Nama Praktikan :
Kelompok :1
Kelas : 3C
Drs. Maridjo, MT
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kekuatan dan petunjuk untuk
menyelesaikan tugas laporan ini. Tanpa pertolongan-Nya kami sekelompok tidak akan bisa
menyelesaikna laporan ini dengan baik.
Laporan ini disusun berdasarkan tugas dan proses pembelajaran yang telah diberikan
kepada kelompok kami. Penyusunan laporan tersebut menghadapi berbagai rintangan , namun
dengan penuh kesabaran kami mencoba untuk menyelesaikna laporan ini.
Laporan ini tentang “Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Air” dengan mengambil
data Sungai Cimanuk, Desa Wado Kecamatan Sumedang Kabupaten Garut. Data sungai
tersebut sengaja kami pilih dikarenakan debit yang kami dapatkan memenuhi, lokasi sungai
masih jauh dari pemukiman warga, dan akses menuju jalan utamanya tidak telalu jauh.
Menyelesaikan laporan tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga kami bisa
menyesaikan laporan tersebut dengan baik.
Kami selaku penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada para dosen yang telah
membimbing dan banyak membantu dalam proses penyelesain laporan ini. Semoga laporan
yang kami buat dapat dinilai dengan baik dan dihargai oleh pembaca. Meski laporan ini masih
mempunyai kekurangan, kami selaku penyusun mohon kritik dan saranya. Terimakasih.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
Daftar Pustaka .................................................................................................................
Lampiran ........................................................................................................................
iii
Daftar Tabel
Tabel 3.5-4 Data Dimensi Spiral Casing Turbin tampak Atas dan Samping .................
iv
Daftar Gambar
v
Gambar 3.5-6 Poyeksi Runner Turbin Kaplan 2D..........................................................
Gambar 3.5-7 Tampak Depan, Samping, dan Atas Turbin Kaplan 3D ..........................
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Energi merupakan suatu aspek penting dalam kehidupan secara menyeluruh. Sumber
energi yang saat ini banyak digunakan di Indonesia berasal dari batu bara yang diketahui
jumlahnya terbatas. Sehingga dibutuhkan sumber lain yang bersifat terbarukan dan dapat
selalu dimanfaatkan sebagai sumber energi berkelanjutan. Sumber energi yang dapat
dimanfaatkan yaitu energi angin, air, cahaya matahari dan panas bumi. Menurut data
Blueprint Pengelolaan Energi Nasional 2005-2025 yang dikeluarkan oleh Departemen Energi
dan Sumber Daya Mineral (DESDM) pada tahun 2005, cadangan minyak bumi di Indonesia
pada tahun 2004 diperkirakan akan habis dalam kurun waktu 18 tahun dengan rasio
cadangan/produksi pada tahun tersebut. Sedangkan gas diperkirakan akan habis dalam kurun
waktu 61 tahun dan batubara 147 tahun (Sulistiyono et al. 2013).
Keberadaan sumber daya air saat ini belum sepenuhnya dimanfaatkan dengan
maksimal. Jumlah air di Jawa Barat mencapai 4.3 miliar m3/tahun, akan tetapi baru
dimanfaatkan 28% saja (Bappenas 2011). Salah satu pemanfaatan sumber daya air yang
sangat potensial adalah sebagai pembangkit listrik. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
bukan merupakan hal yang baru, ide tentang pemanfaatan energi air ini sudah ada sejak tahun
1970. Namun penggunaannya di Indonesia belum terlalu banyak. Secara keseluruhan
penggunaan pembangkit listrik yang menggunakan energi terbarukan pada 2012 masih
rendah yaitu mencapai 11.31% dari total energi yang diproduksi (Kementrian ESDM 2013).
Kondisi sumber air yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber daya (resources) penghasil
listrik adalah memiliki kapasitas aliran dan ketinggian tertentu dari instalasi. Semakin besar
kapasitas aliran maupun ketinggiannya dari instalasi maka semakin besar energi yang bisa
dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik (Kadir 2010). Secara teknis, Mini hidro mempunyai
tiga komponen utama yaitu air sebagai sumber energi, turbin dan generator. Air yang
mengalir dengan kapasitas tertentu disalurkan dari ketinggian tertentu melalui pipa pesat
menuju rumah instalasi (powerhouse) (Sukamta dan Kusmantoro 2013).
Sungai Cimanuk terletak di Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang. Pada daerah ini
terdapat beberapa kontur yang curam dengan jarak dekat. Berdasarkan arah alirannya, sungai-
sungai di wilayah Kabupaten Sumedang dibagi menjadi dua daerah aliran sungai (DAS) yaitu
1
Daerah Aliran Utara yang bermuara di Laut Jawa dan Daerah Aliran Selatan yang bermuara
di Samudera Indonesia. Daerah aliran selatan pada umumnya relatif pendek, sempit dan
berlembah-lembah dibandingkan dengan daerah aliran utara sehingga memiliki potensi untuk
pembangunan PLTA. Pada perancangan ini dilakukan perhitungan debit andalan dan desain
bangunan sipil untuk PLTA di Sungai Cimanuk ini. PLTA ini diharapkan dapat membantu
memenuhi kebutuhan listrik di kawasan daerah sekitar Sungai Cimanuk.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui debit andalan yang akan digunakan dalam
perancangan pembangunan PLTA di Sungai Cimanuk. Listrik yang dihasilkan dibutuhkan
untuk menerangi beberapa wilayah di sekitarnya. Oleh karena itu perlu diperhatikan
pemilihan elevasi-elevasi yang berpotensi untuk penempatan PLTA. Perumusan masalah
yang muncul berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan, yaitu:
Tujuan pembuatan dari laporan perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
di Sungai Cimanuk ini adalah sebagai berikut:
Dalam pembuatan laporan ini penulis membatasi ruang lingkup permasalahan dengan
tujuan agar dapat mencapai sasaran yang di inginkan. Adapun beberapa batasan masalahnya,
antara lain sebagai berikut :
2
1.5. Manfaat Penulisan
1. Pemanfaatan aliran air sebagai energy alternatif pembangkit listrik tenaga Air.
2. Sebagai kebutuhan tambahan masyarakat akan ketersediaan energy listrik selain dari PLN.
3. Sebagai pengetahuan untuk masyarakat tentang energi terbaru dengan pemanfaatan air
sungai.
4. Memberikan informasi kepada masyarakat sekitar mengenai besarnya debit andalan dan
daya listrik yang dihasilkan pada Sungai Cimanuk.
5. Memberikan rekomendasi kepada pemerintah setempat dan masyarakat mengenai sistem
Pembangkit Listrik Tenaga Mini Air (PLTA) di Sungai Cimanuk
3
BAB II
LANDASAN TEORI
Studi potensi adalah kajian suatu tempat atau lokasi yang berpotensi untuk dibuat suatu
pembangkit listrik. Khusus untuk PLTA kajian ini lokasinya disekitar sumber daya air baik
itu sungai, telaga dan sebagainya.
Pada proses studi potensi ada dua cara yang dilakukan yaitu :
Desk study merupakan kajian yang dilakukan dengan mempelajari gambar lokasi, data
primer (data yang diperoleh dari sumber terpercaya). Informasi lain yang didapat misalkan
dari map, informasi dunia energi diantaranya :
Dengan menggunakan studi kerja, ada beberapa parameter yang dapat kita cari yaitu
seperti ketinggian (head), layout PLTA (dari intake hingga power house), dan FDC (Flow
Duration Curve) dari data yang didapatkan dari PSDA.
- Ketinggian (head)
Ketinggian (head) dapat dicari dengan metode desk studi atau pengamatan secara
langsung. Pada metode ini, ketinggian (head) dapat dicari dengan menggunakan google
maps dari perhitungan elevasi. Nilai elevasi merupakan ketinggian yang diukur dari
permukaan laut. Dalam menentukan ketinggian, ada beberapa standar yang harus
diperhatikan seperti jarak, kontur dan sebagainya.
4
Contohnya dalam menentukan head berdasarkan jarak, dalam 1 km waterway, minimal
bisa mendapatkan head sebesar 40 meter.
Debit sungai bisa diukur secara langsung, disebut pengukuran debit sesaat. Adapun
untuk membangun suatu pembangkit harus dilakukan paling minimal mengetahui
karakteristik sungai dalam 1 tahun. Karakteristik sungai didapat dari rata-rata debit dalam
kurun waktu minimal 10 tahun. Data rata-rata debit dalam metode ini didapat dari PSDA
(Pusat Sumber Daya Air).
Karakteristik debit sungai dalam 1 tahun dibuat dalam kurva atau bar chart dengan Q=
f(t)
Debit Air/Bulan
1.4
1.3
1.2
1.1
1
0.9
0.8
DEBIT
0.7
0.6 1.3
1.2 1.2
0.5 1 1
0.4 0.9
0.8
0.3 0.7 0.7
0.6
0.2 0.5
0.4
0.1
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Dec
WAKTU (BULAN)
5
FDC Aliran
1.4 1.3
1.2
1.2
1
1 0.9
0.8
Debit Air
0.8 0.7
0.6
0.6 0.5
0.4
0.4
Studi potensi yang kedua yaitu dengan cara mendatangi lokasi secara langsung dan
dilakukan pengukuran serta perhitungan.
Pengukuran debit ari (Q) sangat diperlukan karena untuk mengetahui potensi sungai
yang akan dijadikan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Dengan metode
desk study (studi kerja) data debit bisa didapatkan dari PSDA (Pusat Sumber Daya Air).
Namun apabila studi potensi dilakukan dengan metode pengamatan langsung, perlu
beberapa parameter yang harus kita hitung untuk mencari nilai debit air (Q) suatu sungai.
6
Untuk menentukan luas penampang sungai, maka parameter yang diperlukan
yaitu Lebar sungai (L) dan kedalaman sungai (T). Namun dikarenakan kedalaman
sungai tidak merata, maka dihitunglah dengan cara mengambil beberapa sampel
kedalaman menggunakan tongkat, setelah itu dirata-ratakan kedalamannya.
Dalam mencari nilai rata-rata kedalaman sungai, dihitung melalui persamaan :
Keterangan :
Dalam mengukur kecepatan air (v) ada beberapa metode yang bisa digunakan
yaitu menggunakan metode sederhana dengan menggunakan botol plastik yang
diisi air atau menggunakan metode pengukuran menggunakan alat ukur yang
dinamakan current meter.
Metode pertama dalam menghitung kecepatan air (v) yaitu menggunakan botol
plastik. Botol plastik diisi air kurang lebih setengahnya lalu diapungkan disungai.
Kecepatan dihitung dimulai dari titik A ke titik BJika suatu benda kita letakkan ke
7
dalam aliran yang mengalir maka benda tersebut dapat diukur kecepatannya
dengan cara :
Letakkan botol plastik yang sudah diisi air setengahnya kedalam air dititik A
dan ukur waktu capaian botol di titik B. Misal 10 detik.
Ukur jarak antara titik A dan B misalkan 10 meter.
Lakukan berulang-ulang untuk menguji keakuratan pengambilan data
Keterangan :
V = S/t
V = 10/10
V = 1 m/s
8
Gambar 2.1.-5 Menentukan Ketinggian (Head)
9
Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTMH) adalah suatu pembangkit listrik skala
kecil yang mengubah energi potensial air menjadi kerja mekanis, memutar turbin dan
generator untuk menghasilkan daya listrik skala kecil, yaitu sekitar 200 kW - 5 MW. Turbin
merupakan salah satu mesin fluida yang mengubah energi mekanis fluida menjadi kerja
poros. Terdapat dua jenis utama turbin, yaitu turbin aksi/impuls dan turbin reaksi. Pada turbin
impuls, pancaran (jet) air bebas mendorong bagian turbin yang berputar yang ditempatkan
pada tekanan atmosfir. Sebagai contoh turbin ini adalah turbin pelton, turgo, dan crossflow.
Sedangkan pada turbin reaksi, aliran air terjadi pada tekanan tertutup. Sebagai contoh turbin
ini adalah turbin kaplan, propeller dan turbin francis. Kedua jenis turbin tersebut tergantung
pada perubahan momentum dari air, sehingga gaya dinamiklah yang mengenai bagian yang
berputar (Runner) dari turbin tersebut (Davis, 1998).
Semua jenis pembangkit listrik tenaga air minihidro maupun mikrohidro dikategorikan
sebagai Hydro Power Plant Perbedaan antara Mikrohidro, Minihidro dan PLTA adalah output
daya yang dihasilkan. Mikrohidro menghasilkan daya lebih rendah dari 100 W, sedangkan
untuk minihidro daya keluarannya berkisar antara 100 sampai 10000 W, jadi Pembangkit
listrik diatas 10.000 W masuk kategori PLTA. Hydro Power Plant memiliki dua jenis yaitu
yang run off river seperti terlihat pada gambar dimana air yang dimanfaatkan memiliki jalur
terpisah dengan aliran sungai. Jenis ini banyak digunakan pada mini dan Micro Hydro seperti
PLTA Asahan dan sejumlah micro hydro kecil. Sementara jenis kedua adalah model on river
jadi system tenaga air berada pada satu jalur dengan aliran sungai. Contoh run oN ini adalah
seperti pada PLTA jatiluhur dan Cirata. Secara teknis, Mikrohidro memiliki tiga komponen
utama yaitu air (sumber energi), turbin dan generator. Air yang mengalir dengan kapasitas
tertentu disalurkan clan ketinggian tertentu menuju rumah instalasi (rumah turbin). Di rumah
instalasi air tersebut akan memutar turbin dimana turbinn akan menerima energi air tersebut
dan mengubahnya menjadi energi mekanik melalui berputamya poros turbin. Poros yang
berputar tersebut kemudian ditransmisikan ke generator dengan mengunakan kopling.
generator menghaslikan energi listrik yang akan masuk ke sistem kontrol arus listrik sebelum
dialirkan ke rumah-rumah atau keperluan lainnya (beban). Komponen utama Hydropower
Type Run Off River.
2.2.1. Bendungan
10
bendungan ini air memasuki pintu masuk intake gate menuju saluran khusus air (connecting
tunnel) yang keluar jalur sungai (run off river). Setelah melalui connecting tunnel maka air
melewati sluran pembawa (water way).
Bangunan sipil yang dibuat untuk menaikan elevasi air sungai agar aliran air dapat
masuk ke intake . Tinggi bendungan jenis ini < 15 m.
Bendung bangunan sipil yang digunakan untuk membendung sungai sehingga
membentuk suatu kawasan air/danau. Tinggi bendungan jenis ini >15 m.
2.2.2. Intake
Bangunan sipil yang menghubungkan bendungan menuju waterway.
2.2.3. Sandtrap
Silt basin/Sandtrap (pengendap pasir) Bak pengendap digunakan untuk memindahkan
partikel-partikel pasir dari air. Fungsi dari bak pengendap adalah sangat penting untuk
melindungi komponen-komponen berikutnya dari dampak pasir. Sand trap/bak pengendap,
bangunan yang digunakan untuk mengendapkan lumpur/pasir sebelum masuk ke water way
(syaratnya ada saringan saluran pembuangan lumpur (pasir dan kotoran) umumnya harus
lebih besar dari waterway agar lumpur bisa mengendap.
2.2.4. WaterWay
11
2.2.5. Head Tank (Bak Penenang)
12
2.3 Perancangan Mekanik
Turbin Kaplan adalah turbin air tipe baling-baling yang memiliki bilah yang dapat
disesuaikan. Dikembangkan pada tahun 1913 oleh profesor Austria Viktor
Kaplan.Turbin Kaplan adalah evolusi turbin Francis. Penemuannya memungkinkan
produksi daya yang efisien dalam aplikasi low-head yang tidak mungkin dilakukan
dengan turbin Francis. Head berkisar dari 10–70 meter dan output berkisar dari 5 hingga
200 MW. Diameter runner antara 2 dan 11 meter. Turbin Kaplan sekarang banyak
digunakan di seluruh dunia dalam produksi daya aliran tinggi, daya rendah. Dikarenakan
turbin ini mempunyai kelebihan dapat menyesuaikan head yang berubah- ubah, maka
turbin kaplan banyak dipakai pada instalasi pembangkit listrik tenaga air sungai.
Turbin yang bekerja pada kondisi tinggi air jatuh yang berubah-ubah mempunyai
kerugian, karena dalam perencanaan sudu turbin telah disesuaikan bahwa perpindahan
energi yang baik hanya terjadi pada titik normal yaitu pada kondisi perbandingan
kecepatan dan tekanan tertentu. Bila terjadi penyimpangan yang besar baik ke atas
maupun ke bawah, seperti yang terdapat pada pusat tenaga listrik sungai, randamen roda
baling-baling turbin cepat atau lambat akan turun. Keuntungan turbin baling-baling
dibandingkan dengan turbin francis adalah kecepatan putarnya bisa dipilih lebih tinggi,
dengan demikian roda turbin bisa dikopel langsung dengan generator dan ukurannyapun
lebih kecil.
13
2. Komponen Utama Turbin Kaplan
a. Penstock
Penstock atau yang biasa disebut dengan pipa isap berfungsi sebagai
tempat mengalirnya air dari waduk penampungan menuju rumah turbin
(spiral casing). Mengubah energi kecepatan air menjadi energi tekan.
Merupakan bagian dari turbin yang berfungsi sebagai pintu masuk air dari
spiral casing menuju runner blade, selain itu guide vane juga berfungsi
sebagai distributor agar air dikelilingi runner mempunyaidebit yang sama
rata (uniform), serta sebagai pengaman turbin pada saat terjadi gangguan.
d. Sudu Gerak (Guide Vane)
Bagian ini disebut juga bilah rotor atau sudu gerak, pada runner
blade energi kinetik (hidrolis) air yang dikenakan padanya diubah
menjadi energi mekanik.
e. Poros Utama
f. Bantalan Utama
14
ujungnya dilindungi oleh labirin seal liner.
g. Draft Tube
15
Gambar 2.3-2 Komponen Turbin Kaplan
16
Pemilihan turbin kebanyakan didasarkan pada head air yang didapatkan dan kurang
lebih pada rata-rata alirannya. Umumnya, turbin impuls digunakan untuk tempat dengan
head tinggi, dan turbin reaksi digunakan untuk tempat dengan head rendah. Turbin
Kaplan baik digunakan untuk semua jenis debit dan head, efisiiensinya baik dalam
segala kondisi aliran. (Turbin Kaplan: 2 < H < 100 meter).
untuk sudu yang punya kelengkungan tajam cocok untuk digunakan di tempat yang
punya tinggi air jatuh yang besar, dan makin rendah tinggi air jatuhnya makin memerlukan
sudu dengan kelengkungan yang sedikit.
Kenyataannya hal tersebut di atas tidak berubah, dan sebagai akibatnya timbul
pertanyaan, mulai dari mana suatu tinggi air jatuh disebut sebagai tinggi air jatuh yang besar
dan apa pengaruh selanjutnya, serta bagaimana pengaruh kapasitas aliran V dan kecepatan
putaran n terhadap perencanaan turbin air.
Di lain pihak, pusat tenaga air ditentukan oleh data-data setempat, perbedaan
kombinasi antara tinggi air jatuh dan kapasitas aliran air yang tersedia, dan berapa kecepatan
putar yang diinginkan, karena ada perbedaan kemungkinan dalam penentuan bentuk roda
turbin. Faktor-faktor yang mempengaruhi bentuk roda jalan adalah:
17
untuk menghasilkan energy kecepatan c1 dan berapakah sudut sudu c1 yang dipilih atau
dipakai.
a. Penentuan Head Nett (HNETT)
Head nett adalah head yang digunakan untuk merancang turbin, untuk mencari Head
nett harus diketahui Head loss total dengan persamaan untuk mencari head nett seperti
dibawah ini:
Mencari Hgross
dengan :
hf = head loss mayor (m)
f = koefisien gesekan
L = panjang pipa (m)
D = diameter dalam pipa (m)
v = kecepatan aliran dalam pipa (m/s)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
Untuk aliran laminer dan turbulen terdapat rumus yang berbeda. Sebagai
patokan apakah suatu aliran itu laminer atau turbulen, dipakai bilangan
Reynolds:
18
dengan:
Re = bilangan Reynolds
v = kecepatan rata-rata aliran di dalam pipa (m/s)
D = diameter dalam pipa (m)
ʋ = viskositas kinematik cairan (m2/s)
Aliran Laminer
Rumus yang digunakan untuk mencari koefisien geseknya jika aliran
bersifat laminar adalah sebagai berikut:
Aliran Turbulen
Untuk menghitung koefisien gesek f dapat dihitung dengan
menggunakan rumus Darcy. Untuk mengetahui nilai f harus diketahui
kekasaran pipa (ε) dan diameter pipa (d). Haaland memberikan suatu
formula yang menyempurnakan persamaan yang ditemukan oleh
Colebrook untuk menentukan nilai f :
19
Gambar 2.3-4 Diagram Moody
2. Head Losses Minor (Hmi)
Cairan pada sistem pemipaan melewati berbagai macam belokan, katup,
pelebaran, penyempitan, dan sambungan. Komponen-komponen ini akan
mengganggu kelancaran aliran cairan sehingga menyebabkan rugi-rugi.
Rugi-rugi ini merupakan rugi-rugi yang kecil dibandingkan dengan head loss
total pada pipa, rugi-rugi ini disebut sebagai headlosses minor.
Head losses minor biasanya diekspresikan dalam istilah loss coefficient
KL atau disebut juga koefisien hambatan.
ℎ𝐿
KL = 2
𝑉 /(2𝑔)
20
Dimana ℎ𝐿 adalah head loss tambahan yang tak dapat diubah pada suatu
sistem pemipaan yang diakibatkan oleh sisipan suatu komponen, dan
didefinisikan sebagai hL = ∆PL/ρg. Ketika diameter masuk sama dengan
diameter keluar, loss coefficient dapat ditentukan dengan mengukur loss
tekanan sepanjang komponennya dan membaginya dengan tekanan dinamis
𝟏
KL = ∆PL/( 𝟐V2). ∆PL merupakan drop tekanan di titik 1 dan 2 untuk
kasusnya dengan pipa,
(P1 - P2 )katup dikurangi dengan pipa yang sama tanpa katup. (P1 - P2 )pipa.
21
Dimana i menyatakan bagian pipa dengan diameter konstan dan j
Kapasitas aliran dan V dalam m3/detik, kecepatan dan cm1 dalam m/detik
22
A1 = D1*π*b1 = V/cm1
dimana :
n : dalam 1/menit. Kecepatan putar (jumlah putaran/menit) turbin yang
ditentukan.
V : dalam m3/detik Kapasitas air.
H : dalam m tinggi air jatuh.
Bila disebutkan, berarti nq adalah jumlah putaran roda turbin yang bekerja pada tinggi
air jatuh H = 1 m dan kapasitas air V = 1 m3/detik (dengan jumlah putaran yang tertentu
n/menit). Di lain pihak suatu turbin bisa direncanakan untuk kecepatan putar n yang
tertentu, tinggi air jatuh yang sama, kapasitas air sama, tetapi bekerja dengan tipe sudu
yang berbeda. Dari perbedaan roda turbin, meskipun untuk besarnya daya yang dihasilkan
turbin sama, akan memberikan bentuk roda dan kecepatan spesifik nq yang berbeda pula.
23
Berikut merupakan grafik pemilihan turbin, yaitu:
Berdasarkan arah porosnya, generator turbin air dibagi dalam golongan poros datar
(horisontal) dan golongan poros tegak (vertikal). Golongan poros datar sesuai untuk
mesin-mesin berdaya kecil atau mesin-mesin berputaran tinggi, sedangkan golongan
poros tegak sesuai untuk mesin-mesin berdaya besar atau mesin berputaran rendah.
Penggunaan golongan poros tegak sangat baik bagi generator-turbin air antara lain,
karena golongan poros tegak memerlukan luas ruangan yang kecil dibandingkan dengan
golongan poros datar.
Satuan dasar generator perlu ditetapkan. Tegangan yang lebih tinggi akan
menyebabkan bertambah tebalnya isolasi sehingga dapat diberikan standard kasar,
standard tegangan 3,3 kV untuk 3 MVA atau kurang; 6,6 kV untuk 5–10 MVA; 11 kV
24
untuk 10-50 MVA; 13,2 kV untuk 50–100 MVA; 15,4 kVatau 16,5 kV untuk kapasitas
diatas 100 MVA. Kapasitas sebuah generator dinyatakan dalam Volt Ampere. Sebuah
generator harus memiliki kapasitas yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pada saat
beban maksimum. Dengan memperhatikan rugi rugi (losses) generator serta untuk
menjamin kinerja generator maka perlu adanya faktor keamanan biasanya ditentukan
25%.
Pada umumnya faktor daya dipilih antara 0,85-0,90. Akan tetapi pada keadaan
faktor daya beban yang baik, dapat dipilih faktor daya lebih dari 0,95 untuk sentral-
sentral yang dihubungkan saluran transmisi jarak jauh dengan tegangan tinggi. Bagi
generator turbin air yang sedikit jumlah kutubnya, peninggian faktor daya secara
ekonomis lebih baik daripada pengurangan perbandingan hubung singkat. Kecepatan
putar yang lebih tinggi sebaiknya dipilih dari angka yang tercantum dalam daftar-daftar
standar seperti Tabel 2.3 berikut ini, dengan catatan bahwa kecepatan yang dipilih harus
tetap ada dalam batas-batas kecepatan jenis turbin. Apabila kecepatan yang dipilih tidak
terdapat dalam tabel tetapi ternyata lebih menguntungkan, maka sebaiknya diminta
penjelasan lebih lanjut dari pabriknya.
Jumlah Jumlah
Kutub Kutub
25
14 429 514 56 107 129
20 300 360 80 75 90
24 250 300 88 68 82
28 214 257
1. Generator Sinkron
Generator sinkron bekerja pada kecepatan yang berubah-ubah. Untuk dapat
menjaga gar kecepatan generator tetap, digunakan speed governor elektronik.
Generator jenis ini dapat digunakan secara langsung dan tidak membutuhkan jaringan
listrik lain sebagai penggerak awal.
26
2. Generator Induksi
Pada generator jenis induksi tidak diperlukan sistem pengaturan tegangan dan
kecepatan. Namun demikian, jenis generator ini tidak dapat bekerja sendiri karena
memerlukan suatu sistem jaringan listrik sebagai penggerak awal.
Pada beberapa jenis turbin yang dikembangkan oleh Badan Penelitian dan
Pengembangan Sumber Daya Air Indonesia, generator telah menjadi satu dengan
turbinnya
27
BAB III
PEMBAHASAN
28
5. Waterway
a. Dimensions : 1219 m x 2,844 m x 3,34 m
b. Length : 2,844 m
6. Penstock
a. Pipe Length : 143 m
b. Inner diameter : 2 m
c. Thickness : 10.00 mm
7. Power House & Tail Race
a. Building : 20.0 m x 13.0 m
b. Position : -6.972650°E dan 108.08224°S
8. Acces and Inspection road
a. Acces road length : ± 300 meter
b. Pavement : 3.0 m
c. Shoulder : 0.5 m x 2
d. Inspection road type : Stapping
e. Inspection road length :1,054.2 m
f. Inspection road width : 1.5 m
1. Turbine
a. Type : Horizontal Kaplan
b. Power : 4,41 MW
c. Number of units : 1 Units
d. Flywhell : 1 Units
2. Generator
a. Type : Syncronous
b. Capacity : 4,27 MW
c. Phase : 3 Phase
d. Voltage :
e. Regulator :
f. Frequency : 50 Hz
g. Power factor : 0.8
29
3. Inlet Valve
a. Diameter inlet valve : Dia 1,200
b. Design pressure :10 bar
c. Casing : Modular graphite cast iron GGG40
d. Support : Chromium steel
e. Seal : Spesial PTFE, replaceable
f. Shaft : Stainless steel
g. Bearing : Free maintenance
4. Main Transformer
a. Type :
b. Capacity :
c. Phase : 3 Phase
d. Voltage :
e. Taping Range :
f. Frekuensi : 50 Hz
g. Impedance :5%
5. Station Transformer
a. Type :
b. Capacity :
c. Phase :
d. Frequency :
e. Primary Voltage :
f. Taping Range :
g. Impedance :
6. Medium Voltage Network
a. Distance :
b. Voltage :
Langkah pertama yang harus kita lakukan untuk merancang sebuah PLTA yaitu menentukan
lokasi yang akan kita pilih untuk dijadikan proyek PLTA. Secara sederhana ada beberapa poin yang
bisa dijadikan parameter dalam menentukan lokasi pengukuran yaitu :
Sungai tidak berkelok-kelok (lurus)
Tidak terindikasi pasang surut
30
Aliran laminer atau tidak turbulen
Pada saat banjir tidak terjadi luapan pada penampang sungai
Selain itu ada parameter penting yang harus djadikan pedoman dalam menentukan lokasi
diantaranya debit air sungai tahunan (minimal 10 tahun), data hidrologi (curah hujan, dan daerah
tangkapan air), akses menuju jalan utama, kondisi lapangan, perizinan lahan, kontur dan biaya
investasi.
Studi potensi yang dilakukan menggunakan metode studi kerja (desk study) yaitu dapat
menentukan beberapa parameter yang bisa dijadikan acuan untuk menentukan lokasi proyek.
Aplikasi yang digunakan yaitu menggunakan google earth.
Langkah pertama yaitu mengumpulkan data hidrologi dan data debit air tahunan sungai yang
akan dijadikan sebagai proyek PLTA. Data debit air sungai dapat diperoleh dari PSDA (Pusat
Sumber Daya Air) dan data hidrologi dapat dari dinas pemerintahan kabupaten Sumedang. Setelah
parameter tersebut telah sesuai dan menyatakan bahwa sungai memiliki potensi, maka kita analisis
secara studi kerja menggunakan google earth.
Pada google earth membuat layout proyek PLTA mulai dari intake hingga power house. Dalam
penentuan posisi layout standar yang digunakan yaitu :
Setelah parameter kedua telah terpenuhi, maka kita bisa memulai membuat layout pada google
maps
Menentukan posisi sungai yang akan dibendung. Elevasi bendung akan dijadikan acuan dalam
menentukan intake (saluran masuk air)
Intake dibuat sebagai saluran masuk air, elevasi nya dinaikkan 1 meter dari elevasi bendung
Intake hingga water way elevasi nya dibuat sama, agar aliran air pada water way tidak begitu
deras yang bisa menyebabkan pengikisan terhadap waterway.
Head pond dibuat untuk menenangkan air yang terakumulasi dengan lumpur atau pasir agar
air yang digunakan terbebas dari partikel yang tersuspensi. Head pond bisa dibuat lebih dari
satu agar kualitas air yang masuk ke turbin dapat terjaga.
31
Water way memiliki standar yang bisa dijadikan sebagai pedoman. Dalam jarak 1 km
ketinggian (head) air bernilai 40 m.
Sebelum air memasuki penstock, air dilewatkan menuju head pond untuk mengendapkan
partikel yang tersuspensi dalam air selama dalam perjalanan (water way).
Ukuran penstock dibuat seminimal mungkin untuk mengurangi biaya investasi
Power house dibangun tidak terlalu dekat dengan penampang sungai, untuk mencegah
terjadinya luapan sungai pada saat musim penghujan.
Jika belum ada akses jalan secara detail, maka dibuat akses jalan baru dari jalan utama, yang
dibuat sedekat mungkin untuk mengurangi biaya investasi.
Poin-poin diatas merupakan langkah-langkah untuk menentukan layout PLTA yang akan
dibuat secara studi kerja (desk study). Setelah potensi sungai telah didapat, maka langkah
selanjutnya yaitu :
Lokasi proyek yang kami lakukan yaitu berada di Desa Pangkalan, Kecamatan Wado,
Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Sungai yang kami jadikan sebagai potensi untuk membuat PLTA
yaitu Sungai Cimanuk yang berada di kecamatan Wado.
Untuk menuju lokasi proyek, akses yang dapat kita tempuh yaitu melalui :
32
a. Jalan lingkar sumedang
Lokasi proyek (power house) dari Jalan Lingkar Sumedang berjarak ± 300 meter. Maka
dari itu dibuat jalan alternatif dengan cara pembuatatan jalan baru dari jalan lingkar
sumedang menuju power house. Dengan jarak ± 300 meter untuk pembuatan jalan baru
cukup ideal dikarenakan jarak menentukan biaya investasi yang dikeluarkan. Selain itu
perlu adanya pembebasan beberapa lahan milik warga seperti sawah.
b. Jalan Raya Cikareo
Lokasi proyek (power house) dari Jalan Raya Cikareo berjarak ± 2,5 km, yang berada di
Desa Cikareo. Dari Jalan raya cikareo menuju Jalan Lingkar Sumedang sudah tersedia
akses jalan yang cukup bagus. Jadi pada intinya tetap diperlukan pembuatan akses jalan
baru menuju power house yang dibuat dari Jalan Lingkar Sumedang.
Parameter yang didapat dari studi potensi melalui metode desk study diantaranya :
33
3.3 Annual Energy Production
Produksi energi tahunan Sungai Cimanuk, Desa Wado Kecamatan Sumedang Kabupaten
Garut. Didapatkan data debit air dari PSDA selama 12 tahun dari tahun 2000-2011. Dari data debit
yang didapatkan dibuat rekap debit bulanan sesuia dengan pada tabel 3.3-1.
Data sungai tahunan yang diblok berwarna biru pada tabel selama 12 tahun dibuat karakteristik
sungai dalam bentuk chart sesuai pada gambar 3.3-1.
Tahun Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Tahunan
2000 66,26 48,43 44,18 55,34 59,77 22,14 15,36 11,22 8,97 30,27 60,21 48,35 39,2
2001 38,89 37,87 70,11 77,05 37,44 38,27 18,04 7,05 9,48 36,29 75,61 36,09 40,2
2002 74,25 47,81 66,49 68,27 28,24 17,52 14,03 7,09 5,17 3,75 14,35 44,22 32,6
2003 34,41 38,43 31,11 11,2 10,05 3,45 3,25 3,71 9,01 21,02 54,97 75,06 24,6
2004 43,74 52,41 66,53 41,62 32,26 21,16 15,97 8,02 10,74 6,09 21,8 38,13 29,9
2005 48,32 58,89 62,44 70,64 27,47 27,33 21,81 14,55 13,03 14,87 20,31 39,97 35,0
2006 55,85 58,37 34,33 43,81 32,74 13,8 9,07 5,09 4,58 3,96 8,51 30,9 25,1
2007 20,09 41,55 39,63 58,35 33,56 27,43 11,85 7,7 6,54 11,22 19,53 34,59 26,0
2008 22,89 23,2 52,12 23,76 16,34 9,29 6,59 6,42 9,13 14,72 47,57 52,85 23,7
2009 37,21 53,46 52,47 50,45 33,22 26,92 12,63 8,35 7,41 13,12 23,56 14,87 27,8
2010 43,48 73,58 68,08 57,97 65,73 44,25 32,12 33,47 56,42 45,91 58,67 71,1 54,2
2011 34,84 40,66 46,48 48,39 42,71 21,77 18,44 11,68 9,12 14,1 28,36 37,77 29,5
Probability
(%) 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Debit (m3/s) 64,52 50,15 39,82 31,33 23,96 17,32 12,13 8,76 6,01 2,49
Pada data PSDA sungai Cimanuk-wado yang kami dapatkan, dibuatlah kurva karakteristik
debit pada satu tahun yaitu pada tahun 2012 Gambar 3.3-1 dan dibuat kurva FDC (FlowDuration
Cure ) pada Gambar 3.3-1 di dapatkan besar debit ada probability 70% yaitu 24,98 m3/s.
34
Kurva Karakteristik Sungai Cimanuk Wado tahun
2012
70
60 65.17
50
49.68 51.77 49.64
40 46.83
40.27
30
50
40
30
24,98
20
10
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
PROBABILITAS (%)
35
Kurva Karakteristik Sungai Cimanuk-Wado
(2000-2011)
54.2
Debit (m3/s)
39.2 40.2
35
32.6
29.9 29.5
26 27.8
24.6 25.1 23.7
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Tahun
230
180
DEBIT (M3/S)
130
80
30
12,13
-20 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
PROBABILITAS (%)
Energi Energi
Daya Waktu Operasi
Utility Produksi
(KW) (h)
Q Q (kWh) (Mwh)
Prob
No Prob Operasi Ppro = (((Pxt)- Keterangan
%
m3/s m3/s P= t= Put = Put)/1000)
ρxgxHxQ/1000 5%x12X365x24 (25xtop) *ŋTurbin
*ŋGen*ŋTrans
1 5 80,83 12,13 4870,55 438 10950 1451,69
2 10 64,52 12,13 4870,55 438 10950 1451,69
3 15 56,87 12,13 4870,55 438 10950 1451,69
4 20 50,15 12,13 4870,55 438 10950 1451,69
5 25 44,39 12,13 4870,55 438 10950 1451,69
ρ = 988
6 30 39,82 12,13 4870,55 438 10950 1451,69
kg/m3
7 35 35,22 12,13 4870,55 438 10950 1451,69
g = 9.81
8 40 31,33 12,13 4870,55 438 10950 1451,69
m/s2
9 45 27,35 12,13 4870,55 438 10950 1451,69
H = 41 m
10 50 23,96 12,13 4870,55 438 10950 1451,69
ŋTurbin =
11 55 20,36 12,13 4870,55 438 10950 1451,69
80%
12 60 17,32 12,13 4870,55 438 10950 1451,69
ŋGen =
13 65 14,84 12,13 4870,55 438 10950 1451,69
90%
14 70 12,13 12,13 4870,55 438 10950 1451,69
ŋTrans =
15 75 10,18 10,18 4088,19 438 10950 1217,30
0,95
16 80 8,76 8,76 3516,00 438 10950 1045,88
17 85 7,15 7,15 2871,02 438 10950 852,65
18 90 6,01 6,01 2411,98 438 10950 715,12
19 95 4,49 4,49 1802,56 438 10950 532,54
20 100 2,49 2,49 999,50 438 10950 291,95
37
3.4 Civil Work
1. Weir/ Bendung
- Length : 18 m
- Height :3m
- Elevation : 335 m
- Wing Wall : 3m x 1,5m x 2 pieces
- Coordinate : Latitude : -6,9726500
Longtitude : 108,0822440
2. Intake
- Gates : 1,4m x 1m x 2 pieces
- Screen : 1,5m x 1,1m x 2 pieces
Q = v.A
v = 1,1 – 1,8 m/s
Q = 12,133 m3/s
A = Q/A
= (12,133 m2/s) : 1,5 m/s
= 8,088 m2
3. Water Way
Keterangan :
Kemiringan water way 1 m/1000 m, dengan kecepatan air 0,8 – 1,2 m/det. Untuk
lapisan tanah, 1,1 -1,8 m/det. untuk bangunan pasangan batu/beton.
- WaterWay beton dengan kecepatan yang diambil 1,5 m/detik
0,5 m
L = T’ mm
L x T’ = √𝐴
T’
= √8,088
= 2,844 m
L
38
Dimensi : P = 1,1891 m
L = 2,844 m
T = 2,844 + 0.5 = 3,344 m
dimana L = lebar
T = tinggi total
T’ = tinggi penampang basah
4. Sand Trap
Keterangan :
Sand trap/bak pengendap, bangunan yang digunakan untuk mengendapkan
lumpur/pasir sebelum masuk ke water way (syaratnya ada saringan saluran pembuangan
lumpur (pasir dan kotoran) umumnya harus lebih besar dari waterway agar lumpur bisa
mengendap.
6. Penstoke
Pipa pesat/penstock adalah bagian yang digunakan untuk mengalirkan air dari head poond
ke turbin . kecepatan air yang diperbolehkan dan tidak melebihi 4,2 m/det. Kelengkapan
bangunan ini Expansion Tout, anchor block (pengikat penstock, surge tank, inlet valve.
1
-A = 4 x π x D2
1
3,11 = x π x D2
4
D2 = 3,11/0,785
= 3,962
D =2m
40
3.5 Mechanical (Perancangan Turbin)
PT = 𝜌 × 𝑔 × 𝑄 × 𝐻 x ῃturbin
PT = 998 kg/m3× 9,81 m/s2× 12,13 m3/s × 41 m x 0,8
PT = 3895,2397 KW
PT = 5223,6 HP
3.5.1.2 Menghitung Kecepatan Putaran Spesifik Turbin
√𝑃𝑇
𝑁𝑠 = n 5
𝐻4
√5223,6
𝑁𝑠 = 500 5
414
𝑁𝑠 = 348,32 rpm
Dari data Tabel 3.5-1 dapat ditentukan jenis turbin yang akan digunakan yaitu turbin
Kaplan.
41
3.5.2 Menghitung Dimensi Turbin
12,13
𝑁𝑞 = 500 √ 3
414
𝑁𝑞 = 107,48 rpm/menit
U2a
42
1. Menghitung Kecepatan Tangensial Masuk Sudu Pada Sisi Luar Sudu (u1)
𝑢1 = 𝑢*1 × √2𝑔𝐻
𝑢1 = 1,32 × √2 . 9,81 . 41
𝑢1 = 37,44 m/s
𝑢N = 0,57 × √2 . 9,81 . 41
𝑢N = 16,17 m/s
43
𝐷𝑋 = 0,43 + 0,62
𝐷𝑋 = 1,05 m
𝐶1 = √𝐶𝑢1 2 + 𝐶𝑚1 2
𝐶1 = √8,592 + 3,972
𝐶1 = 9,47 𝑚/𝑠
𝐶𝑚1
Sin-1 α = 𝐶1
3,97
Sin α = 9,47
-1
Sin-1 α = 0,42
α = 24,8o
44
b. Menghitung Segitiga Kecepatan Keluar Turbin
𝑢2𝑎 = 𝑢*2a × √2𝑔𝐻
𝑢2𝑎 = 1,37 × √2 . 9,81 . 41
𝑢2𝑎 = 38,86 m/s
𝑢N = 𝑢*N × √2𝑔𝐻
𝑢N = 0,57 × √2 . 9,81 . 41
𝑢N = 16,17 m/s
𝑈2𝑎 +𝑈𝑁
𝑈𝑎𝑣𝑟 = 2
38,86 + 16,17
𝑈𝑎𝑣𝑟 =
2
𝑈𝑎𝑣𝑟 = 27,52 m/s
𝐶2 = 𝐶*m2 × √2𝑔𝐻
𝐶2 = 0,37 × √2 . 9,81 . 41
𝐶2 = 10,49 m/s
𝑊2 = √𝑈𝑎𝑣𝑟 2 + 𝐶2 2
𝑊2 = √27,522 + 10,492
𝑊2 = 29,45 𝑚/𝑠
𝐶
Sin-1 β = 𝑊2
2
10,49
Sin-1 β = 29,45
Sin-1 β = 0,36
β = 20,87o
Zmin = 2 × π × tan α
Zmin = 2 × π × tan 24,8o
Zmin = 2,90
Zmin = 3 buah
9. Menghitung Tinggi Sudu Pengarah (b)
31,80
b = 𝐷1 × (0,45 − ( ))
𝑛𝑠
31,80
b = 1,43 × (0,45 − ( ))
348,32
b = 0,51 m
45
10. Menghitung Jarak Antar Sudu (t)
𝐷𝑁 . 𝜋
𝑡=
𝑍
0,62 . 𝜋
𝑡=
3
𝑡 = 0,65 𝑚
3.5.2.3 Menghitung Perencanaan Spiral Casing Berdasarkan Tampak Atas
46
𝐷 = 1,43 × (1,59 + 5,74 . 10-4 × 348,32)
𝐷 = 2,56 m
𝐹 = 2,37 m
41,63
𝐺 = 1,43 × (1,29 + )
348,32
𝐺 = 2,01 m
𝐻 = 1,75 m
47
3.5.2.4 Menghitung Perencanaan Spiral Casing Berdasarkan Tampak Samping
𝐼 = 0,77 m
48
3.5.2.5 Menghitung Perencanaan Draf Tube
203,3
N = 1,43 × (1,54 + 348,32)
N = 3,04 m
140,7
O = 1,43 × (0,83 + 348,32)
O = 1,76 m
49
4. Ukuran pada bagian (Q)
22,6
Q = 𝐷1 × (0,58 + )
𝑁𝑆
22,6
Q = 1,43 × (0,58 + 348,32)
Q = 0,92 m
0,0013
R = 1,43 × (1,6 - )
348,32
R = 2,29 m
348,32
S = 1,43 × (0,25 . )
348,32−9,28
S = 6,40 m
53,7
V = 1,43 × (1,1 + 348,32)
V = 1,79 m
50
10. Ukuran pada bagian (Z)
33,8
Z = 𝐷1 × (2,63 + )
𝑁𝑆
33,8
Z = 1,43 × (2,63 + 348,32)
Z = 3,90 m
1. Data Potensi
51
3. Data Dimensi Spiral Casing Turbin Tampak Atas dan Samping
Tabel 3.5-4 Data Dimensi Spiral Casing Turbin Tampak Atas dan Samping
52
3.5.4 Hasil Design Turbin Kaplan
53
Gambar 3.5-9 AutoCad Turbin Kaplan
54
3.6 Electrical
3.7 Project Invesment Cost
Komponen investasi proyek terdiri dari:
3.7.1 Biaya Konstruksi dan Pengembangan Umumnya terdiri dari: biaya studi awal
(studi pengintaian), prefeasibility studi (studi potensi, desain dasar), studi
kelayakan (termasuk biaya studi lingkungan dan persiapan dokumen desain &
pembangunan / EPC). Item pekerjaan ini juga termasuk biaya pembebasan lahan
& lisensi dan Pengembangan Masyarakat, juga membebani organisasi untuk
tugas yang mana pemrakarsa proyek termasuk manajemen biaya dan dewan
komisaris dan direktur perusahaan.
3.7.2 Teknik Pengadaan Konstruksi / Desain & Biaya Bangun
Termasuk dalam komponen biaya ini adalah:
a. Biaya pekerjaan sipil dan logam
Persiapan pekerjaan: bendung, intake, sandtrap, saluran air, headpond,
yayasan penstok, pembangkit tenaga listrik dan tailrace
Membangun infrastruktur: saluran air, drainase, rumah jaga dan rumah
operator.
Komponen pekerjaan logam: gerbang air dan pipa penstock dan pelana
mendukung
b. Biaya pekerjaan mekanik dan listrik
Pekerjaan listrik dan mekanik meliputi: pengadaan & turbin hidro,
genset, switchgear, transformator, resistor pentanahan netral / NGR,
aksesoris (kabel kontrol, kabel daya & pentanahan), hoist monorail
crane, pemasangan & pemasangan dan jaringan tegangan menengah 20
kV.
Pelengkap pekerjaan seperti: commissioning, pelatihan dan ujian dari
produsen, pengiriman peralatan listrik & mekanik.
Biaya Rekayasa: rekayasa detail dan pengawasan konstruksi termasuk
biaya paket ke dalam EPC.
55
BAB IV
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1. Sungai Cimanuk Desa Wado memiliki potensi tenaga air yang dapat dimanfaatkan
sebesar 12,13 m3/s
2. Perancangan pembangkit listrik yang penyusun rencanakan memiliki debit 12,13 %
pada probability 70% dan head sebesar 41 serta kapasitas daya yang dihasilkan
sebesar....
3. Sesuai data dan analisis yang ada digunakanlah turbin jenis kaplan dan kelistrikan
generator dengan tipe...
6.2 Saran
56
Daftar Pustaka
Anonim. 2009a. Buku 2A Pedoman Studi Kelayakan Hidrologi. Jakarta: Direktorat Jenderal
Listrik dan Pemanfaatan Energi, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral.
Anonim. 2009b. Buku 2B Pedoman Studi Kelayakan Sipil. Jakarta: Direktorat Jenderal Listrik
dan Pemanfaatan Energi, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral.
Anonim. 2009c. Buku 2C Pedoman Studi Kelayakan Elektrikal Mekanikal. Jakarta: Direktorat
Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral.
Arismunandar, A & Kuwahara, S. 1988. Teknik Tenaga Listrik Jilid I. Jakarta: PT. Pradnya
Paramita.
Harvey, Adam.1993. MICRO HYDRO DESIGN MANUAL A guide to small scale-water power
schemes.Southampton Row :Intermediate Technology Publication.
Jorde, Klaus. 2010. Baik & Buruk Mini/Mikro Hidro, Jilid I, Cetakan I, terjemahan Ini Anggraeni.
Jakarta: IMIDAP.
Ramos, Helena. 2000. Guidelines for Design of Small Hydropower Plants. Ireland: CEHIDRO.
Dietzel Fritz. 1996. Turbin Pompa dan Kompresor. Alih bahasa Dakso Sriyono. Erlangga.
Jakarta.
Kadir Ramli. 2010. Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (Pltmh) Di
Sungai Marimpa Kecamatan Pinembani. Fakultas Teknik Universitas Tadulako.
Palu.
57