Anda di halaman 1dari 8

MANUVER JARINGAN

Untuk memenuhi tugas On the Job Trainning D1

OLEH : ARLIANSAH
NIM : TL-00303

PT PLN (PERSERO) WILAYAH KSKT


CABANG BARABAI
RANTING DAHA
2009
MANUVER JARINGAN DISTRIBUSI

PENDAHULUAN
Sekarang ini kebutuhan listrik oleh masyarakat semakin meningkat, sehingga dalam
penyalurannya harus diperhatikan, terutama untuk masalah keandalan.Tetapi dalam
penyalurannya sering terjadi gangguan sehingga mengakibatkan pemadaman. Selain karena
gangguan baik itu hubung singkat, kawat putus, rusaknya peralatan, dan gangguan sistem
lainnya, juga diakibatkan oleh adanya pekerjaan jaringan. Oleh karena itu untuk
mengisolir/memperkecil daerah yang padam maka dilakukanlah serangkaian kegiatn yang
dinamakan manuver jaringan. Manuver jaringan dimaksudkan untuk meningkatkan keandalan
sistem dalam penyaluran energi listrik. Berikut ini adalah pembahasan tentang manuver
jaringan.

PEMBAHASAN
Manuver jaringan, atau dengan istilah yang lebih lazim disebut sebagai manipulasi
jaringan merupakan serangkaian kegiatan membuat modifikasi terhadap operasi normal dari
jaringan akibat adanya gangguan atau pekerjaan jaringan sedemikian rupa untuk
mengurangi/menperkecil daerah padam sehingga tetap tercapai kondisi penyaluran yang
maksimum.

Manuver jaringan meliputi pekerjaan-pekerjaan :


 Menghubungkan bagian-bagian jaringan yang terpisah menurut keadaan operasi
normalnya, baik dalam keadaan bertegangan atau tidak.
 Memisahkan jaringan menjadi bagian-bagian jaringan yang semula terhubung menurut
keadaan operasi normalnya, baik dalam keadaan bertegangan atau tidak.

Optimalisasi atas keberhasilan manuver dari segi teknis ditentukan oleh konfigurasi
jaringan dan peralatan manuver yang tersedia di sepanjang jaringan. Peralatan jaringan yang
dimaksud adalah peralatan-hubung yang terdiri dari berbagai macam yaitu :
1. Peralatan Manuver pada pada jaringan sistem Radial SUTM
Manuver merupakan pekerjaan menutup ( memasukkan ) atau membuka (melepas) peralatan-
peralatan penghubung / pemisah seperti :
 Pole Top Switch ( PTS )
Dioperasikan secara lokal, untuk membuka setelah jaringan bebas dari beban / tegangan
sedang untuk memasukkan kembali diusahakan beban di sisi hilirnya tidak terlalu besar.
 Fuse Cut-Out ( FCO ) atau Cut- Out ( CO )
Dioperasikan sama dengan PTS
 Pole Top – Load Break Switch ( PT – LBS )
Dioperasikan secara lokal, maupun jarak jauh bila dilengkapi peralatan control jarak jauh.
Untuk membuka dan menutup kembali sirkit dapat dilakukan dalam keadaan berbeban.
 Sectionalizer
Akan membuka secara otomatis bila jaringan di sisi hilirnya mengalami gangguan hubung
singkat, setelah melalui beberapa kali PMT disisi hulunya trip. Untuk memasukkan kembali
dilakukan secara manual di lokasi.
 Recloser
Berupa PMT yang dilengkapi dengan peralatan proteksi arus lebih dan penutup-balik ,. Bila
ada gangguan pada sisi hilirnya akan membuka secara otomatis dan akan melakukan
penutupan-balik sampai beberapa kali tergantung penyetelannya atau membuka secara
permanent. Penormalan kembali dilakukan secara manual di lokasi.
 Automatic Vacum Switch ( AVS )
Pengoperasiannya hampir sama dengan Sectionalizer, perbedaannya hanya pada peraltan
deteksi yang menyebabkan terbukanya alat-hubungnya, yaitu berdasarkan tegangan.

2. Peralatan Manuver pada pada jaringan sistem Lingkar / loop SUTM


Peralatan manuver terletak pada ujung-ujung jaringan yang dapat dioperasikan lingkar,
berupa PTS atau PT-LBS.

3. Peralatan Manuver pada pada jaringan sistem Spindel SKTM


Peralatan manuver berupa LBS atau PMT yang berada pada Gardu- Hubung, Gardu-
Tengah atau Gardu Distribusi.
Dioperasikan secara manual di lokasi atau secara jarak jauh bila dilengkapi dfengan
peraltan kontrol jarak jauh.
Secara umum peralatan yang berhubungan dengan manuver yaitu :
a. Pemisah/ PMS ( Disconnecting Switch Isolating Switch )
Suatu alat untuk memisahkan atau menghubungkan instalasi atau peralatan listrik dari
tegangan. Digunakan sebagai saklar pengaman dan dilarang untuk digunakan memutus arus.
Peralatan ini tidak memiliki kemampuan memutus atau menutup jaringan. Bila ada
kemampuan ini sangat kecil. Perlu diketahui kemampuan memutus dan kemampuan menutup
merupakan dua hal yang berbeda, misalnya sebuah pemutus beban dengan kemampuan
membuka hanya 200 A ( Arus Nominal ), tetapi memiliki kemampuan menutup 10.000 A
( Arus Hubung Singkat ).

Jenis-jenis Pemisah :
 Menurut pemasangannya : pemisah pasangan gardu ( sub station mouting ), pemisah
tiang ( pole switch ).
 Menurut kemampuan pemutusnya : pemisah bisa ( tidak mempunyai kemampuan
pemutus apalagi penutupan ), pemisah beban ( diperkuat dengan kemampuan memutus
beban jadi hampir seperti pemutus beban, misalnya pole top switch untuk saluran-
saluran udara ).
 Menurut kemampuan pemutusnya dijaringan : pemisah rel, pemisah kabel, pemisah
seksi rel ( kopel ), pemisah tanah, pemisah saluran udara.
Cara pengoperasian pemisah yaitu dengan menarik keluar atau mendorong masuk
pisau atau batang pemisah melalui lubang yang tersedia dengan tongkat operasi ( schakel
stock). Karena sifatnya yang tidak memiliki kemampuan memutus beban, pemisah hanya
berfungsi sebagai pemisah tegangan.

b. Pemutus Beban/ PMB ( load break switch )


Jenis-jenis pemutus beban biasanya tergantung kepada pengguna bahan dan cara
pemadaman busur api yang timbul pada waktu pembukaan kontak pemutus ( misalnya
pemutus minyak, magnetis, tekanan udara dan lain-lain ).
Kemampuan dalam memutus biasanya disesuaikan dengan rating arus nominal saluran
dimana ia ditempatkan, tetapi ia harus mampu melakukan tugas penutupan dengan arus sangat
besar ( arus hubung singkat ) tanpa mengalami kerusakan (cacat ).
Jenis-jenis pemutus beban :
 Menurut cara kerjanya : pemutus beban otomatis, pemutus beban manual.
 Menurut pemasangannya : pasangan gardu, pasangan luar.
 Menurut penempatannya di jaring : pemutus beban untuk trapo distribusi ( biasanya
dilengkapi juga dengan sekering sebagai pengaman trapo ), pemutus beban untuk
jaringan ( beberapa gardu ).
Cara pengoperasiannya pemutus beban tidak sama dengan pemisah, biasanya melalui
suatu peralatan penggerak mekanis yang mempunyai tenaga porsi pegas. Operator harus
memutar poros engkol terlebih dahulu, baru kemudian mengeksekusi pemasukan atau
pengeluaran pemutus beban. Dengan demikian kecepatan pemutus maupun pemasukan yang
diperlukan ditentukan secara mekanis.

c. Pemutus Tenaga /PMT( circuit breaker )


Pemutus tenaga harus memiliki kemampuan pembukaan atau penutupan yang besar,
yaitu kemampuan pada keadaan abnormal ( pembukaan dan penutupan pada keadaan hubung
singkat). PMT dilengkapi dengan :kecepatan waktu membuka dan menutup, pemadam busur
api dengan gas SF6, atau dengan minyak, atau dengan udara hembus / udara vacuum
Seperti halnya pemutus beban, pemutus tenaga juga memiliki karakteristik pembukaan
pada penutupan cepat yang dapat diatur secara manual. Perbedaannya adalah bahwa pemutus
tenaga selain itu dapat bekerja dengan relay proteksi maupun
relay reclosing. Pemutus tenaga umumnya terpasang secara seri dengan pemisah (didepan dan
dibelakang ) antara lain berfungsi untuk memisahkan bagian yang beroperasi normal atau
tidak, dan juga untuk keperluan-keperluan pemeliharaan dan inspeksi.
Penempatan pemutus tenaga harus didahului dengan perhitungan hubung singkat
maksimum guna untuk menempatkan kapasitas dan rating pemutusnya. Pemutus tenaga
tersebut harus memiliki kumparan penutupan dan pembukaan sekurang-kurangnya sama
dengan daya hubung singkat ditempat tersebut.

Definisi Keadaan Jaringan :


 Terbuka adalah tidak terhubung antara kedua sisi kontak pemisah atau pemutus.
Kedaan terbuka sering disebut juga sebagai ” keluar ” atau ” terlepas ”.
 Tertutup adalah keadaan terhubung antara kedua sisi kontak pemisah atau pemutus.
Sering disebut juga dengan istilah ”masuk”.
 Jatuh adalah keadaan membuka dari suatu pemutus tenaga akibat pekerjaannya relay
(peralatan pengaman).
 Masuk kembali adalah keadaan menutup atau menutup kembali suatu pemutus tenaga
akibat pekerjaannya relay ( misalnya relay reclosing ).
 Saluran bertegangan adalah saluran yang berada dalam kedaan masuk pada ujung yang
satu, tetapi ujung yang lain terbuka ( tidak berbeban ).
 Saluran berbeban adalah saluran yang berada dalam keadaan masuk pada ujung yang
satu tertutup dengan beban pada ujung yang lain.
 Saluran paralel adalah dua buah saluran atau lebih yang ujung-ujungnya terhubung
yang satu dengan yang lain.
 Trapo paralel adalah dua buah trapo atau lebih yang ujung-ujungnya terhubung satu
dengan yang lainnya.
Keadaan-Keadaan Khusus :
 Zone pekerjaan yaitu suatu tempat suatu jaringan ( yang dibatasi ), dimana sedang
berlangsung pekerjaan pengetesan / percobaan, atau pemeliharaan jaringan.
 Zone deteksi adalah suatu tempat jaringan ( yang dibatasi ), dimana sedang
berlangsung pekerjaan mendeteksi gangguan.

Persiapan Manuver Jaringan


Pekerjaan manuver jaringan apabila tidak dilakukan dengan hati-hati dan cermat,
desrtai dengan perlengkapan dan aturan-aturan, dapat membahayakan petugas pelaksana
maupun rusaknya peralatan jaringan. Karena itu suatu manuver jaringan perlu dipersiapkan
secara matang sehingga tidak terjadi kesalahan-kesalahan, dan sebaiknya bahkan dapat
dilakukan dengan keyakinan dan tanggung jawab sepenuhnya.
Persiapan itu berupa :
a. Mengetahui kedaan operasi normal maupun darurat dari jaringan melalui bagan
jaringan yang mutakhir. Kesalahan operasi dapat mengakibatkan pemadaman-pemadaman
yang tidak perlu.
b. Mengikuti secara kronologi keadaan-keadaan yang terjadi pada jaringan menuver-
manuver yang berlangsung, sehingga indikasi perubahan keadaan / posisi peralatan dapat
diketahui secara pasti.
c. Penggunaan alat komunikasi :
 Indikasi lawan bicara : nomor telepon atau tanda panggil
 Perhatikan pesan yang harus disampaikan, gunakan kalimat yang lengkap dan
sependek mungkin, ulangi apabila perlu untuk mencegah salah tangkap yang dapat
mengakibatkan kesalahan manuver.
 Laporan oleh pelaksana apabila pesan telah dilakukan dengan baik.
d. Pelaksana manuver lapangan mempersiapkan perlengkapan berupa :
 Perlengkapan pengaman
 Peralatan kerja
 Kendaraan
Termasuk perlengkapan pengaman adalah sarung tangan, sepatu pengaman, sabuk
pengaman, topi pengaman/helm, dsb. Peralatan kerja berupa megger, ampere tang, schakel
stock dan tester dan lain-lain.
Dengan kemajuan teknologi, manuver jaringan dapat dilakukan secara otomatis baik
dengan menggunakan alat kontrol lokal maupun melalui jarak jauh. Meskipun demikian
manuver-manuver yang dilakukan secara manual masih tetap diperlukan misalnya sebagian
besar gerdu distribusi, atau jika peralatan kontrol otomatis gagal bekerja, dan juga dijaringan
tegangan rendah.
Pada dasarnya tingkat-tingkat pelaksanaan manuver jaringan dapat digolongkan
sebagai berikut :
a. Manuver manual : mengiring orang ketempat.
b. Manuver dengan kontrol lokal : manuver sekumpulan peralatan dilapangan dilakukan
dari stasion kontrol yang tidak jauh dari peralatan, misalnya sistem kontrol di GI atau
pusat-pusat listrik.
c. Manuver kontrol dengan jarak jauh : manuver yang dilakukan dari suatu pusat kontrol,
untuk melayani daerah yang luas,

Keperluan akan tingkat pelaksanaan manuver yang lebih tinggi tentu dipertimbangkan
dari berbagai segi misalnya keadaan tempat serta kelangsungan penyaluran yang dikehendaki.
Suatu kota kecil dengan jaringan yang kecil dan sederhana tentu lebih praktis menggunakan
pelaksanaan manuver secara manual. Sebaliknya suatu kota metropolitan seperti Jakarta,
Bandung atau Surabaya yang merupakan pusat segala macam aktivitas, sangat perlu
dipertimbangkan memiliki suatu pusat pengaturan distribusi dengan kontrol jarak.
Manuver JTM dari suatu wilayah kelistrikan pun mungkin berbeda caranya. Dipusat
kota bisa menggunakan kontrol jarak dan manuver secara manual untuk beberapa gardu
sebagai penunjang, tapi dipinggiran atau luar kota semata-mata menghandalkan operasi
manual.

KESIMPULAN
Manuver merupakan suatu kegiatan untuk memisahkan daerah yang terganggu pada
saat bertegangan maupun tidak sehingga mengurangi daerah yang padam demi terciptanya
keandalan sistem. Dalam pekerjaan manuver harus dipersiapkan secara matang dan sebaik
mungkin serta harus dilakukan dengan cermat dan hati-hati sehingga tidak membahayakan
bagi keselamatan umum maupun pelaksana pekerjaan.
Yang penting adalah bagaimana melaksanakan manuver dengan efektif. Prosedur
operasi dalam manuver normal dan keadaan gangguan haruslah ditetapkan, dengan
menggunakan prinsip bahwa tingkat kelangsungan penyaluran harus dipertahankan setinggi
mungkin untuk meningkatkan keandalan sistem.

Anda mungkin juga menyukai