Anda di halaman 1dari 35

1

OUTLINE PROPOSAL

A. Judul Penelitian: Studi Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut


Laut Di Perairan Bagan Siapi-api Kabupaten Rokan Hilir
Kecamatan Pasir Limau Kapas Riau

B. Bidang Ilmu : Sistem Tenaga

C. Latar Belakang

Pesatnya perkembangan penduduk dan teknnologi didunia terutama di


Indonesia, membutuhkan suplai energi yang sangat besar. Selama ini kebutuhan akan
energi listrik tergantung bahan bakar yang tidak dapat diperbaharukan seperti minyak
bumi, gas alam, batu bara dan lain sebagainya. Penggunaan bahan bakar yang sangat
besar berdampak pada krisis bahan bakar yang semakin lama digunakan maka akan
semakin menipis, dan tidak mungkin selamanya kita dapat bergantung pada bahan
bakar fosil tersebut. Untuk bisa bertahan pada teknologi dan energi yang telah
diperoleh sekarang, manusia harus memanfaatkan sumber daya hayati yang ada
dibumi ini dengan sebaik-baiknya, akan tetapi penggunaan tersebut harusah bertujuan
positif yang nantinya tidak akan membahayakan atau berdampak pada lingkungan.
Oleh karna itu dibutuhkan suatu energi alternatif yang ramah lingkungan untuk
menjawab semua masalah tersebut. Misalnya sumber daya hayati yang ada di planet
bumi salah satunya adalah lautan.

Menyadari akan pentingnya ekonomi bagi bangsa dan negara, bangsa-bangsa


maju yang ada didunia , khususnya Eropa, Amerika Serikat maupun negara-negara
Asia, semisal Jepang dan Korea, sudah mulai melirik dan menemukan solusi dalam
menghadapi krisis energi di negara mereka. Tidak heran jika kemudian, negara-
negara maju dan berkembang tersebut, melalui penelitian maupun kerja kerasnya
telah memiliki teknologi yang mampu menciptakan energi, dalam hal ini energi baru
2

dan terbarukan atau energi yang tidak lagi mengeksplorasi kekayaan alam yang
terkandung dalam perut bumi yang ada di nega secara terus menerus.

Menyadari akan pentingya energi baru terbarukan, pemerintah Indonesia pun


mulai berbenah, salah satunya merubah paradikma terhadap energi baru dan
terbarukan (EBT) tersebut dengan cara tidak lagi memandang bahwa energi baru dan
terbarukan ini sebagai energi alternatif, melainkan memandang EBT sebagai energi
yang utama dan penting.

Secara konkret, hal ini terlihat pada Rencana Umum Energi Nasional (RUEN)
pemerintah, yang mana dalam RUEN ini pemerintah telah menargetkan EBT dari
11,9% menjadi 23% hingga tahun 2025 mendatang [2].

Indonesia merupakan negara kelautan terbesar didunia, luas laut indonesia


mencapai 5,8 juta km2 atau mendekati 70% dari luas keseluruhan negara indonesia.
Akan tetapi belum ada pemanfaatan potensi kelautan secara optimum, terutama dalam
membangkitkan energi listrik [1]. Selain mendominasi wilayah dibumi ini laut juga
mempunyai banyak potensi dengan (beraneka ragam spesien ikan dan tanaman laut)
dan potensi sebagai sumber energi. Energi yang dapat dibangitkan dari potensi laut
ada 4 macam yaitu: energi ombak, energi pasang surut, energi arus laut,dan energi
panas laut [3]. Salah satu energi laut tersebut adalah energi pasang surut. Energi
pasang surut merupakan sumber energi yang cukup besar. Pasang surut merupakan
naik turunnya muka laut secara berkala akibat adanya gaya tarik benda-benda
angkasa terutama matahari dan bulan terhadap masa air di bumi. Energi pasang surut
adalah energi alternatif yang dibangkitkan melaui pemanfaatan pergerakan pasang
surut air laut untuk memutar turbin dan menghasilkan energi listrik [4].

Berdasarkan hal tersebut observasi ini dialakukan diperairan Rokan Hilir yang
memanfaatkan pergerakan pasar surut laut agar menghasilkan pembangkit yang
efisien dan efektif di daerah Rokan Hilir. Maka perlu dilakukan kajian potensi
pembangkit energi listrik pasang surut laut di daerah tersebut. Untuk itu penulis
3

mengangkat judul tugas akhir ini “ STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK


TENAGA PASANG SURUT LAUT DI PERAIRAN BAGAN SIAPI-API
KABUPATEN ROKAN HILIR KECAMATAN PASIR LIMAU KAPAS RIAU "

D. Perumusan Masalah
Adapun Masalah-Masalah yang akan diselesaikan pada skripsi ini dirumuskan
sebagai berikut:
1. Bagaimana menghitung energi mekanik akibat dari perbedaan tinggi pasang
surut
2. Bagaimana menghitung losses energi yang terjadi selama konversi energi
berlagsung
3. Bagaimana menentukan tipe turbin yang disesuaikan dengan energi mekanik.

E. Batasan Masalah
Permasalahan pada penelitian ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut :
1. Kajian dilakukan disekitar muara pantai perairan Pulau Barkey dengan Bagan
Siapi-api Rokan hilir Riau.
2. Perancangan pembangkit hanya sebagai alternatif di Bagan Siapi-api Rokan Hilir.

F. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulisan dari tugas akhir ini adalah membuat kajian potensi
pembangkit listrik tenaga pasang surut laut di daerah perairan muara pantai
Pulau Barkey Bagan Siapi-api kabupaten Rokan Hilir Riau.

G. Luaran Yang Diharapkan


Penelitian ini diharapkan menghasilkan hasil berupa refrensi masyarakat
ataupun pemerintah daerah apabila membangun PLTPs di perairan Bagan
Siapi-api Kabupaten Rokan Hilir Riau. Dan sebagai bahan masukan bagi
4

mahasiswa jurusan teknik elektro tentang pembangkit energi baru terbarukan


terkhusus pada pembangkit energi listrik pasang surut.

H. Manfaat Penelitian
1. Menghasilkan energi alternatif untuk masyarakat Pulau Barkey Bagan Siapi-
api melalui pembangkit energi pasang surut laut.
2. Mengoptimalkan potensi energi alam yang tersedia di Pulau Barkey Bagan
Siapi-api Kabupaten Rokan Hilir Ria
3. Dapat memberikan pengetahuan tambahan bagi kalangan mahasiswa tentang
tentang pembangkit energi baru terbarukan terkhusus pada pembangkit energi
listrik pasang surut.

I. Tinjauan Pustaka

I.1. Silsilah Penelitian / Literature Review

Berdasarkan tinjauan pustaka yang dilakukana, bahwasanya penelitian


mengenai Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut Laut (PLTPs) ini telah banyak
dilakukan. Hal ini penulis lakukan sebagai referensi dalam melakukan penelitian dan
penulisan tugas akhir. Adapun nama-nama dan judul penelitian mengenai pembangkit
listriktenaga pasang surut laut ang penulis ketahui adalah:
Penelitian yang telah dilakukan oleh (Edwin, Gentur handoyo,
Muhammad Helmi, 2012) dalam penelitiannya kajian Potensi Energi Pasang
Surut Di Perairan kabupaten Cilacap Propinsi Jawa Tengah. Pasang air laut
tertinggi 2,3 m dan surut 0,05 m, dengan hasil simulasi kolam tunggal 1,1
Km2 diperoleh energi listrik sebesar 61,161 kWh.
Penelitian yang dilakukan oleh (Feri Jhoni Sangari 2014), yang
berjudul Perancangan Pembangkit Listrik Pasan Surut Air Laut. Dalam
penelitiannya energi pasang surut dapat dimanfaatkan dengan membangun
waduk dan kanal outlite/inlite yang dilengkapi dengan turbin dan generator
5

pembangkit listrik, waduk pembangkit listrik tenaga pasang surut seluas 1.800
m2 dimuara sungai Mangatasik, menghasilkan energi sebesar 85,56 Kilo Joule
tiap terjadi pasang surut dan daya listrik sebesar 30,38 Kilo Watt.
Pada penelitian (Zainudin 2016), dengan judul Studi Potensi
Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut Laut Di perairan Kabupaten
Karimun kepulauan Riau. Potensi listrik selama 29 hari yang tertinggi pada
hari ke 20 yaitu 4,2 m menghasilkan energi sebesar 108,3414 kWh, dan
terendah pada hari ke 2 yaitu 3,7 menghasilkan energi sebesar 84,08124 kWh.
Dan rata-rata potensi energi listrik yang dibangkitkan pertahun adalah
46,910,6 kWh.
Penelitian ini untuk mempelajari pemanfaatan energi yang tersimpan dalam
pasang surut yang sudah mulai banyak dilakukan. Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan sebelumnya di perairan Kabupaten Karimun dengan pasang tertinggi
4,2 m dan surut 3,7 m, tipe pasang surut campuran gendong keharian ganda (mixed
tide prevaing semidurnal), simulasi Dam dengan luas 29,96 Ha menghasilkan energi
sebesar 84,08124 kWh. Dan rata-rata potensi energi listrik yang dibangkitkan
pertahun adalah 46,910,6 kWh.
Dalam penelitian ini penulis mencoba membuat kajian potensi energi di
wilayah perairan Desa Panipahan Kecaman Rokan Hilir Riau dengan pasang tertinggi
dan terendah.

I.2. Landasan Teori


I.2.1. Definisi Pasang Surut
Menurut Priwono (1989), fenomena pasang surut diartikan sebagai naik
turunnya muka laut secara berkala akibat adanya gaya tarik benda-benda angasa
terutama matahari dan bulan terhadap massa air di bumi. Sedangkan menurut
Dronkers (1964) pasang surut laut merupakan suatu fenomena pergerakan naik
turunnya permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombiasi gaya
grafitasi dan tarik menarik benda-benda astronomi terutama oleh matahari, bumi dan
6

bulan. Pengaruh benda luar angkasa lainnya dapat diabaikan karna jarak lebih jauh
dan ukuranya lebih kecil.
Pasang surut laut merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan efek sentrifugal,
efek sentrifugal adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi. Grafitasi berfariasi seara
langsung dan masa tetapi berbanding terbalik terhadap jarak. Meskipun ukuran belan
lebih kecil dari matahari, gaya tarik grafitasi bulan dua kali lebih besar daripada
matahari dalam membangkitkan pasang surut laut karena jarak bulan lebih dekat
daripada jarak matahari ke bumi. Gaya tarik gravitasi menarik air laut kearah bulan
dan matahari dan menghasilkan dua tonjolon (bulge) pasang surut gravitional di laut.
Lintang dari tonjolan pasamg surut ditentukan oleh deklinasi, sudut antara sumbu
rotasi bumi dan bidang orbiltal bulan dan matahari [5].

Gambar 1. Sistem peredaran Matahari-Bumi-Bulan (Sumber: Pius Abdillah dan Danu


Prasetia).
I.2.2. Faktor Penyebab Terjadinya Pasang Surut
Faktor-faktor yang menhyebabkan terjadinya pasang surut berdasarkan teori
keseimbangan adalah rotasi bumi pada sumbunya, revolusi bulan terhadap matahari,
revolusi bumi terhadap matahari. Sedangkan pengaruh rotasi bumi (gaya coriolis),
dan gesekan dasar. Seain itu juga terdapat beberapa faktor lokal yang dapat
mempengaruhi pasang surut (pasut) disuatu perairan seperti, topografi dasar laut,
lebar selat, bentuk taluk, dan sebagainya, sehingga berbagai lokasi memiliki ciri
pasang yang berlainan (Wyrtki, 1961).
7

Bulan dan matahari keduanya memberikan gaya gravitasi tarikan terhadap


bumi yang besarnya tergantung pada besarnya massa benda yang saling tarik menarik
tersebut. Bulan memberikan gaya tarik (gravitasi) yang ebih besar dibandingkan
matahari. Hal ini disebabkan karena walaupun massabulan lebih kecil dari matahari,
akann tetapi posisinya lebih dekat ke bumi. Gaya-gaya ii mengakibatkan air laut,
yang menyusun 71% permukaan bumi, menggeembung kepada sumbu yang
menghadap kebulan. Pasang surut terbentuk karena rotasi bumi yang berada dibawah
muka air yang menggelembung ini, yang mengakibatkan kenaikan dan penurunan
permukaan laut diwilayah pesisir secara periodik. Gaya tarik grvitasi matahari juga
memiliki efek yang sama namun dengan drajat yang lebih kecil. Daerah-daerah
pesisir mengalami dua kali pasang dan dua kalii surut selama periode sedikit diatas
24 jam [4].

I.2.3. Tipe Pasang Surut


Menurut Dronkers dalam arfena (2011), ada tiga tipe pasang surut yang dapat
diketahui, antara lain :
a. Pasang Surut Diurnal
Yaitu bila dalam sehari terjadi satu kali pasang dan satu kali surut. Biasanya
terjadi dilaut sekitar khatulistiwa.
b. Pasang Surut Semi Diurnal
Yaitu bila dalam sehari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut yang hampir
sama tingginya.
c. Pasang Surut Campuran
Yaitu gabungan dari tipe 1 dan tipe 2 diatas, bila bulan melintasi khatulistiwa
(Deklinasi Kecil), pasang surutnya bertipe semi duirnal, dan jika deklinasi
bulan mendekati maximum, terbentuk pasang surut diurnal.
Menurut wyrtki (1961), pasang surut di Indonesia dibagi menjadi 4 yaitu:
8

a. Pasang surut harian tunggal (Diurnal Tide). Merupakan pasang surut yang
hanya terjadi satu kalai pasang dan satu kali surut dalam satu hari, ini terdapat
di Selat karimata.
b. Pasang surut harian ganda (Semi diurnal Tide). Merupakan pasang surut yang
terjadi dua kali pasang dan dua kali surut yang tingginya hampir sama dalam
satu hari, ini terdapat di Selat malaka hingga laut Andaman.
c. Pasang surut harian condong harian tunggal (Mixed Tide, Prevailing
Diurnal). Merupakan pasang surut yang setiap harinya terjadi satu kali pasang
dan satu kali surut tetapi terkadang dengan dua kali pasang dan dua kali surut
yang sangat berbeda dalam tinggi dan waktu, iini terdapat di Pantai Selat
Kalimantan dan Pantai Utara Jawa Barat.
d. Pasang surut campuran condong harian ganda (Mixed Tide, Prevailing Semi
diurnal). Merupakan pasang surut yang terjadi dua kali pasang dan surut dla
satu hari tetapi terkadang terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dengan
memiliki tinggi dan waktu yang berbeda, ini terdapat di Pantai Selat Jawa dan
Indonesia bagian Timur [4].
Perairan Desa Panipahan Kabupaten Rokan Hilir tergolong pasang surut
campuran condong harian ganda (Mixed Tide, Prevailing Semi Diurnal). Merupakan
pasang surut yang terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari terkadang
terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dengan memiliki tinggi dan waktu yang
berbeda. Dengan formula formzahl 0,25<F,<1,25. Dengan mengetahui karakteristik
pasang surut dengan konstanta harmonik dan besarnya potensi energi pasang surut
berdasarkan nilai muka air tertinggi (Highest High Water Level, HHWL) dan muka
air terendah (Lowest Low Water Level, LLWL) ysng terdapat diperairan Desa
Panipahan Kabupaten Rokan Hilir Kecamatan Pasir Limau Kapas.

1.2.4. Prinsip Kerja Pembangkit Energi Pasang Surut


Energi pasang surut ( Tidal Energy ) merupakan energi yang terbarukan.
Prinsip kerjanya sama dengan Pembankit Energi Listrik Tenaga Air (PLTA), dimana
9

air dimanfaatkan untuk memutar turbin dan menghasilkan energi lisrik. Energi
diperoleh dari pemanfaatan variasi permukaan laut terutama disebabkan oleh efek
grafitasi bulan, dikombinasikan dengan rotasi bumi dengan menangkap energi yang
terkandung dalam perpindahan massa air akibat pasang surut.
Dua kali sehari, air pasang naik dan turun menggerakan volume air yang
sangat banyak saat tingkat air laut naik dan turun sepanjang garis pantai. Energi air
pasang dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik seperti halnya listrik tenaga air tetapi
degan sekala yang lebih besar. Pada saat air pasang, air bisa ditahan dibelakang
bendungan. Ketika surut, maka tercipta perbedaan ketinggian air antara air pasang
yang di tahan di bendungan dan air laut, dan air laut belakang bendungan bisa
mengalir melalui turbin yang berputar, untuk menghasilkan listrik [4].

Gambar 2. Prinsip Pembangkit Listrik Pasang Surut (Sumber: Ferry Jhoni


Sugari 2014).
Bila tinggi jatuh air, yaitu selisih antara tinggi air laut dan tiggi air waduk
pasang surut adalah H dan debit air adalah Q, maka besar daya yang akan dihasilkan
Q kali H atau QH. Bila selanjutnya luas waduk pada ketinggian h adalah S(h), yaitu
S sebagai fungsi h, maka jumlah energi yang dibangkitkan dengan mengosogkan
sebagian dh dari ketiggian h adalah berbanding lurus dengan dengan volume
S(h).h.dh. dengan demikian maka energi yang dihasilkan persiklus berbanding lurus
dengan waktu mengosongkan waduk
10

𝐻
∫0 𝑆(ℎ). ℎ. 𝑑ℎ = 𝐸1 ..............................................................(2.1)
𝐻
∫0 𝑆(ℎ). (𝐻 − ℎ). 𝑑ℎ = 𝐸2 ...................................................(2.2)
Dalam hal tersebut diasumsikan bahwa pengisian atau pengosongan waduk
dilakukan pada pergantian pasang dan surut, untuk mendapatkan penyederhanaan
rumus. Dengan demikian maka energi yang dibangkitkan persiklus berjumlah E,
sebagaimana dapat dilihat pada (persamaan 2.3).
𝐻
𝐸 = 𝐸1 + 𝐸2 = 𝐻 ∫0 𝑆(ℎ) = 𝑑ℎ = 𝐻. 𝑉 ...........................(2.3)
Dimana :
E = energi yang dibangkitkan per siklus, (Joule)
H = Selisih tinggi permukaan air laut antara pasang dan waduk (m) dan
V = Volume waduk pasang surut (m3)
Sistem ini sangat menguntungkan karena mampu membangkitkan tenaga
listrik pada waktu pasang dan surut yang terdapat kira-kira 705 daur air pasang
dalam satu tahun dengan memanfaatkan efesiensi turbin yang digunakan sebesar
0,75. Upaya untuk mendapatkan besaran energi. Perkiraan energi dihitung
berdasarkan besarnya fungsi luas waduk dan beda tiggi pasang serta debit yang
sihasilkan dengan persamaan perhitungan sebagai berikut :

𝑉 = 𝑠. ∆ℎ...............................................................(2.4)
𝑉
𝑄 𝑡 .....................................................................(2.5)

Dimana :
V = Voliume air masuk waduk (m3)
S = Luas waduk (m3)
Δh = Beda tinggi pasang dan surut (m)
Q = Debit air rata-rata (m3/s)
t = Lamanya pembangkit dalam satu kali operasi produksi (s)
11

𝜀𝑡.ℎ𝑝.𝑄.𝛾
𝑃 ..........................................................(2.6)
75

Dimana :
P = Besarnya daya yang dihasilkan (kW)
εt = Efesiensi turbin (%)
γ = Berat jenis air laut (1,025 kg/m3)
hp = Beda tinggi pasang dan surut rata-rata (m)
` 1 Daya kuda (HP) =75 kgm/s2=0,789 kW
Selama kurun waktu satu tahun terdiri dari 365 hari dengan sistem daur ganda
diketahui 705 daur pasang penuh maka energi yan dihasilkan selama satu tahun
diperoleh berdasarkan perhitungan sebagai berikut [3] :

2.𝜀𝑡.ℎ𝑝.𝑄.𝛾.705.0,736
𝐸(1𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛) = 𝑘𝑊ℎ ................................(2.7)
75

Dimana :
E(1tahun) = Energi yang dihasilkan selama setahun (kWh)
εt = Efesiensi turbin (%)
γ = Berat jenis air laut (1,025 kg/m3)
hp = Beda tinggi pasang dan surut rata-rata (m)
Q = Debit air rata-rata (m3/s)
t = Lamanya pembangkit dalam satu kali operasi produksi (s)

1.2.4. Turbin

Turbin adalah mesin penggerak awal, yang mengubah energi mekanik


menjadi energi listrik. Dimana fluida kerjanya dipergunakan langsung untuk
memutar roda turbin. Pada turbin hanya terdapat gerak rotasi. Bagian turbin yang
berputar dinamakan stator atau rumah turbin. Roda turbin yang terletak dalam rumah
turbin dan turbin memutar poros daya yang menggerakan atau memutar beban seperti
genenrator listrik.
12

Didalam turbin terdapat fluida kerja yang mengalami ekspansi, yaitu proses
penurunan tekanan dan mengalir secara terus menerus. Fluida kerja dapat berupa air,
uap atau gas.
Pada roda turbin terdapat sudu, kemudian fkuida akan mengalir melalui ruang
diantara sudu tersebut sehingga roda turbin berputar. Ketika roda turbin berputar
maka tentu ada gaya yang bekerja pada sudu. Gaya tersebut timbul karna terjadinya
perubahan momentum dari fluida kerja yang mengalir diantara sudu. Jadi sudu harus
dibentuk sedemikian rupa agar menjadi perubahan momentum pada fluida kerja.
Karena sudu bergerak bersamaan dengan gerak roda turbin , maka sudu
tersebut dinamakan sudu gerak, sedangkan sudu yang menyatu dengan rumah
sehingga tidak bergerak dinamakan sudu tetap. Sudu tetap berfungsi mengarah aliran
fluida kerja masuk kedalam sudu gerak atau juga berfungsi sebagai nosel. Pada
sebuah roda turbin mungkin terdapat satu baris sudu gerak saja yang disebut turbin
tingkat tunggal, dan jika terdapat beberapa baris sudu gerak disebut turbin bertingkat
ganda [6].
Sebelum melakukan pembangunan pusat pembangkit listrik tenaga air pasang
surut diperlukan uji kelayakan terhadap sumber air yang akan dimanfaatkan energi
potensialnya. Terutama kesediaan head dan kapasitas terpenuhi dari bendungan atau
waduk untuk beban yang dirancang. Ada beberapa kategori head yang tersedia yang
diklarifikasi sebagai berikut :
a. Head tinggi ( lebih dari 240 m)
b. Head sedang ( 30 m -240 m)
c. Head rendah ( kurang dari 30 m)
13

Gamba 3. Tingkat tinggi Head sumber air (Sumber: Zainuddin 2016).

Setelah mengetahui kesediaan head yang ada selanjutnya menentukan jenis


turbin dan beban yang terpasang. Beban yang terpasang atau daya keluaran yang
direncanakan tidak boleh melampaui dari ketersediaan energi potensial air, karena
efesiensi maksimum operasi tidak akan tercapai dan dari segi ekonomis merugikan.
Berikut ini klarifikasi dari jenis pembangkit dilihat dari daya keluaran turbin.
a. Large-Hydro : daya keluaran sampai 100 MW
b. Medium-Hydro : daya keluaran mulai 15 – 100 MW
c. Small-Hydro : daya keluaran 1-15 MW
d. Mini hydro : daya keluaran 100 kW- MW
e. Mikro-hydro : daya keluaran dari 5 kW-100 kW
f. Pico-Hydro daya keluaran 5 kW
Apabila sudah diketahui kapasitas air jatuh pasang surut, dapat ditentukan
daya turbin P(kW) yaitu :
Perhitungan daya air (Pa) adalah untuk menghitung berapa besar daya
sebelum air masuk ke turbin dengan mengetahui debit air dan ketinggian.

𝑃𝑎 = 𝛾. 𝑔. 𝒬. ∆ℎ......................................................... (2.8)
14

Dimana:
Pa = Daya potensi air turbin (kW)
Q = Kapasitas atau debit air (m3/s)
y = Berat jenis air (kg/m3)
g = Percepatan grafitasi (kg/m3)
Δh = Beda tinggi pasang surut (m)
Perhitungan daya teoristis turbin (Pt) adalah daya output yang berkaitan
dengan kapasitas air, efesiensi turbin, dan mengetahui kisaran kecepatan spesifik
turbin yang akan digunakan pada tabel 1 dibawah

Tabel 1. Kecepatan spesifik beberapa turbin

Turbin Pelton 12<Ns<25


Turbin Francis 60<Ns<300
Turbin Crossflow 40<Ns<200
Turbin Propeller (Kaplan) 250<Ns<1000

Dengan daya potensial turbin yang diketahui maka daya teoristis turbin dapat
ditentukan yaitu :
𝜀𝑡 𝑥 𝑃𝑎
𝑝𝑡 = 1000
............................................................(2.9)

Dimana:
Pt = Daya teoristis turbin (kW)
Εt = Efesiensi turbin (%)
Kecepatan putaran spesifik (Ns) adalah keceptan putar turbin yang menghasil
daya sebesar satuan daya pada tinggi terjun air satu satuan panjang dengan eleminasi
diameter turbin. Dengan mengetahui kecepatan spesifik maka dimensi dasar turbin
dapat diperkirakan.
15

𝑁√𝒬
𝑁𝑠 = 4 ........................................................ (2.10)
√𝐻 5

Dimana :
Ns = Kecepatan spesifik (rpm)
N = Keepatan putar turbin(rpm)

1.2.4. Generator

Generator adalah mesin yang mengelola energi mekanik menjadi energi


listrik. Prinsip kerja generator adalah rotor generator yang digerakan oleh turbin
sehingga menimbulkan tenaga listrik. Sumber energi untuk penggerak turbin terdiri
dari berbagai macam sumber, antara lain adalah uap, air, gas, mesin diesel dan lain-
lain.
1.2.4.1. Jenis-jenis generator
Berikut ini adalah beberapa jenis klarifikasi dari generator :
 Jenis generator berdasarkan letak kutubnya dibagi menjadi:
1. Generator kutub dalam : generator kutub dalam mempunyai medan
magnet yang terletak pada bagian yang berputar (rotor).
2. Generator kutup luar : generator kutub luar mempunyai medan
magnet yang terletak pada bagian yang diam (stator).
 Jenis generator berdasarkan putaran medan dibagi menjadi :
1. Generator sinkron
2. Generator asingkron
 Jenis generator berdasarkan bentuk rotornya :
1. Generator kutub menonjol biasa digunakan pada generator dengan
putaran rendah seperti PLTA dan PLTD.
2. Generator rotor kutub rata (silindris) biasa digunakan pada
pembangkit listrik/generator dengan putaran tinggi seperti PLTG dan
PLTU.
16

1.2.4.2. Generator Sinkron


Generator sinkron adalah mesin pembangkit listrik yang mengubah energi
mekanik sebagai input menjadi energi listrik sebagai energi output. Tegangan output
dari generator sinkron adalah tegangan bolak-balik, karena itu generator sinkron
disebut juga generator AC.
Menurut Andeerson P.M (1982), generator sigkron dapat menghasilkan
sumber energi, yaitu : tegangan bolak-balik, oleh karena itu generator singkron
disebut juga generator AC. Diaktakan generator singkron karena jumlah putaran
rotornya sama dengan jumlah putaran medan magnet pada stator. Kecepatan putaran
sinkron ini dihasilkan dari kecepatan putar rotor dengan kutub-kutub magnet yag
berputar dengan kecepatan yang sama dengan medan putar pada stator.
Jika kumparan rotor yang berfungsi sebgai pembangkit kumparan medan
magnet yang terletak diantara kutub magnet utara dan selatan diputar oleh tenaga air
atau tenaga lainnya, maka pada kumparan rotor aka timbul medan magnet atau fluks
putar. Fluks putar ini akan memotong kumparan stator, sehingga pada ujung-ujung
kumparan stator timbul gaya gerak listrik karna berpengaruh induksi dari fluks putar
tersebut[7].
Daya output (Watt) adalah daya input mekanis pada proses generator pada
poros generator dengan memperhitungkan penggerak mula dengan keepatan sudut
generator penggerak mula persamaan 2.12.
𝑃𝑖𝑛 = 𝑇𝑠. 𝜔𝑠 + 𝑉𝑓. 𝐼𝑓.........................................(2.11)
Dimana :
Pin = Daya input (Watt)
Ts = Torka penggerak mula (Nm)
ωs = Kecepatan sudut penggerak mula (rad/s)
vf =Tegangan DC pada belitan (V)
If = Arus yang melalui belitan medan (A)
17

Daya yang dibangkitkan (Watt) adalah daya input mekanis yang akan
dikonversikan menjadi elekrikal yang proses terjadi didalam mesin.
𝑃𝑑 = 𝑃𝑐𝑢 + 𝑃𝑜...................................................(2.12)
Dimana :
Pd = Daya yang dibangkitkan (Waatt)
Pcu = Rugi-rugi tembaga (Watt)
Po = Daya output (Watt)
Daya output (Watt) daya output generator yang sebenarnya yaitu daya listrik
yang bisa dihasilkan oleh generator.
𝑃𝑜 = 𝑃𝑟 + 𝑃𝑠𝑡 + 𝑉𝑓. 𝐼𝑓.......................................(2.13)
Dimana;
Pr = Rugi-rugi mekanik (Watt)
Pst = Rugi-rugi load (Watt)
Vf = Tegangan DC pada belitan (V)
If = Arus yang melalui belitan medan (A)
Daya input mekanik (Watt) yaitu daya yang disuplai ke poros generator
sebagai fungsi daya input listrik dari penggerak mula dan keepatan sudut.
𝑃𝑖𝑛𝑚 = 𝑃𝑑 + 𝑃𝑟.................................................(2.14)
Dimana :
Pinm = Daya input mekanik (Watt)
Pr = Rugi-rugi mekanik (Watt)
Pd = Daya yang dihasilkan (Watt)
Kecepatan sudut (ωs)
𝑁
𝜔𝑠 = 2𝜋. 60........................................................(2.15)

Dimana:
ωs = Kecepatan sudut penggerak mula (Watt)
N = Putaran generator (rpm)
Torka (Ts) Penggerak mula
18

𝑃𝑖𝑛𝑚
𝑇𝑠 = ..........................................................(2.16)
𝜔𝑠

Rugi-rugi generator singkron adalah hal yang sangat penting, karna rugi-rugi
ini dapat menentukan efesiensi generator, menentukan pemanasan mesin sehinngga
menentukan keluaran daya atau ukuran yang dapat diperoleh tanpa mempercepat
keausan isolasi. Dengan mengetahui batas temperatur maksimum suatu isiolasi yang
akan digunakan dalam sebuah generator akhirnya diketahui daya keluaran yang dapat
dicatu oleh generator singkron secara kontinu. Rugi-rugi pada generator singkron
antara lain :
1. Rugi-rugi rotional ( putaran )
Rugi-rugi yang terjadi akibat putaran mekanik dan karena rugi-rugi inti
besi rugi-rugi rational antara lain yaitu :
 Rugi-rugi mekanik
Rugi-rugi mekanik terdiri dari rugi-rugi gesek yang terjadi pada
pergesekan sikan dan sumbu. Rugi ini dapat diukur dengan
menentukan masukan pada mesin yang bekerja pada kecepatan yang
semestinya tetapi tidak diteral. Dan yang kedua adalah rugi angin
akibat adanya celah udara antara bagian rotor dan bagian stator.
 Rugi-rugi magnetik, disebabkan karena pembagian arus tak seragam
pada tembaga dan rugi-rugi inti besi tambahan yang dihasilkan pada
besi kerena gangguan pada fluks magnet[3].
Untuk perhitungan rugi-rugi rational dengan persamaan 2.8 dibawah ini :
𝑃𝑐 = 𝑃𝑟 + 𝑃𝑠𝑡 + 𝑉𝑓. 𝐼𝑓.....................................(2.17)
2. Rugi-rugi tembaga (copper loss)
Rugi-rugi tembaga ditentukan pada semua belitan pada mesin yaitu:
 Belitan jangkar
Rugi-rugi belitan jangkar disebabkan oleh arus rotor maksimum dan
resistansi belitan rotor.
 Belitan medan
19

Rugi-rugi belitan medan diakibatkan arus stator dan resistansi belitan


stator.
Untuk menghitung rugi-rugi tembaga ditulis persamaan sebagai berikut :
𝑃𝑐𝑢 = 3𝐼 2 𝑅𝑎.....................................................(2.18)
3. Rugi-rugi stray-load
Rugi-rugi stay ataupun rugi-rugi sasar pada generator ini tidak dihitung
karena tidak adanya rugi beban hubung singkat dan rugi tahanan tembaga.
Maka dianggap nol.
Frukuensi pada stator (fe)
𝑁.𝑝
𝑓𝑒 = 120............................................................(2.19)

Dimana :
fe = Frekuensi listrik (Hz)
N = Kecepatan putar rotor (rpm)
P = Jumlah kutub magnet.

1.2.5. Dam

Dam adalah hal yang terpenting dalam pembangunan pembangkit energi


listrik tenaga pasang surut volume air yang dapat ditampung, sistem yang digunakan
adalah sistem kaison yaitu menggunakan buis beton dengan ukuran 1x1x1x1 m3 yang
disusun secara horizontal dan vertikal. Setiap buis beton diisi dengan sirtu padat dan
ditutup dengan campuran beton 1:2:3 sebagai perekat kontruksi, yang dapat dilihat
pada gambar 2.10. Bendungan ini deilengkapi dengan 3 buah pintu air yaitu 2 pintu
masuk yang terletak dibagian samping dan 1 pintu air keluar dibagian tengah.
20

Gambar 4. Detail rancang bendungan (sumber: Ferry jhony sugari, 2014)

J. Metode Penelitian
Pada penelitian ini terbagi tahap metode diantaranya:
1. Studi Literatur
Berupa studi kepustakaan dan membaca teori-teori yang berkaitan dengan topik
tugas akhir dari buku-buku referensi atau teks pendukung yang dimiliki, jurnal
yang relevan dan menunjang proposal ini.
2. Studi Bimbingan
Berupa tanya jawab dengan dosen pembimbing Jurusan Teknik Elektro UR
mengenai masalah-masalah yang timbul selama penulisan berlangsung.
3. Menentukan selisih tinggi pasang dan surut air laut
pada proses ini penulis mengukur dan menentukan selisih nilai tertinggi
kedalaman air pasang dan nilai selisih terendah kedalaman air pasang pada
tempat penelitian
4. Desain Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut Laut
Pada tahap ini penulis mendesain kontruksi fisik dari pembangkit energi pasang
surut laut
5. Perhitungan potensi energi pasang surut
21

Menghitung secara teori seberapa besar potesi eergi yang dibangkitkan oleh
pembangkit istrik tenaga pasang surut tersebut.
6. Pemilihan jenis turbin dan daya generator
Pada tahap ini penulis menentukan komponen yang sesuai dengan kondisi alam
yang ada pada pembangkit.
7. Analisa dan hasil
Pada tahap ini penulis menganalisa seberapa besar simulasi pembangkit listrik
energi pasang surut menghasilkan energi listrik, menganalisa turbin, dan
menganalisa generator yang di gunakan oleh pembangkit tersebut.
8. Kesimpulan
Dari hasil simulasi pembangkit maka akan diperoleh kesimpulan dari penelitian
tersebut.

K. Analisa Sementara
Penelitian Potensi Pembangkit Listrik Energi Pasang Surut (PLTPs), dilakukan di
perairan Kabupaten Rokan Hilir Bagan Siapi-api. Penelitian PLTPs berlokasi antara
Pulau Barkey dan Bagan Siapi-api yang memiliki kedalaman laut antara 5 s/d 15
meter dan luas laut dari ujung Pulau Barkey dan Bagan Siapi-api adalah 780.163 m2.
Lokasi rencana penempatan PLTPs adalah jalur masuknya air laut ke muara sungai
Rokan.
22

Lokasi penelitian

Gambar 5. Peta lokasi penempatan pemangkit listrik tenaga pasang surut


(Sumber: Google maps)

Perencanaan lokasi Dam

Gambar 6. Peta lokasi penempatan pemangkit listrik tenaga pasang surut


(Sumber: Google maps)

1. Parameter Kualitas Air


Parameter kualitas air di perairan Bagan Siapi-api dan sifat korosit air laut
akan berpegaruh terhadap reliabilitas dan life cyrle material logam turbin
konverter energi. Konduktivitas, viskositas dan turbiditas air laut juga
23

mempengaruhi rasio efesiensi turbin konverter. Konduktifitas air laut bergantung


pada jumlah ion-ion tersebut. Konduktivitas bertambah dengan jumlah yang
sama dengan bertambahnya salinitas maka bertambah temperatur. Secara umum
paling dominan dalam perubahan konduktivitas di laut adalah temperatur. Dari
tabel 3 diatas rata-rata parameter kwalitas air suhu 300C s/d 310C, pH 5,96,
salinitas 1.99 mg/L, kecerahan 11.34 cm, oksigen terlarut 3.4 mg/L, dan
kecepatan arus 1.23 m/s, berikut adalah tabel parameter kualitas air laut Bagan
Siapi-api .

Tabel 2. Parameter kualitas air laut Bagan Siapi-api Kabupaten Rokan Hilir
Titik Suhu pH Salinitas DO Kecerahan Kec.
Sampling (oC) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (cm) Arus
(m/s)
I 31.15 5.63 1.48 2.71 10.25 1.11
II 31.16 6.00 0.68 3.08 12.35 1.37
III 31.10 6.15 3.00 2.45 11.83 1.39
IV 31.20 6.00 0.50 3.60 9.23 1.60
V 30.96 6.00 4.33 4.90 13.00 0.70
Rata-rata 31.11 5.96 1.99 3.4 11.34 1.23
Sumber: Penelitian parameter kualitas air muara sungai kabupaten Rokan Hilir
Muhammad maliki .

2. Analisi potensi energi rata-rata pertahun


Analisis potensi pembangkit tenaga listrik pasang surut laut ini dilakukan

untuk mengetahui energi yang dihasilkan dalam pertahun. Pada data semetara
penulis mengambil data tabel pasang surut pada tahun 2019, untuk mengetahui
prediksi pasang surut laut diperairan Bagan Siapi-api, dan mengetahui energi
24

yang dihasilan dalam setiap bulan dalam waktu satu tahu. Dengan ketinggian
rata-rata HHWl 4.72 m, dan LLWL 0.71 m, dengan formzhal 1.2 dan selisih
ketinggian sebesar 5.43 m.

Tabel 3. Data rata-rata tinggi pasang surut selama setahun pada tahun 2013
No Bulan Tahun HHWL(m) LLWL(m) h(m)
1 Januari 2019 4.58 0.79 5.37
2 Febuari 2019 4.64 0.69 5.33
3 Maret 2019 4.55 0.84 5.39
4 April 2019 4.71 0.75 5.46
5 Mei 2019 4.79 0.74 5.53
6 Juni 2019 4.75 0.72 5.47
7 Juli 2019 4.70 0.59 5.29
8 Agustus 2019 4.96 0.55 5.51
9 September 2019 4.80 0.54 5.34
10 Oktober 2019 4.82 0.65 5.47
11 November 2019 4.74 0.83 5.57
12 Desember 2019 4.64 0.82 5.46
Rata-rata 4.72 0.71 5.43

Pada tabel diatas hasil tinggi pasang surut selama setahun pada tahun 2019 di
peroleh rata-rata tingginya sebesar 4.72 m tinggi pasang tertinggi pada bulan Agustus
sebesar 4.96 di perairan Bagan Siapi-api.
25

Grafik tinggi pasang surut tahun 2019


5
4.96
4.9
4.8 4.79 4.8 4.82
4.75 4.74
4.7 4.71 4.7
4.64 4.64
4.6 4.58 4.55
4.5
4.4
4.3

Gambar 7. Grafik tinggi pasag surut laut tahun 2019 di perairan Bagan Siapi-api

Dari gambar diatas grafik tinggi pasang surut dalam waktu setahun pada
tahun 2019 diperoleh tinggi pasang surut yang tertinggi pada bulan 11 yaitu pada
bulan November sebesar 5.57 meter di perairan Bagan Siapi-api Riau.

3. Hasil analisa sementara potensi pembangkit listrik tenaga pasang surut laut
Analisa sementara potensi energi ini diambil berdasarkan pengamatan
pasang surut selama 7 hari, pada taggal 10 s/d 16 Maret 2019. Tinggi pasang surut
selama setahun pada tahun 2019 yang bersumber dari tabel panduan pasang surut
yang digunakan oleh nelayan kabupaten Bagan Siapi-api.
26

Tabel 4. Hasil analisa sementara potensi energi pasang surut laut selama 7 hari di
perairan Bagan Siapi-api
Hari Ke Luas bendungan Δh(m2) V(m2) Q(m3) E(kWh)
1 780162 5.3 4134859 114.858 426.13
2 780162 5 3900810 108.356 379.25
3 780162 4.4 3432713 95.354 293.69
4 780162 3..6 2808583 78.017 196.60
5 780162 2.7 2106437 58.513 110.59
6 780162 2.1 1638834 45.560 66.90
7 780162 2.1 1638834 45.560 66.90
Rata-rata 780162 3.6 .2808583 78.0162 220.006
Total energi per 7 hari 1540.04

Pada tabel diatas simulasi luasan bendungan sebesar 780162 m2. Didapat energi
selama 7 hari dan selisih ketinggian HHWL dan LLWL terendah hari ke 6 dan 7
yaitu 2.1 m menghasilkan energi sebesar 66.90 kWh. Dan tertinggi pada hari ke 1
yaitu 5.3 m menghasilkan energi sebesar 426.13 kWh. Berikut grafik hasil potensi
energi selama 7 hari pada bulan Maret 2019 di perairan Bagan Siapi-api.

Potensi energi selama 7 hari


500
426.13
400 379.25

300 293.69

196.6
200
110.59
100 66.9 66.9

0
1 2 3 4 5 6 7

Gambar 8. Grafik hasil potensi pasang surut laut 7 hari di bulan maret 2019
27

Tabel 5. Tabel hasil potensi energi pasang surut pada tahun 2019 di perairan Bagan
Siapi-api
Bulan Luas bendungan Δh(m) V(m3) Q(m3/detik) E(kWh)
Januari 780162 4.58 3573142 99.254 318.208
Febuari 780162 4.64 3619952 100.554 326.600
Maret 780162 4.55 3549737 98.604 314.053
April 780162 4.71 3674563 102.072 336.529
Mai 780162 4.79 3736976 103.805 348.058
Juni 780162 4.75 3705770 102.938 342.269
Juli 780162 4.70 3666761 101.855 335.101
Agustus 780162 4.96 3869604 107.489 373.202
September 780162 4.80 3744778 104.022 349.513
Oktober 780162 4.82 3760381 104.455 352.431
November 780162 4.74 3697968 102.722 340.830
Desember 780162 4.64 3619952 100.555 326.600
Rata-rata 780162 4.72 3684497 93.6917 338.617
Total energi 1 tahun selama 2019 4063.393

Hasil potensi energi pasang surut selama setahun pada tahun 2019 berdasarkan
luasan kawasan waduk sebesar 780162 m2 didapat energi rata-rata sebesar 338.617
kWh, total energi yang dihasilkan selama 1 tahun sebesar 4063.393 kWh, dan
tertinggi pada bulan agustus sebesar 373.202 kWh. Untuk melihat grafik potensi
selama setahun pada tahun 2019 dapat dilihat pada gambar di bawah.
28

Potensi energi selama tahun 2019


380,000 373,202
370,000
360,000 349,513 352,431
348,058
350,000 342,269 340,830
336,529 335,101
340,000
326,600 326,600
330,000
318,208
320,000 314,053

310,000
300,000
290,000
280,000

Grafik 9. Hasil potensi energi pasang surut laut selama setahun pada tahun 2019 di
perairan Bagan Siapi-api Kabupaten Rokan Hilir

4. Analisa turbin
Pada penitian ini turbin kaplan dipilih dalam perancangan dikarnakan turbin
kaplan bekerja pada head yang rendah dengan kapasitas yang cukup besar, maka
perancangan sebuah turbin harus dengan analisa perhitungan daya air (Pa)
perhitungan daya teoritis turbin (Pt) perhitungan putaran spesifik turbin (Ns)
kecepatan putar (N) dan luas penampang saluran (A) dan efesiensi turbin. Adapun
hasil perhitungan turbin adalah pada tabel dibawah ini.
29

Tabel 8. Hasil perhitungan generator singkron


Q N Pa Pt Ns A Eff
No
(m3) (rpm) (Watt) (kw) (rpm) (m2) (%)
1 114.858 1500 6144696 4608.522 62.15 0.0278 75
2 108.356 1500 5468727 4101.545 69.83 0.0278 75
3 95.354 1500 4235014 3176.261 90.17 0.0278 75
4 78.017 1500 2835013 2126.26 134.70 0.0278 75
5 58.513 1500 1594702 1196.026 239.47 0.0278 75
6 45.560 1500 965753,5 724.3152 396.10 0.0278 75
7 45.560 1500 965753,5 724.3152 396.10 0.0278 75
Rata-rata 78.0162 1500 3172839 2379.606 198.36 0.0278 75

Pada tabel diatas didapat rata-rata kecepatan putaran turbin 1500 rpm, daya
teoristis 2379.606kW, putaran spesifik turbin 198.36 rpm dengan luas penampang
saluran 0.0278 m2 didapat efesiensi turbin 0,75% dengan simulasi waduk 780162 m2,
kecepatan arus 1.23 m/s, debit air 78.0162 m3.

5. Analisa generator sinkron


Generator sinkron yang dirancang pada pembangkit ini adalah menggunakan
rotor salient dipasang tegak lurus yang dikopel dengan turbin. Kecepatan 1500 rpm
untuk menghasilkan frequensi sebesar 50 Hz dan menghasilkan efesiensi sebesar 81%
daya output generator sangat berpengaruh terhadap rugi-rugi rational, rugi-rugi
tembaga dan rugi-rugi stray-load.
30
31

Pada tabel diatas didapat daya input mekanik yang diperoleh adalah sebesar
48,998,5 kW, efesiensi 81% Pin mekanik dikurangi dengan rugi-rugi putaran, rugi-
rugi mekanik dan rugi-rugi tembaga sehingga output generator berkurang menjadi
39,889,7 kW sehingga rugi-rugi ini harus diperkecil persentasemya agar pembangkit
bekerja optimal.
32

6. Flow Chart kegiatan penelitian

Mulai

Pengumpulan Data

Data pasang surut Data turbin Peta topografi

Analisis Analisis data


Analisis turbin Identifikasi lokasi
data HHWL LLWL

Dimensi kolam
dan pintu air

Perhitungan
potensi energi
yang dihasilkan

Kesimpulan

Selesai

Gambar 10. Flow Chart kegiatan penelitian


33

L. Jadwal Kegiatan

Minggu
No Kegiatan
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Studi Literatur

Pengumpulan Data
2 primer dan data
pendukung

Perhitungan Teoritis
potensi energi yang
3
dibangkitkan oleh
pasang surut

Perhitungan teoristis
4 nilai loses dari turbin
dan generator

Mengevaluasi dan
5
menganalisa

Pembuatan laporan
6
akhir penelitian.
34

M. Rancangan Biaya
1. Administrasi, Publikasi, dan Operasional
Biaya Jumlah
No Uraian Kegiatan Volume
Satuan (Rp) (Rp)
1. Pembelian Buku Reveresi 4 Buah 100.000 400.000
Pengetikan dan Perbanyakan
3. 5 Rangkap 40.000 200.000
Proposal
4. Seminar Proposal 1 Kali 250.000 250.000
Pengetikan dan Perbanyakan
5. 6 Rangkap 80.000 480.000
Laporan Hasil Penelitian
6. Seminar Hasil Penelitian 1 Kali 300.000 300.000
Jumlah Biaya (Rp) 1.630.000
35

DAFTAR PUSTAKA
[1]. Alfan, Soemarwanto, Hery purnomo, “Study Potensi Pembangkit Listrik Tenaga
Ombak Tipe Oscilating Water Column Di Perairan Pulau Sempu Kabupaten
Malang". Teknik Elektro, Universitas Brawijaya, Malang.
[2]. Sustaining Partnership, 2017, “Media Informasi Kerja Sama Pemerintah Dengan
Badan Usaha, Membangun Energi Baru Terbarukan, Waste-to-Energy, Solusi
Energi Bersih Berkelanjutan Untuk Kebutuhan Energi”.
[3]. Radita, Toto, Rahmad, 2013, “Pemanfaatan gelombang Air laut Untuk
Pembangkit Tenaga Listrik Berbasis Microhidro Sistem”. Teknik Mesin,
Universitas Widyagama, Malang.
[4]. Zainuddin, Edy Efrianto, ” Studi Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Pasang
Surut Laut di Perairan Karimun Kepulauan Riau”. Teknik Elektro, Universitas
Riau, Riau.
[5]. Francisca, Paul, 2002, “Newton Dan Gravitasi”, Erlangga Jakarta.
[6]. Yuwono, Lailatul, “ Analisa hubungan pasang surut air laut dengan sedimentasi
yang terbentuk”, Teknik Geomatika, Institut Sepuluh November, Surabaya.
[7]. Siti Rahma Utami, 2010, “Studi potensi pembangkit listrik tenaga gelombang
laut dengan menggunakan sistem oscilating water column (OWC) di tiga puluh
wilayah Indonesia”, Teknik Elektro, Universitas Indonesia, Depok.

Anda mungkin juga menyukai