Anda di halaman 1dari 8

TUGAS M4

KL-4153 TEKNOLOGI ENERGI LAUT

Diajukan untuk pemenuhan tugas Teknologi Energi Laut

Disusun Oleh:

Ali Fatahillah 118300062


Amin Firman Syah 118300010
Rizky Octa Saputra 119340009
I Made Arta Diana 119340005
Rizky Nurul Mustakim 119300079
Friska Santiaga Br Naibaho 119300084

PROGRAM STUDI TEKNIK KELAUTAN

JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN

INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

2022
Deskripsi Tugas

Carilah informasi mengenai potensi, teknologi, dan kabar terkini mengenai Wave and
Tidal Energy Converter in Indonesia.
Energi Gelombang Laut

Semakin padatnya populasi di bumi semakin berkembang juga teknologi serta


ekonomi nasional yang membuat energi listrik menjadi semakin vital dalam kehidupan
sehari-hari. Di Indonesia, kebutuhan energi listrik masih bisa dibilang belum tercukupi
terutama untuk daerah yang berada di luar Pulau Jawa. Dari data yang ada hingga tahun
2009, sebagian besar kebutuhan tenaga listrik di Indonesia masih dipasook dari
pembangkit listrik berbahan bakar fosil. Minyak Bumi masih menduduki peringkat
tertinggi, yaitu 51,66%. Gas alam 28,57% dan sisanya dipasok dari energi minyak
sebesar 15,34% dan energi terbarukan 4,43%. Salah satu kelemahan dalam menerapkan
pemerataan kebijakan energi adalah tidak termanfaatkannya sumber energi baru
terbarukan, yang dimana masih ketergantungan terhadap konsumsi energi berbahan
bakar fosil.
Laut menyimpan energi yang dapat digunakan seperti arus, angin, gelombang dan
pasang surut. Dinamika energi gelombang dan angin berasal dari tekanan yang berbeda
antar lapisan atmosfer, kemudian energi ditransfer dari angin ke gelombang. Energi
yang ditransfer tergantung pada kecepatan angin, lama waktu angin yang bertiup dan
jaraknya (fetch).

Energi Tidal

Energi Tidal merupakan salah satu secondary energy resources yang


memanfaatkan arus bawah dari laut, selat atau sungai sehingga bisa merubah dari
energi kinetik atau gerak menjadi energi listrik. Penggerak energi tidal ini sama dengan
wind energy, yakni dengan menggunakan turbin atau baling – baling. Energi tidal ini
juga merupakan tenaga pasang dan surut air laut yang kuat berpotensi memutar turbin.
Pembangkit listrik tidal dikembangkan sejak 1966, pembangkit tenaga tidal berskala
besar pertama yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Tidal La Rance yang dikenal dengan
istrilah “Tidal Barrage Power Plant”.
Ada 3 aplikasi pemanfaatan dari energi pasang surut air laut ini yaitu:
1. Turbin Lepas Pantai
Turbin lepas pantai ini menyerupai pembangkit listrik tenaga angin versi bawah
laut, energi listrik yang didapatkan berasal dari pemanfaatan pemanfaatan variasi
permukaan laut khususnya yang disebabkan oleh efek gravitasi bulan, kemudian
dikombinasikan dengan rotasi bumi dengan menangkap energi yang terkandung dalam
perpindahan massa air akibat pasang surut.
Sistem ini akan bekerja dengan sangat baik pada arus yang kuat. Keunggulan dari
metode ini yaitu biaya instalasinya yang lebih murah, dan dampak yang dihasilkan
relative kecil
2. Bendungan Pasang Surut
Turbin lepas pantai ini menyerupai pembangkit listrik tenaga angin versi bawah
laut, energi listrik yang didapatkan berasal dari pemanfaatan pemanfaatan variasi
permukaan laut khususnya yang disebabkan oleh efek gravitasi bulan, kemudian
dikombinasikan dengan rotasi bumi dengan menangkap energi yang terkandung dalam
perpindahan massa air akibat pasang surut.
Sistem ini akan bekerja dengan sangat baik pada arus yang kuat. Keunggulan dari
metode ini yaitu biaya instalasinya yang lebih murah, dan dampak yang dihasilkan
relative kecil
3. Laguna Pasang Surut
Metode ini tidak jauh berbeda dengan bendungan pasang surut air laut, namun
relatif lebih murah biaya pembangunannya. Laguna pasang surut membutuhkan
cekungan untuk mengalirkan air laut supaya dapat memutar turbin dan menghasilkan
listrik.

Kelebihan dari energi tidal ini diantaranya adalah sangat efisien karena massa jenis
air 800 kali lebih besar daripada udara, sehingga bisa tahan dengan jangka waktu yang
lama (100 tahun). Energi Tidal lebih mudah diprediksi dari pada Energi Baru
Terbarukan lain seperti Energi Surya maupun angin karena kepastian mengenai pasang
surut air laut yang lebih mudah diprediksi dibandingkan dengan waktu pencahayaan
matahari maupun laju aliran angin.
Sementara kekurangannya adalah energi tidal ini sangat mahal dari tahap awal
sampai akhir, bisa merusak lingkungan walaupun lokal (tidak berdampak luas) sedikit
tempat yang potensial, dll. Biaya pembangunan dan pemeliharaan yang masih sangat
mahal, sebuah fasilitas 1.085 MW bisa membutuhkan biaya sebanya 1,2 miliar dolar
AS untuk membangun dan menjalankan.
Gambar di atas menjelaskan bahwa, energi tidal bergantung pada gravitasi bulan
dan matahari sehingga bisa mudah diprediksi.

POTENSI

Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan dengan luas perairan hampir
60% dari total wilayah Indonesia. Laut di Indonesia menyimpan potensi yang sangat
besar dalam bidang energi terbarukan terlebih energi tidal.

Dapat dilihat dari gambar diatas banyak sekali wilayah di Indoensia yang
berpotensi menjadi lokasi untuk mengembangkan dan mengoptimalkan energi dari laut
ini. Negara Indonesia memiliki potensial untuk energi tidal. Dengan potensi teoritis
energi tidal mencapai 160 GW negara kita dalah mangsa para konsultan – konsultan
energi asing, karena ini adalah pasar yang menggiurkan.
1. Kalimantan Barat
Kalimantan barat merupakan wilayah yang sedang mengalami krisis ketersediaan
energi listrik dan dapat dikatakan hampir tidak memiliki sistem cadangan
pembangkitan listrik. Kisaran pasang surut air laut di wilayah ini dapat mencapai 1,3
m hingga 5,7 m, hal tersebut dapat dikatakan potensial untuk dimanfaatkan dalam
pemanfaatan teknologi energi pembangkit listrik energi tidal.
Teknologi yang digunakan untuk mengembangkan energi pasang surut air laut di
wilayah ini yaitu dengan menerapkan Floating Dam. Analisis data yang didapatkan
yaitu teknologi ini dapat menghasilkan energi listrik yang diketahui dari perhitungan
jumlah rumah yang dapat dialiri arus listrik menggunakan teknologi ini. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan output daya listrik yang dapat dihasilkan berkisar 730
MWh/hari.
2. Cilacap
Cilacap menjadi salah satu daerah yang memiliki potensi dalam pemanfaatan
energi pasang surut air laut karena memiliki potensi pasang surut air laut yang cukup
tinggi. Wilayahnya perairannya yang dipengaruhi oleh air laut Samudera Hindia
sehingga potensinya cukup besar. Hal tersebut menjadikan Cilacap digunakan untuk
penelitian bagaimana arus pasang surut air laut dapat beroperasi.
3. Selat Larantuka Flores Timur
Selat Larantuka merupakan selat laut yang berada di wilayah Flores Timur,
Provinsi Nusa Tenggara Timur. Larantuka mempunyai lebar satu kilometer dengan
kecepatan arus laut di Selat Larantuka rata-rata 4,5 dan 5,0 m/s. Rencana proyek
pembangkit listrik pasang surut meliputi pembangunan 4 elemen Jembatan pasang
surut dengan 32 buah turbin Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut yang terpasang
di dalamnya. Di mana kapasitas terpasang tiap turbin adalah sebesar 16 MW.

Perlu kita ketahui bahwasanya tahun ini konsultan energi dari Belanda sukses
mengeksekusi sebuah proyek pembangkit listrik memanfaatkan energi tidal di Flores,
NTT dengan nilai lebih dari Rp. 5 Trilliun. Tidal Bridge sudah siap berinvestasi dari
dua tahun yang lalu dan sempat terhambat karena Pandemi. Persiapan investasi PLTAL
tersebut saat ini masih menunggu persetujuan dari pihat PT Perusahaan Listrik Negara
(Persero) yang nantinya akan membeli listrik dari PLTAL.
Referensi

Potensi Energi Tidal di Indonesia (Singkat) - Kompasiana.com


Angin dan Gelombang Laut sebagai Energi Terbarukan Halaman 1 - Kompasiana.com
Meiki Eru Putra Blog: Tidal Energy (Energi Pasang Surut)
Pembangkit Listrik Pasang Surut Air Laut - Energi Tidal (rakhman.net)
Menakar Potensi Energi Tidal Indonesia - elgie.id
Tidal Power Structure, Sumber Energi Listrik Terbarukan Dari Laut |
KampusUndip.com

Anda mungkin juga menyukai