Anda di halaman 1dari 15

4.

1 Layout Sistem PLTM


Layout sebuah sistem Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) merupakan
rencana dasar untuk pembangunan PLTM. Pada layout dasar digambarkan
rencana untuk mengalirkan air intake sampai ke tailrace. Layout sistem di
buat dengan mempertimbangkan aspek kelayakan teknik dan ekonomi.

Layout sistem PLTM akan memberikan gambaran penempatan lokasi bendung,


intake, sandtrap, waterway, forebay, penstock, power house, access road
yang digambar pada peta situasi. Skema sistem PLTM merupakan landasan
bagi detail desain selanjutnya.

PLTM Cibareno direncanakan sebagai pembangkit run off river. Dalam rencana
PLTM Cibareno, lokasi intake, sandtrap, forebay, penstock, power house dan
access road direncanakan terletak pada sisi kiri sungai Cibareno. Selanjutnya
air dari turbin akan dialirkan melalui saluran pembuang ke sungai Cibareno
kembali

Layout rencana PLTM Cibareno dapat dilihat pada Gambar 4-1.


Gambar 0-1 Layout PLTM Cibareno

4.2 Kondisi Topografi Lokasi PLTM


Perletakan scheme PLTM Cibareno diusahakan sebaik mungkin. Setelah
dilakukan evaluasi di lapangan atas berbagai scheme yang memungkinkan,
diperoleh scheme yang ditinjau dari sisi topografi sudah optimal dengan tinggi
jatuh yang cukup.

Rencana PLTM Cibareno akan memanfaatkan aliran sungai Cibareno. Lokasi


berada pada wilayah administrasi Desa Gunung Wangun,

Lokasi rencana Bendung PLTM Cibareno berada pada EL ±563,0 m (dpl).


Dari pengukuran di lapangan pada PLTM Cibareno didapat :
 Koordinat : Bendung (0°11' 44.0" LS dan 100°06'07.0" BT)
: Sandtrap (0°11' 42,6" LS dan 100°06'10.6" BT)
: Headpond (0°11' 14,4" LS dan 100°05'22,5" BT)
: Power House (0°11'22,9" LS dan 100°04'53,9" BT)

4.3 Desain Dasar PLTM


4.3.1. Penentuan Debit Optimal

Pada penentuan debit optimal, dilakukan proses optimasi debit


rencana dan penentuan jumlah unit pembangkit, hingga diperoleh nilai
debit yang paling ekonomis.

Kriteria untuk menentukan optimasi ini adalah sebagai berikut :


a. Sebagai dasar penentuan optimasi adalah kurva Flow Duration
Curve (FDC)
b. Debit diatas 25% pada kurva FDC diambil untuk analisa lebih
lanjut.
c. Agar sungai Rampah yang berada antara bendung dan power house
tetap mendapat aliran air dan biota pada lokasi tersebut tetap
terpelihara, maka aliran sungai pada lokasi tersebut direncanakan
minimal sebesar 10%.

Dari hasil pengukuran debit sesaat dan dari hasil pengamatan


dilapangan, maka debit desain pada PLTM Cibareno direncanakan
sebesar 10,0 m3/detik.

4.3.2. Tinggi Jatuh Air (Head)

Tinggi jatuh air (head) adalah tinggi yang diukur dari rencana muka air
pada kolam penenang (headpond) dengan muka air pada tailrace pada
power house. Tinggi jatuh ini disebut juga gross head atau geodetic
head. Sedangkan net head (tinggi bersih) adalah gross head dikurangi
dengan head-lossess akibat gesekan dan turbulemnsi pada penstock.
Dalam proses desain layout PLTM, terdapat kemungkinan terjadi
pergeseran lokasi headpond dan power house, baik pergeseran
horizontal maupun pergerseran vertikal melalui cut and fill lahan.

Berdasarkan hasil pengukuran dilapangan, didapat tinggi jatuh air


(head) pada PLTM Cibareno adalah 26,0 m.

4.3.3. Kapasitas Daya

Kapasitas daya terbangkitkan ditentukan berdasarkan debit desain dan


tinggi jatuh air yang tersedia. Kapasitas pembangkitan dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai beriku :

Pg = Qd1 x hnet x g x t x g

Dimana :
Pg = Kapasitas daya output generator (kW)
Qd1 = Debit desain setiap unit turbin (m³/dtk)
hnet = Head efektif (net) (m)
g = Konstanta gravitasi (= 9,81 m²/det)
t = Efisiensi turbin
g = Efisiensi generator

Pada perencanaan PLTM Cibareno ini, direncanakan menggunakan 2


unit turbin Francis dengan debit desain setiap unit turbin adalah 5,0
m3/detik.

Kapasitas daya yang dapat dihasilkan pada PLTM Cibareno dapat dilihat
pada Tabel 4-1.

Tabel 4-1 Kapasitas Daya PLTM Cibareno


No. Uraian Simbol Nilai
1 Gross head Hg 26,0 m
2 Debit desain Qm 10,0 m3/dtk
3 Debit minimum Qd 1,2 m3/dtk
4 Net head Hnet 24.43 m
5 Jumlah turbin 2 unit
 Efisiensi turbin t 0,920
6 Efisiensi generator g 0,950
7 Kapasitas daya listrik terbangkit Pel1 6.940 kW

4.3.4. Produksi Energi

Kapasitas produksi energi tahunan PLTM Cibareno direncanakan


sebesar 60.837,324 GWh dengan Capacity Factor (CF) sebesar 0,66.
Capacity Factor (CF) dihitung dengan membandingkan rencana
produksi energi tahunan pada variasi debit yang ada dengan kapasitas
produksi energi apabila sistem beroperasi dengan kapasitas maksimum
sepanjang tahun. Besarnya produksi energi tahunan PLTM Cibareno
dapat dilihat pada Tabel 3-2.

Tabel 3-2 Produksi Energi Tahunan PLTM Cibareno


PERHITUNGAN PRODUKSI ENERGI TAHUNAN
PLTM TANDIKAT (2 x 3.47 MW)

JUMLAH TURBIN :2 unit


DEBIT DESAIN : 3.0 m3/det/unit KAPASITAS DAYA TERPASANG : 2 X 3472.45 kW
DEBIT MINIMUM : 1.20 m3/det/unit 2 X 3.47 MW
TINGGI JATUHAN : 135.00 m KAPASITAS PRODUKSI TAHUNAN : 60837.324 MWh
60.837324 GWh

% Turbin 1 Turbin 2
NO
PROBABILITY
Q PROB Q RESIDUAL Q PROB-Q RES Q OPERASI
QT1 nt1 ng1 MWh QT2 nt2 ng2 MWh
1 5 9.21 0.48 8.73 6.00 3.00 0.920 0.950 1520.931 3.00 0.920 0.950 1520.931
2 10 7.87 0.48 7.39 6.00 3.00 0.920 0.950 1520.931 3.00 0.920 0.950 1520.931
3 15 7.35 0.48 6.87 6.00 3.00 0.920 0.950 1520.931 3.00 0.920 0.950 1520.931
4 20 6.70 0.48 6.22 6.00 3.00 0.920 0.950 1520.931 3.00 0.920 0.950 1520.931
5 25 6.37 0.48 5.89 5.89 3.00 0.920 0.950 1520.931 2.89 0.921 0.948 1464.207
6 30 5.98 0.48 5.50 5.50 3.00 0.920 0.950 1520.931 2.50 0.913 0.942 1248.762
7 35 5.72 0.48 5.24 5.24 3.00 0.920 0.950 1520.931 2.24 0.902 0.937 1100.190
8 40 5.28 0.48 4.80 4.80 2.40 0.909 0.940 1189.925 2.40 0.909 0.940 1189.925
9 45 5.04 0.48 4.56 4.56 2.28 0.904 0.938 1121.726 2.28 0.904 0.938 1121.726
10 50 4.82 0.48 4.34 4.34 2.17 0.898 0.936 1057.288 2.17 0.898 0.936 1057.288
11 55 4.56 0.48 4.08 4.08 2.04 0.903 0.934 997.870 2.04 0.903 0.934 997.870
12 60 4.32 0.48 3.84 3.84 1.92 0.907 0.932 940.436 1.92 0.907 0.932 940.436
13 65 4.10 0.48 3.62 3.62 1.81 0.876 0.930 855.218 1.81 0.876 0.930 855.218
14 70 3.85 0.48 3.37 3.37 3.00 0.920 0.950 1520.931 - - - -
15 75 3.42 0.48 2.94 2.94 2.94 0.921 0.949 1491.921 - - - -
16 80 3.16 0.48 2.68 2.68 2.68 0.917 0.945 1345.828 - - - -
17 85 2.83 0.48 2.34 2.34 2.34 0.907 0.939 1158.439 - - - -
18 90 2.46 0.48 1.98 1.98 1.98 0.909 0.933 974.197 - - - -
19 95 1.94 0.48 1.46 1.46 1.46 0.815 0.924 638.014 - - - -
20 100 1.14 0.48 0.65 - - - - - - - - -
PRODUKSI ENERGI TAHUNAN 23,938.31 16,059.35
PRODUKSI ENERGI TAHUNAN 39,997.66 MWh CF : 0.66
ENERGI PRIMER CF 1 : 23% 14,213.56 MWh
ENERGI SEKUNDER CF 2 : 42% 25,784.10 MWh

4.4 Desain Bangunan Sipil


Bangunan sipil pada PLTM Cibareno terdiri dari bendung, bangunan
pengambilan (intake), kantong lumpur (sandtrap), saluran pembawa
(waterway), kolam penenang (headpond), rumah pembangkit (power house)
dan saluran pembuang (tail race).

4.4.1 Bendung (Weir)

Bendung adalah bangunan air yang dibangun melintang sungai.


Bendung ini berfungsi untuk meninggikan muka air sungai sehingga air
dapat disadap dan dialirkan secara gravitasi masuk ke waterway agar
sesuai dengan debit rencana yang akan digunakan untuk menggerakkan
turbin PLTM.

Bendung PLTM Cibareno ini direncanakan dibangun melintang sungai


Cibareno pada posisi 00 11’ 44,0” LS dan 1000 06’ 07,0” BT.

Bendung direncanakan dengan bentang 30,0 m dengan tinggi mercu


bendung 3,0 m.

Bagian hulu bendung dilengkapi dengan lantai muka (apron) yang


berfungsi untuk mencegah erosi akibat aliran air sungai pada bagian
bawah tubuh bendung. Sedangkan dibagian hilir bendung direncanakan
kolam peredam energi yang berfungsi untuk meredam energi air
jatuhan yang melewati mercu bendung agar tidak menimbulkan
pengerusan di bagian hilir bendung yang akhirnya dapat
membahayakan struktur bendung.

Bagian hilir bendung berupa kolam olak dengan panjang 70,0 m

Pada bendung ini juga dilengkapi dengan bangunan pembilasan yang


menjadi satu kesatuan dengan intake. Bangunan ini berfungsi untuk
menghindarkan angkutan sedimen dasar dan mengurangi angkutan
sedimen layang masuk ke intake. Bangunan ini direncanakan terdiri
dari 2 buah pintu pembilas dengan lebar masing-masing pintu adalah
1,70 m dan 2 buah pilar sebagai penyangga pintu dengan lebar masing-
masing 1,20 m.

4.4.2 Bangunan Pengambilan (Intake)

Intake direncanakan terletak di sisi kanan bendung. Bangunan ini


berfungsi untuk menyadap aliran sungai, mengatur pemasukan air dan
sedimen serta menghindarkan sedimen dasar sungai dan sampah masuk
ke saluran pembawa (waterway).

Debit pemasukan pada bangunan ini direncanakan sebesar 1,20 kali


debit desain. Besar debit ini digunakan untuk penggelontoran sedimen
yang mengendap pada kantong lumpur (sandtrap). Debit desain sebesar
10,0 m3/det.

Bangunan intake dilengkapi dengan 3 buah pintu air dengan lebar


masing-masing pintu adalah 1,50 m dan 2 buah pilar dengan lebar
masing-masing pilar adalah 1,0 m.

Pada bagian hulu bangunan intake akan dilengkapi dengan saringan


(trashrack) dan tembok banjir. Trashrack ini berfungsi untuk mencegah
masuknya sampah, ranting besar atau benda-benda lainnya ke waterway
yang dapat mengganggu aliran air. Sedangkan tembok banjir berfungsi
sebagai tembok penahan apabila terjadi banjir disungai, air yang akan
masuk ke intake tidak akan melebihi kapasitas saluran dan sesuai dengan
debit rencana.

4.4.3 Kantong Lumpur (Sandtrap)

Sandtrap direncanakan terletak dibagian hilir intake. Bangunan ini


berfungsi untuk mengendapkan pasir yang terbawa masuk ke intake
maupun waterway sehingga air yang akan masuk ke turbin menjadi
relatif bersih.

Pada waktu-waktu tertentu, dalam hal ini direncanakan setiap 1


minggu sekali dilakukan pengurasan sedimen yang mengendap pada
kolam dengan cara penggelontoran. Pintu-pintu penguras pada kolam
dibuka dan dengan debit air yang cukup, pasir yang mengendap pada
kolam akan didorong keluar dari kantong lumpur untuk dibuang ke
sungai Cibareno kembali.

Sandtrap direncanakan dengan panjang 70,0 m dan lebar 8,5 m.

Pada sandtrap ini juga dilengkapi dengan pelimpah samping dengan


panjang 16,0 m yang berfungsi untuk melimpahkan air yang berlebih ke
saluran pembuang.

Bangunan sandtrap ini direncanakan terbuat dari pasangan batu kali dan
diplesteran pada bagian permukaan yang kontak langsung dengan air.

4.4.4 Saluran Pembawa (Waterway)

Saluran ini berfungsi untuk menyalurkan air dari intake sampai ke


headpond.

Waterway ini direncanakan sepanjang 2.300 m. Saluran ini


direncanakan berupa saluran terbuka berbentuk kotak dengan lebar
dasar (b) 3,30 m, ketinggian air (h) 1,80 m dan kemiringan dasar
(slope) saluran direncanakn sebesar 0,001. Dimensi saluran ini
direncanakan untuk mampu mengalirkan debit air sebesar 10,0
m3/detik.

4.4.5 Kolam Penenang

Headpond ini direncanakan pada koordinat 0 11’ 14,4” Lintang Selatan


dan 100 05’ 22,5” Bujur Timur. Pada bangunan terbagi atas 2 bagian,
yaitu :

 Kantong lumpur (sandtrap)


Seperti halnya dengan sandtrap yang terletak dibagian hilir intake,
sandtap ini juga berfungsi untuk mengendapkan sedimen yang
terbawa di waterway. Pada jangka waktu yang direncanakan,
sedimen yang mengendap ini akan digelontorkan/dibuang
melewati pintu penguras ke sungai kembali. Sandtrap ini
direncanakan dengan panjang 55,0 m dan lebar 8,5 m. Untuk
membuang kelebihan air, pada sandtrap ini juga dilengkapi dengan
pelimpah samping dengan panjang 16,0 m

 Forebay Tank
Bangunan ini terletak dibagian hulu penstock dan berfungsi
mereduksi turbulensi air dari waterway sehingga air yang akan
masuk ke penstock menjadi tenang.

Bangunan ini direncanakan dengan panjang 10,0 m, lebar 8,5 m


dan tinggi 7,60 m. Konstruksi bangunan direncanakan terbuat dari
pasangan batu kali dengan bagian permukaannya dilapisi dengan
lapisan selimut beton bertulang.

Rencana bangunan ini juga dilengkapi juga dengan trashrack yang


berfungsi untuk mencegah benda-benda hanyut masuk ke dalam
penstock.

4.4.6 Pipa Pesat (Penstock)

Penstock adalah pipa yang yang berfungsi untuk menyalurkan air dari
forebay ke turbin yang terletak di power house. Perencanaan penstock
mencakup: pemilihan material, penentuan diameter, penentuan
ketebalan dan sambungannya.

Pemilihan material berdasarkan pertimbangan kondisi operasi,


aksesibilitas, berat, sistem penyambungan dan biaya. Diameter
penstock dipilih dengan pertimbangan keamanan, kemudahan proses
pembuatan, ketersediaan material dan tingkat rugi-rugi (friction
losses) seminimal mungkin. Ketebalan penstock dipilih untuk menahan
tekanan hidrolik dan surge pressure yang dapat terjadi.

Pada PLTM Cibareno, direncanakan penstock dengan panjang 940,0 m.

Penstock utama direncanakan berdiameter 2.300 mm terbuat dari besi


plat mild steel 6 mm. Sedangkan penstock pencabangan direncanakan
berdiameter 1.600 mm, tebal 6 mm

Sebagai penyangga, penstock ini akan diperkuat dengan struktur


pondasi (anchor block) dan struktur penumpu (saddle support). Anchor
block akan diletakan pada belokan penstock. Jarak antar saddle
support direncanakan 6,0 m. Penstock dilengkapi dengan expansion
joint yang terletak setelah anchor block.

Sebagai finishing, permukaan luar dan dalam pipa akan dicat untuk
melindungi pipa dari karat.

4.4.7 Rumah Pembangkit (Power House)

Power House diletakkan serendah mungkin untuk memaksimalkan


tinggi jatuhan, akan tetapi masih terlindung saat sungai mengalami
banjir. Di dalam power house dipasang turbin dan generator yang
selalu mendapat beban dinamis dan selalu bergetar. Dalam desain
power house, pondasi turbin - generator dipisahkan dari pondasi
bangunan power house. Dalam merencanakan power house juga
dipertimbangkan keleluasaan bongkar pasang turbin-generator, pada
saat kegiatan pemeliharaan atau perbaikan.

Power House terletak pada koordinat 011’ 22,9” Lintang Selatan dan
100 04’ 53,9” Bujur Timur dan direncanakan berukuran 28,0 m x 15,0
m. Bangunan ini direncanakan dengan 2 jenis konstruksi, yaitu :
konstruksi beton bertulang pada bangunan yang terletak dibawah
permukaan tanah dan konstruksi rangka baja pada bagian kolom, balok
dan atap pada bangunan yang terletak diatas permukaan tanah.
Dinding pada bangunan yang terletak diatas permukaan tanah terbuat
dari pasangan bata merah yang diplester pada kedua sisinya.

Power House dilengkapi dengan fasilitas monorail crane, penangkal


petir, sistem proteksi (grounding), ruang kontrol, ruang administrasi,
gudang, kamar mandi-WC, dan kamar istirahat.

4.4.8 Saluran Pembuang Akhir (Tail Race)

Saluran ini berfungsi sebagai saluran pembuangan air yang berasal dari
tubin ke sungai Leumeih sebagai pembuang akhir. Saluran ini
merupakan satu kesatuan dengan power house.

Saluran pembuangan direncanakan dengan lebar dasar saluran (b) 4,7


m dan ketinggian muka air 1,2 m yang mampu mengalirkan debit
rencana sebesar 11,5 m3/detik.

4.4.9 Jalan Masuk (Access Road)

Jalan ini berfungsi sebagai prasarana transportasi bagi kegiatan di


PLTM Cibareno.

Perencanaan jalan pada PLTM Cibareno terdiri dari dua bagian yaitu :

a. Jalan Masuk
Jalan masuk ini terbagi atas 2, yaitu :
- Jalan masuk menuju lokasi power house. Jalan ini direncanakan
dimulai dari jalan eksisiting sampai lokasi power house.
- Jalan masuk menuju lokasi bendung. Jalan ini direncanakan
dimulai dari jalan eksisiting sampai lokasi bendung.

b. Jalan Inspeksi
Jalan ini berfungsi sebagai prasarana untuk inspeksi bangunan-
bangunan PLTM Cibareno.

4.5 Desain Komponen Mekanikal - Elektrikal


4.5.1. Turbin

Perancangan dan pemilihan turbin PLTM dilakukan berdasarkan:


 Tinggi jatuhan air yang tersedia
 Perencanaan debit air
 Daya yang diharapkan sesuai debit dan head yang tersedia
 Kecepatan putaran turbin yang akan diteruskan ke generator

Dengan memperhitungkan faktor-faktor tersebut, PLTM Cibareno


direncanakan menggunakan turbin Francis poros horosontal. Efisiensi
turbin ini direncanakan berada pada kisaran 92,0%.

Jumlah turbin PLTM Cibareno direncanakan sebanyak 2 unit, dengan debit


desain masing-masing turbin sebesar 5,0 m3/detik. Kecepatan turbin
direncanakan sebesar 750 rpm. Material runner turbin menggunakan
Stainless Steel (CrNi 13.4) dengan guide vane stainless steel.

Operasi turbin dilengkapi dengan governor untuk mengatur bukaan


guide vane sesuai dengan debit aliran air yang akan masuk. Sebagai
pengaman, turbin dilengkapi dengan Fly Wheel yang akan berperan
sebagai penyerap energi pada saat saat terjadi run away speed.

Tabel 4-3 Spesifikasi Turbin PLTM Cibareno


Jenis Turbin : Francis
Data Dasar
Net head Hnet 26,0 m
3
Debit desain Qt 10,0 m /detik
Asumsi dan Kalkulasi
Efisiensi turbin etat opt 92,0 %
Putaran turbin nt 750 rpm
Output daya listrik Pel 6.940 kW

4.5.2. Generator dan Governor

Generator berfungsi untuk mengkonversikan energi mekanik menjadi


energi listrik. Jenis generator yang dipilih yaitu generator sinkron
dengan ouput yang sesuai dan sistem eksitasi lainnya lengkap dengan
semua perlengkapan dan suku cadangnya. Minimum output dari
generator adalah 110% dari daya listrik maksimum terbangkit.
Berdasarkan hasil perhitungan, PLTM Cibareno di desain untuk
menggunakan generator dengan output daya 6.940 kW. Spesifikasi
generator diperlihatkan pada Tabel 4-2.

Untuk menjaga frekuensi keluaran generator stabil, maka PLTM


Cibareno dilengkapi dengan sistem governor. Governor yang
direncanakan berupa sistem elektrik-mekanikal.

Sistem governor akan mengatur bukaan guide vane turbin.

Sistem operasi governor didesain untuk dapat merespon penutupan guide


vane dalam rentang waktu  8 detik (fully close) pada saat terjadi rejected
load, untuk menghindari run away speed pada generator. Spesifikasi
umum dari governor adalah :
1. Hydraulic governor didesain untuk kerja parallel (interkoneksi dengan
Grid PLN)
2. Pengoperasian guide vane turbin untuk flow control menggunakan
mekanikal governor.
3. Pengoperasian bukaan guide vane menggunakan tekanan oli atau batang
mekanik.

Tabel 4-4 Spesifikasi Generator PLTM Cibareno


Jenis Sinkron
Rating
 output 6.940 kW
Efisiensi 95 %
Putaran nominal 750 rpm
Fasa 3 fasa
Tegangan 6.600 V
Frekuensi 50 Hz
Jumlah pole 8 pole

4.5.3. Transformer

PLTM Cibareno dilengkapi dengan Transformer Step Up 6,6 kV/ 20 kV,


3 phasa, 50 Hz dengan kapasitas 4000 kVA. Tipe transformer yang
digunakan adalah Out Door dengan pendinginan oli (ONAN), hermetic
seal.

Spesifikasi umum transformer yang digunakan adalah sebagai berikut :


1. Tipe Transformer – Step Up
Oil Immersed self cooled untuk aplikasi di dalam/luar ruangan.
Tipe core hermetically sealed / ONAN

2. Kondisi operasi di bawah ketinggian 1.000 meter dari


permukaan laut dengan temperature lingkungan kerja tidak
lebih dari 400C.
3. Standar desain, manufaktur, dan pengetesan sesuai dengan
SPLN’50/1997
4. Efisiensi pada berbagai variasi beban dan factor daya (PF 1/PF
0,8) berkisar 98,5%.
5. Estimasi berat total transformer dalam keadaan berisi oli
berkisar 10 ton
KESIMPULAN

Dari hasil kajian data dan pengamatan di lapangan, ada beberapa aspek yang
menonjol untuk dipertimbangkan dalam tahapan kegiatan selanjutnya yaitu :

A. Aspek Hidrologi

Metode yang paling ideal untuk memperkirakan potensi air permukaan adalah
dengan melakukan kajian berdasarkan data catatan debit sungai yang diperoleh
dari hasil pengukuran langsung pada titik yang ditinjau untuk durasi pengukuran
yang lama (tahunan).

Berdasarkan informasi dari Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa
Barat, pada sungai Cibareno terdapat stasiun AWLR yang terletak di Kampung
Ciawi Desa Cikadu Kecamatan Bayah Kabupaten Lebak. AWLR ini dikelola oleh
Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat. Lokasi AWLR sungai
Cibareno terletak di sebelah hilir rencana bendung PLTM Cibareno.

Dari peta Rupa Bumi Indonesia yang dikeluarkan oleh Bakosurtanal dengan skala
1 : 25.000, luas DAS pada lokasi rencana bendung PLTM Cibareno adalah 74,176
km2.

Untuk mengetahui besarnya debit sungai pada lokasi rencana bendung PLTM
Cibareno, maka dilakukan kalibrasi berdasarkan luas DAS. Hasil perhitungan
debit andalan pada sungai Cibareno dapat dilihat pada Tabel 5-1.

Tabel 0-1 Debit pada Sungai Cibareno

Luas DAS Debit (m3/detik)


No Nama PLTM
(km2) Max Rata-rata Min
1 Cibareno 74,176 23,37 98,56 0,05

Dari tabel diatas, terdapat prebedaan debit air yang cukup besar antara musim
hujan dan kemarau dimana pada musim hujan akan tersedia debit yang besar
bahkan dapat terjadi banjir, sedangan pada musim kemarau debit sungai menjadi
sangat kecil. Perbedaan debit sungai pada saat musim hujan dan musim kemarau
yang cukup ekstrim tersebut mengindikasikan bahwa telah terdapat perubahan tata
guna lahan pada DAS dimana kawasan hutan pada DAS tersebut sudah mengalami
perubahan peruntukan berupa penyusutan yang menyebabkan berkurangnya
penyimpanan air yang sangat penting di dalam tanah pada saat musim hujan.

B. Infrastrukstur
Secara umum, pencapaian lokasi studi relatif mudah karena jalan akses ke
lokasi dusun terdekat tidak terlalu jauh dan berupa jalan beraspal.

C. Kapasitas PLTM
Berdasarkan hasil survey lapangan dan analisa yang telah dilakukan diperoleh
kondisi potensi PLTM Cibareno di Kabupaten Lebak disajikan dalam Tabel 5-2.

Tabel 0-2 Kapasitas PLTM Cibareno


Data Teknis
Nama
No Desa Kecamatan Head Luas DAS Q Potensi L L
PLTM waterway penstock
(m) (km2) (m3/detik) (kW) (m) (m)

1 Cibareno Gunung Cibeber 74,176 10,0 6.940 2.300 943


Wangun

D. Studi Lanjutan PLTM


Untuk memdapatkan gambaran yang lebih terinci, hasil studi potensi ini masih
perlu ditindaklanjuti dengan Studi Kelayakan dan Detail Engineering Desain
PLTM Cibareno untuk mendapatkan gambaran Kapasitas dan Produksi Energi
tahunan yang lebih teliti dan mendekati kenyataan.

Anda mungkin juga menyukai