BAB II
GARDU DISTRIBUSI
Gardu distribusi merupakan salah satu Komponen dari suatu sistem distribusi
mendistribusikan tenaga listrik pada konsumen atau pelanggan, baik itu pelanggan
Gardu Distribusi tegangan Listrik yang Paling di kenal adalah sebuah bangunan
Gardu Listrik yang berisi atau terdiri dari instalasi Perlengkapan Hubung Bagi
Bagi Tegangan Rendah (PHB-TR) Untuk memasok kebutuhan tenaga listrik bagi para
pelanggan baik dengan tegangan menengah (TM 20 KV) maupun Tegangan rendah (TR
rendah.
berfungsi untuk menurunkan tegangan listrik dari jaringan distribusi tegangan tinggi
menjadi tegangan terpakai pada jaringan distribusi tegangan rendah (step down
transformator); misalkan tegangan 20 KV menjadi tegangan 380 volt atau 220 volt.
transformator), hanya digunakan pada pusat pembangkit tenaga listrik agar tegangan
yang didistribusikan pada suatu jaringan panjang (long line) tidak mengalami
penurunan tegangan (voltage drop) yang berarti; yaitu tidak melebihi ketentuan voltage
B. JENIS-JENIS GARDU
Secara Garis Besar Gardu Distribusi Menurut Konrtuksi Pembuatanya Ada 3 Jenis :
dan Peralatan Proteksi terangkai di dalam sebuah bangunan sipil yang di rancang di
bangun dan di fungsikan dengan kontruksi pasangan Batu Dan Beton. Kontuksi
Bangunan Gardu ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan terbaik bagi sistem
keamanan Ketenagalistrikan.
Cara mudah membedakanya yaiu Gardu ini lebih cendrung seperti bangunan sipil
Gambar 9. Beton/tembok
25
Keterangan:
8. Transformator
Spesifikasi Gardu Tembok atau Gardu Beton pada Standar Kontruksi Tata
fungsikan dengan kontruksi pasangan Batu Dan Beton. Kontuksi Bangunan Gardu
26
Ketenagalistrikan.
Dalam hal ini pada sisi bangunan Gardu tentunya memiliki Standar Kontruksi,
khususnya pada Tata Letak atau Lay-Out, yang tentunya juga bertujuan
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka ukuran Tataletak serta dimensi Gardu beton
disamping menikuti ketersediaan lahan yang ada, juga harus memenuhi ketentuan
12. Ventilasi harus bersirip mirinh pada setiap 10 cm bertujuan untuk mencegah
masuknya air dan binatang kedalam bangunan gardu.
13. Ketinggian muka lantai minimal 30 cm daridari muka air tertinggi yang
mungkin terjadi.
Ketentuan tersebut di atas sebagian tidak berlaku untuk gardu Kios dan gardu
Kompak.
a. Instalasi Hubung 20 kV
Instalasi hubung yang terpasang harus sesuai dengan kebutuhan rangkaian yang di
gardu distribusi tersebut, Sebagai peralatan proteksi dan switching gardu distribusi
28
yang di catu dari loop system Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM) lazimya
1. LBS-LBS-TP.
2. LBD-TP.
3. LBS-LBS-PMT-SP.
4. TP-LBS-LBS-PMT-SP
bisa berupa :
1. Kabel Tray harus terbuat dari bahan anti korosif galvanis untuk tiap tiap 3
meter lajur kabel.
2. Kelem kabel untuk memperkuat dudukan kabel pada ikatan statis atau Kabel
trai terbuat dari kayu (Suport Cable).
3. U-bolt Clamp.
4. Spice Plate (Plate Bar)
5. Collar (penjepit kabel) pada rak TM/TR yang terbuat dari kayu.
6. Dyna Bolt ukuran 10 mm2, panjang 60 cm, 120 cm.
7. Insulating Bolt, baut dilapisi Nilon, makrolon.
8. Insulating Slim, bahan bakelit, Nilon, Makrolon.
9. Terminal Hubung, plat di bawah sel TM.
10. Clamppping Connector, 9mm, 13 mm, 17 mm.
11. Angle Clamp Connector
12. Connecting Blok taerbuat dari tembaga.
13. Straight Clam Connector.
Dari semua penjelasan yang di uraikan di atas, semuanya merupakan Depinisi dan
2. Gardu Tiang.
Gardu Trafo Tiang (GTT) adalah merupakan salah satu komponen instalasi
tenaga listrik yang terpasang di jaringan distribusi. Berfungsi sebagai trafo daya
tersebut cukup mahal bila dibandingkan dengan peralatan distribusi lainnya, maka
yang jelas untuk setiap komponen GTT dan ditangani oleh tenaga yang terampil
dengan peralatan yang memadai agar pemeliharaan tersebut berjalan dengan efektif.
a. Gardu Portal
bagian atas dan Papan Hubung Bagi Tegangan di bagian bawah untuk
Gardu portal adalah gardu listrik tipe terbuka (outdoor) yang memakai
2. Arrester lighting
6. Sistem Pentanahan
Keterangan :
1. Arrester.
2. Proteksi cut out fused
3. Trafo Distribusi
4. Sakelar beban tegangan rendah
5. PHB tegangan rendah
6. Sirkit keluar dilengkapi pengaman lebur (NH. Fuse)
Lemari PHB TR dipasang minimal 1,2 meter diatas permukaan tanah atau
1,5 meter pada daerah yang sering terkena banjir. Pada beberapa tempat gardu
portal juga dipasang trafo arus untuk pengukuran alat ukur pelanggan-pelanggan
tegangan rendah.
32
Untuk Komponen Utama Gardu Portal Disini Saya akan Membagi menja dua bagian
besar, yang pada umumnya selalu di gunakan pada gardu portal, sehingga dapat
1. Lightning Arrester ( LA )
tegangan lebih akibat sambar Petir, khususnya pada gardu pasangan luar.
Berfungsi sebagai alat pelindung Trafo dari Arus hubungan Singkat dan
pemeliharaan. Proteksi pada FCO ini dipasang dalam bentuk Fuse Link
33
terpasang.
Jaringan SUTM, Lightning Arrester (LA), dan Fused Cut Out (FCO) ke
Trafo Distribusi.
4. Tiang.
Tiang yang dipergunakan untuk Gardu distribusi jenis ini bisa berupa Tiang
5. Trafo Distribusi .
oleh pelanggan. Trafo yang di pergunakan mulai dari 50 kVa - 400 kVa
6. Rangka Gardu.
Tiang. Rangka Gardu ini biasanya sudah berupa satu Set lengkap.
7. Pipa Jurusan.
Berfungsi untuk menempatkan kabel naik atau kabel jurusan dari PHB-TR
Beberapa komponen Utama yang di set dalam Perangkat Hubung Bagi Tegangan
1. Saklar Utama.
2. Rel Tembaga atau Rel Jurusan
3. NH-Fuse jurusan.
4. Kabel Naik atau Kabel Jurusan (bisa berupa NYY atau NYFGBY)
dengan ukuran sesuai dengan kebutuhan.
5. Kabel Turun (Kabel penghubung dari Trafo ke PHB-TR) dengan ukuran
disesuaikan dengan kebutuhan dan Trafo Distribusi yang terpasang.
b. Gardu Cantol
Gardu Cantol atau Gardu Distribusi Tipe Cantol merupakan salah satu dari
dua Jenis Kontruksi Gardu Tiang. Yaitu Tipe Gardu Distribusi Tenaga Listrik
(PHBTR) di cantolkan atau dipasang langsung pada satu tiang yang memiliki
Pada dasarnya Sistem Proteksi dan komponen gardu cantol hampir sama
dengan gardu portal, perbedaan yang tampak cuma dari jenis PHB-TR, jumlah
1. Tiang.
Tiang yang dipergunakan untuk Gardu distribusi jenis ini bisa berupa Tiang Beton
maupun Tiang Besi, yang memiliki kekuatan kerja sekurang kurangnya 500 dAn
tegangan lebih akibat Surja Petir, khususnya pada gardu pasangan luar.
Berfungsi sebagai alat pelindung Trafo dari Arus hubungan Singkat dan
Proteksi pada FCO ini dipasang dalam bentuk Fuse Link yang dapat disesuaikan
Jaringan SUTM, Lightning Arrester (LA), dan Fused Cut Out (FCO) ke Trafo
Distribusi.
6. Trafo Distribusi
Sisi Tegangan Menengah (SUTM) menjadi tegangan yang siap di pakai oleh
pelanggan. Trafo yang di pergunakan mulai dari 50 kVa - 160 kVa sesuai dengan
7. DudukanTrafo.
Komponen utama bagian bawah dari gardu cantol yang terdapat dalan PHB-
TR :
1. NH-Fuse.
Berfungsi untuk mengamankan Trafo Distribusi dari arus lebih yang
disebabkan karna hubungan singkat pada jaringan tegangan rendah (SUTR)
maupun karna Beban lebih.
2. Rel Tembaga atau Rel Jurusan.
Berfungsi untuk menghubungkan tegangan dari beberapa komponen pada
PHB-TR.
3. Kwh MTD.
Berfungsi untuk menghitung pemakaian beban Gardu.
4. Saklar Utama.
5. Kabel Turun
(Kabel penghubung dari Trafo ke PHB-TR) Bisa berupa NYY atau
NYFGBY dengan ukuran disesuaikan dengan kebutuhan dan Trafo Distribusi
yang terpasang.
38
Beton atau Gardu tembok. Karena Sifatnya Mobilitas, maka kapasitas Transformator
yang terpasang terbatas yakni maksimum 400 Kva. Ada beberapa jenis Gardu Kios
ini, seperti Gardu Kios Kompak, Gardu Kios Modular dan Gardu Kios
Bertingkat.
4. Gardu Mobil.
(diletakkan diatas mobil), sehingga bisa dipindah-pindah sesuai dengan tempat yang
membutuhkan. Oleh karenanya gardu mobil ini pada umumnya untuk pemakaian
sementara (darurat), yaitu untuk mengatasi kebutuhan daya yang sifatnya temporer.
Secara umum ada dua jenis gardu mobil, yaitu pertama gardu mobil jenis pasangan
dalam (mobil boks) dimana semua peralatan gardu berada di dalam bangunan besi
yang mirip dengan gardu besi. Kedua, gardu mobil jenis pasangan luar, yaitu gardu
yang berada diatas mobil trailer, sehingga bentuk fisiknya lebih panjang dan semua
Gambar 21. Memperlihatkan sebuah gardu distribusi berupa gardu mobil pasangan
Gardu distribusi jenis trailer ini umumnya berkapasitas lebih besar daripada
yang jenis mobil. Hal ini bias dilihat dari konstruksi peralatan penghubung yang
digunakan. Pada setiap gardu distribusi umumnya terdiri dari empat ruang (bagian)
tegangan tinggi, bagian trafo distribusi dan bagian panel sisi tegangan rendah.
Keterangan gambar:
1. Saklar pemisah 6. Pengubah tap 11. Saklar Pemisah
2. Penyalur Petir 7. Pemutus 12. Poros berganda
40
Komponen utama gardu portal dibagi menjadi dua bagian besar yang di gunakan
pada gardu portal, sehingga dapat mempermudah mengenali atau mengetahui macam
dan fungsinya.
listrik di gardu dari tegangan lebih akibat terjadinya sambaran petir (lightning
surge) pada kawat transmisi, maupun disebabkan oleh surya hubung (switching
surge). Dalam keadaan normal (tidak terjadi gangguan) LA bersifat isolatif atau
tidak bisa menyalurkan arus listrik. Dan sebaliknya apabila terjadi gangguan LA
Cara kerja arrester yang dipasang pada gardu induk dalam sebuah sistem
adalah sama, dimana prinsip kerja arrester akan membuang kelebihan tegangan
isolator listrik. Prinsip kerja arrester katup atau cara kerja lightning arrester dapat
listrik, tegangan listrik akan melonjak besar.Hal ini membuat dua logam pada
arrester akan bekerja saling terhubung dan menyalurkan arus listrik (sebagai
konduktor). Namun fungsi konduktor ini tidak akan mengenai sistem kelistrikan
yang ada karena salah satu kutub itu akan meneruskan ke tempat pembumian.
Pembuatan tempat pembumian harus bagus dengan nilai tahanan yang kecil
kejut atau surge tidak akan merusak peralatan listrik, dan dengan tanpa
Berfungsi sebagai alat pelindung Trafo dari Arus hubungan Singkat dan
Proteksi pada FCO ini dipasang dalam bentuk Fuse Link yang dapat disesuaikan
Prinsip kerjanya adalah ketika terjadi gangguan arus maka fuse pada cut
out akan putus, seperti yang ada pada SPLN 64 tabung ini akan lepas dari
pegangan atas, dan menggantung di udara, sehingga tidak ada arus yang mengalir
ke sistem.
sehingga dapat memisahkan antara bagian yang sehat dan yang terganggu.
Sedangkan fuse link itu sendiri adalah elemen inti dari FCO yang terletak di
dalam fuse holder dan mempunyai titik lebur tertentu. Jika beban jaringan
sesudah FCO menyentuh titik lebur tersebut, maka fuse link akan meleleh dan
trafo distribusi dari arus lebih akibat hubung singkat,dan juga diletakkan pada
terbatas pada penyaluran daya yang kecil, serta tidak dilengkapi dengan alat
peredam busur api yang timbul pada saat terjadi gangguan hubung singkat.
khususnya, FCO ini berfungsi sebagai alat pelindung Trafo dari Arus hubungan
Singkat dan sebagai alat untuk membebeskan sumber tegangan jika dilakukan
43
pemeliharaan. Proteksi pada FCO ini dipasang dalam bentuk Fuse Link yang
dari Jaringan SUTM, Lightning Arrester (LA), dan Fused Cut Out (FCO) ke
Trafo Distribusi.
4. Tiang.
Tiang yang dipergunakan untuk Gardu distribusi jenis ini bisa berupa
Tiang Beton maupun Tiang Besi, yang memiliki kekuatan kerja sekurang
5. Trafo Distribusi.
Sisi Tegangan Menengah (SUTM) menjadi tegangan yang siap di pakai oleh
pelanggan. Trafo yang di pergunakan mulai dari 50 kVa - 400 kVa sesuai dengan
beban akan menyebabkan efisiensi menjadi kecil, begitu juga penempatan lokasi
Trafo Distribusi yang tidak cocok mempengaruhi drop tegangan ujung pada
merubah tegangan tinggi ke rendah atau sebaliknya dalam frekuensi sama. Trafo
maksimal (kerja terus menerus tanpa henti). Agar dapat berfungsi dengan baik,
makan trafo harus dipelihara dan dirawat dengan baik menggunakan sistem dan
500/150 kV dan 150/70 kV biasa disebut trafo Interbus Transformator (IBT) dan
kebutuhan untuk sistem pengamanan atau proteksi. Sebagai contoh trafo 150/20
ditanahkan dengan tahanan rendah atau tahanan tinggi atau langsung di sisi netral
20 kV.
45
6. Rangka Gardu.
Berfungsi untuk menempatkan Trafo distribusi dan komponen lainya pada Tiang.
7. Pipa Jurusan.
Berfungsi untuk menempatkan kabel naik atau kabel jurusan dari PHB-
1. Saklar Utama.
3. NH-Fuse jurusan.
4. Kabel Naik atau Kabel Jurusan (bisa berupa NYY atau NYFGBY) dengan
1. Jenis Tiang
Pada umumnya tiang listrik yang sekarang digunakan pada SUTR terbuat
dari beton bertulang dan tiang besi. Tiang kayu sudah jarang digunakan karena daya
tiang besi jarang digunakan karena harganya relative mahal dibanding tiang beton,
tiang pemikul dan tiang tarik. Tiang pemikul berfungsi untuk memikul
konduktor dan isolator, sedang tiang tarik fungsinya untuk menarik konduktor.
sudut tarikan konduktor nya. Bahan baku pembuatan tiang beton untuk
Tiang beton untuk saluran tegangan menengah dan tegangan rendah dipilih
jaringan tegangan menengah maka jarak gawang (Span) harus di jaga agar tidak
panjang tiang. Pada gambar tersebut diperlihatkan bahwa panjang tiang minimum
untuk tegangan menengah 11 meter (9,2 meter diatas tanah) dan untuk tegangan
Dari tabel diatas disebutkan bahwa tiang 9 meter type 200 daN
dapat digunakan sampai jarak tiang 60 meter, sedang tiang 9 meter type 100 daN
dapat digunakan terbatas sampai jarak tiang 40 meter, bahkan lebih pendek dengan
pengurangan beban kawat, karena batas ketahanan momen hampir nol pada pada
jarak (span) 40 meter, bila Batas minimum penggunaan tiang beton Pada jaring
ketahanan sebesar 724 kgm. Hal ini dapat di rinci sebagai berikut:
a) Momen pembengkok oleh tekanan angin pada konduktor = 522 kgm untuk
jarak tiang 40 meter.
b) Momen pembengkok oleh tekanan angin pada tiang = 214 kgm A + B = 736
kgm ÷ 724 kgm.
Untuk menentukan jumlah (kebutuhan) dan jenis tiang pada suatu lokasi,
diperlukan data survai jaringan yang akan dipasang. Dari gambar situasi jaringan
dapat ditentukan jenis dan perlengkapan tiang untuk lokasi tersebut, yaitu jumlah
ukuran 9 meter.
Telah diuraikan diatas, jarak antar tiang ditetapkan sebesar 40-60 meter,
namun jarak tersebut masih perlu disesuaikan dengan kondisi lokasi (masih bisa
digeser). Dari gambar situasi jaringan dapat ditentukan jenis dan perlengkapan yang
diperlukan (Material Distribusi Utama) untuk lokasi tersebut, yaitu jumlah tiang
beton, konduktor, Kabel tanah dan Udara, serta isolator dan perlengkapannya.
nya mempersiapkan peralatan minimal yang diperlukan (yang harus disediakan oleh
5. Mendirikan/menanam Tiang
Bagian tiang yang harus ditanam di bawah permukaan tanah adalah 1/6 dari
panjang tiang. Jadi kedalaman lubang tergantung panjang/tinggi tiang yang akan
dipasang. Pada tanah yang lembek bagian bawah tiang harus di pasang bantalan
(beton blok) agar bagian tiang yang tertanam dalam tanah tetap 1/6 panjang tiang.
Untuk panjang tiang 13 meter bagian yang berada diatas tanah adalah 10,2
meter, untuk panjang tiang 11 meter bagian yang berada diatas tanah adalah
9,2 meter, dan untuk panjang tiang 9 meter bagian yang berada diatas tanah adalah
7,5 meter.
jumlah tiang yang diperlukan dan ditentukan pula letak dimana tiang akan
dengan dua cara; pertama secara manual (konvensional), yaitu menggunakan derek-
terutama pada lokasi-lokasi penanaman tiang yang sulit dijangkau dengan mobil
derek. Pada tiang tegangan rendah (9 meter) hal ini sangat mungkin terjadi.
yang lembek pada pangkal tiang perlu dipasang pondasi atau diberi bantalan.
Kedua, mendirikan tiang dengan alat pengangkat lebih cepat dan praktis, tidak
Saluran Tegangan Rendah terdiri dari 3(tiga) macam, yaitu Saluran Udara
Tegangan Rendah (SUTR), Saluran Kabel Udara Tegangan rendah (SKUTR),
dan Saluran Kabel Tanah Tegangan Rendah.
Saluran udara tegangan rendah dalah bagian hilir dari sistem tenaga listrik
pada tegangan distribusi di bawah 1000 Volt, yang langsung memasok kebutuhan
listrik tegangan rendah ke konsumen. Di Indonesia, tegangan operasi SUTR saat ini
adalah 220/ 380 Volt. Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR) dengan LVTC
(Low Voltage Twistad Cable), saat ini sudah dikembangkan, hal ini
Pemakaian guy set pada SUTR digunakan type ringan, pada stay set SUTR ini
tidak mempergunakan guy insulator. Spesifikasi material guy set sesuai dengan gambar
a) Ultimate load : 17 kN
b) Penampang : 22 mm2
54
c) Material : baja
Dalam pemasangan Saluran Udara, konduktor harus ditarik tidak terlalu kencang
dan juga tidak boleh terlalu kendor, agar konduktor tidak menderita kerusakan mekanis
maupun kelelahan akibat tarikan dan ayunan, dilain pihak dicapai penghematan
sambil menggelar kabel dari haspel terlebih dahulu dipasang perlengkapan bantu (klem
bagian yang diikat pada pemegang di tiang adalah penghantar Nol, baik untuk dua kabel
(sistem satu fasa) maupun empat kabel (sistem tiga fasa). Penarikan kabel dimulai dari
salah satu tiang ujung, kemudian ditarik dengan alat penegang (hand tracker. Setelah
tarikan dianggap cukup kuat, maka pada setiap tiang kabel Nol diikat dengan pemegang
a) Tarikan all alumunium aloy conductor (AAAC) yang diijinkan maksimum 30%
dari tegangan putus (Ultimate tensile strength).
b) Tarikan Twisted cable yang diijinkan maksimum 35% dari tegangan putus dari
kawat penggantung.
c) Andongan yang terjadi pada SUTR dengan jarak gawang 35-50 meter, tidak boleh
lebih dari 1 meter.
55
lintasan yang akan dilewati saluran kabel, misalnya pada saat kabel udara melintasi
jalan umum, kabel udara yang dipasang di bawah pekerjaan konstruksi, kabel udara
melintasi sungai, dan lintasan- lintasan lain yang perlu perhatian sehubungan dengan
keamanan kabel dan keselamatan mereka yang berada di sekitar kabel tersebut. Berikut
ini adalah beberapa contoh bentuk saluran kabel udara yang melewati lokasi tersebut,
dan ukuran-ukuran jarak aman terhadap lingkungan yang tercantum dapat digunakan
kontruksi tiang penegang saluran udara tegangan rendah (LVTC) sesuai dengan
keperluan dimana tiang akan dipasang. Pada masing-masing gambar disertakan daftar
Keterangan :
Keterangan :
1. Tension Bracket
2. Strain Clamp
3. Stainless Steel Strip 0,75
Meter
4. Stopping Buckle
5. Plastic Strap
6. Line tap Connector 70-25/70-
25
LVTC ( Low Voltage Twisted Cable). Jenis kabel ini direntangkan di antara tiang
penyangga. Bagian utama adalah tiang, kabel dan suspension Clamp Bracket, yang
berfungsi untuk menahan kabel pada tiang. Kabel jenis ini sekarang banyak
digunakan dalam pemasangan JTR baru karena dianggap kontruksi jenis ini lebih
handal.
a) Untuk melaksanakan koneksi kabel pada suatu gardu kontrol dimana jumlah
kabel mencapai ratusan jalur, maka pengupasan kabel dengan pisau akan
memerlukan waktu sangat lama, karena itu harus memakai tang pengupas
kabel.
pekerjaan yang sangat besar, maka penggalian saluran kabel dengan memakai
58
alat konvensional seperti cangkul, sekop atau linggis saja, hasilnya sangat
tidak efisien. Untuk menanggulangi hal ini maka penggalian harus memakai
Watt membutuhkan bantuan mobil derek dan mobil trailer dengan daya
dipesan dari luar negeri dan memerlukan waktu yang cukup lama, apabila alat
harus memadai benar-benar terlatih. Untuk pemakaian alat kerja khusus, dimana
diperlukan ketelitian dan rumit, misal : mencari lokasi gangguan kabel tanah
dilatih terlebih dahulu mengenai cara pemakaian alat tersebut. Hal penting yang
harus diperhatikan, alat kerja di lapangan harus dikelola dengan baik, terutama
pada proyek-proyek besar, dimana alat kerja harus dikelola oleh pengelola
material (Material Controller) dan pengatur alat kerja (Tool Kipp) mulai dari
Alat Ukur dan Tes, Alat Pengaman, dan Alat Bantu. Untuk mempermudah
pengelompokan/pemilahan alat kerja suatu proyek, berikut ini diberikan nama dan
59
gambar peralatan untuk berbagai pekerjaan. Suatu proyek besar memerlukan alat
kerja khusus yang tidak terdapat di lokasi. Oleh karena itu pengadaan alat tersebut
b. Jenis Tanah
Jenis tanah menurut PUIL 2000 dibagai atas :
1) Tanah rawa,
2) Tanah liat dan tanah ladang,
3) Pasir basah,
4) Krikil basah,
5) Pasir dan kerikil kering,
6) Tanah berbatu.
c. Tahanan pembumian
Tahanan pembumian dari elektrode bumi, tergantung pada jenis tanah dan
dilalui arus dan antara bagian-bagian ini dengan bumi sampai pada
operasi normal.
tanah terjadi. Jadi bila arus hubung singkat ke tanah itu dipaksanakan
pengaruh-pengaruh yang kurang sehat atau yang bisa melukai badan. Megingat
karakter lokasi proyek konstruksi yang pada umumnya mencerminkan kondisi yang
keras maka selayakya pakaian kerja yang digunakan juga tidak sama dengan pakaian
61
yang dikenakan oleh karyawan yang bekerja di kantor. Perusahaan yang mengerti
betul masalah ini umumnya menyediakan sebanyak 3 pasang dalam setiap tahunnya.
a. Pakaian Kerja
melekukan aktivitas bekerja yang di sesuaikan dengan potensi resiko bahaya dalam
kaitannya untuk menjaga kesehatan dan keselamatan kerja baik pada pekerja itu
sendiri maupun orang sekitarnya disebut juga dengan Alat Pelindung Diri (APD).
Penggunaan APD tersebut telah diatur oleh pemerintah melalui peraturan mentri
Tenaga Kerja. Beberapa alat alat pelindung diri yang di maksudkan dapat dilihat di
bawah ini :
Alat pelindung ini digunakan untuk menghindari terjadinya benturan pada saat
Berfungsi sebagai alat pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun
berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk melindungi kaki dari benda
Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau
situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung tangan di
e. Masker (Respirator)
Berfungsi sebagai pelindung hidung dan penyaring udara yang dihirup saat
bekerja di tempat yang memiliki kualitas udara buruk (misal berdebu, beracun, dsb).
diri berupa tali pengaman (safety harness). Alat pelindung diri ini digunakan jika
bekerja pada ketinggian lebih dari 1.8 meter. Hal ini akan melindungi pekerja agar
Guna melindungi telinga dari sumber suara yang cukup tinggi diperlukan
penutup telinga. Hal ini dimaksudkan karena telinga tidak mampu menahan suara
Berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena tertimpa benda
menggunakan pelindung mata dari percikan api ataupun serpihan dari besi yang
Berfungsi untuk melindungi kepala dari benda yang berpotensi mengenai kepala
Berfungsi sebagai pelindung wajah dari percikan benda asing saat bekerja (misal
pekerjaan menggerinda).