Anda di halaman 1dari 10

REKONSTRUKSI DAN PERLUASAN JARINGAN SEPANJANG 1,69 KMS GUNA

MELAYANI PERMINTAAN PASANG BARU PELANGGAN TEGANGAN RENDAH


PADA FEEDER SCG05

PT PLN (PERSERO) ULP TEMANGGUNG

Kharisma Ksatria Bimasakti1)*Yuniarto, S.T., M.T.2)


1)
Mahasiswa dan 2)Dosen Pembimbing Prodi Teknik Elektro
Departemen Teknologi Industri
Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro
Jalan Prof. Soedarto, SH Tembalang Semarang 50275
email: kharismaksatria@gmail.com*

ABSTRAK
Tingginya nilai pertumbuhan beban sekarang ini yang merupakan dampak dari permintaan
pasang baru maupun perubahan daya dari pelanggan sangatlah berpengaruh pada peralatan
listrik yang terpasang dalam sistem distribusi tenaga listrik. Dengan semakin besar beban
yang ditanggung oleh satu penyulang maka berbagai peralatan yang terpasang dalam sistem
harus dikaji ulang apakah mampu untuk menanggung beban tersebut atau tidak. Jika jaringan
dan perlengkapannya sudah tidak mampu untuk menyuplai beban pelanggan maka dibutuhkan
perluasan jaringan dan rekonstruksi.
Pada awal tahun 2019 ini, salah satu pelanggan TR pada penyulang SCG 05 mengajukan
permintaan pasang baru 82.5 kVA. Dengan begitu beban yang perlu disuplai oleh PLN
semakin bertambah tinggi. Jaringan dan komponen yang terpasang saat ini perlu diperbaharui
dan diperluas agar dapat menyuplai beban yang semakin tinggi. Dengan perluasan jaringan
dan rekonstruksi tersebut diharapkan mutu penyaluran daya listrik untuk pelanggan dari PLN
tetap terjaga dengan baik.
Kata kunci : perluasan jaringan, rekonstruksi, TR

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem distribusi tenaga listrik merupakan bagian dari sistem penyaluran tenaga
listrik yang bertujuan untuk mengirimkan aliran listrik dari pusat pembangkit hingga
pelanggan. Permasalahan yang mendasar dalam sistem distribusi tenaga listrik adalah
mutu, kontinuitas dan ketersediaan pelayanan daya listrik. Ketiga hal tersebut
berkaitan dengan kemampuan untuk melayani pelanggan yang sangat bergantung
pada peralatan, konfigurasi, sistem keamanan dan pengontrolan jaringan sistem yang
dimiliki. Ketika daya pelanggan dalam suatu penyulang bertambah maka beban
dalam penyulang tersebut akan bertambah pula. Ketika beban dalam suatu penyulang
bertambah maka akan berdampak pada peralatan, konfigurasi, sistem keamanan dan
pengontrolan jaringan sistem. Beberapa peralatan yang terdampak oleh penambahan
beban dalam penyulang adalah penghantar baik berupa kabel ataupun kawat
penghantar, konstruksi tiang dan kelengkapan APP. Sebelum dilakukan pekerjaan
perluasan jaringan untuk melayani permintaan pasang baru tersebut diperlukan survei
dari pihak PT. PLN (Persero) ULP Temanggung agar diketahui material dan
konstruksi yang dibutuhkan untuk perluasan jaringan. Setelah diketahui kebutuhan
1
untuk pekerjaan perluasan jaringan selanjutnya dapat dilakukan pelaksanaan
pekerjaan perluasan jaringan tersebut.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui tahap-tahap perluasan jaringan Tegangan Rendah 3 phasa guna
permintaan pasang baru oleh pelanggan
2. Memahami konstruksi yang dibutuhkan dalam proses perluasan jaringan
Tegangan Rendah 3 phasa guna permintaan pasang baru oleh pelanggan.
3. Memahami proses pekerjaan perluasan jaringan Tegangan Rendah 3 phasa di
lapangan.
1.3 Batasan Masalah
1. Perluasan jaringan Tegangan Rendah 3 phasa
2. Konstruksi dan komponen yang dibutuhkan untuk perluasan jaringan Tegangan
Rendah 3 phasa
3. Proses perluasan jaringan Tegangan Rendah 3 phasa

2. LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Distribusi
Sistem distribusi tenaga listrik dapat didefinisikan sebagai bagian dari sistem tenaga
listrik yang menghubungkan gardu induk atau pusat pembangkit listrik dengan
konsumen. Sedangkan jaringan distribusi adalah sarana dari sistem distribusi tenaga
listrik di dalam menyalurkan energi ke konsumen. Tegangan sistem distribusi dapat
dikelompokan menjadi 2 bagian besar, yaitu distribusi primer dan distribusi sekunder
2.1.1 Sistem Distribusi Primer
Sistem tenaga listrik merupakan suatu sistem yang terpadu oleh hubungan-hubungan
peralatan dan komponen listrik seperti: generator, transformator, jaringan tenaga listrik
dan beban-beban listrik atau pelanggan. Pendistribusian tenaga listrik adalah bagian dari
suatu proses sistem tenaga listrik yang secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga
tahap yaitu:

1) Proses produksi di pusat-pusat pembangkit tenaga listrik (PLTA, PLTG, PLTU)


2) Proses penyaluran daya/transmisi dengan tegangan tinggi (30, 70, 150, 500 kV)
dari pusat-pusat pembangkit ke gardu-gardu induk.
3) Proses pendistribusian tenaga listrik dengan tegangan menengah/melalui jaringan
distribusi primer (misal 11 atau 20 kV) dan tegangan rendah/jaringan distribusi
sekunder (240, 440 Volt).

Sistem distribusi primer merupakan bagian dari sistem distribusi yang berfungsi
untuk menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik dari pusat suplai daya besar
(Bulk Power Source) atau disebut gardu induk ke pusat pusat beban. Sistem distribusi
primer atau sistem distribusi tegangan menengah tersususn oleh penyulang utama dan
penyulang percabangan. Jaringan distribusi di Indonesia adalah jaringan distribusi

2
bertegangan 20 kV. Klasifikasi jaringan distribusi primer menurut strukturnya sebagai
berikut jaringan radial, jaringan lingkar, jaringan spindel, jaringan tie line.

2.1.2 Sistem Distribusi Sekunder


Sistem distribusi sekunder merupakan salah satu bagian dalam sistem distribusi,
yaitu mulai dari gardu trafo sampai pada pemakai akhir atau konsumen.
Melihat letaknya, sistem distribusi ini merupakan bagian yang langsung berhubungan
dengan konsumen, jadi sistem ini selain berfungsi menerima daya listrik dari sumber
daya (trafo distribusi), juga akan mengirimkan serta mendistribusikan daya tersebut ke
konsumen. Mengingat bagian ini berhubungan langsung dengan konsumen, maka
kualitas listrik selayaknya harus sangat diperhatikan. Jatuh tegangan pada sistem
distribusi mencakup jatuh tegangan pada :
A. Tegangan Menengah (TM)
B. Transformator Distribusi
C. Jaringan Tegangan Rendah
D. Sambungan Rumah
E. Instalasi Rumah
Jatuh tegangan adalah perbedaan tegangan antara tegangan kirim dan tegangan
terima karena adanya impedansi pada penghantar. Maka pemilihan penghantar
(penampang penghantar) untuk tegangan menengah harus diperhatikan.

3. REKONSTRUKSI DAN PERLUASAN JARINGAN


3.1 Proses Permintaan Pasang Baru Pelanggan Tegangan Rendah
Salah satu pelanggan Tegangan Rendah PLN ULP Temanggung pada penyulang
SCG 05 yang digunakan untuk Pabrik Kayu. Pada tahun ini pelanggan tersebut
mengajukan pasang baru sebesar 82,5 kVA. Maka, konstruksi yang terpasang
dilapangan harus disesuaikan dengan besarnya daya. Komponen yang perlu
disesuaikan antara lain adalah konstruksi tiang, APP dan penghantar.
Rincian Proses Pasang Baru Daya 82,5 kVA
a. Pendaftaran
Pihak pelanggan mendaftarkan diri ke pihak PLN ULP Temanggung untuk
permintaan pasang baru. Pelanggan memberikan data secara rinci mengenai
tempat dan kebutuhan daya yang diinginkan.

b. Survei Lapangan
PLN ULP Temanggung meninjau lokasi pasang baru untuk meninjau lokasi
pelanggan, mengetahui konstruksi yang akan dipasang untuk menentukan material
apa saja yang dibutuhkan, serta guna menyusun RAB (Rencana Anggaran Biaya).
Survei lapangan ini meliputi beberapa hal, antara lain :
1. Lokasi Pelanggan
2. Penentuan Material
3. Pembuatan RAB (Rencana Anggaran Biaya)
4. Pembayaran
3
5. Pelaksanaan

3.2 Rekonstruksi dan Perluasan Jaringan


Adanya rekonstruksi karena pada perluasan jaringan ini dilakukan
pembongkaran jaringan lama dan penambahan jaringan baru. Langkah-langkah yang
dilaksanakan dalam perencanaan rekonstruksi dan perluasan jaringan adalah :

- Survei, staking dan penentuan tinggi tiang


- Penentuan jenis dan ukuran tiang serta konstruksinya
- Penentuan isolator
- Pemilihan penghantar dan penentuan jarak antar kawat
- Penentuan penghantar yang sesuai
- Penentuan andongan, rolling span dan clearance
- Penentuan APP (Alat Pengukur dan Pembatas)

Selain memperhatikan langkah-langkah diatas, hal lain yang perlu diperhatikan


dalam perencanaan perluasan jaringan distribusi adalah pemilihan rute / jalur
jaringan distribusi, yaitu :

 Rute perluasan jaringan tidak boleh mengganggu jaringan eksisting (untuk


meminimalkan pemadaman jaringan eksisting)
 Memperhatikan clearance / jarak bebas terhadap saluran telepon kecuali pada
daerah dimana saluran telepon ditanam di bawah tanah
 Penempatan tiang harus diperhatikan terhadap kemungkinan pelebaran
terhadap jalan di masa yang akan dating dan memrhatikan jalur pipa, gas, dsb
 Pada daerah dengan jalan sangat lebar serta lingkungan yang padat harus
mempertimbangkan pembuatan jaringan distribusi kedua sisi jalan untuk
menghindari sambungan rumah yang terlalu panjang.

Setelah memperhatikan rute jaringan tersebut, dilakukan :

A. Penentuan Konstruksi Tiang


Pada perencanaan perluasan jaringan, ada beberapa hal yang harus dijadikan
pertimbangan, yaitu :
1. Jarak dari jalan
2. Letak Geografis
3. Kondisi lingkungan sekitar lokasi

Tiang listrik memiliki bermacam-macam jenis sesuai dengan fungsi dan


penggunaannya. Macam – macam jenis tiang ini dapat dibedakan dengan
menggunakan kode-kode tertentu yang menunjukkan spesifikasi khusus dari
tiang tersebut. Dalam realisasinya, pemasangan tiang sesuai dengan spesifikasi
yang sudah direncanakan, termasuk spesifikasi peralatan tambahan, seperti
grounding, trafo, anchor dan sebagainya.

4
Pada perencanaan perluasan jaringan dan pasang baru yang akan digunakan
untuk pabrik kayu ini, dilakukan rekonstruksi yaitu pembongkaran dan
penambahan tiang yang digunakan tercantum dalam tabel dibawah, yaitu :

Konstruksi Jumlah Keterangan


Tiang konstruksi beton dengan ketinggian 7 meter.
Kekuatan tiang (momen tarik) sebesar 200 daN.
C7-200 1 Digunakan untuk konstruksi tunggal (JTM only
dan JTR only) maupun ganda (JTM dan JTR)
Tiang konstruksi beton dengan ketinggian 11
meter. Kekuatan tiang (momen tarik) sebesar 200
C11-200 3 daN. Digunakan untuk konstruksi tunggal (JTM
only dan JTR only) maupun ganda (JTM dan JTR)
CA-1 13 Konstruksi primer 1 phasa pada tarikan lurus
CA-6 1 Konstruksi primer 1 phasa double dead end
SR 3 Sambungan rumah
Konstruksi primer 1 phasa double dead end (60o-
CA-4 3 90o)
J6-T 2 Tarikan pada dead end
Konstruksi JTR kawat telanjang (phasa/neutral)
SJ-6 11 dead end
SE1-2 4 14.4/24.9 kV, single down guy
Perlengkapan konstruksi jumper pada jaringan
CM5-9 1 tegangan menengah
CA-2 6 Konstruksi primer 1 phasa (10o-25o)
CA-3 2 Konstruksi primer 1 phasa (25o-60o)
E1-2 1 Rod anchor
CM2-12 1 Pentanahan / Ground Rod Type
Tabel 3.1 Konstruksi yang dibongkar

Konstruksi Jumlah Keterangan

CC1-A 14 Konstruksi pada tarikan lurus dengan sudut 0o –


10o
CC2-A 4 Konstruksi primer 3 phasa dengan Double
Cross arm, sudut 10o-25o
CC-7 2 Dead end untuk 3 phasa
CM5-4 1 Perlengkapan konstruksi jumper pada jaringan
tegangan menengah
CM5-5 1 Perlengkapan konstruksi jumper pada jaringan
tegangan menengah
Tiang konstruksi beton dengan ketinggian 12
C12-350 meter. Kekuatan tiang (momen tarik) sebesar
3 350 daN yang ditambah E (grounding).
daN+E
Digunakan untuk konstruksi tunggal (JTM only
atau JTR only) maupun ganda (JTM dan JTR).
CC-8 6 Konstruksi primer 1 phasa double dead end
dengan Cross arm
CM2-12 2 Pentanahan / Ground Rod Type
CM2-12A 4 Pentanahan / Ground Rod Type
SJ-6 20 Konstruksi JTR kawat telanjang (phasa/neutral)
dead end
J6-T 2 Tarikan pada dead end
P12-C2 2 Konstruksi 1 phasa (10o Dead end), cross arm
SR 3 Sambungan rumah
SE1-2 6 14.4/24.9 kV, single down guy
C12-350 Tiang konstruksi beton dengan ketinggian 12
2 meter, kekuatan tiang (momen tarik) 350 daN.
daN
Kekuatan tiang direncanakan lebih besar

5
dikarenakan terdapat APP daya 82,5 kVA.
Tiang ini digunakan untuk konstruksi tunggal
(JTM only atau JTR only) maupun ganda (JTM
dan JTR).
CA-5 1 Konstruksi primer 1 phasa, Dead end (single)
CC-8A 4 14.4/24.9Konstruksi primer 1 phasa double
dead end dengan Cross arm
F1-2 1 Perlengkapan line schoor assembles
SJ-5 1 Konstruksi JTR kawat telanjang (phasa) tarikan
lurus
SJ-7 3 Konstruksi JTR kawat telanjang (phasa/neutral)
sudut > 300
CM2-11M 3 Pentanahan / Ground Rod Type
CM8-A2 Kabel Sec masuk dan keluar 2 Jurusan untuk
1 GD 2 tiang
(250)
CG-313 1 Konstruksi trafo 3 phasa max 630 kVA pada 2
tiang
Tabel 3.2 Konstruksi yang akan dipasang

B. Alat Pengatur Tegangan


Diperlukan Trafo kapasitas 100 kVA untuk penggunaan daya 82.5 kVA.
Jadi pada pekerjaan ini dipasang Trafo untuk TR 3 Phasa yang digunakan
untuk pelanggan 82.5 kVA
C. Pemilihan Kabel Saluran
Konduktor yang dipakai pada penyulang SCG05-118 adalah kawat
penghantar AAAC dengan luas penampang 70mm2. Disesuaikan dengan Kuat
Hantar Arus pada penghantar.

3.3 Persiapan Sebelum Pelaksanaan

3.3.1 Pihak-pihak yang Terkait


1. Supervisor Teknik
2. Dispatcher UP3
3. Piket Operasi ULP
4. Pengawas Lapangan
5. Petugas Lapangan / Pelaksana

3.3.2 Perlengkapan K3 dan Peralatan Kerja yang Digunakan

Perlengkapan K3
1. Helm safety
2. Kacamata kerja
3. Sepatu safety
4. Sarung Tangan
5. Full-body harness
6. Pakaian kerja
7. Grounding Stick
8. Kotak P3K

6
Peralatan Kerja
1. Hand tool
2. Telescope stick 20 kV
3. Tangga fiber
4. Power pull
5. Roller catrol
6. Tali tambang
7. Cutter

3.3.3 SOP Rekonstruksi dan Perluasan Jaringan


A. Persiapan Pekerjaan
a. Memakai perlengkapan K3 / Alat Pelindung Diri (APD) yang telah disiapkan
b. Menyiapkan peralatan kerja dan material
c. Briefing oleh pengawas

B. Pelaksanaan Pekerjaan
1. Melaporkan ke Dispatcher bahwa pekerjaan siap dilaksanakan
2. Koordinasi dengan petugas untuk melakukan pemadaman
3. Membebaskan tegangan pada lokasi pekerjaan
4. Memastikan jaringan bebas tegangan dengan tester tegangan (TR)
5. Memasang tangga fiber dan diikat kencang
6. Pelaksana pekerjaan naik melalui tangga
7. Memasang grounding pengapit untuk membuang muatan listrik / tegangan
sisa
8. Setelah dilakukan pembumian kemudian petugas dapat memulai pekerjaan
rekonstruksi dan perluasan jaringan ini.

4. PELAKSANAAN
4.1 Pembongkaran Jaringan
Sebelum dilakukan pekerjaan rekonstruksi dan perluasan jaringan, diperlukan
pembongkaran jaringan tegangan rendah 1 phasa, yang akan diupgrade menjadi
jaringan tegangan rendah 3 phasa. Yang dibongkar adalah :

1. Tiang C7-200 sebanyak 1 (satu) unit beserta konstruksinya (CA6)


2. Tiang C11-200 sebanyak 3 (tiga) unit beserta konstruksinya (CA-1)
3. 3 (tiga) Sambungan Rumah

7
4.2 Pemasangan Tiang
Pemasangan tiang beton untuk jaringan baru dengan cara ditanam :
1. Penggalian lubang tempat dudukan tiang beton yang sebelumnya telah ditentukan
titik untuk lokasi penanaman tiang.
2. Untuk kedalaman penanaman yaitu 1/6 tiang

Gambar 4.1 Penggalian lubang untuk tiang baru

Dalam pekerjaan kali ini, tiang yang telah terpasang dilapangan dengan jenis C7-200
diganti dengan tiang jenis C12-350 E, sedangkan untuk tiang dengan jenis C11-200
diganti dengan tiang C12-350E.

Sedangkan pemasangan 2 tiang dengan jenis C12-350E digunakan untuk


pemasangan trafo 3 phasa 100 kVA dan LVCB (Low Voltage Circuit Breaker) yang
berfungsi sebagai sirkuit pemutus tegangan rendah.

8
Gambar 4.2 2 (dua) tiang konstruksi C12-350E untuk Trafo

4.3 Pemasangan Hantaran di Atas Tanah


A. Jarak gawang :
- Maksimum 40 m untuk JTR Semi Underbuild
- Maksimum 50 m untuk JTR Murni dan JTR Underbuild
B. Jarak bebas : minimum 6 m
Jarak bebas penyeberangan dan jarak bebas dengan pohon dan bangunan
mengikuti PUIL dan Perda setempat berlaku
C. Jarak antar 2 (dua) penghantar udara TR telanjang minimum 25 cm. untuk jarak
tiang (10 meter < L ≤ 40 meter) (PUIL table 760-2)

4.4 Pemasangan Alat Pengukur dan Pembatas


Perlengkapan yang diperlukan untuk pemasangan APP :
a. Smart Box lengkap
b. Kwh Meter elektronik 3 Phasa kelas 1
c. Pembatas (MCCB)
d. Kotak APP TR Type 1A1
e. GSM Modem + kartu perdana
f. SR/APP 3 phasa daya 53 kVA sampai 82,5 kVA
g. Kabel NYAF 4mm2 (CT ke Meter)
h. Kabel NYAF 2,5 mm2 (Kabel tegangan ke meter)
i. NYAF2X-T 2x70 + 1x50 – LVTC
j. Beugel Clamp 1 ½”
k. Sepatu Kabel AL/CU Kepala 70mm2

4.5 Tahap Akhir Setelah Pekerjaan Selesai


1. Memeriksa kembali hasil pekerjaan
2. Melepas grounding pengapit pada jaringan
3. Pelaksana pekerjaan turun melalui tangga
4. Menurunkan tangga
5. Koordinasi dengan piket pengatur UPJ bahwa pekerjaan sudah selesai
6. Menyiapkan petugas untuk pengisian tegangan kembali
7. Melaporkan ke Dispatcher bahwa pekerjaan sudah selesai dan kondisi aman
9
8. Melaksanakan pengisian tegangan pada lokasi pekerjaan
9. Menormalkan kembali konfigurasi jaringan

5. SIMPULAN DAN SARAN


5.1 Simpulan
1. Rekonstruksi dan perluasan jaringan ini dilakukan guna untuk memberikan
pelayanan yang baik bagi pelanggan tegangan rendah yang menginginkan
permintaan pasang baru 82.5 kVA
2. Dalam perencanaan rekonstruksi dan perluasan jaringan perlu melakukan survei
lokasi untuk mengetahui keadaan sebenarnya di lapangan dan menentukan
material yang dibutuhkan karena hasil perencanaan tidak selamanya bisa sesuai
dengan teori sehingga data yang didapatkan bisa benar-benar menjadi acuan
ketika pelaksanaan pekerjaan.
3. Pemilihan spesifikasi dari tiang dan penghantar menyesuaikan dengan kebutuhan
yang diperlukan untuk rekonstruksi dan perluasan jaringan yang antara lain
dipertimbangkan berdasarkan beban penghantar, berat penghantar yang ditopang
dan beban APP yang terpasang.
5.2 Saran
1. Dalam kegiatan rekonstruksi dan perluasan jaringan, seluruh petugas pelaksana
sebaiknya mengacu pada SOP untuk pemakaian APD agar kegiatan berjalan
dengan aman dan lancar.
2. Sebelum melakukan pekerjaan rekonstruksi dan perluasan jaringan, selalu
dipastikan bahwa aliran listrik sudah dipadamkan dan dilakukan pembumian
untuk menghilangkan sisa-sisa arus listrik yang mengalir.
3. Koordinasi yang baik dari semua pihak yang terkait sangatlah diperlukan karena
dengan koordinasi yang baik tersebut diharapkan tidak akan terjadi kelalaian
yang akan merugikan berbagai pihak terkait.

DAFTAR PUSTAKA

Buku PLN 1 “Kriteria Desain Enjinering Kontruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik”, PT
PLN ( Persero), 2010.

PT PLN (PERSERO) Distribusi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta. 2008. Buku Pedoman
Konstruksi Jaringan Distribusi Tahun 2008. Semarang : PT PLN (Persero) Distribusi
Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Prastyani, Galuh. 2016. Perluasan Jaringan dan Rekonduktor JTM. Laporan Kerja Praktik D3
Teknik Elektro (Tidak Diterbitkan) Program Studi Diploma III Teknik Elektro
Universitas Diponegoro : Semarang

Sarimun, Wahyudi. 2011. Buku Saku Pelayanan Teknik (Yantek). Depok Garamond.

Setiono, Iman. 2018. Pedoman Penulisan. Semarang: UNDIP Press.

10

Anda mungkin juga menyukai