OUTLINE PROPOSAL
C. Latar Belakang
dan terbarukan atau energi yang tidak lagi mengeksplorasi kekayaan alam yang
terkandung dalam perut bumi yang ada di nega secara terus menerus.
Secara konkret, hal ini terlihat pada Rencana Umum Energi Nasional (RUEN)
pemerintah, yang mana dalam RUEN ini pemerintah telah menargetkan EBT dari
11,9% menjadi 23% hingga tahun 2025 mendatang [2].
Berdasarkan hal tersebut observasi ini dialakukan diperairan Rokan Hilir yang
memanfaatkan pergerakan pasar surut laut agar menghasilkan pembangkit yang
efisien dan efektif di daerah Rokan Hilir. Maka perlu dilakukan kajian potensi
pembangkit energi listrik pasang surut laut di daerah tersebut. Untuk itu penulis
3
D. Perumusan Masalah
Adapun Masalah-Masalah yang akan diselesaikan pada skripsi ini dirumuskan
sebagai berikut:
1. Bagaimana menghitung energi mekanik akibat dari perbedaan tinggi pasang
surut
2. Bagaimana menghitung losses energi yang terjadi selama konversi energi
berlagsung
3. Bagaimana menentukan tipe turbin yang disesuaikan dengan energi mekanik.
E. Batasan Masalah
Permasalahan pada penelitian ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut :
1. Kajian dilakukan disekitar muara pantai perairan Pulau Barkey dengan Bagan
Siapi-api Rokan hilir Riau.
2. Perancangan pembangkit hanya sebagai alternatif di Bagan Siapi-api Rokan Hilir.
F. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulisan dari tugas akhir ini adalah membuat kajian potensi
pembangkit listrik tenaga pasang surut laut di daerah perairan muara pantai
Pulau Barkey Bagan Siapi-api kabupaten Rokan Hilir Riau.
H. Manfaat Penelitian
1. Menghasilkan energi alternatif untuk masyarakat Pulau Barkey Bagan Siapi-
api melalui pembangkit energi pasang surut laut.
2. Mengoptimalkan potensi energi alam yang tersedia di Pulau Barkey Bagan
Siapi-api Kabupaten Rokan Hilir Ria
3. Dapat memberikan pengetahuan tambahan bagi kalangan mahasiswa tentang
tentang pembangkit energi baru terbarukan terkhusus pada pembangkit energi
listrik pasang surut.
I. Tinjauan Pustaka
pembangkit listrik, waduk pembangkit listrik tenaga pasang surut seluas 1.800
m2 dimuara sungai Mangatasik, menghasilkan energi sebesar 85,56 Kilo Joule
tiap terjadi pasang surut dan daya listrik sebesar 30,38 Kilo Watt.
Pada penelitian (Zainudin 2016), dengan judul Studi Potensi
Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut Laut Di perairan Kabupaten
Karimun kepulauan Riau. Potensi listrik selama 29 hari yang tertinggi pada
hari ke 20 yaitu 4,2 m menghasilkan energi sebesar 108,3414 kWh, dan
terendah pada hari ke 2 yaitu 3,7 menghasilkan energi sebesar 84,08124 kWh.
Dan rata-rata potensi energi listrik yang dibangkitkan pertahun adalah
46,910,6 kWh.
Penelitian ini untuk mempelajari pemanfaatan energi yang tersimpan dalam
pasang surut yang sudah mulai banyak dilakukan. Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan sebelumnya di perairan Kabupaten Karimun dengan pasang tertinggi
4,2 m dan surut 3,7 m, tipe pasang surut campuran gendong keharian ganda (mixed
tide prevaing semidurnal), simulasi Dam dengan luas 29,96 Ha menghasilkan energi
sebesar 84,08124 kWh. Dan rata-rata potensi energi listrik yang dibangkitkan
pertahun adalah 46,910,6 kWh.
Dalam penelitian ini penulis mencoba membuat kajian potensi energi di
wilayah perairan Desa Panipahan Kecaman Rokan Hilir Riau dengan pasang tertinggi
dan terendah.
bulan. Pengaruh benda luar angkasa lainnya dapat diabaikan karna jarak lebih jauh
dan ukuranya lebih kecil.
Pasang surut laut merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan efek sentrifugal,
efek sentrifugal adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi. Grafitasi berfariasi seara
langsung dan masa tetapi berbanding terbalik terhadap jarak. Meskipun ukuran belan
lebih kecil dari matahari, gaya tarik grafitasi bulan dua kali lebih besar daripada
matahari dalam membangkitkan pasang surut laut karena jarak bulan lebih dekat
daripada jarak matahari ke bumi. Gaya tarik gravitasi menarik air laut kearah bulan
dan matahari dan menghasilkan dua tonjolon (bulge) pasang surut gravitional di laut.
Lintang dari tonjolan pasamg surut ditentukan oleh deklinasi, sudut antara sumbu
rotasi bumi dan bidang orbiltal bulan dan matahari [5].
a. Pasang surut harian tunggal (Diurnal Tide). Merupakan pasang surut yang
hanya terjadi satu kalai pasang dan satu kali surut dalam satu hari, ini terdapat
di Selat karimata.
b. Pasang surut harian ganda (Semi diurnal Tide). Merupakan pasang surut yang
terjadi dua kali pasang dan dua kali surut yang tingginya hampir sama dalam
satu hari, ini terdapat di Selat malaka hingga laut Andaman.
c. Pasang surut harian condong harian tunggal (Mixed Tide, Prevailing
Diurnal). Merupakan pasang surut yang setiap harinya terjadi satu kali pasang
dan satu kali surut tetapi terkadang dengan dua kali pasang dan dua kali surut
yang sangat berbeda dalam tinggi dan waktu, iini terdapat di Pantai Selat
Kalimantan dan Pantai Utara Jawa Barat.
d. Pasang surut campuran condong harian ganda (Mixed Tide, Prevailing Semi
diurnal). Merupakan pasang surut yang terjadi dua kali pasang dan surut dla
satu hari tetapi terkadang terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dengan
memiliki tinggi dan waktu yang berbeda, ini terdapat di Pantai Selat Jawa dan
Indonesia bagian Timur [4].
Perairan Desa Panipahan Kabupaten Rokan Hilir tergolong pasang surut
campuran condong harian ganda (Mixed Tide, Prevailing Semi Diurnal). Merupakan
pasang surut yang terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari terkadang
terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dengan memiliki tinggi dan waktu yang
berbeda. Dengan formula formzahl 0,25<F,<1,25. Dengan mengetahui karakteristik
pasang surut dengan konstanta harmonik dan besarnya potensi energi pasang surut
berdasarkan nilai muka air tertinggi (Highest High Water Level, HHWL) dan muka
air terendah (Lowest Low Water Level, LLWL) ysng terdapat diperairan Desa
Panipahan Kabupaten Rokan Hilir Kecamatan Pasir Limau Kapas.
air dimanfaatkan untuk memutar turbin dan menghasilkan energi lisrik. Energi
diperoleh dari pemanfaatan variasi permukaan laut terutama disebabkan oleh efek
grafitasi bulan, dikombinasikan dengan rotasi bumi dengan menangkap energi yang
terkandung dalam perpindahan massa air akibat pasang surut.
Dua kali sehari, air pasang naik dan turun menggerakan volume air yang
sangat banyak saat tingkat air laut naik dan turun sepanjang garis pantai. Energi air
pasang dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik seperti halnya listrik tenaga air tetapi
degan sekala yang lebih besar. Pada saat air pasang, air bisa ditahan dibelakang
bendungan. Ketika surut, maka tercipta perbedaan ketinggian air antara air pasang
yang di tahan di bendungan dan air laut, dan air laut belakang bendungan bisa
mengalir melalui turbin yang berputar, untuk menghasilkan listrik [4].
𝐻
∫0 𝑆(ℎ). ℎ. 𝑑ℎ = 𝐸1 ..............................................................(2.1)
𝐻
∫0 𝑆(ℎ). (𝐻 − ℎ). 𝑑ℎ = 𝐸2 ...................................................(2.2)
Dalam hal tersebut diasumsikan bahwa pengisian atau pengosongan waduk
dilakukan pada pergantian pasang dan surut, untuk mendapatkan penyederhanaan
rumus. Dengan demikian maka energi yang dibangkitkan persiklus berjumlah E,
sebagaimana dapat dilihat pada (persamaan 2.3).
𝐻
𝐸 = 𝐸1 + 𝐸2 = 𝐻 ∫0 𝑆(ℎ) = 𝑑ℎ = 𝐻. 𝑉 ...........................(2.3)
Dimana :
E = energi yang dibangkitkan per siklus, (Joule)
H = Selisih tinggi permukaan air laut antara pasang dan waduk (m) dan
V = Volume waduk pasang surut (m3)
Sistem ini sangat menguntungkan karena mampu membangkitkan tenaga
listrik pada waktu pasang dan surut yang terdapat kira-kira 705 daur air pasang
dalam satu tahun dengan memanfaatkan efesiensi turbin yang digunakan sebesar
0,75. Upaya untuk mendapatkan besaran energi. Perkiraan energi dihitung
berdasarkan besarnya fungsi luas waduk dan beda tiggi pasang serta debit yang
sihasilkan dengan persamaan perhitungan sebagai berikut :
𝑉 = 𝑠. ∆ℎ...............................................................(2.4)
𝑉
𝑄 𝑡 .....................................................................(2.5)
Dimana :
V = Voliume air masuk waduk (m3)
S = Luas waduk (m3)
Δh = Beda tinggi pasang dan surut (m)
Q = Debit air rata-rata (m3/s)
t = Lamanya pembangkit dalam satu kali operasi produksi (s)
11
𝜀𝑡.ℎ𝑝.𝑄.𝛾
𝑃 ..........................................................(2.6)
75
Dimana :
P = Besarnya daya yang dihasilkan (kW)
εt = Efesiensi turbin (%)
γ = Berat jenis air laut (1,025 kg/m3)
hp = Beda tinggi pasang dan surut rata-rata (m)
` 1 Daya kuda (HP) =75 kgm/s2=0,789 kW
Selama kurun waktu satu tahun terdiri dari 365 hari dengan sistem daur ganda
diketahui 705 daur pasang penuh maka energi yan dihasilkan selama satu tahun
diperoleh berdasarkan perhitungan sebagai berikut [3] :
2.𝜀𝑡.ℎ𝑝.𝑄.𝛾.705.0,736
𝐸(1𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛) = 𝑘𝑊ℎ ................................(2.7)
75
Dimana :
E(1tahun) = Energi yang dihasilkan selama setahun (kWh)
εt = Efesiensi turbin (%)
γ = Berat jenis air laut (1,025 kg/m3)
hp = Beda tinggi pasang dan surut rata-rata (m)
Q = Debit air rata-rata (m3/s)
t = Lamanya pembangkit dalam satu kali operasi produksi (s)
1.2.4. Turbin
Didalam turbin terdapat fluida kerja yang mengalami ekspansi, yaitu proses
penurunan tekanan dan mengalir secara terus menerus. Fluida kerja dapat berupa air,
uap atau gas.
Pada roda turbin terdapat sudu, kemudian fkuida akan mengalir melalui ruang
diantara sudu tersebut sehingga roda turbin berputar. Ketika roda turbin berputar
maka tentu ada gaya yang bekerja pada sudu. Gaya tersebut timbul karna terjadinya
perubahan momentum dari fluida kerja yang mengalir diantara sudu. Jadi sudu harus
dibentuk sedemikian rupa agar menjadi perubahan momentum pada fluida kerja.
Karena sudu bergerak bersamaan dengan gerak roda turbin , maka sudu
tersebut dinamakan sudu gerak, sedangkan sudu yang menyatu dengan rumah
sehingga tidak bergerak dinamakan sudu tetap. Sudu tetap berfungsi mengarah aliran
fluida kerja masuk kedalam sudu gerak atau juga berfungsi sebagai nosel. Pada
sebuah roda turbin mungkin terdapat satu baris sudu gerak saja yang disebut turbin
tingkat tunggal, dan jika terdapat beberapa baris sudu gerak disebut turbin bertingkat
ganda [6].
Sebelum melakukan pembangunan pusat pembangkit listrik tenaga air pasang
surut diperlukan uji kelayakan terhadap sumber air yang akan dimanfaatkan energi
potensialnya. Terutama kesediaan head dan kapasitas terpenuhi dari bendungan atau
waduk untuk beban yang dirancang. Ada beberapa kategori head yang tersedia yang
diklarifikasi sebagai berikut :
a. Head tinggi ( lebih dari 240 m)
b. Head sedang ( 30 m -240 m)
c. Head rendah ( kurang dari 30 m)
13
𝑃𝑎 = 𝛾. 𝑔. 𝒬. ∆ℎ......................................................... (2.8)
14
Dimana:
Pa = Daya potensi air turbin (kW)
Q = Kapasitas atau debit air (m3/s)
y = Berat jenis air (kg/m3)
g = Percepatan grafitasi (kg/m3)
Δh = Beda tinggi pasang surut (m)
Perhitungan daya teoristis turbin (Pt) adalah daya output yang berkaitan
dengan kapasitas air, efesiensi turbin, dan mengetahui kisaran kecepatan spesifik
turbin yang akan digunakan pada tabel 1 dibawah
Dengan daya potensial turbin yang diketahui maka daya teoristis turbin dapat
ditentukan yaitu :
𝜀𝑡 𝑥 𝑃𝑎
𝑝𝑡 = 1000
............................................................(2.9)
Dimana:
Pt = Daya teoristis turbin (kW)
Εt = Efesiensi turbin (%)
Kecepatan putaran spesifik (Ns) adalah keceptan putar turbin yang menghasil
daya sebesar satuan daya pada tinggi terjun air satu satuan panjang dengan eleminasi
diameter turbin. Dengan mengetahui kecepatan spesifik maka dimensi dasar turbin
dapat diperkirakan.
15
𝑁√𝒬
𝑁𝑠 = 4 ........................................................ (2.10)
√𝐻 5
Dimana :
Ns = Kecepatan spesifik (rpm)
N = Keepatan putar turbin(rpm)
1.2.4. Generator
Daya yang dibangkitkan (Watt) adalah daya input mekanis yang akan
dikonversikan menjadi elekrikal yang proses terjadi didalam mesin.
𝑃𝑑 = 𝑃𝑐𝑢 + 𝑃𝑜...................................................(2.12)
Dimana :
Pd = Daya yang dibangkitkan (Waatt)
Pcu = Rugi-rugi tembaga (Watt)
Po = Daya output (Watt)
Daya output (Watt) daya output generator yang sebenarnya yaitu daya listrik
yang bisa dihasilkan oleh generator.
𝑃𝑜 = 𝑃𝑟 + 𝑃𝑠𝑡 + 𝑉𝑓. 𝐼𝑓.......................................(2.13)
Dimana;
Pr = Rugi-rugi mekanik (Watt)
Pst = Rugi-rugi load (Watt)
Vf = Tegangan DC pada belitan (V)
If = Arus yang melalui belitan medan (A)
Daya input mekanik (Watt) yaitu daya yang disuplai ke poros generator
sebagai fungsi daya input listrik dari penggerak mula dan keepatan sudut.
𝑃𝑖𝑛𝑚 = 𝑃𝑑 + 𝑃𝑟.................................................(2.14)
Dimana :
Pinm = Daya input mekanik (Watt)
Pr = Rugi-rugi mekanik (Watt)
Pd = Daya yang dihasilkan (Watt)
Kecepatan sudut (ωs)
𝑁
𝜔𝑠 = 2𝜋. 60........................................................(2.15)
Dimana:
ωs = Kecepatan sudut penggerak mula (Watt)
N = Putaran generator (rpm)
Torka (Ts) Penggerak mula
18
𝑃𝑖𝑛𝑚
𝑇𝑠 = ..........................................................(2.16)
𝜔𝑠
Rugi-rugi generator singkron adalah hal yang sangat penting, karna rugi-rugi
ini dapat menentukan efesiensi generator, menentukan pemanasan mesin sehinngga
menentukan keluaran daya atau ukuran yang dapat diperoleh tanpa mempercepat
keausan isolasi. Dengan mengetahui batas temperatur maksimum suatu isiolasi yang
akan digunakan dalam sebuah generator akhirnya diketahui daya keluaran yang dapat
dicatu oleh generator singkron secara kontinu. Rugi-rugi pada generator singkron
antara lain :
1. Rugi-rugi rotional ( putaran )
Rugi-rugi yang terjadi akibat putaran mekanik dan karena rugi-rugi inti
besi rugi-rugi rational antara lain yaitu :
Rugi-rugi mekanik
Rugi-rugi mekanik terdiri dari rugi-rugi gesek yang terjadi pada
pergesekan sikan dan sumbu. Rugi ini dapat diukur dengan
menentukan masukan pada mesin yang bekerja pada kecepatan yang
semestinya tetapi tidak diteral. Dan yang kedua adalah rugi angin
akibat adanya celah udara antara bagian rotor dan bagian stator.
Rugi-rugi magnetik, disebabkan karena pembagian arus tak seragam
pada tembaga dan rugi-rugi inti besi tambahan yang dihasilkan pada
besi kerena gangguan pada fluks magnet[3].
Untuk perhitungan rugi-rugi rational dengan persamaan 2.8 dibawah ini :
𝑃𝑐 = 𝑃𝑟 + 𝑃𝑠𝑡 + 𝑉𝑓. 𝐼𝑓.....................................(2.17)
2. Rugi-rugi tembaga (copper loss)
Rugi-rugi tembaga ditentukan pada semua belitan pada mesin yaitu:
Belitan jangkar
Rugi-rugi belitan jangkar disebabkan oleh arus rotor maksimum dan
resistansi belitan rotor.
Belitan medan
19
Dimana :
fe = Frekuensi listrik (Hz)
N = Kecepatan putar rotor (rpm)
P = Jumlah kutub magnet.
1.2.5. Dam
J. Metode Penelitian
Pada penelitian ini terbagi tahap metode diantaranya:
1. Studi Literatur
Berupa studi kepustakaan dan membaca teori-teori yang berkaitan dengan topik
tugas akhir dari buku-buku referensi atau teks pendukung yang dimiliki, jurnal
yang relevan dan menunjang proposal ini.
2. Studi Bimbingan
Berupa tanya jawab dengan dosen pembimbing Jurusan Teknik Elektro UR
mengenai masalah-masalah yang timbul selama penulisan berlangsung.
3. Menentukan selisih tinggi pasang dan surut air laut
pada proses ini penulis mengukur dan menentukan selisih nilai tertinggi
kedalaman air pasang dan nilai selisih terendah kedalaman air pasang pada
tempat penelitian
4. Desain Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut Laut
Pada tahap ini penulis mendesain kontruksi fisik dari pembangkit energi pasang
surut laut
5. Perhitungan potensi energi pasang surut
21
Menghitung secara teori seberapa besar potesi eergi yang dibangkitkan oleh
pembangkit istrik tenaga pasang surut tersebut.
6. Pemilihan jenis turbin dan daya generator
Pada tahap ini penulis menentukan komponen yang sesuai dengan kondisi alam
yang ada pada pembangkit.
7. Analisa dan hasil
Pada tahap ini penulis menganalisa seberapa besar simulasi pembangkit listrik
energi pasang surut menghasilkan energi listrik, menganalisa turbin, dan
menganalisa generator yang di gunakan oleh pembangkit tersebut.
8. Kesimpulan
Dari hasil simulasi pembangkit maka akan diperoleh kesimpulan dari penelitian
tersebut.
K. Analisa Sementara
Penelitian Potensi Pembangkit Listrik Energi Pasang Surut (PLTPs), dilakukan di
perairan Kabupaten Rokan Hilir Bagan Siapi-api. Penelitian PLTPs berlokasi antara
Pulau Barkey dan Bagan Siapi-api yang memiliki kedalaman laut antara 5 s/d 15
meter dan luas laut dari ujung Pulau Barkey dan Bagan Siapi-api adalah 780.163 m2.
Lokasi rencana penempatan PLTPs adalah jalur masuknya air laut ke muara sungai
Rokan.
22
Lokasi penelitian
Tabel 2. Parameter kualitas air laut Bagan Siapi-api Kabupaten Rokan Hilir
Titik Suhu pH Salinitas DO Kecerahan Kec.
Sampling (oC) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (cm) Arus
(m/s)
I 31.15 5.63 1.48 2.71 10.25 1.11
II 31.16 6.00 0.68 3.08 12.35 1.37
III 31.10 6.15 3.00 2.45 11.83 1.39
IV 31.20 6.00 0.50 3.60 9.23 1.60
V 30.96 6.00 4.33 4.90 13.00 0.70
Rata-rata 31.11 5.96 1.99 3.4 11.34 1.23
Sumber: Penelitian parameter kualitas air muara sungai kabupaten Rokan Hilir
Muhammad maliki .
untuk mengetahui energi yang dihasilkan dalam pertahun. Pada data semetara
penulis mengambil data tabel pasang surut pada tahun 2019, untuk mengetahui
prediksi pasang surut laut diperairan Bagan Siapi-api, dan mengetahui energi
24
yang dihasilan dalam setiap bulan dalam waktu satu tahu. Dengan ketinggian
rata-rata HHWl 4.72 m, dan LLWL 0.71 m, dengan formzhal 1.2 dan selisih
ketinggian sebesar 5.43 m.
Tabel 3. Data rata-rata tinggi pasang surut selama setahun pada tahun 2013
No Bulan Tahun HHWL(m) LLWL(m) h(m)
1 Januari 2019 4.58 0.79 5.37
2 Febuari 2019 4.64 0.69 5.33
3 Maret 2019 4.55 0.84 5.39
4 April 2019 4.71 0.75 5.46
5 Mei 2019 4.79 0.74 5.53
6 Juni 2019 4.75 0.72 5.47
7 Juli 2019 4.70 0.59 5.29
8 Agustus 2019 4.96 0.55 5.51
9 September 2019 4.80 0.54 5.34
10 Oktober 2019 4.82 0.65 5.47
11 November 2019 4.74 0.83 5.57
12 Desember 2019 4.64 0.82 5.46
Rata-rata 4.72 0.71 5.43
Pada tabel diatas hasil tinggi pasang surut selama setahun pada tahun 2019 di
peroleh rata-rata tingginya sebesar 4.72 m tinggi pasang tertinggi pada bulan Agustus
sebesar 4.96 di perairan Bagan Siapi-api.
25
Gambar 7. Grafik tinggi pasag surut laut tahun 2019 di perairan Bagan Siapi-api
Dari gambar diatas grafik tinggi pasang surut dalam waktu setahun pada
tahun 2019 diperoleh tinggi pasang surut yang tertinggi pada bulan 11 yaitu pada
bulan November sebesar 5.57 meter di perairan Bagan Siapi-api Riau.
3. Hasil analisa sementara potensi pembangkit listrik tenaga pasang surut laut
Analisa sementara potensi energi ini diambil berdasarkan pengamatan
pasang surut selama 7 hari, pada taggal 10 s/d 16 Maret 2019. Tinggi pasang surut
selama setahun pada tahun 2019 yang bersumber dari tabel panduan pasang surut
yang digunakan oleh nelayan kabupaten Bagan Siapi-api.
26
Tabel 4. Hasil analisa sementara potensi energi pasang surut laut selama 7 hari di
perairan Bagan Siapi-api
Hari Ke Luas bendungan Δh(m2) V(m2) Q(m3) E(kWh)
1 780162 5.3 4134859 114.858 426.13
2 780162 5 3900810 108.356 379.25
3 780162 4.4 3432713 95.354 293.69
4 780162 3..6 2808583 78.017 196.60
5 780162 2.7 2106437 58.513 110.59
6 780162 2.1 1638834 45.560 66.90
7 780162 2.1 1638834 45.560 66.90
Rata-rata 780162 3.6 .2808583 78.0162 220.006
Total energi per 7 hari 1540.04
Pada tabel diatas simulasi luasan bendungan sebesar 780162 m2. Didapat energi
selama 7 hari dan selisih ketinggian HHWL dan LLWL terendah hari ke 6 dan 7
yaitu 2.1 m menghasilkan energi sebesar 66.90 kWh. Dan tertinggi pada hari ke 1
yaitu 5.3 m menghasilkan energi sebesar 426.13 kWh. Berikut grafik hasil potensi
energi selama 7 hari pada bulan Maret 2019 di perairan Bagan Siapi-api.
300 293.69
196.6
200
110.59
100 66.9 66.9
0
1 2 3 4 5 6 7
Gambar 8. Grafik hasil potensi pasang surut laut 7 hari di bulan maret 2019
27
Tabel 5. Tabel hasil potensi energi pasang surut pada tahun 2019 di perairan Bagan
Siapi-api
Bulan Luas bendungan Δh(m) V(m3) Q(m3/detik) E(kWh)
Januari 780162 4.58 3573142 99.254 318.208
Febuari 780162 4.64 3619952 100.554 326.600
Maret 780162 4.55 3549737 98.604 314.053
April 780162 4.71 3674563 102.072 336.529
Mai 780162 4.79 3736976 103.805 348.058
Juni 780162 4.75 3705770 102.938 342.269
Juli 780162 4.70 3666761 101.855 335.101
Agustus 780162 4.96 3869604 107.489 373.202
September 780162 4.80 3744778 104.022 349.513
Oktober 780162 4.82 3760381 104.455 352.431
November 780162 4.74 3697968 102.722 340.830
Desember 780162 4.64 3619952 100.555 326.600
Rata-rata 780162 4.72 3684497 93.6917 338.617
Total energi 1 tahun selama 2019 4063.393
Hasil potensi energi pasang surut selama setahun pada tahun 2019 berdasarkan
luasan kawasan waduk sebesar 780162 m2 didapat energi rata-rata sebesar 338.617
kWh, total energi yang dihasilkan selama 1 tahun sebesar 4063.393 kWh, dan
tertinggi pada bulan agustus sebesar 373.202 kWh. Untuk melihat grafik potensi
selama setahun pada tahun 2019 dapat dilihat pada gambar di bawah.
28
310,000
300,000
290,000
280,000
Grafik 9. Hasil potensi energi pasang surut laut selama setahun pada tahun 2019 di
perairan Bagan Siapi-api Kabupaten Rokan Hilir
4. Analisa turbin
Pada penitian ini turbin kaplan dipilih dalam perancangan dikarnakan turbin
kaplan bekerja pada head yang rendah dengan kapasitas yang cukup besar, maka
perancangan sebuah turbin harus dengan analisa perhitungan daya air (Pa)
perhitungan daya teoritis turbin (Pt) perhitungan putaran spesifik turbin (Ns)
kecepatan putar (N) dan luas penampang saluran (A) dan efesiensi turbin. Adapun
hasil perhitungan turbin adalah pada tabel dibawah ini.
29
Pada tabel diatas didapat rata-rata kecepatan putaran turbin 1500 rpm, daya
teoristis 2379.606kW, putaran spesifik turbin 198.36 rpm dengan luas penampang
saluran 0.0278 m2 didapat efesiensi turbin 0,75% dengan simulasi waduk 780162 m2,
kecepatan arus 1.23 m/s, debit air 78.0162 m3.
Pada tabel diatas didapat daya input mekanik yang diperoleh adalah sebesar
48,998,5 kW, efesiensi 81% Pin mekanik dikurangi dengan rugi-rugi putaran, rugi-
rugi mekanik dan rugi-rugi tembaga sehingga output generator berkurang menjadi
39,889,7 kW sehingga rugi-rugi ini harus diperkecil persentasemya agar pembangkit
bekerja optimal.
32
Mulai
Pengumpulan Data
Dimensi kolam
dan pintu air
Perhitungan
potensi energi
yang dihasilkan
Kesimpulan
Selesai
L. Jadwal Kegiatan
Minggu
No Kegiatan
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Studi Literatur
Pengumpulan Data
2 primer dan data
pendukung
Perhitungan Teoritis
potensi energi yang
3
dibangkitkan oleh
pasang surut
Perhitungan teoristis
4 nilai loses dari turbin
dan generator
Mengevaluasi dan
5
menganalisa
Pembuatan laporan
6
akhir penelitian.
34
M. Rancangan Biaya
1. Administrasi, Publikasi, dan Operasional
Biaya Jumlah
No Uraian Kegiatan Volume
Satuan (Rp) (Rp)
1. Pembelian Buku Reveresi 4 Buah 100.000 400.000
Pengetikan dan Perbanyakan
3. 5 Rangkap 40.000 200.000
Proposal
4. Seminar Proposal 1 Kali 250.000 250.000
Pengetikan dan Perbanyakan
5. 6 Rangkap 80.000 480.000
Laporan Hasil Penelitian
6. Seminar Hasil Penelitian 1 Kali 300.000 300.000
Jumlah Biaya (Rp) 1.630.000
35
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Alfan, Soemarwanto, Hery purnomo, “Study Potensi Pembangkit Listrik Tenaga
Ombak Tipe Oscilating Water Column Di Perairan Pulau Sempu Kabupaten
Malang". Teknik Elektro, Universitas Brawijaya, Malang.
[2]. Sustaining Partnership, 2017, “Media Informasi Kerja Sama Pemerintah Dengan
Badan Usaha, Membangun Energi Baru Terbarukan, Waste-to-Energy, Solusi
Energi Bersih Berkelanjutan Untuk Kebutuhan Energi”.
[3]. Radita, Toto, Rahmad, 2013, “Pemanfaatan gelombang Air laut Untuk
Pembangkit Tenaga Listrik Berbasis Microhidro Sistem”. Teknik Mesin,
Universitas Widyagama, Malang.
[4]. Zainuddin, Edy Efrianto, ” Studi Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Pasang
Surut Laut di Perairan Karimun Kepulauan Riau”. Teknik Elektro, Universitas
Riau, Riau.
[5]. Francisca, Paul, 2002, “Newton Dan Gravitasi”, Erlangga Jakarta.
[6]. Yuwono, Lailatul, “ Analisa hubungan pasang surut air laut dengan sedimentasi
yang terbentuk”, Teknik Geomatika, Institut Sepuluh November, Surabaya.
[7]. Siti Rahma Utami, 2010, “Studi potensi pembangkit listrik tenaga gelombang
laut dengan menggunakan sistem oscilating water column (OWC) di tiga puluh
wilayah Indonesia”, Teknik Elektro, Universitas Indonesia, Depok.