Pemeliharaan arrester adalah suatu kegiatan yang sangat penting, karena pemeliharaan
terbaik akan memperpanjang umur peralatan dan akan menjamin berfungsinya peralatan
dengan baik. Untuk mendapatkan operasi yang optimaldiperlukan pemeliharaan yang baik
terhadapperalatan. Untuk pemeliharaan arrester terdiridari:
1. Pemeliharaan Harian
Memeriksa discharge counter dan mencatat bila ada kenaikan.
Memeriksa rumah isolator secara visual (ada tidaknya keretakan)
Memeriksa penunjukkan miliammeter
2. Pemeliharaan Tahunan
Membersihkan rumah isolator dan memeriksa apakah ada keretakan
Mengukur tahanan antara elektroda dengan elektroda apakah masih
memenuhi persyaratan
Mengukur tahanan pentanahan arrester apakah masih memenuhi persyaratan
3. Pemeliharaan 10 Tahunan
8.1.4. Pemeliharaan Fuse Cut-Out
a) Pemeliharaan selongsong fuse masih laik atau tidak
b) Pemeliharaan pada dudukan selongsong fuse bagian atas yang kendor
c) Pemeriksaan arus pengenal pada fuse link
Pemeliharaan fuse cut out hanya sebatas pengecekan kondisi fuse tersebut serta
melakukan pembersihan terhadap debu dan kotoran lainnya yang melekat pada fuse tersebut.
Sedangkan untuk perbaikan fuse cut out sangat jrang dilakukan dikareanakn apabila telah
terjadi kerusakan pada fuse maka akan segera dilakukan penggantian.
a) Pemeliharaan Preventif
Pemeliharaan untuk mencegah terjadinya kerusakan peralatan yang lebih parah.
b) Pemeliharaan rutin
Pekerjaan pemeliharaan yang dilakukan secara berkala dan terus menerus untuk
mempertahankan kondisi jaringan agar tetap berada dalam kondisi baik dan prima.
c) Pemeliharaan prediktif
Sistem pemeliharaan yang berbasis kondisi ( Condition base maintenance) dengan
cara memonitor kondisi peralatan / jaringan secar on line maupun off line.
…………………………
PROSEDUR KERJA:
1. Koordinator Gardu dan JTM melaksanakan pemeriksaan Rutin secara Sistematis pada gardu dengan melakukan
pengamatan secara visual ( inspeksi ), bahkan bila perlu sampai pada tahap bongkar pasang atau diikuti dengan
pengujian untuk mendapatkan temuan hal-hal atau kelainan yang dicurigai / dikhawatirkan dapat mengakibatkan
timbulnya gangguan sebelum periode pemeriksaan berikutnya.
2. Hasil pemeriksaan dievaluasi dan dilaporkan secara tertulis oleh Koordinator Har Gardu, JTM ke Asisten
Manajer Pemeliharaan selanjutnya:
a. Mengadakan survay ulang untuk keakuratan data atau rencana kerja
b. Memilah jenis pekerjaan apabila bisa dilaksanakan dengan cara swakelola langsung dikerjakan
oleh Koord HAR JTM dan Gardu, berkoordinasi dengan Koord. Perbekalan
c. Apabila pekerjaannya memakan waktu lama dan volumenya banyak maka ditindak lanjut dengan
PK/SPK prosesnya dilaksanakan oleh Koord. Renhar.
3. Koord. Renhar melaksanakan :
a. Membuat RAB., PK/SPK selanjutnya dikoordinasikan dengan Koord ANGKEU untuk persetujuan
dan monitor anggaran sampai ke Manajer UJ.
b. Melakukan koordinasi dengan Koord. Perbekalan untuk persiapan material.
c. Menentukan dan memberikan PK/SPK ke Pihak ketiga sesudah berkoordinasi dengan Asman
Pemeliharaan.
d. Meminta Nomor PDP ke Koord. Akutansi untuk dasar pengebonan/pengembalian material serta
pemilahan jenis asset
4. Asman Opdist melakukan koordinasi dengan Asman Pel. Pelanggan dan Piket 123 untuk pemberitahuan
pemadaman ke masyarakat
5. Koordinator Har Gardu/JTM melaksanakan pekerjaan atas dasar PK/SPK yang diberikan oleh Koord. Renhar
sabagai pengendali dengan cara :
a. Melaksanakan pengawasan pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh pihak ke tiga/
Rekanan
b. Mengendalikan pemakaian material dan pengembaliannya
c. Mengadakan koordinasi langsung sesuai rencana yang sudah dibuat oleh Koord, Renhar sesuai
kebutuhan pelaksanaan pekerjaan dengan Opdist atau Piket 123 atau Service Point terkait
d. Membuat BA. Penyelesaian pekerjaan berkoordinasi dengan Koord. Renhar.
6. Koord. Renhar dan Koord. Har Gardu/JTM menyelesaikan administrasi teknik dengan cara :
a. Membuat laporan bulanan
b. Memasukkan data ke data asset atas dasar perubahan sesuai pelaksanaan pekerjaan
c. Mengirimkan berkas PK/SPK ke Koord. AngKeu , Koord. Akutansi dan Koord. Ren Opsys
7. Arsip.
SETUJU, Paraf :
Petir
Karena ujung tiang biasanya lebih tinggi maka diharapkan sambaran langsung jarang
terjadi, kalau pun terjadi dan tahanan tanah tiang cukup tinggi, bisa flash over ke
konduktor fasa menyebabkan gangguan tanah
Binatang
Burung, kalong, kodok besar, ular bisa menjadi penyebab gangguan hubung singkat 1
fasa ketanah, 2 fasa bahkan 3 fasa
Manusia
Permainan layang-layang dapat menyebabkan kabel jaringan putus.
Tumbuhan
Tumbuhan yang merambat dan dahan / ranting pohon besar dapat pula menjadi
penyebab gangguan
Jumper putus
Karena korosi, terjadi pemburukan tahanan kontak jumper konduktor putus jatuh
ketanah
Isolator retak atau pecah
Apabila terjadi isolator pecah mudah ditemukan namun apabila isolator retak sulit
ditemukan, keduanya dapat menjadi penyebab gangguan.
Dari beberapa penyebab diatas, berikut ini adalah kemungkinan dapat tidaknya
gangguan tersebut ditanggulangi:
gangguan no 1 masih mungkin untuk dibuat perlindungannya
gangguan dari sebab no 2 agak sulit ditanggulangi.
gangguan dari sebab no 3 dan no 4 ditanggulangi dengan membuat aturan dan
pemeliharaan jaringan.
gangguan dari sebab no 5 hindari proses korosi dengan sealer.
gangguan dari sebab no 6 (bila retak atau tembus) dicari dengan mengisolir seksi demi
seksi jaringan bila sudah bisa dipersempit, seksi yang isolatornya retak / tembusdiperiksa
dengan tegangan impuls
1. memadamkan jaringan,
2. mengukur tahanan kontak,
3. membersihkan permukaan kontak,
4. apabila klem penjepit sambungan rusak maka harusdiganti,
5. jaringan kembali disambungkan dan tahanan kontaknyakembali diukur,
6. apabila hasil ukur baik maka jaringan kembali dienergize.
MEMELIHARA HANTARAN
SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH
1. PETUGAS YANG TERLIBAT.
1.1 Pelaksana Pemeliharaan.
1.2 Pengawas Pemeliharaan.
1.3 Pelaksana Lapangan.
1.4 Piket Pengatur APD.
1.5 Piket Pengatur TM.
1.6 Supervisor DALOPHARDIS.
1.7 Asman OPHARDIS.
2. PERALATAN KERJA.
2.1 Tangga fiberglass. 2.11 Kain majun katun warna putih.
2.2 Alat ukur tahanan pentanahan. 2.12 Kendaraan operasional.
2.3 Tool set.
2.4 Tang kombinasi.
2.5 Tang pres.
2.6 Gergaji kayu.
2.7 Golok.
2.8 Comelong.
2.9 Koping hoice / tackle.
2.10 Camera digital.
3. PERLENGKAPAN K3.
3.1 Pakaian kerja.
3.2 Helm pengaman.
3.3 Sabuk pengaman /safety belt.
3.4 Sepatu karet.
3.5 Sarung tangan.
3.6 Grounding system.
3.7 Perlengkapan P3K.
4. PERALATAN BANTU.
4.1 Cairan TCE / Alkohol 90 %.
5. MATERIAL.
5.1 Joint non tension sleeve.
5.2 Compresion connector.
6. LANGKAH KERJA.
6.1 Pengawas Pemeliharaan :
6.1.1 Memberi pengarahan urutan pelaksanaan kerja kepada Pelaksana Pemeliharaan dan
memeriksa pemakaian peralatan K3.
6.1.2 Melapor kepada Piket Pengatur TM bahwa pekerjaan pemeliharaan hantaran SUTM
penyulang ……………….. GI ……………….. potongan gardu/LBS …………… sampai
dengan gardu/LBS …………… siap dilaksanakan dan mohon SUTM dibebaskan tegangan.
6.2 Piket Pengatur TM berkoordinasi dengan Piket Pengatur APD dan memerintahkan Pelaksana
Lapangan membebaskan tegangan SUTM yang akan dipelihara.
6.3 Pengawas Pemeliharaan menerima informasi dari Pelaksana Lapangan bahwa SUTM sudah bebas
tegangan, dan memerintahkan Pelaksana Pemeliharaan memulai pelaksanaan pemeliharaan.
6.4 Pelaksana Pemeliharaan :
6.4.1 Meyakinkan bahwa SUTM benar-benar sudah bebas tegangan dengan mengecek tegangan
menggunakan schackel stock TM, dan bila sudah tidak ada tegangan pasang grounding
system dan buat foto dokumentasi.
6.4.2 Membersihkan hantaran SUTM dari benda asing (benang layang-layang, umbul-umbul,
sarang burung), memotong cabang / ranting pohon sehingga jarak hantaran dengan pohon ± 2
meter.
6.4.3 Memperbaiki andongan hantaran yang kendor, sehingga andongan ± 0,5 meter.
6.4.4 Memeriksa sambungan-sambungan / jumper-jumper, bila ada yang kendor dikencangkan atau
diganti dengan joint non tension sleeve / compresion connector.
6.4.5 Membersihkan debu dan kotoran yang menempel pada isolator dengan cairan TCE / alkohol
90 %, dan bila ada yang cacat / rusak lakukan penggantian.
6.4.6 Memperbaiki ikatan kawat pada isolator yang rusak.
6.4.7 Memeriksa system pentanahan arrester, mengukur tahanan pentanahan arrester, dan mencatat
dalam check list pemeliharaan.
6.4.8 Meyakinkan bahwa tidak ada peralatan yang tertinggal pada SUTM, melepas grounding
system dan buat foto dokumentasi.
6.5 Pengawas Pemeliharaan :
6.5.1 Memeriksa hasil pemeliharaan.
6.5.2 Melaporkan ke Piket Pengatur TM bahwa pekerjaan pemeliharaan SUTM selesai dan SUTM
siap dioperasikan.
6.5.3 Membuat laporan hasil pemeliharaan.
6.6 Piket Pengatur TM berkoordinasi dengan Piket Pengatur APD dan memerintahkan Pelaksana
Lapangan untuk menormalkan SUTM.
6.7 Supervisor DALOPHARDIS dan Asman OPHARDIS menganalisa dan mengevaluasi hasil
pemeliharaan tersebut.
Menyetujui,
GENERAL MANAGER MANAJER BIDANG DISTRIBUSI