tanaman
laut) dan potensi sebagai sumber energi.
Secara umum, potensi energi samudra yang dapat menghasilkan listrik dapat
dibagi kedalam 3 jenis potensi energi yaitu energi pasang surut (tidal power),
energi gelombang laut (wave energy) dan energi panas laut (ocean thermal
energy). Energi pasang surut adalah energi yang dihasilkan dari pergerakan air
laut akibat perbedaan pasang surut. Energi gelombang laut adalah energi yang
dihasilkan dari pergerakan gelombang laut menuju daratan dan sebaliknya.
Sedangkan energi panas laut memanfaatkan perbedaan temperatur air laut di
permukaan dan di kedalaman. Meskipun pemanfaatan energi jenis ini di Indonesia
masih memerlukan berbagai penelitian mendalam, tetapi secara sederhana dapat
dilihat bahwa probabilitas menemukan dan memanfaatkan potensi energi
gelombang laut dan energi panas laut lebih besar dari energi pasang surut.
1.2 Perumusan Masalah
Cadangan sumber energi fosil seperti minyak bumi di Indonesia semakin
menipis. Oleh karena itu energi alternatif mulai dilirik untuk memenuhi kebutuhan
energi. Salah satunya adalah gelombang laut. "Pembangkit listrik tenaga
gelombang laut (PLTGL). Gelombang yang selama ini dijadikan tunggangan para
peselancar, kini bisa menjadi sumber energi tiada henti. Energi gelombang ini

1
dapat dimanfaatkan untuk mensuplai kebutuhan energi seuatu kota pelabuhan
misalnya. Para peneliti memperkirakan, hanya dengan memanfaatkan 0,2 persen
energi gelombang laut dapat menyalakan semua bola lampu di seluruh dunia.
1.3 Tujuan
1. Agar mahasiswa mampu memahami dan mengerti tentang PLTGL.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui jenis dan prinsip kerja PLTGL.
3. Untuk memenuhi tugas DKE (Dasar Konversi Energi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Pada dasarnya pergerakan laut yang menghasilkan gelombang laut terjadi
akibat dorongan pergerakan angin. Angin timbul akibat perbedaan tekanan pada 2
titik yang diakibatkan oleh respons pemanasan udara oleh matahari yang berbeda
di kedua titik tersebut. Mengingat sifat tersebut maka energi gelombang laut
dapat dikategorikan sebagai energi terbarukan.
Gelombang laut secara ideal dapat dipandang berbentuk gelombang yang
memiliki ketinggian puncak maksimum dan lembah minimum Pada selang waktu
tertentu, ketinggian puncak yang dicapai serangkaian gelombang laut berbeda-
beda, bahkan ketinggian puncak ini berbeda-beda untuk lokasi yang sama jika
diukur pada hari yang berbeda. Meskipun demikian secara statistik dapat
ditentukan ketinggian signifikan gelombang laut pada satu titik lokasi tertentu.
Bila waktu yang diperlukan untuk terjadi sebuah gelombang laut dihitung
dari data jumlah gelombang laut yang teramati pada sebuah selang tertentu, maka
dapat diketahui potensi energi gelombang laut di titik lokasi tersebut. Potensi
energi gelombang laut pada satu titik pengamatan dalam satuan kw per meter
berbanding lurus dengan setengah dari kuadrat ketinggian signifikan dikali waktu
yang diperlukan untuk terjadi sebuah gelombang laut. Berdasarkan perhitungan
ini dapat diprediksikan berbagai potensi energi dari gelombang laut di berbagai
tempat di dunia. Dari data tersebut, diketahui bahwa pantai barat Pulau Sumatera
bagian selatan dan pantai selatan Pulau Jawa bagian barat berpotensi memiliki
energi gelombang laut sekitar 40 kw/m.
2.2 Prinsip Kerja
Pada dasarnya prinsip kerja teknologi yang mengkonversi energi gelombang
laut menjadi energi listrik adalah mengakumulasi energi gelombang laut untuk
memutar turbin generator. Karena itu sangat penting memilih lokasi yang secara
topografi memungkinkan akumulasi energi. Meskipun penelitian untuk
mendapatkan teknologi yang optimal dalam mengkonversi energi gelombang laut
masih terus dilakukan, saat ini, ada beberapa alternatif teknologi yang dapat
dipilih.

3
 Attenuator
Contoh dari teknologi PLTGL yang menerapkan teknologi Attenuator adalah
pelamis. Pelamis merupakan suatu struktur mengapung, terdiri atas baja silindris
yang dihubungkan oleh sambungan yang dirancang agar dapat bergerak keatas-
bawah dan kekanan-kiri. Pelamis ini berbentuk langsing agar pelamis ini dapat
menembus ombak dan badai serta membatasi gerak dari sambungan pelamis.
Masing-masing sambungan dari pelamis atau ular laut berisi suatu pompa
hidrolik. Ketika gelombang berpindah kedudukan maka minyak tekanan tinggi
akan di pompa dari sambungan melalui motor untuk menggerakkan suatu pompa
hidrolik, yang akhirnya pompa hidrolik ini akan membuat generator bekerja
untuk menghasilkan tengah listrik. Disain Pelamis adalah suatu 150 meter dan
diameter 3.5meter, 4 segmen yang utama dengan 3 sambungan. Pelamis pertama
kali di gunakan untuk kegiatan komersil di daerah Portugal yang terdiri dari 3
unit,dan mampu memproduksi 2.25MW yang cukup untuk menghidupi sekitar
1500 rumah.

4
 Point Absorber
Salah satu PLTGL yang menerapkan teknologi Point Absorber adalah
PLTGL–Pelampung, yaitu PLTGL yang menggunakan pelampung untuk
menggerakkan generatornya.

5
Generator PLTGL–Pelampung terendam di dalam air laut, berupa generator
linier dengan rotor magnet permanen dan superkonduktor, terbuat dari bahan yang
menghasilkan medan magnet kuat, seperti ferrite, neodymium (Nd), samarium
cobalt (SmCo) atau campuran neodymium, ferrite dan boron (NdFeB). Gerakan
rotornya, karena tekanan ombak, naik dan turun berupa lintasan linier. Karena
berada di dalam air maka kenaikan temperatur super konduktor dapat terjaga,
sehingga daya yang dihasilkan cukup besar, bervariasi mulai skala kW hingga
skala MW . Keunggulan utama PLTGL-Pelampung adalah efisiensinya yang
dapat ditingkatkan serta keandalannya lebih tinggi dibandingkan dengan PLTA
konvensional.
 Oscillating Water Column
Alternatif teknologi pembangkit tenaga gelombang laut yang lebih banyak
dikembangkan adalah teknik osilasi kolom air (the oscillating water column).
Proses pembangkitan tenaga listrik dengan teknologi ini melalui 2 tahapan proses.
Gelombang laut yang datang menekan udara pada kolom air yang diteruskan ke
kolom atau ruang tertutup yang terhubung dengan turbin generator. Tekanan
tersebut menggerakkan turbin generator pembangkit listrik. Sebaliknya,
gelombang laut yang meninggalkan kolom air diikuti oleh gerakan udara dalam
ruang tertutup yang menggerakkan turbin generator pembangkit listrik.

6
Variasi prinsip teknologi ini dikembangkan di Jepang dengan nama might
whale technology. Di Skotlandia, Inggris Raya, telah dibangun pembangkit tenaga
gelombang laut yang menggunakan teknologi ini. Pembangkit yang selesai
dibangun pada tahun 2000 ini dilengkapi 2 generator dan 2 turbin counter-rotating
yang mampu menghasilkan daya listrik sampai 500kW
 Overtooping
Teknologi ini menggunakan dinding atau pembatas yang tingginya hampir
sama dengan ting permukaan laut, teknologi ini memanfaatkan gelombang laut
yang besar dan meluber sehingga berada pada suatu penampungan, kemudian di
bawah penampungan tersebut terdapat generator yang akan menghasilkan energi
listrik. Contoh alat yang menggunakan teknologi ini adalah Wave Dragon.

Wave Dragon adalah alat yang menggunakan teknologi overtopping dimana


alat ini memanfaatkan ombak yang berlebih, dimana mengangkat ombak kesuatu
reservoir di atas permukaan laut di mana air akan keluar melalui suatu turbin dan
dengan cara ini diubah ke dalam listrik. Wave Dragon adalah suatu konstruksi
yang sangat sederhana dan, yang mana sangat bermanfaat untuk beroperasi
dilepas pantai.

7
Wave Dragon menjangkau kawasan pantai. Alat ini dirancang untuk
memanfaatkan tenaga potensial ombak yang menjulang lebih tinggi: melebihi
dinding atau alat pembatas. Wave Dragon dapat dibuat dengan beberapa turbin
yang membangitkan listrik.

Gambar diatas adalah contoh alat Wave Dragon untuk menangkap ombak.
 Oscillating Wave Surge Converters
Alat ini memanfaatkan energi disebabkan oleh ombak yang bergerak secara
konsisten. Dengan memanfaatkan lengan bergerak-gerak sebagai bandul yang
menjulang. Contoh perusahaan yang memanfaatkan teknologi ini adalah
BioPower Systems; perusahaan inovatif ini mengembangkan sirip-ekor-ikan-hiu
buatan dan rumput laut mekanik untuk menangkap energi dari ombak.

Idenya bermula dari pemikiran sederhana bahwa sistem yang berfungsi paling
baik di laut tentunya adalah sistem yang telah ada disana selama beribu-ribu tahun
lamanya. Ketika arus ombak menggoyang sirip ekor mekanik dari samping ke

8
samping sebuah kotak gir akan mengubah gerakan osilasi tersebut menjadi
gerakan searah yang menggerakkan sebuah generator magnetik.

Rumput laut mekaniknya pun bekerja dengan cara yang sama, yaitu dengan
menangkap arus ombak di permukaan laut dan menggunakan generator yang
serupa untuk merubah pergerakan laut menjadi listrik.
 Submerged Pressure Differential
Alat ini adalah secara khas ditempatkan tepi laut dan diletakkan didasar laut.
Gerakan dari ombak menyebabkan permukaan laut untuk naik dan turun di atas
alat, mempengaruhi suatu tekanan diferensial di alat. Tekanan yang naik dan
turun kemudian bisa memompa cairan melalui suatu sistem tertentu yang
menghasilkan listrik.

Move Direction

2.3 Potensi Sumber Daya Alam di Indonesia


Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai 81 ribu km garis pantai. Laut
Indonesia yang sangat luas dengan gelombangnya menyimpan daya potensial

9
yang sangat besar untuk didayagunakan sebagai sumber tenaga. Laut merupakan
¾ bagian dari wilayah Indonesia memiliki potensi yang sangat luar biasa berbagai
kekayaan alam tersimpan di wilayah biru ini. Pemanfaatan kelautan dinegeri ini
hanya terpusat pada kegiatan migas dan perikanan, padahal laut ini tersimpan
berbagai energi yang mampu membangkitkan listrik. Angin laut, gelombang laut,
dan arus pasang surut jenis energi potensial yang mampu dikonversi menjadi
energi listrik. Panjang pantai Indonesia mencapai 81.290 km dari 17.508 pulau
diperkirakan memiliki potensi kelistrikan sebesar 61 giga watt (GW) lebih besar
dari jumlah listrik yang terpasang saat ini sebesar 38 GW. Beberapa teknologi
sudah diterapkan di Indonesia. Antara lain adalah sebagai berikut.
 OWC (Oscillating Water Column)
Saat ini telah didirikan sebuah Pembangkit Listrik Bertenaga Ombak (PLTO)
di Yogyakarta, yaitu model Oscillating Water Column. Tujuan didirikannya
PLTO ini adalah untuk memberikan model sumber energi alternatif yang
ketersediaan sumbernya cukup melimpah di wilayah perairan pantai Indonesia.
Model ini menunjukan tingkat efisiensi energi yang dihasilkan dan parameter-
parameter minimal hiroosenografi yang layak, baik itu secara teknis maupun
ekonomis untuk melakukan konversi energi.

Dalam PLTO ini proses masuk dan keluarnya aliran ombak pada suatu
ruangan tertentu (khusus) dapat menyebabkan terdorongnya udara keluar dan
masuk melalui sebuah saluran di atas ruang khusus tersebut. Apabila diletakkan

10
sebuah turbin di ujung saluran tersebut, maka aliran udara yang keluar masuk
akan memutar turbin yang menggerakkan generator. Kelemahan dari model ini
adalah aliran keluar masuk udara dapat menimbulkan kebisingan, akan tetapi
karena aliran ombak sudah cukup bising umumnya ini tidak menjadi masalah
besar.

 PLTGL–Pendulum
Salah satu PLTGL yang cukup banyak dikembangkan di Indonesia adalah PLTGL–
Pendulum, yaitu putaran generatornya berbasis pendulum. Pendulum adalah beban berat
yang digantungkan atau terikat pada satu poros dan membuat gerakan ayunan ketika
diberi gaya dari luar. Pendulum bergerak pada periode tertentu dengan merubah energi
potensial menjadi energi mekanik kemudian merubahnya kembali menjadi energi
potensial tanpa mengurangi potensi energi secara keseluruhan (prinsip kekekalan energi).
Sebuah pendulum yang tergantung pada penyangga diletakkan di atas anjungan yang
mengapung diatas permukaan air laut. Gerakan gelombang laut akan menyebabkan
anjungan ikut bergerak sehingga pendulum tersebut berayun. Ayunan pendulum inilah
yang akan menggerakkan Pompa hidraulik, dan pergerakan pompa tersebut akan
memutar sudu-sudu generator. Prinsip kerja generator pendulum ini dapat dilihat pada
Gambar di bawah ini.

11
 Tapered Channel
Alternatif teknologi yang diprediksikan tepat dikembangkan di pesisir pantai
selatan Pulau Jawa adalah Teknologi Tapered Channel (Tapchan). Prinsip
teknologi ini cukup sederhana, gelombang laut yang datang disalurkan memasuki
sebuah saluran runcing yang berujung pada sebuah bak penampung yang
diletakkan pada sebuah ketinggian tertentu. Air laut yang berada dalam bak
penampung dikembalikan ke laut melalui saluran yang terhubung dengan turbin
generator penghasil energi listrik. Adanya bak penampung memungkinkan aliran
air penggerak turbin dapat beroperasi terus menerus dengan kondisi gelombang
laut yang berubah-ubah. Teknologi ini tetap memerlukan bantuan mekanisme
pasang surut dan pilihan topografi garis pantai yang tepat. Teknologi ini telah
dikembangkan sejak tahun 1985.

2.4 Kekurangan dan Kelebihan


Kelebihan yang kita dapatkan adalah:
- Energi bisa diperoleh secara gratis;
- Tidak butuh bahan bakar;

12
- Tidak menghasilkan limbah;
- Mudah dioperasikan;
- Biaya perawatan rendah;
- Serta dapat menghasilkan energi dalam jumlah yang memadai.
Kekurangan dari PLTGL ini adalah:
- Bergantung pada ombak;
- Perlu menemukan lokasi yang sesuai dimana ombaknya kuat dan muncul
secara konsisten.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Untuk mengatasi cadangan sumber energi fosil seperti minyak bumi di
Indonesia semakin menipis. Perlulah dikembangkan lebih besar mengenai
PLTGL (Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut). Karena potensi di
Indonesia sangat menjanjikan. Panjang pantai Indonesia mencapai 81.290 km
dari 17.508 pulau diperkirakan memiliki potensi kelistrikan sebesar 61 giga watt
(GW) lebih besar dari jumlah listrik yang terpasang saat ini sebesar 38 GW. Dan
pada nantinya teknologi – teknologi PLTGL ini dapat untuk mengatasi
kelangkaan listrik dalam negeri.
3.2 Saran
Dikarenakan besarnya biaya yang digunakan untuk instalasi berbagi jenis alat
PLTGL maka di Indonesia perlu mencari investor – investor, jika memang ingin
memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki atau mencari alternatif –alternatif
lain untuk memanfaatkan sumber daya laut yang sangat berpotensi ini. Dan perlu
juga peningkatan mutu pendidikan agar dapat menciptakan dan mendapatkan
tenaga ahli dalam negeri untuk memanfaatkan sumber daya alam yang terdapat di
Indonesia.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://arizal.wordpress.com/
http://www.unenergy.org/
http://www.energiterbarukan.net/
http://www.pelamiswave.com/
http://www.rise.org.au/
http://www.wavec.org/
http://www.emec.org.uk/
http://btc-network.risert.co.id/
http://www.aw-energy.com/
http://lemlit.unila.ac.id/

14

Anda mungkin juga menyukai