1. Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia
2. Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia
E-mail: fandistambunan@gmail.com
ABSTRAK
Saat ini energi listrik merupakan kebutuhan pokok manusia termasuk di Indonesia, karena hampir setiap jenis
aktivitas memerlukan energi yang satu ini. Di Indonesai pemasok energi listrik adalah PLN, setiap industri, rumah
dan fasilitas umum menggunakan listrik dari PLN. Akan tetapi belum semua wilayah di Indonesia ini mendapatkan
energi listrik. PLN tidak mengalirkan listrik ke wilayah tersebut dengan alasan akses yang sulit dijangkau dan jumlah
pengguna yang termasuk skala sangat kecil. Untuk itu dibutuhkan sumber energi yang mudah diperoleh yang dapat
menghasilkan energi listrik yang cukup untuk satu desa. Pada penelitian ini akan dibahas Pembangkit Listrik Tenaga
Mikro Hidro (PLTMH) sangat tepat digunakan di Desa Nyomplong, Bogor. PLTMH merupakan pembangkit listrik
yang memanfaatkan aliran air dalam skala kecil untuk membangkitkan listrik. Namun sebelum membangun PLTMH
adalah sangat baik untuk melakukan analisis terhadap kelayakan baik secara teknis maupun ekonomis. Pada
penelitian ini akan dibahas analisis kelayakan pembangunan PLTMH secara ekonomi enjinering. Adapun analisis
yang dilakukan adalah Net Present Value (NPV),Internal Rate of return (IRR), Lama Pengembalian (PBP) dan
Analisis Sensitifitas. Dari perhitungan diperoleh NPV=421.161.254,70; IRR = ; PBP = 2 tahun 4 bulan.
Kata kunci : listrik, PLN, PLTMH, ekonomi enjinering, NPV, IRR, PBP dan Analisis Sensitifitas
ABSTRACT
Currently electricity is a basic human needs , including in Indonesia , because almost every type of activity requires
this energy . PLN is a supplier of electric energy in Indonesia. Every industry , homes and public facilities use
electricity . However, not all regions in Indonesia is getting electrical energy . PLN does not supply power to the
region for reasons of access hard to reach and the number of users that include a very small scale . That requires an
energy source that is readily available that can generate enough electricity to one village . This research will be
discussed Micro Hydro Power (PLTMH ) is ideal to use in Nyomplong village , Bogor . PLTMH is a power plant
that utilizes small scale water flow to generate electricity . But before create PLTMH is very good to do an analysis
of the feasibility , both technically and economically . In this study the feasibility analysis will be discussed in
economic engineering . The analysis conducted are Net Present Value ( NPV ) , Internal Rate f Return (IRR) , Old
Returns (PBP) and Sensitivity Analysis .From the analysis, NPV=421.161.254,70; IRR = ; PBP = 2 years 4
months.
Keywords : electricity , PLN , PLTMH , engineering economics , NPV , IRR, PBP and Sensitivity Analysis
Listrik merupakan salah satu kebutuhan yang sangat berperan penting bagi
manusia di bumi, di negara Indonesia pemasok energi listrik terbesar yaitu PLN, energi
yang dihasilkan PLN digunakan untuk kepentingan umum diantaranya untuk perumahan-
perumahan, industri, penerangan jalan ataupun fasilitas umum dan lain lain.
Akan tetapi peran PLN belum dapat dinikmati oleh sebagian masyarakat terutama
pada daerah yang terpencil. Hal ini disebabkan bebrapa hal yaitu faktor kondisi jalan yang
sulit dijangkau oleh peralatan berat dan kondisi perumahan penduduk tersebut tidak
membentuk sebuah desa dengan kata lain rumah satu dengan rumah lain memiliki jarak
yang cukup jauh.
Di Indonesia potensi tenaga air untuk pengembangan PLTMH cukup besar yaitu
458,75 MW. Potensi energi air yang ada di Indonesia belum termanfaatkan secara
maksimal karena belum tergalinya potensi teknologi PLTMH, padahal teknologi ini
sangat cocok digunakan untuk daerah pedesaan yang berpotensi. Untuk itu perlu
dilakukan penelitian PLTMH yang tepat untuk kondisi lingkungan dan sosial di
Indonesia untuk mendapatkan desain PLTMH yang sederhana dan handal.
Oleh sebab itu, melihat potensi energi yang ada, kebutuhan akan energi listrik di
daerah-daerah terpencil di Indonesia bisa terpenuhi dengan membangun Pembangkit
Listrik Tenaga Mini Hidro ataupun Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro.
Berdasarkan output yang dihasilkan, pembangkit listrik tenaga air dibedakan atas:
Small-hydro antara 1 – 15 MW
Secara teknis, PLTMH memiliki tiga komponen utama yaitu air (sumber energi), turbin
dan generator. Air yang mengalir dengan kapasitas tertentu disalurkan dari ketinggian tertentu
menuju rumah instalasi (rumah turbin). Di rumah instalasi, air tersebut akan menumbuk turbin
yang akan menerima energi air tersebut dan mengubahnya menjadi energi mekanik berupa
berputarnya poros turbin. Poros yang berputar tersebut kemudian ditransmisikan ke generator
dengan mengunakan kopling. Dari generator akan dihasilkan energi listrik yang akan masuk ke
sistem kontrol arus listrik sebelum dialirkan ke rumah-rumah atau keperluan lainnya (beban).
Daya bersih yang mampu dihasilkan oleh PLTMH adalah tinggi jatuh air (Hnet) yang
dikalikan dengan debit air (Q) dan juga dikalikan dengan sebuah faktor grafitasi (g), dimana g =
9,81 m/s2, sehingga persamaan dasar dari pembangkit listrik adalah :
Bagian ini berfungsi sebagai rumah tempat semua peralatan mekanik dan elektrik PLTMH.
Peralatan mekanik seperti Turbin dan Generator berada dalam Rumah Pembangkit, dan juga
kontroler.
Dalam pembangkit listrik tenaga air (PLTA) turbin air merupakan peralatan utama selain
generator. Turbin air adalah alat untuk mengubah energi potensial air menjadi menjadi energi
mekanik. Energi mekanik ini kemudian diubah menjadi energi listrik oleh generator.Turbin air
dikembangkan pada abad 19 dan digunakan secara luas untuk pembangkit tenaga listrik.
Berdasarkan prinsip kerja turbin dalam mengubah energi potensial air menjadi energi kinetik,
turbin air dibedakan menjadi dua kelompok yaitu turbin impuls dan turbin reaksi.
Peralatan ini biasanya berbentuk kotak yang ditempel di dinding. Berisi peralatan elektronik
untuk mengatur listrik yang dihasilkan Generator. Panel termasuk kedalam komponen elektrik.
Bagian ini berfungsi menyalurkan listrik dari rumah pembangkit ke pemakai. Dalam sistem
tenaga listrik, kabel ini adalah saluran transmisi dan saluran distribisi.
2.2.5Saluran Pemasukan
Saluran pemasukan adalah saluran yang berfungsi untuk membawa air ke bagian bak penenang.
Bak penenang merupakan tempat penampungan air yang hendak disalurkan ke turbin melalui
pipa pesat. Air ini diperoleh dari saluran pemasukan.
Pipa ini berguna untuk membawa air ke mesin Turbin. Di samping itu, pipa pesat juga
mempertahankan tekanan air jatuh sehingga energi di dalam gerakan air tidak terbuang. Air di
dalam pipa pesat tidak boleh bocor karena mengakibatkan hilangnya tekanan air.
NPV merupakan seluruh aliran kas bersih, dimana total dari pemasukan di kurang dengan
total pengeluaran pada investasai awal. Pengambilan keputusan untuk menentukan layak untuk
dilaksanakan adalah besar dari NPV lebih besar dari 0.
Untuk menghitung nilai net present value, digunakan rumus sebagai berikut (Sofyan, Iban.
Studi Kelayakan Bisnis) [4] :
Aliran dana masuk pertahun / Cash In Flow dapat dihitung dari KWh output
pembangkit dan selisih biaya pokok penyediaan pembangkit dengan biaya
pembangkitan serta dengan harga jual kepada masyarakat.
Besarnya Cash In Flow (CIF) dapat dihitung berdasarkan besarnya daya output ,
selisih antara harga modal dan harga jual untuk setiap tahunnya.
IRR merupakan metode yang digunakan untuk mencari tingkat suku bunga yang menyamakan
nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa yang akan datang atau penerimaan kas,
dengan mengeluarkan investasi awal.
Menurut (Pudjosumarto, Evaluasi Proyek )[6] untuk menghitung besarnya IRR dapat digunakan
persamaan berikut:
Dimana :
penilaian :
IRR > tingkat suku bunga yang terjadi, maka proyek diterima
IRR < tingkat suku bunga yang terjadi, maka proyek ditolak
(3.3)
Sebagai misal : Sebuah Proyek A bernilai Rp. 20.000.000,-. Dan misalnya cash inflow tiap
tahunnya adalah sama, yaitu sebesar Rp. 6.000.000,-. Lama proyek adalah 10 tahun. Maka
periode pengembalian investasi ini adalah : Rp. 20.000.000,-/Rp. 6.000.000,- = 3,333 tahun.
1. Menilai apa yang akan terjadi dengan hasil analisis kelayakan suatu kegiatan investasi atau
bisnis apabila terjadi perubahan di dalam perhitungan biaya atau manfaat.
2. Analisis kelayakan suatu usaha ataupun bisnis perhitungan umumnya didasarkan pada
proyeksi-proyeksi yang mengandung ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi di waktu yang
akan datang
3. Analisis pasca kriteria investasi yang digunakan untuk melihat apa yang akan terjadi dengan
kondisi ekonomi dan hasil analisa bisnis jika terjadi perubahan atau ketidaktepatan dalam
perhitungan biaya atau manfaat.
Analisis sentivitas dilihat terhadap kelayakan bisnis terhadap perbedaan dari perkiraan hasil
bisnis dengan hasil yang betul-betul dihasilkan di lokasi bisnis.
4. SPESIFIKASI PLTMH
4.1 Debit Air
Berikut merupakan data debit air yang diperoleh setiap bulannya:
Tabel 4-1 Debit Air Setiap Bulan [5]
Januari 299,38
Februari 323,33
Maret 192,4
Desember 284,21
Total 3226,92
Debit rata-rata 268,91
Penentuan ukuran bendung adalah dengan mengikuti bentuk sungai yang sudah
ada dan diusahakan agar tidak meluap ketika pasokan air berlimpah. Pada
bendungan ini ditetapkan tinggi bendungan sebesar 1,2 m dengan panjang diantara
6-8 m.
b. Pipa Penstock
Bentuk bulat dengan diameter antara 8-10 inchi. Dengan efisiensi 0,9-0,95
d. Rumah Pembangkit
Panjang = 6 m
Lebar = 6 m
5. ANALISIS BIAYA
Peralatan 2.704.000
Total 147.900.870
≈ 150.000.000
b. Harga jual
Sesuai standar yang ditetapkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Nomor 4 tahun 2012[7], harga jual listrik dari PLTMH adalah maksimal Rp. 656 /
kWh.
5.2.2 NPV
∑ (5.1)
5.2.3 IRR
(5.2)
Dalam perhitungan ini akan digunakan i+ sebesar 7,5% dan i- sebesar 50% dengan NPV+
sebesar 64.705.280 dan NPV- sebesar -20.884.969,49.
5.2.4 PBP
(5.3)
= 150.000.000,00/64.705.280,13
= 2,32 tahun 2 tahun 4 bulan
Dari perhitungan Payback Periode, diperoleh lamanya biaya investasi tertutupi adalah 2
tahun 4 bulan. Sedangkan usia proyek PLTMH adalah 15 tahun. Maka dengan
menerapkan cara pengambilan keputusan berdasarkan perhitungan PBP, yaitu PBP< usia
proyek; maka proyek PLTMH Nyomplong layak dijalankan.
Tahun NPV 7,5% NPV 15% NPV 22,5% NPV 30% NPV 37,5% NPV 45% NPV 52,5%
Proyek PLTMH ini direncakan akan beroperasi selama 15 tahun. Dari tabel diatas dapat
dilihat besarnya NPV setiap tahunnya. Apabila NPV bernilai negatif artinya biaya investasi
belum kembali. Dari tabel dilihat bahwa NPV sampai pada tahun ke 2 masih negatif. Mulai dari
tahun ke 3 sampai tahun ke 15 nilai NPV bernilai positif. Hal ini menyatakan bahwa biaya
investasi sudah kembali.
Jadi agar PLTMH di Desa Nyomplong Bogor ini dapat dijalankan, maka sistem PLTMH
ini harus dapat beroperasi minimal 3 tahun. Namun parameter ini dinilai kurang sensitif
dikarenakan umur PLTMH rata-rata adalah 10-25 tahun. Sehingga setiap PLTMH hampir pasti
beroperasi diatas 3 tahun.
Berikut merupakan tabel NPV dengan daya output sebesar 3 kW; 5,5 kW; 8 kW; 10,5 kW; dan 13 kW.
Tabel 5-4 Perhitungan NPV dengan variasi daya output
6.KESIMPULAN
Dari analisis yang digunakan berdasarkan NPV pada tahun ke 15 dengan suku bunga 7,5%
adalah Rp. 533.640.513,58; ROI sebesar 4,33; Payback Periode 2 tahun 9 bulan, maka
proyek PLTMH di Desa Nyomplong Bogor layak dijalankan.
6. REFERENSI
[1]Saadat, Hadi. Power System Analysis, Third Edition. PSA Publishing, 2010
[2]http://artikel-teknologi.com/macam-macam-turbin/ diakses Februari 2014
[3]http://www.slideshare.net/xtmxady/jenis-jenis-turbin-turbin-pelton-turbin-francis-dan-turbin-
kaplan, diakses Maret 2014
[4]Sofyan, Iban. Studi Kelayakan Bisnis, Edisi Pertama. Graha Ilmu Yogyakarta, 2003.
[5]Desa Binaan Energi FTUI
[6]Pudjosumarto, Mulyadi. 1988. Evaluasi Proyek. Yogyakarta: Liberty.
[7] Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia,
Nomor 4 tahun 2012