Anda di halaman 1dari 12

Laporan Praktikum Sistem Tenaga Listrik

PENGOPERASIAN KUBIKEL 20 KV

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Tenaga Listrik


Semester Ganjl Tahun Akademik 2017/2018
Dosen Pembina :
Ahmad Hermawan, ST., MT
Oleh :
Fortunatus Yosantonino SP 1531120112
D3 TL 3E

POLITEKNIK NEGERI MALANG


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK
MALANG
2017/2018
I. TUJUAN PERCOBAAN

1. Mengerti dan memahami fungsi, operasi dan konstruksi dari switchgear tegangan
menengah.
2. Mengerti dan memahami nameplate sebuah switchgear tegangan menengah.
3. Dapat mengoperasikan Kubikel 20 kV.
4. Dapat memelihara Kubikel 20 kV.

II. TEORI DASAR

2.1 Pengertian Kubikel 20 kV.


Kubikel 20 kV adalah komponen peralatan – peralatan untuk memutuskan dan
menghubungkan, pengukuran tegangan, arus, maupun daya, peralatan proteksi, dan
kontrol yang terpasang pada ruang tertutup. Yang berfungsi sebagai pembagi,
penyalur, pengukur, pengontrol, dan proteksi sistem penyaluran tenaga listrik. Disebut
kubikel karena peralatan – peralatan tersebut dikemas plat blok berbentuk almari
dengan pintu di bagian depan yang bisa dibuka dan ditutup menurut standar operasi
yang diminta. Kubikel 20 kV / Switchgear 20 kV ini berisi peralatan – peralatan :

a. Busbar
b. Circuit Breaker (CB)
c. Load Breaker Switch (LBS)
d. Disconnecting Switch (DS) atau Switch (S)
e. Earthing Switch (ES)
f. Current Transformer (CT)
g. Potential Transformer (PT)
h. Peralatan ukur (Voltmeter, Amperemeter, kWh meter, )
i. Relay Proteksi
j. Interlocking Control

Dikatakan Kubikel 20 kV atau Switchgear 20 kV, karena peralatan – peralatan


tersebut bekerja pada tegangan nominal antar phasa 20 kV, yang termasuk kategori
tegangan menengah adalah (> 1kV hingga 20 kV). Kubikel 20 kV ini banyak
digunakan di :
1. Gardu distribusi 20 kV pada jaringan distribusi 20 kV di PLN atau industry
berskala besar yang memiliki jaringan distribusi sendiri.
2. Kubikel gardu distribusi yang banyak terpasang di beberapa tempat antara lain
yang berdekatan dengan konsumen, gedung perkantoran, hotel, maupun industry
menengah.
2.2 Fungsi Kubikel TM/20 kV
1. Tempat operasi switching ON-OFF bagi jaringan distribusi (radial, loop,
spindle).
2. Tempat operasi switching ON-OFF terhadap trafo distribusi.
3. Tempat distribusi switching ON-OFF bagi motor-motor TM (dengan tegangan
nominal lebih rendah 3,3 s/d 12 kV).

2.3 Persyaratan Kubikel 20 kV


a. Konstruksi
1. Kuat/kokoh.
2. Jarak hantaran terbuka (antar phasa, phasa-body) tergantung dari jenis
penyekatnya (udara, minyak,gas).
3. Sambungan/terminating sesuai SOP.
b. Elektrik
1. Tegangan (tegangan kerja mas., tegangan impuls).
2. Kekuatan tahanan isolasi (TID).
3. Arus (arus nominal, arus hubung singkat).
c. Operasional
1. Urutan kerja peralatan switching (DS, LBS, SB, ES)
2. Relay proteksi
3. Sistem interlocking.

2.4 Pengujian kubikel 20 kV


Pengujian peralatan kubikel 20 kV meliputi :
a. Ketahanan isolasi
b. Komponen-komponen seperti CB, LBS, DS, busbar, harus mempunyai standar
isolasi yang sesuai dengan ketetapan PLN.
Pengujian tegangan tinggi DC dan AC meliputi :

a. Pengujian/pengukuran ratio CT dan PT.


b. Pengujian operasional peralatan switching (urutan kerja, sistem interlocking,
kerja relay proteksi).
c. Pengujian kontinuiti (kabel-kabel penghubung ke peralatan,
d. Kabel kontrol, kabel instrumen
III. PERALATAN YANG DIGUNAKAN

1. Megger (Insulation Tester)


2. Alat inject current (pengukuran relay proteksi)
3. Sarung tangan 20 kV

IV. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Pengujian ketahanan isolasi


a. Periksa kubikel 20 kV harus dalam keadaan tidak bertegangan dan tidak
berbeban.
b. Cara pengoperasian OFF kubikel 20 kV :
- Posisikan CB dalam keadaan OFF/0
- Posisikan LBS dalam keadaan OFF/0
- Posisikan DS dalam keadaan OFF/0
- Posisikan ES dalam keadaan ON/I
Alat yang akan diukur harus bebas dari tegangan AC ataupun DC atau tegangan
induksi, karena tegangan tersebut akan mempengaruhi hasil pengukuran.
Megger/Insullation Tester yang digunakan adalah KYORITSU HV INSULATION
TESTER.

c. Prosedur pengukuran :
- Periksa baterai, apakah dalam kondisi baik.
- Mechanical zero check pada kondisi megger OFF, jarum penunjuk harus
tepat berimpit dengan garis skala. Bila tidak tepat atur pointer zero 10
pada alat ukur (sesuaikan dengan alat ukur yang digunakan).
- Lakukan electrical zero check .
- Pasang kabel test ke peralatan yang diukur.
- Pilih tegangan ukur melalui saklar sesuai dengan tegangan kerja alat yang
diukur (10.000 volt).
- Hidupkan megger (press to test), baca yang terukur pada alat ukur.

d. Pengukuran Tahanan Isolasi PMT / CB :


- Keluarkan PMT dari kubikel
- Laksanakan prosedur pengukuran pada terminal yang akan diukur
- Pilih tegangan pengukuran

e. Pengukuran Tahanan Isolasi Busbar/Rel :


- Keluarkan PMT dari kubikel
- Lepas PT bila terpasang
- Laksanakan prosedur pengukuran pada terminal yang akan diukur
- Pilih tegangan pengukuran
V. DATA PERCOBAAN

1. Pengujian Tahanan Isolasi PMT/CB

Terminal yang Hasil Pengukuran


Tegangan ukur Keterangan
diukur (G Ω)
R – Ground 10.000 volt PMT masuk
S – Ground 10.000 volt PMT masuk
T – Ground 10.000 volt PMT masuk
R–R 10.000 volt 200 PMT keluar
S–S 10.000 volt 100 PMT keluar
T–T 10.000 volt 100 PMT keluar
R–S 10.000 volt PMT masuk
S–T 10.000 volt PMT masuk
T-R 10.000 volt PMT masuk

Tabel 5.1

2. Pengujian Tahanan Isolasi Busbar/Rel

Terminal yang Hasil Pengukuran


Tegangan ukur
diukur (G Ω)
R – Ground 10.000 volt 400
S – Ground 10.000 volt < 400
T – Ground 10.000 volt 400
R–S 10.000 volt 400
S–T 10.000 volt < 400
T-R 10.000 volt 400

Tabel 5.2
VI. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

1. Dari table 5.1 dan 5.2, apakah ada nilai pengukuran yang menunjuk ke angka nol ?
jika tidak, apakah arti nol tersebut ?

Jawab :

Tidak, insulation tester menujuk ke 400 GΩ. Pada saat pengukuran tahanan
isolasi dengan alat insulation tester, beban semua wajib dilepas. Sehingga tahanan
yang terukur pada insulation tester bukan tahanan beban, melainkan tahanan isolasi
dari PMT dan Busbar yang diukur. Jika pengukuran menunjuk 0Ω, maka tahanan
isolasi alat tersebut sangat buruk (ada kebocoran tahanan isolasi) atau isolasi tersebut
putus.

2. Dari table 5.1 dan 5.2, apakah ada nilai pengukuran yang menunjuk ke angka tak
hingga ? Jika ada sebutkan dan apakah arti nilai tak hingga tersebut ?

Jawab :

Tidak ada, insulation tester maksimal menujuk ke 400 GΩ. Arti nilai tak hingga
pada insulation tester yaitu tahanan isolasi pada PMT/Busbar yang diukur menunjuk
indikator tak hingga (∞). Apabila menunjuk tak hingga, kebocoran isolasi pada PMT
dan Busbar tersebut sangat kecil atau hampir tidak ada. Karena dengan anggapan tak
hingga disini adalah angka yang lebih besar dari 400 GΩ.

VII. PERTANYAAN

1. Apakah arti penting peralatan K3 pada saat melakukan pemeliharaan kubikel 20 kV ?

Jawab :

Peralatan K3 sangat penting untuk mencegah tersalurnya tegangan sentuh pada


manusia yang disebabkan dari body kubikel atau pada percobaan ini insulation tester
yang meng-inject tegangan 10000V. Sehingga, alat K3 sangat diperlukan pada
pemeliharaan kubikel 20kV. Contoh alat K3 yang digunakan pada percobaan kemarin
yaitu : sarung tangan safety.
2. Sebutkan peralatan K3 yang harus tersedia bila akan melakukan pemeliharaan
kubikel 20 kV ?
Jawab :

1. Sarung tangan safety


2. Sepatu safety
3. Helm safety
4. Kacamata safety

3. Jelaskan item-item nameplate dari kubikel 20 kV !

Jawab :

a. Nameplate Circuit Breaker

Keterangan
Merk : Merlin Gerin
SF1 : Pemadam busur api CB
U : Tegangan Kerja
Uw : Tegangan Impuls,
standart BIL.
Isc : Kemampuan CB untuk
menahan arus short
circuit.
In : Arus nominal CB
f : Frekuensi CB
P SF6 : Tekanan SF6
b. Nameplate CT

Keterangan
50/5 : CT ini dapat
menurunkan arus dari 50
A menjadi 5A
50 Hz : Frekuensi CT
Terminal 2S1 dan 2S2 : Untuk Proteksi
Terminal 1S1 dan 1S2 : Untuk Metering
c. Nameplate Fuse

Keterangan
Merk : Merlin Gerin
Solefuse
In : Arus nominal 6,3 A
Un : Tegangan Kerja 12/24 kV
IEC 282-1 : Sesuai standart IEC
282-1 yang mengatur tentang “high
voltage fuse-links”
IEC 787 : Sesuai Standart IEC
787 yang mengatur tentang
“Application guide for the selection of
fuse-links of high-voltage fuse-links
for transformer circuit applications”

d. Nameplate Kubikel Incoming

Keterangan
INCOMING : Kubikel sisi incoming
Un : Tegangan kerja
Uw : Impuls withshand
voltage (Tegangan
Impuls)
Ith : Arus thermal pengenal
In : Arus nominal kubikel
50/60Hz : Frekuensi
e. Nameplate Kubikel Metering

Keterangan
METERING : Kubikel sisi metering
Un : Tegangan kerja
Uw : Impuls withshand
voltage (Tegangan
Impuls)
Ith : Arus thermal pengenal
In : Arus nominal kubikel
50/60Hz : Frekuensi

f. Nameplate Kubikel Outgoing


Keterangan
OUTGOING : Kubikel sisi outgoing
Type DM1-A : DM1-A adalah isolasi
tunggal Unit sirkuit
pemutus (CB) dengan
pemutus tetap,biasanya
digunakan pada incoming
dan Outgoing.
Un : Tegangan kerja
Uw : Impuls withshand
voltage (Tegangan
Impuls)
Ith : Arus thermal pengenal
In : Arus nominal kubikel
50/60Hz : Frekuensi
Setting Relay
Proteksi

VIII. KESIMPULAN

Dalam menghidupkan kubikel maka pastikan ES (Grounding) dalam posisi OFF (0),
kemudian On kan DS (Posisi 1), Lalu ON kan LBS (Posisi 1) dan ON kan CB (Posisi 1).
Untuk mematikan, maka lepas CB atau OFF kan CB (Posisi 0), Lalu OFF kan LBS dan lanjut
meng-offkan DS (Posisi 0). Dan yang terakhir adalah meng-ON kan ES/Grounding (Posisi
1). Apabila Grounding sudah dalam posisi ON maka agar lebih aman lepas CO (Cut Out)
dan grounding sistem semuanya.
Dalam pengukuran tahanan isolasi CB dan Busbar didapatkan hasil 400 GΩ = 40.000
MΩ, menandakan bahwa isolasi alat sangat baik karena standart minimal tahanan isolasi
untuk kubikel 20 KV adalah 25 MΩ.
Dalam pengujian setting relay GFR dengan cara memisalkan gangguan yang berasal
dari inject current. Setting awal relay GFR adalah 0,4 A. Ketika di inject current 0,8 A ,
Circuit Breaker Trip. Karena Circuit Breaker Trip menandakan GFR bekerja atau mampu
memerintahkan CB untuk Trip. Sehingga pada percobaan ini dapat dibuktikan bahwa GFR
masih kondisi baik atau normal. Selain itu hal ini membuktikan bahwa arus hubung singkat
dapat menyebabkan ketidak seimbangan arus pada tiap fasa dan menyebabkan GFR bekerja
untuk men-tripkan CB.
Pada pengukuran tahanan isolasi maupun inject current diharuskan operator memakai
perlengkapan K3, minimal sarung tangan safety dan sepatu safety. Hal ini dilakukan demi
keselamatan dan keamanan, karena tegangan alat ukur mencapai 10.000 V dan dapat
menyebabkan tegangan sentuh karena ujung alat ukur berbahan konduktor.

Anda mungkin juga menyukai