Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Seiring berjalannya waktu, pembangkit listrik tenaga bahan bakar fosil
semakin menipis. Diantaranya adalah minyak bumi, dan batubara. Betapa
tidak, Indonesia menggantungkan 47% konsumsi energinya kepada minyak
bumi, sedangkan cadangan yang dimiliki hanya cukup untuk bertahan 12
tahun kedepan. Hal ini dikarenakan meningkatnya permintaan kebutuhan
listrik. Untuk itu diperlukan sebuah terobosan untuk memanfaatkan energi
lain selain energi terbarukan. Karena jika kita terlalu memanfaatkan energi
terbarukan, maka dimasa depan akan minim cadangan untuk bahan bakar
energi tersebut. Maka dianjurkanlah untuk memanfaatkan bahan bakar energi
alternatif seperti tenaga surya, tenaga geothermal, tenaga angin, energi gas
alam, tenaga hidrogen, tenaga biomassa, tenaga biofuel, tenaga tidal, tenaga
biodiesel, tenaga etanol, tenaga methanol tenaga piezoelektrik, tenaga nuklir
dan tenaga gelombang laut.
Indonesia merupakan negara yang memiliki luas wilayah laut tiga kali
lebih besar dari luas daratan. Laut yang luas tersebut menyimpan banyak
potensi, seperti potensi sumber daya ikan yang melimpah, potensi wisata,
serta potensi sumber energi alternatif. Menurut data yang dikeluarkan oleh
Asosiasi Energi Laut Indonesia (ASELI) secara teoritis, total sumber daya
energi laut nasional sangat melimpah, meliputi energi dari jenis panas laut,
gelombang laut dan arus laut, yaitu mencapai 727.000 MW. Namun, potensi
energi laut yang dapat dimanfaatkan dengan teknologi sekarang dan secara
praktis memungkinkan untuk dikembangkan, berkisar antara 49.000 MW. Di
antara potensi sedemikian besar tersebut, industri energi laut yang paling siap
adalah industri berbasis teknologi gelombang dan teknologi arus pasang
surut, dengan potensi praktis sebesar 6.000 MW.
Berdasarkan survei yang dilakukan Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi (BPPT) dan Pemerintah Norwegia sejak tahun 1987, didapat
bahwa banyak daerah pantai Indonesia yang berpotensi sebagai pembangkit
listrik bertenaga gelombang laut. Lokasinya tersebar di sepanjang Pantai
Selatan Pulau Jawa, di Irian Jaya bagian utara, dan sebelah barat Pulau
Sumatera yang sangat sesuai untuk menyuplai energi listrik. Namun, potensi
tersebut kenyataannya belum dimanfaatkan secara optimal. Jika dimanfaatkan
secara optimal, energi laut bisa memenuhi kebutuhan energi seperti listrik
untuk beberapa daerah yang berada di pulau-pulau dan daerah perbatasan.
Pemanfaatan gelombang laut menjadi pembangkit listrik adalah sistem
yang ramah lingkungan. Pembangkit listrik tenaga ombak merupakan proses
konversi energi sekaligus sebagai mitigasi bencana alam tsunami dan
mencegah abrasi laut. Banyak keuntungan yang didapat dari pembangkit ini
yang dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk menjadi alternatif pengganti
sumber energi pokok atau konvensional. Selain itu pula, pembangkit energi
ini dapat menjadi pendeteksi bencana tsunami dan pemecah ombak air laut.
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan panjang
garis pantai lebih dari 81.000 km serta lebih dari 17.508 pulau dan luas laut
sekitar 3,1 juta km2 wilayah pesisir dan lautan Indonesia. Pembangkit ini
sangat cocok untuk dijadikan sebagai suatu pembangkit baku menggantikan
pembangkit listrik yang telah dianggap menjadi sesuatu yang lumrah. Dan
pembangkit ini pun ramah lingkungan.
Pemanfaatan gelombang laut sebagai pembangkit listrik adalah hal yang
logis mengingat kondisi gelombang laut di Indonesia yang mendukung.
Sumber energi ini juga dinilai cukup potensial dikembangkan di Indonesia
mengingat wilayah perairan nusantara yang begitu luas dengan selat yang
menghadap lautan Hindia dan samudera pasifik. Berdasarkan survei yang
dilakukan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan
Pemerintah Norwegia sejak tahun 1987, didapat bahwa banyak daerah pantai
Indonesia yang berpotensi sebagai pembangkit listrik bertenaga gelombang
laut. Lokasinya tersebar di sepanjang Pantai Selatan Pulau Jawa, di Irian Jaya
bagian utara, dan sebelah barat Pulau Sumatera yang sangat sesuai untuk
menyuplai energi listrik. Peneliti puslitbang PLN, Zamrisyaf mengatakan
pihaknya sudah mulai melakukan penelitian terkait pengembangan PLTGL.
Penelitian ini melibatkan Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya dan
sudah menuai hasil yang menggembirakan. Menurutnya potensi gelombang
laut Indonesia sekitar 20-70 kwh/meter dengan garis pantai sekitar 81.290
km. PLTGL diharapkan dapat mengurangi penggunaan konsumsi bahan bakar
minyak untuk listrik Indonesia. PLTGL tersebut pernah di uji coba di PLN
wilayah Sumatera Barat pada 2002, 2003, 2006, dan 2007. Hasilnya, PLTGL
Sumatera Barat tersebut diyakini dapat dikembangkan menjadi skala
komersil. Pembangkit ini dapat beroperasi secara maksimal dengan
menyesuaikan gelombang laut dimanapun berada. Selain ramah lingkungan,
PLTGL merupakan pembangkit listrik yang murah. Hanya dibutuhkan
investasi Rp 28.000.000 per kilowatt untuk membangun pembangkit ini.
Dr. Erwandi dari UPT Balai Pengkajian dan Hidrodinamika BPPT
menyebutkan, wilayah perairan Indonesia terutama selat selat yang lautan
Hindia dan Samudera Pasifik memeiliki arus laut yang kuat dan cocok untuk
pengembangan PLTGL. Di wilayah NTB dan NTT, berdasarkan hasil riset
yang dikembangkan BPPT dari 10 selat yang ada di wilayah itu diperkirakan
dapat menghasilkan energi listrik hingga 3000 MW.
1.2 Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang diatas, maka ada beberapa masalah yang
dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Bagaimana prinsip kerja dari Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang
Laut?
2. Bagaimana pemanfaatan gelombang laut menjadi energi listrik?
3. Bagaimana proses konversi energi dari gelombang laut menjadi energi
listrik?
4. Bagaimana gelombang laut dapat dimanfaatkan menjadi energi listrik
alternatif?
5. Apa saja teknologi yang dipakai?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah:
1. Mengetahui prinsip kerja dari Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang
Laut.
2. Mengetahui pemanfaatan gelombang laut menjadi energi listrik.
3. Mengetahui proses konversi energi dari gelombang laut menjadi energi
listrik.
4. Mengetahui teknologi yang dipakai dalam mesin konversi energi
gelombang laut menjadi energi listrik.
1.4 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Hanya membahas tentang energi listik terbarukan.
2. Hanya membahas tentang potensi gelombang laut sebagai pembangkit
listrik tenaga gelombang laut.
3. Hanya membahas tentang proses perubahan energi dari energi gelombang
laut menjadi energi listrik.
4. Hanya membahas tentang teknologi dalam perancangan OWC.
1.5 Hipotesis
Ho: Gelombang laut tidak bisa dijadikan energi alternatif
H1: Gelombang laut bisa dijadikan energi alternatif
Ho: Angin dan tinggi gelombang tidak berpengaruh untuk dijadikan energi
listrik
H1: Angin dan tinggi gelombang berpengaruh untuk dijadikan energi listrik
Bab II
Isi
2.1 Landasan Teori
Gelombang laut merupakan salah satu bentuk energi yang dapat
dimanfaatkan dengan mengetahui tinggi gelombang, panjang gelombang dan
periode waktunya. Ada 3 cara menangkap energi gelombang, yaitu:
1. Pelampung: listrik dibangkitkan dari gerakan vertikal dan rotasi pelampung
2. Kolom air yang berosilasi: listrik dibangkitkan dari naik turunnya air akibat
gelombang dalam sebuah pipa silindris yang berlubang. Naik turunnya
kolom air ini akan mengakibatkan keluar masuknya udara di lubang bagian
atas pipa dan menggerakan turbin.
3. Wave surge. Kanal meruncing yang dipasang pada sebuah struktur kanal
yang dibangun dipantai untuk mengkonsentrasikan gelombang,
membawanya ke dalam kolam penampung yang di tinggikan.
2.2 Pembahasan
Pembangkit listrik tenaga gelombang laut ini bekerja dengan cara
aliran gelombang laut yang mempunyai energi kinetik masuk ke mesin
konversi energi gelombang. Kemudian dari mesin konversi aliran gelombang
ini dialirkan menuju turbin. Di dalam turbin, energi kinetik yang dihasilkan
gelombang digunakan untuk memutar rotor. Kemudian dari perputaran rotor
inilah energi mekanik yang kemudian disalurkan menuju generator. Di dalam
generator, energi mekanik ini dirubah menjadi energi listrik. Dari generator
ini, daya listrik yang dihasilkan dialirkan lagi menuju sistem tranmisi (beban).
2.2.1.2 Turbin
Turbin adalah bagian converter yang merubah energi
mekanik ombak menjadi energi mekanik gerak yang mana
menggerakan generator adapun turbin impuls.
2.2.1.3 Generator
Mesin listrik yang prinsip kerjanya berdasarkan prinsip
elektromagnetik yang merubah energi mekanik menjadi energi
listrik. Adapun generator yang digunakan adalah generator 3
fasa dengan frekuensi 50-60 Hz dengan kapasitas daya yang
dihasilkan adalah 2.25 MW
Didapat:
No Lokasi Potensi energi Potensi energi gelombang
gelombang laut kondisi laut kondisi maksimal (J)
minimal (J)
1 Selat Sunda 10562,05 1921901
2 Perairan 48898,35 3129494
selatan
Banten-Jawa
Barat
3 Perairan 48898,35 3129494
Selatan Jawa
Tengah
4 Laut Jawa 10562,05 675970,7
5 Perairan 3129,494 200287,6
Kepulauan
Seribu
Tabel 3.2 Hasil perhitungan potensi energi gelombang laut
Mulai
Melakukan studi
dokumen
B A
B A
Identifikasi masalah:
Input: Energi gelombang
laut
Output: Energi listrik
Tidak
Apakah gelombang
laut dapat di jadikan
energi alternatif?
Ya
Kesimpulan
Selesai