MATA KULIAH
Dosen Pengajar:
Disusun oleh:
Muhammad Andri
1610811110024
Tujuan utama dibangunnya Waduk Riam Kanan yang diresmikan oleh Presiden Suharto pada
tahun 1973 ini adalah untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air yang akan digunakan untuk
menerangi wilayah Banjarmasin dan sekitarnya.
Ir.Pangeran Muhammad Noor, putra daerah Kalimantan Selatan, semasa hidupnya bercita-
cita luhur untuk memajukan daerah Kalimantan Selatan. Beberapa prakarsa dari beliau antara lain:
proyek PLTA, proyek pengembangan wilayah Sungai Barito, proyek pasang surut untuk meningkatkan
transmigrasi dan proyek perluasan persawahan pasang surut. Bendungan PLTA Ir. PM. Noor dibangun
di salah satu cabang Sungai Barito yaitu Sungai Riam Kanan di Desa Aranio, 25 km di sebelah timur
Kota Banjarbaru atau 60 km di sebelah timur Kota Banjarmasin.
TAHAPAN PEMBANGUNAN
Pelaksanaan pembangunan di Job Site Riam Kanan dilaksanakan dengan sistem sendiri
dengan penasihat dari Consulting Engineer Nippon Koei & Co dan Goldance Engineer Hazama Gumi
dengan melalui berbagai tahapan, yaitu:
* 19 Januari 1980 nama PLTA Riam Kanan diganti menjadi PLTA Ir. Pangeran Muhammad Noor sebagai
wujud penghormatan terhadap jasa-jasa Alm. Ir. PM. Noor
* Juli 1980 - Mei 1981: Pembangunan tahap II, yaitu penambahan satu unit turbin sehingga sekarang
PLTA Ir. PM. Noor memiliki tiga unit turbin.
PRESTASI
Beberapa prestasi yang telah dicapai PLTA Ir. PM. Noor adalah: - PLTA type Reservoir terbaik III Tingkat
Nasional tahun 2004
- Meraih Sertifikasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) tahun 2008
PEDULI SOSIAL
Program Peduli Sosial telah dilaksanakan PLTA Ir. PM. Noor secara berkesinambungan dengan melalui
program “Community Development ”, yaitu: - Bantuan beasiswa untuk siswa SD, SLTP dan Pesantren
di sekitar Kecamatan Aranio - Bantuan perbaikan sarana ibadah, sarana dermaga dan bagi Karang
Taruna di desa sekitar PLTA - Bantuan bibit tanaman produktif untuk desa-desa di sekitar daerah
waduk
PEDULI LINGKUNGAN
Selain berfungsi sebagai pembangkit listrik, Waduk PLTA Ir. PM. Noor memegang peranan sebagai:-
Pengendali banjir di aliran Sungai Martapura - Sumber irigasi pertanian, perikanan dan sumber air
baku bagi PDAM Kota Banjarbaru dan Banjarmasin - Objek wisata di bagian hulu dan hilir waduk -
Prasarana transportasi antar desa di sekitar waduk
Aliran sungai dengan sejumlah anak sungainya dibendung dengan sebuah dam. Airnya ditampung
dalam waduk yang kemudian dialirkan melaui Pintu pengambilan Air (Intake Gate) yang selanjutnya
masuk ke dalam Terowongan Tekan (Headrace Tunnel). Sebelum memasuki Pipa Pesat (Penstock), air
harus melewati Tangki Pendatar (Surge Tank) yang berfungsi untuk mengamankan pipa pesat apabila
terjadi tekanan kejut atau tekanan mendadak yang biasa disebut sebagai pukulan air (water hammer)
saat Katup Utama (Inlet Valve) ditutup seketika. Setelah Katup Utama dibuka, aliran air memasuki
Rumah Keong (Spiral Case). Aliran air yang bergerak memutar Turbin dan dari turbin, air mengalir
keluar melalui Pipa Lepas (Draft Tube) dan selanjutnya dibuang ke Saluran Pembuangan (Tail
Race). Poros turbin yang berputar tersebut dikopel dengan poros Generator sehingga menghasilkan
energi listrik. Melalui Trafo Utama (Main Transformer), energi listrik disalurkan melewati Saluran
Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 70 kV ke konsumen melalui Gardu Induk.
SPESIFIKASI TEKNIS
1. WADUK (RESERVOIR)
2. BENDUNGAN (DAM)
Panjang : 270 m
Garis Tengah : 4,80 m
PLTA Riam Kanan adalah unit pembangkit andalan di Wilayah Kalimantan Selatam dan Tengah.
Semenjak dioperasikannya PLTU Asam Asam (2 x 65 MW) pada tahun 2001, kontribusi produksi energi
listrik PLTA Riam Kanan adalah sekitar 10% dari produksi total sistem Kalimantan Selatan dan Tengah.
MAINTENANCE
Untuk pemeliharaan tahunan dilakukan berdasarkan jam kerja mesin yang telah dijalani, yaitu:
KONDISI
Saat ini lokasi Waduk Riam Kanan yang dikenal sebagai lokasi cagar alam ini, hutannya
dirambah oleh penduduk setempat dan pendatang sehingga terancam jebol karena maraknya aktifitas
penambangan emas liar dan batu mangan liar.
Debit air waduk ini tergolong minim yakni 54,39 meter dari debit minimal 56-57 meter dan
masuk kategori kritis karena hanya bisa satu dari tiga turbin PLTA Ir. P. M. Noor yang berkapasitas 30
megawatt.
SUMUR BOR PROYEK BRG
PROKAL.CO, Hutan lindung seluas 900 hektare di Banjarbaru membuat pemko galau. Diduduki warga
untuk berkebun, muncul kekhawatiran kekayaan lahan gambut disitu rusak. Sementara pemko enggan
berhadap-hadapan dengan warga.
HUTAN lindung itu merentang di pinggiran kota, tepatnya di Kecamatan Liang Anggang dan Landasan
Ulin. Sebagian besar permukaannya adalah lahan gambut, bahkan dengan lapisan gambut setebal lima
meter.
Kawasan ini mulai disorot pada 2015 ketika bencana kabut asap melanda Kalsel. Dan Banjarbaru
menyumbang skala kebakaran hutan dan lahan yang tak sedikit, luasnya mencapai 500 hektare lebih.
Presiden RI Joko Widodo sampai-sampai dua kali meninjau lokasi kebakaran di Banjarbaru, salah
satunya di Desa Guntung Damar. Alih-alih membanggakan, kunjungan presiden ini justru membawa
rasa malu. "Saking pekatnya kabut asap, penerbangan di Bandara Syamsudin Noor pun terganggu,"
kata Walikota Banjarbaru Nadjmi Adhani.
Kemarin pagi (31/10), Nadjmi menerima kunjungan Kepala Badan Restorasi Gambut Nazir Foead.
Meminjam helikopter milik BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah), dengan bersemangat
Nadjmi mengajak Nazir memantau lahan gambut di kota ini lewat udara.
"Nah, bagaimana mengamankan hutan lindung seluas ini? Sebagian mulai dirambah masyarakat.
Mereka menduduki dan menguasainya. Sementara kemampuan pemko terbatas sekali," imbuh
Nadjmi.
Jika sekadar untuk bercocok tanam dan menambah penghasilan warga, tentu tak masalah. Yang
membuatnya risau jika warga membuka lahan dengan cara membakar seperti pengalaman buruk dua
tahun lewat.
"Inilah kendala paling berat. Jika pemko bertindak, artinya harus siap berhadap-hadapan dengan
masyarakatnya sendiri. Dan jujur saja, pemko tidak sanggup," tegasnya.
Lahan gambut seluas itu bisa menjadi berkah. Menjadi area resapan air untuk menahan banjir. Tapi
juga bisa menjadi bencana jika dibuka dengan cara dibakar. Memadamkan kebakaran di atas lahan
gambut adalah perkara yang sangat melelahkan.
Pada musim kemarau tahun ini, jumlah titik api memang berkurang drastis. Tidak ada apa-apanya
dibanding bencana kabut asap 2015, atau jika dibandingkan dengan musim kemarau 2016. Ditambah
lagi kedatangan musim hujan sudah dekat. Namun, Nadjmi punya alasan lain untuk khawatir.
Dalam pengembangan Bandara Syamsuddin Noor, ada lahan seluas 101 hektare yang berhasil
dibebaskan untuk pelaksanaan megaproyek tersebut. Dipastikan ada jutaan meter kubik tanah uruk
yang masuk ke area proyek.
"Dengan penimbunan dan peninggian tanah bandara, muncul pertanyaan, ke mana larinya rembesan
air ini? Kalau tidak dipikirkan, kawasan di sekitar bandara yang baru rentan sekali kebanjiran," tukas
mantan Camat Landasan Ulin tersebut.
Pemko lantas mengajukan proposal agar hutan lindung itu bisa masuk KHG (Kawasan Hidrologis
Gambut). Sehingga bisa menjadi prioritas Badan Restorasi Gambut. Dan pengelolaannya bisa dibantu
perwakilannya Tim Restorasi Gambut Daerah Kalsel. Kunjungan Nazir adalah tanggapan balik atas
proposal tersebut. Selain memantau lewat udara, Nazir juga memboyong timnya dari Jakarta untuk
mengambil sampel di lapangan.
"Kalau mau jujur, ide pemko sebenarnya brilian. Pemko sedang coba membangun embung yang
terhubung pada sungai dan lahan gambut," ungkap Nazir.
Hutan gambut, sungai dan embung tersebut dihubungkan lewat jaringan kanal. Pemko menyiapkan
setidaknya lahan seluas 10 hektare untuk proyek embung. Menurutnya, konsep ini bisa memberi
manfaat berlipat ganda. Tingkat kebasahan lahan gambut bisa terjaga tanpa mengenal musim
kemarau atau hujan. Sembari mengadang ancaman banjir ke pemukiman dan pusat kota.
Pada daerah yang rawan karhutla, BRG lazimnya mengusulkan pembuatan sumur bor. Untuk berjaga-
jaga sulitnya mencari pasokan air ketika memadamkan kebakaran pada musim kemarau. Namun,
dalam kasus Banjarbaru ternyata mubazir. Ada bantuan 50 sumur yang tersebar di Kelurahan Guntung
Payung dan Syamsuddin Noor. Saat hendak dipakai malah pampat atau mengering. Belum lagi
kebutuhan alat pendukung seperti mesin pompa air dan selang.
Nazir juga menyukai upaya pemko untuk menekan risiko banjir di kawasan sekitar bandara dengan
memaksimalkan lahan gambut di dekatnya. Lahan bandara yang berdekatan dengan hutan gambut,
diakuinya sebagai kasus unik dan jarang terjadi di Indonesia.
Jika usulan pemko diterima dan hutan lindung itu menyandang status KHG, lantas apa yang bisa
dilakukan Badan Restorasi Gambut untuk membantu pemko menghadapi masalahnya. Nazir tampak
sangat berhati-hati dalam memberi jawaban.
"Apakah warga boleh tetap bertahan atau harus dipaksa keluar? Itu tergantung pemko, maunya apa.
Yang penting bagi kami, fungsi perlindungan lahan gambutnya tetap terjaga. Kebasahannya dijaga,
tegasnya ya jangan sampai dibakar," pungkasnya. (fud/ay/ran)
PROSES PEMBUATAN SUMUR BOR DI DESA BATAMPANG KECAMATAN DUSUN HILIR KABUPATEN
BARITO SELATAN
Proses Pembuatan Sumur Bor di Desa Batampang Kecamatan Dusun Hilir Kabupaten Barito
Selatan dimana pembuatan sumur bor ini di kerjakan oleh anggota MPA Desa Batampang yang
beranggotakan 10 orang. Sekedar untuk diketahui sumur bor yang dibuat hanya untuk pembasahan
atau pemadaman api bukan untuk MCK (Mandi, Cuci Kakus). Selain itu alat pengerjaan pembuatan
sumur bor ini sepenuhnya ditanggung oleh P2KLH menggunakan mata anggaran dari BRG-RI mulai dari
penyediaan alat bor, pipa, lem, selang, cangkul, pompa dragon, gergaji, pisau, ember, galon, cetok
bahkan biaya operasional seperti membeli minyak dan lain-lain. Dalam proses membuat sumur bor
MPA menggunakan mesin robin,selang, pipa besi, ragum, kunci inggris, mata bor terbagi menjadi 3
jenis yaitu tipe belimbing, tipe cobra, tipe panah/standar.
Setelah sumur bor mencapai sumber air biasanya sampai kedalaman kurang lebih 15 meter
dan mengeluarkan pasir kasar. Maka pipa besi beserta mata bor di angkat perlahan/dikeluarkan dari
tanah dan di ganti dengan pipa paralon. Setelah pemasangan pipa paralon selesai dikerjakan, tahap
selanjutnya MPA akan menguras sumur yang telah dikerjakan dengan mesin pompa dragon yang telah
di berikan. Apabila pengurasan sudah selesai dikerjakan maka selanjutnya pemasangan elbow. Setalah
pemasangan elbow untuk pipa sumur bor, tahap berikutnya adalah pengecoran dan pemasangan
plang/tiang penanda sumur bor.
Restorasi Gambut Dilakukan Hingga 2020, BRG Targetkan Pasang Sumur Bor di Lima Daerah
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Namun banyak kalangan menyebut bahwa sumur bor dan
bendungan yang dibuat tidak punya banyak manfaat.
Dari data yang sebelumnya, sejauh ini, BRG baru memasang 50 sumur bor di kawasan Kota Banjarbaru.
“Padahal rencana awal ada empat kabupaten, yang meliputi Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Utara,
Tapin atau Balangan dan Barito Kuala. Namun karena Banjarbaru ada bandara, akhirnya direncanakan
ditambah pemasangan sumur bor,” kata Samosir.
Dia menyebut, sesuai hasil rapat bersama dengan tim ahli dan BMKG pusat beberapa bulan lalu di
Banjarmasin, prediksi musim kemarau tak terjadi.
Ketika itu, kata Saut, musim kemarau akan tiba awal bulan Juni lalu hingga bulan September
mendatang. Namun, hingga akhir kini hujan masih turun di Kalsel.
“Bahkan ada beberapa daerah terkena musibah banjir. Mudah mudahan kemarau tahun ini tak seperti
tahun lalu,” harapnya.
Meski begitu, Saut berujar, tim BRG Kalsel terus melakukan persiapan terhadap area-area yang akan
dipasang sumur bor.
“Dalam waktu dekat dipasang lima daerah tersebut, setelah selesai baru daerah lain hingga akhir
tahun yang totalnya 150-200 sumur bor terpasang,” jelasnya.
Restorasi lahan gambut sesuai target akan terus dilakukan secara bertahap hingga tahun 2020
mendatang.
“Selain pemasangan sumur bor, dilakukan pula pekerjaan pembuatan kanal di beberapa titik daerah
rawan terjadinya kebakaran lahan dan hutan,” pungkasnya.
Editor: Edinayanti
Saut berujar, pihaknya menyiapkan pencegahan kebakaran hutan dan lahan dengan sumur bor.
Secara fisik, BRG sudah mulai September dan Oktober tahun lalu, memasang sumur bor dimana BRG
akan swakelola dengan LPPM ULM.
Selanjutnya pihaknya berharap ada MoU dengan pemprov untuk fisik sumur bor itu dilakukan.
Menurut dia, hingga kini wilayah rawan di areal lahan gambut yakni Batola, Tapin dan arah Rantau.
“Kalau di Tala ke selatan memang ada lahan kering yang terbakar, namun BRG hanya menangani yang
lahan gambut,” ucpnya.
Ditegaskan Saut, BRG tetap berjalan sesuai misinya membuat sumur bor agar ke depan jika terjadi
kebakaran hutan bisa teratasi dengan capat.
Dari target 2017 Tim BRG membuat 150-hingga 200 sumur bor di Kalsel.
Editor: Edinayanti
PROKAL.CO, BANJARMASIN – Tiga kabupaten di Kalsel akan dipasangi sumur bor dan sekat kanal
dalam rangka penanganan lahan gambut di daerah tersebut. Sesuai rencana Badan Restorasi Gambut
(BRG) Pusat, tiga kabupaten itu adalah Barito Kuala (Batola), Hulu Sungai Selatan (HSS) dan Hulu
Sungai Utara (HSU).
Di Batola, fasilitas ini akan dipasang di kecamatan Kuripan yang terdiri dari 5 desa, Asia Baru, Jarenang,
Kabuau, Jambu dan Desa Baru. Sedangkan di Kabupaten HSS ada di Kecamatan Daha Barat dan Daha
Selatan. Di HSU sumur bor dan sekat kanal rencananya akan dikerjakan di Kecamatan Danau Panggang
dan Amuntai Selatan.
Jumlah sumur bor yang akan dipasang sebanyak 125 serta 200 sekat kanal. Untuk memasang semua
itu, Tim Restorasi Gambut Daerah (TRGD) Kalsel yang bekerjasama dengan Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) ULM, ditarget akhir Desember mendatang harus selesai.
Sosialisasi menjadi permasalahan. Meski telah ditentukan, di beberapa titik daerah yang akan
dipasang sumur bor dan sekat kanal tersebut, masih belum dilakukan sosialisasi kepada masyarakat
sekitar. Melihat waktu yang tersisa hanya tinggal 3 bulan ini, realisasi penanganan lahan gambut untuk
mencegah kebakaran lahan dan hutan dengan pemasangan sumur bor serta sekat kanal ini, diragukan
tercapai.
Koordinator Pusat Studi Kebencanaan ULM yang ditunjuk oleh LPPM Unlam, Rosalina Kumalawati
mengakui, persoalan waktu yang mepet ini dapat membuat pekerjaan ini bisa tak selesai.
Menurutnya, titik lahan gambut yang didapat ditetapkan oleh BRG pusat ada yang berada di lahan
masyarakat. Pastinya perlu sosialisasi dan izin dari pemilik lahan tersebut.
"Ketika kami survei, lokasi sumur bor dan sekat kanal yang ditetapkan oleh BRG ada beberapa lahan
yang masuk di lokasi milik masyarakat. Bahkan, ada yang dibudidayakan di lahan tersebut. Belum
tentu mereka bersedia," ungkap Rosliana.
Dia memberi contoh seperti di Desa Kuripan, Batola. Di sana titik pemasangan sekat kanal dan sumur
bor ada di lokasi sawit. "Ini yang perlu sosialisasi lebih dahulu sebelum dilakukan pekerjaan,"
imbuhnya.
Dari tiga kabupaten tersebut, dia membeberkan, hanya Kabupaten Batola dan HSS yang sudah disurvei
secara langsung penempatan lokasi sumur bor dan sekat kanal.
Sedangkan di Kabupaten HST, pihaknya masih belum melakukan survei. "Titik di Kabupaten HSU kami
masih belum tahu. Soalnya baru Jumat lalu diputuskan lokasinya. Harusnya perlu waktu lama.
Permasalahannya soal waktu. Tinggal tiga bulan," sebutnya.
Yang juga menjadi permasalahan adalah dana untuk pembangunan sendiri hingga saat ini belum cair
dari pemerintah pusat melalui BRG.
Ketua Tim Badan Restorasi Gambut, Saut Nathan Samosir menerangkan, seusai perbincangan
pihaknya dengan deputi BRG belum lama tadi, dana tersebut dijanjikan paling lambat dua minggu
sejak awal pekan tadi akan dikucurkan, sehingga dapat dikerjakan program ini demi revitalisasi lahan
gambut. "Melihat waktu tinggal tiga bulan, kami yakin saja LPPM ULM dapat menyelesaikan," kata
Saut singkat.
Di sisi lain, Komandan Satuan Tugas (Satgas) Kebakaran Lahan dan Hutan Kalsel, Kolonel Armed, Syafei
Kasno mengingatkan, titik pemasangan sumur bor dan sekat kanal harus tepat sasaran dan
dikomunikasikan kepada masyarakat sekitar danaparat yang ada disana.
Sehingga ketika penanganan insiden, masyarakat hingga Satgas Karlahut sudah tahu dimana titiknya.
"Kalau tak dikoordinasikan dan malah jauh dari titik api yang sering terjadi kebakaran, malah akan
mubazir," ingat Syafei. (mof)