Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Teknik Elektro dan Komputasi (ELKOM) ISSN : 2685-1814 (Print)

Volume X Nomor X Desember 2022 ǁ Hal. xx-xx ISSN : 2685-7677 (Online)

Analisa Potensi PLTPS (Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut)


Di Pantai Waru Doyong Kabupaten Banyuwangi

Andyka Yudha Lesmana1 , Muhammad Airlangga Sajekti2, Belly Yan Dewantara3


Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik dan Ilmu Kelautan, Universitas Hang Tuah Surabaya
Jl. Arief Rahman Hakim 150, Kota Surabaya Jawa Timur 60111
E-mail: penulis 1 andykayudha99@gmail.com, penulis 2 mairlangga22@gmail.com

Naskah Masuk: dd mmm yyyy; Diterima: dd mmm yyyy; Terbit: dd mmm yyyy (9 pt)

ABSTRAK

Abstrak - Pemanfaatan energi baru terbarukan (renewable) bisa menjadi salah satu solusi keterbatasan energi fosil.
Energi arus laut merupakan energi terbarukan yang diakibatkan oleh pasang surut air laut. Parameter pasang surut sangat
penting untuk memperoleh besaran energi pasang surut yang berdasarkan nilai muka air pasang tertinggi dan surut
terendah dengan memanfaatkan energi potensial di dalam air yang disebabkan oleh pergerakan air laut. Pantai Waru
Doyong, Kabupaten Banyuwangi merupakan perairan yang terletak di Selat Bali yang diduga terdapat potensi energi
pasang surut yang tinggi. Tipe pasang surut dan nilai muka air pasang tertinggi serta muka air surut terendah diperoleh
menggunakan Metode Admiralty, hasil yang didapat adalah tipe pasang surut campuran condong ke harian ganda dengan
nilai formahzl adalah 0,683. Sedangkan nilai tunggang pasang surut diperoleh perbulan selama masing-masing dalam
kurun waktu 1 tahun di Perairan Banyuwangi. Dengan nilai rata-rata air pasang tertinggi sebesar 2,467 m dan surut
terendah sebesar 0,258 m sehingga nilai tunggangnya 2,028 m. Hasil simulasi untuk luasan kolam tunggal 1000m² dalam
waktu 1jam/3600detik diperoleh energi pasang surut sebesar 51,87kWh selama kurun waktu satu tahun 2021 di Perairan
Kabupaten Banyuwangi, Maka dapat disimpulkan, bahwa pemanfaatan energi pasang surut yang maksimal sebagai
sumber energi alternative kedepannya.

Kata kunci : Energy Pasang Surut, Metode Admiralty, PLTPS, Perairan Banyuwangi

ABSTRACT

Abstract - Utilization of renewable energy (renewable) can be one solution to the limitations of fossil energy. Ocean
current energy is renewable energy caused by tides. Tidal parameters are very important to get the amount of tidal
energy based on the highest and lowest tidal values by utilizing the potential energy in the water caused by the movement
of sea water. Waru Doyong Beach, Banyuwangi Regency is a water located in the Bali Strait which is thought to have
high tidal energy potential. The types of tides and the values of the highest and lowest tides are obtained using the
Admiralty Method, the results obtained are mixed tidal types tend to be twice a day. with a formahzl value of 0.683. While
the tidal range is obtained monthly for every 1 year period in Banyuwangi waters. With an average value of the highest
tide of 2.467 m and the lowest ebb of 0.258 m so that the ride value is 2.028 m. The simulation results for one pond of
1000m² in 1 hour/3600 seconds obtained tidal energy of 51.87kWh for one year 2021 in the waters of Banyuwangi
Regency. It can be concluded that the maximum utilization of tidal energy as an alternative energy source in the future.

Keywords : Tidal Energy, Admiralty Methods, PLTPS, Banyuwangi Waters

Copyright © 2022 Universitas Muhammadiyah Jember.

1. PENDAHULUAN
Penduduk pada suatu wilayah yang tiap tahunnya terus meningkat menyebabkan sumber energi
seperti energi listrik menjadi kebutuhan pokok yang sangat penting. Di indonesia sendiri sampai sekarang
hanya menggunakan energi konvensional yang tidak dapat diperbaharukan seperti minyak bumi,
batubara, dan gas alam. Tidak dipungkiri dalam kurun waktu semakin lama ketersediaan energi akan
menipis serta proses produksinya yang membutuhkan waktu cukup lama. Oleh sebab itu, diperlukan suatu
studi yang mendalam mengenai penggunaan energi alternatif yang dapat terbarukan untuk mengatasi
permasalahan ini. Selain energi terbarukan, diperlukan juga sumber energi alternatif yang ramah
lingkungan.

DOI : …………. 1
Jurnal Teknik Elektro dan Komputasi (ELKOM) ISSN : 2685-1814 (Print)
Volume X Nomor X Desember 2022 ǁ Hal. xx-xx ISSN : 2685-7677 (Online)

Indonesia sendiri memiliki luas laut mencapai 5,8 juta km2, atau mendekati 70% dari luas
keseluruhan negara Indonesia. Akan tetapi, belum ada pemanfaatan potensi energi kelautan secara
optimum, terutama dalam membangkitkan tenaga listrik. Potensi energi laut indinesia sangat besar seperti
dari gerakan dan perbedaan suhu lapisan laut (samudera) merupakan sumber energi di perairan laut yang
berupa energi pasang surut, energi gelombang, energi arus laut, dan energi perbedaan suhu lapisan laut.
Energi pasang surut di wilayah Indonesia terdapat pada banyak pulau. Cukup banyak selat sempit yang
membatasinya maupun teluk yang dimiliki masing-masing pulau. Untuk memanfaatkan energi pasang
surut sendiri sangat memungkinkan.
Di Indonesia terdapat beberapa daerah yang mempunyai potensi energi pasang surut salah satu
contohnya di suatu daerah bernama Bagan Siapi-api yang pasang surutnya mencapai 7 meter, Teluk Palu
yang struktur geologinya merupakan patahan (Palu Graben) sehingga memungkinkan gejala pasang surut,
Teluk Bima di Sumbawa (Nusa Tenggara Barat), Kalimantan Barat, Papua, dan pantai selatan Pulau Jawa
yang pasang surutnya bisa mencapai lebih dari 5 meter.
Salah satu faktor penting pemicu adanya potensi energi adalah dengan besarnya nilai tunggang
pasang surut di suatu perairan tersebut dengan standart nilai tunggang pasang surut berdasarakn beberapa
penelitian sebesar 1,37 m untuk dapat dijadikan sebagai potensi PLTPS. Perairan Banyuwangi sendiri
yang lokasinya terletak di Selat Bali, faktor lokal yang mempengaruhi adalah bentuk morfologi pantai
yang berbentuk alami dan perairan pantai yang agak curam sehingga dapat dimanfaatkan sebagai energi
terbarukan yang berasal dari energi pasang surut, dikarenakan Perairan Banyuwangi memiliki nilai
tunggang pasang surut yang cukup tinggi. Nilai tunggang pasang surut di Perairan Banyuwangi mencakup
nilai ±1,9 meter.
Melihat uraian diatas maka perlu dilakukan penelitian mengenai kajian potensi energi pasang surut
diperairan Kabupatan Banyuwangi, untuk mengetahui nilai muka air pasang tertinggi dan surut terendah.
Sehingga diperoleh potensi energi pasang surut di perairan Kabupaten Banyuwangi yang dapat
dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif (renewable) Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut
(PLTPS).

2. KAJIAN PUSTAKA
Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut merupakan sumber energi terbarukan karena pasang surut
air laut di bumi adalah hasil dari interaksi gravitasi bulan dan matahari dan rotasi bumi yang membuatnya
menjadi sumber tenaga listrik yang hampir tak ada habis-habisnya. Energi pasang surut (Tidal Energy)
Prinsip kerjanya sama dengan pembangkit listrik tenaga air, dimana air dimanfaatkan untuk memutar
turbin dan menghasilkan energi listrik.

2.1. Energi Pasang Surut Air Laut


Pasang surut air laut atau disebut sebagai ocean tide adalah suatu fenomena pergerakan
naik turunnya permukaan air laut secara berkala atau periodik akibat adanya gaya gravitasi
antara bumi dan bulan serta matahari yang menyebabkan gaya tarik menarik dari benda-
benda astronomi terutama oleh matahari, bumi, dan bulan. Energi pasang surut atau tidal
energy merupakan sumber energi terbarukan yang mengubah energi yang terbentuk dari
pergerakan naik turunnya pasang surut air laut menjadi energi atau listrik yang dapat
digunakan. Energi pasang surut terdapat beberapa teknologi seperti tidal barrages, tidal
fences, dan tidal turbines.

2.2 Tidal Barrages (Bendungan/Dam)


Tidal barrages atau bendungan pasang surut adalah teknologi dengan prinsip yang berkerja
seperti Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dimana harus terdapat bendungan (barrage).
Tidal barrages terdiri dari tiga bagian utama, pertama adalah bendungan (barrage) yang
berfungsi untuk menahan atau menjebak air, kedua adalah pintu air yang berfungsi untuk
mengarahkan air masuk ke bagian ketiga, dan ketiga yaitu turbin dan generator. Tidal
barrages bekerja saat air laut mulai pasang lalu mengisi bendungan dan saat air laut surut
membuka pintu air. Dengan perbedaan kedua arah, air yang bergerak akan menghasilkan
gaya untuk memutar bilah turbin untuk menghasilkan energi listrik.

DOI : …………. 2
Jurnal Teknik Elektro dan Komputasi (ELKOM) ISSN : 2685-1814 (Print)
Volume X Nomor X Desember 2022 ǁ Hal. xx-xx ISSN : 2685-7677 (Online)

Gambar 1. Proses Pasang dan Surut [4]

2.3 Turbin
Turbin adalah sebuah mesin berputar yang terdiri dari poros dan sudu-sudu. Sudu tetap atau
stationary blade, tidak ikut berputar bersama poros, digunakan mengarahkan aliran fluida.
Sedangkan sudu putar atau rotary blade, mengubah arah dan keceepatan aliran fluida. Fluida yang
bergerak menjadikan baling-baling berputar dan menghasilkan energi untuk menggerakkan rotor. 

Gambar 2. Turbin Air [5]

2.4 Generator Sinkron


Generator adalah suatu alat yang dipergunakan untuk merubah energi mekanik dari penggerak mula
(prime mover) menjadi energi listrik. Prinsip kerja generator yaitu induksi elektro magnetic bila suatu
konduktor digerakkan dalam medan magnet, maka akan membangkitkan gaya gerak listrik.

Gambar 3. Generator Sinkron

3. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. metode deskriptif merupakan
suatu penelitian yang bermaksud mengadakan pemeriksaan dan pengukuran-pengukuran terhadap gejala
tertentu (Fathoni, 2006). Penelitian dilakukan dengan pengukuran data pasang surut untuk mengetahui
nilai pasang tertinggi dan surut terendah untuk memperoleh potensi energi pasang surut.

DOI : …………. 3
Jurnal Teknik Elektro dan Komputasi (ELKOM) ISSN : 2685-1814 (Print)
Volume X Nomor X Desember 2022 ǁ Hal. xx-xx ISSN : 2685-7677 (Online)

3.1 Analisis Pasang Surut


Analisa Pasang Surut menggunakan metode Admiralty untuk memperoleh nilai konstanta harmonik
pasang surut yang meliputi Amplitudo (A)cm, M2, S2, K1, O1, N2, K2, P1, M4, MS4, mengetahui
tipe pasang surut perairan Banyuwangi berdasarkan nilai formzahl, MSL, HHWL (Highest High
Water Level), LLWL (Lowest Low Water Level) dan Tipe pasang surut.

3.2 Metode Admiralty


Metode Admiralty merupakan salah satu dari metode harmonik yang digunakan untuk menghitung
dua konstanta harmonik yaitu amplitudo dan beda fase dalam rentang waktu yang pendek (29 hari).
Output yang dihasilkan dalam metode admiralty meliputi amplitudo (A) dan fase (g) dari setiap
komponen pasang surut dan elevasi beberapa muka air penting. Komponen pasang surut hasil
pengolahan metode admiralty meliputi 9 komponen utama pasang surut yaitu: M2, S2, N2, K1, O1,
P1, M4, MS4, dan K2. Sedangkan nilai elevasi yang dihasilkan dari pengolahan data ini antara lain:
MSL, HWL, HHWL dan LLWL. Dalam pengolahan lebih lanjut, nilai amplitudo (A) digunakan untuk
menentukan nilai Formzhal (F), sehingga akan didapatkan tipe pasang surut pada lokasi penelitian.

3.3 Tinggi Tunggang Pasang Surut


Berdasarkan perhitungan analisa konstanta harmonik pasang surut diperoleh hasil tinggi potensi
energi pasang surut di Perairan Kabupaten Banyuwangi berdasarkan selisih antara HHWL (Highest
High Water Level) dan LLWL (Lowest Low Water Level) selama 15 hari sampai 29 hari dalam kurun
waktu itu telah terjadi pasang purnama dan perbani (satu siklus pasang surut) ketika posisi bulan dan
matahari terletak pada garis lurus dengan bumi sehingga terjadi pasang tertinggi yaitu pada bulan baru
dan bulan penuh.

3.4 Analisis Energi Pasang Surut


Energi listrik dapat dibangkitkan pada saat pengisian kolam atau saat air laut pasang maupun
pengosongan kolam atau saat air laut surut. Pada metode ini energi listrik yang dibangkitkan
tergantung pada lamanya pemanfaatan waktu produksi. Perkiraan energi listrik dapat dihitung dari
besarnya fungsi luas kolam dan beda tinggi pasang serta debit yang dihasilkan yaitu volume aliran
masuk kolam (m³):

V= A x h………………………………(1)
Keterangan :
V : Volume kolam (m³)
A : Luas kolam (m²) (1000 m²)
h : Selisih tinggi permukaan antara pasang surut (m)

E = h x V…………………………….....(2)
Keterangan :
E = Energi yang dibangkitkan per siklus
h = Selisih tinggi permukaan antara pasang surut (m)
V = Volume kolam (m³)

Debit air rata-rata :


V
Q= ……………………………………(3)
t
Keterangan :
t : Lama Waktu Produksi (detik) (1jam/3600 detik)
V : Volume aliran masuk kolam (m³)
Q : Debit aliran (m³/detik)

Daya yang dihasilkan per siklus:

∆ h ×Q × ρ
P=ηo× ……………………….(4)
75
Keterangan :
P : Daya yang dihasilkan (W)

DOI : …………. 4
Jurnal Teknik Elektro dan Komputasi (ELKOM) ISSN : 2685-1814 (Print)
Volume X Nomor X Desember 2022 ǁ Hal. xx-xx ISSN : 2685-7677 (Online)

h : Selisih tinggi permukaan antara pasang surut (m)


ρ : Massa jenis air laut (kg/m³) (1.025 kg/m³)
o : Efisiensi Generator (%) (0,75%)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


Untuk mengetahui karakteristik pasang surut berdasarkan konstanta harmonik, pengamtan
dilaksanakan selama 15 hari di pantai waru doyong perairan banyuwangi dengan menggunakan metode
adamiralty menghasilkan nilai amplitudo dan nilai kelambatan fase antara lain adalah S0, M2, S2, N2,
K2, K1, O1, P1, M4, dan MS4 yang digunakan sebagai parameter Mencari nilai formahzl untuk
mengetahui tipe pasang surut perairan banyuwangi :

Tabel 1. Hasil Perhitungan Nilai Konstanta Harmonik Pasang Surut Selama 15 hari Pengamatan .

S0 M2 S2 N2 K1 O1 M4 MS4 K2 P1

A(cm) 188 9 32 41 21 7 2 2 9 7
g () 18 307 300 54 215 331 64 307 64

Dari hasil data pengamatan pasang surut diatas dapat mencari nilai Formzahl untuk menentukan tipe
pasang surut pada Perairan Banyuwangi, dimana nilai formahzl terbagi berdasarkan tipe pasang surut :

F =  0.00 – 0.25 ; pasut bertipe ganda (semi diurnal)


F = 0.26 – 1.50 ; pasut bertipe campuran dengan tipe ganda yang menonjol
(mixed, mainly semi diurnal)
F = 1.51 – 3.00 ; pasut bertipe campuran dengan tipe tunggal yang menonjol
(mixed, mainly diurnal)
F > 3.00 ; pasut bertipe (diurnal)

Mencari Nilai Formahzl :

K 1+O 1 21+7
F= = =0,683
M 2+ S 2 9+32
O1 = unsur pasut tunggal utama yang disebabkan oleh gaya tarik bulan
K1 = unsur pasut tunggal yang disebabkan oleh gaya tarik matahari
M2 = unsur pasut ganda utama yang disebabkan oleh gaya tarik bulan
S2 = unsur pasut ganda utama yang disebabkan oleh gaya tarik matahari

Sehingga jika melihat nilai Formahzl tersebut menunjukkan bahwa perairan banyuwangi memiliki tipe
pasang surut campuran condong harian ganda.

Tunggang Pasang Surut


Berdasarkan perhitungan analisa konstanta harmonik pasang surut diperoleh hasil tinggi potensi
energi pasang surut di Perairan Kabupaten Banyuwangi berdasarkan selisih antara HHWL (Highest High
WaterLevel) dan LLWL ( Lowest Low Water Level ) selama 15 hari atau 29 hari sebagai acuan nilai
potensi energi pasang surut di Pantai Waru Doyong dengan menggunakan nilai tunggang pasang surut
selama satu tahun pada tahun 2021.

Menghitung Nilai Tunggang Pasang Surut :

 Januari
h = HHWL – LLWL
= 2,42 – 0,25
= 2,17 m

 Februari
h = HHWL – LLWL
DOI : …………. 5
Jurnal Teknik Elektro dan Komputasi (ELKOM) ISSN : 2685-1814 (Print)
Volume X Nomor X Desember 2022 ǁ Hal. xx-xx ISSN : 2685-7677 (Online)

= 2,45 – 0,24
= 2,21 m
Tunggang
No. Bulan V (m³) Q (m³/detik)
(m)
1. Januari 2,17 2170 0,602
Tabel 2. Hasil 2. Februari 2,21 2210 0,613 Tinggi
Tunggang 3. Maret 2,21 2210 0,613 Pasang Surut
Tahun 2021 di 4. April 2,21 2210 0,613 Perairan
Banyuwangi.
5. Mei 2,26 2260 0,627
6. Juni 2,27 2270 0,630
7. Juli 2,25 2250 0,625
8. Agustus 2,20 2200 0,611
9. September 2,14 2140 0,594
10. Oktober 2,15 2150 0,597
11. November 2,14 2140 0,594
12. Desember 2,29 2290 0,636
Rata - Rata 2,028 2208,33 0,613

Energi Pasang Surut


Menghitung nilai potensi energi pasang surut menggunakan data pengamatan selama 15 hari di
Pantai Waru Doyong dengan melihat nilai tunggang pasang surut yang nantinya dimasukkan dalam rumus
energi pasang surut, dengan melakukan simulasi untuk mengetahui potensi energi pasang surut sebagai
energi alternatif yang nilainya berdasarkan simulasi dengan luasan kolam 1000 m².

Tabel 3. Volume Kolam dan Debit Aliran dalam satu siklus


No. Bulan HHWL (m) LLWL (m) Tunggang
1. Januari 2,42 0,25 2,17
2. Februari 2,45 0,24 2,21
3. Maret 2,45 0,24 2,21
4. April 2,46 0,25 2,21
5. Mei 2,53 0,27 2,26
6. Juni 2,56 0,29 2,27
7. Juli 2,51 0,26 2,25
8. Agustus 2,45 0,25 2,20
9. September 2,38 0,24 2,14
10. Oktober 2,39 0,24 2,15
11. November 2,40 0,26 2,14
12. Desember 2,60 0,31 2,29
Rata - Rata 2,467 0,258 2,028

Menghitung Volume Kolam, dimana luasan kolam tunggal di asumsikan sebesar 1000 m² sehingga volume
kolam :

 Januari

V = h × A

DOI : …………. 6
Jurnal Teknik Elektro dan Komputasi (ELKOM) ISSN : 2685-1814 (Print)
Volume X Nomor X Desember 2022 ǁ Hal. xx-xx ISSN : 2685-7677 (Online)

= 2,17 m × 1000 m²
= 2170 m³

 Februari
V = h × A
= 2,21 m × 1000 m²
= 2210 m³

Menghitung Debit Aliran Air untuk mengisi kolam dengan asumsi 1jam/3600 detik dalam 1 kali produksi :

 Januari

V 2170 3
Q= = =0,602 m /detik
t 3600

 Februari

V 2210 3
Q= = =0,613 m /detik
t 3600

Tabel 4. Potensi Energi Pasang Surut Selama Kurun Tahun 2021

E
No. Bulan P (Watt)
(kWh)
1. Januari 0,013389 50,09
2. Februari 0,013885 51,95
3. Maret 0,013885 51,95
4. April 0,013885 51,95
5. Mei 0,014524 54,26
6. Juni 0,014658 54,76
7. Juli 0,014414 53,85
8. Agustus 0,013778 51,47
9. September 0,013029 48,67
10. Oktober 0,013156 49,15
11. November 0,013029 48,67
12. Desember 0,014928 55,77
Rata - Rata 0,024690 51,87

Menghitung Daya yang dibangkitkan dalam satu siklus :

 Januari

o × h ×Q × ρ
P=
75

0,75 ×2,17 × 0,602× 1,025


P=
75
P = 0,013389 W

DOI : …………. 7
Jurnal Teknik Elektro dan Komputasi (ELKOM) ISSN : 2685-1814 (Print)
Volume X Nomor X Desember 2022 ǁ Hal. xx-xx ISSN : 2685-7677 (Online)

 Februari

o × h ×Q × ρ
P=
75

0,75 ×2,21 ×0,613 ×1,025


P=
75

P = 0,013885 W

Perairan banyuwangi memiliki tipe pasang surut campuran condong harian ganda. sehingga dalam satu
hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut, tetapi tinggi dan periodenya berbeda, biasanya dalam
satu periode kurang lebih waktunya 12 jam 40 menit. maka dalam satu tahun yang terdiri 365 hari, terdapat
705 daur/pengsiian ulang air pasang penuh.. kemudian 0,736 kWh merupakan 1 Daya Tapal
kuda/Horsepower.

 Januari

E=2× P× t ×705 × 0,736 kWh


E=2× 0,013389× 3600 ×705 ×0,736 kWh
E = 50092 W = 50,09 kWh
 Februari

E=2× P× t ×705 × 0,736 kWh


E=2× 0,013885 ×3600 ×705 ×0,736 kWh
E = 51947 W = 51,95 kWh.

Untuk perhitungannya dilakukan dengan langkah-langkah yang sama untuk menghitung nilai perbulannya,
kemudian setelah didapatkan nilainya di rata-rata, untuk mengetahui Energi yang dihasilkan dalam satu
tahun.

5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa tipe pasang surut di
pantai Waru Doyong, Perairan Kabupaten Banyuwangi adalah pasang surut campuran condong harian
ganda dengan nilai formahzl adalah 0,683 . Analisa admiralty selama pengamatan 15 hari digunakan
untuk mendapatkan nilai muka air tinggi tertinggi (Highest High Water Level, HHWL) dan (Lowest Low
Water Level, LLWL) diperairan Kabupaten Banyuwangi. Tinggi potensi energi pasang surut didapatkan
berdasarkan selisih antara HHWL dan LLWL.
Potensi energi pasang surut di Perairan Banyuwangi membuktikan bahwa nilai tunggang pasang
surut yang cukup tinggi dimana nilai tunggang pasang surut tersebut sangat berpengaruh terhadap nilai
potensi energi pasang surut itu sendiri. Untuk perhitungan dihitung berdasarkan setiap bulan kemudian
dirata-rata untuk mengetahui potensi energi yang didapatkan dalam satu tahun. Hasil penelitian
membuktikan bahwa perhitungan selisih antara HHWL dan LLWL sebesar 2,028 m dengan simulasi
luasan kolam sebesar 1000 m² dan waktu pengisian kolam 60 menit sidapatkan potensi enrgi sebesar
51,87 kWh selama kurun waktu satu tahun pada tahun 2021. Semakin besar luasan kolam dan lamanya
waktu yang diperoleh dalam operasi produksi maka semakin besar potensi energi yang dihasilkan
sehingga dapat menjadi potensi energi alternatif terbarukan kedepannya.

REFERENSI

DOI : …………. 8
Jurnal Teknik Elektro dan Komputasi (ELKOM) ISSN : 2685-1814 (Print)
Volume X Nomor X Desember 2022 ǁ Hal. xx-xx ISSN : 2685-7677 (Online)

[1] Dwi P Sasongko, dkk. Menentukan Tipe Pasang Surut dan Muka Air Rencana Perairan Laut Kabupaten
Bengkulu Tengah Menggunakan Metode Admiralty. Maspari Journal Volume 6, Nomor 1, Januari
2014:1-12
[2] Edwin, M. Gentur, H. dan Muhammad Helmi. Kajian Potensi Energi Pasang Surut di Perairan
Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah. Journal Of Oceanography. Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012,
Halaman 78-86.
[3] Endang Tantrawati, dkk, Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut Sistem Daur Ganda denagn
Kolam Tungga di Sumatera, Logika Vol. 4, No. 1, Januari 2007
[4] F. J. Sangari, Perancangan Pembangkit Listrik Pasang Surut Air Laut, Fakultas Teknik Universitas
Negeri Manado,VOL. 37, NO. 1, Februari 2014:187-196.
[5] H. Priyono dkk., Perancangan Simulator Pembangkit Listrik Pasang Surut dengan Penambahan Sluice
Gate. Studen Online Journal Universitas Maritim Raja Ali Haji. VOL: 2, NO: 2, Tahun: 2021.
[6] Inovasita, F. dkk. Identifikasi Potensi Energi Pasang Surut Menggunakan Alat Floating Dan di Perairan
Kalimantan Barat, Indonesia. Pertemuan Ilmiah Nasional Tahunan XIII ISOI 2016 Suarbaya 1-2
Desember 2016

[7] Jusuf, H. dan Robinson, A. Analisa Potensi Energi Pasang Surut Air Laut (Tidal Energy) Sebagai
Pembangkit Listrik Muara Pantai Amai, Muara Panati Bukisi, dan Pantai Dormena Di Kabupaten
Jayapura. Jurnal DINAMIS Vol 2. No. 12 Desember 2016:61-66
[8] Jefry D. Mamoto, dkk. Analisis Pasang Surut di Pantai Nuangan (Desa Iyok) Boltim dengan Metode
Admiralty. Jurnal Sipil Statik Vol.3 No. 6 Juni 2015:391-402
[9] Widodo S. Pranowo, dkk. Analisis Pasang Surut di Perairan Pameungpeuk Belitung dan Sarmi
Berdasarkan Metode Admiralty. Jurnal Meteorologi dan Geofisika Vol.19 No.1 Tahun 2018:29-38
[10] Zainuddin., E. Ervianto., Studi Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut Laut Di Perairan
Kabupaten Karimun Kepualauan Riau. Jom FTEKNIK Volume 3 No. 1 Febuari 2016.

DOI : …………. 9

Anda mungkin juga menyukai