Vol. 5, No. 1, February 2023, pp. 1~12, p-ISSN 2685-2381, e-ISSN 2715-2626
http://dx.doi.org/10.28989/avitec.v4i2
Corresponding Author:
Name of Corresponding Author,
1,2
Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik dan Ilmu Kelautan, Universitas Hang Tuah Surabaya
Jl. Arief Rahman Hakim 150, Kota Surabaya Jawa Timur 60111
e-mail: vickyardiansyah022@gmail.com dan mochfuyut@gmail.com
1. PENDAHULUAN
Masalah pengadaan listrik di daerah terpencil dan kepulauan yang sulit diselesaikan PT.PLN,
sebagian besar terbentur masalah infrastruktur untuk menuju lokasi yang tidak memadai Disamping itu jarak
lokasi yang jauh dari gardu induk, dan pertambahan jumblah penduduk yang sedikit dan tersebar serta
kebutuhan listrik aktual yang umumnya rendah membuat investasi menjadi tidak menarik. Maka dari itu
prioritas untuk menjangkau wilayah-wilayah terpencil sering terabaikan.
Masalah ini dapat diupayakan oleh pemerintah melalui sistem distribusi generation seperti halnya
PLTD. Namun aplikasi PLTD dinilai belum tepat karena teknologi ini dapat menimbulkan masalah ketika
membutuhkan bahan bakar, maintenance dan repair. Minimnya ketersediaan solar dan minyak tanah di daerah
terpencil dan kepulauan menjadi masalah terbesar yang sulit diatasi, dan untuk ketersediaan debit air yang
besar dan tidak semua desa terpencil mempunyai sumber air maka tidak memungkinkan juga untuk
menerapkan pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH)
2 Penulis 1, et. al.: Tiga sampai lima kata Judul Artikel
Teknologi yang dinilai tepat untuk pembangkitan listrik di desa terpencil dan kepulauan adalah
pembangkit listrik tenaga biomassa (PLTBm). pembangkitan energi Biomassa memanfaatkan limbah biomassa
terutama limbah dari kelapa sawit yang ada disekitar desa Wajok Hulu, Kecamatan Siantan, Kabupaten
Mempawah, Provinsi Kalimantan Barat, Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBM) Siantan berkapasitas
2 Megawatt (MW (Commercial Operating Date/ COD) sejak 23 April 2018 menggunakan teknologi gasifikasi
yaitu boiler dengan tipe water tube dengan bahan bakar yang berasal dari cangkang kelapa sawit dan kayu,
Listrik yang dihasilkan PLTBM Siantan tersebut nantinya akan disalurkan melalui jaringan 20 kilo Volt (kV)
milik PLN dan interkoneksi melalui Gardu Induk (GI).
2. METODE PENELITIAN
Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa merupakan bahan organik yang diproduksi melalui proses
fotosintesis. Biomassa termasuk limbah semua tanaman yang ada di darat maupun laut, limbah padat kota,
biosolid kota, limbah hewan, residu kehutanan, serta pertanian, dan beberapa jenis limbah industri. Biomassa
merupakan sumber energi yang paling menjanjikan untuk menggantikan posisi dari pada energi fosil, Daya
listrik yang dihasilkan dari susunan biomassa bergantung pada aksesibilitas dan waktu produksi biomassa per
hari. Limbah Biomassa merupakan bahan organik yang diproduksi melalui proses fotosintesis. Biomassa
termasuk limbah semua tanaman yang ada di darat maupun laut, limbah padat kota, biosolid kota, limbah
hewan, residu kehutanan, serta pertanian, dan beberapa jenis limbah industri. Biomassa merupakan sumber
energi yang paling menjanjikan untuk menggantikan posisi dari pada energi fosil, Daya listrik yang dihasilkan
dari susunan biomassa bergantung pada aksesibilitas dan waktu produksi biomassa per hari.
PKS Sei Buatan memiliki kapasitas terpasang 60 ton/jam, akan tetapi realisasi TBS diolah mendekati realisasi
Cangkang diolah di PKS Lubuk Dalam yang memiliki kapasitas 30 ton/jam. Kapasitas olah tertinggi PKS Sei
Buatan memiliki kapasitas terpasang 60 ton/jam, akan tetapi realisasi TBS diolah mendekati realisasi
Cangkang diolah di PKS Lubuk Dalam yang memiliki kapasitas 30 ton/jam. Kapasitas olah tertinggi diperoleh
pada tahun 2015, yatu sebesar 15.44 ton/tahun. Dari data tersebut, PKS Sei Buatan belum dapat memenuhi
kapasitas olahnya, dimana untuk PKS 60 ton/jam seharusnya dapat mengolah Cangkang sebesar 360.000
ton/tahun. Sumber Cangkang terolah selama 5 tahun terdiri dari kebun inti, plasma dan pembelian secara total
meningkat sebesar 3%. Sama dengan PKS Lubuk Dalam, pembelian Cangkang dari pihak ketiga masih
dominan sebagai pemasok bahan baku, sehingga kehandalan pabrik menjadi faktor penting memenangkan
4 Penulis 1, et. al.: Tiga sampai lima kata Judul Artikel
persaingan untuk mendapatkan bahan baku. Neraca massa dari data pengolahan di PKS Sei Buatan
menunjukkan nila rerata yang sama dengan neraca massa di PKS Lubuk Dalam, yaitu dengan prosentase
limbah biomassa tandan kosong 22%, Cangkang 6% dan serabut 14%. Tabel 2 menunjukkan data Cangkang
olah dan produksi limbah biomassa di PKS Sei Buatan.
∑ 𝐸𝑑i𝑙𝑒𝑝𝑎𝑠 = ∑ 𝐸𝑑i𝑡𝑒𝑟i𝑚𝑎
Dimana :
𝐶𝑣 = (𝑚 . 𝐶𝑝 ) + ( 𝑚 . 𝐶𝑝 )
𝑎 𝑎 𝑡𝑏 𝑡𝑏
Sehingga
𝐶𝑣 . ∆𝑇 – 𝑚 . 𝐻𝐻𝑉
𝐻𝐻𝑉𝐵𝐵 = 𝑆𝑡i𝑚u𝑙𝑎𝑛 𝑆𝑡i𝑚u𝑙𝑎𝑛
𝑚𝐵𝐵
Aviation Electronics, Information Technology, Telecommunications, Electricals, Controls (AVITEC) 5
Vol. 5, No. 1, Ferbuary 2023
Dengan mBB = m0 – m1
Dimana :
analisis potensi energi limbah biomassa dengan mengambil data kapasitas olah pada (Tabel 1 dan
Tabel 2) dan nilai kalor bahan bakar biomassa. Kapasitas dihitung pada total Cangkang diolah terendah dalam
jangka waktu lima tahun terakhir dengan asumsi potensi daya minimal didapatkan pada kapasitas terendah.
Hari olah dalam setahun adalah 320 hari dan satu hari olah dianggap selama 24 jam mengikuti kinerja
pembangkit listrik Hari pengolahan dianggap setahun 320 hari, presentase limbah biomassa pada cangkang
sebesar 6%.
Menghitung kapasitas olah perjam dimasukan :
Daerah lubuk dalam
cangkang terolah
Kapasitas (ton/jam) =
( Harian olah x 24 jam)
13433
=
(320 x 24 jam)
= 1,749 ton/jam
Potensi energi potensi energi yang terkandung merupakan perkalian antara kapasitas dan nilai kalor untuk
masing-masing bahan. Tabel 4 menunjukkan hasil perhitungan potensi energi limbah biomassa di PKS Lubuk
Dalam dan PKS Sei Buatan.
Etan kosong = Etan kosong lubuk dalam + Etan kosong sei buatan
= 28.507.000 + 28.529.000
= 57.036.000 kj/jam
Spesifikasi yang pertama ditentukan adalah tekanan dan temperatur uap boiler, yaitu ditentukan tekanan 32
barg dan temperatur 400oC dengan jenis uap superheated steam. Sedangkan air masuk boiler ditentukan
memiliki temperatur 105oC.
dimana: :
μ :Efisiensi boiler (%)
Q : Kapasitas boiler (kg/jam)
H1 : Enthalpy Uap (kJ/kg)
H0 : Enthalpy Air (kJ/kg)
EBB : Energi bahan bakar (kJ/jam)
Enthalpy uap diambil dari data tabel uap (steam table) untuk uap superheated 400oC, 32 barg, didapat h1
sebesar 3226,3 kJ/kg. Enthalpy air masuk dihitung pada kondisi cair, temperatur 105oC, 32 barg, didapat h0
sebesar 442,28 kJ/kg. Dengan mengambil asumsi efisiensi boiler biomassa sebesar 75%.
s . EBB
Q =
(h 1−h 0) EBB
0,75 X 57.036.000
=
( 3226,3−442,28)
= 15,365 kg uap/jam
Potensi uap yang dapat dibangkitkan dari bahan bakar tersedia adalah 15.000 kg/jam, sehingga kapasitas
boiler ditentukan sebesar 35 ton uap/jam.
KETERANGAN SPESIFIKASI
Jenis Boiler Pioa Air
Tekanan Uap 32 barg
Temperatur Uap 400 oC
Jenis uap Superheated
Temperatur air 105℃
Effisiensi 75%
Kapasitas Uap 35.000 kg/jam
Bahan Bakar 15000 kg/jam
Konsumsi Bahan Bakar cangkang
Reciprocating-water
Jenis Grato
cooled
Tabel 5. Spesifikasi Boiler hasil rancangan
Aviation Electronics, Information Technology, Telecommunications, Electricals, Controls (AVITEC) 7
Vol. 5, No. 1, Ferbuary 2023
b. Turbin Generator
Turbin merupakan peralatan yang mengkonversi energi dari uap dari boiler menjadi energi mekanik dalam
bentuk putaran, yang kemudian digunakan untuk menggerakkan generator listrik.
Dengan asumsi bahwa semua aliran masa dan energi yang steady, sehingga berlaku hukum konservasi
energi, pertama Thermodinamika :
dQ = dU – dW
dimana :
dQ : kalor yang diterima sistem,
dU . : U2 — U1 = perubahan energi
dW : usaha yang dilakukan system
Daya turbin digunakan untuk Generator, dengan asumsi efesiensi generator dan gear box sebesar 90%
maka potensi daya listrik ialah :
SSC = Q/P
= 35.000/5090,4
= 6,87 kg uap/W
Dengan SSC didapat 6,87 kg/W, maka hanya akan didapatkan pada turbin jenis condensing multistage.
Dari potensi daya yang didapatkan, maka kapasitas turbingenerator dipasang pada daya 5.000 W atau 5 MW.
Tabel 6 menunjukkan spesifikasi turbin-generator hasil rancangan.
c. Condenser
Merupakan peralatan yang berfungsi untuk menurunkan suhu uap keluar turbin (exhaust steam) sehingga
uap berubah fasa menjadi cair berbentuk kondensat pada tekanan vacuum. Dengan proses tersebut akan
diperoleh selisih enthalphy yang tinggi antara uap masuk turbin dan uap keluar turbin sehingga dapat
8 Penulis 1, et. al.: Tiga sampai lima kata Judul Artikel
menghasilkan daya yang lebih besar untuk menggerakkan generator. Tipe condenser yang biasa digunakan di
pembangkit adalah surface condenser yaitu jenis shell and tube yang terintegrasi dengan cooling tower.
Peralatan lain yang diperlukan adalah steam ejector yang berfungsi untuk melepaskan gas – gas yang tidak
terkondensasi dalam sistem sekaligus membuat tekanan vacuum pada condenser.
d. Pompa
Salam sistem siklus pembangkit uap Rankine, pompa memiliki peran melakukan sirkulai air di dalam
siklus. Selain itu, pompa berfungsi meningkatkan tekanan air yang masuk ke dalam drum atas boiler.
Spesifikasi pompa pengisi ketel (Feed Water Pump/FWP) memiliki karakteristik khusus, yaitu dengan beda
tekanan yang tinggi antara sisi hisap dan sisi buang. Pada kasus rancangan ini, pada sisi buang memiliki
tekanan hingga 32 barg. Dengan kondisi tersebut, maka diperlukan pompa dengan jenis multistage untuk dapat
menghasilkan tekanan yang tinggi. Air yang masuk dan harus dipompakan oleh FWP juga memiliki temperatur
yang tinggi, hingga 105oC, dengan demikian diperlukan pemilihan spesifikai pompa yang sangat ketat agar
tidak terjadi kavitasi. Pemilihan jenis pompa harus memperhitungkan NPSH tersedia dan NPSH diperlukan,
berdasarkan instalasi perpipaan pompa. Salah satu solusi adalah dengan memberikan gaya tekanan grafitasi
(lift force) dengan cara meninggikan sisi hisap hingga berada di atas posisi pompa.
Kapasitas pompa terpasang dihitung 1,5 kali dari kapasitas uap dibangkitkan, yaitu:
Qpompa = 1,5 . Quap
= 1,5 . 35.000 kg/jam
= 52.500 kg/jam
= 52,5 m3/jam
4. KESIMPULAN
Kesimpulan dari peneilitan ini adalah sebagai berikut:
Pabrik Kelapa Sawit memiliki potensi sebagai penghasil energi listrik terbarukan, khususnya dalam
bentuk limbah biomassa dari tandan kosong, cangkang dan serabut.
Kinerja PKS Lubuk dalam dan PKS Sei Buatan cukup bagus, dengan didapatkan kesetabilan
Cangkang diolah selama lima tahun terakhir, dengan rata-rata mengolah diatas 200.000 ton Cangkang/tahun.
Sumber bahan baku Cangkan sebagian besar didapatkan dari pihak ketiga, sehingga parik harus memiliki
kehandalan yang tinggi
Dari hasil analisis perancangan pembangkit, jika didukung oleh dua PKS Lubuk Dalam dan PKS Sei
Buatan, maka akan diperoleh daya terbangkit dari PLTBS sebesar 2 MW. Perhitungan ini menggunakan
asumsi pada produksi terendah pada tahun 2015. Jika kemudian jumlah Cangkang diolah lebih besar, maka
potensi daya yang dihasilkan jiga akan lebih besar, sehingga analisis daya terpasang 2 MW masih feasible
untuk dilaksanakan
REFERENSI
[1] Arieta, F., Teixeira, F., Yanez, E., Lora, E., and Castillo, E. (2007) Cogeneration potential in the
Columbian palm oil industry: Three case studies, Biomass Bioenergy, 31, pp. 503-511
[2] Affendi, M. Dkk, 2010, Uji Variasi Beban Listrik Dan Rasio Gas Hasil Gasifikasi Sekam Padi Pada Mesin
Diesel Dual Fuel, seminar rekayasa kimia dan proses 2010 issn : 1411-4216.
[3] S, Dimas., 2011, Karakterisasi Proses Gasifikasi Downdraft Berbahan Baku Sekam Padi Dengan Desain
Sistem Pemasukan Biomassa Secara Kontinyu Dengan Variasi Air Fuel Ratio, Tugas Akhir Mahasiswa, ITS,
Surabaya.
[4] H, Seriawan. (2016) Analisis Kinerja Pembangkit Listrik Tenaga Biomasa Sawit (PLTBS) Pabatu PT
Perkebunan Nusantara IV, Jurnal Mekanika dan Sistem Termal, Vol. 1(1), pp. 14-20..