Anda di halaman 1dari 13

8.

Pemeliharaan Jaringan Sistem Distribusi Tenaga Listrik


Pemeliharaan merupakan suatu pekerjaan yang dimaksudkan untuk mendapatkan jaminan
bahwa suatu sistem atau peralatan akan berfungsi secara optimal, umur teknisnya meningkat
dan aman baik bagi personil maupun bagi masyarakat umum. Kegiatan pokok pemeliharaan
rutin ini ditentukan berdasarkan periode atau waktu pemeliharaan yaitu bulanan, triwulan,
semesteran atau tahunan.

8.1. Gardu Distribusi


Gardu Distribusi merupakan suatu bangunan gardu listrik berisi atau terdiri dari instalasi
Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Menengah (PHB-TM), Transformator Distribusi (TD)
dan Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB-TR) untuk memasok kebutuhan
tenaga listrik bagi para pelanggan baik dengan Tegangan Menengah (TM 20 kV) maupun
Tegangan Rendah (TR 220/380V).

Gambar 1 Gardu Distribusi


Berikut ini merupakan bagian komponen utama pada Gardu Distribusi meliputi :
1. Transformator : berfungsi sebagai trafo daya merubah tegangan menengah (20kV)
menjadi tegangan rendah (380/200)Volt.
2. Fuse Cut Out (CO) : Sebagai pengaman penyulang, bila terjadi gangguan di gardu
(trafo) dan melokalisir gangguan di trafo agar peralatan tersebut tidak rusak. CO
dipasang pada sisi tegangan menengah (20kV)
3. Arrester : sebagai pengaman trafo terhadap tegangan lebih yang disebabkan oleh
sambaran petir dan switching (SPLN se.022/PTS/73)
4. NH Fuse : sebagai pengaman trafo terhadap arus lebih yang terpasang pada sisi
tegangan rendah (20kV), maupun karena beban lebih.
5. Grounding Arrester : Untuk menyalurkan arus ketanah yang disebabkan oleh
tegangan lebih karena sambaran petir dan switching.
6. Grounding Trafo : Untuk menghindari tegangan lebih pada phasa yang sehat bila
terjadi gangguan satu phasa ke tanah maupun yang disebabkan oleh beban tidak
seimbang.
7. Grounding LV Panel : sebagai pengaman apabila terjadi arus bocor yang mengalir
pada LV Panel.
8. Isolasi : sebagai penyekat antara bagian bertegangan dengan tidak bertegangan.
Digunakan sebagai isolasi tegangan listrik antara kawat dengan tiang.
Dan berikut ini merupakan komponen Gardu Tiang Trafo pada sisi primer GTT :
1. Saluran sambungan (jamper) dari SUTM ke unit trafo (Primer Trafo) : Besar
arus sambungan SUTM menuju ke saluran trafo distribusi sisi primer dihitung
berdasarkan besar kapasitas daya trafo terpasang.
2. Cut Out (CO) : berfungsi untuk opersai dan sebagai unit trafo. Besar kapasitas CO
tergantung dari besar Fuse Link, dan besar Fuse Link harus disesuaikan dengan daya
trafo.
3. Ligthning Arrester (LA) : digunakan untuk pengamanan SUTM terhadap gangguan
tegangan lebih surja petir.
4. Saluran masukan
Pemeliharaan Gardu Distribusi merupakan kegiatan yang meliputi rangkaian tahapan
kerja mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga pengendalian dan evaluasi pekerjaan
pemeliharaan instalasi dan sistem distribusi yang dilakukan secara terjadwal (schedul)
ataupun tanpa jadual . Adapun beberapa hal yang perlu dilaksanakan untuk pemeliharaan
gardu distribusi, antara lain :

8.1.1. Proses Pemeliharaan Gardu Distribusi


Proses pemeliharaan gardu distribusi dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a) Gardu distribusi secara rutin dibersihkan dari kotoran / debu / sawang dan lain-lain,
sehingga permukaan isolator selalu bersih dari karbon yang terbentuk.
b) Perkembangan arus beban selalu diikuti untuk :evaluasi kapasitas trafo, konduktor,
rel, PMB (Pemutus Beban),pelebur, kabel agar arus beban yang mengalir,tidak sampai
membuat panas yang berlebihanyang bisa merusak.
c) Memeriksa tahanan kontak pada tiap sambungan. diantaranya pada kabel dan PMB,
PMB dan rel juga pada bantalan kontak PMB dan PMS atau PMT (Pemutus
Tenaga).Cara memeriksa tahanan kontak pada sambungan.
1. menyediakan sumber dc yang dapat diatur
2. membuat rangkaian pengukurannya
3. membuat nilai ammeter =100 A dan membaca mvolt
4. menghitung nilai tahanan = V/I
5. apabila nilai tahanan kontak tinggi menjadi sumber panas sewaktu dialiri arus listrik:
 baut dan mur dibuka kemudian permukaan kontak dibersihkan dan diratakan
 sambungan kembali dipasangkan
 mengukur kembali tahanan kontak
 mengulangi pembersihan permukaan kontak jika tahanan kontak masih buruk.
 Memeriksa tahanan isolasi peralatan TM.dengan megger 5000 volt dengan ketentuan:
nilai > 2000 MΩ.
 Trafo distribusi secara rutin dibersihkan dari kotoran / debu / sawang dan lain- lain
 Memeriksa gelas peduga minyak trafo distribusi bila warna minyak berubah maka
ganti atau bersihkan dengan oil refinery (pembersih minyak)
 Memeriksa tahanan kontak antara kabel – sepatu kabel dan terminal bushing trafo
distribusi
 Mengukur tahanan isolasi antar belitan(prim-sekund) dan antara belitan ke body trafo
distribusi

8.1.2. Pemeliharaan PHB-TR (Papan Hubung Bagi Tegangan Rendah)


a) Pemeliharaan Sakelar utama yang kena debu dan angus akibat terjadi busur api yang
besar pada alat kontak.
b) Pemeliharaan Mur & baud yang kendor .
c) Pemeliharaan Dudukan Nh Fuse ( Fuse base ) .
d) Penyesuaian Kapsitas beban pada NH Fuse

8.1.3. Pemeliharaan Arrester


a) Pemeliharaan kondisi fisik yang sering kena kotoran / jamur
b) Pemeliharaan pengawatan pada elektroda bagian atas dan bawah yang kendor
c) Pemeriksaan tahanan katup ( valve resistor ) dengan alat ukur tahanan isolasi

Pemeliharaan arrester adalah suatu kegiatan yang sangat penting, karena pemeliharaan
terbaik akan memperpanjang umur peralatan dan akan menjamin berfungsinya peralatan
dengan baik. Untuk mendapatkan operasi yang optimaldiperlukan pemeliharaan yang baik
terhadapperalatan. Untuk pemeliharaan arrester terdiridari:
1. Pemeliharaan Harian
 Memeriksa discharge counter dan mencatat bila ada kenaikan.
 Memeriksa rumah isolator secara visual (ada tidaknya keretakan)
 Memeriksa penunjukkan miliammeter
2. Pemeliharaan Tahunan
 Membersihkan rumah isolator dan memeriksa apakah ada keretakan
 Mengukur tahanan antara elektroda dengan elektroda apakah masih
memenuhi persyaratan
 Mengukur tahanan pentanahan arrester apakah masih memenuhi persyaratan
3. Pemeliharaan 10 Tahunan
8.1.4. Pemeliharaan Fuse Cut-Out
a) Pemeliharaan selongsong fuse masih laik atau tidak
b) Pemeliharaan pada dudukan selongsong fuse bagian atas yang kendor
c) Pemeriksaan arus pengenal pada fuse link

Pemeliharaan fuse cut out hanya sebatas pengecekan kondisi fuse tersebut serta
melakukan pembersihan terhadap debu dan kotoran lainnya yang melekat pada fuse tersebut.
Sedangkan untuk perbaikan fuse cut out sangat jrang dilakukan dikareanakn apabila telah
terjadi kerusakan pada fuse maka akan segera dilakukan penggantian.

8.1.5. Pemeriksaan Tahanan Pentanahan


a) Pemeriksaan pengawatan pentanahan pada arrester dan body trafo distribusi
b) Pengukuran nilai tanahan pentanahan dengan alat ukur pentanahan

8.1.6. Pemeliharaan Instalasi Gardu Distribusi


Instalasi gardu distribusi yang sudah lama terpasang akan terjadi kerusakan terutama
pada bagian titik sambung yang mur-bautnya kendor dan kena korosi, sehingga akan
mengakibatkan terjadinya unjuk kerja peralatan terpasang tidak sesuai dengan desainnya,
untuk mencegah terjadinya hal tersebut maka dilakukan pemeliharaan berbagai sistem ,
diantaranya :

a) Pemeliharaan Preventif
Pemeliharaan untuk mencegah terjadinya kerusakan peralatan yang lebih parah.
b) Pemeliharaan rutin
Pekerjaan pemeliharaan yang dilakukan secara berkala dan terus menerus untuk
mempertahankan kondisi jaringan agar tetap berada dalam kondisi baik dan prima.

c) Pemeliharaan prediktif
Sistem pemeliharaan yang berbasis kondisi ( Condition base maintenance) dengan
cara memonitor kondisi peralatan / jaringan secar on line maupun off line.

d) Pemeliharaan khusus / Darurat


Pekerjaan pemeliharaan untuk memperbaiki peralatan / jaringan yang rusak akibat
bencana alam , kebakaran, huru-hara dll.
PT. PLN (PERSERO) PROSEDURE KERJA Mulai berlaku :

DISTRIBUSI .............................................. PEMELIHARAAN …………………………

GARDU DISTRIBUSI Hingga :

…………………………

PETUGAS YANG TERLIBAT:

 Koordinator Perencanaan Pemeliharaan


 Koordinator Har Gardu & JTM
 Koordinator Logistik / Perbekalan
 Koordinator Yan GG / Piket
 Piket Bogor 5
 Asman PP
 Asman Pemeliharaan
 Asman Opdis
 Piket Pelayanan 123
 Asman Adm & Keu
 Koord Akutansi

PROSEDUR KERJA:

1. Koordinator Gardu dan JTM melaksanakan pemeriksaan Rutin secara Sistematis pada gardu dengan melakukan
pengamatan secara visual ( inspeksi ), bahkan bila perlu sampai pada tahap bongkar pasang atau diikuti dengan
pengujian untuk mendapatkan temuan hal-hal atau kelainan yang dicurigai / dikhawatirkan dapat mengakibatkan
timbulnya gangguan sebelum periode pemeriksaan berikutnya.

2. Hasil pemeriksaan dievaluasi dan dilaporkan secara tertulis oleh Koordinator Har Gardu, JTM ke Asisten
Manajer Pemeliharaan selanjutnya:
a. Mengadakan survay ulang untuk keakuratan data atau rencana kerja
b. Memilah jenis pekerjaan apabila bisa dilaksanakan dengan cara swakelola langsung dikerjakan
oleh Koord HAR JTM dan Gardu, berkoordinasi dengan Koord. Perbekalan
c. Apabila pekerjaannya memakan waktu lama dan volumenya banyak maka ditindak lanjut dengan
PK/SPK prosesnya dilaksanakan oleh Koord. Renhar.
3. Koord. Renhar melaksanakan :
a. Membuat RAB., PK/SPK selanjutnya dikoordinasikan dengan Koord ANGKEU untuk persetujuan
dan monitor anggaran sampai ke Manajer UJ.
b. Melakukan koordinasi dengan Koord. Perbekalan untuk persiapan material.
c. Menentukan dan memberikan PK/SPK ke Pihak ketiga sesudah berkoordinasi dengan Asman
Pemeliharaan.
d. Meminta Nomor PDP ke Koord. Akutansi untuk dasar pengebonan/pengembalian material serta
pemilahan jenis asset

4. Asman Opdist melakukan koordinasi dengan Asman Pel. Pelanggan dan Piket 123 untuk pemberitahuan
pemadaman ke masyarakat

5. Koordinator Har Gardu/JTM melaksanakan pekerjaan atas dasar PK/SPK yang diberikan oleh Koord. Renhar
sabagai pengendali dengan cara :
a. Melaksanakan pengawasan pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh pihak ke tiga/
Rekanan
b. Mengendalikan pemakaian material dan pengembaliannya
c. Mengadakan koordinasi langsung sesuai rencana yang sudah dibuat oleh Koord, Renhar sesuai
kebutuhan pelaksanaan pekerjaan dengan Opdist atau Piket 123 atau Service Point terkait
d. Membuat BA. Penyelesaian pekerjaan berkoordinasi dengan Koord. Renhar.

6. Koord. Renhar dan Koord. Har Gardu/JTM menyelesaikan administrasi teknik dengan cara :
a. Membuat laporan bulanan
b. Memasukkan data ke data asset atas dasar perubahan sesuai pelaksanaan pekerjaan
c. Mengirimkan berkas PK/SPK ke Koord. AngKeu , Koord. Akutansi dan Koord. Ren Opsys
7. Arsip.

SETUJU, Paraf :

Manajer UJ :……………. Manajer APJ :…………………


8.2. Jaringan Distribusi Tegangan Menengah
Perawatan dan pemeliharaan perlengkapan jaringan distribusi yang rutin bertujuan
untuk mengatasi penurunan etffisiensi dan kerusakan agar perlengkapan tersebut dapat
bekerja dengan baik sesuai fungsinya. Dalam hal ini perawatan dan pemeliharaan jaringan
yang dilakukan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) dengan sistem tanpa tegangan
(pemadaman) menjadi masalah vital yang dialami oleh konsumen maupun perusahaan listrik
karena dapat menurunkan kontinuitas pelayanan. Suplai tenaga listrik untuk pelanggan
menjadi terhambat dan tidak dapat melakukan proses produksi dengan optimal karena tenaga
listrik tidak tersalurkan. Kerugian yang dialami oleh perusahaan listrik sangatlah besar karena
adanya pemadaman listrik mengakibatkan banyaknya energi listrik yang hilang dan tidak
dapat terjualkan kepada konsumen.
Dikarenakan jaringan saluran udara digelar di alam bebas cenderung gangguan dari
lingkungan karena sebab alam cukup tinggi, diantaranya adalah:

 Petir
Karena ujung tiang biasanya lebih tinggi maka diharapkan sambaran langsung jarang
terjadi, kalau pun terjadi dan tahanan tanah tiang cukup tinggi, bisa flash over ke
konduktor fasa menyebabkan gangguan tanah
 Binatang
Burung, kalong, kodok besar, ular bisa menjadi penyebab gangguan hubung singkat 1
fasa ketanah, 2 fasa bahkan 3 fasa
 Manusia
Permainan layang-layang dapat menyebabkan kabel jaringan putus.
 Tumbuhan
Tumbuhan yang merambat dan dahan / ranting pohon besar dapat pula menjadi
penyebab gangguan
 Jumper putus
Karena korosi, terjadi pemburukan tahanan kontak jumper konduktor putus jatuh
ketanah
 Isolator retak atau pecah
Apabila terjadi isolator pecah mudah ditemukan namun apabila isolator retak sulit
ditemukan, keduanya dapat menjadi penyebab gangguan.
Dari beberapa penyebab diatas, berikut ini adalah kemungkinan dapat tidaknya
gangguan tersebut ditanggulangi:
 gangguan no 1 masih mungkin untuk dibuat perlindungannya
 gangguan dari sebab no 2 agak sulit ditanggulangi.
 gangguan dari sebab no 3 dan no 4 ditanggulangi dengan membuat aturan dan
pemeliharaan jaringan.
 gangguan dari sebab no 5 hindari proses korosi dengan sealer.
gangguan dari sebab no 6 (bila retak atau tembus) dicari dengan mengisolir seksi demi
seksi jaringan bila sudah bisa dipersempit, seksi yang isolatornya retak / tembusdiperiksa
dengan tegangan impuls

8.2.1. Proses Pemeliharaan Jaringan Tegangan Menengah


Dalam pemeliharaannya, pemeriksaan tahanan kontak yang buruk dilakukan dengan
cara pengamatan sambungan dengan gunakan thermovision. Bila ditemukan temperatur
tinggi pada sambungan, maka hal-hal yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

1. memadamkan jaringan,
2. mengukur tahanan kontak,
3. membersihkan permukaan kontak,
4. apabila klem penjepit sambungan rusak maka harusdiganti,
5. jaringan kembali disambungkan dan tahanan kontaknyakembali diukur,
6. apabila hasil ukur baik maka jaringan kembali dienergize.

8.2.2. Pemeliharaan Kawat Penghantar


Hal-hal yang perlu mendapat perhatian dalam pelaksanaan pemeliharaan kawat
penghantar, diantaranya adalah :
 Jarak aman (clearence).
 Andongan kawat (lendutan).
 Jamper/joint.
 Kondisi kawat/lingkungan.
 Pengikatan kawat.
8.2.3. Pemeliharaan Isolator Penghantar
Pemeriksaan isolator perlu diperhatikan dengan seksama karena isolasi sering menjadi
biang keladi dari gangguan operasi yang memusingkan petugas pengusut gangguan.
Dengan pemeriksaan isolator secara lebih teliti, mutu penyaluran tenaga listrik dapat
diperbaiki dan disamping itu dapat meringankan petugas pengusut/ mencari letak gangguan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan isolator diantaranya adalah :
1. Kondisi fisik isolator.
2. Tempat kedudukan isolator.
3. Pengikatan kawat pada isolator.

8.2.4. Pemeliharaan Tiang Penghantar


Tiang merupakan alat untuk menyangga kawat penghantar sehingga keadaannya aman
bagi keselamatan umum.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan tiang listrik
diantaranya adalah :
1. Letak kedudukan tiang.
2. Kondisi fisik tiang.
3. Tanda-tanda tiang listrik.
4. Pondasi tiang.
5. Kondisi tupang tarik dan tupang tekan.

8.2.5. Kegiatan Pemeliharaan Jaringan Distribusi Tegangan Menengah


Salah satu pemeliharaan secara preventive pada komponen jaringan adalah dengan
cara visual yang dapat melihat kondisi alat atau material yang ada pada jaringan distribusi.
Salah satu metode visual untuk membantu pelaksana menemukan kondisi tersebut adalah
melakukan inspeksi yaitu dengan menggunakan THERMOVISION (THERMOVISI).
sehingga dengan ini dapat mengetahui kondisi suhu material tersebut.
Gambar 2 Pengambilan gambar dengan thermovision
Tiang listrik baik tiang SUTM ataupun tiang SUTR yang ditancapkan pada tempat-
tempat yang tanahnya labil (dipinggir kolam, pinggir kali, pinggir tebing, dll) Lambat laun
dengan bertambahnya waktu akan miring dengan sendirinya dan membahayakan
masyarakat sekitar. Oleh karena itu butuh pemeliharaan dan perawatan, salah satu
solusinya yaitu memperbaiki tiang miring supaya berdiri tegak kembali, dan jika tanahnya
labil bisa dibangun pondasi pada bagian pangkalnya. Hasilnya walaupun tanah labil tiang
akan tetap berdiri kokoh dan tahan terhadap perubahan cuaca.Gambar berikut merupakan
kegiatan dari pemeliharaan tiang miring.

Gambar 3 Kegiatan pemeliharaan tiang Miring

Kode Unit : DIS.HAR.011(1).A

MEMELIHARA HANTARAN
SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH
1. PETUGAS YANG TERLIBAT.
1.1 Pelaksana Pemeliharaan.
1.2 Pengawas Pemeliharaan.
1.3 Pelaksana Lapangan.
1.4 Piket Pengatur APD.
1.5 Piket Pengatur TM.
1.6 Supervisor DALOPHARDIS.
1.7 Asman OPHARDIS.

2. PERALATAN KERJA.
2.1 Tangga fiberglass. 2.11 Kain majun katun warna putih.
2.2 Alat ukur tahanan pentanahan. 2.12 Kendaraan operasional.
2.3 Tool set.
2.4 Tang kombinasi.
2.5 Tang pres.
2.6 Gergaji kayu.
2.7 Golok.
2.8 Comelong.
2.9 Koping hoice / tackle.
2.10 Camera digital.

3. PERLENGKAPAN K3.
3.1 Pakaian kerja.
3.2 Helm pengaman.
3.3 Sabuk pengaman /safety belt.
3.4 Sepatu karet.
3.5 Sarung tangan.
3.6 Grounding system.
3.7 Perlengkapan P3K.

4. PERALATAN BANTU.
4.1 Cairan TCE / Alkohol 90 %.

5. MATERIAL.
5.1 Joint non tension sleeve.
5.2 Compresion connector.

6. LANGKAH KERJA.
6.1 Pengawas Pemeliharaan :
6.1.1 Memberi pengarahan urutan pelaksanaan kerja kepada Pelaksana Pemeliharaan dan
memeriksa pemakaian peralatan K3.
6.1.2 Melapor kepada Piket Pengatur TM bahwa pekerjaan pemeliharaan hantaran SUTM
penyulang ……………….. GI ……………….. potongan gardu/LBS …………… sampai
dengan gardu/LBS …………… siap dilaksanakan dan mohon SUTM dibebaskan tegangan.
6.2 Piket Pengatur TM berkoordinasi dengan Piket Pengatur APD dan memerintahkan Pelaksana
Lapangan membebaskan tegangan SUTM yang akan dipelihara.
6.3 Pengawas Pemeliharaan menerima informasi dari Pelaksana Lapangan bahwa SUTM sudah bebas
tegangan, dan memerintahkan Pelaksana Pemeliharaan memulai pelaksanaan pemeliharaan.
6.4 Pelaksana Pemeliharaan :
6.4.1 Meyakinkan bahwa SUTM benar-benar sudah bebas tegangan dengan mengecek tegangan
menggunakan schackel stock TM, dan bila sudah tidak ada tegangan pasang grounding
system dan buat foto dokumentasi.
6.4.2 Membersihkan hantaran SUTM dari benda asing (benang layang-layang, umbul-umbul,
sarang burung), memotong cabang / ranting pohon sehingga jarak hantaran dengan pohon ± 2
meter.
6.4.3 Memperbaiki andongan hantaran yang kendor, sehingga andongan ± 0,5 meter.
6.4.4 Memeriksa sambungan-sambungan / jumper-jumper, bila ada yang kendor dikencangkan atau
diganti dengan joint non tension sleeve / compresion connector.
6.4.5 Membersihkan debu dan kotoran yang menempel pada isolator dengan cairan TCE / alkohol
90 %, dan bila ada yang cacat / rusak lakukan penggantian.
6.4.6 Memperbaiki ikatan kawat pada isolator yang rusak.
6.4.7 Memeriksa system pentanahan arrester, mengukur tahanan pentanahan arrester, dan mencatat
dalam check list pemeliharaan.
6.4.8 Meyakinkan bahwa tidak ada peralatan yang tertinggal pada SUTM, melepas grounding
system dan buat foto dokumentasi.
6.5 Pengawas Pemeliharaan :
6.5.1 Memeriksa hasil pemeliharaan.
6.5.2 Melaporkan ke Piket Pengatur TM bahwa pekerjaan pemeliharaan SUTM selesai dan SUTM
siap dioperasikan.
6.5.3 Membuat laporan hasil pemeliharaan.
6.6 Piket Pengatur TM berkoordinasi dengan Piket Pengatur APD dan memerintahkan Pelaksana
Lapangan untuk menormalkan SUTM.
6.7 Supervisor DALOPHARDIS dan Asman OPHARDIS menganalisa dan mengevaluasi hasil
pemeliharaan tersebut.

Menyetujui,
GENERAL MANAGER MANAJER BIDANG DISTRIBUSI

Anda mungkin juga menyukai